Judul
MAKALAH
Gabriel Fauzani (1906301482)
Khairuzzadi (1906346726)
Muhammad Rafly Y. (1906300196)
Nada Hamidah Suhanda (1906300523)
Nadiva Rizka Tiara P. (1909301974)
Nayla Yaumisita (1906299881)
Richardo Ariyanto (1906301280)
FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
13 NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah terkait pemicu wacana CL-2 mengenai buruknya kualitas
udara di Kota Jakarta
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah terkait pemicu wacana CL-2
mengenai buruknya kualitas di Kota Jakarta ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi kepada pembaca.
Kelompok HG 05
ii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Judul :
Makalah ini membahas tentang hasil diskusi Home Group 05 terhadap pemicu
yang diberikan, yaitu yang membahas tentang buruknya kualitas udara di Kota
Jakarta yang memicu terganggunya kesehatan dan menurunnya kualitas lingkungan.
Hasil diskusi yang dibahas di makalah ini meliputi analisis dan identifikasi masalah,
dugaan sementara atau hipotesis, pembahasan dan pembuktian hipotesis, dan solusi
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Diskusi dilakukan dengan
menggunakan metode Collaborative Learning.
ABSTRACT
Title :
This paper discusses the results of the discussion by Home Group 05 of the trigger
provided that talks about the bad quality of the air in Jakarta city which has triggered
disruption of health and deteriorating environmental quality. The results that are
discussed in this paper include the analysis and identification of problems,
provisional estimates or hypotheses, proof of hypotheses, and the solutions that can
be used to solve the problems. The discussion is conducted using the Collaborative
Learning method.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................................2
Tujuan..................................................................................................................................2
Manfaat................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.1 Polusi........................................................................................................................3
2.2 Polutan.....................................................................................................................4
2.3 Kesehatan Masyarakat..................................................................................................4
2.4 Pertumbuhan Populasi..............................................................................................5
2.5 Angka Mortalitas......................................................................................................6
2.6 Pemanasan Global....................................................................................................7
2.7 Hujan Asam..............................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................9
ISI............................................................................................................................................9
3.1 Transportasi Publik........................................................................................................9
3.2 Teknologi Ramah Lingkungan.....................................................................................10
3.3 Rumah Sehat................................................................................................................11
3.4 Mitigasi Bencana Alam................................................................................................13
3.5 Penghijauan..................................................................................................................13
3.6 Kesadaran Masyarakat.................................................................................................14
3.7 Peraturan Pemerintah...................................................................................................15
iv Universitas Indonesia
BAB IV..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
v Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pencemaran udara di Indonesia bukan merupakan perkara kecil lagi. Belum
lama ini, muncul pernyataan tentang Kota Jakarta yang menjadi kota dengan
polusi udara terburuk di dunia. Hal ini dapat terlihat dari AQI (Air Quality Index)
yang mencapai 170 tertanda pada tanggal 10 Agustus 2019, dilansir dari
AirVisual. Lalu pada tanggal 6 September 2019, Kota Jakarta menempati posisi
kedua dari kualitas udara terburuk di dunia, dengan AQI mencapai 160, dibawah
kota Hanoi, Vietnam yang mencapai 190. Hal ini menunjukkan betapa parahnya
kondisi polusi di kota Jakarta sehingga Kota Jakarta terus menerus menempati
posisi tinggi dalam kualitas udara terburuk di dunia.
Maka dari itu dibutuhkan suatu solusi baik untuk mencegah maupun
menanggulangi masalah kualitas udara yang buruk ini. Tidak hanya di Jakarta,
namun di seluruh Indonesia dan juga dunia. Apalagi belum lama ini kita juga
dihebohkan dengan berita mengenai karhutla di Kalimantan dan Sumatera,
sehingga hal tersebut juga menjadi salah satu faktor penyebab yang perlu kita
tuntaskan.
1 Universitas Indonesia
Rumusan Masalah
Apa saja yang memengaruhi kualitas udara di Jakarta?
Apa saja dampak yang diakibatkan dari buruknya kualitas udara di Jakarta?
Bagaimana cara menanggulangi buruknya kualitas udara di Jakarta?
Bagaimana cara untuk mencegahnya di kemuadian hari?
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi kualitas udara di Jakarta
2. Mengetahui dampak dari buruknya kualitas udara di Jakarta
3. Mengetahui cara penanggulangan buruknya kualitas udara di Jakarta
4. Mengetahui cara pencegahannya di kemudian hari
Manfaat
Mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap kualitas udara di Jakarta
Meningkatkan kesadaran pembaca akan pentingnya pemeliharaan kualitas
udara di Jakarta
Mengajak pembaca untuk mengambil langkah-langkah demi mewujudkan
kualitas udara yang lebih baik serta mencegahnya bertambah menjadi
masif
2 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Air
3. Polusi Tanah
4. Polusi Cahaya
5. Polusi Suara
6. Polusi Logam Berat
3 Universitas Indonesia
2.2 Polutan
c. Polutan biologis; yaitu polutan yang berbentuk makhluk hidup yang dapat
menimbulkan pencemaran. Contohnya: bakteri E.Coli, tumbuhan gulma,
dan sebagainya.
d. Polutan sosial budaya; yaitu polutan yang dapat berbentuk perilaku atau
hasil budaya yang tidak sesuai dengan norma sosial budaya setempat,
sehingga mengganggu kehidupan sosial budaya masyarakat. Contohnya:
anak-anak yang tawuran di daerah sekitar masyarakat.
2.3 Kesehatan Masyarakat
4 Universitas Indonesia
merupakan manifestasi dari info media massa yang sering memberikan informasi
edukatis sehingga masyarakat terdidik secara otomatis.
Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat
mendefinisikan kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat dang tujuan untuk:
1. Meningkatkan sanitasi lingkungan
2. Meningkatkan infeksi menular
3. Pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
4. Mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya
diagnosis dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit
5. Pengembangan sosial ke arah adanya jaminan hidup yang layak dalam
bidang kesehatan
5 Universitas Indonesia
menandakan bahwa akan semakin banyak lahan yang dibutuhkan untuk dijadikan
tempat tinggal atau tempat penduduk melakukan aktivitas. Hal ini akan
menyebabkan pembukaan lahan dengan menggunakan hutan-hutan. Penebangan
hutan akan terjadi, padahal pepohonan di hutan sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan oksigen dan menyerap zat-zat polutan.
Kematian atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua komponen yang
lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas penduduk (Mantra, 2000).
Menurut Utomo (1985) kematian dapat diartikan sebagai peristiwa hilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam
pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah
tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya
tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat
kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
a. Neo-natal death, yaitu kematian yang terjadi pada bayi yang belum
berumur satu bulan
b. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal
death), yaitu kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi
dari ibunya pada saat melahirkan tanpa melihat lamanya dalam
kandungan
6 Universitas Indonesia
c. Post neo-natal death, yaitu kematian anak yang berumur antara satu
bulan sampai dengan kurang dari satu tahun
d. Infant death (kematian bayi), yaitu kematian anak sebelum mencapai
umur satu tahun.
Pemanasan global atau global warming ini dapat terjadi disebabkan oleh
radiasi matahari yang telah diserap oleh bumi yang sebagiannya tidak
dipantulkan kembali ke luar bumi terperangkap dan terus dipantulkan di luar oleh
gas-gas rumah kaca yang menyebar di atmosfer bumi. Hal ini menyebabkan
panas yang terus dipantulkan sehingga panas tersebut terperangkap dan
menyebabkan suhu bumi makin panas.
Hujan asam adalah suatu peristiwa yang terjadi dimana air hujan yang
turun memiliki kadar kekuatan kandungan pH di bawah 5,6. Hujan pada dasarnya
sudah memiliki pH dibawah 7, hal ini disebabkan karena makhluk hidup
7 Universitas Indonesia
mengeluarkan gas CO2 dalam proses respirasinya dan terakumulasi di atmosfer
sehingga ikut bereaksi bersama air hujan yang turun, namun, hujan asam
memiliki beberapa senyawa lain yang terakumulasi. Secara sederhana, reaksi
yang terjadi pada hujan asam adalah sebagai berikut:
Salah satu penyebab hujan asam yang paling banyak terjadi adalah
disebabkan karena banyaknya zat-zat polutan yang terakumulasi dalam atmosfer.
Polutan-polutan ini biasanya merupakan hasil gas buang sisa pembakaran
senyawa karbon. Di kota-kota besar, polutan yang paling banyak dimiliki adalah
polutan yang berasal dari asap knalpot kendaraan serta gas buang industri.
Kita harus peduli terhadap hujan asam karena hujan asam adalah sesuatu
yang dapat kita cegah, apalagi peristiwa ini mempunyai efek samping yang
buruk. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan adalah menyebabkan
gangguan pernapasan dan bronkitis, berpotensi mematikan ekosistem di hutan,
mempengaruhi biota dan makhluk hidup yang ada di perairan terdampak, dan
merusak bangunan dengan cara mempercepat pembentukan karat pada besi
penopang bangunan.
8 Universitas Indonesia
BAB III
ISI
9 Universitas Indonesia
KRL (Kereta Rel Listrik), dan bajaj bahan bakar gas. Upaya mewujudkan
transportasi publik ramah lingkungan masih terus dilakukan dengan cara
mengkaji terlebih dahulu kriteria-kriteria apa saja yang dikatakan sebagai
transportasi publik ramah lingkungan.
10 Universitas Indonesia
Tenaga surya adalah konversi tenaga matahari menjadi tenaga listrik, baik
secara langsung menggunakan Photovoltaics (PV) maupun secara tidak
langsung menggunakan tenaga surya terkonsentrasi (Consentrated Solar Power
(CSP)). Sistem CSP menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacakan
untuk memfokuskan area besar sinar matahari menjadi sinar kecil. Sedangkan
PV mengubah cahaya menjadi arus listrik dengan memanfaatkan efek
fotoelektrik.
11 Universitas Indonesia
serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi
WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Berikut adalah syarat-syarat Rumah Sehat
1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau
ubin, keramik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting
disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada
musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun
di pedesaan. Disamping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga
dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya
sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan.
3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Berikut adalah penjelas
tentang beberapa fungsi dari ventilasi di rumah.
a. Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar.
b. Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan
dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi
aliran udara yang terus-menerus.
c. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di
dalam kelembaban (humidity) yang optimum.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan
rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga
12 Universitas Indonesia
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya
bibit-bibit penyakit.
5. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan kepenuhan (overcrowded).
6. Fasilitas-Fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut.
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
g. Serambi (lebih cocok untuk rumah di pedesaan)
3.4 Mitigasi Bencana Alam
13 Universitas Indonesia
3.5 Penghijauan
Penghijauan merupakan sebuah kata yang dipakai untuk menggambarkan
aktivitas menanam pohon. Hal ini tentu saja karena pohon mempunyai daun
sebagai bagian yang berwarna hijau, maka dari itu untuk menggambarkan
kegiatan menanam pohon kata yang digunakan adalah penghijauan. Penghijauan
banyak dilakukan masyarakat sebagai salah satu cara melestarikan alam,
mengingat bahwa pohon mempunyai banyak sekali manfaat, tidak hanya bagi
lingkungan atau alam, namun juga bagi makhluk hidup baik manusia maupun
binatang.
Dengan melakukan penghijauan kita juga bisa mengurangi terjadinya
polusi udara. Polusi udara merupakan hal yang sangat sulit dihindari di era
modern ini, terlebih di daerah perkotaan yang penuh dengan kendaraan dan juga
mesin-mesin pabrik. Pohon melakukan fotosintesis di siang hari. Fotosintesis
akan menghasilkan oksigen yang akan memerangi berbagai gas yang tidak baik
akibat dari polusi udara. Maka dari itulah gas-gas jahat akan bisa dikontrol oleh
gas baik dari hasil fotosintesis pohon-pohon ini dan polusi udara pun bisa
dikurangi. Maka dari itulah kita lebih bisa merasakan sejuk dan segar di tempat
yang banyak terdapat pohon daripada di tempat yang gersang tanpa pohon.
Meskipun menggunakan pendingin udara, namun kesegaran yang dihasilkan
berbeda dengan kesegaran alami oleh pohon. Dengan demikian penghijauan
sangat perlu dilakukan terlebih di daerah perkotaan yang menghasilkan lebih
banyak polutan, seperti di jalan- jalan atau di tengah kota.
14 Universitas Indonesia
teknologi terbaru, tetapi hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika
masyarakat Jakarta sendiri tidak mendukungnya.
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa upaya
pengurangan polusi udara di Jakarta belum membuahkan hasil yang signifikan
karena kesadaran masyarakat yang masih kurang. Sebagai contoh, pemerintah
membuat berbagai teknologi baru seperti transportasi ramah lingkungan,
pembangkit listrik dengan tenaga sumber daya terbarukan, dan lain-lain. Namun,
masyarakat masih enggan untuk menggunakan teknologi tersebut dengan
berbagai alasan, dan kebanyakan alasan tersebut berkaitan dengan masalah pada
saat ini, seperti terlalu mahal, rumit, dan merasa belum bisa terbiasa
menggunakan teknologi baru tersebut. Padahal, yang seharusnya diperhatikan
bukan hanya dampak jangka pendek, tetapi juga jangka panjang, bagaimana
teknologi tersebut akan berdampak di masa yang akan datang. Karena jika
masyarakat terus-menerus dibiarkan seperti ini, tingkat polusi udara akan terus
bertambah dan akan semakin membahayakan.
15 Universitas Indonesia
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Polusi udara yang terjadi di Jakarta merupakan sesuatu hal yang sangat
berdampak buruk bagi kehidupan. Tidak menutup kemungkinan bahwasanya
dapat berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Bahkan hal ini akan terjadi
baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang. Diperlukannya
penanggulangan yang sangat serius agar hal ini tidak semakin buruk untuk
kedepannya.
Polusi udara ini dapat ditanggulangi oleh beberapa cara, yakni: penggunaan
transportasi publik, penggunaan teknologi ramah lingkungan, membangun rumah
sehat, mitigasi bencana alam, melakukan penghijauan, menumbuhkan kesadaran
masyarakat, dan mempertegas peraturan pemerintah . Dengan menerapkan hal ini
16 Universitas Indonesia
maka dapat meminimalisir polusi udara yang terjadi di Jakarta. Dengan ini maka
dapat disimpulkan bahwasanya polusi udara dapat ditangani berdasarkan cara-
cara yang dijelaskan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://foresteract.com/polusi/2/
https://www.kompasiana.com/karon/5d4acb2e097f363687426192/polusi-di-jakarta-
penyebab-akibat-dan-solusinya?page=all
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/penghijauan
https://www.elshinta.com/news/28963/2015/10/10/pentingnya-penghijauan-untuk-
mengurangi-polusi-udara
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3629926/populasi-meningkat-bikin-
polusi-udara-makin-parah
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-
upaya-menanggulanginya
https://www.merdeka.com/jakarta/djarot-sebut-rendahnya-kesadaran-warga-jakarta-
jaga-lingkungan-dan-udara.html
17 Universitas Indonesia
Rahmadiyanti, Putri (2017). Polusi Udara . [online] Available at:
https://www.academia.edu/34682449/polusi-udara.pdf/ [Accessed 13 Nov
2019]
Digilib.unila.ac.id. (2019). [online] Available at:
http://digilib.unila.ac.id/31353/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf [Accessed 15 Nov. 2019].
Gusnita, D. (2010). Green Transport: Transportasi Ramah Lingkungan Dan
Kontribusinya Dalam Mengurangi Polusi Udara. Berita Dirgantara Vol. 11 No.
2, Juni, hal 66-71.
Dosen.stikesdhb.ac.id. (2019). KONSEP DASAR ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT (IKM)| wuri ratna hidayani. [online] Available at:
http://dosen.stikesdhb.ac.id/wuri/2016/05/13/konsep-dasar-ilmu-kesehatan-
masyarakat-ikm/ [Accessed 15 Nov. 2019].
Penabulufoundation.org. (2019). Kesehatan Masyarakat – Penabulu Foundation.
[online] Available at: http://penabulufoundation.org/kesehatan-masyarakat/
[Accessed 15 Nov. 2019].
Muhammad Arif Fahrudin Alfana dkk. (2015). Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa
Lalu dan Proyeksi ke Depan) Available at: https://osf.io › preprints › inarxiv ›
download
https://referensi.elsam.or.id/2015/04/uu-nomor-32-tahun-2009-tentang-perlindungan-
dan-pengelolaan-lingkungan-hidup-2/
https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU_24_2007.pdf
18 Universitas Indonesia