Anda di halaman 1dari 18

PERBEDAAN RERATA CARDIOTHORACIC RATIO (CTR) FOTO

THORAX STANDAR PADA PASIEN HIPERTENSI USIA


DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN DI
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
HALAMAN JUDUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyeleseikan Program Studi Strata 1


pada Jurusan pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh :

MUHTRI MAHMUDI SUDARSONO


J 500 140 022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
PERBEDAAN RERATA CARDIOTHORACIC RATIO (CTR) FOTO
THORAX STANDAR PADA PASIEN HIPERTENSI USIA
DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN DI
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ABSTRAK
Hipertensi merupakan kondisi yang umum dijumpai dan sering menyebabkan
komplikasi. Cardiothoracic Ratio (CTR) adalah perbandingan antara ukuran
transversal jantung dengan lebarnya dada. Secara radiologi, cara mudah untuk
menentukan apakah cor membesar atau tidak adalah dengan Cardiothoracic ratio
(CTR). Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek
penelitian adalah pasien hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan di bawah 60 tahun
di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara non-
probability sampling dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari data
rekam medis pasien periode September 2016 sampai November 2016. Analisis
penelitian ini menggunakan uji T tidak berpasangan untuk rerata dua populasi yang
berbeda. Nilai rerata CTR pada kelompok 1 (usia 30-59 tahun) adalah 54,5% dengan
standar deviasi 0,061 sedangkan nilai rerata CTR pada kelompok 2 (usia ≥ 60 tahun)
adalah 61,2% dengan standar deviasi 0,056. Setelah dilakukan uji statistik rerata dua
kelompok yang berbeda didapatkan P = 0,000 ( α = 0,05). Terdapat perbedaan rerata
yang signifikan pada CTR antara pasien hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan di
bawah 60 tahun di RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Kata Kunci: Hipertensi, Usia, Left Ventrikel Hypertophy, Cardiothoracic Ratio

ABSTRACT
Hypertension is a common condition in primary health care and often causes
complications. Cardiothoracic Ratio (CTR) is the ratio between the transverse size of
the heart and the width of the chest. Radiologically, an easy way to determine whether
the heart is enlarged or not is with the Cardiothoracic ratio (CTR). Observational
analytic research used cross sectional design. Subjects of this research are hipertension
patients above 60 years old and below 60 years old at RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
The sampling technique was conducted by non-probablity sampling using purposive
sampling technique. Data were obtained from patients medical record start from
September 2016 to November 2016. Analysis of this research used unpaired T test for
the mean of two different populations. The mean value of CTR in group 1 (age 30-59
years old) was 54.5% and the standar deviation was 0.061 while the mean value of
CTR in group 2 (age ≥ 60 years old) was 61.2% and the standar deviation was 0.056.
In statistic test, the average of two different group had P = 0,000 ( α = 0,05). There was
a significant difference of mean hipertension patient CTR between hipertention
patients above 60 years old and above 60 years old at RSUD Dr. Moewardi.
Keyword: Hypertension, Age, Left Ventrikel Hypertophy, Cardiothoracic Ratio

1
1. PENDAHULUAN
Menurut data WHO, di seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau
26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% ditahun 2025. Sebagian dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta
berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia (Anggara & Prayitno, 2013). Hipertensi merupakan kondisi
yang umum dijumpai pada pusat kesehatan layanan primer dan sering menyebabkan
komplikasi seperti infark miokardium, stroke, gagal ginjal, kematian apabila tidak
terdeteksi sejak dini dan diobati dengan tepat (James, et al., 2014).
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah yang cukup komplek
bagi Indonesia. Bahkan, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer. Hal ini merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8% sesuai dengan data Riskesdas 2013.
Disamping itu, pengontrolan pada pasien hipertensi masih belum adekuat dalam
pengawasan dan tatalaksana meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif yang mana dapat dialami
setiap orang seiring bertambahnya usia (Seke, et al., 2016). Berdasarkan data yang
diperoleh umur diatas 60 tahun atau yang biasa disebut lansia prevalensinya
mencapai 65,4% (Setiati, et al., 2014).
Hipertensi sistolik terisolasi (HST) adalah hipertensi dengan tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg dan tekanan diastolik masih dalam batas nomal. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah dengan
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau
bahkan menurun drastis (Depkes RI, 2015). Laporan dari ACCF/AHA Expert
Consensus Document on Hypertension in the Elderly mengungkap bahwa jumlah
pasien hipertensi dengan hipertensi sistolik terisolasi yang berusia 60-69 tahun
sebanyak 65% dan yang berusia di atas 70 tahun lebih dari 90% (Arifin, et al., 2012).

