Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER TIROID

Disusun Oleh :

ADI BUYU PRAKOSO

SN181002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER TIROID

A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak
dijumpai. Berdasarkan dari “Pathological Based Registration” di Indonesia kanker
tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke sembilan. Penanganan
pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik untuk pasien mencapai
tingkat “kesembuhan” optimal. Karsinoma tiroid termasuk kelompok penyakit
keganasan dengan prognosis relatif baik namun perjalanan klinisnya sukar
diramalkan. Klien dengan Ca Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang
tinggi. Perawat memperoleh data dasar klien berdasarkan tingkat pengetahuannya
mengenai penyakit, coping skills dan dari hubungan keluarga. Perawat
menganjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takutnya dan mendiskusikan
penyakitnya.
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:
papiler, folikuler, anaplastik dan meduler.Kanker tiroid jarang menyebabkan
pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam
kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa
disembuhkan. Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium
dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang
menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme (Potter
& Perry, 2009).
2. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi
well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan
untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang
berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik
berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler),
dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus
kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena
penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10
tahun. Pajanan dari radiasi meningkatkan resiko terjadinya keganasan pada tiroid,
terutama karsinoma papiler tiroid. Hal ini diobservasi dari anak-anak yang terpajan
radiasi setelah terjadinya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki saat perang dunia
ke Bukti lainnya didapatkan dari percobaan bom atom pada pulau Marshall, setelah
kecelakaan pada Chemobyl. Pasien dengan pengobatan terapi radiasi juga beresiko
tinggi terjadinya karsinoma tiroid. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah
satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat
keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik awal dari karsinoma tiroid adalah berbentuk menyendiri
dan suatu nodul dikelenjar tiroid yang tidak menimbulkan rasa sakit. Tanda dan
gejala tambahan tergantung pada ada tidaknya metastase serta lokasi metastase
(penyebaran sel kanker) itu sendiri.
a. KARSINOMA PAPILAR
Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita
atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar merupakan tumor yang
perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum menyebar
ke daerah nodes limpa. Ketika tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya
baik apabila dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau total.
b. KARSINOMA FOLIKULAR
Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama
mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang pembuluh darah yang
kemudian menyebar ke tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah
nodes limpa tapi dapat melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah
besar dan kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia. Bila tumor
mengenai “The Recurrent Laringeal Nerves”, suara klien menjadi
serak. Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada saat diagnosa
ditetapkan.
c. KARSINOMA MEDULAR
Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 – 10 % dari seluruh
karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia diatas 50
tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang struktur di
sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian dari Multiple
Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari penyakit endokrin,
dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin, ACTH, prostaglandin
dan serotonin.
d. KARSINOMA ANAPLASTIK
Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa
agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur yang berdekatan,
yang menimbulkan gejala seperti: Stridor (suara serak/parau, suara nafas
terdengar nyaring), Suara serak, Disfagia.
Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-kira 1
tahun setelah diagnosa ditetapkan. Klien dengan diagnosa karsinoma anaplastik
dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi dan kemoterapi.
4. KOMPLIKASI
Setelah pengangkatan kelenjar tiroid, pasien mungkin mengalami efek
samping berikut:
a. Perdarahan, infeksi luka
b. Suara serak kelelahan
c. Pelepasan kelenjar paratiroid dapat menyebabkan penurunan tingkat kalsium
secara drastis di dalam tubuh, yang menyebabkan mati rasa atau kram tubuh.
Pasien bisa mengonsumsi tablet kalsium atau vitamin D sebagai suplemen.
d. Bekas luka dibiarkan di bagian bawah leher setelah operasi tapi secara bertahap
akan pudar
5. PATOFISIOLOGI dan PATHWAY
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang
menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau penduduk
sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok (endemis) dapat
mencetuskan timbulnya neoplasma yang menyebabkan timbulnya pertumbuhan
kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh pelepasan
TRH oleh Hipotalamus. Dimana karena pengaruh TRH, Hipofisis anterior akan
merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai reaksi adanya neoplasma.
Peningkatan TSH ini akan meningkatkan massa tiroid yang akan berdiferesiasi
sehingga memunculkan kanker tiroid.
Kanker ini umumnya akan meluas dengan metastasis dan invasi kelenjar dan
organ tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ tubuh yang lain :
a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan metastasis dalam
kelenjar dan dengan invasi kelenjar getah bening lokal. Selama bertahun-tahun
tumbuh sangat lambat dan tetap berada dalam kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening lokal. Pada pasien tua kanker ini bisa jadi lebih agresif dan
menginvasi secara lokal ke dalam otot dan trakea. Selain itu, dapat tumbuh cepat
dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Pada stadium lanjut, dapat menyebar
ke paru-paru.
b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah, menyebarkan
sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini sedikit lebih agresif dari pada
kanker papiler dan menyebar dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau
dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh ke tulang atau paru.
Kanker-kanker ini sering tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi
iodin radioaktif untuk membentuk tiroglobulin dan jarang untuk mensintesis T3
dan T4.
c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke struktur di
sekitar tiroid lalu bermetastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah. d.
Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke kelenjar
getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase
stadium dini dapat merupakan komplikasi dari masalah kelenjar lain (sindroma
neoplasia endokrin multipel). (Danis D. 2009)
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga, endemis,
konsumsi minim iodin

Timbul neoplasma, pertumbuhan kecil (nodul) di


kelenjar tiroid

Hiotalamus melepas TRH

Hipofisis anterior akan merangsang peningkatan sekresi TSH

T3, T4 kalsitonin meningkat

Massa tiroid meningkat

Memunculkan tumor tiroid Kurangnya Pengetahuan

Pembengkakan laring Menyebar melalui alian darah dan


kelenjar getah bening

Cidera pita suara Nyeri Akut Gangguan


menelan

Meluas dengan metastasis dan invasi


Kerusakan
kelenjar dan organ hati
komunikasi verbal
6. PENATALAKSANAAN
A. Medis
1. Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi
(operasi pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk mengangkat
sebanyak mungkin jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-
85% pasien dengan kanker jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10%
kekambuhan terjadi pada lobus kontralateral, sesudah operasi unilateral.
2. Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi total
dengan maksud mematikan sisa sel kanker post operasi dan meningkatkan
spesifisitas sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau penyebaran kanker.
Terapi ablasi tidak dianjurkan pada pasien dengan tumor soliter berdiameter
kurang 1mm, kecuali ditemukan adanya penyebaran.
3. Terapi Supresi L-Tiroksin
Supresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi dipertimbangkan
karena adanya reseptor TSH di sel kanker tiroid bila tidak ditekan akan
merangsang pertumbuhan sel-sel ganas yang tertinggal. Harus juga
dipertimbangkan segi untung ruginya dengan terapi ini. Karena pada jangka
panjang (7-15 tahun) bisa menyebabkan gangguan metabolisme tulang dan bisa
meningkatkan risiko patah tulang.
B. Keperawatan
1. Anamnesis
Anamnesis (keterangan riwayat penyakit) merupakan bagian penting
dalam menegakkan diagnosis. Pasien dengan nodul tiroid nontoksik baik
jinak maupun ganas, biasanya datang dengan keluhan kosmetik atau takut
timbulnya keganasan. Sebagian besar keganasan tiroid tidak menimbulkan
keluhan, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar dalam
beberapa minggu saja. Pasien umumnya mengeluh adanya gejala penekanan
pada jalan napas (sesak) atau pada jalan makanan (sulit menelan). Pada
nodul dengan adanya perdarahan atau disertai infeksi, bisa menimbul
keluhan nyeri. Keluhan lain pada keganasan tiroid yang mungkin timbul
adalah suara serak.
2. Pemeriksaan fisik
Perlu dibedakan antara nodul tiroid jinak dan ganas. Yang jinak, dari
riwayat keluarga: nodul jinak, strumadifus, multinoduler. Pertumbuhannya
relatif besarnya tetap. Konsistensinya lunak, rata dan tidak terfiksir. Gejala
penekanan dan penyebarannya tidak ada. Sedangkan yang ganas, dari
riwayat keluarga: karsinoma medulare, nodul soliter, Usia kurang dari 20
tahun atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada wanita dan riwayat
terekspos radiasi leher. Pertumbuhannya cepat membesar. Konsistensi,
padat, keras, tidak rata dan terfiksir. Gejala penekanan, ada gangguan
menelan dan suara serak. Penyebarannya terjadi pembesaran kelenjar limfe
leher.
3. Diagnosa Keperawatan
- Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara,
kerusakan saraf laring.
- Nyeri akut berhubungan dengan cedera pascaoperasi.
- Kerusakan menelan berhubungan dengan tumor laringeal (kanker tiroid).
- Kurang pengetahuan mengenai penyakit, kondisi dan
prosedur penatalaksanaan penyakit berhubungan dengan keterbatasan
paparan informasi
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
NOC : Kemampuan berkomunikasi Indikator :
- menggunakan bahasa tertulis
- menggunakan bahasa lisan
- menggunakan bahasa nonverbal/isyarat

NIC :

- Libatkan keluarga untuk membantu memahami apa yang dibicarakan


oleh pasien.
- Dengarkan pasien saat berbicara dengan penuh perhatian.
- Gunakan kata dan kalimat yang sederhana saat berbicara dengan pasien.
- Gunakan papan tulis/gambar bagi pasien untuk mengungkapkan
kebutuhannya.
- Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk menggunakan alat bantu suara.
Diagnosa II
NOC :
- Kontrol/Pengendalian nyeri Indikator :
- mengetahui waktu muncul dan permulaan nyeri
- menggunakan sumber pendukung yang tepat
- mengetahui gejala nyeri

NIC
- Kaji ulang secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,
karakteristik, penjalaran, keparahan, kualitas, factor pencetus
- Observasi isyarat non verbal atas ketidaknyamanan
- Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui tanggapan
pasien terhadap nyeri yang dialami
- Monitoring perubahan nyeri

Diagnosa III

NOC

Status menelan: esofagial Indikator :

- nyaman saat menelan


- Makanan masuk
- tidak batuk saat menelan
- tidak ada nyeri epigastrial

NIC

- Kaji ulang secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,


karakteristik, penjalaran, keparahan, kualitas, factor pencetus
- Observasi isyarat non verbal atas ketidaknyamanan
- Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui tanggapan
pasien terhadap nyeri yang dialami
- Monitoring perubahan nyeri
- Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
atas ketidak nyamanan misalnya suhu ruang

Diagnosa IV

NOC

Pengetahuan tentang proses penyakit Indikator

- menjelaskan mengenai proses penyakit


- menjelaskan penyebab dan factor pendukung
- menjelaskan tanda dan gejala penyakit

NIC

- Peningkatan komunikasi :
- defisit bicara Aktivitas :
- ibatkan keluarga untuk membantu memahami apa yang dibicarakan
oleh pasien.
- Dengarkan pasien saat berbicara dengan penuh perhatian.
- Gunakan kata dan kalimat yang sederhana saat berbicara dengan pasien.
- Gunakan papan tulis/gambar bagi pasien untuk mengungkapkan
kebutuhannya.
- Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk menggunakan alat bantu suara.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddrath, 2013.Buku ajar keperawatan medikal bedah, Jakarta : EGC

Dorland A. 2013. Kamus saku kedokteran dorland. Elsevier, Jakarta :EGC,

Danis D. 2009. Kamus Istilah kedokteran.Gitamedia Press.

Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses,
dan praktik (Ed. Ke-4) (Renata, k., dkk, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sjamsuhidajat R, de Jong W. Sistem Endokrin, In : Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd edition.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. p : 683-695

Nanda International .(2018). Diagnosa keperawatan : definisi & klasifikasi 2014-2018.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai