KUU PE
P EG
G AANNGGA AN N G G UU
U R R U
Madya Tahun 2
Buku 4
Aku berdoa,
supaya kamu bersama-sama dengan
segala orang kudus dapat memahami,
betapa lebarnya dan panjangnya dan
tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
dan dapat mengenal kasih itu,
sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.
Aku berdoa,
supaya kamu dipenuhi
di dalam seluruh kepenuhan Allah.
(Ef. 3:16-19)
Buku Pegangan Guru
Madya
Tahun 2 Buku 4
(April/Mei/Juni)
DAFTAR ISI
Pelajaran
Pelajaran 1 Apakah Gereja Itu? 1
Pelajaran 2 Hamba Tuhan Dan Aku 11
Pelajaran 3 Aku Dapat Membantu Gerejaku 21
Pelajaran 4 Gereja Membantuku 31
Pelajaran 5 Gerejaku Membantu Jemaat Lainnya 39
Pelajaran 6 Doa 47
Pelajaran 7 Bersyukurlah Senantiasa 55
Pelajaran 8 Menanyakan Kehendak Tuhan 63
Pelajaran 9 Apakah Pertobatan Yang Sejati Itu? 73
Pelajaran 10 Mengatakan "Tidak" Terhadap Pencobaan 81
Pelajaran 11 Alkitab (Bagian 1) 89
Pelajaran 12 Alkitab (Bagian 2) 99
Pelajaran 13 Ulasan Akhir 107
Kami menyarankan agar Anda membaca Kitab Bacaan terlebih dahulu setidaknya
dua kali, agar dapat menguasai keseluruhan cerita. Bagian ini memiliki informasi
yang jelas, sehingga Anda dapat mengembangkan cerita. Mungkin Andapun dapat
meminta murid-murid untuk mencari jawaban (nama seseorang, tempat, jumlah,
dan lain sebagainya) dari Kitab Bacaan atau ayat-ayat tertentu dengan suara yang
keras. Murid-muridpun diharapkan dapat membaca Kitab Bacaan dalam pelajaran
ini di rumah. (Lihatlah bagian Tugas Membaca Alkitab pada halaman xvi dan
Lembar Kerja bagian tersebut yang boleh dibawa pulang dari Buku Aktivitas Murid
pada halaman B)
Inti Pelajaran
Inti Pelajaran
Tujuan: Menyampaikan topik utama dari bagian Kitab Bacaan.
Inti Pelajaran merupakan konsep dasar atau pesan utama yang terdapat dalam
setiap cerita yang disampaikan. Bagian ini haruslah ditekankan dalam seluruh
pelajaran dan diulang sewaktu menyimpulkan pelajaran.
Tujuan Pelajaran
Tujuan: Menerapkan suatu pengajaran dalam Alkitab ke dalam tindakan yang
nyata dalam hidup.
Anda dapat menuliskan apa yang menjadi Inti Pelajaran dan Tujuan Pelajaran di
papan tulis, agar murid-murid dapat menyadari apa sesungguhnya yang telah
diajarkan kepada mereka pada hari itu. Kadang, bagian Inti Pelajaran dirasakan
“abstrak” bagi murid-murid kelas Madya. Oleh karena itulah, bagian ini dapat
dijadikan pelengkap, agar Anda dapat memberikan teladan yang nyata yang
nantinya dapat diikuti oleh murid-murid.
Setiap orang murid harus membawa pulang daftar Ayat Hafalan mereka masing-
masing. (Lihat halaman xv dalam buku ini dan Lembar Kerja yang boleh dibawa
pulang pada halaman A dalam Buku Aktivitas Murid) Setelah bagian Cerita Alkitab,
jelaskan maksud dari ayat Alkitab tersebut dan gambarkan bagaimana kaitannya
dengan kisah Alkitab atau kehidupan kita sehari-hari. Contoh yang unik dan menarik
dapat membantu murid-murid Anda mengingat ayat hafalan mereka pada hari itu.
Latar Belakang
Alkitab
Tujuan: Memberikan informasi mengenai latar belakang Alkitab yang dapat
meningkatkan pemahaman murid-murid terhadap topik yang dipelajari.
Pada bagian awal setiap pelajaran, bagian Latar Belakang Alkitab memberikan
informasi tambahan mengenai topik yang akan dipelajari pada hari itu.
Sesungguhnya, murid-muridpun dapat memperolehnya dari kamus/ensiklopedi
Alkitab Anak/buku referensi lainnya. Bila ada, kiranya Anda dapat memperlihatkan
gambar atau hal baru yang sedang diperkenalkan dalam pelajaran yang
bersangkutan kepada murid-murid, agar mereka beroleh pemahaman yang lebih
jelas.
Mengenai
Murid Anda
Tujuan: Melengkapi Anda dengan informasi seputar perkembangan keadaan dan
apa yang dibutuhkan oleh murid-murid.
Bagian ini merupakan pengantar singkat tentang psikologi anak atau permasalahan
yang berkaitan dengan proses perkembangannya yang dapat membantu Anda
memahami latar belakang murid-murid Anda. Selain itu juga berfungsi sebagai
panduan umum bagi Anda untuk dapat mempersiapkan pelajaran dengan lebih baik.
Waspadalah terhadap permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan
pandangan.
Cerita Alkitab
Tujuan: Agar murid-murid dapat memahami Allah dan umat-Nya dari Alkitab.
Bagian ini memberikan kerangka dasar dari apa yang harus Anda ceritakan. Selain
itu, Anda pun dapat menggunakan beberapa referensi lainnya untuk
mengembangkan cerita yang ada. Karena sebagian besar dari murid-murid Anda
mungkin telah sering mendengar cerita-cerita tersebut, sehingga Anda perlu
menggunakan metode alternatif untuk menarik minat mereka. Oleh karena itu, Anda
dapat menggunakan alat-alat peraga untuk memberikan kesan hidup pada gaya
penceritaan dengan menyatakan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan variasi suara.
Dalam beberapa kali pelajaran, Anda boleh memilih murid-murid yang
memperagakan cerita Alkitab yang diajarkan pada hari itu.
Pertanyaan Diskusi
Tujuan: Memberikan pemikiran yang lebih mendalam dan
meningkatkan pemahaman dari beberapa pengajaran dalam Alkitab.
Mengulang
Tujuan: Menilai seberapa banyak yang diingat murid-murid Anda dari bagian
Cerita Alkitab.
