PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
antara usia 11 dan 16 tahun. Diperlukan waktu beberapa saat untuk dapat
beradaptasi dengan keadaan tersebut. Pada tahap ini remaja tidak merasa
seperti orang dewasa, atau belum siap tampil seperti orang dewasa. Akibat
yang dialami tidak seperti yang diharapkan, atau tidak seperti teman-
oleh kelenjar hipophise (khusus pada laki-laki adalah akibat hormon yang
dihasilkan oleh testis dan perempuan hormon yang dihasilkan oleh ovarium)
yang akan mempengaruhi tidak hanya pertumbuhan, tapi juga suasana alam
membuat kecewa, namun hal ini normal terjadi pada usia remaja. Pada usia
yang lebih tua, perubahan akan berkurang dan tidak lagi drastis. dalam
perubahan ini.
penerus bangsa dimasa yang akan datang Perubahan hormon, yang juga
1
dengan adanya pengaruh serta godaan dari luar dirinya serta mudahnya arus
kota besar di Indonesia terhadap 2800 pelajar putra dan putri, 76 persen
remaja SMP dari 4.500 remaja di 12 kota besar menyatakan bahwa dirinya
sudah tidak perawan lagi, sebanyak 97 persen remaja SMP dan SMA pernah
Mereka yang setuju karena alasan saling mencintai: laki-laki mencapai 72,5%
dan perempuan 27,5%. Sedangkan yang setuju karena suka sama suka
PKBI Pusat, BKKBN dan UNFPA, sebanyak 15% remaja Indonesia pernah
2
melakukan hubungan seksual (2005) dan studi yang dilakukan oleh PSS
PKBI DIY pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 12,1%. Dikutip dari harian
pada saat-saat ini, misalnya maraknya peredaran film / video porno, majalah
mengenai perilaku seksual yang sehat dan aman baik melalui berbagai
B. TUJUAN
C. MANFAAAT
3
1. Secara Teoretis, dapat menjadi bahan analisis untuk mengembangkan
teori-teori yang sudah ada. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan
seksual remaja.
dirinya yang positif, memilih teman sebaya dan ikut dalam konformitas,
4
BAB II
PERMASALAHAN
5
B. AKIBAT PERILAKU SEKSUAL YANG TIDAK SEHAT
Kerugian dari perilaku seksual tidak sehat ini menurut Tizar Rahmawan
(2010) sebagai berikut: (1) Remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak
sehat beresiko besar untuk gagal dalam pendidikan sekolah. (2) Remaja
yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko mendapatkan sorotan
tajam, cemoohan, bahkan sanksi lebih keras dari masyarakat. Jika hal ini
sampai terjadi, citra buruk akan melekat pada remaja yang bersangkutan dan
pihak baik pihak laki-laki dan terutama pihak perempuan. (4) Remaja yang
memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko tinggi terinfeksi penyakit
menular seksual.
6
BAB III
LANDASAN TEORI
A. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Papalia dan Olds (2001) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.remaja adalah
masa transisi antara masa kanak kanak dan dewasa yang dimulai dari
Usia Remaja merupakan usia remaja dimana adanya peralihan dari masa
aspek untuk memasuki masa dewasa yang selaras baik fisik, psikis dan
social, dimasa ini biasanya banyak sekali terbentur dengan konflik baik
Pada masa remaja awal pertumbuhan tubuh baik tinggi maupun berat
berlangsung sekitar usia 11-13 tahun sedangkan anak pria usia 12-
atau tanda yang tak langsung menunjukan ciri khas pria dan wanita
7
seperi pertumbuhan rambut pada bagian tubuh tertentu (adanya
8
4). Keadaan moral
9
2. Tugas Perkembangan Remaja
pekerjaannya
lingkungannya
a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik
10
c.Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuh secara efektif
dewasa lainnya
3. Ciri-ciri Remaja
masih belum kuat. Oleh karena itu dorongan - dorongan bergerak secara
terus menerus. Hal ini terlihat dalam bentuk tingkah laku remaja yang
bercampur dengan hal-hal yang berada diluar dirinya. Dengan kata lain
4. PERKEMBANGAN REMAJA
dengan relatif mulus, sedangkan orang lain lebih bergejolak. Untuk itu
orang tua perlu memahami kondisi dan kebutuhan anak remajanya yang
berubah dengan cepat. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, bahkan
menegangkan pada saat remaja. Pada masa bayi dan kanak, pola
11
tahap yang sudah dicapai memberikan peneguhan bahwa perkembangan
dengan cara yang positif. Orang tua sering mengeluh tidak mengerti
Walaupun orang tua tidak dapat menerima atau mentolerir keadaan ini,
namun orang tua tidak perlu cemas karena masa remaja akan berlalu
dengan sendirinya.
serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-
remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar
yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004). Pada
masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting
12
biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan jenis
dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada kesempatan para remaja
Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang dari pada
secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini
dengan mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta.
B. PERILAKU SEKSUAL
1. Pengertian Perilaku
lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak
13
biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan
14
perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari
dalam maupun dari luar individu. Aspekaspek dalam diri individu yang
masyarakat
15
3. Dorongan Seksual
secara seksual yang diperoleh dengan perilaku seksual. Hal yang wajar
Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika dorongan seksual muncul tidak
perilaku seksual.
Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan
4. Perilaku Seksual
16
Perilaku seksual tersebut sangat luas sifatnya, mulai dari berdandan,
cium kering, cium basah, petting, intercourse dan lain-lain.( Sarlito :2013)
seksual.
sekolahnya
17
keputusan secara tepat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya dapat
1. Dampak psikologis
diantaranya
berdosa.
4. Dampak Fisiologis
ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak
18
BAB IV
PEMBAHASAN
seksual yang terjadi. Namun selain faktor biologis, banyak hal, baik internal
seks sebelum menikah di bawah usia 20 tahun. Faktor internal dan faktor
eksternal misalnya:
10. Kurangnya peran orang tua, baik dalam pemberian informasi mengenai
dan anak.
19
11. Tekanan dari teman sebaya atau dari pacar
12. Pengaruh media seperti tayangan televisi, film porno, stensil, dan
13. Tidak adanya ruang bagi remaja untuk mendapatkan akses informasi yang
sehat :
3. Tabu/ Larangan
5. Pergaulan Bebas
B. SOLUSI PERMASALAHAN
berawal dari lingkungan dimana ia tinggal. Lingkungan yang paling dekat dan
setelah melewati masa kanak kanak. Anak anak umur 5 sampai 16 tahun
20
dengan teman sebaya dalam situasi bermain disekolah (David Matsumoto :
2008).
utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang
waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga,
berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman seusia, dan orang
pasif di dalam setting ini, tetapi anak adalah orang yang berinteraksi
setting tersebut.
sekolah, dan antara keluarga dan teman sebaya. Misalnya, salah satu
Dalam sebuah studi terhadap seribu anak kelas delapan (atau setingkat
21
sekolah dan dewan pengawas taman di dalam suatu komunitas. Mereka
4). Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas
media baru, generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan
generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dan tak
22
terpusat, yang tidak lagi jelas batas antara kota, pedesaan atau subkota.(
John W. Santrock,2004)
Berdasarkan teori tersebut, terlihat bahwa lingkup yang paling kecil yang
keluarga, dalam hal ini orangtua merupakan pendidik yang pertama dan
utama bagi anak yang menentukan sejak bayi sampai kelak masa
23
1. Bagi orang tua hendaknya meningkatkan kewaspadaan dan
seefektif mungkin.
ditingkatkan.
baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah Urotul, 2006. Dinamika Psikologis Remaja yang Mengalami Kehamilan Tidak
Dikehendaki (KTD). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Depkes RI. 2006. Lebih 1,2 Juta Remaja Indonesia Sudah Lakukan Seks Pranikah.
http://karodalnet.blogspot.com/2008/08/lebih-12-juta-remajaindonesia-
sudah.html. Diakses 7 Januari 2009.
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup: Jakarta:
penerbit Erlangga.
25
26