2
Hipertensi sistolik terisolasi adalah suatu faktor risiko kardiovaskuler penting pada
lansia, dua faktor yang bisa meramalkan terjadinya hipertensi sistolik adalah
kekakuan arteri dan pantulan gelombang carotid secara dini. Hipertensi sistolik
terisolasi jelas berhubungan dengan kejadian stroke, penyakit jantung koroner,
gagal jantung, perubahan ukuran jantung, gagal ginjal dan pengecilan ukuran ginjal
(Lewa, et al., 2010). Pada usia di atas 60 tahun atau yang disebut lansia juga akan
ditemukan perubahan-perubahan diantaranya adalah perubahan fisik. Perubahan
fisik pada lansia salah satunya adalah sistem kardiovaskuler, dimana terjadi
penurunan elastisitas dinding aorta, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifias pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi (Maryam, 2008). Perubahan-perubahan fisiologis tersebut
menyebabkan diameter tranversal jantung meningkat. Hal ini dapat meningkatkan
angka cardiothoracic ratio (CTR) pada mereka yang telah memasuki usia di atas 60
tahun dibandingkan mereka yang berusia di bawah 60 tahun (Mensah, et al., 2015).
Hubungan kenaikan tekanan darah, usia, dan risiko pembesaran jantung
terjadi secara terus menerus, konsisten, dan independen dari faktor-faktor risiko
yang lain. Pada jangka waku yang lama apabila kondisi tekanan darah dibiarkan
dalam keadaan tidak normal maka akan terjadi kerusakan organ lain seperti jantung,
pembuluh darah, otak, mata, fungsi ginjal (Setiati, et al., 2014). Kerusakan target
organ seperti hipertrofi ventrikel kiri (left ventrikular hypertrophy = LVH),
mikroalbuminuria, dan penebalan media intima arteri karotis dapat dideteksi secara
dini pada penderita hipertensi sebelum terjadinya kejadian klinis yang nyata.
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) merupakan faktor yang dapat menyebabkan
kardiomegali dengan prevalensi kejadian yang tinggi ditemukan pada penderita
hipertensi. Prevalensi LVH tidak hanya meningkat pada penderita hipertensi yang
tidak mendapat terapi, namun juga pada penderita hipertensi dengan kontrol tekanan
darah yang adekuat, dengan demikian pembesaran jantung juga dapat dipengaruhi
oleh usia (Nur, et al., 2015).

3
Secara klinis pemeriksaan foto thorax merupakan prosedur yang penting
dalam diagnosis penyakit kardiovaskuler, walaupun terdapat teknik pencitraan yang
lebih baru dan lebih canggih. Prosedur pemeriksaan foto thorax termasuk sederhana,
mudah dilakukan, juga merupakan teknik pencitraan yang termurah (Sumarna &
Djalil, 1994). Cardiothoracic ratio adalah perbandingan antara diameter tranversal
jantung dengan diameter tranversal thorax. Metode ini berguna sebagai screening
untuk mendeteksi apakah terdapat kardiomegali. Cardiothoracic ratio biasanya
dinilai berdasarkan dari foto thoraks yang mana diambil secara postero-anterior
(PA). Cardiothoracic ratio dipengaruhi beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin,
fase saat inspirasi, postur tubuh, bentuk fisik dada, budaya dan ras (Gameraddin, et
al., 2014).
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian yang telah lalu dimana
didapatkan hasil besarnya CTR pada pasien hipertensi usia di atas 60 tahun dimana
usia tersebut masuk dalam kriteria lanjut usia diperoleh hasil rata-rata mencapai 0,53
sedangkan pada pasien yang berusia di bawah 60 tahun yaitu sebesar 0,48
(Wulandari, 2009). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa dalam studi populasi,
rata-rata pasien yang berusia kurang dari 60 tahun mempunyai nilai CTR dibawah
50% atau 0,5 sedangkan pasien dengan usia di atas 60 tahun mempunyai CTR rata-
rata di atas 0,5 (Mensah, et al., 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata
yang signifikan pada CTR antara pasien hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan
di bawah 60 tahun di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