Pastikan mengetahui pertanyaan yang terdapat dalam bagian ini, sebelum Anda
bercerita, sehingga nantinya dapat menyertakan jawabannya sewaktu bercerita.
Tuliskan semua nama yang sulit dieja di papan tulis. Bila perlu, ulangilah beberapa
kali ejaan dari nama-nama itu sebelum memasuki bagian ini.
Aplikasi Kehidupan
Tujuan: Menyatakan pengajaran Alkitab dalam kehidupan murid-murid pada
masa sekarang ini.
Dalam pelajaran 2, 3, 10, 11, dan 12, terdapat bagian Aplikasi Kehidupan sebagai
ganti dari bagian Temuan Alkitab. Setiap orang murid harus membaca cerita tanpa
melakukan kerja sama atau membacanya di hadapan murid lainnya, serta
menjawab pertanyaan yang ada pada bagian akhirnya.
Keluarga Chang
Anak-anak keluarga Chang adalah generasi ketiga dari jemaat Gereja Yesus
Sejati. Bapak dan ibu Chang adalah orangtua Courtney, yang berusia tujuh tahun,
Stephanie, yang berusia sembilan tahun, dan Lewis, yang berusia dua belas tahun.
Ayah dari bapak Chang adalah salah seorang perintis gereja pada tahun 1920.
Sebagian besar dari kerabat mereka adalah anggota jemaat. Baik bapak maupun
ibu Chang, keduanya aktif dalam pekerjaan kudus. Oleh karena itu, kehidupan
keluarga Chang sering kali berkaitan di sekitar aktivitas gereja.
Keluarga Karington
Keluarga Karington terdiri dari bapak dan ibu Karington beserta dengan
ketiga orang anak mereka, yaitu: Judy yang berusia sembilan tahun, David yang
berusia lima tahun, dan Leonard yang berusia tiga tahun. Keluarga ini sebelumnya
berasal dari aliran gereja lain. Lima tahun kemudian, bapak Karington
memberitahukan teman-teman di tempat kerjanya bahwa anak perempuannya,
Judy, telah mengidap suatu penyakit yang langka dan mematikan. Kemudian,
James Lee
James sedang menjalani kuliahnya di suatu tempat yang mengharuskannya
berjauhan diri dengan keluarganya. Sekalipun demikian, James tidak merasa
kesepian, karena ia menganggap gereja sebagai tempat tinggal keduanya. Oleh
karena itu, James berusaha melayani Tuhan dengan aktif, sehingga timbullah
kerinduan yang besar dari dirinya untuk menjadi seorang guru sekolah minggu.
Setelah ia mengajar anak-anak di kelas Pratama pada tahun pertama kuliahnya,
maka pada tahun selanjutnya, iapun mengajar anak-anak di kelas Madya. Ia
sungguh antusias dan ingin mempersembahkan yang terbaik untuk melayani
Tuhan.
Keluarga Lin
Bapak dan ibu Lin baru saja berimigrasi bersama dengan anak-anak mereka,
yaitu: Shu-Fang yang berusia sepuluh tahun dan Hua-Jeng yang berusia enam
tahun. Sebelumnya, keluarga ini berpegang pada kepercayaan Budha, tetapi
sekarang, keluarga ini telah menerima Kebenaran Allah dalam hati mereka. Dan di
tempat yang baru itu, mereka harus menghadapi banyak tantangan, karena hal
bahasa dan budaya. Sekalipun demikian, Shu-Fang belajar untuk mengenal negara
yang baru ditempatinya itu dan berusaha untuk menyesuaikan diri, agar dapat
diterima di sekolahnya yang baru.
Keluarga Martinez
Bapak dan ibu Martinez memiliki empat orang anak, yaitu: Mike berusia
empat belas tahun, Sylvia berusia tiga belas tahun, Gustavo berusia sepuluh tahun,
dan Carmen berusia tujuh tahun. Ibu Martinez pertama kali mendengar perihal
Gereja Yesus Sejati dari ibu Chang. Mereka bertemu pada suatu siang ketika
sedang menunggu anak-anak mereka di sekolah. Ibu Chang mengundang ibu
Martinez untuk menghadiri kebaktian rumah tangga malam itu. Pada kali kedua,
saat ibu Martinez beribadah di gereja, ia menerima Roh Kudus, sehingga percaya
dan dibaptis tiga bulan kemudian. Setelah berdoa dengan sungguh-sungguh
selama dua tahun, maka akhirnya, ibu Martinez memperoleh persetujuan dari suami
Setiap pelajaran memiliki dua macam aktivitas yang akan dikerjakan oleh murid-
murid. Aktivitas 1 ditulis pula dalam Buku Aktivitas Murid, dan dimaksudkan
sebagai tugas individu, sementara Aktivitas 2 dirancang sebagai tugas kelompok,
di mana beberapa di antaranya mungkin memerlukan persiapan sebelumnya.
Apabila waktu yang tersedia hanya untuk mengerjakan satu macam aktivitas, maka
Anda boleh menugaskan murid-murid untuk mengerjakan Aktivitas 1 sebagai
pekerjaan rumah mereka dan Aktivitas 2 dapat dikerjakan mereka di kelas. Kami
menyarankan agar murid-murid dapat selalu melakukan Aktivitas 2 bagi setiap
pelajaran di kelas. Mengapa demikitan? Karena aktivitas kelompok ini memberikan
banyak kesempatan yang baik untuk membangun keterampilan sosial yang penting
dan rasa kebersamaan di antara anggota kelas Anda. Ketika Aktivitas 1 dikerjakan
di kelas, pastikan murid-murid “memperlihatkan dan menjelaskan” pekerjaan
mereka atau membahas bersama sebagian dari jawaban mereka dengan murid-
murid lainnya.
Persaingan sengaja dihilangkan dari semua aktivitas kelompok yang ada untuk
membangun semangat kesatuan. Gunakan kreativitas Anda untuk memodifikasi
aktivitas yang ada sesuai dengan kebutuhan Anda sendiri. Ingatlah untuk
menghargai usaha maupun prestasi yang dihasilkan oleh murid-murid Anda, karena
sesungguhnya proses belajar dapat menjadi lebih berarti daripada hasil akhirnya.
1 Pujian Ibadah
(10-15 menit)
Prosedur Selalu awali dengan doa dalam nama Tuhan Yesus yang dipanjatkan dalam
hati untuk mempersiapkan hati murid-murid Anda sebelum Pujian Ibadah.
Guru atau pendamping guru menuntun murid-murid dengan lagu-lagu yang
sederhana disertai dengan gerakan.
2 Cerita Alkitab
(20-25 menit)
Prosedur Doa:
Setelah menyanyikan Pujian Ibadah, kembali Anda mengajak murid-murid
untuk memanjatkan sebuah doa pendek dalam nama Tuhan Yesus dengan
bahasa akal. Anda. Inilah kesempatan yang baik bagi murid-murid Anda untuk
belajar memimpin doa dalam bahasa akal.
Ayat Hafalan:
Hafalkan Ayat Hafalan pada hari itu secara bersamaan dengan murid-murid
atau secara bergiliran agar lebih mudah dalam menghafalkannya. Anda dapat
menyertakan Ayat Hafalan dalam bagian Mengulang.
Pemanasan:
Bantulah murid-murid memasuki pelajaran dengan lebih mudah melalui bagian
peralihan ini. Pastikan adanya suatu topik yang menghubungkan dengan
bagian Aktivitas dan bagian Cerita Alkitab.
Cerita Alkitab:
Anda dapat membagikan bagian ini dalam bentuk kelompok besar ataupun
kelompok kecil bila ada beberapa orang guru dalam kelas itu. Biarkan murid-
murid terlibat pula dalam cerita dengan bertanya (pertanyaan Anda sendiri
ataupun dari bagian Pertanyaan Diskusi).
Pertanyaan Diskusi:
Anda dapat memasukkan beberapa pertanyaan yang ada pada bagian ini ke
dalam bagian Cerita Alkitab atau menyimpannya hingga selesai bercerita.
Bila tersedia waktu, Anda dapat menambahkan pertanyaan tambahan kepada
murid-murid.
Prosedur Mengulang:
Sediakan waktu bagi murid-murid untuk mengerjakan beberapa pertanyaan
yang tersedia dalam bagian Mengulang. Anda dapat meminta murid-murid
saling menukarkan lembar kerja mereka, agar murid yang satu dapat
memeriksa jawaban murid yang lainnya, atau Anda dapat memeriksa jawaban
mereka dan memberinya nilai sendiri.
Aktivitas 1:
Sekalipun aktivitas tersebut dirancang untuk diselesaikan di kelas tanpa saling
bekerja sama, tetapi murid-murid dapat melakukannya seperti pada pilihan 1
dan 3 di atas.
Aktivitas 2:
Kami mendorong Anda untuk senantiasa melaksanakan aktivitas kelompok
bagi setiap pelajaran. Bila Anda kekurangan waktu, berilah bagian Temuan
Alkitab atau Aplikasi Kehidupan atau Aktivitas 1 sebagai pekerjaan di
rumah.
Lakukan Pengaturan
“Suatu tempat untuk segalanya dan segalanya berada pada tempatnya” adalah
sebuah semboyan yang baik untuk diperhatikan. Aturlah ruangan yang sesuai
dengan gaya mengajar Anda. Simpanlah bahan-bahan kesenian di dekat tempat
kerja. Taruhlah lembaran-lembaran aktivitas di dekat Anda. Siapkan sebuah tempat
dari ruang kelas untuk berdoa. Anda pun dapat mempersiapkan sebuah tempat
drama di mana murid-murid dapat memainkan peran dan aksinya mengenai
pelajaran yang mereka dapati. Anda mungkin dapat menyediakan baju-baju bekas,
handuk-handuk bekas, kain-kain bekas, atau bahan bekas lainnya untuk dijadikan
kostum.
Lakukan Penyesuaian
Tidak semua rencana mengajar cocok untuk setiap keadaan kelas. Beradaptasilah!
Bila murid-murid masih belum dapat membaca, lakukan beberapa aktivitas dalam
kelompok untuk melatih otot-otot besar mereka. Jangan mengharapkan mereka
dapat mengerjakan aktivitas yang ada seorang diri dengan hasil yang baik. Bila
murid-murid adalah Aku-dapat-mengerjakan-semua-yang-harus-dikerjakan oleh
murid-murid, dan janganlah mencoba untuk mengatur kehidupan mereka.
Persiapkan berbagai macam aktivitas tambahan dengan menggunakan bahan yang
tersedia dalam Pilihan Aktivitas, atau Anda dapat membuatnya sendiri.
¿
Aktif dan penuh keinginan untuk mencari berbagai pengalaman baru dan
berbeda.
¿
Memiliki otot besar dan otot kecil yang telah berkembang dengan baik:
- Dapat menyatukan kembali model rancangan yang rumit;
- Perlu mencari dan menyelidiki agar mendapatkan solusi dari permasalahan
yang ada.
¿
Mendapatkan rasa puas dan berprestasi dengan menguasai berbagai
ketrampilan fisik.
Perkembangan Emosi
¿
Sensitif terhadap persepsi teman sebaya.
¿
Memiliki perasaan yang belum stabil ketika rasa sedih, kesal dan marah
beralih ke rasa sukacita.
¿
Dapat mengubah perilaku sebagai akibat dari emosi yang belum stabil.
¿
Dapat dengan mudah menangis.
¿
Membutuhkan motivasi untuk mandiri dengan memberikan kesempatan
dalam membuat sebuah pilihan atau sebuah keputusan.
Perkembangan Sosial
¿
Ingin menjadi bagian dari suatu kelompok:
- Menghargai aktivitas kelompok;
- Berminat untuk tetap diterima dalam kelompok.
¿
Dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
teman sebayanya.
¿
Telah banyak bergaul dan beraktivitas dengan teman lawan jenisnya.
¿
Menuntut kebebasan dari orang dewasa.
¿
Dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama dengan konsentrasi dan
antusiasme.
¿
Mulai berpikir secara abstrak.
¿
Ingin mengetahui alasan tentang benar dan salah.
¿
Dapat memperkirakan hasil akhir dari suatu keadaan.
¿
Mulai mempertanyakan berbagai konsep dan cara berpikir orang dewasa.
¿
Mulai mempunyai pikiran mengenai karir, teman hidup, dan gaya hidup di masa
yang akan datang.
¿
Memahami dan menilai berbagai simbol.
¿
Dapat memasukkan berbagai potongan informasi dari masa pelajaran
sebelumnya ke dalam prinsip yang lebih luas.
