MAKALAH
FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
20 OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait pemicu PBL-
1 yaitu kerusakan hutan.
Dalam proses pengerjaan tugas ini, kami melakukan pencarian beberapa informasi
terkait kerusakan hutan yang tak lupa mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga
kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatannya. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Mahmud
Sudibandriyo M.Sc., Ph.D selaku Dosen MPKT B-04.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah terkait pemicu PBL-1 yaitu kerusakan hutan
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Kelompok HG5
2
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang hasil diskusi Home Group 05 terhadap pemicu yang diberikan,
yaitu yang membahas tentang kerusakan hutan akibat pembangunan ibu kota baru. Hasil
diskusi yang dibahas di makalah ini meliputi analisis dan identifikasi masalah, dugaan
sementara atau hipotesis, pembahasan dan pembuktian hipotesis, dan solusi yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Diskusi dilakukan dengan menggunakan metode
Problem Based Learning.
ABSTRACT
This paper discusses the results of the discussion by Home Group 05 of the trigger provided
that talks about the forest destruction caused by the construction of the new capital city. The
results that are discussed in this paper include the analysis and identification of problems,
provisional estimates or hypotheses, proof of hypotheses, and the solutions that can be used to
solve the problems. The discussion is conducted using the Problem Based Learning method.
Key Words : forest, construction of the new capital city, forest destruction
3
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
DAFTAR ISI
4
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Hutan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan manusia, dalam arti hutan
memiliki peranan penting dalam hampir sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh
manusia. Selain menjadi tempat tinggal bagi beraneka macam flora dan fauna, hutan juga
memiliki banyak manfaat bagi umat manusia. Berdasarkan data FAO tahun 2010, hutan dunia
menyimpan total 289 gigaton karbon dan berperan penting dalam menjaga kestabilan iklim
dunia.
Indonesia dikenal sebagai negara yang menjadi salah satu pemasok udara bersih berkat
luasnya hutan yang dimilikinya. Sebagian hutan di Indonesia merupakan hutan hujan tropis,
dimana lebih dari setengah spesies flora dan fauna tersebar di hutan ini. Maka dari itu
Indonesia juga dikenal akan kekayaan biodiversitasnya, yang meliputi 12 persen spesies
mamalia dunia, 7,3 persen spesies reptil dan amfibi, serta 17 persen spesies burung dari
seluruh dunia. Namun sampai sekarang masih banyak spesies yang belum teridentifikasi. Data
WWF menunjukkan antara tahun 1994-2007 telah ditemukan lebih dari 400 spesies baru
dalam dunia sains di hutan Pulau Kalimantan.
Namun akhir-akhir ini, kita tak asing dengan fenomena “kerusakan hutan” di
Indonesia. Kerusakan hutan menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan, apalagi baru-
baru ini kita dihebohkan dengan berita mengenai kebakaran hutan dan lahan atau karhutla
yang kembali terjadi di beberapa hutan di Kalimantan dan Sumatera. Hal ini sungguh
meresahkan karena fenomena ini dapat menimbulkan dampak yang tidak sedikit. Dampak-
dampak tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap manusia saja, namun berdampak pada
banyak aspek lain yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan hidup.
5
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
6
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiversitas
Hutan memberikan banyak sekali manfaat bagi kehidupan. Berikut adalah beberapa
contoh manfaat hutan bagi manusia.
● Menjadi paru-paru dunia, dimana pepohonan di hutan menghasilkan oksigen sebagai hasil
fotosintesis. Selain itu, pepohonan juga menyerap karbondioksida sehingga hutan juga
berperan dalam mengurangi polutan udara.
● Menyediakan cadangan air, karena pepohonan di hutan melakukan penyerapan air hujan
dalam jumlah yang besar dan menyimpannya di dalam tanah sehingga air tidak langsung
mengalir.
● Menjadi tempat tinggal atau habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan, sehingga
keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Selain itu, dengan terjaganya keseimbangan
ekosistem dan keanekaragaman, banyak plasma nutfah yang dapat digunakan.
7
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
● Menjadi pencegah bencana, seperti banjir, tanah longsor, dan erosi.
● Mendorong perkembangan ekonomi dengan hasil-hasil hutan, seperti kayu, rotan, buah-
buahan, obat-obatan herbal, dan lain-lain. Selain itu, hutan juga dapat mendorong
perekonomian dari segi pariwisata.
1. Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan dapat berakibat pada hal-hal lain yang akan berakhir pada terjadinya
berbagai jenis bencana alam seperti banjir bandang, erosi tanah, kebakaran hutan,
pengeringan sumber mata air dan sungai, dan pemanasan global.
2. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya
ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tergangg. Pencemaran air dapat
disebabkan oleh beberapa kegiatan, misalnya kegiatan rumah tangga, pertanian, dan
industri.
3. Pencemaran Udara
Pencemaran udara berasal dari asap hasil pembakaran gas buang kendaraan bermotor,
industri, dan kegiatan rumah tangga. Gas-gas tersebut dapat mengotori udara sehingga akan
menganggu pernapasan.
4. Pencemaran Tanah
Kesuburan tanah dipengaruhi oleh organisme seperti bakteri, jamur, dan organisme
lain yang menguraikan limbah di dalam tanah dan menyediakan unsur-unsur yang
diperlukan oleh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Kesuburan tanah dapat
berkurang jika tanah tercemar oleh limbah-limbah yang mengandung bahan kimia
berbahaya dan limbah padat berupa sampah.
8
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
5. Berkurangnya sumber daya alam
6. Perubahan iklim
Kerusakan hutan berdampak pada pertukaran uap air dan karbondioksida yang terjadi
antara atmosfer dan permukaan tanah yang berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim,
dimana perubahan konsentrasi yang ada di lapisan atmosfer akan memiliki efek langsung
terhadap iklim di Indonesia maupun di dunia.
Pohon berperan penting dalam siklus air, yaitu menyerap curah hujan serta
menghasilkan uap air yang akan dilepaskan ke atmosfer. Semakin sedikit jumlah pohon
yang ada di bumi, maka kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah
dalam bentuk hujan juga akan sedikit.
Apabila populasi pohon berkurang, pada saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap
dengan baik tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan,
yang pada akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain itu, air hujan dapat mengangkut
partikel-partikel tanah sehingga menimbulkan erosi tanah atau tanah longsor.
9. Kekeringan
Apabila populasi pohon berkurang, maka daya serap tanah akan air juga akan
menurun. Hal ini menyebabkan kondisi dimana tanah tidak memiliki cadangan air yang
seharusnya bisa digunakan pada saat musim kemarau. Hal ini dapat berdampak pada
kekeringan yang berkepanjangan.
9
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
10. Kerugian ekonomi
Terjadinya erosi tanah sebagai akibat kerusakan hutan dapat mengangkut partikel-
partikel tanah yang mengandung zat-zat berbahaya seperti pupuk organik memasuki danau,
sungai, maupun sumber air lainnya. Ini akan berakibat penurunan kualitas air yang berada
di daerah tersebut. Dengan kualitas air yang buruk akan berdampak pada tingkat kesehatan
yang buruk pula.
Kerusakan hutan juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai jenis spesies yang
tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic, sekitar 70% tanaman dan hewan
hidup di hutan. Dengan hilangnya habitat-habitat tersebut, maka akan berdampak pada
kepunahan spesies.
Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami atau tanpa ada campur
tangan dari manusia, sedangkan ekosistem binaan memiliki definisi yang sebaliknya.
Ekosistem binaan merupakan ekosistem yang terbentuk atas campur tangan manusia
sehingga tidak tersisa unsur alami di dalam ekosistem tersebut. Ekosistem binaan
dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Contoh yang kita bisa lihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu pemukiman.
Jika dilihat dari letak astronomis, maka wilayah Indonesia terletak pada daerah tropis.
Daerah tropis terletak diantara 0LU – 23½LU dan 0Ls – 23½LS. Di daerah tropis, kita hanya
mengenal dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Untuk musim penghujan
10
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
terutama terjadi pada saat angin bertiup muson barat, sedangkan untuk musim kemarau terjadi
saat angin bertiup muson timur.
Untuk Indonesia sendiri mempunyai dua musim yakni kemarau dan penghujan.
Musim penghujan yang ada diwilayah Sumatera dan Kalimantan relatif lebih lama jika
dibandingkan dengan musim hujan yang ada diwilayah Nusa Tenggara. Dengan demikian
musim kemarau di Sumatera dan Kalimantan dapat jadi hanya beberapa bulan saja, tetapi di
Nusa Tenggara bisa berlangsung lebih dari setengah tahun.
Namun hal ini justru terkadang menjadi bumerang yang dapat membuat bencana di
Indonesia, khususnya Sumatera dan Kalimantan.Karena hutan yang rusak, air yang turun dari
hujan tidak dapat diserap ke dalam tanah, melainkan hanya lewat saja (run off).Ini dapat
mengakibatkan bencana seperti kekeringan dan juga banjir bandang.Bahkan tanah longsor
yang dapat menelan banyak korban jiwa.
11
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
2.6 Pasokan/Ketersediaan Air Bagi Lingkungan
Air adalah dasar dari kehidupan dan merupakan kunci dari lingkungan yang sehat serta
berkelanjutan. Pengelolaan pasokan atau ketersediaan air bersih bagi kehidupan akan menjadi
pondasi bagi penyuksesan “17 Sustainable Development Goals (SDG)” yang berfungsi untuk
memastikan bahwa air tersedia kepada semua orang. Air memegang peranan penting bagi
makhluk hidup untuk bertahan hidup, beraktivitas, bahkan perekonomian dunia.
Faktor pemicu terganggunya ketersediaan air secara nasional, seperti pergeseran iklim,
pertumbuhan populasi, peningkatan urbanisasi, dan infrastruktur yang sudah tidak tepat lagi
dalam bidang pengolahan air, makin membuat masalah ini bertambah parah. Data paling baru
dari PBB mengatakan bahwa 3,6 juta orang di seluruh dunia (hampir setengah populasi
penduduk dunia) tinggal di daerah yang berpotensial mengalami kendala pasokan air dan
diperkirakan pada 2050 akan ada lebih dari 5 juta orang akan mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih karena perubahan iklim, permintaan yang tinggi, dan polutan yang
mencemari air.
12
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
BAB III
ISI
Untuk sanksi terdapat pada UU Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Pasal 78
ayat 3,UU Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan pasal 8 ayat 1, dan UU Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
13
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
Dengan adanya regulasi ini diharapkan bukan saja para pelaku yang berniat untuk
merusak hutan makin mengurungkan niatnya, tapi juga para aparat penegak hukum untuk
makin tegas dan adil dalam menghakimi para oknum tidak bertanggung jawab yang sudah
merusak paru paru dunia yang ada di Indonesia ini.
Bagian Ketiga
Penguasaan Hutan
Pasal 4
(1) Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(2) Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi
wewenang kepada Pemerintah untuk:
a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan
hutan, dan hasil hutan;
b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan
sebagai bukan kawasan hutan; dan
14
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
3.4 Reboisasi/Penghijauan
A. Reboisasi
15
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
Penghijauan adalah kegiatan penanaman pada lahan kosong di luar lingkungan hutan,
terutama ialah pada tanah milik rakyat dengan tanaman keras, contohnya ialah jenis-jenis
pohon hutan, pohon buah, tanaman perkebunan, tanaman penguat teras, tanaman pupuk
hijau, dan juga rumput pakan ternak. Tujuan penanaman ini adalah agar lahan tersebut
dapat dipulihkan, dipertahankan, serta ditingkatkan kembali kesuburannya (Manan, 1976;
Supriyanto, 1984).
a. Memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanami dengan tumbuhan hijau, misalnya
tanaman hias, tanaman obat dan tanaman berkulit keras.
b. Penanaman tumbuhan hijau yang bermanfaat di halaman rumah dapat
dikembangkan menjadi kebun mini yang terdiri dari tanaman sayur dan buah
(warung hidup) serta tanaman obat (apotek hidup)
c. Teknik penanaman hidroponik adalah teknik menanam tanpa menggunakan sabut
kelapa yang diberi unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau. Teknik
penanaman hidroponik ini dapat menjadi solusi penghijauan lain apabila lahan
yang dimiliki tidak cukup memadai. Teknik penanaman lain juga dapat diterapkan
untuk menyesuaikan kondisi lingkungan, seperti aeroponik dan aquaponik.
d. Menerapkan penghijauan di lingkungan sekolah serta memberikan edukasi kepada
para siswa mengenai pentingnya penghijauan.
e. Membuat taman kota serta hutan kota yang dapat mengurangi tingkat polusi udara
serta dapat menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat.
Pemanfaatan teknologi yang sudah maju sekarang ini kami harapkan bisa untuk
menangani masalah-masalah besar yang sebenarnya hanya ditimbulkan dari pengawasan,
seperti kebakaran hutan. Bentuk pemanfaatan-pemanfaatan teknologi seperti drone juga dapat
16
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
digunakan untuk memberi pupuk atau menyebarkan benih tanaman secara otomatis di daerah
hutan yang sulit terjangkau
Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk
menyusun kerangka dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan
generasi sekarang maupun untuk anak cucunya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
manusia sering menganggap dirinya sebagai ciptaan yang lebih sempurna dari yang lainnya.
Restorasi Ekosistem (RE) merupakan usaha untuk memulihkan kondisi hutan alam
sehingga kembali menjadi sedia kala dan meningkatkan nilai dan fungsi hutan baik secara
ekonomis maupun ekologis. Usaha ini dilakukan dengan melakukan pengembalian unsur
hayati (flora dan fauna) dan non-hayati (tanah, iklim, topografi) sehingga menjadi seimbang
kembali kondisinya dan juga ekosistemnya. Restorasi Ekosistem diatur dalam kebijakan
pengelolaan hutan produksi melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Restorasi
Ekosistem (IUPHHK-RE).
Melalui RE, beberapa aspek lingkungan hidup dan kehutanan dapat diwujudkan,
seperti melindungi keanekaragaman hayati dan mewujudkan kemandirian ekonomi dan
ketahanan pangan dengan hasil hutan. Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Bambang Hendroyono mengatakan bahwa KLHK telah menetapkan RE sebagai
salah satu rencana strategis dalam sektor lingkungan dan kehutanan. RE diyakini dapat
memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas dan pemanfaatan hutan. Selain
itu, Direktur Eksekutif Burung Indonesia, Agus Budi Utomo menjelaskan bahwa RE
17
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
mendorong perubahan cara pandang terhadap pemanfaatan hutan. Hutan tidak lagi dianggap
sebagai pepohonan dan penghasil kayu semata, melainkan sebagai satu kesatuan ekosistem
dengan hasil hutan yang beragam. Melalui RE, pengelolaan hutan meliputi pemanfaatan dan
juga perlindungan habitat serta pemulihan ekosistem hutan.
18
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia merupakan sesuatu hal yang sangat
berdampak buruk bagi kehidupan. Tidak menutup kemungkinan bahwasanya bukan hanya
faktor alam saja yang menjadi penyebab kerusakan hutan. Bahkan penyebab utamanya adalah
dari aktivitas manusia itu sendiri. Diperlukannya penanggulangan yang sangat serius agar hal
ini tidak semakin buruk untuk kedepannya.
Kerusakan hutan yang disebabkan kecuali oleh faktor alam dapat ditanggulangi oleh
beberapa cara, yakni: konservasi hutan, pembuatan regulasi, memperkuat pengawasan
pemerintah, reboisasi/penghijauan, pemanfaatan teknologi, dan edukasi masyarakat. Dengan
menerapkan hal ini maka dapat meminimalisir kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia.
Dengan ini maka dapat disimpulkan bahwasanya sebagian penyebab dari kerusakan hutan
dapat ditangani, terkecuali oleh faktor alam.
19
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
https://rumus.co.id/biodiversitas-adalah/
https://www.gurugeografi.id/2018/05/pengertian-biodiversitas-manfaat-dan.html
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/31/kupas-tuntas-biodiversitas-indonesia
https://nationalgeographic.grid.id/read/131833161/kepunahan-biodiversitas-tertinggi
indonesia-peringkat-ke-6?page=all
https://foresteract.com/hutan-konservasi-pengertian-fungsi-jenis-dan-peraturan/
https://foresteract.com/hutan-konservasi-pengertian-fungsi-jenis-dan-peraturan/2
http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-konservasi-dan-tujuannya-
sertamanfaanya.html
Lal, B Suresh. (2019). Water for Life: Issues and Challenges. International Journal of
Science and Research (IJSR). 8. 1949-1957. 10.21275/ART20199011.
Britwum Acquah, Stella & Pentsil, Sarah & Appiah, Naomi & Dumenu, William &
Darimani, Bukari. (2013). Technologies for Forest Management, Utilization and
Development..
Xofis, Panteleimon. (2019). From Pillars to AI Technology-Based Forest Fire Protection
Systems. 10.5772/intechopen.86904.
Susandi, A. 2004. The impact of international. greenhouse gas emissions reduction on
Indonesia. Jerman: Report on Earth System Science, Max Planck Institute for
Meteorology.
Eprints.undip.ac.id. (2019). [online] Available at:
http://eprints.undip.ac.id/37842/2/BAB_1.pdf [Accessed 15 Oct. 2019].
Digilib.unila.ac.id. (2019). [online] Available at:
http://digilib.unila.ac.id/5301/15/BAB%20II.pdf [Accessed 15 Oct. 2019].
Simarmata, R., dan Asep Yunan Firdaus, 2016. Pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014
dan Desentralisasi : Kajian di bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam. HuMa (Hukum
Berbasis Masyarakat dan Ekologis), Jakarta.
Steni, Bernadinus, 2016. Membedah UU Pemerintahan Daerah yang Baru : Apa yang
Baru dalam Pembagian Urusan dan Kewenangan Pusat --Daerah di Bidang Sumber Daya
Alam. INOBU (Institut Penelitian Inovasi Bumi), Jakarta.
https://www.gurupendidikan.co.id/reboisasi
20
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengertian-reboisasi
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/penghijauan/
https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/tentang_forest_spesies/k
ehutanan/
https://blog.lindungihutan.com/9-dampak-akibat-kerusakan-hutan-bagi-lingkungan-
hidup/
http://repository.usu.ac.id
http://kpa.or.id
https://www.gurupendidikan.co.id/perubahan-musim-di-indonesia/
http://ditjenppi.menlhk.go.id/reddplus/images/adminppi/permen/P.8_2018.pdf
21
Home Group 5 | Kerusakan Hutan di Indonesia