Anda di halaman 1dari 66

CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)

dr. Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN 1. Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah proses yang
secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit
tangan dengan sabun dan air.
2. Yang harus mencuci tangan adalah semua personil yang
mengadakan kontak langsung maupun tidak langsung dengan
penderita untuk melindungi dirinya sendiri ataupun orang lain.
3. 5 ( lima ) saat melakukan praktek membersihkan tangan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum tindakan aseptic
c. Setelah terkena cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

TUJUAN Untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta


menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
PROSEDUR 1. Sebelum mencuci tangan lepaskan cincin, gelang, serta jam
tangan yang dipakai.
2. Basahi telapak tangan dengan air mengalir di wastafel.
Tuangkan sabun 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan.
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
Gosokkan kedua telapak tangan kanan pada telapak tangan
kiri dengan jari-jari menyilang.
5. Gosok jari –jari sisi dalam dari kedua tangan dengan posisi
jari saling mengunci.
6. Putar dan gosok ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan
dan sebaliknya.
7. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak
tangan kiri dan sebaliknya (memutar kearah ibu jari).
8. Bilas kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan dengan
air yang mengalir di wastafel.
9. Keringkan dengan tissue sekali pakai sampai benar-benar
kering.
10. Gunakan tissue tersebut untuk menutup keran.
11. Lakukan cuci tangan selama 40 – 60 detik.

UNIT TERKAIT Seluruh unit kerja


UPAYA KEBERSIHAN TANGAN DENGAN
ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL
(HANDRUB)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
(SPO) 2 Januari 2019

dr. Mukmin, M.Kes


PENGERTIAN 1.Handrub adalah mencuci tangan menggunakan larutan
antiseptik berbasis alkohol tanpa menggunakan tissue/ handuk
untuk mengeringkan tangan. Handrub antiseptik tidak
menghilangkan kotoran atau zat organik sehingga tangan
yang terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien harus dicuci
tangan menggunakan sabun/antiseptic dibawah air mengalir
atau handwash.
2. Yang harus mencuci tangan adalah semua personil yang
mengadakan kontak langsung maupun tidak langsung dengan
penderita, untuk melindungi dirinya sendiri ataupun orang
lain.
3. Indikasi upaya kebersihan tangan mengunakan handrub adalah
a Segera :setelah tiba di tempat kerja.
b Sebelum : kontak langsung dengan pasien atau sebelum
melakukan tindakan.
c Di antara :prosedur tertentu pada pasien yang sama
dimana tangan terkontaminasi, untuk menghindari
kontaminasi silang.
d Setelah : kontak dengan pasien atau setelah melakukan
tindakan.

TUJUAN Untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta


menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
UPAYA KEBERSIHAN TANGAN DENGAN
ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL
(HANDRUB)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2017 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Lakukan cuci tangan dengan antiseptik berbasis alkohol bila


tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau terkontaminasi dengan
cairan tubuh pasien.
2. Tuangkan 3-5 cc antiseptik berbasis alkohol pada telapak
tangan.
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
5. Gosokkan telapak tangan kanan pada telapak tangan kiri
dengan jari-jari menyilang.
6. Gosok jari –jari sisi dalam dari kedua tangan dengan posisi
jari saling mengunci.
7. Putar dan gosok ibu jari kiri dalam gengaman tangan kanan
dan sebaliknya.
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.(ke arah ibu jari).
9. Keringkan kedua tangan tanpa menggunakan tissu / lap
pengering tangan.
10. Lakukan semua gerakan diatas selama 20-30 detik.

UNIT TERKAIT Seluruh unit kerja


CUCI TANGAN BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Mukmin, M.Kes


PENGERTIAN 1. Cuci tangan bedah adalah kegiatan mencuci tangan
mengunakan sabun antimicrobial sebelum operasi untuk
menghilangkan kuman transient dan menurunkan kuman
resident flora di tangan.
2. Pelaksana adalah dokter, perawat, bidan di instalasi kamar
operasi.

TUJUAN 1. Membersihkan tangan untuk menghilangkan kuman transien


dan mengurangi resident flora agar tidak terjadi kontaminasi
pada saat mencuci tangan.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Persiapan :
a Persiapan alat :
a) Air kran yang mengalir
b) Sikat tangan steril / spon halus steril
c) Sabun cair chlorhexidine 4%.
b. Persiapan tim bedah :
a) Kuku tangan harus pendek, tidak memakai cat kuku, dan
tidak memakai kuku palsu
b) Melepaskan aksesoris yang ada ditangan (cincin, jam,
gelang)
c) Memakai APD :
 Sepatu boot
 Apron plastik
CUCI TANGAN BEDAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
PROSEDUR  Masker bedah + kaca mata (face shield)
 Tutup kepala
2. Gunakan sikat hanya untuk membersihkan kuku, sedangkan
bagian spon hanya untuk bagian kulit.
3. Gulung lengan baju sampai di atas siku.
4. Buka kran air dan basahi tangan sampai siku.
5. Tuangkan cairan chlorhexidine 4% lalu usapkan pada kedua
tangan dimulai dari jari-jari, pungung tangan, dan lengan
sampai 5 cm di atas siku dengan cara memutar.
6. Lakukan tehnik cuci tangan biasa (spo cuci tangan
mengunakan sabun antiseptic dan air) pada kedua tangan
masing-masing 1 menit.
7.Bilas dengan air mengalir, dimulai dari jari-jari tangan sampai
lengan diatas siku secara bergantian pada kedua tangan (posisi
tangan selalu lebih tinggi dari siku).
8. Lakukan tehnik cuci tangan biasa (Spo cuci tangan
mengunakan sabun antiseptic dan air) pada kedua tangan
masing-masing 30 detik.
9. Bilas dengan air mengalir, dimulai dari jari-jari tangan sampai
lengan diatas siku secara bergantian pada kedua tangan (posisi
tangan selalu lebih tinggi dari siku).
10. Keringkan kedua tangan dengan menggunakan handuk steril.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Pengunaan sikat untuk membersihkan kulit dapat
menyebabkan iritasi dan resiko membawa mikroorganisme).
2. Selama mencuci tangan jaga agar tangan lebih tinggi dari
siku.
3. Jangan sentuh wastafel, gaun dan schort.
4. Lakukan prosedur tersebut selama 3 - 5 menit.

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis.


MENGGUNAKAN MASKER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
(SPO) 2 Januari 2019
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN 1. Menggunakan Masker adalah Alat pelindung diri sebagai


pembatas fisik.
2. Menggunakan masker adalah cara memakai masker sebagai
pembatas fisik.
3. Pelaksana adalah semua petugas.

TUJUAN Melindungi selaput lendir hidung, mulut dari percikan darah atau
cairan tubuh.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Persiapan peralatan :


a. Masker
b. Cuci tangan sebelum menggunakan masker sesuai dengan
SPO Cuci Tangan dengan menggunakan sabun dan air.
2. Ambil masker dari wadahnya, tekuk bagian logam yang akan
mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung pemakai.
3. Hindarkan memegang-megang masker sebelum dipakai
diwajah.
4. Kenakan masker sehingga hidung dan mulut tertutup masker.
5. Ikatkan tali atas pada bagian atas dibelakang kepala dan
pastikan bahwa tali lewat diatas telinga.
MENGGUNAKAN MASKER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
PROSEDUR 6. Ikatkan tali bawah dibelakang kepala, sejajar dengan bagian
atas leher/dagu.
7. Masker digunakan selama berada dalam ruangan perawatan
pasien,tidak diperkenankan dipakai diluar ruangan pasien.
8. Sebuah masker dapat digunakan selama 24 jam, dengan
catatan harus diganti apabila tercemar atau lembab.
9. Setelah penggunaan masker lepaskan tali pengikat dengan
cara ditarik, hindari menyentuh bagian depan atau luar dari
masker kemudian buang pada tempat sampah infeksius.
10. Lakukan cuci tangan sesudah melakukan tindakan sesuai
dengan SPO Cuci Tangan dengan menggunakan sabun dan
air.

Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis.


UNIT TERKAIT
PENGGUNAAN BAJU PELINDUNG (APRON)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Gaun pelindung atau apron adalah alat yang digunakan untuk
menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain pada
saat merawat pasien yang diketahui menderita penyakit menular
melalui droplet/airborne.

TUJUAN 1. Untuk melindungi tubuh, baju dan kulit petugas kesehatan dari
percikan sekresi pasien.
2. Mencegah kontaminasi silang.
Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Siapkan baju pelindung (Apron).


2. Cuci tangan sebelum memakai apron.
3. Pasang dan tutupi badan sepenuhnya dari leher, lengan hingga
bagian pergelangan tangan sampai dengan lutut.
4. Rekatkan bagian belakang leher dan ikatkan tali pengikat pada
belakang pinggang.
5. Setelah menggunakan gaun atau apron, lepaskan tali atau
perekat bagian belakangdari pinggang hingga leher.
6. Lepaskan gaun pelindung dengan cara tarik dari leher dan bahu
dengan memegang bagian dalam gaun pelindung.
Lipat atau gulung baju pelindung dengan cara dibalik kemudian
PENGGUNAAN BAJU PELINDUNG (APRON)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
PROSEDUR letakkan pada wadah yang telah disediakan untuk diproses
ulang atau pada tempat sampah infeksius.
7. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.

Bidang keperawatan, Bidang Pelayanan Medis, Bidang


UNIT TERKAIT Penunjang Medis, Bagian Rumah Tangga.
PEMAKAIAN TUTUP KEPALA (TOPI)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Penutup kepala/Topi adalah APD atau pembetasan fisik yang


digunakan untuk mencegah kotoran rambut atau kontaminasi
lain pada pasien.

TUJUAN 1. Melakukan pelindungan terhadap infeksi.


2. Mencegah kontaminasi silang.
Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.


2. Ambil penutup kepala, kenakan dengan cara tutup bagian kepala
dimulai dari rambut bagian atas (dahi), telinga, sampai dengan
seluruh rambut (belakang kepala) tertutup.
3. Setelah penggunaan lepaskan penutup kepala dari bagian luar,
kemudian buang pada tempat sampah infeksius.
4. Cuci tangan setelah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis, Bidang Penunjang


Medis.
MEMBERIKAN OKSIGEN DENGAN NASAL CANUL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Upaya memberikan bantuan napas dengan mengalirkan oksigen


dengan tekanan tertentu.

TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan oksigenisasi

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Persiapan Alat;


a. Selang O2 sesuai ukuran
b. Aquabides
c. Oksigen (tabung / Central)

2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur, jelaskan bahwa oksigen dapat
menurunkan dispnoe dan ketidaknyamanan, dan jelaskan
tujuan tindakan pencegahan yang berhubungan dengan
penggunaan oksigen. Anjurkan pasien untuk bernafas
melalui hidung.
c. Jika tidak ada kontra indikasi, bantu pasien untuk berbaring
dengan posisi semi fowler atau high fowler.
d. Aktifkan flow meter, sambungkan selang udara pada lubang
yang terdapat pada flow meter. Jika mengganti oksigen
konsentrasi tinggi, pasangkan humidifier (pengatur
kelembaban) yang diisi dengan aqua bidest
e. Aktifkan oksigen sesuai batas yang dianjurkan (therapy).
Cek apakah O2 berhembus melewati selang 02 .
f. Pasang cabang kanula pada lubang hidung.
g. Lingkarkan selang dibelakang telinga
MEMBERIKAN OKSIGEN DENGAN NASAL CANUL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR h. Atur selang udara di bawah pipi sampai terasa nyaman


i. Kaji fungsi alat dan observasi respon pasien terhadap terapi.
j. Monitor terapi secara kontinyu dengan mengkaji area yang
tertekan pada kulit dan hidung serta aliran O2 setiap 2 jam
k. Catat / dokumentasikan prosedur dan hasil observasi.
UNIT TERKAIT Unit Keperawatan, Instalasi Gawat Darurat, , Rawat Inap, VK, OK,
Perinatologi
MONITORING TABUNG OKSIGEN
DAN OKSIGEN SENTRAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu tindakan pengawasan terhadap pemberian oksigen baik


menggunakan tabung oksigen maupun melalui oksigen sentral

TUJUAN 1. Mengawasi pemakaian oksigen


2. Mencegah habisnya oksigen
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Persiapan :
a. Tabung oksigen atau oksigen sentral
b. Manometer oksigen
c. Masker/selang oksigen sesuai dengan indikasi penggunaan
d. Cairan aquabides

2. Pelaksanaan :
a. Periksa batas cairan pada humidifier
b. Periksa kadar oksigen dengan membaca skala pengukur
pada manometer oksigen dan dengan memperhatikan
pergerakan bola manometer oksigen
c. Periksa humidifier dan gelembung udara yang dihasilkan
oleh humidifier setiap 2 jam sekali atau secepat mungkin
saat adanya keluhan dari pasien / keluarga pasien
d. Laporkan pada petugas oksigen apabila tampak gejala
berkurangnya stok pada tabung oksigen dan oksigen sentral
(bola manometer oksigen tidak sesuai dengan kadar oksigen
yang diberikan dan apabila gelembung udara yang
dihasilkan pada humidifier berkurang)
e. Laporkan pada petugas oksigen apabila ada pasien yang
menggunakan oksigen sentral dan laporkan kadar oksigen
MONITORING TABUNG OKSIGEN
DAN OKSIGEN SENTRAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR f. Laporkan pada petugas oksigen apabila manometer pada


tabung oksigen menunjukan skala 500 lb/in²
g. Dokumentasikan pelaporan pada petugas oksigen dan
tindakan pemberian oksigen pada catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Unit Keperawatan, Instalasi Gawat Darurat, , Rawat Inap, VK, OK,
Perinatologi
TERAPI NEBULIZER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu upaya untuk membasahi saluran nafas dengan tujuan untuk
mengencerkan dahak

TUJUAN 1. Untuk membersihkan saluran nafas


2. Untuk mengencerkan sputum yang terlalu kental
3. Memberikan terapi pengencer dahak yang berfungsi untuk
melembabkan saluran nafas
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


a. Mesin/ Alat Nebulizer
b. Masker uap
c. Obat

2. Pelaksanaan:
a. Periksa program terapi pasien
b. Periksa kembali kebersihan sungkup (alat yang menempel
ke mulut)
c. Persiapkan obat dan dosis sesuai instruksi dokter
d. Hidupkan mesin nebulizer dan tes kinerjanya
e. Atur posisi pasien semi fowler
f. Anjurkan pasien untuk menghirup asap yang keluar dari
alat melalui hidung dan dikeluarkan kembali melalui
mulut
g. Jika pasien bertambah sesak maka terapi dihentikan
sementara, dan berikan oksigen sesuai instruksi dokter
TERAPI NEBULIZER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR h. Terapi dihentikan bila obat habis

i. Cuci kembali sungkup yang digunakan dengan air dan keringkan


dengan tissue atau kassa
j. Dokumentasikan kegiatan dalam status/ berkas rekam medis
pasien
UNIT TERKAIT Unit Keperawatan, Poliklinik , Instalasi Gawat Darurat, , Rawat
Inap, VK, Perinatologi
SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Upaya membersihkan lendir/secret pasien pada jalan napas bagian


atas dan bagian bawah yang berada pada mulut dan hidung melalui
penghisapan dengan alat suction
TUJUAN 1. Membersihkan jalan napas
2. Membersihkan dan mengeluarkan sekret pada pasien yang tidak
mampu batuk
3. Mencegah terjadi nya aspirasi paru akibat muntah atau sekret

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Persiapan Alat:


