PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan terutama di bidang kesehatan secara tidak
psikis, sosial dan ekonomi. Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot rangka
dan figur tubuh yang tidak proporsional. Akibatnya aktivitas hidupnya akan
selalu berusaha memelihara kesehatan dengan baik dan teratur agar tidak
1
mudah dihinggapi penyakit dan agar kemunduran faali berbagai organ tubuh
sebagai respon dari interaksi keluarga dengan lanjut usia ketika pemberian
berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan
diproyeksikan menjadi 2 milyar pada tahun 2050. Saat ini jumlah lansia akan
semangat gotong royong, ikatan keluarga yang erat, keluarga besar (Extended
proses menua. Jumlah dan persentase penduduk lansia di Indonesia telah dan
237,5 juta orang. Lansia yang terlantar sekitar 1,7 juta orang (Nurul, 2011).
Di Sulawesi Tengah dari 2.635.009 penduduk, terdapat 105,060 jiwa
lansia (Dinkes Provinsi Sulteng, 2014). Di Kabupaten Tojo Una – Una dari
2
140.358 penduduk, terdapat 8.165 jiwa lansia (Dinas Kesehatan Kabupaten
yang mempunyai lansia dengan masalah kesulitan hubungan antara usia lanjut
Ampana Kota?”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peran keluarga dalam perawatan lansia di Kelurahan
penelitian.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bersifat khas atau istimewa. Peran juga dapat diartikan sebagai perilaku yang
(Friedman, 2009).
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dalam maupun dari luar dan
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disatu atap
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek –
mati.
5
e. Keluarga berkompoisi (Composite)
Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabition)
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
Disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peranan anak : anak melaksanakan peranan sebagai psiko-sosial sesuai
2009).
5. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi psikologis
6
1) Memberikan rasa kasih sayang dan aman.
2) Memberikan perhatian diatara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Penganturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
2009).
6. Tugas – Tugas Keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukan
masing-masing.
c. Sosialisasi antar anggota keluarga.
d. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
e. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
f. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
g. Membangkitkan dorongan semangat para anggota keluarga.
C. Tinjauan Umum Tentang Lansia
1. Pengertian Lansia
Definisi lanjut usia berbeda dari satu Negara dengan Negara yang lain,
dan definisi ini juga masih berubah oleh bentuk kegiatan ekonomi dan
7
perbedaan jenis kelamin suatu masyarakat tertentu. Menurut organisasi
tahun atau lebih baik yang secara fisik masih berkemampuan (Potensial)
maupun karena sesuatu hal tidak lagi berperan secara aktif dalam
terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta
yang menetap.
b. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga
8
indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
c. Dengan banyaknya gigi geligi yang sudah tanggal, mengakibatkan
Nugroho, 2009).
9
a. Gangguan sirkulasi darah seperti : Hypertensi, kelainan pembuluh darah
dan Ginjal.
b. Gangguan Metabolisme hormon seperti : Diabetes melitus.
c. Gangguan persendian seperti : Esteoporosis gout atritis ataupun
penyakit lainnya.
5. Perawatan sehari-hari yang harus dilakukan pada lanjut usia (Nugroho,
2009).
Perawatan yang harus dilakukan kepada klien lanjut usia terima
sudah ompong bagi yang masih aktif mempunyai gigi yang agak
kali dalam sehari, bagi lansia menggunakan gigi palsu dapat dipelihara
sebagai berikut :
1) Gigi palsu dilepas, dikeluarkan dari mulut dengan menggunakan
kain kasa atau sapu tangan yang bersih, bila kesulitan dapat dibantu
sampai bersih.
3) Pada waktu gigi palsu dapat dipakai dan direndam air bersih didalam
gelas, jangan direndam pada air panas. Jika kondisinya lemah atau
10
Usaha membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara
keluarga.
Jika kondisi fisik lansia yang masih aktif cukup diberikan pengarahan
sandaran.
6. Perawatan terhadap lanjut usia yang mengalami gangguan mental antara
lain yaitu :
a. Perawatan lanjut usia yang menunjukan kemarahan.