4
2. METODE
Penelitian ini dengan menggunakan desain penelitian observasi analitik,
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan 60 sampel, terdiri
dari 30 pasien pada kelompok hipertensi usia 30-59 tahun dan 30 pasien pada
kelompok hipertensi usia ≥ 60 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Data diperoleh dari data rekam medis pasien periode
September 2016 sampai November 2016. Analisis penelitian ini menggunakan uji
T tidak berpasangan untuk rerata dua populasi yang berbeda.. Penelitian ini
dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada bulan November sampai Januari 2018.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Subjek dari penelitian ini adalah pasien yang terdaftar dari bulan
September hingga Desember 2017 dengan riwayat hipertensi dengan usia 30 –
59 tahun yang merupakan kelompok 1 dan usia di atas 60 tahun sebagai
kelompok 2 selanjutnya dilakukan pengukuran CTR pada foto thorax standar
proyeksi posteroanterior kemudian membandingkan antara diameter tranversal
jantung dengan diameter tranversal thorax, dimana setiap kelompok berjumlah
30 pasien.
. Berikut tabel hasil penelitian:
1) Karakteristik Subyek Penelitian
Tabel 1. Distribusi pada pasien hipertensi yang dilakukan
pengukuran CTR berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin Jumlah (%) Rerata CTR P
Laki-laki 34 (56,7) 57,2% 0,38
Perempuan 26 (43,3) 58,7%
Jumlah 60 (100)

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 60 pasien hipertensi, 34 atau 56,7%


diantaranya adalah laki-laki yang memiliki nilai rerata CTR sebesar 57,2%

5
sedangkan 26 atau 43,3% sisanya adalah perempuan yang memiliki rerata
CTR sebesar 58,7%.
Tabel 2. Distribusi pada pasien hipertensi yang dilakukan
pengukuran CTR berdasarkan kelompok usia.
Kelompok Jumlah Rerata Std. Std. Error
Usia (%) CTR Deviation Mean
30-59 tahun 30 (50) 54,5 % 0,061 0,011
≥ 60 tahun 30 (50) 61,2 % 0,056 0,010
Jumlah 60 (100)

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rerata CTR pada kelompok 1 (usia


30-59 tahun) adalah 54,5% dengan standar deviasi 0,061 sedangkan nilai
rerata CTR pada kelompok 2 (usia ≥ 60 tahun) adalah 61,2% dengan standar
deviasi 0,056.
2) Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk
karena jumlah masing-masing kelompok adalah kurang dari 50 orang.
Hasil uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dapar dilihat
pada tabel 4
Tabel 3. Hasil normalitas data dengan menggunakan Shapiro-
Wilk.
Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig.
usia

Cardio
30-59 tahun 0,933 30 0,060
thoracic
ratio ≥60 tahun 0,941 30 0,096

Tabel 3. Menunjukkan bahwa berdasar tes normalitas pada


kelompok 1 mempunyai nilai p = 0,06 (α = 0,05) yang bermakna bahwa
data dalam kelompok 1 berdistribusi normal. Kelompok 2 menunjukkan

6
nilai p = 0,096 (α = 0,05) yang bermakna bahwa data dalam kelompok
2 berdistribusi normal.
b. Uji Kesamaan Variansi & Uji Rata-Rata 2 Populasi Independent
Tabel 4. Hasil uji kesamaan variansi
F Sig.
Uji kesamaan 0,06 0,807
variansi

Tabel 4 menunjukkan sig. = 0,807 (α = 0,05) yang bermakna


bahwa kedua populasi memiliki variansi sama. Karena variansinya
sama, maka dilanjutkan dengan uji T nilai rerata dua populasi yang
berbeda.
Tabel 5. Uji rata-rata 2 populasi independent
Std. Error
Uji Mean Diffe
T df P
Analisis Difference
Data rence

Uji T -4,462 58 0,00 -0,0673 0.015

Tabel 5 menunjukan bahwa P = 0,00 ( P < 0,05 ).


𝐻0 : tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan pada CTR antara
pasien hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan di bawah 60 tahun
di RSUD dr. Moewardi Surakarta.
𝐻1 : terdapat perbedaan rerata yang signifikan pada CTR antara pasien
hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan di bawah 60 tahun di RSUD
dr. Moewardi Surakarta.
Dari perhitungan di atas diperoleh hasil bahwa nilai P = 0,00
maka 𝐻0 ditolak. Jadi, terdapat perbedaan rerata yang nyata pada CTR
antara pasien hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan di bawah 60
tahun di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

7
3.2 Pembahasan
Cardiothoracic ratio adalah cara yang mudah dan berguna dalam
menyajikan sebuah indeks dari ukuran jantung untuk melakukan screening
pada penyakit kardiovaskuler. Cardiothoracic ratio meningkat seiring dengan
bertambahnya usia (Mensah, et al., 2015). Peningkatan CTR juga dipengaruhi
oleh left ventrikel hypertrophy (LVH) yang disebabkan oleh peningkatan
resistensi pembuluh darah atau hilangnya elastisitas pada pembuluh darah.
Ketika usia semakin meningkat terutama pada usia lanjut terjadi penurunan
elastisitas pembuluh darah yang memicu LVH. Left ventrikel hypertrophy
(LVH) juga merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pederita
hipertensi (Kahan & Bergfeldt, 2005).
Miokardium memiliki tiga kompartemen morfologis: (1) kompartemen
otot yang terdiri dari miosit, tipe sel dominan dari jantung normal terdiri dari
30% dari sel miokard dan 70% volume jaringan jantung; (2) kompartemen
interstisial yang dibentuk oleh fibroblas dan kolagen; dan (3) kompartemen
vaskular dengan otot polos dan sel endotelial. Peningkatan tegangan dinding
ventrikel kiri yang disebabkan oleh hipertensi esensial akan merangsang
hipertrofi myocyte, pembentukan kolagen dan fibroblas, dengan demikian akan
terjadi remodeling miokardium dengan peningkatan jaringan fibrosa yang tidak
proporsional. Perubahan ini selanjutnya akan mengurangi pengisian dari
ventrikel kiri yang menyebabkan disfungsi diastolik. Perubahan struktural dari
arteri koroner dan peningkatan fibrosis miokard interstisial dan massa miokard
berkontribusi untuk mengurangi cadangan aliran ke pembuluh darah (Kahan &
Bergfeldt, 2005). Perubahan sifat mekanik seperti penurunan pengisian arteri
bertanggung jawab atas peningkatan tekanan darah sistolik bersamaan dengan
penurunan tekanan darah diastolik yang mana kondisi ini disebut hipertensi
sistolik terisolasi yang menurut penelitian lain sering terjadi pada lanjut usia
(Lewa, et al., 2010 & Kocemba, et al., 1998).

8
Dari total 60 pasien hipertensi baik pada usia 30-59 dan ≥ 60 tahun
didapatkan bahwa nilai CTR semua pasien lebih dari 50% hal ini menunjukan
bahwa pada pasien hipertensi cenderung terjadi pembesaran jantung yang
dikarenakan hipertensi dapat memicu hipertrofi ventrikel kiri yang mana dapat
meningkatkan angka CTR hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kahan & Bergfeldt (Kahan & Bergfeldt, 2005). Berdasarkan jenis kelamin dari
hasil penelitian diketahui bahwa nilai rerata CTR pasien dengan hipertensi pada
wanita sebesar 58,7% sedangkan pada pasien dengan riwayat hipertensi pada
laki-laki sebesar 57,2%. Hasil ini menunjukkan bahwa perempuan dengan
riwayat hipertensi memiliki nilai rerata CTR lebih besar dibanding laki-laki
dengan riwayat hipertensi sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mensah namun nilai P menunjukan > 0,05 maka perbedaan ini kurang
bermakna menurut uji statistik. Nilai rerata CTR yang lebih besar pada
perempuan ini berhubungan dengan terjadinya pembesaran pada diameter
tranversal jantung akibat hipertrofi ventrikel kiri yang dipicu oleh hipertensi
dan menurunnya diameter tranversal thorax pada wanita yang lebih besar
dibanding pada laki-laki (Mensah, et al., 2015).
Distribusi data pada pasien hipertensi yang dilakukan pengukuran CTR
berdasarkan kelompok usia di dapatkan hasil pada kelompok 1 (usia 30-59
tahun) adalah 54,5% dengan standar deviasi 0,061 sedangkan nilai rerata CTR
pada kelompok 2 (usia ≥ 60 tahun) adalah 61,2% dengan standar deviasi 0,056.
Berdasarkan deskriptif tersebut menunjukkan bahwa pasien hipertensi dengan
usia di atas 60 tahun mempunyai nilai CTR yang lebih besar dibandingan
dengan pasien hipertensi dengan usia 30-59 tahun. Hal ini dikarenakan pada
usia lanjut setiap orang cenderung mengalami berkurangnya elastisitas pada
pembuluh darah besar kemudian memicu hipertensi dan berakibat pada
meningkatnya hipertrofi ventrikel yang meningkatkan ukuran tranversal
jantung serta lamanya pasien menderita hipertensi juga mempengaruhi seberapa
besar hipertropi pada jantung yang mempengaruhi CTR (Kahan & Bergfeldt,

9
2005). Penelitian lain yang dilakukan oleh Lewa juga menyebutkan bahwa
kasus hipertensi sistolik terisolasi sering ditemukan pada pasien dengan usia
lanjut atau di atas 60 tahun (Lewa, et al., 2010).
Distribusi pada pasien hipertensi yang dilakukan pengukuran CTR
berdasarkan yang mengalami hipertensi sistolik terisolasi menunjukkan bahwa
kelompok usia 30-39 tahun, dari 30 pasien hipertensi yang menderita hipertensi
sistolik terisolasi adalah 12 orang dengan nilai rerata CTR 57,3% sedangkan
yang tidak menderita hipertensi sistolik terisolasi adalah sebanyak 18 orang
dengan nilai rerata CTR 52,6%. Kelompok ≥ 60 tahun, dari 30 pasien hipertensi
yang menderita hipertensi sistolik terisolasi berjumlah 18 orang dengan nilai
rerata CTR 61% sedangkan yang tidak menderita hipertensi sistolik terisolasi
adalah sebanyak 12 orang dengan nilai rerata CTR 62,6%. Berdasarkan data
tersebut pasien yang dikategorikan hipertensi sistolik terisolasi mempunyai
rerata CTR lebih besar. Hipertensi sistolik terisolasi disebabkan perubahan
mekanik pada pengisian arteri besar yang bertanggung jawab atas peningkatan
tekanan sistolik bersamaan dengan penurunan tekanan diastolik. Tingkat
tekanan darah sistolik berhubungan dengan kecepatan aliran darah di arteri
besar yang pada tahap awal siklus jantung bergantung pada kontraksi jantung
dan kecepatan gelombang nadi dan pada fase selanjutnya bergantung pada
jumlah gelombang yang dipantulkan. Kecepatan gelombang berbanding
terbalik dengan distensibilitas pada arteri besar yang bertanggung jawab untuk
arus keluar lebih cepat darah diastol dan mengakibatkan penurunan tekanan
darah diastolik. Penuaan terkait dengan terganggunya pengisian arteri secara
fungsional dan perubahan struktural pada arteri besar yang utamanya
menyebabkan ketebalan dan kekakuan dinding arteri yang kemudian berakibat
pada meningkatnya angka CTR (Kocemba, et al., 1998).
Keterbatasan dan kelemahan pada penelitian ini adalah tidak bisa
diketahui hubungan sebab akibat secara jelas dikarenakan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Beberapa variable luar

10
yang tidak terkendali seperti riwayat keluarga, merokok, keteraturan dalam
mengonsumsi obat anti hipertensi yang tidak diketahui juga menjadi kelemahan
pada penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan data yang tercantum
dalam rekam medis pasien.
.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan nilai rerata
CTR yang signifikan antara pasien hipertensi dengan usia di atas 60 tahun dan di
bawah 60 tahun di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Saran dari peneliti sebaiknya
pasien yang mempunyai riwayat hipertensi rutin melakukan perawatan sejak dini
untuk mencegah terjadinya hipertrofi ventrikel karena hipertrofi ventrikel dapat
meningkatkan mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskuler. Penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan pendekatan penelitian cohort agar lebih
menguatkan hubungan sebab akibat dari hipertensi, usia, dan pembesaran ventrikel
dan bagi klinisi sebaiknya memberikan edukasi sejak dini tentang komplikasi yang
dapat terjadi pada pasien hipertensi apabila tidak melalukan terapi secara teratur.

PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Prof. DR.
Dr. EM Sutrisna, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Kepada Dr. Iin Novita Nurhidayati Mahmuda, M.Sc,
Sp.PD, Dr. Sri Wahyu Basuki, M.Kes, Dr. Budi Hernawan, M.Sc. yang telah
membimbing, memberikan saran dan kritik dalam penelitian ini. Segenap dosen dan
staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta segenap pihak
yang terkait di tempat penelitian RSUD Dr. Moewardi yang telah memberi izin dan
membantu penulis dalam menyeleseikan skripsi, seluruh keluarga penulis yang terus
mendoakan serta teman-teman mahasiswa progdi Pendidikan Dokter angkatan 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang selalu memberikan
dukungan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, F. H. D. & Prayitno, N., 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,Cikarang Barat Tahun 2012.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1):20-5.

Arifin, R., Harmayetty & Sriyono, 2012. Perbedaan Communication Back Massage
dan Back Massage dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Klien dengan
Lansia dengan Hipertensi. Critical, Medical & Surgical Nursing Journal,
1(1):1-8.
Asadi, 2010. Hipertensi. Merawat Dan Menyembuhkan Penyakit Tekanan Darah
Tinggi. Bantul: Kreasi Wacana.
Bawazier, L., 2008. Hipertens. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam.. Ed. 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Depkes RI, 2015. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). [Online] Available at:
http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/Tekanan_Darah_Tinggi.p
df
[Diakses 26 Oktober 2017].
Dewanto, P. B., 2009. Perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi
Standar Foto Thorax dengan Proyeksi Anterio-Posterior (AP) Supine Ekspirasi
Maksimal. Jurnal Biomedika, 1(1):19-24.

Gameraddin, M.; Al-Raddadi, M.; Yousef, M.; Nashashqi, W.; Ali, A.M.; Salih, S.;
Ahmed, B., 2014. Evaluation of Cardiothoracic Ratio of Normal Subjects in Al
madinah Al Munawwara Using Chest Radiographs. Pensee Journal, 76(4):374-
85
Gray, H. H.; Dawkins, K. D.; Morgan, J. M.; Simpson, I. A., 2005. Lecture Notes:
Kardiologi. Ed. 4. Jakarta: Erlangga.
James, P. A.; Suzanne, O.; Carter, B. L., 2014. 2014 Evidence-Based Guideline for the
Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel
Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). Clinical
Review & Education.
Johnson, R. J.; Kang , D. H.; Feig, D. I.; Kivlighn, S.; Kanelis, J.; Watanabe, S.;
Tuttle, K. R.; Mazzali, M., 2003. Is There a Pathogenic Rule of Uric Acid in
Hypertension,Cardiovascular and Renal Disease?. Hypertension Journal,
41:1183-90.

12
Kahan, T. & Bergfeldt, L., 2005. Left Ventricular Hypertrophy In Hypertension: Its
Arrhythmogenic Potential. Heart Journal, 91:250–6.
Kocemba, J., Kawecka-Jaszcz, K., Gryglewska, B. & Grodzicki, T., 1998. Isolated
systolic hypertension : pathophysiology, consequences and therapeutic
benefits. Journal of Human Hypertension, 12:621–6.
Lewa, A. F.; Pramantara, I. D. P.; Rahayujat,T. B., 2010. Faktor-Faktor Risiko
Hipertensi Sistolik Terisolasi. Berita Kedokteran Masyarakat, 26(4):171- 8.
Malueka, R., 2007. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka Cendekia.
Maryam, R. S., 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Mensah, Y. B.; Mensah, K.; Asiamah, S.; Gbadamosi, H.; Idun, E. A.; Brakohiapa, W.;
Oddoye, A., 2015. Establishing The Cardiothoracic Ratio Using Chest
Radiographs In An Indigenous Ghanaian Population: A Simple Tool For
Cardiomegaly Screening. Ghana Medical Journal, 49(3):159-64.
Murti, B., 2006. Desain dan Ukuan Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nur, A.; Lintong, F.; Moningka, M., 2015. Korelasi Antara Tekanan Darah Dan Indeks
Massa Ventrikel Kiri (Left Ventricular Mass Index) Pada Penderita Hipertensi
Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1):100-
10.
Nurwidayanti, L. & Wahyuni, C. U., 2013. Analisis Pengaruh Paparan Asap Rokok Di
Rumah Pada Wanita Terhadap Kejadian Hipertensi. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 1(2):244-53.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Patel, 2008. Lecture notes radiologi. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Pudiastuti, R. D., 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwohudoyo, S. S., 1984. Pemeriksaan Kelainan-kelainan Kardiovaskuler dengan
Radiografi Polos. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Rasad, S., 2005. Radiologi Diagnostik ,. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed.
4. Jakarta: Sagung Seto.

13
Seke, P.A.; Bidjuni, H. J.; Lolong, J., 2016. Hubungan Kejadian Stres dengan Penyakit
Hipertensi pada Lansia di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah
Kecamatan Mapanget Kota Manado. e-journal Keperawatan, 4(2):1-5.
Setiati, S. ; Alwi, I.; Sudoyo, A. W.; Simadibrata, K. M.; Setyohadi, B.; Fahrizal, S.
A., 2014. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 6 ed. Jakarta: InternaPublishing.
Siswanto, B. B.; Hersunarti, N.; Erwinanto, E.; Barack, R.; Pratikto, R. S.; Lubis, A.
C., 2015. Pedoman Tatalaksana, Jakarta: Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI).
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumarna, N. & Djalil, T., 1994. Radiologi. Dalam: Sastroasmoro, S.; Madiyono, B.;
editor. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Bina Aksara.
Syahrini, E. N., Susanto, H. S. & Udiyono, A., 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi
Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(2):315-25.
Tania, I., 2011. WHO Manual Pembuatan Foto Diagnostik (Teknik dan Proyeksi
Radiografi). Jakarta: EGC.
Wallace, M., 2007. Essentials of Gerontological Nursing. New York: Springer
Publishing Company.
Wulandari, I., 2009. Perbedaan Cardiothoracic Ratio pada Thorax Standar Usia Di
Bawah 60 Tahun dan Di Atas 60 tahun pada penyakit hipertensi di RS. PKU
Muhammadiyah Surakarta. [Skripsi] (Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Yogiantoro, M., 2006. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.
6. Jakarta: InternaPublishing.

14

Anda mungkin juga menyukai