 Persiapan alat:
- Sumber penghisap sentral (dinding) atau portable suction
- Botol penghisap sebagai sekret yang berisi cairan
antiseptik dan tertutup (tidak bocor atau retak)
- Selang penghubung dari sumber penghisap kebotol dan
dari botol ke kanula
- Kom berisi cairan aquabidest untuk membilas kateter
penghisap / suction
- Katheter suction sesuai kebutuhan pasien
- Sarung tangan bersih
- Aquabidest atau cairan NaCl 0,9%
- Pengalas dada
- Tisue
- Bengkok
 Persiapan klien:
- Beri penjelasan bila klien sadar
- Atur posisi sesuai kebutuhan:
SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

PROSEDUR
- Semi fowler dengan kepala mengarah ke arah
perawat (Orofaringeal Suctioning)
- Semifowler dengan kepala hiperekstensi, bila tidak
ada kontraindikasi (Nasopharingeal Suctioning)
- Lateral dengan muka menghadap perawat (klien
tidak sadar)

2. Pelaksanaan
a. Terangkan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga
b. Letakkan peralatan disamping tempat tidur pasien
c. Atur posisi pasien, jika mungkin buat posisi fowler
d. Hidupkan sumber penghisap dinding dengan tekanan sesuai
kebutuhan
e. Hubungkan sumber penghisap dinding dengan kateter
penghisap
f. Cuci tangan
g. Pakai sarung tangan bersih
h. Pasang pengalas di dada klien
i. Masukkan selang kateter kedalam rongga mulut / lubang
hidung , lakukan penghisapan sekret
dengan hati-hati
j. Tarik selang kateter perlahan-lahan dengan arah diputar dan
tutup pengatur udara pada kanula
penghisap
k. Lakukan secara berulang
l. Bersihkan selang kateter penghisap dengan cairan aquabidest
m. Lama penghisapan kurang lebih 10-15 detik ( untuk
mencegah terjadi nya hipoksia)
n. Matikan mesin dan lepaskan selang kateter dari selang
penghisap
o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
p. Rapikan pasien dan bersihkan alat
q. Dokumentasikan kedalam catatan keperawatan mengenai
reaksi pasien, jumlah, warna, dan
konsistensi sekret Pasang pengalas di
dada klien
SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

Unit Keperawatan, Instalasi Gawat Darurat, , Rawat Inap, VK, OK,


Perinatologi
UNIT TERKAIT
PENGUKURAN SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai


keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas.
TUJUAN Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu
tubuh.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR B. Persiapan Alat;


a. Termometer bersih dalam tempatnya
b. Kassa alcohol
c. Tissue
C. Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Gunakan sarung tangan
d. Atur posisi pasien
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan aksila dengan
menggunakan tissue
f. Pastiakn termometer digital menunjukan angka Lo
g. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan
pasien fleksi di atas dada
h. biarkan probe elektronik pada aksila sampai tanda bunyi
terdengar dan suhu tubuh klien tampak pada tampilan
digital
i. Baca termometer dan beritahu hasilnya pada pasien
j. Bersihkan termometer dengan tissue kering
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
PENGUKURAN SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, Perinatolog, dan
UNIT TERKAIT VK
MENGHITUNG PERNAPASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Menghitung jumlah pernapasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi)


dalam satu menit

TUJUAN 1. Untuk mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan


2. menilai kemampuan fungsi pernafasan

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR A. Persiapan Alat:

a. Jam tangan dengan penunjuk detik


b. Buku catatan

B. Pelaksanaan
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Hitung frekuensi dan irama pernafasan selama 1 menit
e. Pasien tidak boleh tahu pada saat menghitung nafas
f. Catat hasil
g. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, Perinatolog, dan
VK
MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem


kardiovaskuler .
TUJUAN Untuk mengetahui nilai tekanan darah

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Persiapan Alat:

a. Sfigmomanometer (Tensimeter) yang terdiri dari :


- Manometer air raksa +klep penutup dan pembuka
- Manset udara
- Slang karet
- Pompa udara dari karet +sekrup pembuka dan
penutup
b. Stetoskop
c. Handscoon bersih
d. Buku catatan

B. Pelaksanaan
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Pakai handscoon bersih
e. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi
terlentang
f. Lengan baju dibuka atau digulung
g. Pasang manset pada lengan atas kanan/kiri sekitar 3
cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat ataupun
terlalu longgar)
h. Denyut arteri brachialis diraba, lalu stetoskop
ditempatkan di derah tersebut
MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

PROSEDUR
i. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa
dibuka, selanjutnya balon dipompa sampai denyut

Nadi arteri brakhialis tidak terdengar


j. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmhg
k. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air
raksa turun perlahan-lahan. Sambil memperhatikan
turunnya air raksa dengarkan bunyi denyutan
pertama
l. Catat tinggi air raksa pada manometer:
- Suara korotkoff I : menunjukkan besar nya tekanan
sistolik secara auskultasi.
- Suara korotkoff IV: menunjukkan besarnya tekanan
diastolik secara auskultasi.
m. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar
denyutan pertama disebut systole (misalnya 120
mmHg)
n. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir
disebut tekanan diastole (misalnya 90 mm hg)
o. Catat hasil
p. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, VK, OK,
Perinatologi,
MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN
KOMPRES HANGAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Upaya untuk menurunkan demam

TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah


2. Vasodilatasi pembuluh darah
3. Mengurangi demam
4. Memberi rasa nyaman dan tenang pada pasien
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


- Baskom berisi air hangat
- Handscoon bersih
- Waslap handuk
- Buli – buli
B. Pelaksanaan :
- Basahi waslap kedalam air hangat lalu peras kering
- Letakkan waslap pd daerah dahi, lipatan ketiak,
lipatan paha
- Ulangi kompres bila waslap handuk sudah kering
- Lakukan kompres hangat sampai suhu tubuh normal
C. Bila mempergunakan air panas:
 Buli-buli diisi air panas 1/3 sampai 2/3 bagian
 Udara dikeluarkan dengan cara: buli-buli
ditempatkan di tempat rata, lalu bagian atasnya
ditekuk sampai air kelihatan, selanjutnya ditutup
 Dibungkus dengan kantong buli-buli
 Diletakkan pada bagian yang akan dikompres

UNIT TERKAIT Rawat inap, IGD


PEMBERIAN OBAT MELALUI
INTRAKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukkan obat


kedalam jaringan kulit yang dilakukan untuk tes alergi terhadap
obat yang akan diberikan. Pemberian intrakutan pada dasar nya
dibawah kulit . secara umum pada daerah lengan tangan
TUJUAN 1. Melaksanakan uji coba tertentu (misalnya skin test antibiotik)
2. Memberikan obat tertentu
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin test)

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR A. Persiapan Alat;


a. Spuit 1 cc
b. Alcohol swab
c. Obat dalam tempat nya
d. Bak injeksi
e. Bengkok
f. Perlak
g. Sarung tangan bersih
h. Catatan pemberian obat

B. Posedur
a. Jelaskan prosedur
b. Cuci tangan
c. Pakai sarung tangan bersih
d. Bebaskan daerah yang akan dilakukan injeksi intrakutan
e. Pasang perlak / pengalas pada bawah daerah yang akan
dilakukan injeksi intrakutan
f. Permukaan kulit yang akan disuntik didesinfeksi lalu
ditegangkan dengan tangan kiri
g. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas
membentuk sudut 15-20ºC terhadap permukaan kulit
h. Obat dimasukan sampai permukaan kulit pada tempat yang
disuntik menggembung
PEMBERIAN OBAT MELALUI
INTRAKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR i. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase


j. Spuit bekas suntikan dimasukan kedalam safety box
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
l. Dokumentasikan prosedur pemberian obat atau tes alergi
dan respon pasien

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, VK, OK, Perinatologi,
PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit


dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3bagian
dari bahu
TUJUAN Umum nya dilakukan dalam program pemberian insulin, pemberian
tetanus toxoid

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR A. Persiapan Alat


a. Catatan pemberian obat
b. Obat dalam tempat nya
c. Spuit
d. Alkohol swab
e. Alat tulisObat yang akan disuntikkan
f. Bak injeksi
g. Sarung tangan bersih
h. Bengkok
B. Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Pakai sarung tangan bersih
d. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
e. Ambil obat dalam tempat nya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Kemudian tempatkan pada bak injeksi
f. Desinfeksi dengan kapas alkohol
g. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan
suntikan subkutan
h. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke
atas membentuk sudut 45 terhadap permukaan kulit
i. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah, masukkan obat
perlahan-lahan
j. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol.
k. Spuit bekas suntikan dimasukkan kedalam safety box
PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan


m. Catat prosedur pemberian obat respon pasien

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, VK, OK, Perinatologi,
PEMBERIAN OBAT MELALUI
INTRAMUSKULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan kedalam jaringan


otot, dilakukan pada otot pangkal lengan, otot paha bagian luar dan
otot gluteus mawimus yaitu 1/3 bagian dari spina iliaca anterior
superior ke coccigis
TUJUAN 1. Umum nya dilakukan dalam program pemberian therapy
injeksi neo.K
2. sebagai acuan supaya tindakan dilakukan dengan benar

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR A.Persiapan Alat


a. Catatan pemberian obat
b. Obat dalam tempat nya
c. Spuit
d. Alkohol swab
e. Alat tulisObat yang akan disuntikkan
f. Bak injeksi
g. Sarung tangan bersih
h. Bengkok

B.Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Pakai sarung tangan bersih
d. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
e. Ambil obat dalam tempat nya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Kemudian tempatkan pada bak injeksi
f. Desinfeksi dengan kapas alkohol
g.Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan
suntikan intramuskular
h.Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 90 terhadap permukaan kulit
PEMBERIAN OBAT MELALUI
INTRAMUSKULAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR
i. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah, masukkan
obat perlahan-lahan
j. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol.
k. Spuit bekas suntikan dimasukkan kedalam safety box
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
m. Catat prosedur pemberian obat respon pasien

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, VK, OK, Perinatologi,
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan kedalam pembuluh


darah vena yang dilakukan pada vena anggota gerak
TUJUAN 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi
daripada dengan injeksi parenteral lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A.Persiapan Alat
a. Catatan pemberian obat
b. Obat dalam tempat nya
c. Spuit
d. Alkohol swab
e. Alat tulisObat yang akan disuntikkan
f. Bak injeksi
g. Sarung tangan bersih
h. Bengkok

B.Pelaksanaan:
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Pakai sarung tangan bersih
d. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
e. Ambil obat dalam tempat nya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Kemudian tempatkan pada bak injeksi
f. Desinfeksi dengan kapas alkohol
g.Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan
suntikan intramuskular
h.Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 30 terhadap permukaan kulit
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR i. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah, masukkan obat


perlahan-lahan
j. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol.
k. Spuit bekas suntikan dimasukkan kedalam safety box
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
m. Catat prosedur pemberian obat respon pasien

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, VK, OK, Perinatologi,
PEMASANGAN OGT (ORAL GASTRIC TUBE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Melakukan pemasangan selang dari rongga mulut sampai


kelambung pada bayi atau anak
TUJUAN 1. Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat
yang dicairkan
2. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada
dalam lambung
3. Mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan
dalam lambung
4. Mencegah atau mengurangi mual dan muntah setelah
pembedahan atau terauma
5.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A.Persiapan Alat
B 1. Bak troli yang berisi :
a. OGT No 5 atau 8 (untuk anak yang lebih kecil)
b. Sudip lidah (tongue spatel)
c. Sepasang sarung tangan
d. Senter
e. Spuit ukuran 20-50 cc
f. Plester
g. Stotoskop
h. Handuk
i. Tissue
j. Bengkok

2. Alat-alat yang dimasukan dalam bak instrumen steril :


a. Selang NGT
b. Sarung tangan steril
c. Spuit
PEMASANGAN OGT (ORAL GASTRIC TUBE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR B.Pelaksanaan:
1. Mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar
2. Berikan salam teraupetik kepada pasien
3. Perkenalkan kembali nama perawat serta validasi identias pasien
4. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuanya
(termasuk rasa tidak nyaman yang kemungkinan yang akan dialami
pasien ketika tindakan berlangsung)
5. Atur pasien dengan posisi supinasi
6. Pasang handuk pada dada pasien, letakan tissue wajah pada
jangkauan pasien
7. Pasang perlak, pengalas dan bengkok disamping telinga pasien
8. Untuk menentukan insersi OGT minta pasien rileks dan bernafas
normal
9. Bersihkan area sekitar mulut mengguanakan tissue
10.Pasang stotoskop pada telinga
Gunakan sarung tangan steril
11.Ukur panjang selang yang akan dimasukan dengan
menggunakan:
a. Metode Tradisional
Ukur jarak dari tepi mulut kedaun telinga bawah dan
proksesus xiphoideus pada sternum
b. Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukan adalah pada
pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional
12.Beri tanda pada panjang selang yang suddah diukur
13.Masukan selang di mulut yang sudah ditentukan
14.Lanjutkan memasukan selang sepanjang mulut. Jika terasa agak
tertahan putarlah selang dan jangan dipaksakan untuk masuk
15.Lanjutkan memasang selang sampai memasukan nasofaring.
Setelah melewati nasofaring (3-4 cm) kalau perlu anjurkan pasien
untuk menekuk dan menelan. Jika perlu berikan sedikit air minum
16.Jangan memaksakan selang untuk masuk. Jika ada hambatan
atau pasien tersedak, sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa
posisi selang dibelakang tenggorokan dengan menggunakan tongue
spatel dan senter
17.Jika telah selesai memasang OGT, sampai ujung yang telah
ditentukan, anjurkan pasien untuk bernafas normal dan rileks.
PEMASANGAN OGT (ORAL GASTRIC TUBE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR 18.Memeriksa letak selang dengan :

a. memasang spuit pada ujung OGT, memasang bagian


diafragma stetoskop pada perut dikuadran kiri atas pasien
(lambung) kemudian suntikan 5-10 cc udara bersama dengan
auskultasi abdomen
b. aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung
19.Viksasi selang OGT dengan plester dan hindari penekanan pada
hidung dengan cara :
a. Potong 5 cm plester, belah menjadi 2 sepanjang 2,5 cm pada
salah satu ujungnya.
b. Memasang ujung yang tidak dibelah pada batang hidung
pasien dan silangkan plester pada selang yang keluar dari
hidung
20.Tempelkan ujung selang OGT pada baju pasien dengan
memasang plester pada ujung dan penitikan pada baju pasien
21. Evaluasi setelah terpasang OGT
22. Rapikan alat-alat
23. Cuci tangan
24. Dokumentasi hasil tindakan pada catatan perawat :

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap,Perinatologi


MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Membersihkan kulit bayi dari kotoran dengan menggunakan air


bersih hangat

TUJUAN 1. mempertahankan kebersihan kulit dan kenyamanan bayi


2. memperlancar peredaran darah
3. mencegah terjadi nya infeksi pada kulit bayi
4. mempertahankan kenyamanan bayi

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A.Persiapan Alat

1. bak mandi bayi yang telah diisi 2/3 air hangat


2. sabun mandi khusus bayi
3. tempat pakaian kotor
4. handuk
5. waslap
6. pakaian bayi satu set (popok, baju, cawat, gurita)
7. selimut mandi
8. cotton bud
MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR B.Pelaksanaan:

1. cuci tangan
2. lepaskan pakaian bayi, lalu bungkus / selimuti badan bayi
dengan selimut mandi
3. bersihkan kepala muka dan kepala bayi dengan
menggunakan waslap dan keringkan
4. amati hidung, telinga dan mata bay bila kotor bersihkan
dengan cotton bud tapi lakukan dengan perlahan dan hati -
hati
5. masukkan bayi kedalam bak mandi dan usapkan sabun ke
bagian badan bayi lalu bersihkan badan bayi secara perlahan
menggunakan waslap
6. setelah bersih angkat bayi dan letakkan dalam handuk yang
telah disiapkan, lap bayi sampai kering.
7. keringkan tali pusar bayi dan beri betadine,
8. pakaikan pakaian bayi (popok, baju, cawat, gurita) yang
telah disiapkan
9. letakkan bayi ditempat tidur bayi dan jaga bayi agar tetap
hangat dan nyaman.
10. cuci tangan
11. evaluasi tindakan yang telah dilakukan
12. catat prosedur pelaksanaan di dalam catatan perawat.

UNIT TERKAIT Perinatologi


INDENTIFIKASI IBU DAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu cara memberikan identifikasi pada Ibu dan bayi segera setelah
bayi lahir.
TUJUAN Agar ibu dan bayi yang baru lahir tidak tertukar dengan ibu dan bayi
yang lain.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. bayi yang baru lahir di berikan identitas tertentu ( laki-laki
warna peneng biru, perempuan peneng warna pink).
2. Identitas bayi baru lahir ini harus terus melekat selama
masih dalam perawatan di Rumah Sakit.
3. Identitas ibu harus tercantum bersama nama bayi yg baru
lahir di penengnya.
4. Petugas mencatat tanggal dan jam kelahiran.
5. Petugas mencatat ciri antrophometri, meliputi: jenis kelamin,
panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala.
6. Petugas menambahkan nama bayi dengan memberi nama
ibunya.
7. Petugas membuat cap telapak kaki pada format yang
tersedia.
8. Petugas membuat sidik jari ibu.
9. Petugas memasang identitas bayi dan identitas ibu.
10. Petugas mengisi nomor registrasi bayi.

UNIT TERKAIT Dokter, Bidan, perawat,dan petugas rekam medis.


PEMASANGAN VENA UMBILIKAL PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk memberikan obat - obatan melaui vena


umbilikalis bayi. Vena umbilikalis merupakan satu-satunya vena di
umbilikius, relative besar dengan diameter 4-5 mm, panjang 2-3 cm
dan berdinding tipis. Dari umbilicus, vena berjalan ke arah kepala,
sedikit kekanan dan memasuki cabang sinistra vena portal setelah
memberikan beberapa cabang kecil di dalam hepar.
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam memberikan terapi melalui vena
umbilikalis.
2. Transfusi tukar
3. Pemberian cairan intravena, akses cepat pada keadaan
darurat (saat resusitasi), pemberian produk darah atau obat-
obatan.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Peralatan
1. Handuk steril untuk mengeringkan tangan dan lengan bawah
2. Gaun operasi dan sarung tangan
3. Duk lubang di tengah (sebaiknya transparan, sehingga bias
terlihat kalau ada komplikasi, seperti pucat pada daerah
panggul dan ekstrimitas)
4. Kateter umbilikal single lumen, radio opak, diameter kecil
(Fr 3,5 untuk berat badan <1200gr dan Fr 5 untuk berat
badan >1200gr) untuk meminimalkan jumlah darah yang
harus dikeluarkan saat membersihkan kateter sebelum
pengambilan sampel. Ujung kateter harus lembut dan
membulat, dan bahan yang tidak trombogenik
5. Three way stop cock dengan luer lock
6. Spuit
7. Cairan NaCl 0,9% - heparin 1 Ui/cc (0,5 N saline)
8. Kom untuk antiseptic (betadin)
PEMASANGAN VENA UMBILIKAL PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR 9. Set pemasangan arteri umbilikal yang terdiri dari : 1 buah


duk klem, 2 buah pinset anatomis dengan ujung runcing
(pinset iris), 1 buah gunting benang, 2 buah klem arteri
bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11
dengan gagang.
10. Tali katun dan Benang silk no 2/0 at 3/0 dengan jarum round
body.
11. Plester.
12. Kasa .

B.Pelaksanaan:
1. Ukur panjang kateter yang akan di masukkan, terdapat beberapa
cara yaitu:
a. Mengukur jarak antara umbilicus ke prosesus
xyphoideus, ditambah dengan panjang sisa umbilikal.
b. Mengukur dengan rumus :
 (1,5 x BB) + 5,5cm atau
 1/2 {(BB x 3) + 9 cm} +1
2. Lakukan persiapan.
a. Persiapan penolong. Cuci tangan steril kemudian pasang
sarung tangan steril.
b. Persiapan alat. Susun semua alat yang di perlukan di atas
meja steril. Siapka cairan NaCl 0,9% dalam spuit 10
cc.pasang three way stopcock ke kateter
umbilikal,sambungkan dengan spuit dan isi dengan NaCl
0,9%, kemudian putar stopcock ke posisi off kearah
kateter. Hati-hati jangan sampai ada udara.
c. Persiapan pasien. Ikat kedua kaki bayi dengan popok
kemudian plester ke tempat tidur atau tahan dengan
menggunakan bantal pasir. Tutup alat kelamin bayi
dengan kain untuk menghindari kencing bayi mengotori
lapangan tindakan. Pegang umbilikal dengan kasa
betadin atau klem (ingat umbilikal belum steril) dan tarik
lembut secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan
antiseptic (povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari
bagian tengah dan teruskan dengan gerakan melingkar
ke bagian luar (minimal radius 5 cm dari umbilikal)
setelah itu bersihkan umbilikal, dan pasang duk lobang
di atas umbilikal.
PEMASANGAN VENA UMBILIKAL PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR 3. Ikat umbilikal dan potong datar dengan scalpel.


4. Identifikasi vena umbilical. Buang semua bekuan darah yang
terdapat dalam vena dengan pinset iris. Pasang kateter dengan
pinset iris dan masukkan dengan lembut sampai ukuran yang
telah ditentukan. Jika terdapat tahanan pada saat memasukkan
kateter, jangan di paksa, tarik ± 4-5 cm, kemudian masukkan
kembali sambil diputar pelan searah jarum jam. Kalau masih ada
tahanan. biasa dicoba memasukkan kateter lain di bawa kateter
pertama dan masukan dengan lembut, biasanya kateter kedua
akan langsung memasuki duktus venosus.
5. Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki.
Hal ini biasa disebabkan oleh vasospasme, jika tidak membaik
dalam waktu beberapa menit, kateter harus ditarik keluar pelan-
pelan.
6. Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture)kateter ke
jelly Wharton dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai
menembus kateter. Simpulkan benang di kateter dan tarik
sisanya ke atas. Pasang plester mengikat benang dan kateter
seperti bendera, kemudian jahit lagi di bagian atas plester. Ini
akan memberikan fiksasi yang cukup sehingga kateter tidak
akan berubah posisi. Selanjutnya hubungkan dengan three way
ke NaCl 0,9 % 10 ml. Jangan memasang klem atau melakukan
jahitan di kulit perut bayi.
7. Bersihkan lagi umbilikal, tidak perlu ditutup sehingga terlihat
bila ada komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda
infeksi di umbilikal seperti kemerahan, bau atau bernanah.
8. Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilikal biasa dilepas.
Bersihkan umbilikal dengan alcohol, matikan pompa infuse dan
klem kateter. Tarik kateter pelan-pelan sampai 3-4 cm dari kulit
dan tempelkan ke kulit perut dengan plester. Tunggu sampai
pulsasi vena berhenti (biasanya 10-20 menit), cabut kateter
dengan lembut dan lakukan penekanan selama 5-10 menit
sampai perdarahan berhenti. Jangan telungkupkan bayi, minimal
4 jam observasi adanya perdarahan.

UNIT TERKAIT Perinatologi


MENGAJARKAN IBU MENYUSUI YANG BENAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Mengajarkan pada ibu nifas cara memberikan Asi pada


bayinya dengan teknik yg benar untuk mendapatkan
kenyamanan selama menyusui bagi ibu dan bayi
tercegahnya aspirasi pada bayi dan mencegah luka/lecet
pada putting susu.
TUJUAN Sebagai acuan dalam mengajarkan cara menyusui pada bayi oleh
ibu setelah melahirkan.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Peralatan

1. Kom berisi air hangat


2. Kapas

B. Pelaksanaan

1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dulu


2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi
5. Pegang bayi dengan satu lengan , kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu.
Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu
6. Satu tangan bayi pada arah tangan ibu sebaiknya diletakkan
dibelakang badan ibu
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara ibu
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang

11.
MENGAJARKAN IBU MENYUSUI YANG BENAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR 10. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan
jari lain menopang dibawah payudara, jangan menekan
puting susu / areolanya saja
11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan puting susu
12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi
didekatkan kepayudara ibu dengan puting susu dan areola
dimasukkan kedalam mulut bayi
13. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi
sehingga puting berada dilangit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar
14. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai
payudara terasa kosong.
15. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
16. Cara melepaskan isapan bayi
a. Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi
melalui sudut mulutnya.
b. Tekan dagu bayi kebawah
17. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan
pada putting susu serta areola sekitarnya dan biarkan erring
sendiri
18. Jangan lupa menyendawakan setelah menyusui dengan cara.
a. Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada
bahu ibu dan tepuk punggungnya berlahan.
b. Bayi tidur terlungkup dipangkuan ibu dan tepuk
punggungnya berlahan.

UNIT TERKAIT Rawat inap


PERAWATAN PAYUDARA PASCA MELAHIRKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara


terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan
pengeluaran ASI.
TUJUAN 1. Memelihara kebersihan payudara.
2. Melancarkan keluarnya ASI.
3. Mencegah bendungan pada payudara/ mencegah payudara
bengkak.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Peralatan
1. Waslap 2 buah
2. Handuk kecil
3. Baby oil
4. 2 buah baskom yang berisi air hangat dan air dingin
5. Kapas
B. Pelaksanaan
1. Membersihkan puting susu
a. Cuci bersih kedua tangan ibu dengan benar dan
menggunakan sabun
b. Ibu duduk bersandar
c. Pakaian atas dibuka
d. Handuk diletakkan dibawah payudara
e. Kapas dibasahi dengan baby oil
f. Kedua putting susu dikompres dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan minyak selama 3-5 menit
PERAWATAN PAYUDARA PASCA MELAHIRKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR g. Kapas digosok-gosok di sekitar putting susu untuk


mengangkat kotoran
2. Melakukan pemijatan
a. Tuangkan baby oil secukupnya
b. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, payudara kanan
dengan tangan kanan, 2 atau 3 jari dari tangan yang
berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan,
dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu, setiap
payudara 2 kali gerakan.
c. Kedua telapak tangan berada diantara kedua belahan
payudara lalu diurat mulai dari atas, ke samping, ke bawah
dan menuju ke puting susu dengan mengangkat payudara
perlahan-lahan dan dilepaskan perlahan-lahan. Pemijatan
dilakukan sebanyak 30 kali
d. Telapak tangan kiri menyokong payudara sebelah kiri dan
tangan kanan dengan sisi kelingking mengurut payudara
mulai dari pangkal dada ke arah putting susu. Demikian
dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30
kali.
3. Melakukan Pengompresan
Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2
menit, kemudian ganti dengan kompres waslap dingin
selama 1 menit. Kompres bergantian selama 2x berturut-
turut akhiri dengan kompres air hangat.
UNIT TERKAIT Rawat inap
CARA MEMERAH AIR SUSU IBU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu cara/kegiatan untuk mengeluarkan ASI dari payudara dengan


tangan atau pompa.
TUJUAN 1. Untuk menyediakan ASI bagi keperluan nutrisi bayi.
2. Untuk mencegah payudara bengkak
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Peralatan
1. Kedua tangan
2. Pompa susu
3. Botol /gelas penampung
B. Pelaksanaan
1. Mengeluarkan ASI dengan tangan:
a. Cuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih.
b. Siapkan botol /gelas penampung ASI yang bersih.
c. Lakukan pemijatan payudara secara pelahan-lahan dari
pangkal ke arah areola dengan telapak tangan, kemudian
tekan daerah areola dengan jari-jari tangan.
d. Tampung ASI yang keluar dalam botol /gelas bersih.
e. Lakukan hal tersebut pada kedua payudara sampai
payudara terasa kosong.
f. Simpan ASI untuk diberikan pada bayi sesuai instruksi
dokter.
g. Cuci tangan setelah selesai tindakan.
2. Mengeluarkan ASI dengan pompa:
a. Cuci tangan sebelum tindakan.
b. Siapkan pompa susu dan botol/ gelas penampung yang bersih.
c. Pijat karet pompa dan letakkan pompa pada daerah areola,
tekan hingga ketat.
d. Lepaskan karet pompa, perhatikan bahwa ASI terisap keluar
dan masuk dalam reservoir pompa.
CARA MEMERAH AIR SUSU IBU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

PROSEDUR e. Masukkan ASI yang tertampung dalam reservoir pompa dalam


botol / gelas penampung bersih yang telah disediakan.
f. Lakukan perasan diatas berulang-ulang pada kedua payudara
hingga payudara terasa kosong.
g. Simpan ASI untuk diberikan pada bayi sesuai instruksi
dokter.
h. Cuci tangan setelah selesai tindakan.
UNIT TERKAIT Rawat inap
MENGGANTI PAKAIAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengganti pakaian bayi yang kotor/basah


dengan pakaian yang bersih.
TUJUAN 1. Untuk memberi rasa nyaman pada bayi.
2. Mencegah terjadinya infeksi dan hipotermi.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Peralatan
1. Pakaian bersih
2. Wadah pakaian kotor
3. Kapas cebok
4. Air hangat
B. Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan
2. Buka pakaian bayi yang basah/kotor dan masukkan dalam
wadah pakaian kotor
3. Bersihkan bayi dengan kapas cebok
4. Lakukan perawatan tali pusat.
5. Pakaikan pakaian bayi yang bersih
6. Rapihan dan baringkan bayi di tempatnya
7. Bereskan alat-alat bekas pakai
8. Perawat mencuci tangan setelah selesai tindakan

UNIT TERKAIT Perinatologi


MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat ukur berat


(timbangan) untuk mengetahui berat tubuh bayi.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat tubuh normal / tidak normal
2. Untuk menentukan dosis pengobatan dan diet
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Timbangan bayi.
2. Kain pengalas timbangan.

B. Persiapan Bayi :
1. Buka pakaian bayi seluruhnya.
2. Selimuti bayi dengan kain halus.

C. Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Letakkan kain pengalas di atas timbangan.
3. Yakinkan bahwa jarum penunjuk pada timbangan
menunjukkan angka nol.
4. Baringkan bayi di atas timbangan.
5. Baca angka yang ditunjukkan jarum timbangan.
6. Angkat bayi dan pakaikan kembali pakaian.
7. Bereskan alat-alat bekas pakai.
8. Perawat mencuci tangan selesai tindakan.
9. Catat berat badan bayi pada status pasien dan buku
catatan berat badan.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, VK, OK, Perinatologi
MEMBERIKAN ASI MELALUI OGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR Direktur
PROSEDUR 2 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO) dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Memberikan ASI melalui selang lambung (enteral) adalah proses


memberikan melalui saluran cerna dengan menggunakan selang
OGT ke arah lambung.
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
2. Mempertahankan fungsi usus
3. Mempertahankan integritas mucosa saluran cerna
4. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam
saluran pencernaan
5. Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa
saluran cerna

KEBIJAKAN
Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR A. Persiapan Alat


1. Hanscoen
2. Spuit dengan ukuran 20-50 cc
3. Bengkok
4. Stetoskop
5. Strip indikator pH (kertas lakmus) jika diperlukan
6. Formula makanan selang yang diresepkan
7. Makanan cair sesuai dengan kebutuhan dalam tempatnya,
dengan ketentuan suhu makanan harus hangat sesuai suhu
tubuh.
8. Air matang (Hangat)
9. Bila ada obat yang harus diberikan, dihaluskan terlebih
dahulu dan dicampurkan dalam makanan/ air, diberikan
terakhir.
10. informasikan kepada anak dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan
11. Jaga privacy klien
MEMBERIKAN ASI MELALUI OGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
PROSEDUR B. Pelaksanaan
1. Menerangkan prosedur pada keluarga pasien
2. Mencuci Tangan dan Memasang sarung tangan
(Hanscoen)
3. Pasien tetap dalam posisi semi fowler tinggi atau dengan
kepala tempat tidur ditinggikan 30° atau lebih selama 30
menit setelah memberikan makan melalui selang
4. Cek ketepatan selang di lambung, dengan cara:
 Buka klem OGT atau spuit OGT dan masukkan selang ke
dalam gelas berisi air. Posisi tepay jika tidak ada
gelembung udara
 Buka klem dan lakukan pengisapan/ aspirasi cairan
lambung dengan menggunakan spuit OGT. Cek cairan
lambung dengan menggunakan strip indikator pH. Posisi
tepat jika pH < 6.
 Buka klem dan cek dengan menggunakan stetoskop.
Masukkan 30 cc udara dalam spuit OGT dan masukkan ke
dalam lambung dengan gerakan cepat. Posisi tepat jika
terdengar suara udara yang dimasukkan (seperti
gelembung udara yang pecah)
5. Setelah yakin bahwa selang masuk ke lambung, Klem
selang OGT selama pengisian makanan cair ke dalam
spuit.
6. Melalui corong masukkan air matang atau air teh
sekurang-kurangnya 15 cc. Pada tahap permulaan, corong
dimiringkan dan tuangkan makanan melalui pinggirnya.
Setelah penuh, corong ditegakkan kembali.
7. Klem dibuka perlahan-lahan
8. Alirkan makanan cair dengan perlahan. Atur kecepatan
dengan cara meninggikan spuit. Jika klien merasa tidak
nyaman dengan lambungnya, klem selang OGT beberapa
menit.
9. Jika makanan cair akan habis, isi kembali (jangan biarkan
udara masuk ke lambung)
10. Bila klien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan
diberikan sebelum makanan habis.
MEMBERIKAN ASI MELALUI OGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA
PROSEDUR
11. Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak.
Kemudian pangkal selang segera di klem.
12. Rapikan pasien, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
13. Mendokumentasikan prosedur: Catat jumlah dan jenis
makanan, pastikan letak selang, patensi selang, respon
klien terhadap makanan dan adanya efek merugikan
14. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat Inap, perinatologi


PENANGANAN BAYI DENGAN RDS (RESPIRASI
DISTRESS SYNDROM)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu kegawat daruratan pernapsan pada bayi baru lahir yang di sebabkan oleh
kurangnya surfactan, secara klinis di tandai dengan adanya nafas cepat, sianosis,
tarikan dinding dada bawah yang dalam,merintih dan kurangnya aliran udara
yang masuk ke paru.
TUJUAN Mengatasi gangguan nafas yang di sebabkan oleh kurangnya
surfaktan.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Menjaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka.
2. Terapi oksigen sesuai dengan kondisi klinis pasien
 Nasal CPAP dengan setting awal PEEP:6
cmH2O, flow:8 L/m,Fio2:40%
 Infus bila di perlukan untuk pemberian therapi
obat-obatan.

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, VK,Perinatologi


PENANGANAN BAYI DENGAN HIPOTERMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN hipotermi adalah suatu usaha untuk mempertahankan suhu tubuh


bayi pada batas normal.
TUJUAN Mencegah terjadinya keadaan hipotermi serta melakukan
tindakan yang diperlukan pada bayi yang mengalami hipotermi
sehingga morbiditas dan mortalitas bayi dapat diturunkan
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
1). Inkubator.
2). Termometer.
3). Selimut danBuli - buli hangat.
2. Pelaksanaan :
1). Bayi dengan berat lahir > 2500 gram :
- Jangan langsung memandikan bayi segera setelah
lahir, tetapi tunda sampai 6 jam setelahnya atau
setelah suhu tubuh stabil.
- Ukur suhu tubuh bayi minimal 3 kali sehari.
- Bila didapatkan suhu tubuh < 36,5° C, tutup badan
dan kepala bayi dengan pakaian dan selimut serta
dekapkan pada ibunya atau gunakan buli - buli hangat.
- Tunda perasat memandikan bayi sampai 6 jam setelah
suhu tubuh stabil.
2). Bayi dengan berat lahir < 2500 gram :
- Segera tempatkan bayi dalam inkubator.
- Observasi suhu inkubator dan ukur suhu tubuh bayi
minimal 3 kali sehari.
- Pertahankan suhu inkubator dan suhu tubuh bayi
berkisar antara 36.5° C – 37,5°C.
- Lakukan semua tindakan yang diperlukan dalam
inkubator dan Jaga agar tubuh bayi tetap kering.
UNIT TERKAIT Perinatologi
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN 1. Resusitasi adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang


adekuat,pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup
untuk menyalurkan oksigen kepada otak,jantung dan alat
vital lainnya.
2. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 28 hari.
3. Tim resusitasi neonatus terdiri dari:
1 orang dokter (spesialis anak atau dokter umum)sebagai
leader
1 orang bidan sebagai equipment/sirkulasi
1 orang perawat sebagai equipment/sirkulasi.
4. Pasien ibu adalah pasien ibu hamil yang dating untuk
melahirkan dan telah di tetapkan untuk di observasi di ruang
bersalin sampai melahirkan,atau telah di rencanakan section
caesaria.
5. VK (verloskunde) adalah ruang bersalin
6. Bidan adalah tenaga kesehatan bidan yang bertugas di VK
dan sebagai salah satu tim resusitasi neonatus.
7. Perinatology adalah ruang perawatan bayi baru lahir sampai
dengan usia 28 hari.
8. Perawat perinatology adalah tenaga kesehatan perawat/bidan
yang bertugas di perinatology dan sebagai salah satu tim
resusitasi neonatus.
9. KBBL adalah kamar bayi baru lahir, dimana terdapat infant
warmer dan peralatan resusitasi neonatus.
10. SC adalah section caesaria
11. IMD adalah inisiasi menyusu dini adalah proses bayi
menyusu segera setelah di lahirkan, dimana bayi di biarkan
mencari putting susu ibunya sendiri ( tidak disodorkan ke
putting susu) hingga bayi melepas sendiri hisapan pada
putting susu ibunya.
RESUSITASI NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01

RSIA MUTIARA BUNDA


TUJUAN
1. Memberikan ventilasi yang adekuat.
2. Membatasi kerusakan serebri.
3. Memberikan oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital
lainnya.
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri.

KEBIJAKAN Keputusan direktur nomor 194/SK//RSIA-MB/XI/2019 tentang


Pemberlakuan Pedoman Pelayanana dan kandungan RSIA Mutiara
Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Pasien ibu dating untuk melahirkan.
2. Bidan VK melaporkan kepada perawat perinatology
3. Perawat perinatology lapor kepada dokter spesialis anak dan
menyiapkan peralatan resusitasi di KBBL ( kamar bayi baru
lahir)
4. Perawat perinatology lapor kepada dokter umum jika dokter
spesialis anak tidak ada dan tidak dapat di hubungi
5. Perawat perinatology kembali ke ruang perinatology
6. Saat pasien ibu sudah pembukaan lengkap atau sudah berada di
dalam OK, bidan VK menekan bel panggilan.
7. Perawat perinatology dan dokter dating ke Vk dan siap di
KBBL ( kasus SC) atau di samping ibu saat di pimpin
persalinan(kasus pervaginam)
8. Bidan VK menangkap bayi.
9. Tim resusitasi ( bidan, perawat,dokter) melakukan resusitasi
neonatus sesuai BAGAN RESUSITASI NEONATUS yang
berlaku di RSIA Mutiara bunda Tangerang.
10. Bayi sehat dan ibu sehat:bayi langsung IMD,observasi oleh
bidan sampai IMD selesai.setelah IMD selesai,bidan memanggil
perawat perinatology untuk mengambil bayi.
11. Bayi tidak stabil: lakukan stabilisasi oleh tim resusitasi,
kemudian perawat perinatology membawa bayi ke ruang
perinatology.
12. Bayi sehat tapi ibu tidak stabil atau ibu menolak IMD: perawat
perinatology membawa bayi ke ruang perinatology.

UNIT TERKAIT Ruang bersalin, Instalasi perinatologi


PENATALAKSANAAN PERMINTAAN DARAH
KE BANK DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSIA MUTIARA BUNDA 01

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Proses permintaan darah ke bank darah untuk memenuhi kebutuhan


pasien
TUJUAN 1. Acuan bagi perawat dalam melakukan permintaan darah ke
bank darah
2. Memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan tranfusi
darah
3. Memberikan darah yang baik dan cocok untuk pasien sesuai
dengan golongan darah pasien

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda Tangerang

PROSEDUR 1. Terima permintaan tranfusi darah dari DPJP pasien melalui


formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi.
 PRC,FFP, TC,Tromboporese dan WB
2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang keadaan yang
dihadapi serta prosedur yang akan dilakukan.
3. Lakukan pemeriksaan lab. untuk mengetahui hemoglobin serta
golongan darah pasien untuk memperkirakan banyaknya darah
yang diperlukan.
4. Perawat mengisi formulir permintaan darah ke bank darah /
PMI dilengkapi dengan data pasien, serta jenis dan jumlah
darah yang diminta.
5. Formulir permintaan darah dibawa ke bagian keuangan untuk
penyelesaian administrasi. Bila keluarga membawa uang,
piutang akan dicatat dalam status pasien.
6. Selanjutnya, keluarga/petugas rumah sakit dapat mengambil
darah yang dibutuhkan dengan membawa formulir permintaan
dan contoh darah pasien di bank darah atau PMI.
7. Bila darah tidak tersedia di bank darah atau PMI, maka keluarga
harus mencari donor keluarga.
PENATALAKSANAAN PERMINTAAN DARAH
KE BANK DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSIA MUTIARA BUNDA
01

UNIT TERKAIT - Ruang bersalin.


- Ruang perinatologi
- Ruang rawat inap.
- Laboratorium dan PMI.
PEMASANGAN ALAT CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN CPAP merupakan suatu alat yang mempertahankan tekanan positif


pada saluran nafas bayi baru lahir selama pernafasan spontan,
sehingga pertukaran oksigen Serta CO2 diparu-paru bayi berjalan
baik.

TUJUAN Untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas bayi baru
lahir yang mengalami gangguan pernafasan.

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Persiapan alat
a. Mesin CPAP lengkap
b. Selang canula
c. Nasal prong
d. Y-adapter
e. Sumber listrik
f. Sumber oksigen
g. Air aquabidest
h. oxymetri
i. plester
2. Persiapan pasien
Pasien dalam posisi aman dan nyaman, dan posisi kepala semi
extensi
3. Persiapan lingkungan
a. Berikan pencahayaan yang cukup
b. Dekatkan alat-alat
4. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Letakkan botol di tempat botol pada mesin CPAP
c. Isilah botol dengan air aquabidest sesuai dengan petunjuk
d. Kencangkan tutup botol searah jarum jam
e. Sambungkan semua part dibotol humidifier
f. Pastikan konektor 7-pin dalam kondisi bagus
PEMASANGAN ALAT CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01

RSIA MUTIARA BUNDA


PROSEDUR g. Ambil tube set dan masukan dalam selang canula,sampai
adaptor.
h. elemen terpasang di konektor –T yang ada di atas botol. Untuk
memudahkan pemasangan tube set, posisikan selang canula dalam
posisi lurus, pastikan kedua konektor tersambung secara sempurna
i. Masukan tube set ke konektor dipanel belakang CPAP
j. Pasangkan selang canula ke Y-adapte
k. Sambungkan kembali selang FiO2 ke blender dan botol humidifie
l. Sambungkan se sumber listrik
m. Tekan tombol on pada alat
n. Atur FiO2, PEEP, dan suhu sesuai yang diinginkan
o. Sambungkan nasal prong pada Y-adapter
p. Setelah semuanya terhubung dan sudah di set sesuai yang
diinginkan
q. sambungkan nasal prong pada kedua lubang hidung pasien
r. Fiksasi dengan plester
s. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Ruang perinatologi
INISIASI MENYUSUI DINI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Proses memberikan kesempatan bayi baru lahir untuk menyusui


sendiri kepada ibunya dalam 1 jam setelah bayi baru lahir

TUJUAN 1. untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga


mengurangi tingkat kematian bayi baru lahir
2. ikatan batin antara ibu dan bayi akan lebih erat terjamin

KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman


Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Peralatan
a. Selimut
b. Penutup kepala bayi

2. Pelaksanaan
a. Anjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
dikamar bersalin.
b. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan
di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan
mata bayi setinggi puting susu ibu.
c. Anjurkan ibu merangsang dan biarkan bayi sendiri mencari
puting susu ibu.
d. Dukung dan bantu ibu mengenali perilaku bayi sebelum
menyusui.
e. Biarkan kulit bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama 1
jam, bila menyusui awal terjadi sebelum satu jam, biarkan
bayi tetap didada ibu sampai satu jam
f. Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan putting susu ibu dan
biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 menit
atau 1 jam berikutnya
g. Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar dalam jangkauan ibu
selama 24 jam

UNIT TERKAIT Ruang bersalin


CARA MEMATIKAN ALAT CPAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01
RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Suatu teknik untuk mennonaktifkan alat CPAP sesudah di gunakan


Kepada pasien
TUJUAN Agar alat CPAP tdk digunakan secara terus menerus dan di pakai
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Matikan tombol off pada kompresor
3. Tutup kran pada tabung oksigen
4. Lepas peralatan yang terpasang pada pasien
5. Rapikan alat dan lingkungan pasien
6. Dokumentasikan kapan alat CPAP dilepas
UNIT TERKAIT Perinatologi
PEMASANGAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01

RSIA MUTIARA BUNDA

Tanggal Terbit : Ditetapkan :


STANDAR PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 2 Januari 2019
(SPO)
dr.Mukmin, M.Kes

PENGERTIAN Infusion pump adalah suatu alat untuk mengatur jumlah cairan /
obat yang masukkan ke dalam sirkulasi darah pasien secara
langsung melalui vena.

TUJUAN 1. Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai


kebutuhan pasien.
2. Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan.
KEBIJAKAN Keputusan direktur No. /SK/RSIA-MB/I/2019 tentang Pedoman
Pelayanan Perinatologi RSIA Mutiara Bunda Tangerang
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT
1. Infuse pump dan tiang penyangga
2. Cairan infus
3. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump
PROSEDUR KERJA
1. Bawa alat-alat ke dekat pasien.
2. Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di tiang
pengangga infuse pump.
3. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump,
pastikan tidak ada udara pada selang.
4. Pasang drip sensor (jika ada) sesuai jenis infus pump pada
tempat tetesan infus set.
5. Nyalakan infuse pump.
6. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set yang
digunakan dan jenis infus pump yang digunakan.
7. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien tiap jam
dan total caiaran keseluruhan yang akan dimasukan.
8. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan
peringatan dengan suara dan lampu yang menyala merah
pada tulisan air,occlusion, flow err, empty, door,
completion.
10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan

UNIT TERKAIT Ruang perawatan anak,perinatologi, ibu dan IGD

Anda mungkin juga menyukai