Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah,
yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap
provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah
sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparataparat eksekutif maupun
legislatif daerah. Tantangan pebangunan di bidang air minum kedepan masih sangat tinggi. Jika
sampai dengan tahun 2015 sebagai acuan pengembangan adalah target MDGs (Millenium
Development Goals), sekarang manajemen PDAM diseluruh Indonesia dihadapkan pada
tantangan pencapaian Akses Universal, RPJMN 2015-2019. Diharapkan pada akhir tahun 2019
tidak ada lagi rakyat Indonesia yang mengkonsumsi air tidak aman. Seluruh rakyat Indonesia harus
memiliki akses terhadap air aman, baik air minum bukan perpipaan amupun air minum perpipaan.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana
penyediaan air minum. Jenis SPAM meliputi SPAM jaringan perpipaan dan SPAM bukan jaringan
perpipaan. Proses penyediaan air minum perpipaan berlangsung melalui proses pengambilan air
baku, pengolahan dan pendistribusian. Proses-proses yang dilaksanakan dalam penyediaan air
minum perpipaan melalui SPAM tergantung dari penyediaan air baku yang akan diolah.

Penggunaan air dan sumber air yang kurang bijaksana mengakibatkan rusaknya keseimbangan
ekosistem sumber daya air dan peningkatan pencemaran, sehingga ketersediaan dalam kuantitas
maupun kualitas semakin rentan. Hal ini memberikan dampak negatif yang mengancam
kelangsungan penyediaan pelayanan air. Dampak kerusakan lingkungan terhadap ketersediaan
sumber air baku kian terasa khususnya bagi kota-kota besar di Indonesia yang menjadikan air
sungai sebagai sumber air baku. Banyak sungai yang tercemar, sementara belum ada alternatif
yang bisa menggantikan keberadaan air baku tersebut. Mau tidak mau, memang menjaga
lingkungan menjadi alternatif yang paling kritis untuk dilakukan.

Karena itu, masalah perlindungan air baku ini menyangkut banyak pihak. Tidak bisa ini
diserahkan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saja sebagai perusahaan yang bergerak

1
dalam pengolahan dan penyediaan air minum bagi masyarakat. Justru pihak-pihak yang terkait
dengan lingkungan hidup menjadi sangat penting dalam pengamanan air baku tersebut. Tidak
hanya itu, masyarakat pun menjadi subyek utama. Kebiasaan buruk masyarakat yang mencemari
lingkungan baik itu buang air besar sembarangan, buang sampah sembarangan, buang limbah ke
sungai dan badan sungai, menebang hutan lindung, hingga menyedot sumber air tanah secara
berlebihan menjadi kendala dalam mengatasi masalah ini. Perlu ada perubahan pola hidup menjadi
pola hidup bersih dan sehat.

Dalam skala yang lebih luas, pengamanan terhadap sumber air baku terkait pula dengan
perubahan iklim (climate change). Walhasil banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Maka suatu
keharusan bagi semua pihak terkait untuk bersinergi menjaga kelestarian lingkungan secara
berkelanjutan. Intervensi terhadap lingkungan yang positif diperlukan guna menanggulangi
dampak buruk dari perubahan alam yang terjadi. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan
hutan. Bagaimana pun hutan merupakan komponen yang memegang peran penting dalam siklus
air ini, termasuk dalam perubahan iklim. Hutan yang lestari akan menjamin ketersediaan air baku
secara baik, sekaligus mengurangi dampak perubahan iklim. Dan berdasarkan perhitungan,
menjaga kelestarian hutan merupakan cara murah tapi berdampak besar bagi lingkungan secara
global, termasuk menjaga ketersediaan air baku. Maka ke depan, pembangunan mau tidak mau
harus selaras dengan lingkungan. Tepat, slogan, back to nature.

Tidak hanya dari kualitas air yang buruk, sungai-sungai yang melintas ke kota-kota besar kian
hari kuantitasnya pun semakin menurun. Terkadang kontinyuitasnya pun terganggu. Direktur
Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Bappenas Basah Hernowo menilai, penyebab utama
terjadinya krisis air baku ini adalah kerusakan hutan. Dengan rusaknya hutan di hulu jelas merusak
kesediaan air baku. Sedangkan dengan ketidakadaan hutan di hilir maka iklim mikro jadi tidak
menentu. Hal lain ketika hutan konservasi dialihfungsikan menjadi perkebunan kentang, kol atau
tanaman semusim lainnya juga akan menimbulkan dampak terhadap kualitas air. Begitu hujan, top
soilnya hilang. Dan ketika tanah sudah tidak subur, petani menambahkan pupuk dan pestisida.
Akibatnya, pupuk dan pestisida itu mencemari lingkungan. Air dari hulu ini kemudian mencemari
air yang diolah oleh PDAM. Ketua Forkami, Abdullah Mutholib menambahkan, kondisi sumber
air baku yang buruk ini juga dipengaruhi oleh masalah perilaku masyarakat membuang limbah
rumah tangga atau industri.

2
B. Rumusan Maslah

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas tentang pemanfaatan
air yang semakin turun kualitasnya.

C. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah sumber-sumber air semakin turun kualitasnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

Sumber Air di Indonesia ada digolongkan menjadi air bawah tanah dan air permukaan
tanah,
1. Mata air
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga,
kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang
dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih
dari 40 meter.
4. Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat
dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan
sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran
sungai maupun tampungan dari air hujan.

Pengembangan sumber-sumber air baku baru. Secara umum kapasitas produksi air bersih
berdasarkan sumber-sumber air baku yang ada tidak akan cukup memenuhi permintaan air bersih
pada masa mendatang. Oleh karena itu langkah operasional terencana dan terpadu dalam jangka
panjang tidak dapat dikerjakan oleh SAB sendiri.

Pemeliharaan kualitas air baku. PDAM yang menggunakan air baku dari sumur dalam atau
mata air relatif tidak bermasalah dalam memelihara kualitas air, yakni cukup dengan sistem injeksi
desinfektan kaporit sejumlah 0.2 hingga 0.4 mg per liter di dalam sistem pengolahan air yang
relatif sederhana. Sedangkan PDAM yang menggunakan bahan baku air permukaan, oleh karena

4
keadaannya relatif terbuka terhadap gangguan sifat-sifat kimia, fisika dan biologi air, memerlukan
proses pengolahan yang canggih dan rumit—meliputi sedimentasi awal, aerator (proses oksidasi),
flokulasi, sedimentasi akhir, dan penyaringan—untuk memperbaiki kualitas air. Langkah
operasional yang perlu segera diberlakukan adalah menerapkan sistem monitoring dini kualitas
air. Hal ini relevan, karena relatif sering menghadapi penurunan kualitas air bersih yang tidak
terduga pada musim kemarau. Di sisi lain, perbaikan teknologi pengolahan perlu diupayakan terus
menerus selain alasan efisiensi.

Peningkatan daya dukung lingkungan sumber daya air. Strategi ini sekalipun tidak di bawah
wewenang SAB namun menjadi relevan dikemukakan karena alasan keterkaitan ekologis dan
dampak-dampaknya. Sumber daya air adalah bagian dari sumber daya alam dan lingkungan yang
harus dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat mengalirkan manfaat sebagai air baku
secara optimal dan berkelanjutan. Sejauh ini yang terkait dalam arti luas dengan pengelolaan air
baku meliputi sektor-sektor kehutanan, pertambangan atau geologi, pekerjaan umum dan
pemerintah daerah. Sektor kehutanan berwenang dalam perlindungan wilayah hutan serta sumber
daya tanah dan air di dalamnya, Sedangkan pemerintah daerah bergerak menjalankan kebijakan
sektoral dan menerima umpan balik hasil pengelolaan air. Dengan melihat keadaan obyektif
tersebut, strategi peningkatan daya dukung lingkungan sumber daya air diharapkan dapat
terkoordinasi sekaligus terfokus untuk menghasilkan keluaran air baku bagi kepentingan air bersih
tanpa dikendalai penurunan daya dukung lingkungan.

Strategi peningkatan daya dukung lingkungan memiliki dua sasaran.

1. Perbaikan kualitas sumber daya alam dan lingkungan sumber daya air. Langkah
operasional terpenting adalah menganalisis potensi dan panenan aktual air baku pada
masing-masing wilayah. PDAM dapat menggunakan hasil-hasil analisis yang terkait
dengan neraca air dari berbagai sumber atau berinisiatif untuk hal tersebut. Upaya
selanjutnya adalah mengkoordinasikan seluruh stakeholder dalam wadah seperti diuraikan
dalam strategi aspek sosial, untuk merumuskan plihan-pilihan perlindungan sumber daya
hutan, tanah dan air atau ekosistem yang terkait. Langkah lainnya adalah pendekatan
material balance dengan menerapkan instrumen baku mutu lingkungan sumber daya air.
2. Mengendalikan alokasi air baku. Alokasi air baku yang tidak terukur dilakukan oleh rumah
tangga dan jasa atau industri dalam bentuk air sumur, mata air, sumur dalam, atau air

5
permukaan. Hal tersebut tidak dapat ditoleransi lagi pada wilayah-wilayah dengan daya
dukung yang terbatas, Langkah operasional untuk sasaran kedua ini adalah melakukan
pembinaan dan penyuluhan lingkungan kepada masyarakat. Langkah berikutnya adalah
menerapkan mekanisme hukum dengan insentif penghargaan atau sangsi bagi penyelamat
atau pelanggar kaidah-kaidah lingkungan.

6
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan
apabila tidak ada air di bumi. Air yang bersih sangat dibutuhkan maunusia, baik untuk keperluan
sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya. Air yang
bersih juga sangat dibutuhkan oleh biota-biota yang hidup di dalam air, baik ikan-ikan, tumbuhan
air dan juga organisme-organisme
B. Saran

Perlunya kesadaran masyarkat dan pemerintah agar dapat menjaga lingkungan. Khususnya
lingkungan sekitar. Serta pemanfaatan air dengan cara efesien dan efektif.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/262505-konservasi-dan-pelestarian-sumber-
daya-a-30773619.pdf

https://www.academia.edu/25832870/MAKALAH_LINGKUNGAN_AIR?auto=download

https://www.academia.edu/6546265/Makalah_Pencemaran_Air?auto=download

Anda mungkin juga menyukai