Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogyanya kedudukannya
setara dengan penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta
invalisasi baik secara individu maupun kelompok akan menghambat
pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efesien (Kusumanto
Setjionegoro, 1981).
Menurut faham kesehatan jiwa seseorang dikatakan sakit apabila ia
tidak lagi mampu berfungsi secara wajar di lingkungan sosialnya. Salah satu
faktor yang menyebabkan seseorang mengalami ganguan jiwa adalah stressor
psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan
perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpaksa
mengadakan adaptasi secara konstruktif (adaptif) tetapi jarang seseorang tidak
mampu beradapatasi dengan baik (mal adaptif) sehingga timbullah keluhan-
keluhan di bidang kejiwaan berupa gangguan jiwa ringan hingga yang berat.
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia
adalah schizofrenia. Schizofrenia berasal dari bahasa yunani yang terdiri atas
dua kata yaitu shizos yang artinya retak atau pecah dan phren yang artinya
jiwa. Dengan demikian seseorang yang mengalami gangguan jiwa
schizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa/kepribadian
(splitting of personality). (Eugen Bleuter dalam Ilmu Kedokteran Jiwa,
Marasmis, 1994).
Pada pengkajian di ruang Kasuari pada tanggal 4 juli 2015 didapatkan
data jumlah klien sebanyak 16 orang klien. Diantara 16 orang klien terdapat 6
klien yang mengalami gangguan persepsi sensori:halusinasi dengar.

1
Untuk mengatasi hal itu maka perawat melakukan intervensi dengan
klien antara lain, bina hubungan saling percaya antara perawat, klien dan
keluarga, mengadakan kontak sering dan singkat secara bertahap dengan
klien, observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi pendengaran
karena dampak dari skizofrenia karena dapat timbul perilaku kekerasan.

1.2. Rumusan Masalah


Di dalam bab 3 nanti akan dibahas bagaimana Asuhan Keperawatan
pada Tn. E yang mengalami gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran dan tindakan keperawatannya.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi karakteristik klien yang mengalami halusinasi
pendengaran.
2. Mengidentifikasi intervensi yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami masalah halusinasi pendengaran.
3. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan kepada klien dengan
masalah halusinasi pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai