Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN
GASTRITIS ACUT EROSIF

OLEH : KELOMPOK II:

1. David Darmawan
2. Dewi Andriah
3. Dwi Andan Sari
4. Dwiana Indah Winarsih
5. Elis Suharni
6. Endah Dwi Astutik W
7. Endra Feriati
8. Febrina Ika Sulistyorini
9. Hartono
10. Indah Setyanita
11. Kartini Kristin Abadi
12. Kritis Ardiansyah Safitri
13. Maulina Febriyanti
14. Mifta Kristhanti

STIKES BINA SEHAT PPNI


MOJOKERTO
2015
TINJAUAN TEORI
GASTRITIS

1. PENGERTIAN
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,
2001).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut,kronis,difus atau lokal.(price, syvia
A,2002)
Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik,
difus dan lokal yang disebabkan oleh makanan, obat – obatan, zat kimia,
stres, dan bakteri.

2. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
 Gastritis akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung),
stres, kuman Helycobacter Pylori.
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein, lada, steroid dan
digitalis
 Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada
peminum alkohol, dan perokok.
3. PATOFISIOLOGI
Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa
HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCL dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung.
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual
muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi, cairan & elektrolit.
b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi homeostasis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan, tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi
ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan
terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan
hypovolemik.

Gastritis kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atropi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL, pepsin dan fungsi intrinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser.
POHON MASALAH

Zat Iritan
(Obat gol NSAID, alkohol, makan pedas/merangsang)

Inflamasi mukosa Iritasi Mukosa

Homeostasis Mukos gagal Secresi mucos HCO3

Regenerasi sel Erosi s/d Erosi mukosa HCO3 + NACl  HCl + NaCO3
(sembuh) pembuluh lambung
darah

Perdarahan Nyeri HCl meningkat

Hipovolemi Mual muntah

Nutrisi kurang Gangguan


dari keb tubuh keseimbangan
cairan dan
elektrolit
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia, nyeri epigastrium,)
c. Muntah serta cegukan
d. Dapat terjadi kolik dan diare.
e. Hipertermi akibat peradangan
f. Rasa pahit dalam mulut

5. KOMPLIKASI
a. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan
saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena,
berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya
hebat dan jarang terjadi perforasi
b. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus.

6. PENATALAKSANAAN
• Menghindari alcohol dan makan sampai gejala berkurang
• Diet tidak mengiritasi
• Bila diperlukan berikan cairan intravena
• Bila akibat asam atau alkalin kuat encerkan dengan antacid (Aluminium
hidroksida)
• Bila akibat alkali kuat gunakan jus lemon encer atau cuka yang
diencerkan
• Bila korosi berat, hindari emetic dan lavase karena adanya bahaya
perforasi
• Modifikasi diet, istirahat, reduksi stress dan farmakologi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
Pengkajian
1. Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid,
obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.Faktor presipitasinya adalah
kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok, penggunaan obat-obatan,
pola makan dan diet yang tidak teratur, serta gaya hidup seperti kurang
istirahat.
2. Test diagnostik
 Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
 Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernah melewati mukosa muskularis.
 Pemeriksaan radiology.
 Pemeriksaan laboratorium.
 Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL
menurun pada klien dengan gastritis kronik.
 Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar
vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
 Kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
 Gastroscopy
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area
perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
Diagnosa Keperawatan :
1.Aktual/ Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
3. Gangguan rasa nyaman( nyeri} berhubungan dengan inflamasi mukosa
lambung.
4. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.

Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi


mukosa lambung.
Tujuan :
Nyeri dapat berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat,
skala nyeri menunjukkan penurunan..
Intervensi :
a. Gali skala nyeri dan lokasi nyeri,
Rasional: membandingkan dengan skala nyeri
sebelumnya dan menentukan pengambilan tindakan
keperawatan
b. Observasi TTV,
c. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Rasional: lingkungan yang tenang dan nyaman agar
Tn Dude dapat beristirahat dan focus pada program
pengobatan untuk mempercepat kesembuhan.
d. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi dengan nafas
dalam pada Tn Dude
Rasional: Pengalihan perhatian dapat mengurangi
nyeri
e. Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai
dengan indikasi untuk mengurangi nyeri.
Rasional: fungsi interdependent perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
Tujuan
Gangguan nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil :
Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan
muntah BB dalam batas normal, bising usus normal.
Intervensi :
1. Gali informasi makanan yang disukai Tn Dude
Rasional: Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan
rasa berpartisipasi/ kontrol
2. Timbang BB secara teratur
Rasional: Pengawasan penurunan BB dan alat pengkajian
kebutuhan nutrisi
3. Berikan perawatan oral secara teratur
Rasional: Hygiene oral yang bagus meningkatkan nafsu
makan
4. Anjurkan Tn Dude makan sedikit tapi sering/ makanan
kecil, mengunyah makanan dengan perlahan,makan pada
waktu yang teratur, dan menghindari makan terlalu banyak.
Rasional:Sering makan mempertahankan netralisasi HCl,
melarutkan isi lambung sehingga kerja lambung minimal.
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu
banyak dalam waktu yang cepat
5. Berikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik pada
Tn Dude
Rasional: variasi dalam penampilan menu memungkinkan
peningkatan nafsu makan.
6. Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya : Hb, Ht,
Albumin
Rasional: Indikator kebutuhan nutrisi
7. Kolaborasi tim medis pemberian antasida
Rasional: antasida mempertahankan pH gaster pada tingkat
4,5
3. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Keterbatasan aktifitas teratasi.
Kriteria Hasil :
K/u baik, Tn Dude tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi :
1. Anjurkan Tn Dude mobilisasi secara bertahap
2. Dekatkan semua kebutuhan Tn Dude
3. Libatkan keluarga dalam proses perawatan

4. Resti gangguan keseimbangan vol ume cairan dan elektrolit kurang


dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, muntah.
Tujuan :
Resti gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit normal, pengisian
kapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan output
seimbang.
Intervensi :
1. Kaji tanda dan gejala dehidrasi
2. Observasi TTV
3. Ukur intake dan out put dalam 24 jam
4. Anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml
5. Observasi kulit dan membran mukosa,
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.

5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan


kurangnya informasi.
Tujuan :Pengetahuan pasien bertambah
Kriteria Hasil : Tn Dude menyatakan pemahaman tentang penyakit dan
perawatannya,
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi :
1. Gali tingkat pengetahuan Tn Dude,
2. Beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang
penyakit dan perawatannya
3. Beri kesempatan Tn dude atau keluarga untuk bertanya
4. Tekankan perlunya melanjutkan evaluasi perawatan
5. Identifikasi sumber informasi lain seperti buku,
rekaman,pengalaman orang lain
6. Beri informasi pasien dan keluarga tentang obat-obat
,makanan yang merangsang yng dapat menimbulkan
kekambuhan
7. Tekankan pentingnya membaca label obat yang dijual
bebas
8. Bantu Tn Dude mengidentifikasi intake pencetus nyeri
epigastrium seperti: merica, lada, kafein, alkohol, sari
buah, minumamn berkarbonat, rokok, makanan ekstrem
panas, dingin, pedas, berlemak.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC. Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai