Anda di halaman 1dari 44

RSUD Cibabat RSUD dr Slamet garu

Terima kasih kepada preceptor Terima kasih kepada preceptor


pembimbing: pembimbing:
1. Asep Nugi Nugraha dr SpA 1. Mustakim dr SpA
2. Dewi mulyani I dr SpA M.Kes 2. Massayu Amanda Ledika dr SpA
3. Devi dr SpA 3. Gustomo Panantro dr SpA
4. Tessa dr SpA 4. Asri Rahmawati dr Spa

Catatan koas Muhamad Kurniadi stase anak


3-Nopember-2019

1
DD demam < 7 hari

Basic science (peningkatan suhu tubuh dari normal)


 Remiten: demam ditandai dengan suhu tubuh terendah tidak mencapai normal
dan perbedaan suhu tubuh terendah dan tertingi dalam sehari >1 C
 Intermiten: demam ditandai dengan suhu tubuh terendah mencapai normal dan
perbedaan suhu tubuh terendah dan tertingi dalam sehari >1 C
 Continue: demam ditandai dengan suhu tubuh terendah tidak mencapai normal
dan perbedaan suhu tubuh terendah dan tertingi dalam sehari <1 C

DD penyakit
- infeksi dengue - infeksi saluran napas atas - otitis media
- infeksi saluran kemih - varisella dan herpes zooster

Infeksi Dengue
1. Definisi: penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk aides aigepty yang
terinfeksi virus dengue (DEN 1,2,3).
2. Klasifikasi

Demam dengue Demam berdarah dengue


Demam akut dengan dua atau - Demam akut dengan durasi 2-7 hari
lebih dari: - Manifestasi pendarahan: tourniquet
- Nyeri kepala/retroorbital test (+), ptekie-ekimosis-purpura,
- Mialgia/atralgia perdarahan mukosa (epistaksis, gusi
- Ruam/manifestasi pendarahan berdarah), saluran cerna
- Leukopenia (<5000) (hematemesis/melena).
- Trombositopenia <150.000 - Trombosist <100.000
- Ht meningkat 5-10% - Terdapat kebocoran plasma:
- HI test (>1280), IgG-IgM anti peningkatan Ht >20%, efusi pleura,
dengue, kejadian pada lokasa asites,
dan waktu yang sama hipoproteinemia/hipoalbuminemia
Syndrome syok dengue Tanda bahaya
- Takikardi, akral dingin, CRT - Muntah persisten
memanjang, gelisah/letargi - Nyeri perut hebat
- Tekanan nadi <20mmHg - hepatomegali
(100/80) - Penurunan kesadaran
2
- Perdarahan spontan
- Hamturia/penurunan urin output
- Akral dingin

3. Manifestasi klinisi
- Fase febrile (2-7 hari): demam mendadak, nyeri kepala, nyeri otot/sendi,
kemerahan/flushing pada kulit, anoreksia, mual, muntah.
- Fase kritis (3-7 hari/4-6 hari): suhu tubuh mengalami penurunan sampai
normal, peningkatan Ht dan penurunan Trombosit, berlangsung 24-48 jam,
dapat menimbulkan komplikasi (syok, kematian)
- Fase pemulihan: ditandai perbaikan keadaan umum, nafsu makan baik,
hemodinamik baik, diuresis cukup. Nilai Ht menurun, Trombosit meningkat
secara cepat
4. Patogenesis
1. Antibody dependent enhanchement (ADE) theory
individu yang terinfeksi oleh virus dengue serotipe tertentu akan timbul
kekebalan terhadap serotipe tersebut, tetapi tidak untuk serotipe lainya dan
akan membentuk antibodi ”non-neutrlizing”.
2. Virulence (Virus) theory = DEN 3
3. Immunopathogenesis theory
- Immune deviation
- Cytokine over-prodiction
- Anti-platelet and anti-endothelial cell autoantibody
- Molecular mimicry
- Dengue virus-induced vasculopathy and coagulopathy
4. Faktor pejamu
Ada beberapa pejamu yang diduga sebagai faktor risiko atau berhubungan
dengan terjadinya infeksi virus dengue yang berat (DBD atau DSS), yaitu :
- usia: DBD/DSS lebih sering dan bearat pada usia anak dibandingkan
dewasa
- jenis kelamin : biasanya anak perempuan lebih berat
- status gizi : lebih berat pada anak dengan status gizi yang lebih baik
- terjadinya DBD/DSS lebih sering pada populasi/individu dengan HLA
tertentu
5. Diagnosis
A. Paragraf 1
Keluhan utama: demam < 7 hari, deskripsi tentang demam ( onset + durasi,
sifat/karakteristik, progresivitas+frekuensi, hal ↓/↑
B. Paragraf 2
Flu like syndrome Tanda perdarahan Warning sign
 Nyeri kepala/dibelakang  Ruam merah pada kulit  Nyeri perut hebat
bola mata  Mimisan/perdarahan  Muntah persisten
 Nyeri otot/sendi gusi  Penurunan kesadaran
 Mual, muntah, sakit  Muntah/BAB berdarah  Akral dingin/hipotermi
kepala
C. Paragraf 3
ISPA ISK Ensefalopati dengue
 Batuk+pilek?  sakit saat  Demam tinggi
3
 Hidung tersumbat? BAK/hematuria  ↓ kesadaran/kejang
 Suara ngorok? Sakit  Nyeri perut bagian  Gelisah
nelen? bawah

D. Paragraf 4
 PHBS: buang sampah sembarangan,  Riwayat keluahn yang sama/keluarga
jarang menguras kamar mandi,  Riwayat kehamilan/persalinan
menumpuk baju  Riwayat imunisasi, makanan
 Lingkungan sekitar rumah yang terkena  Riwayat tumbuh kembang
demam mendadak
Pemriksaan fisik: sesuaikan dengan anamnesis
Penunjang
 Darah rutin: hemokonsentrasi,  Foto thorax, USG abdomen
↓trombosit  Sputum - ISPA
 Serologi: NS1, IgG(fase akut), IgM(fase  Urinalysis (ISK)
kronik) anti dengue
Kriteria pulang dan edukasi
Kriteria pulamg: Edukasi
 Bebas dema > 24 jam tanpa obat  Menutup, menguras, mengubur TPA
 Perbaikan klinis, nafsu makan baik (3M
 Trombosit naik 2 kali minimal 50 ribu  Pelihara ikan, lotion anti nyamuk, obat
nyamuk, kelambu (3M-Plus)

6. Tatalaksana
a. Dengue fever: hanya kebutuhan rumatan : holiday segar
b. Dengue hemorraguc fever
 Tanpa syok: rumatan+defisit 5%, atau berdasarkan BB: (<15kg →
7ml/kgBB/jam, 15-40kg → 5ml/kgBB/jam, >40kg → 3ml/kgBB/jam
 Dengan syok:kristaloid dengan jumlah 10 mL/kgBB/jam atau bolus
dalam 30 mnt. Selanjutnya jumlah dikurangi secara bertahap sesuai
 keadaan klinis dan nilai hematokrit
c. Dengue syok syndrome: jumlah cairan 10 mL/kgBB diberikan dalam 10–15
mnt atau 20 mL/kgBB dalam 30 mnt.
d. Expanded dengue: tergantung organ yang terkena
7. Komplikasi : ensefalopati dengue
 Pertahankan jalan napas dan oksigenasi yang adekuat (terapi oksigen)
 TTIK: Posisikan penderita dengan kepala ditinggikan sekitar 30°, Retriksi cairan
tidak boleh >80% kebutuhan cairan rumatan Ganti ke cairan koloid bila terus
terjadi ↑ nilai hematokrit, Beri diuretika bila terdapat tanda-tanda kelebihan
cairan, Segera dilakukan pemasangan pipa endotrakeal untuk menghindari
hiperkarbia
 Pemberian kortikosteroid diberikan deksametason dengan dosis 0,15
mg/kgBB/dosis setiap 6–8 jam secara i.v.
 Menurunkan produksi amonia
 Pertahankan kadar gula darah pada 80–100 mg/dL
 Koreksi gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
 Berikan vitamin K1 secara i.v. dengan dosis 3 mg untuk anak usia <1 th; 5 mg
4
usia 1– th; dan 10 mg pada usia >5 th
 Bila terdapat kejang dapat diberikan antikonvulsi
 Pemberian transfusi darah dianjurkan PRC segara bila terdapat indikasi. Hindari
pemberian transfusi komponen darah karena kelebihan cairan dapat → TTIK
 Indikasi pemberian antibiotik empiris bila ada dugaan infeksi oleh bakteri
 Obat H2-blocker atau proton pump inhibitor dapat diberikan untuk mengatasi
perdarahan gastrointestinal Hindari pemberian obat-obatan lain tanpa indikasi

PENUNTUN BELAJAR PENYAKIT DENGUE


Kesempatan ke-
No I. ANAMNESIS
1 2 3 4 5
Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya,
1
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
2 Tanyakan keluhan utama (biasanya panas badan /
demam). Dalam hal sudah terjadi gangguan
sirkulasi, mungkin keluhan utama badan dingin
(tanyakan sudah berapa lama dan selanjutnya
tanyakan riwayat demam sebelumnya)
Sudah berapa lama menderita demam
Apakah demam timbul secara mendadak
Apakah demam berlangsung terus menerus
sepanjang hari (demam relatif sama pada pagi-siang-
malam hari)
Pada saat demam apakah diukur dengan
termometer? Bila tidak, adakah tanda-tanda subjektif
5
demam tinggi seperti gelisah, flushing atau fotobia ?
Apakah sudah diberi penurun panas sebelumnya?
Obat apa dan berapa banyak/takaran yang diberikan.
Bagaimana respon pemberian obat tersebut ?
3 Apakah demam disertai dengan mual, muntah atau
sakit perut (terutama di daerah ulu hati )
4 Apakah disertai sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi,
nyeri tulang, atau nyeri di daerah belakang mata
(untuk anak besar)
5 Apakah disertai timbulnya bintik pendarahan pada
kulit, pendarahan hidung atau gusi, muntah atau
berak berdarah
6 Apakah disertai dengan gelisah, atau letargi atau
badan teraba dingin. Ditanyakan kapan buang air
kecil terakhir.
7 Apakah anak malas minum dan memuntahkan apa
saja yang diberikan.
8 Ditanyakan pula keluhan lain selain :
Batuk, pilek, nyeri menelan atau gangguan nafas
Bagaimana buang air besar (mencret, obstipasi )
Kejang pada penurunan kesadaran
9 Apakah pernah digigit nyamuk ( pada siang hari )?
Bila ya, dimana ( di rumah, sekolah, tempat umum
lainnya)
10 Apakah anda menderita sakit serupa di rumah atau
tetangga sekitar rumah, atau teman sekolah ?
11 Bagaimana keadaan lingkungan di sekitar rumah
atau sekolah, adakah kemungkinan tempat
perindukan nyamuk. Apakah pernah ada
penyemprotan untuk nyamuk DBD?
II. PEMERIKSAAN FISIS
1 Terangkan kepada pasien atau keluarga akan
dilakukan pemeriksaan jasmani
2 Tentukan keadaan sakit: ringan/ sedang/ berat
3 Bila tidak dalam keadaan kegawatan, lakukan
pengukuran antropometri: sekurang-kurangnya berat
dan tinggi badan
4 Lakukan pengukuran tanda vital: kesadaran, tekanan
darah, laju nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh.
5 Apakah ada tanda-tanda gangguan sirkulasi :
Laju nadi kecil dan lemah sampai tidak teraba
Tekanan nadi < 20 mmHg
Tekanan darah menurun sampai tidak terukur
Akral teraba dingin
Waktu pengisian kapiler (CRT) > 2 detik
6 Periksa kepala: ”flushing face”, epistaktis,
pendarahan gusi?
7 Periksa leher: pembesaran kelenjar getah bening?
Sebutkan ukuran, konsistensi, mudah/ sulit
6
digerakkan dari dasarnya, dan ada tidak rasa sakit
pada perabaan
8 Periksa daerah dada:
- Jantung
- Paru-paru
9 Periksa daerah abdomen:
- Pembesaran hati, limpa
- Nyeri daerah epigastrium
10 Periksa ekstremitas: akral dingin? Periksa CRT
11 Periksa kulit: ada tanda perdarahan kulit (petekie,
ekimosis/ purpura) atau ruam kulit/rash
12 Bila tidak ada perdarahan spontan, atau tidak dalam
keadaan syok, lakukan uji torniquet
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Periksa darah lengkap (kadar Hb, nilai hematokrit,
jumlah leukosit hitung jenis leukosit dan jumlah
trombosit)
2 Periksa serial hemaktokrit dan trombosit (juga
leukosit) dengan interval bergantung kepada
keadaan klinis pasien. Bisa tiap 12 jam, 6 jam atau
setiap 3 jam
3 Pemeriksaan serologis untuk infeksi virus dengue :
Dengue blot IgG dengan IgM ( setelah hari ke-5
sakit )
Titer Hemaglutinin inhibition (HI), serum akut dan
konvalesen (pada saat masuk dan 7 hari kemudian)
4 Pemeriksaan foto rontgen dada (posisi RLD) dan
USG abdomen untuk melihat efusi pleura dan ascites
bila diperlukan untuk menilai adanya kebocoran
plasma
5 Periksa tes fungsi hati bila diperlukan (misal ada
tanda-tanda ensafalopati)
6 Pemeriksaan EKG dan enzim jantung bila diduga
ada penyulit miokarditis
7 Pemeriksaan ”DIC profile” ( PT, aPTT, d-dimer,
kadar febrinogen) dan pemeriksaan lab lain bila
diperlukan
IV. DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan pemeriksaan jasmani: sebutkan
3 Hasil Laboratorium: trombositopenia,
hemokosentrasi, atau tanda kebocoran plasma lainya
4 Hasil pemeriksaan serologis
5 Diagnosis komplikasi atau ”unsual manisfestation”
V. TATALAKSANA KASUS
Sampaikan penjelasan mengenai rencana
1
pengobatan kepada pasien atau keluarganya
Khusus: pengantian cairan sesuai dengan keadaan
2
klinis pasien dan drajat beratnya penyakit:
7
- Demam dengue atau tersangka DBD: banyak
minum dengan cairan rumah tangga, cairan oralit,
jus buah, cairan mengandung elektrolit lain (bila
ada muntah-muntah dan anak malas minum, beri
cairan melalui infus)
- DBD derajat I dan II: infus cairan kristaloid
dengan kebutuhan setara dengan dehidrasi sedang,
dihitung untuk tiap jam (WHO : 6-7
ml/kgBB/jam)
- DBD derajat III dan IV (DSS): resusitasi cairan
kristaloid dan/atau koloid sesuai tatalaksana syok.
Perhatian pemberian oksigen dan monitoring.
Suportif dan simtomatik
Diet cukup kalori dan protein, mudah dicerna dan
3 dapat diterima oleh pasien
Antipiretik: parasetamol (hindari pemberian asetosal
dan ibuprofen). Anti kejang bila diberlukan
Pemantauan ketat untuk tanda-tanda gangguan
4
sirkulasi dan perdarahan, juga komplikasi lainnya.
Tatalaksana komplikasi atau keadaan lain seperti :
5 Perdarahan masif, DIC, miokarditis, ensefalopati,
asidosis, gagal nafas.
Jangan lupa membuat laporan Kewaspadaan Dini
6 Rumah Sakit (KDR-RS) untuk disampaikan ke
Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat
VI. PENCEGAHAN
Jelaskan bahwa sampai saat ini belum ada obat
khusus (anti-virus) dan vaksin untuk pencegahan
1 penyakit ini. Cara yang paling efektif untuk
pencegahan adalah memutus rantai penularan,
terutama pemberantasan sarang nyamuk (PSR)
Jelaskan mengenai cara penularan infeksi virus
dengue: nyamuk bertina yang terinfeksi virus
2 dengue akan mengeluarkan cairan ludahnya ke
dalam luka gigitan sehingga akan tertular, masa
inkubasi (3-14 hari)
Jelaskan sifat-sifat nyamuk penular dan siklus
hidupnya (Aedes aegypti, Aedes albopictus)
- Sifat: nyamuk betina, menggigit pada siang hari,
antrofilik u/menghisap darh
3 - Siklus hidurp: berkeliaran di tempat umum,
beristirahat di tempat gelap(baju, kain, yang
bergantunga), jarak terbang 100-200 m, senang
meletakkan telurnya pada penampungan air bersih
yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.
Jelaskan mengenai cara-cara pencegahan :
- PSN : kegiatan 3 M (menguras, menutup,
4 memanfatkan kembali.
- Abatisasi ( untuk pembasmi nyamuk)
- Pengasapan/fogging
8
Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Rhinitis (common cold)  penyakit infeksi saluran nafas atas yang dapat sembuh
sendiri karena sebagian besar disebakan oleh virus (paling banyak rhinovirus), sering
melibatkan mukosa sinus sehingga disebut rhinosinusitis. Kriteria diagnosis:
Anamnesis: gejala Pemriksaan Fisik Tatalaksan
 nyeri tenggorokan, Hidung: sekret hidung  PCT: 10-15 mg/kgbb
batuk, pilek, hidung meningkat, mukosa edema,  Ambroxol: 1,2-1,5
tersumbat, bersin-bersin hiperemis. mg/kgBB
 Demam -/+  Antibiotic amoxicilin 50-
 Nyeri kepala, rewel, lesu 100 mg/kgbb
Otitis Media
1. Definisi: Peradangan akut pada saluran telinga bagian tengah
2. Etiologi: Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae
3. Diagnosis
Anamnesis Pemfis Penunjang
Pada anamnesis dapat Pemeriksaan otoskop: Diagnosis pasti bila
ditemukan keluhan demam membran timpani memenuhi 3 kriteria, yaitu
tinggi yang sering kali hiperemis dan menonjol onset cepat, tanda efusi
dirasakan terus-menerus telinga tengah, gejala
disertai dengan nyeri inflamasi telinga tengah
telinga dan pendengaran Kondisi ringan: otalgia
berkurang ringan dan demam <39 °C
Kultur sekret telinga
4. Tatalaksana
Amoksisilin 80−90 mg/kgBB/hr selama 10 hr (pilihan utama) pada otitis media.
Miringotomi

Infeksi saluran kemih


1. Definisi:
- adanya pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, paling
banyak disebabkan oleh E.coli.
- ISK sering sebagai tanda kelainan pada ginjal dan saluran kemih yang serius
seperti refluks vesikoureter (RVU) atau uropati obstruktif. ISK merupakan salah
satu penyebab utama gagal ginjal terminal
Batasan
- ISK bagian bawah: infeksi vesika urinaria (sistitis) dan uretra. Batas atas dan
bawah: vesicoureteric valve
- ISK simpleks: ada infeksi tetapi tanpa penyulit anatomik maupun fungsional
saluran kemih
- ISK kompleks: jika disertai dengan kelainan anatomik maupun fungsional
2. diagnosis
 Anamnesis
A. Paragraf I: keluhan utama
Keluhan utama: Kejar mengenai demamnya
B. Paragraf II : keluhan penyerta
Neonatus Anak
gambaran sepsis dengan gejala tidak disuria, frekuensi meningkat, urgensi,
khas seperti panas, ikterus, malas polakisuria, nyeri perut/pinggang,
minum, muntah, mencret, berat gangguan pertumbuhan, muntah,

9
badan tidak naik, penurunan panas dan eneuresis.
kesadaran.
C. Paragraf 3:
DD: dengue infection, dan ISPA. Komplikasi adanya gagal ginjal akut (cek GFR, Ur,
Cr)
D. Paragraf 4:
Faktor resiko: menahan pipis, ganti popok yang tidak teratur, PHBS.
3.
4. Patogenesis
Flora usus

Munculnya tipe uropatogenik

Kolonisasi di perineal dan uretra anterior

Barier pertahanan mukosa normal

Sistitis
Virulensi bakteri Faktor pejamu

1. Memperkuat
perlekatan ke sel
uroepitel
2. Refluks vesiko ureter
3. Refluks intrarenal
4. Tersumbatnya saluran
kemih
5. Benda asing

Pielonefritis akut

Parut ginjal Urosepsis

5. Penunjang
- Darah rutin
- Urin rutin: leukosituria
- Biakan urin: bermakna >10 pangkat 5 TFU/ml

6. Tatalaksana
Eradikasi infeksi akut, Deteksi/tatalaksana Deteksi dan
berulang kelainan anatomi dan mencegah infeksi
fungsional pada ginjal dan /profilaksis
saluran kemih
Bayi ≥3 bl dengan Pengobatan sistitis akut Trimetoprim 1–2
pielonefritis akut/ISK atas pengobatan umumnya 5–7 Kotrimoksazol 1–2
 oral 7–10 hr hr Untuk sistitis akut, Sulfametoksazol 5–10
(sefalosporin atau Oral:trimetoprim,sulfameto Sulfisoksazol 5–10
koamoksiklav) ksazol, nitrofurantoin, Sefaleksin 10–15
 parenteral seperti amoksisilin, amoksisilin- Nitrofurantoin 1
10
sefotaksim atau klavulanat, sefaleksin, dan Asam nalidiksat 15–20
seftriakson selama 2–4hr sefiksim. Sefalosporin. Sefaklor 15–17
Bayi ≥3 bl dengan Sefiksim 1–2
sistitis/ISK bawah: Pengobatan pielonefritis Sefadroksil 3–5
oral/iv: trimetroprim, Pemberian sefiksim selama Siprofloksasin 1
sefalosporin, atau amoksisilin 14 hari PO
Evaluasi 24-48 jam

7. Indikasi rawat
- Hipertensi
- sepsis atau syok
- Kesulitan makan, muntah dan dehidrasi, ISK dengan

PENUNTUN BELAJAR INFEKSI SALURAN KEMIH

Pertemuan ke-
NO LANGKAH
1 2 3 4 5
ANAMNESIS
Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarga,
1
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
Tanyakan keluhan utama ( biasanya panas
badan/demam)
Sudah berapa lama menderita demam
Apakah demam berlangsung terus menerus
sepanjang hari (demam relatif sama pada
2 pagi-siang dan malam hari)
Pada saat demam apakah diukur dengan
termometer?
Bila tidak, adakah tanda-tanda subjektif
demam tinggi seperti flushing, gelisah atau
fotofobia?
11
Apakah sudah diberi penurun panas
sebelumnya? Obat apa dan berapa banyak
takarannya? Bagaimana respon pemberian
obat tersebut?
Apakah demam disertai dengan mual,
3
muntah atau nyeri pinggang?
Apakah disertai dengan keluhan disuria,
4 polakisuria, urgensi, enuresis diurnal
maupun nokturnal?
Apakah ada perubahan pada warna dan bau
5
urin?
Adakah faktor predisposisi:
-wanita
-kebiasan menahan kencing
6
-pakaian dalam yang terlalu ketat
-mandi berendam
-kurang minum
PEMERIKSAAN FISIS
Terangkan kepada pasien atau keluarga
1 akan dilakuka pemeriksaan jasmani
Tentukan keadaan sakit:
2
ringan/sedang/berat
Bila tidak dalam keadaan kegawatan,
3 lakukan pengukuran antropometri
sekurang-kurangnya BB dan TB
Lakukan pengukuran tanda vital:
4 kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju
pernapasan dan suhu tubuh
5 Periksa kepala: ”flusing face”
Periksa leher: : pembesaran kelenjar getah
bening, sebutkan ukuran, konsistensi,
6
mudah/sulit digerakkan dari dasrnya dan
ada/tidak rasa sakit pada perabaan
Periksa daerah dada:
7 -jantung
-paru
Periksa daerah abdomen:
-pembesaran hati, limpa
8
-Ballotemnt ginjal
-nyeri tekan suprapubis
9 Nyeri ketok CVA
Periksa ekstremitas: akral dingin? Periksa
10
crt
11 Periksa kulit: adakah edema?
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Periksa darah lengkap ( kadar Hb, leukosit,
1
hematokrit, trombosit dan hitung jenis)
2 Pemeriksaan urin rutin dan sedimen urin
3 Pemeriksaan ureum dan kreatinin
12
4
Biakan urin dan resistensi tes
Pertimbangkan perlu/tidaknya pemeriksaan
5
pencitraan
DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan pemeriksaan fisik: sebutkan
3 Hasil laboratorium
4 Diagnosis komplikasi
TATALAKSANA KASUS
Sampaikan penjelasan mengenai rencana
1
pengobatan kepada pasien atau keluarganya
Khusus:
2
pemberian antibiotik secara empirik
Suportif dan simtomatik:
3 - Antipiretik
- Diet cukup kalori dan protein
4 Pemantauan adanya komplikasi
PENCEGAHAN
Jelaskan hal-hal yang harus dihindari yang
menjadi predisposisi seperti: kebiasan
1
menahan kencing, pakaian dalam yang
ketat, mandi berendam
2 Konsumsi air minum yang memadai

Varisella / Hespes Zooster


1. Etiologi: Varicella-zoster virus (VZN)
2. Manisfestasi: Masa inkubasi: 14–16 hr (10–21 hr)
3. Diagnosis
 Anamnesis: Riwayat pajanan, diawali dengan demam 1–2 hr sebelumnya,
timbul ruam diwali di daerah kepala.
 Pemeriksaan fisik:
 Ruam: vesikel berkelompok dalam satu atau—jarang—dua dermatom
yang berdekatan
 Penunjang: Apus Tzank dari dasar lesi menunjukkan sel raksasa multinuklear
4. Patogenesis
VZV masuk tubuh melalui mukosa saluran nafas bagian atas atau orofaring. Pada
sel saluran nafas tersebut terjadi replikasi virus, kemudian menyebar melalui
pembuluh darah dan limfe (viremia pertama). Selanjutnya virus berkembang biak
di sel RES (retikulo-endotelial-system). Pada kebanyakan kasus, VZV dapat
mengatasi pertahanan nonspesifik. Satu minggu kemudian virus kembali
menyebar melalui pembuluh darah (viremia kedua), terutama kulit dan mukosa,
dan timbul demam, malaise, serta lesi.
5. Tatalaksana
Umum Khusus
 Mandikan penderita untuk mengurangi gatal  Bila demam:
 Hindari menggaruk asetaminofen 10–15
 Banyak minum terutama bila menerima mg/kgBB p.o. tiap 4–6
asiklovir dan diet tanpa restriksi jam (maks. 60
 Orangtua mengetahui tanda bahaya yaitu mg/kgBB/hr).

13
ruam yang hebat dan nyeri, tidak mau  Asiklovir 80 mg/kgBB/hr
minum, terdapat tanda dehidrasi, kelemahan terbagi atas 4–5 dosis
tungkai, kesadaran ↓, nyeri kepala hebat, selama 5 hr (maks.3.200
kuduk kaku, muntahmuntah, sesak napas, mg/hr)
demam >4 hr, atau demam ↑ kembali

PENUNTUN BELAJAR VARISELA


Nama:
Kesempatan ke -
I. ANAMNESIS
1 2 3 4 5
Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya,
1
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
Tanyakan keluhan utama ( biasanya panas
2
badan ringan)
3 Sudah berapa lama menderita panas ?
4 Apakah panas badan dialami setiap hari ?
Pada saat panas: apakah diukur dengan
termometer? Bila tidak, adakah tanda-tanda
subjektif panas disertai anoreksia, malaise,
dan sakit kepala? (pada anak yang lebih besar)
5
Apakah sudah diberi penurun panas?
sebutkan.
Bila setelah diberi obat panasnya turun, berapa
lama kemudian timbul kembali panas ?
Apakah disertai batuk pilek? nyeri
6
tenggorokan?
Apakah mula-mula muncul ruam? kemudian
7 dengan cepat berubah menjadi berisi cairan
keruh seperti tetesan air?
Muncul ruam mulai darimana? Apakah mulai
8 dari badan? kemudian menyebar ke
ekstremitas dan wajah?
9 Apakah disertai rasa gatal?
10 Apakahdisertai dengan kejang?
Apakah ada yang menderita sakit serupa
11
dilingkungan keluarga/tetangga/sekolah?
II. PEMERIKSAAN FISIS
1 Terangkan akan dilakukan pemeriksaan
jasmani
2 Tentukan keadaan sakit: ringan /sedang/berat
3 Lakukan pengukuran tanda vital:
Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju
pernafasan, dan suhu tubuh
4 Periksa konjungtiva palpebrae: adakah
keratitis? konjungtivitis?
5 Periksa mukosa pipi, palatum, adakah
14
vesikula?
6 Periksa faring: apakah hiperemis dan
vesikula?
7 Bila ubun-ubun besar belum menutup: apakah
cekung/datar/cembung?
8 Periksa leher : limfadenopati bila ada sebutkan
ukuran, konsistensi, mudah digerakkan dari
dasarnya/tidak, dan rasa sakit
9 Periksa jantung:
Bunyi jantung reguler atau tidak ?
10 Periksa paru : ada ’crackles’?
11 Periksa abdomen: turgor? Bising usus?
12 Periksa hati : ada hepatomegali?
13 Periksa lien: ada splenomegali ?
14 Periksa kulit: apakah terdapat ruam
makulopapular? vesikula? Pustula? krusta?
15 Periksa status neurologis: adakah defisit
neurologis?
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Periksa darah: Lekopenia/lekositosis, sel
raksasa pada kerokan dasar vesikula yang
baru, isolasi virus, serologi; ELISA
IV. DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan yang ditemukan pada
pemeriksaan jasmani : sebutkan
3 Laboratorium : lekosit normal atau meningkat
bila ada infeksi sekunder
4 Hasil pemeriksaan penunjang lain untuk
komplikasi
V. PENGOBATAN
1 Umum: tirah baring dan dietetik yang mudah
dicerna dan diterima
2 Pengobatan bersifat suportif:
pemberian cairan yang cukup
suplemen nutrisi
antibiotik apabila terjadi infeksi sekunder
3 Pengobatan khusus:
Simtomatik: lotion, antihistamin untuk gatal
Antivirus: asiklovir 30 mg/kgbb/hari dibagi 4
dosis selama 5-7 hari
Konsultasi bagian kulit
4 Sampaikan penjelasan mengenai rencana
pengobatan kepada keluarga pasien
5 Follow-up pasien, evaluasi hasil pengobatan,
adakah efek samping obat, makanan habis
atau tidak, apakah ada komplikasi atau
15
membaik
IV. PENCEGAHAN
1 Jelaskan bahwa infeksi virus varisela dapat
mengenai semua umur
2 Jelaskan mengenai faktor2 yang
mempermudah terjadinya penularan :
sanitasi lingkungan yang buruk
sanitasi pribadi yang kurang baik
3 Terangkan mengenai vaksin untuk pencegahan
varisela
vaksinasi aktif: varilrix
vaksinasi pasif: varicella zoster
immunoglobulin (VZIG) 1,25 mL/10 kgbb,
IM, maksimal 6,25 mL (5 vial), efektif bila
diberikan dalam 72 jam setelah kontak.

16
DD demam >7hari

- demam tifoid - tuberculosis - malaria


- hepatitis -meningitis

Demam tifoid
1. Definisi: penyakit infeksi usus halus.
2. Epidemiologi : Insidens tertinggi didapatkan pada anak-anak dan dari
500/100,000 penduduk di negara berkembang.
3. Etiologi : Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B
dan Salmonella paratyphii C.
4. Patogenesis
Kuman S.typhi/paratyphi dengan jumlah 1000-1juta tertelan → bersama makanan
dan minuman yang terkontaminasi ke GI → sebagian terbunuh di gaster, sebagian
masuk ke usus halus → kuman menginvasi ke dalam mukosa usus halus (melalui
sel M) → menembus lamina propia (replikasi), kuman di fagosit oleh makrofag
→ oleh makrofag kuman dibawa ke jaringan limfoid → j.l mesenterium ke
sistemik lalu ke RES (limfa,hepar) untuk bereplikasi → lalu keluar ke seluruh
tubuh.
- pirogen: flu like syndrome, bradikardi relatif, myalgia, atralgia
- hepar+spleen: hepatosplenomegali
- kulit: rose spot, typhoid tongue
5. Diagnosis
 Anamnesis
a. Paragraf I: keluahan utama mengenai demam, gali lebih dalam
b. Paragraf II: keluhan tambahan : nyeri kepala, lidah kotor, batuk pilek,
mual&muntah, diare/konstipasi, meteorismus, lemas badan dan nyeri sendi.
c. Paragraf 3
Tb Milier Malaria Komplikasi
 batuk+demam>2 minggu  Menggigil?  Ensefalitis: ↓ kesadaran
 Sesak?keringat malam?  Berkeringat?  Hepatitis tifosa: kulit
 BB↓? nafsu makan ↓?  Pergi ke daearah berwarna kuning
endemis malaria  Perforasi: nyeri perut
heba
 Sepsis: demam, TTV ↓
d. Paragraf 4
Faktor resiko Riwayat keluhan yang sama sebelumnya
 Jajan pinggir jalan Riwayat keluhan pada keluarga
 Kebiasaan cuci tangan Riwayat kehamilan+persalinan
 Sumber air Riwayat imunisasi, makanan, tumbuh & kembang
 Pada pemfis:
- bradikardia relative
- hepatosplenomegali
- abdomen kembung
- nyeri yang difuse di perut
- rose spots
 Penunjang
 Darah rutin : Aneosinofil
 Widal: kenaikan 4 kali
 Test Tubex: IgG, IgM anti tifoid
17
Edukasi
 Menghindari jajanan sembarangan, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
 Makan makanan lembek untuk mencegah perdarahan saluran cerna
 Vaksin tifoid tiap tahun