1) Perawatan diri segera demi penyadaran sikap marah, mengurangi
dengan jalan :
a) Beritahukan kepada kline lanjut usia bahwa anda tidak akan
kenapa marah.
c) Bantu diberikan dorongan pada kline untuk mengekspresikan
perawatan.
b) Melibatkan klien lanjut usia mengerjakan bagian perawatan yang
khusus.
c) Mengadakan penilaian terhadap tindakan perawatan bersama
12
b) Luangkan waktu bersama klien lanjut usia, orang lain yang dekat
13
h. Tetap mengingatkan bahwa klien lanjut usia mempunyai kebutuhan dan
hasrat.
9. Perawatan lanjut usia mengalami depresi.
a. Adakan kontak dengan klien lanjut usia sesering mungkin baik secara
sehari-hari.
d. Teruskan meluangkan waktu untuk klien lanjut usia sehari-hari.
e. Gunakan pertanyaan yang terbuka untuk mengekspresikan perasaan
lanjut usia.
f. Jangan katakan pada klien lanjut usia bahwa ia tidak sesedih seperti apa
selama ini.
c. Berikan keterangan dengan hati tenang semua yang terjadi dan terus
14
g. Berikan kesempatan teman-teman dan keluarganya untuk
sebagaimana dibutuhkan.
a. Bicara langsung dengan klien lanjut usia gunakan isyarat-isyarat mata
lanjut usia baik secara jasmani maupun rohani, bicarakan kepada klien
dorongan.
12. Perawatan rehabilitasi dasar pada klien lanjut usia yang mengalami
15
misalnya karena kecelakaan atau jatuh tergelincir dan nontrauma misalnya
akibat radang, gangguan pembuluh darah otak stroke, terkena darah tinggi.
a. Perawatan bagi kline lanjut usia yang mengalami kelumpuhan memang
dianjurkan :
a) Posisi tidur yang terlentang yaitu :
1. Letak kepala, kepala diletakan dibagian yang tidak sakit dan
ketegangan otot.
3. Letak tangan dan pergelangan tangan diletakan melebar keluar
bagian bawah lutut yang lumpuh diberi bantal agar tidak kaku
atau jatuh.
atropi.
3. Kaki juga diarahkan kedepan dan diberi bantal dibawahnya.
keluarga luas, memasuki usia lanjut tidak perlu dirisaukan. Mereka cukup
yang paling baik bagi orangtuanya dengan ikatan yang kuat dan berhubungan
yang sudah tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Nilai yang masih berlaku
17
“dituakan”, bijak dan berpengalaman, pembuat keputusan, dan kaya
pengetahuan.
Dalam kondisi fisik yang lemah dan mungkin sakit-sakitan, dalam
orang tua dalam keluarga, adalah sama halnya dengan mempunyai anak-anak
yang dilakukan oleh anak sendiri lebih memberikan rasa nyaman dan aman
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori maka dalam penulisan ini
bebas (Independen).
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Perawatan Lansia
Peran Keluarga
18
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk memberikan gambaran secara rinci dari variabel yang diteliti tanpa
19
Penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Bailo Kecamatan Ampana
Kota.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili
perawatan lansia.
2. Definisi Operasional
Peran keluarga
Perilaku – perilaku keluarga dalam memberikan perawatan pada lansia
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Skala ukur : Nominal
Hasil ukur : Aktif berperan 62,5%
Tidak aktif berperan ˂ 62,5%
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Pengumpulan data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner peran
tidak pernah 1.
2. Data Sekunder
20
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang diambil dari data
berarti, maka data mentah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum
G. Analisa Data
Dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai peran keluarga dalam
P = x 100 %
Keterangan :
21
P : Persentase
H. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
BAB IV
1. Keadaan Geografis
2. Keadaan Demografi
adalah sebanyak 2018 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.045 jiwa, perempuan
973 jiwa.
B. Hasil Penelitian
perawatan lansia dan distribusi responden disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1
No Peran F %
1 Aktif berperan 56 67,5
2 Tidak aktif berperan 27 32,5
Jumlah 83 100
Sumber : Data primer, 2015
(67,5%).
Hasil penelitian pada tabel 4.1 sejalan dengan pendapat Ali (2009), yang
oleh orang lain terhadap kedudukan dalam suatu sistem. Sistem membutuhkan
seseorang. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari
adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan atau dimiliki oleh orang di
masyarakat, peran terutama ditentukan oleh ciri-ciri individu yang bersifat khas
atau istimewa.
peran diartikan sebagai perilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang
24
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
lansia.
25
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi acuan
26