Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA UNSUR GOLONGAN UTAMA


SIFAT PERIODISITAS SPESIES

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

1. KURNIA MEGA LESTARI (06101381722047)


2. M. AGUNG SATRIYA (06101381722049)
3. TRIANI MELLADHEA (06101381722065)
4. VIVIN ROGATI MANALU (06101381722059)

DOSEN PEMBIMBING :

MAEFA EKA HARYANI.,S.PD.,M.PD.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Percobaan ke-1

I. Judul Percobaaan : Sifat Periodisitas Spesies


II. Tanggal Praktikum : 22 Januari 2019
III. Tujuan Percobaan : A. Tujuan umum
Mahasiswa memahami adanya kemiripan atau
keteraturan sifat-sifat spesies
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan laboratories, mahaiswa
dapat membandingkan valensi logam-logam alkali (na
dan K), alkali tanah (Mg,Ca,dan Ba) dan aluminium.
IV. Dasar Teori
Sifat dari unsur-unsur menunjukkan sebuah periodisitas (perulangan) yang
berasal dari periodisitas konfigurasi elektronnya.Teori struktur atom mekanika
kuantum modern menjelaskan kecenderungan golongan dengan memproposisikan
bahwa unsur dalam golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron yang sama
dalam kulit terluarnya, yang merupakan faktor terpenting penyebab sifat kimia
yang mirip. Sifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas.
Keteraturan ini dapat diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat
dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi dari konfigurasi elektron dari setiap
unsur. Setiap unsur mempunyai kecenderungan mengambil atau melepaskan
elektron valensi untuk mencapai pembentukan oktet. Kestabilan oktet dapat
dilihat dalam gas inert atau gas mulia,yang termasuk golongan 18. Salah satu
manfaat penataan unsur-unsur didalam suatu tabel periodik unsur adalah
pemahaman sifat-sifat kimiawi baik bagi unsur-unsur dalam periode maupun
golongan . Adanya persamaan sifat dan keteraturan yang memudahkan untuk
mempelajari setiap unsur dalam tabel periodik. Reaktif artinya mudah bereaksi.
Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena
makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur non logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron.
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit atom yang terluar. Unsur-
unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab jumlah
kulit yang dimiliki atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh dari inti
atom. Unsur-unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi,
tidaklah berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan
letak unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga tarik-
menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron terluar
tertarik lebih dekat ke arah inti. Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari
atom makin besar karena lebih banyak susunan energi yang terisi, elektron valensi
terletak lebih jauh dari inti. sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil,
maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, jadi afinitas elektron semakin
kecil. Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab,
elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas
mulia.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di
namakan energi ionisasi. Dari urutan atas, setiap unsur memiliki energi ionisasi
yang lebih rendah dari unsur sebelumnya karena lebih mudahnya sebuah elektron
terlepas karena elektron terluarnya yang semakin jauh dari inti. Energi ionisasi ini
dinyatakan dalam satuan kJ mol–1. Unsur-unsur yang seperiode, gaya tarik inti
makin ke kanan makin kuat, sehingga energi ionisasi pada umumnya makin ke
kanan makin besar . Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan
adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.Dalam suatu
golongan menampilkan penurunan elektronegativitas dari urutan atas ke bawah
karena peningkatan jarak antara elektron valensi dan inti. Afinitas elektron adalah
energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam
wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan -1. Afinitas elektron juga
dinyatakan dalam kJ mol-1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda
negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai
afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam
menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).
V. Alat dan Bahan
a. Sentrifuge
b. Labu ukur 100 ml
c. Tabung sentrifuge yang berskala
d. Larutan natrium klorida 0,2 M
e. Larutan kalium klorida 0,2 M
f. Larutan magnesium klorida 0,2 M
g. Larutan kalsium klorida 0,2 M
h. Larutan barium klorida 0,2 M
i. Larutan aluminium klorida 0,2 M
j. Larutan perak nitrat 0,2 M

VI. Prosedur Percobaan


1. Tuangkan kedalam sebuah tabung sentrifuge berskala 2,0 ml larutan
natrium klorida 0,2 M (dengan menggunakan pipet atau buret). Kemudian
tambahkan 4 ml larutan perak nitrat 0,2 M. Goyang-goyangkan tabung
reaksi agar berjalan lebih sempurna.
2. Biarkan tabung tersebut dalaam posisi berdiri selama 1 menit, kemudian
pusingkan selama 5 menit. Akhirnya dengan membiarkan tabung tegak
selama beberapa menit, diperoleh pemukaan horizontal pada endapan.
3. Ukurlah volume(tinggi) dan volume(tinggi) relative endapan yang
terbentuk.
4. Ulang pengerjaan (1) dan (2) dengan menggunakan semua larutan garam
klorida 0,2 M yang lain

VII. Hasil Pengamatan


Larutan Larutan Endapan 9mL/cm) Warna Warna
0,2 M 4,0mL Tinggi Tinggi Tinggi Endapan Larutan
2,0 mL 1 2 Relatif
1. NaCl AgNO3 0,9 cm 1 cm 1 cm Putih Tidak
Berwarna
2. KCl AgNO3 0,7 cm 1,1 cm 1,1 cm Putih Tidak
Berwarna
3. MgCl2 AgNO3 0,3 cm 0,9 cm 0,9 cm Putih Tidak
Berwarna
4. CaCl2 AgNO3 0,7 cm 1,5 cm 1,5 cm Putih Tidak
Berwarna
5. BaCl2 AgNO3 0,8 cm 1 cm 1 cm Putih Tidak
Berwarna
6. AlCl3 AgNO3 - - - Tidak Tidak
Dilakukan Dilakukan

VIII. Persamaan Reaksi


 NaCl (aq) + AgNO3 (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq)
(Tak Berwarna) (Tak Berwarna) (Endapan Putih) (Tak Berwarna)
 KCl (aq) + AgNO3 (aq) → AgCl (s) + KNO3 (aq)
(Tak Berwarna) (Tak Berwarna) (Endapan Putih) (Tak Berwarna)
 MgCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → 2AgCl (s) + Mg(NO3)2 (aq)
(Tak Berwarna) (Tak Berwarna) (Endapan Putih) (Tak Berwarna)
 CaCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → 2AgCl (s) + Ca(NO3)2 (aq)
(Tak Berwarna) (Tak Berwarna) (Endapan Putih) (Tak Berwarna)
 BaCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → 2AgCl (s) + Ba(NO3)2 (aq)
(Tak Berwarna) (Tak Berwarna) (Endapan Putih) (Tak Berwarna)

IX. Pembahasan
Pada praktikum kai ini mengenai sistem periodisitas spesies yang
membutuhkan alat sentrifuge dan tabung sentrifuge berskala. Alat sentrifuge
berfungsi sebagai pemisahan diantara dua larutan yang bekerja dengan cara
memutar sampel pada keepatan tinggi. Tabung sentrifuge berskala digunakan
untuk menyimpan larutan yang akan dimasukkan kedalam alat sentrifuge. Pada
praktikum mengenai sistem periodisitas spesies senyawa yang digunakan adalah
garam-garam klorida yaitu NaCl , KCl, MgCl2, CaCL2, dan BaCl2 dengan
konsetrasi 0,2 M garam-garam klorida ini digunakan sebanyak 2,0 ml. Masing-
masing dari garam tersebut direaksikan dengan AgNO3 sebanyak 4,0 ml dan akan
membentuk endapan berwarna putih dengan volume yang berbeda-beda. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika garam-garam klorida
ditambahkan perak nitrat (AgNO3) maka akan terbentuk endapan perak klorida
(AgCl) yang berwarna putih. Volume endapan perak klorida yang dihasilkan
mempunyai pola keteraturan yang teratur, yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk membandingkan valensi kation dari garam kloridanya. Adapun endapan
yang dihasilakan dari garam-garam tersebut secara berurutan ialah sebagai berikut
0,95 cm ; 0,9 cm ; 0,6 cm ; 1,1 cm ; 1,9 cm.
Ion Na dan K merupakan satu golongan yaitu golongan IA, dimana
volume endapan yang terbentuk diantara keduanya yaitu ion K mempunyai
volume endapan lebih besar dibandingkan ion Na, hal ini menyatakan bahwa pada
satu golongan , semakin kebawah urutan ion tersebut maka akan semakin reaktif
ion-ion tersebut. Tetapi pada kelompok kami terdapat kesalahan sehingga ion K
mempunyai endapan yang lebih kecil dari ion Na. Sama halnya pada ion Mg, Ca,
dan Ba yang merupakan unsur golongan IIA , semakin kebawah urutan ion maka
semakin reaktif ion tersebut karena volume endapan yang dihasilkan semakin
besar, akan tetapi pada percobaan yang telah dilakukan hasil yang didapatkan
secara berurut yaitu sebagai berikut 0,6 cm ; 1,1 cm ; 1,9 cm. Hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan teori ,dimana volume endapan tidak beraturan. Hal
ini dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu kesalahan praktikan pada saat
pengambilan larutan dan proses pencampuran serta pada saat mengamati dan
mengukur tinggi endapan yang dihasilkan. Jika diurutkan sesuai dengan periode,
Na dan Mg yang merupakan periode tiga, K dan Ca merupakan periode empat dan
Ba periode enam. Semakin kekanan urutan ion dalam sistem periodik unsur akan
semakin reaktif unsur tersebut , berarti Mg lebih reaktif dibandigkan Na dan Ca
lebih reaktif dibandingkan K. Akan tetapi untuk unsur Mg dan Na hasi yang
didapatkan tidak sesuai dengan teori karena endapan pada Mg lebih sedikit
dibandingkan Na,yaitu 0,6 cm dan 0,95 cm . Hal ini dapat terjadi karena beberapa
hal, yaitu kesalahan praktikan pada saat pengambilan larutan dan proses
pencampuran serta pada saat mengamati dan mengukur tinggi endapan yang
dihasilkan. Semakin reaktif unsur tersebut maka akan semakin mudah unsur
tersebut bereaksi. Dalam satu golongan , semakin kebawah maka akan semakin
reaktif unsur tersebut karena jumlah kulit atom semakin banyak akibatnya jarak
antara inti atom ke kulit akan semakin jauh ,jadi kulot terluar lebih mudah terlepas
dari inti . Kelarutan NaCl > KCl dan MgCl2 >CaCL2 > BaCl2 , hal ini berarti
bahwa senyawa golongan alkali mudah larut dalam air, sedangkan senyawa
golomgan alkali tanah sukar untuk larut di dalam air. Apabila kelarutan suatu zat
semakin besar , maka semakin banyak zat yang terlarut dan semakin banyak yang
terionisasi. Didalam satu golongan kelektronegatifan semakin kecil dikarenakan
gaya tarik menarik inti semakin lemah. Akan tetapi unsur dalam satu periode
kelektronegatifannya semakin besar. Ditinjau dari segi ionisasinya unsur-unsur
dalam satu golongan energi ionisasinya semakin kecil . logam dari golongan alkali
lebih reaktif dibandingkan logam alkali tanah yang disebabkan oleh jumlah
elektron valensinya hanya satu dan ukuran jari-jari atomnya yang besar.

X. Kesimpulan
 Senyawa golongan alkali lebih mudah larut dibandingkan dengan alkali
tanah
 Dalam percobaan logam alkali tanah, dapat dilihat bahwa logam yang
memiliki endapan terbanyak adalah Ba. Hal ini menunjukkan bahwa
kereaktifan logam Ba lebih besar dibandingkan dengan Mg dan Ca
 Logam alkali dan alkali tanah menunjukkan bahwa semakin kebawah
urutan periodik maka akan semakin cepat terjadi interaksi, karena kedua
logam memiliki electron yang menjauhi inti. Maka akan semakin mudah
melepas elektron dan logam akan mudah terjadi reaksi
 Semakin banyak endapan yang terbentuk, maka kereaktifan semakin besar

 Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasi makin ke bawah makin


kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin
lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2004. Kimia Dasar. Jakarta:Erlangga.
Cotto dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:Erlangga.
Fitria, N.2013.Sifat Periodisitas Spesies.(Online).https://www.scribd.com/doc
/165288178/sifat-periodisitas-spesies.(Diakses pada tanggal 21 Januari
2019).
Gulo,F dan Desi. 2014. Panduan Praktikum Kimia Anorganik I. Inderalaya:
Universitas Sriwijaya.
Utami, B. 2011. Sifat-sifat Periodik Unsur : Keelektronegatifan & Afinitas Unsur.
(Online).http://www.chem-is-try.org/.(Diakses pada tanggal 21 Januari 2019).
LAMPIRAN

NaCl MgCl2

CaCl2 KCl

BaCl2

Anda mungkin juga menyukai