Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM VI

UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIK : PENENTUAN KADAR HAMBAT MINIMAL


(KHM) ANTIBIOTIK SECARA DILUSI PADAT

A. TUJUAN
Menentukan Kadar Hambat Minimal (KHM) dari suatu antibiotik secara dilusi padat.

B. DASAR TEORI
Antibiotika ialah zat-zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama golongan fungi
(jamur), yang dapat menghambat atau membasmi pertumbuhan bakteri. Suatu obat
antibiotika yang ideal menunjukkan toksisitas yang selektif. Istilah ini berarti bahwa obat
tersebut haruslah bersifat sangat toksis untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksis (dalam
konsentrasi yang dapat ditoleransi) terhadap host. Contoh antibiotika ampisilin dengan
mekanisme kerja menghambat sintesis peptidoglikan. Ampisilin dikatakan memiliki
toksisitas selektif terhadap sel bakteri yang memiliki dinding sel yang terdiri dari
peptidoglikan namun bersifat tidak toksik pada manusia karena manusia tidak memiliki
peptidoglikan.
Berdasarkan toksisitas selektif ini maka sifat antibiotika dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu sebagai bakteriostatik atau bakteriosida. Antibiotika yang bersifat
bakteriostatik menyebabkan pertumbuhan mikroba terhambat sedangkan antibiotika yang
bersifat bakteriosida bekerja dengan cara mematikan sel bakteri. Sebagian besar antibiotika
yang menghambat sistesis protein hanya bersifat bakteriostatik sedangkan sebagian besar

1
antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bersifat bakteriosida.
Namun antibiotika bakteriostatik ini bisa menjadi antibiotika bakteriosida jika kadar
antibiotika tersebut terus ditingkatkan melebihi Kadar Hambat Minimal (KHM) sehingga
mencapai kadar Kadar Bunuh Minimal (KBM)
Kadar Hambat Minimal (KHM) atau Minimum Inhibition Concentration (MIC) suatu
antibiotik adalah konsentrasi antibiotik terendah yang masih dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu. Sedangkan Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau
Minimum Killing Concentration (MKC) adalah konsentrasi antibiotik terendah yang dapat
membunuh 99,9% kultur bakteri tertentu.
KHM dapat ditentukan dengan metode dilusi. Prosedur ini digunakan untuk menentukan
konsentrasi antibiotik yang masih efektif untuk mencegah pertumbuhan patogen dan
mengindikasikan dosis antibiotik yang efektif dalam mengontrol infeksi pada pasien.
Prinsip metode dilusi (dilution method) menggunakan senyawa antibiotik dengan kadar
yang menurun secara bertahap, baik dengan media cair atau padat. Pada media yang
diinokulasi mikroba uji, dilarutkan senyawa antibiotik dengan menggunakan beberapa
tingkatan konsentrasi senyawa antibiotik, dan kemudian diamati pada konsentrasi
berapakah senyawa antibiotik tersebut bersifat menghambat atau mematikan. Hasil yang
dibaca adalah pengurangan kekeruhan kultur. Pengurangan kekeruhan menandakan adanya
potensi hambat obat pada konsentrasi tersebut berupa KHM. Sedangkan kultur yang jernih
menandakan tidak adanya pertumbuhan kultur bakteri.
Diagram pengukuran metode KHM ditunjukan pada gambar 6.1 sebagai berikut :

Gambar 6.1 Skema penentuan kadar KHM


Ada 3 macam cara dalam metode dilusi yaitu metode Macro Broth Dilution, metode Micro
Broth Dilution dan Metode Dilusi Agar (dilusi padat). Pada praktikum ini akan dilakukan
percobaan penentuan KHM dengan Metode Dilusi Agar.
.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kultur murni bakteri uji dalam media NB umur 24 jam
2. Senyawa uji berupa antibiotik (misalnya Amoxycilllin sirup kering). Variasi
konsentrasi ditentukan berdasarkan hasil percobaan
3. Alat-alat gelas : petridish steril, pipet volume steril, erlemeyer
4. Media nutrien agar (NA)
5. Deret larutan standar Mac Farland
6. NB steril untuk pembuatan suspensi bakteri uji
7. Alkohol 70 %
8. Aquades steril
9. Bunsen
10. Mikropipet

D. PROSEDUR KERJA
1. Buatlah seri pengenceran/variasi konsentrasi larutan antibiotik ampisilin dalam
aquades steril. Seri pengenceran yang dibuat adalah 400, 200, 100 ug/mL media
2. Siapkan media NA (siap dituang ke petri secara pour plate). Bila media dalam keadaan
memadat, cairkan terlebih dahulu dengan pemanas sampai menjadi cair dan buat

3
hingga suhunya sekitar 45 – 50oC sehingga siap untuk dicampur dengan bakteri uji.
3. Buatlah suspensi bakteri uji dengan kepadatan setara dengan larutan standar Mac
Farland II.
4. Pembuatan kontrol negative (kontaminasi media)
a. Ambil 15 ml media NA, tuang ke dalam petri streril secara pour plate. Biarkan
memadat.
b. Beri label pada dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan lalu inkubasi terbalik selama 24
jam pada suhu 370C
5. Pembuatan kontrol positif pertumbuhan bakteri uji (per meja)
a. Ambil 15 ml media NA dalam tabung. Masukkan 1 ml suspensi bakteri uji ke dalam
tabung tersebut.
b. Tuang dalam petri steril secara pour plate. Biarkan memadat. Beri label pada
dasar petri : kel. prakt/tgl/perlakuan/nama bakteri uji lalu inkubasi terbalik selama
24 jam pada suhu 370C
6. Pengujian potensi antibiotik secara dilusi padat
a. Ambil 4 tabung yang masing-masing berisi 15 ml media NA suhu 45 – 50oC,
tambahkan 1 ml suspensi bakteri uji pada masing-masing tabung tersebut.
Tambahkan pula larutan antibiotik dengan konsentrasi yang telah ditetapkan pada
langkah 1.
b. Siapkan 4 petri steril untuk menuang ketiga preparat di atas secara pour plate.
Biarkan memadat. Beri label pada dasar petri. Inkubasi selama 24 jam. Amati
dan bandingkan kekeruhan dari masing-masing petri. Bandingkan antara kontrol
dan perlakuan.
7. Pembacaan Hasil
a. Setelah masa inkubasi, kekeruhan media yang menunjukkan kepadatan
pertumbuhan bakteri uji diamati dan diberi penilaian menggunakan notasi (+)
untuk media yang tampak keruh dan (-) jika tidak ada kekeruhan yang berarti tidak
ada pertumbuhan bakteri uji dalam media agar tersebut.
b. Hasil pengamatan dianalisis untuk mendapatkan konsentrasi atau kadar

4
hambat minimal senyawa antibiotik. Kadar Hambat Minimal (KHM) adalah
konsentrasi minimal senyawa antibiotik yang menunjukkan adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri uji.
E. LEMBAR PENGAMATAN
PLAT UJI GAMBAR KETERANGAN
Kontrol Negatif

Kontrol Positif

Uji (400 ug/mL media)

Uji (200 ug/mL media)

Uji (100 ug/mL media)

5
Uji (50 ug/mL media)
6

Anda mungkin juga menyukai

  • Print Right Noww!!
    Print Right Noww!!
    Dokumen2 halaman
    Print Right Noww!!
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • S
    S
    Dokumen13 halaman
    S
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Autoimunitas
    Autoimunitas
    Dokumen15 halaman
    Autoimunitas
    Sonya Helmy
    Belum ada peringkat
  • 504 - 9. Lampiran
    504 - 9. Lampiran
    Dokumen4 halaman
    504 - 9. Lampiran
    madeputra
    Belum ada peringkat
  • Pretest
    Pretest
    Dokumen1 halaman
    Pretest
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Asam Karboksilat
    Asam Karboksilat
    Dokumen18 halaman
    Asam Karboksilat
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Praktikum 5
    Praktikum 5
    Dokumen6 halaman
    Praktikum 5
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Uua
    Uua
    Dokumen10 halaman
    Uua
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Uua
    Uua
    Dokumen10 halaman
    Uua
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Hhahajjaabaahaaja
    Hhahajjaabaahaaja
    Dokumen30 halaman
    Hhahajjaabaahaaja
    Mely Anjani
    Belum ada peringkat
  • S
    S
    Dokumen10 halaman
    S
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • S
    S
    Dokumen10 halaman
    S
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Kel 1 (Vit A) (A3a)
    Kel 1 (Vit A) (A3a)
    Dokumen39 halaman
    Kel 1 (Vit A) (A3a)
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • JBHBKH
    JBHBKH
    Dokumen8 halaman
    JBHBKH
    Andrinia Ratih
    Belum ada peringkat
  • Pretest
    Pretest
    Dokumen1 halaman
    Pretest
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Permenkes 3-2015 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika
    Permenkes 3-2015 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika
    Dokumen37 halaman
    Permenkes 3-2015 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika
    annisadinny
    100% (1)
  • Asidi Alkalimetri
    Asidi Alkalimetri
    Dokumen48 halaman
    Asidi Alkalimetri
    fiska
    Belum ada peringkat
  • Penggunaan Obat Pada Anak - Maha 2018
    Penggunaan Obat Pada Anak - Maha 2018
    Dokumen48 halaman
    Penggunaan Obat Pada Anak - Maha 2018
    madeputra
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Kimia Analisis
    Pendahuluan Kimia Analisis
    Dokumen19 halaman
    Pendahuluan Kimia Analisis
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Iaia
    Iaia
    Dokumen2 halaman
    Iaia
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • ASUS Product Guide
    ASUS Product Guide
    Dokumen43 halaman
    ASUS Product Guide
    bejo
    Belum ada peringkat
  • Duar Memek
    Duar Memek
    Dokumen12 halaman
    Duar Memek
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Duar Memek
    Duar Memek
    Dokumen6 halaman
    Duar Memek
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen13 halaman
    Pendahuluan
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Olga
    Olga
    Dokumen1 halaman
    Olga
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • 15 1990 347-Menkes-SK-VII-1990 Ok Obat
    15 1990 347-Menkes-SK-VII-1990 Ok Obat
    Dokumen11 halaman
    15 1990 347-Menkes-SK-VII-1990 Ok Obat
    Dewi Anriani Munir
    Belum ada peringkat
  • Laporan PKL
    Laporan PKL
    Dokumen21 halaman
    Laporan PKL
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • 8 Efek Samping Anestesi Umum
    8 Efek Samping Anestesi Umum
    Dokumen1 halaman
    8 Efek Samping Anestesi Umum
    Maheswara Dharma Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kegiatan Siswa Ekosistem
    Lembar Kegiatan Siswa Ekosistem
    Dokumen24 halaman
    Lembar Kegiatan Siswa Ekosistem
    Maheswara Dharma Sanjaya
    100% (2)