Anda di halaman 1dari 8

Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat ………………….

44
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

EKSISTENSI HAK ULAYAT DI INDONESIA

Oleh : Rosalina

ABSTRACT

Communal Land Rights is the right of the highest land tenure of indigenous people.
Indigenous groups is a unity that has a specific area, have a legal entity, has the authority and
has its own wealth. rights applicable exit and into the Communal Land. into force because the
only alliance in the sense that all citizens can reap the rewards of the land and all plants and
animals that hidupdalam fellowship area. The right of association was substantially restrict
freedom of the citizen as an individual effort, for the sake of fellowship. Valid exit, because
instead of the customary law community, in principle, not allowed to participate received his/
working the land which is the fellowship area concerned. Only with the permission of the
fellowship as well as pay compensation outsiders can get a chance to participate and use
communal land. Along with the development of life, then the use of communal land is not only
used to meet together, but also members of the public are allowed to use some lands to be used to
meet their individual needs. Individual mastery of this process continues for generations and is
recognized by the indigenous people.

Keyword: existence, customary rights

A. LATAR BELAKANG. Hak ulayat itu sendiri bagian yang tidak


terpisahkan dari masyarakat hukum adat.
Tanah merupakan sumber daya Bagi masyarakat hukum adat tanah itu
penting dan strategis karena menyangkut hajat mempunyai kedudukan yang sangat penting
hidup seluruh masyarakat Indonesia yang karena merupakan satu-satunya benda
sangat mendasar, karena tanah memiliki kekayaan yang bersifat tetap dalam
karaakteristik yang bersifat multi dimensi, keadaannya, bahkan lebih menguntungkan.
multi sektoral, multi disiplin dan memiliki Selain itu tanah merupakan tempat tinggal,
kompleksitas yang tinggi. tempat pencaharian, tempat penguburan,
Sejarah hukum pertanahan di bahkan menurut kepercayaan mereka adalah
Indonesia tidak terlepas dari hak ulayat. Jauh tempat tinggal dayang-dayang pelindung
sebelum terciptanya UU No 5 Tahun 1960 persekutuan dan para leluhur persekutuan
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Soerejo Wignjodipoero, dalam Aminuddin
(UUPA), masyarakat hukum kita telah Salle 2007)
mengenal hak ulayat. Hak ulayat sebagai Pada garis besarnya pada masyarakat
hubungan hukum yang konkret, pada asal hukum adat terdapat 2 (dua) jenis hak atas
mulanya diciptakan oleh nenek moyang atau tanah yaitu hak perseorangan dan hak
kekuatan gaib, pada waktu meninggalkan atau persekutuan hukum atas tanah. Para
menganugerahkan tanahyang bersangkutan anggotapersekutuan hukum berhak untuk
kepada orang-orang yang merupakan mengambil hasil tumbuh-tumbuhan dan
kelompok tertentu (Boedi Harsono, 1999). binatang liar dari tanah persekutuan hukum
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 45
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

tersebut. Selain itu mereka berhak keberadaan hak ulayat dalam Hukum Positif
mengadakan hubungan hukum tertentu Indonesia khususnya di bidang hukum
dengan tanah serta semua isi yang ada di atas pertanahan.
tanah persekutuan hukum sebagai objek Dalam makalah ini akan disajikan
(Aminuddin Salle, 2007) bahasan mengenai hak ulayat dengan rumusan
Hukum tanah adat yang murni masalah sebagai berikut :
berkonsepsi komunalistik, yang mewujudkan 1. Bagaimana eksistensi hak ulayat dalam
semangat gotong royong dan kekeluargaan, hukum positif Indonesia?
yang diliputi suasana religius. Tanah 2. Bagaimana batasan-batasan hak ulayat
merupakan tanah bersama kelompok teritorial dalam hukum pertanahan Indonesia?
atau genealogik. Hak-hak perorangan atas
tanah secara langsung ataupun tidak langsung
bersumber pada hak bersama tersebut. Oleh
karena, itu biarpun sifatnya pribadi, dalam arti B. METODE PENULISAN
penggunaannya untuk kepentingan pribadi
dan keluarganya, tetapi berbeda dengan hak- Metode yang digunakan dalam
hak dalam Hukum Tanah Barat, sejak penulisan adalah dengan menggunakan tipe
kelahirannya sekaligus dalam dirinya sudah penelitian hukum normatif, yakni
terkandung unsur kebersamaan. Sifat mengkonsepsikan hukum sebagai norma,
komunalistik menunjuk kepada adanya hak kaidah, asas, atau dogma-dogma, dengan
bersama para anggota masyarakat hukum adat menggunakan pendekatan perundang-
atas tanah, yang dalam kepustakaan hukum undangan atau Statute Approach1 yang
disebut Hak Ulayat. (Boedi Harsono, 1999) dijelaskan secara deskriptif berdasarkan
Seiring perkembangan zaman, permasalahan dengan berbagai aturan-aturan
pergerakan pola hidup dan corak produksi hukum dan literatur, serta mencari suatu opini
masyarakat Indonesia dari pola-pola atau hukum tentang masalah yang menjadi objek
corak-corak tradisional menuju ke pola atau permasalahan.
corak yang modern mengakibatkan
tergerusnya secara perlahan nilai-nilai yang
terkandung dalam hak ulayat. Dewasa ini
masyarakat tidak lagi mengedepankan C. PEMBAHASAN
kebersamaan tetapi cenderung untuk berpikir
individualistik. 1. Hak Milik Menurut Hukum Adat
Saat ini meskipun Indonesia telah
memiliki unifikasi hukum pertanahan yang Dalam hubungannya dengan tanah,
berpuncak di UU No. 5 Tahun 1960 tentang menurut hukum adat tertanam suatu
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria kepercayaan bahwa bagi setiap kelompok
(UUPA). Dengan adanya UUPA tersebut, masyarakat hukum adat, tersedia suatu
tidak ada lagi dualisme hukum pertanahan, lingkungan tanah sebagai pemberian dari
dimana hukum yang berlku didasarkan pada sesuatu kekuatan gaibsebagai pendukung
golongan masing-masing namun penting kehidupan kelompokdan para anggotanya
untuk diingat bahwa hukum adat dan sepanjang zaman. Artinya bukan hanya untuk
termasuk pula didalamnya ada hak ulayat kepentingan satu generasi melainkan untuk
adalah merupakan dasa hukum Tanah
1
Nasional. Olehnya itu adalah sesuatu yang Peter Mahmud Marzuki; Penelitian Hukum;
sangat rasional untuk melihat dan mengkaji Jakarta; Kencana Prenada Media Group; 2005;
hal. 96
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 46
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

