Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS UJIAN

ILMU KESEHATAN JIWA

Disusun oleh:
Dian Ayu Lestari
1102015059

Pembimbing:
AKBP dr. Karjana, Sp.KJ
dr. Henny Riana, Sp.KJ (K)
dr. Esther Sinsuw, Sp.KJ
dr. Witri Narhadi, Sp.KJ
dr. Hening Madonna, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 16 DESEMBER 2019 – 18 JANUARI 2020

1
KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Lombok, 28 Februari 1976
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Pernikahan : Sudah Bercerai
Pekerjaan : TKW
Alamat : Suralaga, Lombok Timur
Tanggal Masuk RS : 21 Desember 2019
Tanggal Pemeriksaan : 10 ,11, 12 Januari 2020
Ruang Perawatan : Ruang Dahlia

2
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : Pada tanggal 10 ,11, 12 Januari 2020 di Ruang Dahlia
Alloanamnesis : Didapatkan dari Perawat Dahlia dan perawat bnp2tki yang
mengantar pasien dari Bandara Soekarno Hatta
Nomor RM pasien : 10-89-90-1
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan seperti kebingungan dan bicara kacau saat
diantar ke IGD RS Polri dari Bandara Soekarno - Hatta
B. Keluhan Tambahan
Bicara tidak nyambung dan banyak diam.
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RS Polri diantar oleh perawat dari Bandara Soekarno
Hatta yang merupakan salah satu petugas BNP2TKI pada tanggal 21 Desember
2019 karena pasien tampak kebingungan , berbicara kacau dan tidak
nyambung. Menurut perawat yang mengantar, saat dibandara pasien terlihat
kebingungan dan saat di ajak berkomunikasi pasien tidak nyambung. Setelah
itu pasien dibawa ke ruang perawatan kesehatan yang ada di Bandara. Pasien
sempat diberi makan dan minum. Setelah itu pasien dibawa ke RS POLRI untuk
mendapatkan perawatan.
Saat pasien masuk ke Ruang Rawat Dahlia, berdasarkan anamnesis dengan
perawat Dahlia, pasien masih terlihat bingung , bicara masih kacau, penampilan
pasien kurang baik, kotor dan bau. Pasien banyak diam dan ingin keluar dari
ruang perawatan dahlia. Pasien suka senyum-senyum sendiri, berperilaku aneh
saat berada di bangsal setelah beberapa hari perawatan. Pasien suka bermain air
tengah malam, suka mandi dengan air mineral, suka tidur-tiduran di lantai, suka
naik ke atas ranjang berdiri, dan akhir-akhir ini pasien sering meminum air
keran. Namun pasien sering menyangkal dengan apa yang dilakukannya. Pasien
mengatakan bahwa dia ingin selalu bersih agar selalu suci dan untuk
menghilangkan dosa, karena Allah tidak suka dengan orang yang kotor. Pasien
suka berbicara sendiri dan saat ditanya pasien mengaku bahwa pasien sedang
mengajarkan anak-anak belajar.

3
Berdasarkan anamnesis, pasien mengatakan bahwa pasien bekerja di luar
negeri yaitu di Saudi Arabia. Pasien bekerja sudah 3 tahun dan mengatakan
bahwa masih ada 1 tahun tersisa untuk bekerja disana namun pasien tidak mau
melanjutkan dikarenakan pasien ingin pulang bertemu dengan keluarganya.
Pada saat pasien bekerja di Saudi Arabia, pasien sesekali merasa sedih karena
ingin pulang. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan majikannya baik
namun pasien sempat mengatakan bahwa anak majikannya sering menyakiti dia
dengan cara menjambak rambutnya yang membuat pasien ingin pulang.
Dari anamnesis, riwayat trauma kepala, riwayat kecelakaan seperti terjatuh
dan terbentur kepalanya disangkal, demam tinggi dan kejang yang sampai
menimbulkan masalah medis yang bermakna disangkal. Pasien mengatakan
tidak pernah merokok dan menggunakan alkohol maupun zat psikoaktif. Pasien
tidak merasakan perasaan sedih yang berlebih atau merasa senang yang berlebih
dan pasien menyangkal memiliki energi yang membuat tidak merasa lelah.