PENUNTUN BELAJAR DEMAM TIFOID


Nama:
Kesempatan Ke-
ANAMNESIS
1 2 3 4 5
1 Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya,
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
2 Tanyakan keluhan utama (biasanya panas badan)
Sudah berapa lama menderita panas?
Apakah panas badan dialamai setiap hari?
Bila panas badan setiap hari dan > 7 hari :
apakah pada 5-7 hari pertama panas yang terjadi
naik-turun? atau terus menerus?
Bila naik turun, apakah panas terjadi pada senja
– malam hari?
Pada saat panas: apakah diukur dengan
termometer? Bila tidak, adakah tanda-tanda
subjektip panas tinggi gelisah, flushing, fotobia?
Apakah sudah diberi penurun panas? sebutkan.
Bila setelah diberi obat panasnya turun, berapa
jam kemudian timbul kembali panas?
Setelah 5-7 hari apakah panas yang terjadi terus
menerus (pagi-siang-sore-malam)
3 Apakah panas badan disertai dengan : mengigau
atau letargi
4 Apakah disertai sakit kepala terutama daerah
frontal (untuk anak besar)
5 Apakah disertai sakit perut?
6 Apakah disertai mencret, mencret yang diikuti
konstipasi?

18
Bagaimana bentuk dan warna kotoran ?
7 Apakah disertai dengan anoreksia ?
8 Bagaimana b.a.k? warna: seperti air teh?
9 Apakah disertai batuk dan sesak nafas?
10 Sumber air minum berasal dari mana? sumur
atau ledeng
Bila sumur, berapa jarak antara sumur dengan
MCK?
11 Apakah MCK milik pribadi atau dipergunakan
bersama-sama?
12 Ukuran rumah dan jumlah penghuni?
13 Kebiasaan memasak, cuci tangan dan makan
makanan luar (jajanan)
14 Apakah di rumah banyak tikus?
15 Keadaan kesehatan anak sebelum sakit sekarang:
Bagaimana nafsu makannya?
Apakah sering menderita sakit?
Apakah berat badan anak sulit naik/turun?
Penyakit apa yang pernah diderita?
16 Apakah ada yang menderita sakit serupa
dilingkungan keluarga/tetangga/sekolah.
Adakah kontak dengan penderita batuk lama/
berdarah ?
Adakah kontak dengan penderita sakit kuning?
II. PEMERIKSAAN FISIS
1 Terangkan akan dilakukan pemeriksaan jasmani
2 Tentukan keadaan sakit: ringan /sedang/berat
3 Lakukan pengukuran tanda vital:
Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju
pernafasan , dan suhu tubuh(beberapa ahli tidak
memasukan suhu tubuh sebagai tanda vital)
4 Apakah ada bradikardi relatif?
5 Periksa sclera: iketrik?
6 Periksa konjungtiva palpebrae: anemis?
7 Periksa lidah: ’coated tongue’?
8 Periksa leher : meningismus?
9 Periksa leher: limfadenopati bila ada sebutkan
ukuran, konsistensi, mudah digerakkan dari
dasarnya/tidak, dan rasa sakit
10 Periska jantung:
Bunyi jantung redup atau tidak?
11 Periksa paru : ada ’crackles’?
12 Periksa abdomen: distensi? sakit daerah
abdomen yang difus?
13 Periksa hati : ada hepatomegali?

19
14 Periksa lien: ada splenomegali?
15 Periksa dada dan abdomen: ada rose spot?
16 Ekstremitas/ daerah terbuka lain: adakah bekas
gigitan pinjal/insect bite?
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Periksa darah lengkap, ulangi setiap minggu
2 Periksa urin rutin
3 Periksa fases rutin
4 Periksa kultur darah (termasuk uji resistensi)
5 Periksa kultur urine /fases bila persen datang
pada minggu kedua atau lebih
6 Bila diduga ada penyulit hepatitis, periksa
HBSAg dan IgM anti HAV, bila hasilnya
negatif, mungkin hepatitis tifosa.
7 Benzidine test bila diduga ada perdarahan usus
8 Dekompresi dengan memakai pipa nasogastrik
pipa anus kemudian foto abdomen tiga posisi
bila diduga ada penyulit perforasi
9 EKG bila diduga ada perdarahan usus
10 Bila tuberculosis belum bisa disingkirkan,
periksa foto dada dan PPD 5 TU
IV. DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan yang ditemukan pada pemeriksaan
jasmani : sebutkan
3 Laboratorium: Anemi? lekopeni?
trombositopeni? aneosinofilia?
4 Hasil pemeriksaan kultur darah/urin/fases
V. PENGOBATAN
1 Umum: tirah baring dan dietetik yang mudah
dicerna dan diterima
2 Khusus: antibiotik untuk eradikasi kuman
penyebab dengan mempertimbangkan:
- Ekonomi (kloramfenikol?)
- Lekopeni < 2000 jangan diberi kloramfenikol
- Ditemukan pneumonia (biasanya superinfeksi
oleh kuman lain), beri obat yang bisa
mengobati kedua penyakit (misal ampisilin)
- Ingin lebih pendek lama pengobatan:
seftriakson
- Anak >12 th: boleh ciprofloxacin
- SPM yang berlaku dll.
3 Kortikosteroid pada keadaan: gangguan
kesadaran, syok, demam berkepanjangan, dan
gejala berat lain.
4 Sampaikan penjelasan mengenai rencana
20
pengobatan kepada keluarga pasien
5 Follow-up pasien, evaluasi hasil pengobatan,
adakah efek samping obat, makanan habis atau
tidak, apakah ada komplikasi atau membaik
IV. PENCEGAHAN
1 Jelaskan bahwa manusia merupakan satu-
satunya reservoir bagi kuman penyebab demam
tifoid sehingga penularan hanya mungkin terjadi
dari manusia (pasien dan karier/pembawa) baik
langsung maupun tidak langsung
2 Jelaskan mengenai faktor2 yang mempermudah
terjadinya penularan :
- sanitasi lingkungan yang buruk
- sanitasi pribadi yang kurang baik termasuk
kebiasan cuci tangan, memasak dan jajan
3 Terangkan mengenai vaksin untuk pencegahan
demam tifoid:
- oral: Oral live attenuated Ty21a
- injeksi:l vi capsular polysaccharide vaccine
- indikasi: risiko tinggi untuk tertula, misal
tinggal didaerah endermis
4 Pengobatan pembawa kuman

Tuberkulosis
1. Definisi: Tuberkolusis (TB) anak adalah penyakit infeksi yang disebabkan M.
tuberculosis pada anak berusia <15 th
2. Etiologi: M. tuberculosis
3. Penularan: ditularkan melalui udara (airborne), 95% penularan melalui hirupan
droplet nuclei penderita
4. Fase:
 Primary complex ghon: 2-3 bulan ditandai PPD test +
 Efusi (1 tahun), bronchial erosion, meningitis, Tb tulang (3 tahun), Ginjal (6
tahun)
5. Klasifikasi
 Terpapar: Individu yang terpapar dengan penderita TB, asimtomatik,
pemeriksaan fisis dan radiologis normal, serta tes kulit tuberkulin (−)
 Latent: Individu yang terpapar dengan penderita TB, dengan hasil tes kulit
tuberkulin (+), tetapi tidak gejala, pemeriksaan fisis dan radiologis dalam batas
norma. Diberikan profilaksis INH selama 6 bulan
 Penyakit tb: Individu yang mempunyai gejala dan radiologi menunjukkan TB.
Dilakukan pengobatan TB
6. Patogensis
Masa Inkubasi (2-12 minggu)
MTB dalan droplet nuclei yang beukuran < 5 μm terinhalasi saluran pernafasan 
mencapai alveolus  Fagositosis oleh makrofag alveolus (PAMs)  Sebagian
mati, tetapi sebagian lagi mengalami replikasi didalam makrofag tersebut 
Makrofag yang berisi MTB yang bereplikasi akhirnya mengalami lisis 
Terbentuk koloni (fokus primer Ghon)  MTB masuk saluran limfe  Kelenjar
limfe regional, menimbulkan limfadenitis  Bila masuk ke kelenjar limfe
21
parahilus dan trakea akan menimbulkan kompleks primer  pada saat inilah
Uji tuberkulin akan positif.
Selain proses seperti di atas, pada saat masa inkubasi ini dapat pula terjadi
penyebaraan hematogen atau limfogen melalui kelenjar limfe regional tersebut
secara sistemik  mengakibatkan terjadinya fokus reaktivitas (Fokus Simon)
pada organ-organ dengan tekanan oksigen yang tinggi misalnya otak, tulang,
ginjal, paru  Dormant dalam waktu bertahun-tahun  Bila daya tahan tubuh
turun akan menjadi penyakit TB organ.
7. Jenis TB
 Tb intrapulmonal: Tb milier (pengobatan 12 bulan), Tb-paru (pengobatan 6
bulan), Tb-efusi (pengobatan 12 bulan)
 Tb extrapulmonal: Neurologi/meningits (pengobatan 12 bulan),
ortoprdi/Spondilitis Tb (12 bulan pengobatan), Tb kelenjar/skofuloderma
(pengobatan 6 bulan),Tb abdomen (pengobatan 12 bulan), mata Conjuctivitis
flictenularis (pengobatan 12 bulan), tb kulit/sklofurodermal (pengobatan 12
bulan)
8. Diagnosis(anak pa RT masis SD kena BP masuk RS)

9. Tatalaksana
Obat Sifat Dosis Efek samping
isoniazid bekterisidal 7,5-15mg/kgBB/har Neuritis perifer
Rifampisin Bakterisidal 10-20mg/kgBB/hari BAK berwarna merah
Pyrazinamid Bakterisidal 30-40mg/kgBB/hari Hepatotoksik/drug
haptitis
etambutol bakterisodal 15-25mg/kgBB/hari Neuritis optik,buta
warna
Streptomisin Bekteriostati 12-18mg/kbBB/hari Gangguan pendengaran
k
Pemberian prednison dilakukan pada Tb-Extraparu selama 4 minggu

22
10. Pada tb perinatal

11. Jika timbul komplikasi obat: stop obat OAT, tunggu sampe fungsi organ membai
PENUNTUN BELAJAR TUBERKULOSIS ANAK

Nama :
Pertemuan ke-
A. Anamnesis
1 2 3 4 5
Introduksi
Ucapkan salam, sapa orang tua pasien dan ciptakan
1
suasana yang kekeluargaan.
Perkenalkan bahwa anda seorang dokter muda yang
2
akan ikut membantu menangani penyakit anaknya.
Jelaskan bahwa selanjutnya anda akan mengajukan
3 beberapa pertanyaan berkenaan dengan keluhan
atau penyakitnya.
Catat beberapa data pasien yaitu nama anak, jenis
4 kelamin, usia atau tanggal lahir, dan alamat serta
nomor telepon bila ada.
Tanyakan apakah ibu datang ke RS atas
5 rekomendasi dokter/ petugas kesehatan lain, apakah
membawa surat rujukan ?
Keluhan Utama
Keluhan utama dapat berupa sering demam hilang
timbul, batuk lama, berat badan yang sulit naik,
pada anak yang lebih besar dapat timbul sakit dada,
dll serta anamnesis untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
Keluhan yang berhubungan dengan gejala penyakit
TB
Apakah selama ini anak sering mengalami infeksi
1
respiratori atas atau batuk pilek ?
2 Apakah ada penurunan nafsu makan ?
3 Apakah anak tampak lesu ?
4 Apakah anak pernah mengalami demam lama ?
5 Apakah anak sering mengalami mencret/ diare ?
6 Apakah ada keringat malam ?

23
Apakah sering mengalami sakit dada, nafas yang
7
pendek pada anak yang lebih besar ?
Apakah anak pernah mengalami mengi (yang
8 mungkin disebabkan oleh penekanan bronkus akibat
pembesaran hilus TB)
Apakah terdapat kontak dengan penderita TB
9
dewasa, atau batuk lama berdarah?
Apakah sebelum ini pasien pernah menjalani
10
pengobatan TB ?
Apakah luas rumah, berisi berapa orang, bagaimana
11
dengan pencahayaan dan ventilasi udaranya ?
12 Riwayat imunisasi: apakah pernah di BCG?
Keluhan lain yang berhubungan dengan TB pada
organ
1 Gejala TB paru primer
2 Gejala TB milier
3 Gejala TB perikardial
4 Gejala TB kelenjar
5 Gejala TB susunan saraf pusat
6 Gejala TB tulang/sendi
7 Gejala TB abdomen/gastrointestinal
B. PEMERIKSAAN FISIS
Persiapan
Mintalah ijin kepada orang tua pasien bahwa anda
akan membuka baju anaknya untuk memeriksa
beberapa waktu
Pemeriksaan umum
Nilailah apakah anak tampak sakit ringan, sedang,
1
berat?
2 Nilailah kesadaran anak.
Tentukan adakah kelainan bawaan yang tampak dari
3
luar.
Tentukan status gizi anak secara kasar, apakah ada
4
gizi buruk.
Pemeriksaan fisik
1 Periksalah BB dan TB nya
2 Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan leher, tentukan adanya pembesaran
3
kelenjar leher dan bentuk, konsistensinya
4 Periksa terlebih dahulu tanda vital
Pemeriksaan dada, untuk mencari tanda-tanda efusi
5 pleura, suara pernafasan tambahan dll, tanda-tanda
efusi pericardial.
Pemeriksaan abdomen, untuk mencari adanya
6
hepatosplenomegali, TB abdomen.
Pemeriksaan ekistremitas untuk mencari tanda-
7
tanda TB sendi
Pemeriksaan penunjang
1 Foto toraks (apakah ada gambaran sugestif TB)
24
2 PPD test
3 BTA sputum (aspirat lambung)
4 Pemeriksaan darah rutin (apakah ada anemia)
Pemeriksaan cairan serebrospinalis (pada meningitis
5
TB)
6 Pemeriksaan cairan pleura pada efusi pleura
7 Pemeriksaan cairan sendi pada TB tulang dan sendi
Pemeriksaan urine rutin (untuk melihat adanya TB
8
ginjal)
Pemeriksaan mata (untuk melihat adanya koroid
9
tuberkel pada meningitis)
USG abdomen (melihat pembesaran kelenjar
10
paraaorta pada TB abdomen)
11 Pemeriksaan cairan asites pada TB abdomen
Pemeriksaan cairan kelenjar getah bening pada
12
limfadenitis
Diagnosis
1 TB Berat (TB milier atau meningitis TB)
TB Non-Berat (selain milier dan meningitis dapat
beruba TB saluran cerna, TB ginjal, TB
2 konjungtivitis fliktenularis, TB tulang/sendi, TB
endobronkial, TB kelenjar, skrofulderma, TB kulit,
TB saluran genital, TB jaringan lunak.
Pengobatan
Isoniazid (INH) 10 mg/kgBB/hari untuk TB non-
berat selama 6-9 bulan dan 10mg/kg/hari untuk TB
1
berat selama 12 bulan. Dosis maksimal anak 300
mg/hari
Rifampisin 10 mg/kgBB/hari untuk TB non-berat
2 selama 6-9 bulan dan 15 mg/kgBB/hari untuk TB
berat selama 12 bulan 600 mg/hari.
Pirazinamid (PZA) 15-30 mg/kgBB/hari selama 2
3 bulan pertama untuk TB non-berat/ berat. Dosis
maksimal anak 2000 mg/hari
Streptomisin 20 - 35 mg/kgBB/hari injeksi
4 intramuskular selama 2 bulan untuk TB berat. Dosis
maksimal anak 1250 mg/hari
Prednison 1 mg/kgBB/hari selama 6 minggu
pertama untuk meningitis TB atau selama sampai
5 distress pernafasan hilang untuk TB milier, atau
sampai cairan berkurang pada efusi pleura karena
TB atau efusi pericardial

Hepatitis (PENUNTUN BELAJAR KULIT KUNING)


Pertemuan ke-
No I. ANAMNESIS
1 2 3 4 5
Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan
1
diri, jelaskan maksud anda
2 Tanyakan keluhan utama (biasanya mata/badan/kulit
kuning ) tanyakan sudah berapa lama?
25
3 Apakah keluhan tersebut didahului/disertai dengan
demam?
Sudah berapa lama menderita demam?
Apakah demam timbul secara mendadak?
Apakah demam berlangsung terus menerus sepanjang hari
(demam relatif sama pada pagi-siang-malam hari)?
Pada saat demam apakah diukur dengan termometer?
Apakah sudah diberi penurun panas sebelumnya? Obat
apa dan berapa banyak/takaran yang diberikan.
Bagaimana respons pemberian obat tersebut ?
4 Apakah disertai dengan mual, muntah atau sakit perut
(terutama di daerah ulu hati )
5 Apakah anak mengalami penurunan nafsu makan?
6 Apakah anak malas minum dan memuntahkan apa saja
yang diberikan?
7 Apakah disertai sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri
tulang?
8 Apakah disertai timbulnya bercak kemerahan di kulit?
9 Apakah disertai dengan air kencing menjadi berwarna
lebih tua/seperti air teh?
10 Apakah buang air besar menjadi berwarna pucat/seperti
dempul?
11 Apakah ada yang menderita sakit serupa di rumah atau
tetangga sekitar rumah, atau teman sekolah ?
12 Riwayat vaksinasi:
 Hepatitis A
 Hepatitis B
13 Apakah mempunyai kebiasaan:
 Jajan sembarangan
 Cuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air
besar/buang air kecil
14 Bagaimana keadaan:
 Sumber air bersih?
 Jamban keluarga?
II. PEMERIKSAAN FISIS
1 Terangkan kepada pasien atau keluarga akan dilakukan
pemeriksaan jasmani
2 Tentukan keadaan sakit : ringan/sedang/berat
3 Bila tidak dalam keadaan kegawatan, lakukan pengukuran
antropometri: berat badan dan tinggi badan
4 Lakukan pengukuran tanda vital: kesadaran, tekanan
darah, laju nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh.
5 Apakah ada tanda-tanda dehidrasi :
a. Laju nadi cepat
b. Kelopak mata cekung
c. Turgor kulit kembali lambat
6 Periksa kepala: sklera ikterik, frenulum linguae ikterik
26
7 Periksa leher: pembesaran kelenjar getah bening?
Sebutkan ukuran , konsistensi, mudah/sulit digerakkan
dari dasarnya, dan ada/tidak rasa sakit pada perabaan
8 Periksa daerah dada:
d. Jantung
e. Paru-paru
9 Periksa daerah abdomen:
f. Pembesaran hati, limpa
g. Nyeri daerah epigastrium
10 Periksa kulit: adakah rash/ruam?
11 Pemeriksaan Refleks fisiologis dan patologis
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Periksa darah lengkap ( kadar Hb, nilai hematokrit, jumlah
leukosit hitung jenis leukosit dan jumlah trombosit )
2 Periksa urine lengkap
3 Pemeriksaan kimia darah SGOT,SGPT, Bilirubin total dan
direk, alkali fosfatase, gamma GT, 5 nucleotidase
4 Pemeriksaan serologis untuk infeksi virus:
Ig M anti HAV
HBsAg, anti HBs, IgM anti HBc
IV. DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan pemeriksaan jasmani: sebutkan
3 Hasil Laboratorium: kimia darah dan urin rutin
4 Hasil pemeriksaan serologis
V. TATALAKSANA KASUS
Sampaikan penjelasan mengenai rencana pengobatan
1
kepada pasien atau keluarganya
2 Khusus: tidak ada
3 Tirah baring, koreksi dehidrasi bila ada
4 Simtomatik
Diet: cukup kalori dan protein, mudah dicerna dan dapat
5
diterima oleh pasien
6 Roboransia
VI. PENCEGAHAN
Jelaskan bahwa sampai saat ini belum ada obat khusus
1
(anti-virus)
Jelaskan mengenai cara penularan infeksi
2  Virus hepatitis A
 Virus hepatitis B
Jelaskan bahwa sebenarnya penyakit hepatitis A/B dapat
3
dicegah dengan pemberian vaksinasi
Jelaskan mengenai pentingnya:
Hepatitis A: menjaga higiene pribadi dan sanitasi
4 lingkungan yang baik
Hepatitis B: menghindari pemakaian alat pribadi bersama-
sama (sikat gigi, pisau cukur), tatto/tindik
27
DD Sesak Napas

Definisi: Sesak nafas merupakan persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan saat


bernafas. Takipneu berdasarkan WHO : Usia <2bulan : 60x/menit, Usia 2-12
bulan : 50x/menit, Usia 1-5 tahun : 40x/menit
Pulmonary 2. Non-infeksi: asma
1. Infeksi: croup, bronchiolitis, Extra-pulmonary: PJB
bronkopneumonia, tb-paru

Croup (cek ISPA ya)

Bronchiolitis
1. Definisi
 Peradangan di bronkiolus
 Penyakit viral yang mempunyai karakteristik demam, pilek, dan wheezy cough
yang bersifat kering
 Gejala klinis yang diawali dengan prodromal infeksi virus saluran respiratori atas
diikuti dengan peningkatan usaha napas dan wheezing pada anak <2 th.
Karakteristik bronkiolitis: inflamasi akut, nekrosis sel epitel saluran respiratori
kecil, produksi mukus ↑, edema mukosa, bronkospasme.
2. Etiologi: RSV, adenovirus
3. Diagnosis
 Pada pemeriksaan fisik ditemukan: merintih (grunting), sianosis, suhu tubuh
normal, subfebris atau tinggi, takipnea, pernapasan cuping hidung, sekret
hidung, retraksi subkostal, interkostal dan suprasternal. Pada perkusi dapat
ditemukan hiperesonansi, suara pernapasan mungkin normal atau ekspirasi
memanjang, wheezing, dan crackles. Hepar dan lien dapat teraba akibat
hiperinflasi toraks.
 Penunjang
bronchiolitis Bronchopneumonia
X-Ray: Normal, hiperinflasi sehingga X-Ray: Air bronchogram (+), corakan
mendorong diafragma kebawah, bronkovaskular bertambah, infiltrate,
atelektasi, konsolidari hiperaerasi
Saturasi O2 menurun Leukosit > 15000
AGD: hipoksemia berat, hipokapnia,
asidosi
4. Tatalaksana
 Umum: tirah baring, cairan rumatan, pemberian oksigeg, pemberian nutrisi,
nebulisasi (Dosis epinefrin rasemik 2,25% 0,25–0,75 mL dalam NaCL fisiologis
3 mL/20 mnt. Bila tidak tersedia, dapat diganti dengan epinefrin-levo 5 mL
larutan 1:1.000 Nebulisasi NaCl 3%
 Dosis 4 mL larutan NaCl 3%)
Khusus (causative): Ampisilin 100–200 mg/kgBB/hr i.v. dibagi 4 dosis Bila ada
konjungtivitis pada bayi berusia 1–4 bl, kemungkinan infeksi sekunder oleh
Chlamydia trachomatis → eritromisin 40 mg/kgBB/hr p.o. dibagi 4 dosis.

28
Bronchopneumonia
1. Definisi: Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan instersitial.
2. Epidemiologi: Insiden pneumonia paling sering terjadi pada anak < 5 tahun.
3. Faktor risiko: polusi udara dalam rumah (asap rokok), aspirasi, gizi buruk
(malnutrisi), BBLR, tidak mendapatkan ASI ekskusif, imunisasi tidak lengkap
(campak), adanya saudara yang menderita batuk, kamar tidur yang terlalu padat
penghuninya (ventilasi kurang baik)
4. Fase
 Kongestif (2-12 jam pertama): eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui
pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor
 Red hepatisasi (48 jam berikutnya): paru-paru tampak merah dan bergranula
(hepatisasi seperti hepar) karena sel darah merah, fibrin dan leukosit PMN
mengisi alveoli
 Brown hepatisasi (3-8 hari): paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin
mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang terserang
 Konsolidasi (7-11 hari): eksudat mengalami lisis dan di reabsorpsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula. Batuk purulen
 Resolusi: perbaikan klinis
5. Klasifikasi

6. Manifestasi: trias: demam, batuk, sesak napas disertai suara napas tambahan
rhonchi +/+, crackles +/+, wheezing +/+ pada Bp berat
7. Penunjang
 Darah rutin: leukositosis
 Foto thorax PA
8. Tatalaksana
 Pemberian O2 dan nebulisasi
 Simptomatik: PCT (10-15 mg/kgBB/hari)
 Causative: pilihan pertama (ampisilin 50mg/kgBB/dosis dengan sediaan 1
vial=1gram dan gentamisin 7,5mg/kgBB/dosis dengan sediaan 1 ampul
2ml/80mg). Pilihan kedua (ceftriaxone 50 mg/kgBB/hari)
29
9. Pencegahan: Vaksinasi dengan vaksin pertusis (DTP), campak, pneumokokus, dan
H. influenzae

PENUNTUN BELAJAR PNEUMONIA

A. ANAMNESIS
Pertemuan ke-
No Prosedur
1 2 3 4 5
Introduksi
Ucapkan salam, sapa orangtua/wali pasien dan
1
ciptakan suasana yang akrab serta kekeluargaan
Perkenalkan diri bahwa anda seorang dokter muda
2 yang akan ikut membantu menangani perawatan
anaknya.
Jelaskan kepada orang tua pasien bahwa anda akan
mengajukan beberapa pertanyaan tentang penyakit
3 anaknya, selanjutnya akan melakukan pemeriksaan,
sampaikan bila ada sesuatu yang tidak jelas
ibu/bapak boleh bertanya
Catat beberapa data apsien:
- Nama anak
4 - Jenis kelamin
- Tanggal lahir/ usia
- Alamat/ no tlp
Tanyakan apakah ibu datang ke RS atas
5 rekomendasi/ rujukan dari dokter lain, dan apa
alasan dirujuknya
Keluhan Utama
Sesak nafas merupakan gejala pneumonia yang
kadang-kadang dikeluhkan oleh orang tua pasien
sebagai:
6 - Pernafasan cepat
- Rasa berat pada dada
- Nafas yang pendek-pendek
- Tidak bisa bernafas panjang
Tanyakan deskripsi sesak nafasnya:
- Kapan mulai sesak
- Apakah sesak timbul saat istirahat, ketika
berbaring (ortopnea), saat terbangun tengah
malam ( paroksismal nocturnal dyspnea)
- Bagaimana derajat beratnya sesak nafas,
7
misalnya apakah anak tidak bisa minum atau
gelisah karena sesaknya
- Apakah ada faktor yang memperberat sesaknya
- Apakah ada faktor yang mengurangi sesaknya
- Bagaimana progresifitasnya (apakah semakin
lama semakin berat sesaknya)

30
Gejala yang berhubungan dengan sesak nafas
- Apakah disertai panas badan? Sejak kapan?
Apakah panas badan tinggi atau hanya hangat-
hangat saja?
- Apakah disertai batuk? Bagaimana tipe
batuknya produktif/ kering/ mengonggong/
parau)? Apakah batuk hanya timbul saat
aktivitas/ perubahan cuaca/setelah terpajan
allergen/ketika posisi tubuh berubah?
- Apakah disertai bengkak (edema), dimana
timbulnya?
8
- Apakah berhubungan dengan pemberian obat-
obatan?
- Apakah sesak timbul setelah terpajan debu atau
allergan lain?
- Apakah sesak disertai suara mengi (wheezing)?
Apakah ada riwayat asma dalam keluarga?
- Apakah disertai gejala saluran cerna (mencret,
sulit buang air besar, muntah, menelan sesuatu
sebelumnya)?
- Bagaimana dengan buang air kecilnya?
Apakah sesak ini merupakan yang pertama
dialamai pasien atau sudah sering sesak
sebelumnya? Apakah sebelum ini sudah pernah
9 mendapat obat untuk sesaknya dan bagaimana
responsnya? Apakah sudah pernah dilakukan suatu
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium atau
foto Rontgen dan bagaimana hasilnya bila ada?
Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita
10 penyakit serupa? bagaimana kemungkinan adanya
faktor genetik atau terjadinya penularanserumah?
Apakah sebelum ini pasien sudah pernah dirawat di
RS? Kalau pernah untuk alasan apa dirawat dan
11
bagaimana pengobatan yang diberikan serta
responnya?
- Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan
semasa neonnatal (BBL, adakah kesulitan
12 persalinan, dll)
- Tanyakan riwayat imunisasi (BCG, DPT,
Campak, HiB, dll)
Apakah ada orang dewasa serumah yang sakit/
sedang diobati TB? Apakah selama ini anak sering
demam/ sakit batuk pilek? Bagaimana dengan
13
kenaikan berat badannya selama ini? Apakah
ketika diBCG ada reaksi kemerahan dalam 2-7 hari
pasca BCG? (gejala/tanda TB)
Bagaimana dengan riwayat makannya sejak lahir
sampai sekarang (mendapat apa, berapa
14
jumlahnya)? Apakah ada kesulitan dalam menelan
selama ini? Apakah sejauh ini anak pernah/ sering
31
tersedak bila makan/ minum ?
Bagaimana pendidikan ayah, pekerjaan,
15 penghasilan? Bagaimana pendidikan ibu,
pekerjaan, penghasilan?
Bagaimana lingkungan rumah, ukuran rumah,
16
ventilasi, dihuni berapa orang, kesehatan penghuni?
Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anak
17
apa saja dan bagaimana penanganannya?

B. PEMERIKSAAN FISIS

Persiapan
Sampaikan maaf bahwa anda akan membuka baju
1 anak anda
Cek kembali alat pemeriksaan (stetoskop,
termometer, spatula lidah, stopwatch atau jam
2
tangan yang bersekala detik, lampu penerangan
ruang pemeriksaan)
Cucilah tangan anda dengan sabun kemudian
3
keringkan dengan lap bersih atau tissue
Pemeriksaan Umum
Penampilan umum:
- Sakit ringan/sedang/berat
- Coba tentukan system tubuh mana yang
terkena
- Nilai kesadaran menggunakan Glasgow Coma
4
Scale (GCS)
- Tentukan ada/tidaknya kelainan bawaan yang
nampak dari luar
- Tentukan secara subyektif dulu ada /tidaknya
gizi buruk
Lakukan pemeriksaantanda vital;
- Suhu
5 - Nadi
- Respirasi
- Tekanan darah
Lakukan pemeriksaa secara singkat system yang
6 lain terutama jantung, susunan saraf pusat,
genitourrinary, gastrohepatologi, dll bila mungkin.
Pemeriksaan Sistem Repirasi
Inspeksi
Menilai pola pernafasan pasien (frekuensi, ritme,
7
usaha pernafasan)
Catat ada/ tidaknya tarikan dinding dada pada
8 supraklavikula, interkostal, epigastrik

9 Catat ada/ tidaknya pernafasan cuping hidung

32
Lakukan evaluasi pergerakan otot pernafasan
10
antara dinding dada dan perut
Lakukan evaluasi pergeraka nafas pada kedua
11
hemitorak (simetri/tidak)
Tentukan ukuran dada secara subyektif
12 (perbandingan diameter anteroposterior dan
diameter lateral), bentuk dada secara umum
Inspeksi daerah orofaring bila memungkinkan
13 untuk menilai pembesaran tonsil, kelainan
kongenital bila ada
14 Periksa telinga untuk melihat adanya infeksi kronik
15 Inspeksi kulit unuk melihat adanya atopi
Lihat mukosa mulut dan bibir, apakah ada tanda
16 sianosis sentral (kebiruan), juga clubbing figer
Palpasi
Lakukan palpasi kelenjar getah bening terutama
17 leher aksila (ukuran, bentuk, mobilitas, konsistensi,
nyeri tekan/ tidak)
18 Tentukan posisi trakea dengan palpasi
Palpasi hemitoraks dengan cara meletakan tangan
anda pada kedua sisi costae dan rasakan pergerakan
19
nafas anak untuk menilai kualitas gerak nafas dan
transmisi suara nafas anak
Palpasi kulit untuk menentukan adanya emfisema
20 subkutis (berupa krepitasi) yang terjadi pada
pneumotoraks atau pneumomediatinum
Perkusi
Lakukan perkusi dengan menggunakan jari tengah
21
dan telunjuk pada phalanx terminal
Bandingkan antara daerah anterior dan posterior
22
serta lateral, superior dan inferior
Lakukan evaluasi secara subyektif adanya suara
23
nafas redup (dullness) atau timpanik
Auskultasi
24 Lakukan dalam ruangan yang tidak ramai
Posisi pasien lurus, sebaiknya dimulai dari
belakang, catat intensitas suara nafas pada berbagai
25
area hemitoraks, catat adanya suara nafas tambahan
(wheezing, crackles, stridor, grunting, pleural rub)

