NIM : 16/398259/KT/08254
Resume Jurnal “The link between flowering time and stress tolerance”
Keberhasilan evolusi pada tanaman sangat tergantung pada keberhasilan transisi dari
vegetatif ke pertumbuhan reproduktif. Dalam masa hidup tanaman, pembungaan tidak hanya
merupakan bagian penting dari proses reproduksi tetapi juga tahap perkembangan penting
yang dapat rentan terhadap tekanan lingkungan. Paparan stres selama periode ini dapat
menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada tanaman penghasil biji. Namun, menjadi
jelas bahwa mengubah waktu berbunga adalah strategi evolusi yang diadopsi oleh tanaman
untuk memaksimalkan peluang reproduksi di bawah kondisi stres yang beragam, mulai dari
infeksi patogen hingga panas, salinitas, dan kekeringan.
Pada jurnal ini spesies tanaman yang diamati adalah jenis Arabidopsis. Di Arabidopsis,
stres kekeringan mempercepat pembungaan di bawah hari yang panjang dan mengalami
penundaan berbunga di bawah hari yang pendek. Di bawah hari yang panjang, stres
kekeringan memicu induksi transkripsi dari promotor bunga FLOWERING LOCUS T (FT)
dan TWIN SISTER OF FT (TSF) dengan cara bergantung pada kinerja GIGANTEA (GI)
dan hormon stres asam absisat (ABA). Di bawah hari yang pendek, kekeringan dan ABA
dianggap mengaktifkan represor bunga, menghambat transkripsi FT dan TSF.
Dari beberapa contoh faktor stres di atas, tanaman memiliki kemampuan untuk merasakan
kekuatan faktor stres dan merespons dengan tepat. Juga tampak bahwa efek dari pembungaan
yang disebabkan oleh stres, yang dapat dipengaruhi oleh panjang hari, tergantung pada waktu
stres dan spesies tanaman. Di bawah tekanan bertahap dan ringan, pembungaan ditunda
sehingga proses reproduksi dapat berlanjut di lain waktu. Namun, di bawah tekanan terminal
di mana kerusakan fisik pada jaringan diperkirakan terjadi, pembungaan dipercepat untuk
memastikan reproduksi, bahkan jika ini datang dengan mengorbankan hasil. Memang, di
tanaman, waktu berbunga yang tepat sangat penting untuk adaptasi terhadap lingkungan
tertentu dan berkorelasi erat dengan hasil biji – bijian. Oleh karena itu, peningkatan
pemahaman tentang hubungan antara proses – proses ini sangat penting untuk rekayasa
toleransi stres pada tanaman. Tantangan di masa depan dengan iklim yang berubah adalah
memprediksi kombinasi sifat mana yang berkembang biak menjadi tanaman untuk
memaksimalkan pengembangan sambil menghindari hukuman imbas yang diakibatkan stres.
Sumber:
Kemal Kazan and Rebecca Lyons. 2015. The link between flowering time and stress tolerance.
Journal of Experimental Botany, Vol. 67, No. 1 pp. 47–60.