D. Riwayat Gangguan Dahulu


1. Gangguan Psikiatrik
Pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah dirawat di Rumah
Sakit Jiwa sebelumnya. Pasien merupakan Tenaga Kerja Wanita yang
bekerja di Arab Saudia sebagai asisten rumah tangga. Pasien di bawa ke Rs
Polri dikarenakan pasien terlihat kebingungan dan bicara kacau saat di
Bandara Soekarno - Hatta.

2. Gangguan Medik
Menurut pasien ia tidak pernah mengalami gangguan medik.
Riwayat trauma kepala, infeksi dan kejang disangkal.

3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol


Pasien mengatakan tidak pernah merokok dan mengkonsumsi alkohol
serta zat psikoaktif.

4
TIMELINE PERJALANAN PENYAKIT

Grafik Tahun Perjalanan Penyakit


3.5

2.5

1.5

0.5

0
18 19 20 21 22 23 24 24 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Grapik Tahun Perjalanan Penyakit

Keterangan:
0 : Baseline. Sudah tidak terdapat gejala yang dikeluhkan pasien
1 : Terdapat gejala minimal
2 : Muncul gejala sedang yang cukup mengganggu kehidupan pribadi pasien
3 : Muncul gejala berat yang mengganggu kehidupan pasien

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa prenatal dan perinatal
Pasien lahir di Lombok, tanggal 28 Februri 1976 Pasien lahir
dengan persalinan normal. Keadaan pasien dan ibu pasien baik.
b. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh orang tuanya. Selama masa ini, proses
perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan anak sebaya. Pasien tidak
pernah mengidap penyakit berat, demam tinggi, kejang ataupun trauma
kepala.

5
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, tumbuh kembang baik dan normal
seperti anak seusianya. Pasien tergolong anak yang aktif, baik, dan mudah
bergaul.
d. Masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)
Pasien tumbuh dalam lingkungan yang cukup sederhana. Pasien
sering bermain dengan teman-teman sebayanya, pasien berteman dengan
laki-laki dan perempuan. Pasien setelah lulus SMP melanjutkan ke SMA
hingga tamat.
e. Masa dewasa (>18 tahun)
Setelah lulus SMA, pasien tidak melanjutkan kuliah dan pasien
mengatakan bekerja di sebuah Perusahaan sabun dan shampoo di Jakarta
Barat.

2. Riwayat Pendidikan
a. SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD sampai tuntas
b. SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP sampai tuntas
c. SMA : Pasien menyelesaikan pendidikan SMA sampai tuntas

3. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di sebuah Perusahaan sabun dan shampoo di
Jakarta Barat. Kemudian pasien sekitar tahun 2017 bekerja menjadi Tenaga
Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudia sebagai asisten rumah tangga

4. Kehidupan Beragama
Pasien percaya dengan adanya Tuhan, pasien menganut agama Islam dan
beribadah.

6
5. Kehidupan Sosial dan Perkawinan
Pasien mengaku pernah menikah. Dari hasil pernikahannya tersebut
pasien dikaruniai 1orang anak laki-laki. Lalu pasien bercerai pada tahun 2000an
dengan suaminya.

6. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah terlibat dalam peradilan yang menyangkut
hukum

7. Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak kedua dari 4 bersaudara. Pasien sejak kecil tinggal
dan diasuh oleh orang tua pasien. Pasien kemudian menikah dan dikaruniai 1
orang anak laki-laki yang sekarang sudah lulus SMA. Pasien bercerai pada
tahun 2000an Hubungan pasien dengan orang tua pasien baik. Pasien
mengatakan bahwa bapak nya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan
anaknya tinggal dengan ibu pasien di Lombok. Pasien mengatakan adik bungsu
nya bekerja juga di Malaysia.

Laki – laki = Berpisah =

Perempuan penderita = Perempuan =

7
F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyangkal dirinya sakit.
G. Impian, Fantasi, dan Cita-Cita Pasien
Pasien memiliki keinginan untuk pulang dan bertemu keluarga. Pasien dulu
sempat bercita-cita menjadi seorang PNS karena banyak memiliki uang.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan berusia 43 tahun dengan penampilan fisik sesuai
dengan usianya. Kulit berwarna kuning langsat, rambut panjang, cukup tebal,
berwarna hitam. Pada saat wawancara, perawatan diri pasien kurang baik.
2. Kesadaran
Komposmentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Sebelum wawancara : Pasien terlihat sedang duduk di tempat
tidurnya
b. Selama wawancara : Pasien tenang, menjawab pertanyaan kurang
baik
c. Sesudah wawancara : Pasien kembali beristirahat

4. Sikap terhadap pemeriksa


Selama wawancara pasien menunjukkan sikap kurang kooperatif dan
pasien tampak tenang
5. Pembicaraan
Pasien kurang nyambung dalam menjawab pertanyaan. Pembicaraan
kurang jelas.
B. Mood dan Afek
1. Mood : Hipotim (saat pemeriksaan)
2. Afek : Sempit (saat pemeriksaan)
3. Keserasian : Serasi

8
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : ada (halusinasi visual. Pasien melihat anak-anak
dan merasa sedang mengajari anak-anak)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Pikiran
1. Arus pikir
a. Hendaya bahasa : Tidak ada
b. Asosiasi longgar : Ada
2. Isi pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : ada (waham bizzare merasa bahwa yang
dilakukannya adalah sesuatu petunjuk dari Allah)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Kompulsi : Tidak ada
e. Fobia : Tidak ada
E. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : kurang Baik
3. Kecerdasan : kurang Baik
4. Konsentrasi : kurang Baik
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan pemeriksaan
dilakukan pada pagi hari
b. Tempat : Baik, pasien dapat memberitahukan bahwa
sekarang pasien sedang berada di RS
c. Orang : Baik, pasien mengenali orang-orang di sekitarnya

9
6. Daya ingat
a. Jangka panjang : kurang baik, pasien kurang ingat mengenai
perjalanan pekerjaan nya di luar Negeri
b. Jangka pendek : Baik, pasien dapat menyebutkan nama pemeriksa
c. Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 benda
yang disebutkan oleh pemeriksa
7. Pikiran abstraktif : Baik, pasien dapat menyebutkan persamaan dan
perbedaan kursi dan meja.
8. Visuospasial : Tidak baik, pasien tidak dapat menggambar bentuk
yang pemeriksa minta
F. Kemampuan menolong diri: Baik, dapat makan, mandi dan ganti pakaian
dengan sendirinya.
G. Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien tampak tenang dan tidak menunjukkan
gejala agresif.
H. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik, pasien dapat membedakan perbuatan baik
dan buruk
2. Uji daya nilai : Baik, pasien menjawab ketika diberikan simulasi
orang yang terjatuh di depan pasien apa yang
harus dilakukan.
3. RTA : terganggu (saat pemeriksaan)

I. Tilikan
1. Derajat 1 (Pasien menyangkal sepenuhnya terhadap penyakitnya).
J. Reliabilitas (Tarif Dapat Dipercaya)
Pemeriksa mendapat kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien kurang
dipercaya.

10
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Respiration Rate : 20x/menit
c. Heart Rate : 70x/menit
d. Suhu : 36,6 ˚C
4. Sistem Kardiovaskular : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
5. Sistem Respiratorius : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
6. Sistem Gastrointestinal : Bising usus (+) normal
7. Ekstermitas : Edema (-). Sianosis (-), akral hangat
8. Sistem Urogenital : Tidak diperiksa

B. Status Neurologik
Kanan Kiri
N.I Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
N.II
Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapang pandang Normal Normal


Refleks Cahaya Langsung + +
Warna Normal Normal
Funduskopi Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
N.III, IV, VI

M.rectus medius Normal Normal


M.rectus superior Normal Normal

11
M.rectus inferior Normal Normal
M.Obliqus inferior Normal Normal
M.levator palpebral Normal Normal

Refleks tak langsung Normal Normal

N.V
Sensori Normal Normal
V1
V2
V3
Refleks Kornea Tidak dilakukan

Motorik Normal Normal


Menggit
Membuka rahang
N.VII
Sensorik (pengecapan 2/3 Tidak dilakukan
anterior lidah)
Motorik Mengerutkan dahi = +
Mengangkat alis = -/-
Memejamkan mata = +/+
Meringis/senyum =+
Menggembungkan pipi = +
N.VIII
Gesekan tissue Tidak dilakukan
Garpu tala
Rhinne Tidak dilakukan
Weber
Swabach
N.IX
Refleks Menelan Normal

12
Pengecapan 1/3 Posterior Tidak dilakukan
lidah
N.X
Refleks muntah Tidak dilakukan
Letak uvula Normal
Disfoni (-)
Disatria (-)
Disfagi (-)
N.XI
Mengangkat bahu Normal Normal
Memalingkan kepala Normal Normal
N.XII
Deviasi lidah (menjulur) Normal
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
Tremor (-)

Fungsi Motorik :
Kanan Kiri
Kekuatan
Ekstremitas atas 55555 5555
Ekstremitas bawah 55555 55555
Tonus
Ekstermitas atas Normotonus Normotonus
Ekstremitas bawah Normotonus Normotonus
Klonus
Patella (-) (-)
Achiles (-) (-)

13
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakuan pemeriksaan penunjang

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Pasien Ny. M 43 tahun datang ke RS POLRI dibawa oleh petugas BNP2TKI
karena pasien merasa .kebingungan dan berrbicara kacau , bicara melantur
dan tidak nyambung. Pasien suka melakukan hal aneh seperti meminum air
keran, bermain air tengah malam, tidur di lantai, dan berbicara sendiri.
2. Saat pemeriksaan didapatkan mood hipotim dan afek sempit
3. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi visual dan waham bizzare
4. Terdapat gangguan arus pikir berupa asosiasi longgar
5. Terdapat gangguan isi pikir berupa waham bizzare
6. Tilikan pasien derajat 1 (Pasien menyangkal sepenuhnya terhadap
penyakitnya) dan RTA terganggu.

VI. FORMULA DIAGNOSTIK


1. Setelah seluruh pemeriksaan, pada pasien ditemukan adanya sindroma atau
perilaku dan psikologi yang bermakna secara klinis dan menimbulkan
penderitaan (distress) dan ketidakmampuan/hendaya (disability/
impairment) dalam fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa yang sesuai
dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
2. Pasien ini tidak termasuk gangguan mental organik karena pasien pada saat
diperiksa dalam keadaan sadar dan perhatian pasien masih baik ketika di
wawancara, tidak ada kelainan secara medis atau fisik yang bermakna (F0)
3. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif karena pasien mengaku tidak pernah
megonsumsi zat psikoaktif dan alkohol. (F1)
4. Pasien ini termasuk dalam gangguan psikotik akut dan sementara berupa
halusinasi visual dan gangguan isi pikir waham bizzare. Ditemukan adanya proses
pikir berupa asosiasi longgar. Pasien sering senyum sendiri ( self-absorbed
smilling), pasien sering berperilaku aneh dan gejala- gejala tersebut

14
berlangsung sekitar 20 hari (F2)
5. Pada pasien ini tidak didapatkan gangguan suasana perasaan/ mood. (F3)

6. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform


dan gangguan terkait stress. (F4)
7. Pada pasien ini tidak didapatkan sindrom perilaku yang berhubungan
dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik (F5).

Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna


dengan urutan untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut:
a. Aksis I : Gangguan Klinis dan Gangguan Lain yang Menjadi Fokus
Perhatian Klinis
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit,saat ini tidak
didapatkan gejala klinis yang bermakna sehingga gangguan mental
organik dapat disingkirkan dan pasien tidak memiliki riwayat perokok atau
penggunaan zat psikoaktif sehingga gangguan akibat penggunaan zat psikoaktif
dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya gangguan dalam menilai
realita pada pasien berupa halusinasi visual dan gangguan isi pikir berupa
waham bizzare. Ditemukan adanya gangguan proses pikir berupa asosiasi
longgar. Pasien sering senyum sendiri ( self-absorbed smilling), bicara
kacau, berperilaku aneh dan gejala- gejala tersebut berlangsung sekitar 20
hari maka berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk Aksis I
adalah Gangguan Psikotik Akut dan Sementara (F23)
b. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
c. Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ada diagnosis aksis III
d. Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Adanya masalah pekerjaan (kemungkinan bermasalah dengan majikannya)
e. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global

15
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global
Assement of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF 50-41
gejala berat (serious), disabilitas berat.

Evaluasi multiaksial
Aksis I : F 23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Masalah pekerjaan (kemungkinan karena majikannya)
Aksis V : GAF 50-41 gejala berat (serious), disabilitas berat.

VII. DIAGNOSIS
a. Diagnosis : F 23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
b. Diagnosis Banding : F 20.1 Gangguan Skizofrenia Hebefrenik

VIII. PROGNOSIS
a. Ad Vitam : ad bonam
b. Ad Sanationam : dubia ad malam
c. Ad Fungtionam : dubia ad malam

Prognosis tersebut mengacu pada:

Faktor penghambat

1. Stressor yang kurang jelas dari keterangan pasien


2. Kurangnya dukungan keluarga pasien mengenai kondisi pasien karena
pasien jauh dengan keluarganya
3. Tidak memiliki orang terdekat yang mengurus pasien.
4. Pengaruh lingkungan kerja yang kurang baik.

IX. RENCANA TERAPI


1. Psikofarmaka
a. Aripiprazole 1 x 15 mg
b. Inj diazepam 1 x 10mg
c. Inj haloperidol 1 x 10 mg

16
d. Inj fluphenazine decanoate 1 x 25 mg

2. Psikoterapi
a. Psikoedukasi
a) Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien.
b) Mengingatkan pasien perlu minum obat sesuai aturan dan datang
kontrol ke poli kejiwaan.

b. Psikoterapi
a) Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan
masalahnya.
b) Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
c) Reassurance : Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat
sangat penting untuk menghilangkan gejala.

FOLLOW UP

1. 10 Januari 2020 :
S : bicara kacau, suka meminum air keran, tidur cukup ,ADL mandiri
O : Kesadaran : Composmentis
Sikap : kurang Kooperatif
Afek : Sempit
Mood : Hipotemia
Isi pikir : Waham (-)
Persepsi : Halusinasi (+)
A : Psikotik akut dan sementara
P : aripiprazole 1 x 15 mg

2. 11 januari 2020 :
S : bicara kacau, suka meminum air keran, ADL mandiri

17
O : Kesadaran : Composmentis
Sikap : kurang Kooperatif
Afek : Sempit
Mood : Hipotemia
Isi pikir : Waham (-)
Persepsi : Halusinasi (+)
A : Psikotik akut dan sementara
P : aripiprazole 1 x 15 mg

DISKUSI
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan pada pasien adanya
sindroma atau perilaku dan psikologi yang bermakna secara klinis dan
menimbulkan penderitaan (distress) dan ketidakmampuan/hendaya
(disability/ impairment) dalam fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa yang
sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
Pasien ini tidak termasuk gangguan mental organik karena pasien
pada saat diperiksa dalam keadaan sadar, tidak ada kelainan secara medis
atau fisik yang bermakna. (F0)
Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan mental dan perilaku
akibat merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan zat psikoaktif. (F1)
Pasien ini termasuk dalam gangguan psikotik akut dan sementara
karena terdapat gangguan penilaian realita berupa gangguan persepsi yaitu
halusinasi visual dan terdapat gangguan isi pikir waham bizzare, terdapat
gangguan proses pikir berupa asosiasi longgar, Pasien sering senyum sendiri
( self-absorbed smilling), bicara kacau, gejala- gejala tersebut berlangsung
sekitar 20 hari (F2)
Pada pasien ini tidak didapatkan gangguan suasana perasaan/ mood
yang menonjol (F3)
Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan neurotik, gangguan
somatoform dan ganguan terkait stress. (F4)

18
Pasien diberikan terapi Aripiprazole untuk mengatasi gejala positif
seperti gangguan arus dan isi pikir gangguan perilaku aneh atau tidak
terkendali yang terdapat pada pasien. Pasien sempat diberikan inj.
Haloperidol 1 x 10 mg dibarengi dengan inj diazepam 1 x 10 mg sebanyak
2 kali selama dirawat karena pasien gelisah. Kemudian diberikan Inj
fluphenazine decanoate 1 x 25 mg yang merupakan antipsikotik long acting.
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global
Assement of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF 50-41
gejala berat (serious), disabilitas berat.

19

Anda mungkin juga menyukai