Tuberkulosis paru (cek demam >7hari)

33
DD Kejang
- kejang demam - epilepsy - status epileptikus - meningitis

Kejang Demam
1. Definisi
 Berdasarkan ILAE 1983, kejang demam merupakan kejang pada anak >1 bl,
berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh infeksi SSP, tanpa
ada kejang neonatus sebelumnya, atau kejang yang diprovokasi dan tidak
memenuhi kriteria untuk kejang simtomatik akut lainnya
 sering terjadi pada usia 6 bl–3 th dengan puncak usia 18 bl
2. Manifestasi:
 Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal >38 °C) yang disebabkan proses ekstrakranium.
3. Klasifikasi

4. Tatalaksana
 Saat kejang: berikan diazepam rektal (<10 kg: 5 mg, >10 kg: 10 mg) atau IV (0,3-
0,5 mg/kgBB) dengan sediaan 1 ampul= 2ml/10mg, berikan O2 dengan nasal
canule.
 Untuk demam: berikan parasetamol (10-15 mg/kgBB/dosis-4X/hari)
 Untuk rumatan: diberikan asam valproat 30-40 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis,
sediaangn 250mg/5ml. Diberikan selama 2 tahun bebas kejang

PENUNTUN BELAJAR KEJANG DEMAM


Kesempatan ke-
NO LANGKAH
1 2 3 4 5
Anamnesis
1 Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya,
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
2 Tanyakan keluhan utama: kejang + demam
3 Lama kejang:
<15 menit
>15 menit
4 Tipe kejang: umum/fokal
5 Reaksi anak post iktal:
Tidur sebentar kemudian sadar/menangis
Tidur sulit dibangunkan
6 Kejang timbul setelah berapa lama setelah
timbul panas
34
7 Menanyakan kemungkinan penyebab panas:
IRA
Otitis media
Diare disentri
Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi Dengue/ virus lainnya
8 Riwayat kejang dengan demam sebelumnya
pada pasien dan pada usia berapa mulai
pertama kali kejang
9 Riwayat kejang tanpa demam pada pasien
10 Riwayat kejang tanpa demam (epilepsi) atau
kejang demam pada keluarga
11 Riwayat perkembangan pasien hingga saat ini:
normal/terlambat
Pemeriksaan fisis
12 Kesadaran
13 Pengukuran: berat badan, tinggi badan dan
lingkar kepala
14 Tanda vital:
Suhu
Nadi
Laju napas
Tekanan darah
15 Mencari tanda-tanda penyebab infeksi yang
dicurigai pada pemeriksaan fisis:
Infeksi respiratori atas
Otitis media
Diare akut
Infeksi saluran kemih
Pemeriksaan neurologis
16 Ubun-ubun besar: membonjol/tidak
17 Tanda-tanda perangsangan meningeal:
Kaku kuduk
Brudzinsky I/II/III
Kernig’s sign
18 Pemeriksaan saraf otak I sd XII:
normal/parese
19 Pemeriksaan motorik:
Tonus otot
Kekuatan otot
20 Pemeriksaan refleks:
Fisiologis: APR, KPR
Patologis/refleks perkembangan
Pemeriksaan penunjang

21 Pemeriksaan darah rutin


22 Pemeriksaan pungsi lumbal
<1 tahun: harus dilakukan
12-18 bulan: disarankan
35
>18 bulan: tidak disarankan, kecuali ada
kecurigaan meningitis
Penatalaksanaan
23 Tatalaksana kejang akut:
ABC resusitasi
24 Mengatasi kejang dengan pemberian:
diazepam iv/rectal atau
Fenobarbital iv atau
Fenitoin iv
25 Penanganan menurunkan panas:
Dengan obat penurun panas
Surface cooling
Hidrasi yang baik
26 Pemberian anti kejang profilaksis
27 Penerangan:
Apa itu kejang demam, prognosis,
Pencegahan kejang demam
Apa yang dilakukan bila timbul kejang
demam

Epilepsi
1. Definisi: Epilepsi merupakan kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh
berulangnya bangkitan epilepsi.
2. Etiologi: Infeksi SSP, Trauma kepala, Tumor, Asfiksia
3. Penunjang: EEG
4. Tatalaksana

PENUNTUN BELAJAR EPILEPSI


NO LANGKAH KESEMPATAN
1 2 3 4 5
Anamnesis
1 Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya,
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
2 Tanyakan keluhan utama (biasanya kejang tanpa
demam)
3 Tanyakan sudah berapa lama
4 Tanyakan bagaimana:
36
Tipe kejang: umum/fokal
Lama kejang
Frekuensi kejang dalam satu hari/minggu/bulan
Bagaimana kesadaran selama kejang
Bagaimana keadaan sebelum kejang (aura)
Bagaimana keadaan setelah kejang
5 Tanyakan apakah ada riwayat serupa di keluarga?
6 Tanyakan bagaimana riwayat pra natal, natal dan post
natal pada pasien
7 Tanyakan apakah ada riwayat infeksi SSP, trauma
kepala atau tumor otak pada pasien
8 Tanyakan riwayat perkembangan pada pasien:
normal/terlambat
9 Tanyakan riwayat pengobatan kejang sebelumnya
Pemeriksaan fisis
10 Terangkan pada pasien dan keluarganya akan
dilakukan pemeriksaan jasmani
11 Tentukan keadaan sakit: ringan/sedang/berat
12 Lakukan pengukuran antropometri: berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala
13 Lakukan pengukuran tanda vital: kesadaran, tekanan
darah, laju nadi, laju pernapasan dan suhu tubuh
14 Periksa kepala: dismorfik/tidak
15 Periksa leher: adakah pembesaran kelenjar getah
bening
16 Periksa daerah dada: Jantung, Paru-paru
17 Periksa daerah abdomen: Hati, Limpa
18 Periksa kulit: hemangioma, multiple café au lait
spot, adenoma sebasea
19 Periksa daerah tulang belakang: apakah ada defek?
Pemeriksaan neurologis
20 Pemeriksaan ubun-ubun besar: terbuka/menutup
21 Pemeriksaan sarf otak : parese?
22 Pemeriksaan motorik: kekuatan, tonus, parese/tidak
23 Pemeriksaan sensorik
24 Pemeriksaan refleks fisiologis: APR, KPR
24 Pemeriksaan refleks patologis
25 Pemeriksaan reflex primitive
Pemeriksaan penunjang
26 EEG
Penatalaksanaan
27 Pemilihan OAE
28 Rujukan

Status Epileptikus
37
Meningitis
Bakterialis Tuberkulosis
definisi peradangan selaput jaringan otak merupakan suatu kegawatan.
dan medulla spinalis yang Keterlambatan pengobatan dapat
disebabkan oleh bakteri patogen. mengakibatkan kematian.
epidem Sekitar 80 % terjadi pada anak  grade I: gejala GI, tidak terlihat
iologi berusia 1 sampai 5 bulan manifestasi neurologis,
Faktor Infeksi saluran pernafasan, telinga, berlangsung ±2 mgg. Anak
resiko gigi apatis/iritabel, sakit kepala
etiolog hilang timbul, kenaikan suhu
yang ringan, anoreksia, mual,
muntah. pada bayi kejang
demam
 Grade II: Anak mengantuk,
disorientasi, rangsan meningen.
Refleks fisiologis ↑, refleks
manife demam, kejang, mual muntah, abdominal menghilang dan
stasi anoreksia, sakit kepala, nyeri klonus. Dijumpai keterlibatan
punggung, fotofobia,gelisah, letargi saraf kranial III, VI, dan VII
dan kesadaran menurun. Meningeal  Grade III: koma, penurunan
sign tidak nampak pada usia<2 kesadaran. Refleks pupil ↓.
tahun spasme klonik rekuren dari
ekstremitas, demam tinggi.
Hidrosefalus terjadi pada
⅔penderita yang infeksinya
sudah berjalan >3 bl dan tidak
diterapi adekuat
Penunj Pemeriksaan CSS
ang 1. Kadar protein:>200(100–50)
2. Jumlah sel > 6/mm3 didominasi
dengan PMN
3. glukosa LSS (hipoglikorazia)
rasio kadar gula LSS: gula darah
<0,40 (normal ± 66% kadar gula
darah)
Tatalak 1. Pemberian O2 saat kejang 1. Jika ada tanda perdarahan
sana 2. Pengobatan berikan manitol 0,5-1 gr/kgBB iv
selama 30-60 menit tiap 4-6 jam
2. Berikan obat OAT
Isoniazid: 7,5-15 mg/kgBB/hari
Rifampisin: 10-20 mg/kgBB/hari
Pyrazinamid: 30-40 mg/kgBB/hari
Etambutol: 15-25mg/kgBB
3. Kortokosteroid selama 4 minggu,
dosis maksimal 60 mg. 2
mg/kgBB/hari

38
DD penurunan kesadaran
Meningiti/ensefalitis DM tipe 1: KAD, Hipoglikemia

Meningitis (lihat di DD kejang)

DM Tipe 1
1. Definisi: DMT1 merupakan penyakit autoimun kronik yang terutama menyerang
anak dan remaja. T-cells mediated berperan pada kerusakan sel pankreas →
produksi insulin
2. Etiologi: Faktor genetik (gen HLA), Faktor lingkungan: virus/bahan kimia/racun
lingkungan
3. Diagnosis
 Anamnesis: Badan lemas dan lesu, keluhan sering kencing (ngompol), makan
banyak tetapi badan makin kurus, air kencing dikerubungi semut
 Pemeriksaan fisik: Hambatan pertumbuhan, Gangguan maturitas kelamin pada
anak yang menginjak remaja
 Penunjang: darah (GDS meningkat, HBA1C meningkat), urin (ketonuria)
4. Terapi
 Umum: Melakukan kontrol diabetik yang baik agar penderita dapat, mencapai
tumbuh kembang optimal, baik secara fisik maupun mental, dan menghambat
penyulit jangka pendek/panjang.
 Khusus: insulin 0,5-1 IU/kgBB/hari
 Pola makan: Anak usia <12 th Jumlah kalori = [1.000 + (usia dalam th × 100)]
Kkal. Anak usia >12 th Jumlah kalori = 2.000 Kkal/M2
 Olahraga: menurunkan GDS

39
DD bengkak
Edema adalah keadaan klinis yang ditandai adanya peningkatan volume cairan
di interstitial dan pembengkakan jaringan yang bisa terjadi secara lokal maupun
generalisata. Dikenal dua tekanan yang mengatur cairan yang berada di dalam
pembuluh darah; yaitu tekanan hidrostatik kapiler yang memediasi perpindahan cairan
ke interstitium; dan tekanan onkotik koloid yang menahan cairan tetap berada di
dalam pembuluh darah. Kemudian pembuluh limfatik mengalirkan cairan interstitium
ke sistem vena. Proses yang terjadi dalam pembentukan edema yakni:
a. Gangguan pada hemodinamik kapiler yang meningkatkan perpindahan cairan dari
pembuluh darah ke interstitium
b. Gagalnya cairan interstitium untuk diteruskan ke sistem vena melalui pembuluh
limfatik
c. Retensi sodium dan air di dalam pembuluh darah oleh ginjal yang menghasilkan
hipervolemia dan peningkatan tekanan hidrostatik vaskular

Sindoma Nefrotik VS Syndroma Nefritik


Syndroma nefritik VS syndroma nefrotik
1. Definisi
 Syndroma nefritik: Glomerulonefritis akut pascastreptokokus (GNAPS) lebih
sering terjadi pada anak usia 6–15 th. didahului oleh infeksi streptokokus ß
hemolitikus grup A melalui infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi
kulit melalui periode laten 1–2 mgg atau 3 mgg
 Syndroma nefrotik: Sindroma Nefrotik adalah keadaan klinis dengan gejala
proteinuria, hipoalbuminemia, edema dan hiperkolesterolemia
indikator Nefritik Nefrotik
Anamnesis Edema palpebra - wajah - Edema palpebra - wajah -
tungkai bawah - seluruh tungkai bawah - seluruh tubuh,
tubuh, oliguria, anuria, sakit oliguria, anuria
kepala, BAK berwarna
merah, penurunan kesadaran,
muntah, anoreksia, BAK
berwarna merah
Pemfis TD meningkat, edema pitting Edema pitting
Penunjang ASTO: meningkat, Urinalisis: proteinuri (++),
komplemen C3: menurun, albumin
urinalisis: hematuria cast+, menurun<2,5,hiperkoleterolemi
biakan streptokokus+ a> 200 mg/dl
Tatalaksana  Antibiotik: amoksisilin  primer: 4 minggu full dose
50mg/kgBB/hari selama (2mg/kgBB/hari dosis
10 hari maksimal 60 mg). alternating
 Hipertensi: captopril 0,3-2 dose 4 minggu (1,5
mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari).
 AKI: asidosis (bikarbonat),  Relaps: primer + sparing
hiperkalemi (CA glukonas) agent selama 8-12 minggu
 Diet protein: 0,5-1 seperti sikloposfamid 2
gr/kgBB/hari mg/kgbb/hari
 Diet rendah garam  Transfusi albumin
 Asupan tinggi protein
etiologi Post ISPA Primer: idiopatik
Post infeksi kulit: pioderma sekunderL post gnaps
40
Diare
1. Definisi: Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terjadi
perubahan konsistensi tinja dengan frekuensi yang lebih dari 3 kali dalam 24
jam atau tanpa darah. Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak
lebih dari 14 hari.
2. Etiologi
 Infeksi: (1)Virus:Rotavirus.(2)bakteri: E.Coli, subtipe: Enteropatogenic E. coli
(EPEC), Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enteroinvasive E. coli (EIEC) dapat
menimbulkan diare berdarah (dysentriform diarrhea), Enteroheamorrhagic E.
coli (EHEC), Enteroadhaeren E. coli (EAEC). (3) parasit: amoeba
 Allergi: misalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows milk protein sensitive
enteropathy (CMPSE) atau alergi karena makanan lain
3. Patogenesis
 Diare sekretorik: campyobacter, E coli, shigella masuk ke GI tract,
mengeluarkan toksik → aktivasi enzim adenilat siklase → mengubah ATP
menjadi CAMP → sekresi aktif H2O, Na, Cl, HCO3 ke lumen usus.
 Diare osmotik: malabsorpsi (karbohidrat karena defisiensi enzim laktose,
laktosa tidak bisa diubah menjadi glukosa+galaktosa) → akumulasi laktosa di
lumen usus meningkat sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat →
menarik cairan intraselular ke lumen usus → watery diare
 Diare invasif (<2 bulan, cair, muntah, bapil):
rotavirus masuk ke dalam GI tract, masuk ke kripta usus halus untuk berkembang biak
sehingga merusak kripta → kripta digantikan oleh kripta yang belum matur (tidak
menghasilkan laktose) → diare osmotik non-disenteri
Shigella, salmonella, E.coli masuk ke GI tract berkembang biak di usus halus dan
melepaskan enterotoksin → (1) mikroulkus menyebabkan diare berdarah dan
berlendir (2) meningkatan adenilat siklase, ATP diubah jadi CAMP, diare sekretorik
→ diare disentri
4. Manifestasi dan penilaian
Penilaian Derajat Dehidrasi (7,8,9)
Penilaian A B C
1.Lihat : keadaan Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai
umum atau tidak sadar
Normal Cekung Sangat cekung
Mata dan kering
Ada Tidak ada Tidak ada
Air mata Basah Kering Sangat kering
Mulut dan Lidah Minum biasa *Haus, ingin *Malas minum
Rasa Haus Tidak minum banyak atau tidak bisa
minum
2.Periksa: turgor *Kembali sangat
Kembali cepat *Kembali lambat
kulit lambat
3.Hasil Pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat
sedang

Bila ada 1 tanda*


ditambah 1 atau
lebih tanda lain

41
5. Tatalaksana
 Rehidrasi
Terapi A Terapi B
<1 tahun: 50-100 ml = 75XBB selama 3 jam
1-4 tahun: 100-200 ml <1 thn: 300 ml
>5 tahun: 200-300 ml 1-5 thn: 600 ml
Dewasa: 300-400 ml >5 thn: 1200 ml
Tanda terapi B berhasil: kencing, lalu
mengantuk
Terapi C
Umur Pemberian I 30 ml/kg dalam Kemudian 70 ml/kg
dalam
Bayi < 12 bulan 1 jam* 5 jam
1
Anak > 1 tahun /2 jam * 2 1/2 jam *
Cara pemberian sedikit-sedikit tapi sering, 1 sendok (1-2 menit), jika muntah
berikan lebih lambat (tunggu 10 menit, berikan 1 sendok tiap 2-3 menit.
Larutan gula garam=1cth gula + 1/4cth garam + 200ml
Larutan air kelapa, kuah sup, air tajin
 Pemberia ASI
Teruskan ASI/susu formula, menggunakan air yang mendidih. Anak 7 bulan diberikan
bubur dan campuran tepung, kacang, sayur, ikan, dan sari buah
 Pemberian ZINC: <6 bulan 10 mg, >6 bulan 20 mg, diberikan 10-14 hari
bebas diare
 Antibiotik: kolera(tetrasiklin), shigella-disentri (kotrimoksazol), amebiasis
(metronidazol)
 Edukasi:
 PHBS: cuci tangan, menggunakan air yang mendidih, membersihkan botol
susu, sumber air
 Imunisasi: imunisasi dasar lengkap
Tanda bahaya: diare bertambah cair, muntah-muntah, panas badan, anak tidak mau
makan/minum, diare berdarah.
PENUNTUN BELAJAR DIARE
Pertemuan ke-
No Prosedur
1 2 3 4
A. ANAMNESIS
Introduksi
Ucapkan salam, sapa orangtua/ wali pasien,
1 ucapkan salam dan ciptakan suasana yang akrab
serta kekeluargaan
Perkenalkan diri bahwa anda seorang dokter yang
2
akan membantu menangani perawatan anaknya

Jelaskan kepada orangtua pasien bahwa anda akan


mengajukan beberapa pertanyaan tentang penyakit
3
anaknya, selanjutnya akan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang penyakit anaknya,
42
Catat beberapa data pasien :
4 - Nama anak, Jenis kelamin
- Tanggal lahir/umur, Alamat/no tlp
Tanyakan apakah ibu datang ke rumah sakit atas
5 rekomendasi /rujukan dari dokter lain, dan apa
alasan dirujuknya
Keluhan utama
Tanyakan tentang alasan penderita datang berobat
6
ke rumah sakit
7 Tanyakan tentang sudah berapa lama anak mencret
Tanyakan bagaimana konsistensi BAB, dan apakah
8
ada darah/lender
9 Tanyakan tentang perjalanan penyakit
Tanyakan apakah ada gejala
- Panas
- Mual
10 - Muntah
- Batuk pilek
- Riwayat kelainan pencernaan yang lain
- Buang air kecil
Tanyakan tentang tanda-tanda dehidrasi
- Rewel, haus
11
- Lemah
- Letargi
Gambarkan kesimpulan dari hasil anamnesis dan
tanyakan kondisi pasien dalam kesimpulan tersebut
12
Beritahukan orangtua pasien tentang kesimpulan
yang dibuat dan rencana selanjutnya bila ada
B. PEMERIKSAAN FISIS
Persiapan
1 Sampaikan maaf bahwa anda membuka baju anak
untuk pemeriksaan
2 Cek kembali alat pemeriksaan (stestoskop, jam
tangan berskala detik,termometer)
3 Cucilah tangan anda memakai sabun kemudian
keringkan dengan lap bersih atau tissue
Pemeriksaan
4 Penampilan umum:
- Letargi, tidak sadar, lemah
5 Pemeriksaan tanda vital:
Tensi, nadi dan kualitasnya, respitasi, suhu
6 Kepala: UUB datar/cekung
7 Mata  Kelopak mata
Tidak cekung, cekung, sangat cekung
8 Air mata: Ada/tidak
43
9 Mukosa mulut dan lidah:
- Basah/kering/sangat kering
10 Rasa haus: Biasa (tidak haus), haus sekali, tidak
mau minum
11 Turgor: Kembali cepat/lambat/sangat lambat
12 Pemeriksaan extremitas  acral, capillary refill
time
C. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1 Menegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
2 Menentukan derajat dehidrasi, apakah :
- Tanpa dehidrasi
- Dehidrasi ringan sedang
- Dehidrasi berat
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1 Menjelaskan pada orang tua bahwa harus
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui sebab diare serta kemungkinan
komplikasinya
2 Melakukan usulan pemeriksaan penunjang dapat
berupa pemeriksaan :
- Urin rutin
- Darah rutin
- Elektrolit
E. TATALAKSANA
1 Menentukan rencana terapi sesuai dengan derajat
dehidrasi, berupa:
- Rencana terapi A
- Rencana terapi B
- Rencana terapi C
Pemberian tablet zinc
Pemberian antibiotic jika perlu
Merekomendasikan pemberian makanan/ susu
disesuaikan dengan usia anak
ORS sesuai rekomendasi WHO
2 Pemberian suplementasi elektrolit dalam bentuk
larutan infuse atau peroral bila terjadi defisiensi
elektrolit
E. PENCEGAHAN
1 Melakukan penyuluhan mengenai sanitasi dan
penjagaan kebersihan diri dan lingkungan
2 Memasak air minum hingga mendidih
3 Merebus botol susu setiap kali akan dipakai

44

Anda mungkin juga menyukai