PEMBAHASAN
43
Dalam tinjauan kasus penulis menjumpai ada 5 diagnosa yaitu :
1. Resiko tinggi kekerasan b/d perubahan persepsi sensori halusinasi
pendengaran
2. Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran b/d menarik diri
3. Isolassi social menarik diri b/d harga diri rendah
4. Deficit perawatan diri b/d intoleransi aktlivitas
5. Regiment teraupetik inefektif b/d koping keluarga inefektif atau harga diri
rendah b/d koping keluarga inefektif
Dalam tahap ini penulis menemukan perbedaan perumusan diagnose keperawatan
antara landasan teoritis dengan kasus yaitu :
1. Regiment teraupetik inefektif
Diagnose ini tidak ditemukan landasan teoritis tetapi ditemukan dalam
tinjauan kasus karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
klien sehingga klien tidak terkontrol dank lien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa
untuk diadakan rawatan intensif dan perbedaan ini bisa juga dibedakan
karena keluarga kurang dekat dengan klien.
C. Tahap perencanaan
Dalam pembuatan perencanaan penulis berusaha menyusun secara
efektif dan efesien implementasi. Dalam untuk memperlancar tindakan yang
dilaukukan pada Implementasi. Dalam hal ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara diagnose keperawatan yang ada dalam toeri dengan kasus
yang dijumpai dilapangan. Jadi penulis dalam hal ini menyimpulkan teori
kasus yang ditemukan sama/berkesinambung.
D. Implementasi
Dalam melaksanakan imlpementasi terhadap klien, penulis berusaha
semaksimal mungkin untuk membantu klien dalam mengatasi msasalh yang
dihadapinya. Penulis juga membantu keluarga dalam menghadapi klien. Selain
ini sarana di RSJ Medan juga sangat mendukung kesembuhan pasien.
44
E. Evaluasi
Evaluasi yaitu tahap akhir dari proses keperawatan evaluasi yang
sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam tinjdauan untuk menilai
perubahan serta kemajuan yag dicapai klien halusinasi pendengaran
45