generasi berikutnya dari kelompok hukum adat dapat menentukan peruntukan dan
adat tersebut. Lingkungan yang merupakan penggunaan selanjutnya.
faktor pendukung kehidupan kelompok dan Menurut Rustandi Ardiwilaga (1962
para anggotanya adalah kepunyaan bersama :47-48), bahwa lahirnya pemilikan tanah bagi
masyarakat hukum adat. Hak kepunyaan individu umumnya diawali pembukaan tanah
secara bersama disebut beschikkingrecht yang yang diberitahukan kepada kepala
diterima dalam perundang-undangan sebagai persekutuan hukum dan diberikan tanda
hak ulayat yang merupakan hak atas bahwa tanda itu akan digarap. Tanda itu,
penguasaan atas tanah yang tertinggal dari merupakan tanda pelarangan sehingga hasil
masyarakat hukum adat. Kelompok pohon, tanah ataupun kolam yang ada hanya
masyarakat adat ini merupakan kesatuan yang untuk yang berkepentingan saja, orang lain
mempunyai wilayah tertentu, mempunyai tidak boleh menggunakan dan mengambil
kesatuan hukum, mempunyai penguasa dan hasilnya. Bentuk usaha seperti ini bersifat
mempunyai kekayaan tersendiri. sementara, merupakan hak memungut hasil
Menurut Bushar Muhammad (genotsrecht), setelah panen ditinggalkan dan
(2002:104), hak ulayat berlaku keluar dan menggarap tanah di tempat yang lain yang
kedalam. Berlaku keluar, karena bukan warga belum pernah dibuka. Walaupun hak
masyarakat hukum pada prinsipnya tidak memungut hasil hanya satu sampai dua musim
diperbolehkan turut mengenyam/ saja, hal ini tidak menghilangkan hubungan
menggaraptanah yang merupakan wilayah antara penggarap dengan tiap-tiap ladangyang
persekutuan yang bersangkutan. Hanya pernah digarap, biasanya setelah tiga tahun
dengan seizin persekutuan. Serta membayar penggarap kembali ke ladang yang
ganti rugi orang luar dapat memperoleh ditinggalkan sehingga hubungan ini dapat
kesempatan untuk ikut serta menggunakan diwariskan ke anak cucunya. Ladang
hak ulayat. Berlaku kedalam, karena hanya berpindang bersifat ladang milik. Dengan
persekutuan dalam arti seluruh warganya yang demikian hak milik diperoleh dengan
dapat memetik hasil dari tanah serta segala pembukaan tanah, setelah lebih dulu dibuat
tumbuhan dan binatang yang hidup dalam tanda-tanda batasnya.
wilayah persekutuan. Hak persekutuan itu Dalam konsesi hak bersama, para
pada hakikatnya membatasi kebebasan usaha anggota masyarakat diliputi suasana magis
para warga sebagai perorangan, demi religius sebagai keyakinan bahwa tanah
kepentingan persekutuan. merupakan karunia dari Tuahan Yang maha
Seiring dengan perkembangan Esa, karena itu mereka menyadari
kehidupan, maka penggunaan tanah ulayat kewajibannya untuk menjaga, menggunakan,
tidak hanya digunakan untuk memenuhi serta memelihara dengan baik sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Proses penguasaan norma-norma sebagai kristalisasi nilai luhur
individu ini terus berlangsung secara turun kehidupan yang telah dibentuk dan dihormati
temurun dan diakui oleh masyarakat hukum dulu. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
adat. Selain dalam penggunaan tanah tersebut disimpulkan bahwa mengenai proses lahirnya
sesuai dengan peraturan yang berlaku maka hak individu yang merupakan awal
anggota masyarakat lain harus kepemilikan atas tanah menurut hukum adat,
menghormatinya dan tidak boleh pada dasarnya meliputi unsur :
mengganggunya. Apabila ditelantarkan dalam a. Penguasaan secara individu dan turun
jangka waktu tertentu, atau diperlukan untuk temurun
kepentingan yang lebih luas, maka penguasa b. Penguasaan itu digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 47
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

c. Pemanfaatan tanah dengan tetap hukum adat, yang berhubungan dengan tanah
memelihara keselarasan kepentingan yang terletak dalam wilayahnya. Hak Ulayat
individu dan masyarakat merupakan pendukung utama penghidupan
d. Memperoleh pengakuan dari penguasa adat dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan
dan dihormati oleh tetangga berbatasan dan sepanjang masa.
masyarakat adat lainnya Hak Ulayat adalah nama yang diberikan
e. Penguasa adat mempunyai kewenangan para ahli hukum pada lembaga hukum dan
mengatur peruntukan dan penguasaan hubungan hukum konkret antara masyarakat-
tanah masyarakat hukum adat dengan tanah
f. Ada hubungan yang bersifat “magis wilayahnya, yang disebut tanah ulayat. Hak
religius” antara manusia dan tanah Ulayat masyarakat hukum adat mempunyai
unsur :
- Mengandung hak kepunyaan bersama atas
2. Pengertian Hak Ulayat tanah bersama anggota atau warganya,
yang termasuk bidang hukum perdata.
UUPA tidak memberikan pengertian hak - Mengandung unsur kewajiban mengelola,
ulayat, kecuali menyebutkan yang dimaksud mengatur dan memimpin penguasaan,
hak ulayat adalah apa yang di dalam pemeliharaan, peruntukan dan
perpustakaan hukum adat disebut penggunaannya, yang termasuk dalam
“beschikkingsrecht” (penjelasan Pasal 3 hukum publik.
UUPA). Menurut Maria Sumardjono, dapatlah
Menurut Ter Haar (dalam Farida dikatakan, bahwa kriteria penentu masih ada
Patittingi) hak ulayat adalah hak untuk atau tidaknya hak ulayat, harus dilihat pada
mengambil manfaat dari tanah, perairan, tiga hal, yaitu :
sungai, danau, perairan pantai,laut, tanaman- 1. Adanya masyarakat hukum adat yang
tanaman dan binatang yang ada di wilayah memenuhi ciri-ciri tertentu sebagai subjek
masyarakat hukum adat yang bersangkutan hak ulayat
Menurut Pasal 1 angka 4 RUU SDAgraria 2. Adanya tanah/wilayah dengan batas-batas
(dalam Farida Patittingi) hak ulayat adalah tertentu sebagai lebensraum yang
kewenangan masyarakat hukum adat untuk merupakan obyek hak ulayat.
mengatur secara bersama-sama pemanfaatan 3. Adanya kewenangan masyarakat hukum
tanah, perairan, tanaman serta binatang- adat untuk melakukan tindakan-tindakan
binatang yang ada di wilayah masyarakat tertentu.
hukum yang bersangkutan, sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional.
Farida Patittingi sendiri memberikan 3. Hubungan Antara Hak Ulayat Dan
definisi Hak Ulayat adalah hak masyarakat Hak Perseorangan
hukum adat terhadap tanah dan perairan serta
isinya yang ada di wilayahnya berupa Sihombing (dalam Sri Susyanti Nur,
wewenang menggunakan dan mengatur segala 2005 :55) membagi hukum tanah adat dalam 2
sesuatu yang berhubungan dengan tanah dan jenis yaitu :
perairan serta lingkungan wilayahnya di a. Hukum Tanah Adat Masa Lalu
bawah pimpinan kepala adat. Ciri-ciri hukum adat masa lampau adalah
Sementara itu Boedi Harsono (1999) tanah-tanah yang dimiliki dan dikuasai
bahwa Hak Ulayat merupakan seperangkaian oleh seseorang dan atau sekelompok
wewenang dan kewajiban suatu masyarakat masyarakat adat yang memiliki dan
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 48
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

menguasai serta menggarap, mengerjakan sebagai petugas masyarakat hukum adat


secara tetap maupun berpindah-pindah berwenang mengelola, mengatur dan
sesuai dengan daerah, suku, dan budaya memimpin peruntukan, penguasaan,
hukumnya, kemudian secara turun temurun penggunaan dan pemeliharaan tanah bersama
masih berada di lokasi daerah tersebut, dan tersebut. Tugas kewenangan ini beraspek
atau mempunyai tanda-tanda fisik berupa hukum publik semata.
sawah, ladang, hutan dan simbol-simbol Kemudian ada berbagai hak-hak atas
berupa makam, patung, rumah-rumah adat, tanah yang dikuasai oleh para warga
dan bahasa daerah sesuai dengan daerah masyarakat hukum adat yang bersangkutan,
yang ada di Negara Republik Indonesia. yang semuanya secara langsung ataupun tidak
b. Hukum Tanah Adat Masa Kini langsung bersumber pada hak ulayat sebagai
Ciri-ciri tanah hukum adat masa kini hak bersama.
adalah tanah-tanah yang dimiliki oleh Dengan demikian tata susunan dan
seseorang atau sekelompok masyarakat hirarki hak-hak penguasaan tanah dalam
adat dan masyarakat di daerah hukum adat adalah:
pedesaanmaupun kawasan perkotaan. a. Hak ulayat masyarakat hukum adat,
Sesuai dengan daerah suku dan budaya sebagai hak penguasaan tertinggi,
hukumnyakemudian secara turun temurun beraspek hukum keperdataan dan hukum
atau telah berpindah tangan kepada orang publik;
lain dan mempunyai bukti-bukti b. Hak kepala adat dan para tetua adat, yang
kepemilikan serta secara fisik dimiliki atau bersumber pada hak ulayat dan beraspek
dikuasai sendiri dan atau dikuasai hukum publik semata;
orang/badan hukum. c. Hak-hak atas tanah sebagai hak-hak
Oleh karena itu dapat dinyatakan individual yang secara langsung ataupun
bahwa hubungan antara Hak Ulayat dengan tidak langsung bersumber pada hak ulayat
Hak milik Perorangan yakni semakin kuat hak dan beraspek hukum keperdataan.
ulayat, maka semakin lemah hak perorangan
dan sebaliknya semakin lemah hak ulayat
maka semakin kuat hak perorangan. 5. Eksistensi Hak Ulayat Dalam Hukum
Positif Indonesia

4. Sistem Hak-Hak Penguasaan Atas Gerakan reformasi yang di mulai pada


Tanah (disadur dari Boedi Harsono, tahun 1998 tidak hanya menghadirkan suatu
1999:183) kebaruan dalam bernegara dan bermasyarakat
di Indonesia, tetapi juga menghidupkan
Dalam hukum adat hak penguasaan kembali perdebatan lama ke dalam masa
tanah yang tertinggi adalah hak ulayat, yang transisi. Konsep tentang hubungan negara
mengandung 2 (dua) unsur yang beraspek dengan sumberdaya alam, atau hak
hukum keperdataan dan hukum publik. masyarakat atas sumberdaya alam menguat
Subyek hak ulayat adalah masyarakat hukum pada tahap pewacanaan dan gerakan. Paket
adat, baik teritorial ataupun genealogik, empat kali amandemen UUD 1945 (1999-
sebagai bentuk bersama para warganya. Tanah 2002) menjadi ruang dimana pertarungan ide
hak ulayat adalah tanah bersama para warga berlangsung. Setidaknya ada dua komponen
masyarakat hukum adat yang bersangkutan. yang berkaitan dengan relasi antara
Di bawah hak ulayat adalah Hak masyarakat adat dengan sumberdaya alam
Kepala Adat dan para Tetua Adat, yang (hak ulayat) serta relasi antara negara dengan
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 49
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

sumberdaya alam, yang mesti dilihat sebagai 2004 tentang Perkebunan, Undang-undang
suatu keterkaitan. Keterkaitan itu beranjak Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, Undang-
dari asumsi bahwa “hak” merupakan tema undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
yang bersifat formal, relasional dan diskretif. Perikanan, dan Undang-undang Nomor 41
Pengakuan terhadap masyarakat hukum Tahun 1999 tentang Kehutanan.
adat dan hak-haknya dinyatakan dalam pasal
18B ayat 2 (amandemen kedua) menyebutkan
bahwa “Negara mengakui dan menghormati 6. Batasan-batasan Hak Ulayat Dalam
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat Hukum Pertanahan Indonesia
serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan Ketentuan Pasal 18B ayat 1 dan ayat 2
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan memisahkan antara persoalan tata
Republik Indonesia, yang diatur dalam pemerintahan yang bersifat khusus dan
Undang-undang”. Dan juga pada pasal 28i istimewa yang diatur dengan UU (Pasal 18B
ayat 3 (amandemen kedua) menyebutkan ayat 1) dengan persoalan hak ulayat dan
bahwa “Identitas budaya dan hak masyarakat pembatasannya (Pasal 18 ayat 2). Selama ini,
tradisional dihormati selaras dengan persoalan ulayat sering dikaitkan dengan hak-
perkembangan zaman dan peradaban”. hak atas sumberdaya alam yang ditarik dari
Kemajuan terpenting dari pengakuan hak sistem kerajaan pada masa lalu. Pemisahan
ulayat dalam Konstitusi di Indonesia antara Pasal 18B ayat 1 dengan Pasal 18B
ditemukan sebagai hasil amandemen kedua ayat 2 memberi arti penting untuk
UUD 1945. Pasal 18B ayat 1 dan ayat 2 UUD membedakan antara bentuk persekutuan
1945 menyebutkan : masyarakat (hukum) adat dengan
(1). Negara mengakui dan menghormati pemerintahan “kerajaan” lama yang masih
satuan-satuan pemerintahan daerah yang hidup dan bersifat istimewa. Meski sudah
bersifat khusus atau bersifat istimewa mengakui dan menghormati keberadaan
yang diatur dengan undang-undang. masyarakat hukum adat beserta hak ulayatnya
(2). Negara mengakui dan menghormati secara deklaratif, Pasal 18B ayat 2
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum mencantelkan beberapa persyaratan yang
adat beserta hak-hak tradisionalnya harus dipenuhi suatu masyarakat untuk dapat
sepanjang masih hidup dan sesuai dikategorikan sebagai masyarakat hukum adat
dengan perkembangan masyarakat dan beserta hak ulayat yang dapat dinikmatinya
prinsip Negara Kesatuan Republik secara aman. Persyaratan-persyaratan itu
Indonesia, yang diatur dalam undang- secara kumulatif adalah:
undang. a. Sepanjang masih hidup
Maria S.W. Sumardjono menyebutkan b. Sesuai dengan perkembangan masyarakat
bahwa eksistensi hak ulayat dalam hukum c. Sesuai dengan prinsip NKRI
positif Indonesia dapat dilihat dalam d. Diatur dalam Undang-undang.
peraturan-peraturan perundangan yang Rikardo Simarmata (dalam Arizona
diterbitkan. Dalam Undang-undang Nomor 23 Yance) menyebutkan bahwa persyaratan
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan terhadap masyarakat adat dan hak ulayatnya
Hidup, Undang-undang Nomor 22 tentang yang dilakukan oleh UUD 1945 pasca
Tenaga Listrik, Undang-undang Nomor 21 amandemen memiliki sejarah yang dapat
tentang Otonomi Khusus Papua, Undang- dirunut dari masa kolonial. Aglemene
undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Bepalingen (1848), Reglemen Regering
Daya Air, Undang-undang Nomor 18 Tahun (1854) dan Indische Staatregeling (1920 dan
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 50
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

1929) mengatakan bahwa orang pribumi dan Ketidakjelasan dan ketidaktegasan itu
timur asing yang tidak mau tunduk kepada terjadi dikarenakan dua hal, yaitu antara
hukum Perdata Eropa, diberlakukan undang- ketidakmampuan dan ketidak-mauan
undang agama, lembaga dan adat kebiasaan pemerintah membuat ketentuan yang umum
masyarakat, sepanjang tidak bertentangan tentang pengakuan (hak-hak) masyarakat adat.
dengan asas-asas yang diakui umum tentang Tidak mampu karena persekutuan masyarakat
keadilan. Persyaratan yang demikian bersifat adat di Indonesia sangat beragam berdasarkan
diskriminatif karena terkait erat dengan sebaran pulau, system sosial, antropologis dan
eksistensi kebudayaan. Orientasi persyaratan agama. Tidak mau karena pengaturan yang
yang muncul adalah upaya untuk menundukan kabur tentang masyarakat memberikan ruang
hukum adat / lokal dan mencoba diskresi dan hegemoni kepada pemerintah
mengarahkannya menjadi hukum formal / untuk dapat memanipulasi hak-hak asli
positif / nasional. Di sisi lain juga memiliki masyarakat demi kepentingan eksploitasi
pra anggapan bahwa masyarakat adat adalah sumberdaya alam yang berada di wilayah
komunitas yang akan “dihilangkan” untuk masyarakat adat. Ketidakmauan ini
menjadi masyarakat yang modern, yang menguntungkan penguasa dan merugikan
mengamalkan pola produksi, distribusi dan masyarakat adat.
konsumsi ekonomi moderen. Persyaratan dalam Pasal 18B ayat 2
Pengakuan bersyarat terhadap masyarakat beserta dengan serangkaian persyaratan yang
adat dalam sejarah Republik Indonesia dilanjutkan oleh beberapa UU Sumberdaya
dimulai pada UUPA, UU kehutanan lama, UU Alam menunjukan bahwa Negara cq
Pengairan, UU Kehutanan baru dan beberapa Pemerintah baru bisa mengakui dan
Peraturan Departemen dan Lembaga menghormati hak ulayat masyarakat adat
Pemerintahan. Stelah UUD 1945 mengadopsi secara deklaratif, belum sampai pada tindakan
empat persyaratan bagi masyarakat adat, hukum untuk melindungi dan memenuhi agar
kemudian berbagai UU yang lahir pasca hak ulayat masyarakat adat dapat terpenuhi.
amandemen mengikuti alur tersebut, antara Bahkan sama sekali belum menyentuh
lain oleh UU Sumberdaya Air, UU Perikanan mekanisme penegakan hukum nasional bila
dan UU Perkebunan. terjadi pelanggaran terhadap hak ulayat yang
Pengakuan bersyarat ini mengindikasikan sudah dianggap sebagai hak asasi manusia.
bahwa pemerintah masih belum bersungguh-
sungguh membuat ketentuan membuat
ketentuan yang jelas untuk menghormati dan
mengakui hak ulayat masyarakat hukum adat. D. P E N U T U P
Pengaturan tentang masyarakat adat dan hak
ulayatnya sampai hari ini masih bersifat tidak Kesimpulan
jelas dan tidak tegas. Tidak jelas karena belum Eksistensi Hak Ulayat dalam hukum
ada aturan yang konkret tentang apa saja hak- positif Indonesia masih ada. Hal demikian
hak yang terkait dengan keberadaan diakui dalam UUD NRI 1945 Pasal 18B ayat
masyarakat yang dapat dinikmatinya. 1 dan ayat 2 serta dalam berbagai Undang-
Dikatakan tidak tegas karena belum ada undang.
mekanisme penegakan yang dapat ditempuh Adapun batasan-batasan Hak Ulayat
dalam pemenuhan hak masyarakat adat, yang dalam Hukum Pertanahan Indonesia adalah
dapat dituntut dimuka pengadilan bahwa Hak Ulayat tersebut sepanjang masih
(Justiciable). hidup, bahwa Hak Ulayat tersebut sesuai
dengan perkembangan masyarakat, bahwa
Rosalina, Eksistensi Hak Ulayat …………………. 51
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

keberadaan Hak Ulayat tersebut harus sesuai Lain-lain :


dengan prinsip NKRI, bahwa keberadaan Hak
Ulayat tersebut harus diatur dalam Undang- Anonim, www.pengacaraonline.com, Hak
undang. Ulayat Dalam Hukum Agraria
Indonesia.
Patittingi Farida, www.asdarfh .wordpress.
Saran com, Hak Ulayat Masyarakat Hukum
Keberadaan hak ulayat sebagai roh Adat.
dari hukum pertanahan nasional tetap harus
dijaga kelestariannya. Tentunya dengan
menerapkan pembatasan-pembatasannya
secara konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arizona Yance, 2008, mengintip Hak Ulayat


Dalam Konstitusi Indonesia.
B.F. Sihombing, 2005, Evolusi Kebijakan
Pertanahan Dalam Hukum Tanah
Indonesia, PT. Gunung Agung,
Jakarta.
Bushar Muhammad, 2002, Pokok-pokok
Hukum Adat, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Harsono Boedi, 1999, Hukum Agraria
Indonesia, Sejarah Pembentukan
Undang-undang Pokok Agraria, Isi
dan Pelaksanaannya, Djambatan,
Jakarta.
Rustandi Ardiwilaga, 1962, Hukum Agraria
Indonesia, Masa Baru, Jakarta.
Salle Aminuddin, 2007, Hukum Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum,
Kreasi Total Media, Yogyakarta.
Sumardjono Maria S W, Harmonisasi
Kedudukan Hak Ulayat Dalam
Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai