1
DD demam < 7 hari
DD penyakit
- infeksi dengue - infeksi saluran napas atas - otitis media
- infeksi saluran kemih - varisella dan herpes zooster
Infeksi Dengue
1. Definisi: penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk aides aigepty yang
terinfeksi virus dengue (DEN 1,2,3).
2. Klasifikasi
3. Manifestasi klinisi
- Fase febrile (2-7 hari): demam mendadak, nyeri kepala, nyeri otot/sendi,
kemerahan/flushing pada kulit, anoreksia, mual, muntah.
- Fase kritis (3-7 hari/4-6 hari): suhu tubuh mengalami penurunan sampai
normal, peningkatan Ht dan penurunan Trombosit, berlangsung 24-48 jam,
dapat menimbulkan komplikasi (syok, kematian)
- Fase pemulihan: ditandai perbaikan keadaan umum, nafsu makan baik,
hemodinamik baik, diuresis cukup. Nilai Ht menurun, Trombosit meningkat
secara cepat
4. Patogenesis
1. Antibody dependent enhanchement (ADE) theory
individu yang terinfeksi oleh virus dengue serotipe tertentu akan timbul
kekebalan terhadap serotipe tersebut, tetapi tidak untuk serotipe lainya dan
akan membentuk antibodi ”non-neutrlizing”.
2. Virulence (Virus) theory = DEN 3
3. Immunopathogenesis theory
- Immune deviation
- Cytokine over-prodiction
- Anti-platelet and anti-endothelial cell autoantibody
- Molecular mimicry
- Dengue virus-induced vasculopathy and coagulopathy
4. Faktor pejamu
Ada beberapa pejamu yang diduga sebagai faktor risiko atau berhubungan
dengan terjadinya infeksi virus dengue yang berat (DBD atau DSS), yaitu :
- usia: DBD/DSS lebih sering dan bearat pada usia anak dibandingkan
dewasa
- jenis kelamin : biasanya anak perempuan lebih berat
- status gizi : lebih berat pada anak dengan status gizi yang lebih baik
- terjadinya DBD/DSS lebih sering pada populasi/individu dengan HLA
tertentu
5. Diagnosis
A. Paragraf 1
Keluhan utama: demam < 7 hari, deskripsi tentang demam ( onset + durasi,
sifat/karakteristik, progresivitas+frekuensi, hal ↓/↑
B. Paragraf 2
Flu like syndrome Tanda perdarahan Warning sign
Nyeri kepala/dibelakang Ruam merah pada kulit Nyeri perut hebat
bola mata Mimisan/perdarahan Muntah persisten
Nyeri otot/sendi gusi Penurunan kesadaran
Mual, muntah, sakit Muntah/BAB berdarah Akral dingin/hipotermi
kepala
C. Paragraf 3
ISPA ISK Ensefalopati dengue
Batuk+pilek? sakit saat Demam tinggi
3
Hidung tersumbat? BAK/hematuria ↓ kesadaran/kejang
Suara ngorok? Sakit Nyeri perut bagian Gelisah
nelen? bawah
D. Paragraf 4
PHBS: buang sampah sembarangan, Riwayat keluahn yang sama/keluarga
jarang menguras kamar mandi, Riwayat kehamilan/persalinan
menumpuk baju Riwayat imunisasi, makanan
Lingkungan sekitar rumah yang terkena Riwayat tumbuh kembang
demam mendadak
Pemriksaan fisik: sesuaikan dengan anamnesis
Penunjang
Darah rutin: hemokonsentrasi, Foto thorax, USG abdomen
↓trombosit Sputum - ISPA
Serologi: NS1, IgG(fase akut), IgM(fase Urinalysis (ISK)
kronik) anti dengue
Kriteria pulang dan edukasi
Kriteria pulamg: Edukasi
Bebas dema > 24 jam tanpa obat Menutup, menguras, mengubur TPA
Perbaikan klinis, nafsu makan baik (3M
Trombosit naik 2 kali minimal 50 ribu Pelihara ikan, lotion anti nyamuk, obat
nyamuk, kelambu (3M-Plus)
6. Tatalaksana
a. Dengue fever: hanya kebutuhan rumatan : holiday segar
b. Dengue hemorraguc fever
Tanpa syok: rumatan+defisit 5%, atau berdasarkan BB: (<15kg →
7ml/kgBB/jam, 15-40kg → 5ml/kgBB/jam, >40kg → 3ml/kgBB/jam
Dengan syok:kristaloid dengan jumlah 10 mL/kgBB/jam atau bolus
dalam 30 mnt. Selanjutnya jumlah dikurangi secara bertahap sesuai
keadaan klinis dan nilai hematokrit
c. Dengue syok syndrome: jumlah cairan 10 mL/kgBB diberikan dalam 10–15
mnt atau 20 mL/kgBB dalam 30 mnt.
d. Expanded dengue: tergantung organ yang terkena
7. Komplikasi : ensefalopati dengue
Pertahankan jalan napas dan oksigenasi yang adekuat (terapi oksigen)
TTIK: Posisikan penderita dengan kepala ditinggikan sekitar 30°, Retriksi cairan
tidak boleh >80% kebutuhan cairan rumatan Ganti ke cairan koloid bila terus
terjadi ↑ nilai hematokrit, Beri diuretika bila terdapat tanda-tanda kelebihan
cairan, Segera dilakukan pemasangan pipa endotrakeal untuk menghindari
hiperkarbia
Pemberian kortikosteroid diberikan deksametason dengan dosis 0,15
mg/kgBB/dosis setiap 6–8 jam secara i.v.
Menurunkan produksi amonia
Pertahankan kadar gula darah pada 80–100 mg/dL
Koreksi gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
Berikan vitamin K1 secara i.v. dengan dosis 3 mg untuk anak usia <1 th; 5 mg
4
usia 1– th; dan 10 mg pada usia >5 th
Bila terdapat kejang dapat diberikan antikonvulsi
Pemberian transfusi darah dianjurkan PRC segara bila terdapat indikasi. Hindari
pemberian transfusi komponen darah karena kelebihan cairan dapat → TTIK
Indikasi pemberian antibiotik empiris bila ada dugaan infeksi oleh bakteri
Obat H2-blocker atau proton pump inhibitor dapat diberikan untuk mengatasi
perdarahan gastrointestinal Hindari pemberian obat-obatan lain tanpa indikasi
9
badan tidak naik, penurunan panas dan eneuresis.
kesadaran.
C. Paragraf 3:
DD: dengue infection, dan ISPA. Komplikasi adanya gagal ginjal akut (cek GFR, Ur,
Cr)
D. Paragraf 4:
Faktor resiko: menahan pipis, ganti popok yang tidak teratur, PHBS.
3.
4. Patogenesis
Flora usus
Sistitis
Virulensi bakteri Faktor pejamu
1. Memperkuat
perlekatan ke sel
uroepitel
2. Refluks vesiko ureter
3. Refluks intrarenal
4. Tersumbatnya saluran
kemih
5. Benda asing
Pielonefritis akut
5. Penunjang
- Darah rutin
- Urin rutin: leukosituria
- Biakan urin: bermakna >10 pangkat 5 TFU/ml
6. Tatalaksana
Eradikasi infeksi akut, Deteksi/tatalaksana Deteksi dan
berulang kelainan anatomi dan mencegah infeksi
fungsional pada ginjal dan /profilaksis
saluran kemih
Bayi ≥3 bl dengan Pengobatan sistitis akut Trimetoprim 1–2
pielonefritis akut/ISK atas pengobatan umumnya 5–7 Kotrimoksazol 1–2
oral 7–10 hr hr Untuk sistitis akut, Sulfametoksazol 5–10
(sefalosporin atau Oral:trimetoprim,sulfameto Sulfisoksazol 5–10
koamoksiklav) ksazol, nitrofurantoin, Sefaleksin 10–15
parenteral seperti amoksisilin, amoksisilin- Nitrofurantoin 1
10
sefotaksim atau klavulanat, sefaleksin, dan Asam nalidiksat 15–20
seftriakson selama 2–4hr sefiksim. Sefalosporin. Sefaklor 15–17
Bayi ≥3 bl dengan Sefiksim 1–2
sistitis/ISK bawah: Pengobatan pielonefritis Sefadroksil 3–5
oral/iv: trimetroprim, Pemberian sefiksim selama Siprofloksasin 1
sefalosporin, atau amoksisilin 14 hari PO
Evaluasi 24-48 jam
7. Indikasi rawat
- Hipertensi
- sepsis atau syok
- Kesulitan makan, muntah dan dehidrasi, ISK dengan
Pertemuan ke-
NO LANGKAH
1 2 3 4 5
ANAMNESIS
Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarga,
1
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
Tanyakan keluhan utama ( biasanya panas
badan/demam)
Sudah berapa lama menderita demam
Apakah demam berlangsung terus menerus
sepanjang hari (demam relatif sama pada
2 pagi-siang dan malam hari)
Pada saat demam apakah diukur dengan
termometer?
Bila tidak, adakah tanda-tanda subjektif
demam tinggi seperti flushing, gelisah atau
fotofobia?
11
Apakah sudah diberi penurun panas
sebelumnya? Obat apa dan berapa banyak
takarannya? Bagaimana respon pemberian
obat tersebut?
Apakah demam disertai dengan mual,
3
muntah atau nyeri pinggang?
Apakah disertai dengan keluhan disuria,
4 polakisuria, urgensi, enuresis diurnal
maupun nokturnal?
Apakah ada perubahan pada warna dan bau
5
urin?
Adakah faktor predisposisi:
-wanita
-kebiasan menahan kencing
6
-pakaian dalam yang terlalu ketat
-mandi berendam
-kurang minum
PEMERIKSAAN FISIS
Terangkan kepada pasien atau keluarga
1 akan dilakuka pemeriksaan jasmani
Tentukan keadaan sakit:
2
ringan/sedang/berat
Bila tidak dalam keadaan kegawatan,
3 lakukan pengukuran antropometri
sekurang-kurangnya BB dan TB
Lakukan pengukuran tanda vital:
4 kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju
pernapasan dan suhu tubuh
5 Periksa kepala: ”flusing face”
Periksa leher: : pembesaran kelenjar getah
bening, sebutkan ukuran, konsistensi,
6
mudah/sulit digerakkan dari dasrnya dan
ada/tidak rasa sakit pada perabaan
Periksa daerah dada:
7 -jantung
-paru
Periksa daerah abdomen:
-pembesaran hati, limpa
8
-Ballotemnt ginjal
-nyeri tekan suprapubis
9 Nyeri ketok CVA
Periksa ekstremitas: akral dingin? Periksa
10
crt
11 Periksa kulit: adakah edema?
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Periksa darah lengkap ( kadar Hb, leukosit,
1
hematokrit, trombosit dan hitung jenis)
2 Pemeriksaan urin rutin dan sedimen urin
3 Pemeriksaan ureum dan kreatinin
12
4
Biakan urin dan resistensi tes
Pertimbangkan perlu/tidaknya pemeriksaan
5
pencitraan
DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan pemeriksaan fisik: sebutkan
3 Hasil laboratorium
4 Diagnosis komplikasi
TATALAKSANA KASUS
Sampaikan penjelasan mengenai rencana
1
pengobatan kepada pasien atau keluarganya
Khusus:
2
pemberian antibiotik secara empirik
Suportif dan simtomatik:
3 - Antipiretik
- Diet cukup kalori dan protein
4 Pemantauan adanya komplikasi
PENCEGAHAN
Jelaskan hal-hal yang harus dihindari yang
menjadi predisposisi seperti: kebiasan
1
menahan kencing, pakaian dalam yang
ketat, mandi berendam
2 Konsumsi air minum yang memadai
13
ruam yang hebat dan nyeri, tidak mau Asiklovir 80 mg/kgBB/hr
minum, terdapat tanda dehidrasi, kelemahan terbagi atas 4–5 dosis
tungkai, kesadaran ↓, nyeri kepala hebat, selama 5 hr (maks.3.200
kuduk kaku, muntahmuntah, sesak napas, mg/hr)
demam >4 hr, atau demam ↑ kembali
16
DD demam >7hari
Demam tifoid
1. Definisi: penyakit infeksi usus halus.
2. Epidemiologi : Insidens tertinggi didapatkan pada anak-anak dan dari
500/100,000 penduduk di negara berkembang.
3. Etiologi : Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B
dan Salmonella paratyphii C.
4. Patogenesis
Kuman S.typhi/paratyphi dengan jumlah 1000-1juta tertelan → bersama makanan
dan minuman yang terkontaminasi ke GI → sebagian terbunuh di gaster, sebagian
masuk ke usus halus → kuman menginvasi ke dalam mukosa usus halus (melalui
sel M) → menembus lamina propia (replikasi), kuman di fagosit oleh makrofag
→ oleh makrofag kuman dibawa ke jaringan limfoid → j.l mesenterium ke
sistemik lalu ke RES (limfa,hepar) untuk bereplikasi → lalu keluar ke seluruh
tubuh.
- pirogen: flu like syndrome, bradikardi relatif, myalgia, atralgia
- hepar+spleen: hepatosplenomegali
- kulit: rose spot, typhoid tongue
5. Diagnosis
Anamnesis
a. Paragraf I: keluahan utama mengenai demam, gali lebih dalam
b. Paragraf II: keluhan tambahan : nyeri kepala, lidah kotor, batuk pilek,
mual&muntah, diare/konstipasi, meteorismus, lemas badan dan nyeri sendi.
c. Paragraf 3
Tb Milier Malaria Komplikasi
batuk+demam>2 minggu Menggigil? Ensefalitis: ↓ kesadaran
Sesak?keringat malam? Berkeringat? Hepatitis tifosa: kulit
BB↓? nafsu makan ↓? Pergi ke daearah berwarna kuning
endemis malaria Perforasi: nyeri perut
heba
Sepsis: demam, TTV ↓
d. Paragraf 4
Faktor resiko Riwayat keluhan yang sama sebelumnya
Jajan pinggir jalan Riwayat keluhan pada keluarga
Kebiasaan cuci tangan Riwayat kehamilan+persalinan
Sumber air Riwayat imunisasi, makanan, tumbuh & kembang
Pada pemfis:
- bradikardia relative
- hepatosplenomegali
- abdomen kembung
- nyeri yang difuse di perut
- rose spots
Penunjang
Darah rutin : Aneosinofil
Widal: kenaikan 4 kali
Test Tubex: IgG, IgM anti tifoid
17
Edukasi
Menghindari jajanan sembarangan, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
Makan makanan lembek untuk mencegah perdarahan saluran cerna
Vaksin tifoid tiap tahun
18
Bagaimana bentuk dan warna kotoran ?
7 Apakah disertai dengan anoreksia ?
8 Bagaimana b.a.k? warna: seperti air teh?
9 Apakah disertai batuk dan sesak nafas?
10 Sumber air minum berasal dari mana? sumur
atau ledeng
Bila sumur, berapa jarak antara sumur dengan
MCK?
11 Apakah MCK milik pribadi atau dipergunakan
bersama-sama?
12 Ukuran rumah dan jumlah penghuni?
13 Kebiasaan memasak, cuci tangan dan makan
makanan luar (jajanan)
14 Apakah di rumah banyak tikus?
15 Keadaan kesehatan anak sebelum sakit sekarang:
Bagaimana nafsu makannya?
Apakah sering menderita sakit?
Apakah berat badan anak sulit naik/turun?
Penyakit apa yang pernah diderita?
16 Apakah ada yang menderita sakit serupa
dilingkungan keluarga/tetangga/sekolah.
Adakah kontak dengan penderita batuk lama/
berdarah ?
Adakah kontak dengan penderita sakit kuning?
II. PEMERIKSAAN FISIS
1 Terangkan akan dilakukan pemeriksaan jasmani
2 Tentukan keadaan sakit: ringan /sedang/berat
3 Lakukan pengukuran tanda vital:
Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju
pernafasan , dan suhu tubuh(beberapa ahli tidak
memasukan suhu tubuh sebagai tanda vital)
4 Apakah ada bradikardi relatif?
5 Periksa sclera: iketrik?
6 Periksa konjungtiva palpebrae: anemis?
7 Periksa lidah: ’coated tongue’?
8 Periksa leher : meningismus?
9 Periksa leher: limfadenopati bila ada sebutkan
ukuran, konsistensi, mudah digerakkan dari
dasarnya/tidak, dan rasa sakit
10 Periska jantung:
Bunyi jantung redup atau tidak?
11 Periksa paru : ada ’crackles’?
12 Periksa abdomen: distensi? sakit daerah
abdomen yang difus?
13 Periksa hati : ada hepatomegali?
19
14 Periksa lien: ada splenomegali?
15 Periksa dada dan abdomen: ada rose spot?
16 Ekstremitas/ daerah terbuka lain: adakah bekas
gigitan pinjal/insect bite?
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Periksa darah lengkap, ulangi setiap minggu
2 Periksa urin rutin
3 Periksa fases rutin
4 Periksa kultur darah (termasuk uji resistensi)
5 Periksa kultur urine /fases bila persen datang
pada minggu kedua atau lebih
6 Bila diduga ada penyulit hepatitis, periksa
HBSAg dan IgM anti HAV, bila hasilnya
negatif, mungkin hepatitis tifosa.
7 Benzidine test bila diduga ada perdarahan usus
8 Dekompresi dengan memakai pipa nasogastrik
pipa anus kemudian foto abdomen tiga posisi
bila diduga ada penyulit perforasi
9 EKG bila diduga ada perdarahan usus
10 Bila tuberculosis belum bisa disingkirkan,
periksa foto dada dan PPD 5 TU
IV. DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan yang ditemukan pada pemeriksaan
jasmani : sebutkan
3 Laboratorium: Anemi? lekopeni?
trombositopeni? aneosinofilia?
4 Hasil pemeriksaan kultur darah/urin/fases
V. PENGOBATAN
1 Umum: tirah baring dan dietetik yang mudah
dicerna dan diterima
2 Khusus: antibiotik untuk eradikasi kuman
penyebab dengan mempertimbangkan:
- Ekonomi (kloramfenikol?)
- Lekopeni < 2000 jangan diberi kloramfenikol
- Ditemukan pneumonia (biasanya superinfeksi
oleh kuman lain), beri obat yang bisa
mengobati kedua penyakit (misal ampisilin)
- Ingin lebih pendek lama pengobatan:
seftriakson
- Anak >12 th: boleh ciprofloxacin
- SPM yang berlaku dll.
3 Kortikosteroid pada keadaan: gangguan
kesadaran, syok, demam berkepanjangan, dan
gejala berat lain.
4 Sampaikan penjelasan mengenai rencana
20
pengobatan kepada keluarga pasien
5 Follow-up pasien, evaluasi hasil pengobatan,
adakah efek samping obat, makanan habis atau
tidak, apakah ada komplikasi atau membaik
IV. PENCEGAHAN
1 Jelaskan bahwa manusia merupakan satu-
satunya reservoir bagi kuman penyebab demam
tifoid sehingga penularan hanya mungkin terjadi
dari manusia (pasien dan karier/pembawa) baik
langsung maupun tidak langsung
2 Jelaskan mengenai faktor2 yang mempermudah
terjadinya penularan :
- sanitasi lingkungan yang buruk
- sanitasi pribadi yang kurang baik termasuk
kebiasan cuci tangan, memasak dan jajan
3 Terangkan mengenai vaksin untuk pencegahan
demam tifoid:
- oral: Oral live attenuated Ty21a
- injeksi:l vi capsular polysaccharide vaccine
- indikasi: risiko tinggi untuk tertula, misal
tinggal didaerah endermis
4 Pengobatan pembawa kuman
Tuberkulosis
1. Definisi: Tuberkolusis (TB) anak adalah penyakit infeksi yang disebabkan M.
tuberculosis pada anak berusia <15 th
2. Etiologi: M. tuberculosis
3. Penularan: ditularkan melalui udara (airborne), 95% penularan melalui hirupan
droplet nuclei penderita
4. Fase:
Primary complex ghon: 2-3 bulan ditandai PPD test +
Efusi (1 tahun), bronchial erosion, meningitis, Tb tulang (3 tahun), Ginjal (6
tahun)
5. Klasifikasi
Terpapar: Individu yang terpapar dengan penderita TB, asimtomatik,
pemeriksaan fisis dan radiologis normal, serta tes kulit tuberkulin (−)
Latent: Individu yang terpapar dengan penderita TB, dengan hasil tes kulit
tuberkulin (+), tetapi tidak gejala, pemeriksaan fisis dan radiologis dalam batas
norma. Diberikan profilaksis INH selama 6 bulan
Penyakit tb: Individu yang mempunyai gejala dan radiologi menunjukkan TB.
Dilakukan pengobatan TB
6. Patogensis
Masa Inkubasi (2-12 minggu)
MTB dalan droplet nuclei yang beukuran < 5 μm terinhalasi saluran pernafasan
mencapai alveolus Fagositosis oleh makrofag alveolus (PAMs) Sebagian
mati, tetapi sebagian lagi mengalami replikasi didalam makrofag tersebut
Makrofag yang berisi MTB yang bereplikasi akhirnya mengalami lisis
Terbentuk koloni (fokus primer Ghon) MTB masuk saluran limfe Kelenjar
limfe regional, menimbulkan limfadenitis Bila masuk ke kelenjar limfe
21
parahilus dan trakea akan menimbulkan kompleks primer pada saat inilah
Uji tuberkulin akan positif.
Selain proses seperti di atas, pada saat masa inkubasi ini dapat pula terjadi
penyebaraan hematogen atau limfogen melalui kelenjar limfe regional tersebut
secara sistemik mengakibatkan terjadinya fokus reaktivitas (Fokus Simon)
pada organ-organ dengan tekanan oksigen yang tinggi misalnya otak, tulang,
ginjal, paru Dormant dalam waktu bertahun-tahun Bila daya tahan tubuh
turun akan menjadi penyakit TB organ.
7. Jenis TB
Tb intrapulmonal: Tb milier (pengobatan 12 bulan), Tb-paru (pengobatan 6
bulan), Tb-efusi (pengobatan 12 bulan)
Tb extrapulmonal: Neurologi/meningits (pengobatan 12 bulan),
ortoprdi/Spondilitis Tb (12 bulan pengobatan), Tb kelenjar/skofuloderma
(pengobatan 6 bulan),Tb abdomen (pengobatan 12 bulan), mata Conjuctivitis
flictenularis (pengobatan 12 bulan), tb kulit/sklofurodermal (pengobatan 12
bulan)
8. Diagnosis(anak pa RT masis SD kena BP masuk RS)
9. Tatalaksana
Obat Sifat Dosis Efek samping
isoniazid bekterisidal 7,5-15mg/kgBB/har Neuritis perifer
Rifampisin Bakterisidal 10-20mg/kgBB/hari BAK berwarna merah
Pyrazinamid Bakterisidal 30-40mg/kgBB/hari Hepatotoksik/drug
haptitis
etambutol bakterisodal 15-25mg/kgBB/hari Neuritis optik,buta
warna
Streptomisin Bekteriostati 12-18mg/kbBB/hari Gangguan pendengaran
k
Pemberian prednison dilakukan pada Tb-Extraparu selama 4 minggu
22
10. Pada tb perinatal
11. Jika timbul komplikasi obat: stop obat OAT, tunggu sampe fungsi organ membai
PENUNTUN BELAJAR TUBERKULOSIS ANAK
Nama :
Pertemuan ke-
A. Anamnesis
1 2 3 4 5
Introduksi
Ucapkan salam, sapa orang tua pasien dan ciptakan
1
suasana yang kekeluargaan.
Perkenalkan bahwa anda seorang dokter muda yang
2
akan ikut membantu menangani penyakit anaknya.
Jelaskan bahwa selanjutnya anda akan mengajukan
3 beberapa pertanyaan berkenaan dengan keluhan
atau penyakitnya.
Catat beberapa data pasien yaitu nama anak, jenis
4 kelamin, usia atau tanggal lahir, dan alamat serta
nomor telepon bila ada.
Tanyakan apakah ibu datang ke RS atas
5 rekomendasi dokter/ petugas kesehatan lain, apakah
membawa surat rujukan ?
Keluhan Utama
Keluhan utama dapat berupa sering demam hilang
timbul, batuk lama, berat badan yang sulit naik,
pada anak yang lebih besar dapat timbul sakit dada,
dll serta anamnesis untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
Keluhan yang berhubungan dengan gejala penyakit
TB
Apakah selama ini anak sering mengalami infeksi
1
respiratori atas atau batuk pilek ?
2 Apakah ada penurunan nafsu makan ?
3 Apakah anak tampak lesu ?
4 Apakah anak pernah mengalami demam lama ?
5 Apakah anak sering mengalami mencret/ diare ?
6 Apakah ada keringat malam ?
23
Apakah sering mengalami sakit dada, nafas yang
7
pendek pada anak yang lebih besar ?
Apakah anak pernah mengalami mengi (yang
8 mungkin disebabkan oleh penekanan bronkus akibat
pembesaran hilus TB)
Apakah terdapat kontak dengan penderita TB
9
dewasa, atau batuk lama berdarah?
Apakah sebelum ini pasien pernah menjalani
10
pengobatan TB ?
Apakah luas rumah, berisi berapa orang, bagaimana
11
dengan pencahayaan dan ventilasi udaranya ?
12 Riwayat imunisasi: apakah pernah di BCG?
Keluhan lain yang berhubungan dengan TB pada
organ
1 Gejala TB paru primer
2 Gejala TB milier
3 Gejala TB perikardial
4 Gejala TB kelenjar
5 Gejala TB susunan saraf pusat
6 Gejala TB tulang/sendi
7 Gejala TB abdomen/gastrointestinal
B. PEMERIKSAAN FISIS
Persiapan
Mintalah ijin kepada orang tua pasien bahwa anda
akan membuka baju anaknya untuk memeriksa
beberapa waktu
Pemeriksaan umum
Nilailah apakah anak tampak sakit ringan, sedang,
1
berat?
2 Nilailah kesadaran anak.
Tentukan adakah kelainan bawaan yang tampak dari
3
luar.
Tentukan status gizi anak secara kasar, apakah ada
4
gizi buruk.
Pemeriksaan fisik
1 Periksalah BB dan TB nya
2 Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan leher, tentukan adanya pembesaran
3
kelenjar leher dan bentuk, konsistensinya
4 Periksa terlebih dahulu tanda vital
Pemeriksaan dada, untuk mencari tanda-tanda efusi
5 pleura, suara pernafasan tambahan dll, tanda-tanda
efusi pericardial.
Pemeriksaan abdomen, untuk mencari adanya
6
hepatosplenomegali, TB abdomen.
Pemeriksaan ekistremitas untuk mencari tanda-
7
tanda TB sendi
Pemeriksaan penunjang
1 Foto toraks (apakah ada gambaran sugestif TB)
24
2 PPD test
3 BTA sputum (aspirat lambung)
4 Pemeriksaan darah rutin (apakah ada anemia)
Pemeriksaan cairan serebrospinalis (pada meningitis
5
TB)
6 Pemeriksaan cairan pleura pada efusi pleura
7 Pemeriksaan cairan sendi pada TB tulang dan sendi
Pemeriksaan urine rutin (untuk melihat adanya TB
8
ginjal)
Pemeriksaan mata (untuk melihat adanya koroid
9
tuberkel pada meningitis)
USG abdomen (melihat pembesaran kelenjar
10
paraaorta pada TB abdomen)
11 Pemeriksaan cairan asites pada TB abdomen
Pemeriksaan cairan kelenjar getah bening pada
12
limfadenitis
Diagnosis
1 TB Berat (TB milier atau meningitis TB)
TB Non-Berat (selain milier dan meningitis dapat
beruba TB saluran cerna, TB ginjal, TB
2 konjungtivitis fliktenularis, TB tulang/sendi, TB
endobronkial, TB kelenjar, skrofulderma, TB kulit,
TB saluran genital, TB jaringan lunak.
Pengobatan
Isoniazid (INH) 10 mg/kgBB/hari untuk TB non-
berat selama 6-9 bulan dan 10mg/kg/hari untuk TB
1
berat selama 12 bulan. Dosis maksimal anak 300
mg/hari
Rifampisin 10 mg/kgBB/hari untuk TB non-berat
2 selama 6-9 bulan dan 15 mg/kgBB/hari untuk TB
berat selama 12 bulan 600 mg/hari.
Pirazinamid (PZA) 15-30 mg/kgBB/hari selama 2
3 bulan pertama untuk TB non-berat/ berat. Dosis
maksimal anak 2000 mg/hari
Streptomisin 20 - 35 mg/kgBB/hari injeksi
4 intramuskular selama 2 bulan untuk TB berat. Dosis
maksimal anak 1250 mg/hari
Prednison 1 mg/kgBB/hari selama 6 minggu
pertama untuk meningitis TB atau selama sampai
5 distress pernafasan hilang untuk TB milier, atau
sampai cairan berkurang pada efusi pleura karena
TB atau efusi pericardial
Bronchiolitis
1. Definisi
Peradangan di bronkiolus
Penyakit viral yang mempunyai karakteristik demam, pilek, dan wheezy cough
yang bersifat kering
Gejala klinis yang diawali dengan prodromal infeksi virus saluran respiratori atas
diikuti dengan peningkatan usaha napas dan wheezing pada anak <2 th.
Karakteristik bronkiolitis: inflamasi akut, nekrosis sel epitel saluran respiratori
kecil, produksi mukus ↑, edema mukosa, bronkospasme.
2. Etiologi: RSV, adenovirus
3. Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik ditemukan: merintih (grunting), sianosis, suhu tubuh
normal, subfebris atau tinggi, takipnea, pernapasan cuping hidung, sekret
hidung, retraksi subkostal, interkostal dan suprasternal. Pada perkusi dapat
ditemukan hiperesonansi, suara pernapasan mungkin normal atau ekspirasi
memanjang, wheezing, dan crackles. Hepar dan lien dapat teraba akibat
hiperinflasi toraks.
Penunjang
bronchiolitis Bronchopneumonia
X-Ray: Normal, hiperinflasi sehingga X-Ray: Air bronchogram (+), corakan
mendorong diafragma kebawah, bronkovaskular bertambah, infiltrate,
atelektasi, konsolidari hiperaerasi
Saturasi O2 menurun Leukosit > 15000
AGD: hipoksemia berat, hipokapnia,
asidosi
4. Tatalaksana
Umum: tirah baring, cairan rumatan, pemberian oksigeg, pemberian nutrisi,
nebulisasi (Dosis epinefrin rasemik 2,25% 0,25–0,75 mL dalam NaCL fisiologis
3 mL/20 mnt. Bila tidak tersedia, dapat diganti dengan epinefrin-levo 5 mL
larutan 1:1.000 Nebulisasi NaCl 3%
Dosis 4 mL larutan NaCl 3%)
Khusus (causative): Ampisilin 100–200 mg/kgBB/hr i.v. dibagi 4 dosis Bila ada
konjungtivitis pada bayi berusia 1–4 bl, kemungkinan infeksi sekunder oleh
Chlamydia trachomatis → eritromisin 40 mg/kgBB/hr p.o. dibagi 4 dosis.
28
Bronchopneumonia
1. Definisi: Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan instersitial.
2. Epidemiologi: Insiden pneumonia paling sering terjadi pada anak < 5 tahun.
3. Faktor risiko: polusi udara dalam rumah (asap rokok), aspirasi, gizi buruk
(malnutrisi), BBLR, tidak mendapatkan ASI ekskusif, imunisasi tidak lengkap
(campak), adanya saudara yang menderita batuk, kamar tidur yang terlalu padat
penghuninya (ventilasi kurang baik)
4. Fase
Kongestif (2-12 jam pertama): eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui
pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor
Red hepatisasi (48 jam berikutnya): paru-paru tampak merah dan bergranula
(hepatisasi seperti hepar) karena sel darah merah, fibrin dan leukosit PMN
mengisi alveoli
Brown hepatisasi (3-8 hari): paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin
mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang terserang
Konsolidasi (7-11 hari): eksudat mengalami lisis dan di reabsorpsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula. Batuk purulen
Resolusi: perbaikan klinis
5. Klasifikasi
6. Manifestasi: trias: demam, batuk, sesak napas disertai suara napas tambahan
rhonchi +/+, crackles +/+, wheezing +/+ pada Bp berat
7. Penunjang
Darah rutin: leukositosis
Foto thorax PA
8. Tatalaksana
Pemberian O2 dan nebulisasi
Simptomatik: PCT (10-15 mg/kgBB/hari)
Causative: pilihan pertama (ampisilin 50mg/kgBB/dosis dengan sediaan 1
vial=1gram dan gentamisin 7,5mg/kgBB/dosis dengan sediaan 1 ampul
2ml/80mg). Pilihan kedua (ceftriaxone 50 mg/kgBB/hari)
29
9. Pencegahan: Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak, pneumokokus, dan
H. influenzae
A. ANAMNESIS
Pertemuan ke-
No Prosedur
1 2 3 4 5
Introduksi
Ucapkan salam, sapa orangtua/wali pasien dan
1
ciptakan suasana yang akrab serta kekeluargaan
Perkenalkan diri bahwa anda seorang dokter muda
2 yang akan ikut membantu menangani perawatan
anaknya.
Jelaskan kepada orang tua pasien bahwa anda akan
mengajukan beberapa pertanyaan tentang penyakit
3 anaknya, selanjutnya akan melakukan pemeriksaan,
sampaikan bila ada sesuatu yang tidak jelas
ibu/bapak boleh bertanya
Catat beberapa data apsien:
- Nama anak
4 - Jenis kelamin
- Tanggal lahir/ usia
- Alamat/ no tlp
Tanyakan apakah ibu datang ke RS atas
5 rekomendasi/ rujukan dari dokter lain, dan apa
alasan dirujuknya
Keluhan Utama
Sesak nafas merupakan gejala pneumonia yang
kadang-kadang dikeluhkan oleh orang tua pasien
sebagai:
6 - Pernafasan cepat
- Rasa berat pada dada
- Nafas yang pendek-pendek
- Tidak bisa bernafas panjang
Tanyakan deskripsi sesak nafasnya:
- Kapan mulai sesak
- Apakah sesak timbul saat istirahat, ketika
berbaring (ortopnea), saat terbangun tengah
malam ( paroksismal nocturnal dyspnea)
- Bagaimana derajat beratnya sesak nafas,
7
misalnya apakah anak tidak bisa minum atau
gelisah karena sesaknya
- Apakah ada faktor yang memperberat sesaknya
- Apakah ada faktor yang mengurangi sesaknya
- Bagaimana progresifitasnya (apakah semakin
lama semakin berat sesaknya)
30
Gejala yang berhubungan dengan sesak nafas
- Apakah disertai panas badan? Sejak kapan?
Apakah panas badan tinggi atau hanya hangat-
hangat saja?
- Apakah disertai batuk? Bagaimana tipe
batuknya produktif/ kering/ mengonggong/
parau)? Apakah batuk hanya timbul saat
aktivitas/ perubahan cuaca/setelah terpajan
allergen/ketika posisi tubuh berubah?
- Apakah disertai bengkak (edema), dimana
timbulnya?
8
- Apakah berhubungan dengan pemberian obat-
obatan?
- Apakah sesak timbul setelah terpajan debu atau
allergan lain?
- Apakah sesak disertai suara mengi (wheezing)?
Apakah ada riwayat asma dalam keluarga?
- Apakah disertai gejala saluran cerna (mencret,
sulit buang air besar, muntah, menelan sesuatu
sebelumnya)?
- Bagaimana dengan buang air kecilnya?
Apakah sesak ini merupakan yang pertama
dialamai pasien atau sudah sering sesak
sebelumnya? Apakah sebelum ini sudah pernah
9 mendapat obat untuk sesaknya dan bagaimana
responsnya? Apakah sudah pernah dilakukan suatu
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium atau
foto Rontgen dan bagaimana hasilnya bila ada?
Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita
10 penyakit serupa? bagaimana kemungkinan adanya
faktor genetik atau terjadinya penularanserumah?
Apakah sebelum ini pasien sudah pernah dirawat di
RS? Kalau pernah untuk alasan apa dirawat dan
11
bagaimana pengobatan yang diberikan serta
responnya?
- Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan
semasa neonnatal (BBL, adakah kesulitan
12 persalinan, dll)
- Tanyakan riwayat imunisasi (BCG, DPT,
Campak, HiB, dll)
Apakah ada orang dewasa serumah yang sakit/
sedang diobati TB? Apakah selama ini anak sering
demam/ sakit batuk pilek? Bagaimana dengan
13
kenaikan berat badannya selama ini? Apakah
ketika diBCG ada reaksi kemerahan dalam 2-7 hari
pasca BCG? (gejala/tanda TB)
Bagaimana dengan riwayat makannya sejak lahir
sampai sekarang (mendapat apa, berapa
14
jumlahnya)? Apakah ada kesulitan dalam menelan
selama ini? Apakah sejauh ini anak pernah/ sering
31
tersedak bila makan/ minum ?
Bagaimana pendidikan ayah, pekerjaan,
15 penghasilan? Bagaimana pendidikan ibu,
pekerjaan, penghasilan?
Bagaimana lingkungan rumah, ukuran rumah,
16
ventilasi, dihuni berapa orang, kesehatan penghuni?
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anak
17
apa saja dan bagaimana penanganannya?
B. PEMERIKSAAN FISIS
Persiapan
Sampaikan maaf bahwa anda akan membuka baju
1 anak anda
Cek kembali alat pemeriksaan (stetoskop,
termometer, spatula lidah, stopwatch atau jam
2
tangan yang bersekala detik, lampu penerangan
ruang pemeriksaan)
Cucilah tangan anda dengan sabun kemudian
3
keringkan dengan lap bersih atau tissue
Pemeriksaan Umum
Penampilan umum:
- Sakit ringan/sedang/berat
- Coba tentukan system tubuh mana yang
terkena
- Nilai kesadaran menggunakan Glasgow Coma
4
Scale (GCS)
- Tentukan ada/tidaknya kelainan bawaan yang
nampak dari luar
- Tentukan secara subyektif dulu ada /tidaknya
gizi buruk
Lakukan pemeriksaantanda vital;
- Suhu
5 - Nadi
- Respirasi
- Tekanan darah
Lakukan pemeriksaa secara singkat system yang
6 lain terutama jantung, susunan saraf pusat,
genitourrinary, gastrohepatologi, dll bila mungkin.
Pemeriksaan Sistem Repirasi
Inspeksi
Menilai pola pernafasan pasien (frekuensi, ritme,
7
usaha pernafasan)
Catat ada/ tidaknya tarikan dinding dada pada
8 supraklavikula, interkostal, epigastrik
32
Lakukan evaluasi pergerakan otot pernafasan
10
antara dinding dada dan perut
Lakukan evaluasi pergeraka nafas pada kedua
11
hemitorak (simetri/tidak)
Tentukan ukuran dada secara subyektif
12 (perbandingan diameter anteroposterior dan
diameter lateral), bentuk dada secara umum
Inspeksi daerah orofaring bila memungkinkan
13 untuk menilai pembesaran tonsil, kelainan
kongenital bila ada
14 Periksa telinga untuk melihat adanya infeksi kronik
15 Inspeksi kulit unuk melihat adanya atopi
Lihat mukosa mulut dan bibir, apakah ada tanda
16 sianosis sentral (kebiruan), juga clubbing figer
Palpasi
Lakukan palpasi kelenjar getah bening terutama
17 leher aksila (ukuran, bentuk, mobilitas, konsistensi,
nyeri tekan/ tidak)
18 Tentukan posisi trakea dengan palpasi
Palpasi hemitoraks dengan cara meletakan tangan
anda pada kedua sisi costae dan rasakan pergerakan
19
nafas anak untuk menilai kualitas gerak nafas dan
transmisi suara nafas anak
Palpasi kulit untuk menentukan adanya emfisema
20 subkutis (berupa krepitasi) yang terjadi pada
pneumotoraks atau pneumomediatinum
Perkusi
Lakukan perkusi dengan menggunakan jari tengah
21
dan telunjuk pada phalanx terminal
Bandingkan antara daerah anterior dan posterior
22
serta lateral, superior dan inferior
Lakukan evaluasi secara subyektif adanya suara
23
nafas redup (dullness) atau timpanik
Auskultasi
24 Lakukan dalam ruangan yang tidak ramai
Posisi pasien lurus, sebaiknya dimulai dari
belakang, catat intensitas suara nafas pada berbagai
25
area hemitoraks, catat adanya suara nafas tambahan
(wheezing, crackles, stridor, grunting, pleural rub)
33
DD Kejang
- kejang demam - epilepsy - status epileptikus - meningitis
Kejang Demam
1. Definisi
Berdasarkan ILAE 1983, kejang demam merupakan kejang pada anak >1 bl,
berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh infeksi SSP, tanpa
ada kejang neonatus sebelumnya, atau kejang yang diprovokasi dan tidak
memenuhi kriteria untuk kejang simtomatik akut lainnya
sering terjadi pada usia 6 bl–3 th dengan puncak usia 18 bl
2. Manifestasi:
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal >38 °C) yang disebabkan proses ekstrakranium.
3. Klasifikasi
4. Tatalaksana
Saat kejang: berikan diazepam rektal (<10 kg: 5 mg, >10 kg: 10 mg) atau IV (0,3-
0,5 mg/kgBB) dengan sediaan 1 ampul= 2ml/10mg, berikan O2 dengan nasal
canule.
Untuk demam: berikan parasetamol (10-15 mg/kgBB/dosis-4X/hari)
Untuk rumatan: diberikan asam valproat 30-40 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis,
sediaangn 250mg/5ml. Diberikan selama 2 tahun bebas kejang
Epilepsi
1. Definisi: Epilepsi merupakan kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh
berulangnya bangkitan epilepsi.
2. Etiologi: Infeksi SSP, Trauma kepala, Tumor, Asfiksia
3. Penunjang: EEG
4. Tatalaksana
Status Epileptikus
37
Meningitis
Bakterialis Tuberkulosis
definisi peradangan selaput jaringan otak merupakan suatu kegawatan.
dan medulla spinalis yang Keterlambatan pengobatan dapat
disebabkan oleh bakteri patogen. mengakibatkan kematian.
epidem Sekitar 80 % terjadi pada anak grade I: gejala GI, tidak terlihat
iologi berusia 1 sampai 5 bulan manifestasi neurologis,
Faktor Infeksi saluran pernafasan, telinga, berlangsung ±2 mgg. Anak
resiko gigi apatis/iritabel, sakit kepala
etiolog hilang timbul, kenaikan suhu
yang ringan, anoreksia, mual,
muntah. pada bayi kejang
demam
Grade II: Anak mengantuk,
disorientasi, rangsan meningen.
Refleks fisiologis ↑, refleks
manife demam, kejang, mual muntah, abdominal menghilang dan
stasi anoreksia, sakit kepala, nyeri klonus. Dijumpai keterlibatan
punggung, fotofobia,gelisah, letargi saraf kranial III, VI, dan VII
dan kesadaran menurun. Meningeal Grade III: koma, penurunan
sign tidak nampak pada usia<2 kesadaran. Refleks pupil ↓.
tahun spasme klonik rekuren dari
ekstremitas, demam tinggi.
Hidrosefalus terjadi pada
⅔penderita yang infeksinya
sudah berjalan >3 bl dan tidak
diterapi adekuat
Penunj Pemeriksaan CSS
ang 1. Kadar protein:>200(100–50)
2. Jumlah sel > 6/mm3 didominasi
dengan PMN
3. glukosa LSS (hipoglikorazia)
rasio kadar gula LSS: gula darah
<0,40 (normal ± 66% kadar gula
darah)
Tatalak 1. Pemberian O2 saat kejang 1. Jika ada tanda perdarahan
sana 2. Pengobatan berikan manitol 0,5-1 gr/kgBB iv
selama 30-60 menit tiap 4-6 jam
2. Berikan obat OAT
Isoniazid: 7,5-15 mg/kgBB/hari
Rifampisin: 10-20 mg/kgBB/hari
Pyrazinamid: 30-40 mg/kgBB/hari
Etambutol: 15-25mg/kgBB
3. Kortokosteroid selama 4 minggu,
dosis maksimal 60 mg. 2
mg/kgBB/hari
38
DD penurunan kesadaran
Meningiti/ensefalitis DM tipe 1: KAD, Hipoglikemia
DM Tipe 1
1. Definisi: DMT1 merupakan penyakit autoimun kronik yang terutama menyerang
anak dan remaja. T-cells mediated berperan pada kerusakan sel pankreas →
produksi insulin
2. Etiologi: Faktor genetik (gen HLA), Faktor lingkungan: virus/bahan kimia/racun
lingkungan
3. Diagnosis
Anamnesis: Badan lemas dan lesu, keluhan sering kencing (ngompol), makan
banyak tetapi badan makin kurus, air kencing dikerubungi semut
Pemeriksaan fisik: Hambatan pertumbuhan, Gangguan maturitas kelamin pada
anak yang menginjak remaja
Penunjang: darah (GDS meningkat, HBA1C meningkat), urin (ketonuria)
4. Terapi
Umum: Melakukan kontrol diabetik yang baik agar penderita dapat, mencapai
tumbuh kembang optimal, baik secara fisik maupun mental, dan menghambat
penyulit jangka pendek/panjang.
Khusus: insulin 0,5-1 IU/kgBB/hari
Pola makan: Anak usia <12 th Jumlah kalori = [1.000 + (usia dalam th × 100)]
Kkal. Anak usia >12 th Jumlah kalori = 2.000 Kkal/M2
Olahraga: menurunkan GDS
39
DD bengkak
Edema adalah keadaan klinis yang ditandai adanya peningkatan volume cairan
di interstitial dan pembengkakan jaringan yang bisa terjadi secara lokal maupun
generalisata. Dikenal dua tekanan yang mengatur cairan yang berada di dalam
pembuluh darah; yaitu tekanan hidrostatik kapiler yang memediasi perpindahan cairan
ke interstitium; dan tekanan onkotik koloid yang menahan cairan tetap berada di
dalam pembuluh darah. Kemudian pembuluh limfatik mengalirkan cairan interstitium
ke sistem vena. Proses yang terjadi dalam pembentukan edema yakni:
a. Gangguan pada hemodinamik kapiler yang meningkatkan perpindahan cairan dari
pembuluh darah ke interstitium
b. Gagalnya cairan interstitium untuk diteruskan ke sistem vena melalui pembuluh
limfatik
c. Retensi sodium dan air di dalam pembuluh darah oleh ginjal yang menghasilkan
hipervolemia dan peningkatan tekanan hidrostatik vaskular
41
5. Tatalaksana
Rehidrasi
Terapi A Terapi B
<1 tahun: 50-100 ml = 75XBB selama 3 jam
1-4 tahun: 100-200 ml <1 thn: 300 ml
>5 tahun: 200-300 ml 1-5 thn: 600 ml
Dewasa: 300-400 ml >5 thn: 1200 ml
Tanda terapi B berhasil: kencing, lalu
mengantuk
Terapi C
Umur Pemberian I 30 ml/kg dalam Kemudian 70 ml/kg
dalam
Bayi < 12 bulan 1 jam* 5 jam
1
Anak > 1 tahun /2 jam * 2 1/2 jam *
Cara pemberian sedikit-sedikit tapi sering, 1 sendok (1-2 menit), jika muntah
berikan lebih lambat (tunggu 10 menit, berikan 1 sendok tiap 2-3 menit.
Larutan gula garam=1cth gula + 1/4cth garam + 200ml
Larutan air kelapa, kuah sup, air tajin
Pemberia ASI
Teruskan ASI/susu formula, menggunakan air yang mendidih. Anak 7 bulan diberikan
bubur dan campuran tepung, kacang, sayur, ikan, dan sari buah
Pemberian ZINC: <6 bulan 10 mg, >6 bulan 20 mg, diberikan 10-14 hari
bebas diare
Antibiotik: kolera(tetrasiklin), shigella-disentri (kotrimoksazol), amebiasis
(metronidazol)
Edukasi:
PHBS: cuci tangan, menggunakan air yang mendidih, membersihkan botol
susu, sumber air
Imunisasi: imunisasi dasar lengkap
Tanda bahaya: diare bertambah cair, muntah-muntah, panas badan, anak tidak mau
makan/minum, diare berdarah.
PENUNTUN BELAJAR DIARE
Pertemuan ke-
No Prosedur
1 2 3 4
A. ANAMNESIS
Introduksi
Ucapkan salam, sapa orangtua/ wali pasien,
1 ucapkan salam dan ciptakan suasana yang akrab
serta kekeluargaan
Perkenalkan diri bahwa anda seorang dokter yang
2
akan membantu menangani perawatan anaknya
44