SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD ALI
70300110063
NIM : 70300110063
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudikan hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
Muhammad ALi
NIM: 70300110063
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil Alamin, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT.
karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu
pula kami haturkan salam dan taslim kepada baginda Nabi besar Muhammad
SAW. beserta para sahabat dan pengikutnya yang telah membawa ajaran Islam
dari tahap persiapan sampai pada tahap penelitian. Namun Alhamdulillah atas
bimbingan, arahan, kerja sama, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
Dalam kesempatan ini dengan penuh rasa hormat penulis haturkan terima
yang tercinta atas dukungan, jerih payah serta doa restunya sehingga
pendidikan.
ii
3. DR. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu
5. DR. Nur Hidayah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
ini.
tenaga, pikiran dan nasehatnya untuk membimbing penulis sejak dari awal
Bahri selaku penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberi saran
8. Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang telah
institusinya.
9. Seluruh keluargaku atas dukungan, jerih payah serta doa restunya sehingga
10. Seluruh rekan mahasiswa keperawatan dan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan yang tak sempat aku sebut namanya, terima kasih atas
iii
Tidak menutup kemunkinan bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas
kontribusinya baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Halaman
A. Desain Penelitian........................................................................... 36
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
C. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 38
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 39
v
E. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 40
F. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 40
G. Pengolahan Data............................................................................ 41
H. Analisa Data .................................................................................. 42
I. Etika Penelitian ............................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 45-62
A. Hasil Penelitian................................................................................ 46
B. Pembahasan ..................................................................................... 55
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 64
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 65-66
A. Kesimpulan....................................................................................... 65
B. Imflikasi Penelitian........................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
jiwa menempati urutan kedua setelah penyakit infeksi (Rasmun, 2001). Dan
WHO juga memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
bahwa 264 orang dari 1000 penduduk mengalami gangguan jiwa, itu artinya
dari satu kepala keluarga maka ada satu anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan diperkirakan sejak awal tahun 2009 jumlah penduduk yang
mendalam bagi individu dan beban yang berat bagi keluarga. Gangguan
kesehatan jiwa bukan hanya gejala kejiwaan saja tetapi sangat luas dari mulai
yang ringan seperti kecemasan dan depresi, malas bekerja, sering tidak masuk
kerja, tidak bisa bekerja sama dengan teman sekerja, sering marah-marah,
ketagihan NAPZA, Alkohol, Rokok, kepikunan pada orang tua, Autis pada
anak sampai kepada yang sangat berat seperti Skizofrenia. Beban yang
1
2
ditimbulkan oleh gangguan jiwa sangat besar. Hasil studi Bank Dunia tahun
mencapai 8,1%, jauh lebih tinggi dari tuberklosis (7,2%), kanker (5,8%),
penyakit jantung (4,4%), atau malaria (2,6%). Meski bukan penyebab utama
kelompok usia paling produktif, yakni antara 15-44 tahun. Dampak sosialnya
dampak ekonomi berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah bagi
kesehatan jiwa memang mengkhawatirkan. Secara global, dari sekitar 450 juta
orang yang mengalami gangguan mental, sekitar satu juta orang diantaranya
meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Angka ini lumayan kecil jika
dibandingkan dengan upaya bunuh diri yang dilakukan dari para penderita
masyarakat bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh guna-guna orang lain. Ada
(Hawari, 2003).
3
sendiri, berdasarkan data Medical Record, sepanjang tahun 2008 lalu mencatat
ada sejumlah 10.267 pasien gangguan jiwa yang dirawat inap. Pasien yang
2012).
7.604 orang, menarik diri 2.705 orang, waham 833 orang, harga diri rendah
1.771 orang, perilaku kekerasan 1.304 orang, defisit care 2.235 orang,
tekanan dari luar individu maupun tekanan dari dalam individu. Beberapa hal
gangguan jiwa perlu diberdayakan. Dalam rangka hal tersebut maka keluarga
jiwa.
stigma dan diskriminasi terhadap gangguan jiwa. Tidak jarang pasien gangguan
pengobatan dalam jangka waktu lama (lebih dari 1 tahun). Namun demikian
akibat kurang patuh maka angka kekambuhan pasien gangguan jiwa tinggi.
lama rawat yang lebih pendek di rumah sakit dan durasi kekambuhan yang
lebih panjang.
seperti mengamuk, bertindak anarkis atau yang lebih parah lagi pasien akan
melukai bahkan membunuh orang lain atau dirinya sendiri. Jika hal itu terjadi
sudah tidak bisa disembuhkan lagi padahal terjadinya gangguan jiwa bukan
hanya disebabkan oleh dari individu itu sendiri melainkan disebabkan pula
sebagai target populasi dalam penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa
besar jika tidak ada dukungan baik dari pihak rumah sakit, keluarga atau
dalam terkait dengan apa yang menyebabkan pasien itu kambuh bahkan setelah
B. Rumusan Masalah
masalah pada penelitian ini adalah Faktor Apa yang Berhubungan dengan
C. Hipotesis Penelitian
1. Ha:
Selatan.
Selatan.
Sulawesi Selatan.
2. H0:
Sulawesi Selatan.
7
Tabel 1.1
Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
Skala
No Variabel Defenisi Operasional Kriteria Objektif Ukur
1 Dependen Kekambuhan Dinyatakan sering kambuh Likert
- Kekambuhan merupakan keadaan jika pasien berulang
pasien dimana muncul dirawat di RSKD Provinsi
gejala yang sama Sulawesi Selatan >2 kali
seperti sebelumnya selama 1 tahun. Dinyatakan
dan mengakibatkan jarang kambuh jika pasien
pasien harus dirawat berulang dirawat di RSKD
kembali Provinsi Sulawesi Selatan
< 2 kali selama 1 tahun .
b. Kepatuhan klien Klien yang tidak patuh Klien dinyatakan patuh Guttman
minum obat. dalam minum obat minum obat jika skor nilai
secara teratur median >5, klien
mempunyai dinyatakan tidak patuh
kecendrungan untuk minum obat jika skor nilai
kambuh. median < 5
F. Kajian Pustaka
G. Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Selatan.
Selatan.
Selatan.
H. Manfaat Penelitian.
berikut
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi bagi pihak rumah
2. Terhadap Peneliti
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
kesehatan atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang
dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan
orang lain. Selain dengan itu pakar lain mengemukakan bahwa kesehatan jiwa
memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan
manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari
gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang,
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Sumiati dkk, 2009).
10
11
dan terganggunya fungsi sehari- hari (fungsi pekerjaan dan fungsi sosial)
merupakan sindrom atau pola prilaku atau psikologi seseorang yang secara
klinis cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan (distress) didalam satu atau lebih fungsi penting dari
kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang
percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada
yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman
atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita
yang nyata dan kinerja yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan
schizophrenia.
buruk.
misalnya pada penyakit Pick. Istilah ini tidak digunakan dalam DSM-
13
bersumber dari hubungan dengan orang lain yang tidak memuaskan seperti
Selain itu ada juga gangguan jiwa yang disebabkan faktor organik,
super ego (tuntutan normal sosial). Orang ingin berbuat sesuatu yang dapat
jiwa.
14
akan kasih sayang dan diterima oleh orang lain dalam kelompok. Kedua,
kebutuhan untuk otonomi, yaitu ingin bebas dari pengaruh orang lain.
sukses mengerjakan sesuatu dan lain-lain. Ada lagi pendapat Alfred Adler
mental emosional (cemas dan depresi) pada penduduk usia 15 tahun adalah
11,6% atau sekitar 19 juta penduduk. Sedang gangguan jiwa berat rata-rata
sebesar 0,46% atau sekitar 1 juta penduduk. Sedikit sekali dari jumlah
kesehatan.
kesehatan jiwa dan psikososial yang juga penting antara lain: masalah
kasus, suatu jumlah yang cukup besar dan kebutuhan penanganan (Depkes
RI, 2008).
16
2009).
dan remaja.
a. Skizofrenia.
bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati
b. Depresi
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri
(Kaplan, 1998). Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk
berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 2001). Depresi adalah
berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah
harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi
dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai
pulih.
c. Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami
d. Gangguan Kepribadian
intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau
badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak.
Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar
mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang
menahun.
f. Gangguan Psikosomatik
g. Retardasi Mental
dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat
diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pada gangguan otak seperti
anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat
atau dicegah.
21
masalah gangguan jiwa, ada suatu upaya untuk mencapai suatu kondisi
kepentingannya. Seperti dalam firman Allah Swt. Q.S huud (11): 54.
a.s. yaitu dengan mengatakan kepada Hud a.s. bahwa ucapan Hud itu mirip
seperti ucapan orang yang kemasukan setan yang sama sekali tidak dapat
halangi kami. Tantangan ini ternyata diikuti dengan tentangan yang lebih
keras dari yang sebelumnya. Mereka menuduh Hud a.s menderita penyakit
penyakit gila itu menurut anggapan mereka disebabkan karena Hud a.s.
Hud a.s. mengambil kesimpulan bahwa dakwanya tak akan berguna lagi
mereka persekutukan itu. Jawaban Hud a.s. ini menunjukan suatu sikap
Maksud dari ayat tersebut diatas adalah tidak ada satupun yang
mampu untuk melimpahkan suatu penyakit atas diri seseorang selain Allah
pelanggaran norma dan agama yang telah mereka lakukan. Hati mereka
diri mereka, tampa arah sehingga merekapun menjadi gangguan jiwa. Dari
munafik dan kafir menunjuk pada pribadi yang tidak sehat mentalnya,
23
mental yang sehat. Pola kepribadian yang beriman ini ditandai oleh
beriman kepada alam gaib serta beriman kepada qadha dan qadhar
Allah.
membaca al-Qur’an.
24
Terjemahnya:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam surga-Ku”
(Depag, 2012).
bahwa tujuan dari pembinaan dan pengembangan jiwa itu dalam islam
kehidupan mental manusia, dan inilah tujuan yang paling tinggi dari
Terjemahnya:
Iman atau percaya bahwa Allah Swt. itu ada, Pencipta alam
Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Adil,
dengan doa atau salat yang dilakukan 5 kali sehari semalam, belum lagi
maupun di akhirat kelak. Orang yang beriman adalah orang yang selalu
ini tiada yang perlu ditakutkan selain Allah Swt. karena Allah Swt.
Terjemahnya:
membedakan mana yang halal dan mana yang haram, mana yang hak
dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
boleh dan yang tidak, mana yang manfaat dan mana yang mudarat, dan
hukum, norma, nilai dan etika kehidupan termaktub dalam kitab suci
baik kepada orangtua dan kerabat, pergaulan yang baik di antara suami
prinsip ‘amar ma’ruf nahi munkar, yakni dengan berbuat kebajikan dan
kepada Allah, takut kepada azab Allah, memiliki sifat penyayang, tidak
(berideologi).
1. Defenisi kekambuhan
kembali (Andri, 2008). Keadaan sekitar atau lingkungan yang penuh stres
28
(Wiramihardja, 2007).
2. Faktor-faktor kekambuhan
1. Pasien
Secara umum bahwa pasien yang minum obat secara tidak teratur
rumah sakit jiwa tidak memakan obat secara teratur. Pasien kronis,
2. Dokter
mengambil tindakan.
4. Keluarga
kekambuhan yang tinggi pada pasien. Hal lain adalah pasien mudah
c) Gizi buruk
d) Kurang tidur
e) Kurang olahraga
f) Keletihan
a) Kesulitan keuangan
pekerjaan
g) Kesulitan interpersonal
31
b) Perubahan mood
g) Kehilangan motivasi
4. Gejala-gejala kambuh
konsentrasi, sulit tidur, depresi, tidak ada minat dan menarik diri. Pada
gangguan jiwa psokotik akan timbul gejala positif yang lebih aktif seperti;
ideas.
keluarganya yaitu :
c. Sukar konsentrasi
d. Sulit tidur
e. Depresi
g. Menarik diri
kekambuhan
klien gangguan jiwa. Mengambil dosis obat yang benar pada waktu yang
meminum obat dengan menggunakan pil untuk setiap dosis harian. Hal
pengobatan
VARIABEL INDEPENDEN
Dukungan
Keluarga
VARIABEL DEPENDEN
Dokter
Penanggung
jawab klien Kekambuhan
Kepatuhan
Klien
Dukungan
lingkungan
sekitar
= Variabel Dependen
= variabel independen
E. Kerangka Kerja
Analisis Data:
Kuesioner diolah dengan menggunakan komputerisasi
Analisis univariat:
mendeskripsikan masing-masing variabel.
Bivariat:
Untuk Mengetahui Hubungan Variabel
Multivariat:
Untuk Mengetahui Variabel yang paling Kuat Hubungannya
Penyajian hasil
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dukungan lingkungan sekitar). Desain ini dipilih karena tidak akan ada
1. Populasi
dapat disebutkan sebagai jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
population) adalah bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh
ini adalah klien gangguan jiwa yang mengalami kekambuhan yang dirawat
2. Sampel
sebesar 10% dari populasi dianggap minimum untuk riset deskriptif dan
penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100,
1. Validitas
(Dahlan, 2013). Dalam hal ini dilakukan item pertanyaan yang diharapkan
dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur. Uji signifikasi ini
dinilai valid.
sebaliknya jika nilai p value atau signifikasinya sama dengan atau lebih
2. Reliabilitas
Semakin tinggi reabilitas suatu alat ukur, maka semakain stabil alat
kondisi yang relatif sama, akan menghasilkan data yang relatif sama atau
dapat dilihat dari hasil statistik Cronbac Alpha (α) suatu variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai Cronbac Alpha > 0,63. Semakin nilai
terpercaya.
D. Instrument Penelitian
dan menggunakan skala guttman dengan nilai jawaban ya (1) dan tidak (0).
negatif dan menggunakan skala guttman dengan nilai jawaban ya (0) dan
tidak (1).
menggunakan skala guttman dengan nilai jawaban ya (0) dan tidak (1).
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Nyiur Rumah Sakit Khusus
2. Waktu penelitian
2014.
1. Data Primer
dan meminta responden untuk mengisi kuesioner yang telah disusun oleh
2. Data sekunder
Selatan.
3. Tahap persiapan
4. Tahap pelaksanaan.
G. Pengolahan Data
1. Editing
42
2. Coding
Coding adalah kegiatan merubah data yang berbentuk huruf menjadi data
3. Tabulating
menurut sifatsifat yang dimilkinya sesuai dengan tujuan penelitian, hal ini
4. Proccesing
5. Cleaning
H. Analisa Data
1. Univariat
2. Bivariat
(alfha) yang digunakan yaitu 5% atau 0.05. Apabila p value < 0,05 maka
value > 0,05 maka H0 diterima dan tidak ada hubungan (Sugiono, 2009).
3. Multivariat
program komputer.
I. Etika Penelitian
ditimbulkan.
mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner
dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas
BAB IV
A. Hasil Penelitian.
gangguan jiwa di Ruang rawat inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan
univariat dan bivariat dengan mengguanakan uji chi square, serta untuk analisis
a. Umur .
Tabel 4.1
Distribusi karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Ruang Rawat
Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
c. Suku
Tabel 4.3
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Di Ruang Rawat
Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
Bugis 20 40,0
Makassar 17 34,0
Toraja 8 16,0
Mandar 5 10,0
Jumlah 50 100,0
d. Pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
PT (Perguruan Tinggi).
e. Pekerjaan
Tabel 4.5
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
f. Karakteristik lingkunngan
Tabel 4.6
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan lingkungan Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
Jumlah 50 100.0
Sumber : Data Primer, Agustus 2014
g. Status perkawinan
Tabel 4.7
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di
Ruang Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Analisis Univariat
a. Dukungan Keluarga
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Di Ruang Rawat
Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
(38 %) responden.
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Berobat Di Ruang Rawat
Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
(38 %) responden.
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan dukungan lingkungan sekitar Di
Ruang Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
d. Kekambuhan
Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kekambuhan Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
Sering 21 42.0
Jumlah 50 100.0
Sumber : Data Primer, Agustus 2014
52
responden.
3. Analisis bivariat
Tabel 4.12
Hubungan dukungan keluarga terhadap kekambuhan Di Ruang Rawat
Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
Kekambuhan
Dukungan keluarga
Jarang Sering Jumlah p
n % n % n %
22 75,9% 6 37.5% 31 62.0% 0,018
Baik
Tabel 4.13
Hubungan Kepatuhan Klien Berobat terhadap kekambuhan Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
Kekambuhan
Kepatuhan Klien
Jarang Sering Jumlah p
n % n % n %
Baik 23 79.3% 8 38.1% 31 62.0% 0,003
kekambuhan .
Tabel 4.14
Hubungan dukungan lingkungan sekitar terhadap kekambuhan Di Ruang
Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
(0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak ini menunjukkan bahwa tidak ada
4. Analisis multivariat
Tabel 4.15
Hasil Uji Regresi Logistic Variabel.
95% C.I.for EXP(B)
Sig. Exp(B) Lower Upper
DUKUNGAN 0.008 0.050 0.006 0.452
KELUARGA
KEPATUHAN KLIEN 0.004 0.040 0.004 0.365
B. Pembahasan.
Ruang Rawat Inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan maka diperoleh
dukungan sosial masih belum optimal dalam merawat pasien gangguan jiwa
dari 50 pasien. Hal ini pun didukung oleh hasil penelitian Saputra N (2010)
lebih besar.
kembali dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi dan 17%
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
atau stigma yang dimiliki oleh keluarga yang biasa menganggap pasien
berbeda dan tidak mampu beraktual seperti orang pada umumnya. Selain itu
pasien
kerja obatnya lambat, sehingga pasien tidak merasakan dengan segera efek
59
memiliki peran penting dalam kepatuhan selain itu kesakitan pasien dalam
individu ini lebih mungkin tidak patuh daripada pasien lain. Berbagai studi
suatu kejadian kepatuhan yang tinggi. Pasien cenderung menjadi putus asa
kondisi.
ternyata tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Keliat (1996)
dirasakan oleh beberapa klien pada saat berada di lingkungan tempat tinggal
dengan begitu klien bisa berinteraksi dan melakukan aktualisasi diri secara
normal. Disamping itu sebagian dari pasien juga kembali dirawat, bukan
Pada tabel 4.15 melalui hasil uji regresi logistic didapatkan variabel
kekambuhan dengan nilai exp (B) 0,040 dan significancy 0,004. Kepatuhan
kesembuhan bisa lebih cepat dan kekambuhan bisa diatasi. Selain itu
tidak terputus minum obat sebelum pasien pulih dan bisa beraktifitas dengan
baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Machyra dan
keluarga. karena dukungan yang baik dari keluarga merupakan hal yang
dapat menyebabkan pasien patuh dalam minum obat, namun keluarga dapat
pula memberikan dampak buruk bagi kepatuhan klien minum obat bilamana
keluarga tidak mengetahui secara jelas apa dan bagaimana penyakit yang
diderita oleh pasien. Oleh karena itu keluarga harus mendapatkan informasi
yang banyak mengenai penyakit yang diderita oleh pasien terkhusus dalam
Pasien juga terkadang tidak mau minum obat karena merasa bosan
dengan jadwal minum obat setiap hari serta tidak menyukai rasa atau efek
yang dimiliki oleh paasien dan motivasi baik dari dalam maupun dari luar
tidak hanya terkait dengan tilikan yang dimiliki, namun juga motivasi diri
untuk sembuh. Upaya dari luar pasien akan sia-sia apabila standar terapi
Terjemahan:
“…Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-
kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Depag, 2012).
sesuatu kaum, selama kaum itu tidak merubah ketaatan dan bersyukur
63
kepada Allah Swt. Selain itu agar pasien bisa pulih dari penyakitnya maka
dengan bersabar, Allah Swt. akan menurunkan rahmat dan selalu bersama
orang-orang yang sabar, seperti yang ada dalam Q.S. Al-Baqarah (2):153
Terjemahnya:
supaya Allah ingat pula akan kamu dan syukurilah nikmat-Nya, jangan
kembali kepada kufur, yaitu melupakan jasa dan tidak mengingat budi.
Apabila kedua resep ini telah dipakai dengan setia dan yakin, kita akan
jiwa kita terlepas dari belenggu kesulitan itu sebab Tuhan telah berdaulat
C. Keterbatasan Penelitian.
diantaranya:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kekambuhan pasien ganguan jiwa di ruang rawat inap Nyiur RSKD Provinsi
gangguan jiwa di ruang rawat inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
pasien gangguan jiwa di ruang rawat inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi
Selatan.
gangguan jiwa di ruang rawat inap Nyiur RSKD Provinsi Sulawesi Selatan
B. Imflikasi penetitian.
2. Bagi perawat.
pasien pada saat ini yang secara bersamaan juga akan meningkatkan
3. Bagi masyarakat.
sehingga pasien dan keluarga merasa diterima dan dihargai apa adanya
4. Agama.
lebih lama dan jumlah sampel yang lebih besar agar didapatkan hasil yang
lebih signifikan.
PTfi/IERINTAH PROVINSI sULAWESI SELATAN
BADAN KOORDINA'I PENA}.IAMAN MODAL DAERAH
u nit Pe laksanr t:11i: * tr1li1in11
r:_ ::ra,i'_:;:i: ,:. : _-:
1.:1,,r.,r1:."
,:-t ---,- -?. _*-t -_s,-:i
-rerpadu
{lrIAKASsAfi 3C228
Makassar, 25 Juli 2014
Kepada
r{+n:+r : t,tglS JpzT-Bxrfrltry19,36p/o#vtfz0t4
Lampiran : * Yth. Direktur Rumah Sakit Khusus Drerah
Perihal : Izin Penelitian Prov. Sulsel
di-
Makassar
Bedaatrst surd kkff FIK UIN Aladdin Mdtffistr Noryry: Fllt/FP.&.98283f2014 tarygd 23 Juli
2014 perihal tersebut diatas, mahaslswdpereliti dibawah ini :
B*rm*ksud untuk melakukan pneliiiar: dr dae#yka*lor saudara dafail: rangka p€t.lyusil*afl Skripsi,
dengan jMul:
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatan dimaksud dengan
ketentuan yang tertera di belakang sural izin penelitian.
Peneliti Responden
(Muhammad Ali ) ( )
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa
di Rumah Sakit Khusus Daerah Prov. Sulsel
TAHUN 2014
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Inisial :
b. Umur : tahun
No Pernyataan YA TIDAK
1 Keluarga Pasien tidak membeda-bedakan Pasien dengan anggota
keluarga lainnya.
2 Keluarga Pasien memberikan rasa percaya pada Pasien saat sedang
menghadapi masalah.
3 Keluarga Pasien memperhatikan kebutuhan Pasien sehari-hari.
4 Keluarga Pasien memberikan rasa nyaman, perasaan saling memiliki
dan dicintai kepada Pasien.
5 Keluarga mengingatkan Pasien untuk minum obat secara teratur.
6 Keluarga membantu Pasien dengan memberikan informasi yang
tepat tentang segala sesuatu yang dibutuhkan Pasien selama
pengobatan.
7 Keluarga membimbing Pasien untuk bisa bekerja dan beraktivitas
seperti biasanya.
8 Keluarga membantu Pasien melakukan kegiatan sesuai dengan
kemampuan Pasien.
9 Keluarga menyediakan dana untuk pengobatan Pasien.
10 Keluarga menyediakan waktu menemani Pasien kontrol ke
puskesmas atau rumah sakit.
11 Keluarga membantu menyelesaikan dan memecahkan masalah yang
Pasien hadapi.
12 Keluarga menfasilitasi tranportasi yang dibutuhkan oleh Pasien
selama kontrol ke puskesmas atau rumah sakit.
13 Keluarga memotivasi Pasien untuk minum obat secara teratur
14 Keluarga memotivasi Pasien untuk melakukan tindakan yang telah
diajarkan perawat di rumah sakit.
15 Keluarga memberikan pujian kepada Pasien bila Pasien dapat
melakukan kegiatan secara tepat.
16 Keluarga membantu meningkatkan harga diri dan rasa percaya
Pasien selama perawatan sehingga Pasien tetap merasa berharga
dan berguna.
Petunjuk :
Berilah tanda checklist (√) pada pada tempat yang disediakan.
No Pernyataan YA TIDAK
1 Kelemahan kondisi tubuh membuat Pasien tidak termotivasi untuk minum
obat
2 Rasa obat pada saat diminum membuat Pasien merasa enggan untuk minum
obat
3 Pasien berfikir penyakit Pasien tidak perlu diobati .
4 Pasien merasa malu dengan penyakit Pasien sehingga tidak mau melakukan
pengobatan
5 Pasien tidak yakin penyakit Pasien sembuh dengan pengobatan.
6 Tampilan obat membuat Pasien tidak tertarik untuk minum obat seperti
kemasan dan beraneka ragam.
7 Jadwal minum obat membuat Pasien menjadi bosan
8 Lamanya pengobatan yang Pasien jalani membuat Pasien menghentikan
pengobatan.
9 Efek obat yang berlebihan membuat Pasien tidak mau minum obat
Petunjuk :
Berilah tanda checklist (√ ) pada tempat yang disediakan.
No Pernyataan YA TIDAK
1 Pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan Pasien
2 Pasien dikucilkan oleh teman-teman dan tetangga Pasien
3 Pasien merasa khawatir ketika Pasien keluar dari rumah
4 Pasien merasa bosan dengan lingkungan sekitar rumah Pasien
5 Pasien merasa terancam ketika keluar rumah
6 Pasien merasa tidak percaya dengan orang-orang sekitar rumah Pasien
7 Teman- teman dan tetangga Pasien tidak pernah datang memberikan
dukungan kepada Pasien.
8 Pasien lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga.
9 Keluarga memiliki pengaruh yang lebih besar ketimbang teman.
10 Teman-teman tidak pernah mengajak Pasien untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan yang positif (mis.bakti sosial).
V. Kuesioner Kekambuhan
Petunjuk Pengisian :
Berilah Tanda checklist ( √ ) pada tempat yang disediakan.
1. Dalam satu tahun ini berapa kali Pasien mengalami kekambuhan?
a. ( ) Tidak Pernah
b. ( ) 1 kali
c. ( ) 2 kali
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 50 100.0 100.0 100.0
SUKU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD/ TIDAK TAMAT SD 12 24.0 24.0 24.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
LINGKUNGAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
STATUS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
DUKUNGAN KELUARGA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KETIDAKPATUHAN KLIEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
LINGKUNGAN SEKITAR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KEKAMBUHAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Predicted probability
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
KEKAMBUHAN
KURANG Count 7 12 19
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.98.
b. Computed only for a 2x2 table
KETIDAKPATUHAN KLIEN * KEKAMBUHAN
Crosstab
KEKAMBUHAN
KURANG Count 6 13 19
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.98.
b. Computed only for a 2x2 table
LINGKUNGAN SEKITAR * KEKAMBUHAN
Crosstab
KEKAMBUHAN
KURANG Count 16 16 32
% within KEKAMBUHAN 55.2% 76.2% 64.0%
Total Count 29 21 50
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.56.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 7
Logistic Regression
[DataSet1] D:\AAAALLLLIIII\SPSS ALI.sav VVVVVVVVVVVVVVVVVVV.sav
Case Processing Summary
Missing Cases 0 .0
Total 50 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 50 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Parameter coding
Frequency (1)
KURANG 32 .000
KETIDAKPATUHAN KLIEN BAIK 31 1.000
KURANG 19 .000
DUKUNGAN KELUARGA BAIK 31 1.000
KURANG 19 .000
Score df Sig.
Chi-square df Sig.
Model Summary
1 1.096 5 .954
2 .227 2 .893
2 8 8.463 1 .537 9
3 3 3.322 3 2.678 6
4 2 1.989 2 2.011 4
5 4 3.526 4 4.474 8
6 4 3.859 6 6.141 10
7 0 .152 5 4.848 5
Step 2 1 16 16.169 1 .831 17
2 7 6.831 7 7.169 14
3 6 5.831 8 8.169 14
4 0 .169 5 4.831 5
Classification Tablea
Observed Predicted
KEKAMBUHAN Percentage
JARANG SERING Correct
SERING 4 17 81.0
.
Reliability
[DataSet2]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
.770 17
Item-Total Statistics
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 TOTAL
VAR00001 Pearson 1 .500 .218 1.000** 1.000** .218 .612 .500 .500 1.000** .784**
Correlation
Sig. (2-tailed) .141 .545 .000 .000 .545 .060 .141 .141 .000 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00002 Pearson .500 1 .655* .500 .500 .655* .816** 1.000** 1.000** .500 .908**
Correlation
Sig. (2-tailed) .141 .040 .141 .141 .040 .004 .000 .000 .141 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00003 Pearson .218 .655* 1 .218 .218 1.000** .356 .655* .655* .218 .666*
Correlation
Sig. (2-tailed) .545 .040 .545 .545 .000 .312 .040 .040 .545 .035
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00010 Pearson 1.000** .500 .218 1.000** 1.000** .218 .612 .500 .500 1 .784**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .141 .545 .000 .000 .545 .060 .141 .141 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOTAL Pearson .784** .908** .666* .784** .784** .666* .831** .908** .908** .784** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .007 .000 .035 .007 .007 .035 .003 .000 .000 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Reliability
[DataSet3]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
.782 11
Item Statistics
Item-Total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 TOTAL
VAR00001 Pearson 1 .200 .655* 1.000** .655* .655* .655* 1.000** .200 .655* .821**
Correlation
Sig. (2-tailed) .580 .040 .000 .040 .040 .040 .000 .580 .040 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00002 Pearson .200 1 .655* .200 .655* .655* .655* .200 .200 .655* .616
Correlation
Sig. (2-tailed) .580 .040 .580 .040 .040 .040 .580 .580 .040 .058
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00003 Pearson .655* .655* 1 .655* 1.000** 1.000** 1.000** .655* .218 1.000** .952**
Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .040 .040 .000 .000 .000 .040 .545 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00004 Pearson 1.000** .200 .655* 1 .655* .655* .655* 1.000** .200 .655* .821**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .580 .040 .040 .040 .040 .000 .580 .040 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00005 Pearson .655* .655* 1.000** .655* 1 1.000** 1.000** .655* .218 1.000** .952**
Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .040 .000 .040 .000 .000 .040 .545 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00006 Pearson .655* .655* 1.000** .655* 1.000** 1 1.000** .655* .218 1.000** .952**
Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .040 .000 .040 .000 .000 .040 .545 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00007 Pearson .655* .655* 1.000** .655* 1.000** 1.000** 1 .655* .218 1.000** .952**
Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .040 .000 .040 .000 .000 .040 .545 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00008 Pearson 1.000** .200 .655* 1.000** .655* .655* .655* 1 .200 .655* .821**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .580 .040 .000 .040 .040 .040 .580 .040 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00009 Pearson .200 .200 .218 .200 .218 .218 .218 .200 1 .218 .359
Correlation
Sig. (2-tailed) .580 .580 .545 .580 .545 .545 .545 .580 .545 .308
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
VAR00010 Pearson .655* .655* 1.000** .655* 1.000** 1.000** 1.000** .655* .218 1 .952**
Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .040 .000 .040 .000 .000 .000 .040 .545 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOTAL Pearson .821** .616 .952** .821** .952** .952** .952** .821** .359 .952** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .058 .000 .004 .000 .000 .000 .004 .308 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Reliability
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
.783 11
Item-Total Statistics
. fiiiulrr*tr:ari Ali
l!,tmur F-tk'-:k : I*:,**1 'l**Lil
Prclil'*r'ri SiL.irli . !lri;Li i{*p*r='**t*rr
l'4ai"'aSSar. l*
E*::*r' t*iefu ::':*!tk::*:*ri fiEri-ir=!ii;=.+ Ei;r!':r i:*r'rtr.r:r-.-'..airre"- ..iei=ii Tr"i '.i*.I:.:!i 3t11,{ rts}'r*iri
-i*:----*-- rr' i'----L-- !.*i,€;ti F.:l:r:*h *d*kit H:::-isu* *-=*r*h Flu=l.i::si 5i*i*r','el:i 5*i*tai:
-t_-- ---- :-- _i--I
It---,r r
n --=,.+.=--, ifti ri
-i:iifiHaE'i&'-- ileuarrg= lurli
I t _ -- -!_r-_ -,
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran.
Andri, 2008. Kongres Nasional Skizofrenia V Closing The Treathment Gap for
Schizophrenia
Adi. 2012. Gambaran Karakterestik Klien Yang Di Rawat Di Rumah Sakit Khusus
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. http://www.4skripsi.com.html. Diakses
pada tanggal 15 Juli 2014
Ambari.2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga DenganKeberfungsian Sosial
Pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan Di Rumah Sakit. Universitas
Diponegoro Semarang. Diakses pada tanggal 15 Juli 2014.
Dahlan, Muhammad Sopiuddin. 2013. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan:
Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi aplikasi dengan
menggunakan SPSS Edisi 5 . Jakarta: Salemba Medika.
Departemen Agama Republik Indonesia.2008. Al-Quran dan Terjemahnya.
Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.
Depkes RI. (2008). Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Dewi & Marchira. 2009. Riwayat Gangguan Jiwa Pada Keluarga Dengan
Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta . Diakses
pada tanggal 15 Juli 2014.
Diny, R. 2013. Relaps Pada Pasien Skizofrenia.Universitas Muhammadiyah Malang.
Diakses pada tanggal 15 Juli 2014.
Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso. (2001). Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hamdiyati, y . 2008. Cara Membuat Kajian Pustaka. Universitas Pendidikan
Indonesia. Diakses pada tanggal 15 Juli 2014.
Hastono, S.P., 2001. Analisis Data. Jakarta: Pustaka Fakultas Kesehatan Masyarakat-
UI.
Hawari, 2001. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Hawari, 2003. Psikologi untuk Keperawatan, Cetakan Kedua. Jakarta : EGC.
Hawari, D. 2007. Konsep Hawari Dalam Memelihara Kesehatan Jiwa. Diakses pada
22 Juli2014.