Perkembangan Rohani
¿
Mampu memberikan perasaan kasih yang mendalam kepada Allah.
¿
Mulai mempunyai sikap bertanggung jawab terhadap gereja.
¿
Dapat membaca Alkitab dengan teratur.
¿
Dapat menggunakan ketrampilan, pemikiran, dan pengalaman yang lebih
meningkat dalam mempelajari Alkitab.
¿
Mempunyai konsep akan dosa yang berarti “melakukan hal yang menyakiti
diri sendiri maupun orang lain dan yang tidak berkenan kepada Allah.”
3. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia
mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Ef. 2:10)
5. “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.” (Rm. 15:1)
6. “Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap
kepada firman-Mu. Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk
merenungkan janji-Mu.” (Mzm. 119:147-148)
10. “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan,
kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada
Tuhan dengan hati yang murni.” (2 Tim. 2:22)
12. “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita
tetap untuk selama-lamanya.” (Yes. 40:8)
3 3 Yoh. 1-14
4 Fil. 1-25
5 Luk. 13:10-17
7 Luk. 17:11-19;
Mat. 6:9,13
8 2 Kor. 12:7-10;
Mat. 6:10-11
9 Luk. 18:9-14;
Mat. 6:12
10 Luk. 22:31-34,54-62;
Kis. 4:13-33; Mat. 6:13
12 Yer. 36:1-32
Kitab Bacaan:
1
Kis. 1-2
Inti Pelajaran:
Gereja adalah suatu persekutuan
umat Allah yang sehati untuk
menyebarkan firman Allah.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid agar dapat
mensyukuri status istimewa
sebagai bagian dari tubuh Kristus
dan hadir beribadah dan
melayani Allah di gereja.
Ayat Hafalan:
“Mereka bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa.” Latar Belakang
(Kis. 2:42) Alkitab
Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menerima
kuasa untuk bersaksi setelah menerima Roh Kudus. Perhatikan perkembangannya:
1. Mereka menerima Roh Kudus.
2. Allah memberikan kuasa kepada mereka.
3. Mereka bersaksi dengan hasil yang luar biasa.
Kuasa Roh Kudus memberikan kekuatan yang melebihi biasanya; kuasa
tersebut dapat berupa semangat, keberanian, keyakinan, penglihatan, kemampuan
dan kewibawaan.
Mengapa disebut lidah api? Lidah melambangkan kehadiran Allah yang
memurnikan, yang membakar segala unsur kehidupan yang tidak Allah perkenan
dan menggerakan hati yang mendengarkan, yaitu api kehidupan orang lain menjadi
berkobar.
Khotbah Petrus adalah suatu pernyataan terbuka di hadapan banyak orang
mengenai kebangkitan Yesus yang diteguhkan oleh banyak saksi-Nya. Ini
merupakan suatu pernyataan yang berpengaruh besar karena banyak orang yang
mendengarkan kata-kata Petrus itu telah berada di Yerusalem 50 hari sebelum
perayaan Paskah dimulai dan mungkin telah melihat atau mendengar mengenai
penyaliban dan kebangkitan Yesus. Jelaslah, kebangkitan Yesus merupakan tanda
yang terutama yang membuktikan bahwa apa yang Petrus katakan adalah benar.
Tanpa kebangkitan Yesus, kita tidak mempunyai dasar untuk percaya kepada-Nya.
Pemanasan
Sebagai persiapan, tulislah kata "GEREJA" dalam huruf yang berukuran
besar di selembar kertas. Buatlah suatu lubang di kertas itu untuk mengambil huruf
"RE" di tengah kata tersebut. Pada lembar kertas yang kedua, tuliskan huruf "RE" di
tengahnya, sehingga huruf tersebut dapat terlihat melalui lubang pada lembar yang
pertama.
Tanyakan kepada murid-murid, apakah mereka pernah absen menghadiri
kebaktian di gereja sekalipun hanya sekali? (Sebagian besar murid akan
mengatakan "Ya").
Setiap kali kamu absen dalam menghadiri gereja, maka sesuatu yang
penting telah hilang. Marilah kita lihat, apakah kamu dapat menebak apa yang telah
hilang itu? Gunakan permainan kata ini.
Angkatlah lembar kertas yang pertama. Mintalah murid-murid untuk
menebak huruf apa saja yang hilang dari kata tersebut. Tempatkan lembar yang
kedua di belakang lembar pertama. Biarlah huruf "RE"-nya terlihat dari lubang itu.
Ketika kamu absen dalam menghadiri gereja, maka huruf "RE", itulah kamu,
yang telah hilang. Ada terdapat lubang dalam gereja yang tidak lengkap tanpa
dirimu.
Ketika kamu mendengar kata “GEREJA”, apakah yang pertama kali kamu
pikirkan? (Jawabannya mungkin akan beraneka ragam. Beberapa murid mungkin
akan menyebutkan bangunan gereja.)
Bangunan gereja begitu penting bagi gereja kita. Apakah yang membuat
bangunan gereja menjadi suatu tempat yang istimewa? (Jawabannya mungkin
akan beraneka ragam pula. Ingatkan murid-murid untuk memberikan perhatian
khusus kepada jawaban yang menyebutkan kumpulan orang banyak yang sedang
beribadah dan mempelajari firman Allah dalam bangunan gereja).
Pada zaman Alkitab ditulis, orang banyak belumlah beribadah dalam suatu
bangunan gereja seperti kita sekarang ini, tetapi mereka mempunyai tempat-tempat
istimewa lainnya untuk beribadah kepada Allah. Marilah kita lihat di mana mereka
beribadah.
Pertanyaan Diskusi
Apakah gereja itu?
(Kata “gereja” berasal dari kata Yunani yang berarti “umat yang dipanggil keluar”.
Bangsa Yahudi telah “dipanggil keluar” dari antara bangsa-bangsa untuk menjadi
umat Allah yang istimewa. Gereja terbentuk dari kumpulan orang yang percaya
kepada Yesus dan mengikuti-Nya dengan taat. Yang terpenting bahwa, gereja
diperoleh dengan darah Yesus Kristus - Kis. 20:28.
Alkitab menggunakan suatu perbandingan untuk membantu kita
memahami seperti apakah gereja Yesus itu. Alkitab mengatakan bahwa gereja
adalah satu tubuh - 1 Kor. 12:1-8; Rm. 12:12-31. Kumpulan orang yang percaya
kepada Yesus yang dipersatukan bersama sebagai bagian yang seorang terhadap
lainnya dari tubuh Kristus yang sempurna. Setiap orang mempunyai pekerjaan
khususnya dalam tubuh itu, seperti lengan, kaki dan bagian tubuh kita lainnya.
Gambaran gereja sebagai satu tubuh akan membantu kita menyadari bahwa
keberadaan dari masing-masing jemaat begitu penting, dan pelayanan dari masing-
masing jemaat dikerjakan dengan cara yang berbeda dalam melayani Allah dan
4. Hal khusus apakah yang orang banyak saksikan di Yerusalem terhadap diri
umat Allah saat itu?
(Mereka begitu saling mengasihi seorang dengan yang lainnya, selalu
bersama dan berbagi apa yang mereka punyai.)
2. Yesus berkata, “Kamu akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun ke
atasmu.” (Benar)
4. Dan tiap-tiap hari, Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
d__________. (diselamatkan)
Temuan Alkitab
Mintalah murid-murid untuk membaca hal berikut:
Aktivitas 1
Kita Adalah Satu Keluarga Besar
Lihatlah gambar berikut dan tuliskan apa yang mereka sedang lakukan.
Teka-Teki Silang
Menurun
2. Kita memuji dan belajar tentang __________ (Yesus) karena Ia adalah Anak
Allah.
4. Gerejaku berkumpul untuk ber-__________ (ibadah) kepada Tuhan Yesus.
6. Allah berbicara kepada kita pada saat kita membaca __________. (Alkitab)
8. Semua umat ___________ (Kristen) merupakan anggota gereja.
Mendatar
1. Kita mendengarkan tim paduan suara __________ (menyanyi) puji-pujian bagi
kemuliaan Tuhan Yesus.
3. Jemaat di gerejaku ber-__________ (doa) kepada Tuhan Yesus.
5. Semua orang di gerejaku dapat ber-_________________ (saksi)
tentang Yesus kepada orang lain.
7. Pemimpin sebuah gereja disebut __________. (pendeta)
9. Gereja berbagi kasih Allah dengan cara __________ (menolong) orang.
1 2 4
M E N Y A N Y I
E B
S A
3 6
U D O A
5 8
S A K S I A L
R H K
I I
S T
7
P E N D E T A A
E B
9
M E N O L O N G
Aktivitas
Kita Adalah Satu Keluarga Besar
Lihatlah gambar berikut dan tuliskan apa yang mereka sedang lakukan.
Inti Pelajaran:
Allah memilih seorang hamba-Nya
untuk memimpin sebuah gereja dan
mengajarkan firman-Nya.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
menghormati para hamba Tuhan
sebagai orang yang telah dipilih
Allah untuk memimpin suatu gereja.
Ayat Hafalan:
“Jangan seorangpun menganggap
engkau rendah karena
engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya,
dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan
dalam kesucianmu.” Latar Belakang
(1 Tim. 4:12)
Alkitab
Pelajaran pada minggu yang lalu telah membahas tentang asal mula gereja.
Murid-murid mempelajari cara ibadah pada Perjanjian Lama yang dilakukan di
hadapan tumpukan batu yang sederhana, kemudian beralih di halaman kemah suci,
dan akhirnya, di bait suci. Di tempat-tempat itulah, korban binatang
dipersembahkan. Lalu, Yesus datang ke dunia dan mati sebagai Anak Domba
korban Allah, serta kembali ke surga diikuti dengan turunnya Roh Kudus pada hari
Pentakosta untuk tinggal dalam hati para pengikut-Nya.
Umat Kristen mula-mula bersekutu di rumah-rumah, di mana mereka
berkumpul untuk berdoa dan mengadakan persekutuan kudus. Ketika
penganiayaan muncul, maka sebagian orang Kristen mulai tersebar ke berbagai
tempat. Gereja baru bermunculan di berbagai kota, dengan beranggotakan orang
Yahudi dan orang bukan Yahudi yang berpaling dari cara hidupnya yang lama
kepada cara hidup yang baru sebagai umat Kristen.
Pemanasan
Ulangilah teka-teki berikut untuk membangun minat dalam bidang yang
berbeda. Pada akhir dari setiap teka-teki, panggillah seorang murid untuk menebak
profesi apakah yang telah dijelaskan.
Aku membantu menyembuhkan orang. Kantorku penuh dengan anak-anak
dan orang dewasa yang terkena bermacam penyakit dari sakit tenggorokan sampai
sakit telinga. Siapakah aku ini? (Seorang dokter)
Aku menulis huruf alfabet dan angka di papan tulis. Aku pun membacakan
cerita dan memeriksa tugas. Aku suka membantu murid-murid belajar. Siapakah
aku ini? (Seorang guru)
Aku memberikan arah kepada orang yang tersesat. Aku membagikan peta
dan mengisi bahan bakar untuk mobil yang membutuhkannya. Siapakah aku ini?
(Seorang penjaga pompa bensin)
Teka-teki yang terakhir akan lebih sukar karena itu berpikirlah dengan keras!
Aku adalah seorang yang kerjanya merupakan gabungan dari pekerjaan seorang
dokter, seorang guru dan seorang penjaga pompa bensin! Aku bekerja keras untuk
membantu orang lain dalam mengenal Allah. Siapakah aku ini? (Seorang hamba
Tuhan)
Dalam hal apakah seorang hamba Tuhan serupa pekerjaannya seperti
seorang dokter? (Ia membantu orang yang sakit dalam hatinya, yang sedih,
ataupun yang sedang kebingungan.)
Dalam hal apakah seorang hamba Tuhan serupa pekerjaannya seperti
seorang guru? (Ia membantu orang untuk belajar tentang firman Allah.)
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk menghormati para hamba Tuhan sebagai orang
yang telah dipilih Allah untuk memimpin suatu gereja.
Timotius adalah orang Kristen generasi kedua yang pertama disebut dalam
Perjanjian Baru. Ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois (1 Tim. 1:5), telah menjadi
jemaat dan dengan setia memotivasi Timotius untuk menjadi percaya kepada
Tuhan.
Ketika Paulus tinggal di Listra, Timotius menjadi percaya kepada Yesus.
Paulus membantu Timotius dan orang Kristen lainnya yang terdapat di Listra untuk
memulai sebuah gereja yang baru. Lalu, Paulus pergi untuk mengunjungi kota-kota
lainnya di mana orang masih belum mendengar tentang Yesus.
Kira-kira 2 tahun kemudian, Paulus mengunjungi Listra kembali. “Timotius
telah menjadi seorang Kristen yang kuat selama engkau pergi,” kata para jemaat
dalam gereja itu kepada Paulus.
Paulus meminta Timotius untuk melakukan suatu pekerjaan yang sungguh
penting, yaitu untuk pergi bersamanya dari kota ke kota dan memberitakan tentang
Yesus kepada orang banyak dan mengunjungi gereja-gereja.
Timotius dengan senang menerimanya. Ia mengasihi Yesus dan ingin
membantu orang banyak yang juga mengasihi-Nya.
Paulus dan Timotius meninggalkan Listra dan pergi ke banyak tempat. Di
beberapa kota, orang banyak menjadi begitu marah ketika mereka mengabarkan
tentang Yesus, sementara di tempat-tempat lainnya, banyak orang menjadi percaya
kepada Yesus dan menjadi anggota gereja.
Paulus dan Timotius menjadi teman yang karib. Timotius menganggap
Paulus sebagai seorang ayah, sementara Paulus sering menyebut Timotius
sebagai “anak”nya.
Suatu hari, Paulus memberitahukan Timotius bahwa ia ingin Timotius untuk
tinggal di gereja Efesus. Dengan ragu-ragu, Timotius berkata, “Aku masih sangat
muda, dan engkau mengetahui bagaimana pendiamnya diriku ini. Aku tidak dapat
berkhotbah sebaik engkau, Paulus.”
Paulus memberinya motivasi bahwa Tuhanlah yang akan menolongnya
karena Ia dapat mengajar dan memperbaiki yang salah.
Timotius percaya bahwa Tuhan telah memanggilnya untuk menjadi seorang
hamba-Nya. Oleh karena itu, iapun menaati Tuhan dan tinggal untuk membantu
umat Kristen yang terdapat di Efesus.
Timotius menemukan banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di sana.
Paulus menulis beberapa surat kepada Timotius untuk membantu pendeta yang
masih muda itu untuk memimpin gereja di sana. Paulus memberitahukan Timotius,
“Perkataanmu, perbuatanmu, dan imanmu hendaklah menjadi teladan bagi para
jemaat lainnya.”
14 Gerejaku Dan Aku
Pekerjaan Timotius sebagai pemimpin gereja bukanlah pekerjaan yang
mudah. Kadang, jemaat tidak dapat saling mengasihi dan bersatu hati, tetapi
Timotiuslah yang menjadi seorang pendamai di antaranya. Kadang, ia harus
memperingatkan mereka ketika melakukan kesalahan.
Tetapi Timotius dapat mengandalkan pertolongan Tuhan. Paulus menulis
surat kepada Timotius, “Roh Tuhan tidak membuat kita takut. Ia memenuhi kita
dengan kuasa, kasih, dan penguasaan diri.”
Timotius menghadapi beberapa kesulitan dalam memimpin gereja, tetapi
dengan pertolongan Tuhan, ia dapat mempertahankan semangatnya dengan baik
dan terus bekerja bagi Tuhan.
Pertanyaan Diskusi
1. Diskusikan tentang keluarga hamba Tuhan yang terdapat di gereja
setempatmu. (Bagaimana keluarganya? Berapa banyak anaknya?)
Mengulang
1. Siapakah yang mempengaruhi Timotius ketika ia masih berusia muda belia
sehingga di kemudian hari telah membantu mempersiapkan dirinya dalam
pekerjaannya sebagai seorang hamba Tuhan?
(Ibu dan nenek yang telah mengajarkan Timotius tentang firman Tuhan; ia
percaya kepada Yesus ketika mendengarkan penginjilan Paulus; ia
menjadi seorang Kristen yang teguh.)
2. Mengapa Timotius merasa agak kuatir ketika diminta Paulus untuk menjadi
seorang hamba Tuhan?
(Karena Timotius masih muda dan seorang yang pendiam. Lagipula, ia
merasa tidak dapat berkhotbah sebaik Paulus.)
3. Hal apa sajakah yang harus Timotius lakukan sebagai seorang hamba Tuhan?
(Memberikan teladan bagi para jemaat di gerejanya; menjadi seorang
pendamai, memperingatkan orang ketika mereka melakukan kesalahan.)
Aplikasi Kehidupan
Sebuah Kisah Nyata
Kisah ini berawal di Swardeston, Inggris, di mana Edith Louisa Cavell, anak
perempuan tertua dari seorang hamba Tuhan dan istrinya yang hidup pada waktu
itu.
Edith lahir pada tanggal 4 Desember 1865. Ia ingin menjadi seorang
perawat, tetapi keinginannya itu bukanlah suatu pilihan yang umum bagi
perempuan muda pada masanya itu. Sebagai gantinya, ia mengikuti nasihat
ayahnya untuk menjadi seorang guru privat di sebuah keluarga Belgia yang kaya.
Ketika ayahnya jatuh sakit, ia kembali ke Inggris untuk merawatnya.
Setelah kematian ayahnya, keinginan Edith untuk belajar keperawatan
timbul lagi. Ia mempersiapkan diri untuk belajar menjadi seorang perawat di sebuah
rumah sakit di London. Bangunan rumah sakit itu penuh jelaga dan berisik, tetapi
Edith belajar, menyikat segala lantai di rumah sakit yang kotor, dan dengan setia
merawat orang-orang yang sedang sakit dan sedang sekarat. Selama berada di
sana, ia telah membuktikan dirinya sebagai seorang perawat yang cakap dan berani
saat terjadi wabah penyakit typhus. Sosoknya yang akrab dengan rompi biru yang
berkibaran dan topi hitam dapat terlihat ketika ia dengan terburu-buru berjalan ke
sana ke mari untuk memberikan kasih sayangnya, seperti mencarikan pakaian bagi
para bayi yang baru lahir dan perlengkapan tidur bagi yang membutuhkan. Ia
seringkali disetarakan dengan Florence Nightingale yang begitu pengasih, salah
seorang yang mempelopori keperawatan sebagai suatu profesi.
Suatu kesempatan baru terbuka ketika Edith diundang untuk membuka
sebuah sekolah keperawatan di Belgia oleh seorang murid sekolah
keperawatannya dahulu yang sekarang telah menikah dengan putra dari seorang
dokter Belgia. Sekalipun tidak ada sekolah keperawatan di sana, tetapi Edith setuju
untuk menerima tantangan itu.
Dari seluruh penjuru benua Eropa, para perempuan yang belum
berkeluarga maupun para gadis muda datang untuk mendaftar di sekolah
keperawatannya itu. Edith begitu dihormati oleh semua muridnya. Dengan cepat
mereka menyadari bahwa ia adalah seorang yang tegas, tetapi ramah dan adil.
Untuk murid-muridnya, senyuman tanda setuju dari Edith adalah hadiah yang cukup
atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Edith bersikap tidak sabar terhadap
kebiasaan yang tidak rapi, sebaliknya ia mengharapkan semua muridnya dapat
memberikan perhatian yang teliti, dan lembut terlebih di saat di mana “nyawa
manusia adalah taruhannya.” Pada tahun 1912, sekolah rumah sakitnya
memberikan pengarahan keperawatan kepada tiga klinik dan juga kepada
beberapa sekolah umum dan taman kanak-kanak.
Saat itulah meletus Perang Dunia I. Pada awalnya, Edith sedang
mengunjungi ibunya di Inggris. Ia dapat saja tinggal dengan aman bersama ibunya,
tetapi ia lebih memilih untuk kembali ke Belgia. Itu terjadi tidak lama sebelum tentara
Jerman memasuki dan menduduki negara itu.
2. Dalam hal apakah pekerjaan Edith serupa dengan pekerjaan seorang hamba
Tuhan?
Aktivitas 2
Guntinglah sebuah lingkaran besar dari karton manila atau kertas poster
untuk membuat sebuah lukisan dinding yang berbentuk lingkaran yang diberi judul
“Hamba Tuhan Kita”. Bila memungkinkan, mintalah sebuah foto dari seorang hamba
Tuhan Anda dan rekatkan di tengah lingkaran itu. Diskusikan tentang tanggung
jawab yang dipikul oleh hamba Tuhan Anda. Lalu, pada berbagai lingkaran dari
karton manila yang berwarna berbeda, mintalah murid-murid menggambarkan
hamba Tuhan ketika ia sedang melakukan tiap-tiap tanggung jawab tersebut.
Rekatkan lingkaran-lingkaran karton itu di sebuah papan buletin ketika telah selesai.
Inti Pelajaran:
Para jemaat hendaklah bekerja
bersama dalam mengabarkan
firman Tuhan.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
belajar bekerja sama dengan
orang lain untuk mengabarkan
firman Tuhan.
Ayat Hafalan:
“Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik,
yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya.” Latar Belakang
(Ef. 2:10)
Alkitab
Kitab 3 Yohanes adalah surat Yohanes kepada Gayus, seorang pemimpin
pada salah satu gereja saat itu. (Tidak diketahui apakah nama ini juga adalah Gayus
yang sama yang disebutkan oleh Paulus saat ia berada di gereja di Korintus - 1 Kor.
1:14; Gayus adalah sebuah nama yang umum).
Yohanes menyebut Gayus sebagai seorang teman kekasih, mengharapkan
Gayus dalam keadaan sehat, dan memuji iman dan kelakuan Gayus.
Yohanes khususnya merasa senang mendengar laporan mengenai
kemurahan Gayus memberikan tempat menginap bagi para hamba Tuhan yang
berkunjung ke gerejanya.
Sikap rela memberikan tumpangan kepada tamu ini merupakan hal yang
penting khususnya pada masa para rasul, karena pada waktu itu tidak banyak
terdapat tempat penginapan umum dan kelebihan dana yang dipunyai oleh umat
Tuhan pula tidaklah banyak.
Gayus tentu telah memberikan tumpangan kepada beberapa hamba Tuhan
yang melakukan perjalanan dari gereja tempat asal Yohanes yaitu di Efesus.
Sekalipun bagi Gayus, mereka adalah orang asing, tetapi ia menerima mereka
sebagai teman, dan mereka pun menceritakan hal ini ketika kembali kepada
Yohanes. Untuk meneguhkan dan mengucapkan terima kasih kepadanya akan cara
hidup Kristennya ini, dan untuk memotivasi imannya, Yohanes menuliskan surat
pribadinya ini.
Gerejaku Dan Aku 21
Yohanes tentu telah mengirimkan sepucuk surat melalui para hamba Tuhan
yang datang ke gereja Gayus. Tetapi seorang lainnya yang bernama Diotrefes tidak
menghiraukan surat Yohanes maupun para utusannya. Diotrefes bukan hanya tidak
suka memberi tumpangan, tetapi juga menyebarkan fitnah mengenai rasul
Yohanes.
Diotrefes menolak untuk menerima para hamba Tuhan yang berkunjung dan
menekan jemaat dalam gerejanya yang menerima tamu. Ia bahkan mengucilkan
mereka dari gerejanya.
Yohanes mencela tindakan Diotrefes ini karena:
1. ia menolak mendengarkan firman Tuhan dari para pemimpin rohani lainnya.
2. ia menyebarkan fitnahnya tentang para pemimpin gereja.
3. ia bersikap buruk dengan tidak menyambut para hamba Tuhan dengan hangat.
4. ia berusaha untuk mengucilkan mereka yang menentang kepemimpinannya.
Dalam suratnya kepada Gayus, Yohanes memberikan motivasi agar Gayus
tidak merasa gelisah karena tindakan Diotrefes ini. Yohanes pun menyatakan
keinginannya untuk datang dan berbicara dengan Gayus secara pribadi.
Beberapa orang memperkirakan bahwa surat ini secara garis sejarah
menandakan saat menjelang akhir dari gereja awal yang sederhana dengan
organisasinya yang sederhana dan awal dari penerimaan kekuasaan yang besar
oleh beberapa orang. Benar atau tidak demikian, kitab 3 Yohanes mencatatkan
cerita mengenai Gayus, seorang pemimpin Kristen yang dapat bekerja sama, suka
menerima tumpangan, yang diusik oleh seorang jemaat gereja yang egois yang
harus diberikan disiplin yang keras.
Pemanasan
Tulislah kata “Bekerja Sama” di papan tulis.
Mintalah seorang murid untuk mencari arti kata itu dalam kamus sementara
murid yang lainnya berusaha menjelaskan arti kata itu menurut pendapat mereka.
Tuliskan setiap usulan mereka di papan tulis. Kamus Webster mendefinisikan arti
kata bekerja sama sebagai “bertindak atau bekerja bersama-sama untuk suatu
tujuan atau maksud akhir yang sama”.
Pada minggu yang lalu, kita telah membicarakan tentang Timotius. Apakah
Timotius mengetahui bagaimana untuk bekerja sama? Mintalah murid-murid untuk
memberikan beberapa contoh yang jelas. (Ia siap dan bersedia membantu Paulus;
ia pergi ke Efesus dan bekerja dengan beberapa jemaat sebagai seorang hamba
Tuhan di gereja itu; ia adalah seorang pendamai.)
Hari ini, kita akan membaca sebuah cerita mengenai 2 orang lainnya.
Menurut kamu, apakah mereka mengetahui bagaimana melakukan kerja sama itu?
Cerita Alkitab
Dua orang sedang berjalan dengan lelah di jalan yang sempit dalam suatu
kota. Pakaian mereka berdebu dan mereka baru datang dari jauh.
“Aku senang ada sebuah gereja di kota ini,” kata salah satu orang kepada
temannya. “Kita dapat mengharapkan bantuan dari saudara-saudari seiman kita.”
“Ya,” kata yang lainnya dengan sependapat. “Sungguh baik, kita akan dapat
makan dan beristirahat! Aku begitu lelah.”
“Apakah ada umat Kristen yang tinggal di jalan ini?” tanya mereka kepada
seorang laki-laki dari desa itu.
“Di sebelah sana adalah rumah Diotrefes. Ia adalah seorang anggota
gereja,” kata orang itu sambil menunjuk ke sebuah rumah dekat tempat itu.
Dengan tidak sabar kedua pemberita injil ini mengetuk pintu Diotrefes. Tidak
lama kemudian, seorang laki-laki menghampiri pintu, tetapi ia tampak kurang
bersahabat.
“Siapa kalian?” tanyanya dengan agak membentak.
“Kami adalah para pemberita injil dari kota lain.”
“Kami tidak membutuhkan lebih banyak orang untuk berkhotbah di sini!” kata
Diotrefes. “Bagaimana aku dapat mengetahui bahwa kalian adalah umat Kristen?”
“Kami membawa surat dari rasul Yohanes untuk membuktikan bahwa kami
adalah para pemberita injil,” kata kedua laki-laki itu sambil menunjukkan surat
tersebut.
Diotrefes segera mengembalikan surat itu kepada kedua orang yang sedang
kebingungan. “Aku tidak mempunyai kamar bagi kalian!” katanya. Kemudian, ia
menutup pintu rumahnya.
Pertanyaan Diskusi
Menurut kamu, orang macam apakah Gayus itu?
(Gayus adalah orang yang bersahabat dan ramah; ia adalah macam orang yang
mau bekerja sama dan ingin membantu orang lain.)
Mengulang
(Murid-murid hendaklah membaca keseluruhan isi kitab 3 Yohanes sebelum mereka
menjawab pertanyaan berikut.)
1. Bagaimana rasul Yohanes memberi salam kepada Gayus pada permulaan
suratnya?
(Rasul Yohanes mengharapkan Gayus baik dan sehat dalam segala
sesuatu, sama seperti jiwanya baik-baik saja.)
4. Apakah yang rasul Yohanes kehendaki agar Gayus dan jemaat lainnya
lakukan?
(Rasul Yohanes memberitahukan mereka untuk meneladani apa yang baik
dan bukannya yang jahat.)
Aplikasi Kehidupan
Melayani Bagi Gereja Dan Saling Mengasihi
Kevin selalu pergi ke gereja pada hari Sabat, tetapi belum pernah terpikir
olehnya bahwa iapun adalah bagian penting dari gereja itu. Selama di kelas, ia
jarang berpartisipasi dalam acara diskusi. Ketika saatnya tiba untuk merapikan
kelas setelah selesai kebaktian, ia telah dalam perjalanan pulang ke rumahnya.
Tetapi, ada suatu kejadian dalam hidup Kevin yang membuat semuanya itu
berubah, karena kejadian itulah yang menolong Kevin hingga memahami bahwa ia
adalah seorang yang penting di gereja dan di hadapan Tuhan. Bagaimanapun juga,
merupakan hal yang penting bagi kita untuk turut serta dalam pelayanan gereja dan
memperhatikan orang lain.
Suatu hari Sabat pagi, Kevin menghadiri kelas pendidikan agamanya.
Seperti biasa, ia duduk dengan tenang dan berpura-pura mendengarkan gurunya
sementara pikirannya entah berada di mana saat itu. Apakah yang sedang Kevin
pikirkan? Ia sedang memikirkan permainan bola basket yang akan dimainkan
bersama dengan teman gerejanya saat waktu makan siang. Ketika kelas berakhir,
wajah Kevin menjadi cerah seperti matahari di tengah hari. Dengan terburu-buru, ia
memasukkan Alkitab dan semua buku bahan pelajarannya serta berlari menuju
pintu kelas.
Kevin adalah orang pertama di lapangan basket. Tidak lama kemudian,
Lewis, Mike, dan Gustavo menghampirinya, dan permainan dimulai. Setelah
beberapa lama kemudian, mereka beristirahat. Ketika anak-anak itu mulai bermain
lagi, Kevin heran melihat seorang anak lak-laki sedang duduk di garis batas
menonton permainan mereka. Anak itu pincang dan duduk di kursi roda. Setelah
permainan selesai, Kevin berjalan menghampiri anak itu.
“Hai, siapakah namamu?”
“Oh, aku Keith. Dari manakah kamu berasal? Aku tidak melihatmu di sekitar
sini tadinya.”
“Ini sungguh aneh, aku datang ke sini setiap kali bersama dengan teman-
temanku. Kami berasal dari gereja di ujung blok itu,” kata Kevin sambil menunjuk ke
arah gereja. kemudian ia bertanya, “Hai, Keith. Apakah kamu mau mengikuti kelas di
gereja kami? Aku tahu bahwa hal itu membosankan, tetapi bagaimana
menurutmu?” Bahkan sebelum Kevin dapat menyelesaikan pertanyaannya,
Keithpun telah menghilang.
“Aneh,” kata Kevin dalam hatinya sambil berjalan kembali ke lapangan. “Ke
mana yang lainnya?” Ketika Kevin kembali ke gereja, ia terkejut. Kira-kira siapa
yang ditemukannya? Keith!
“Bagaimana Keith dapat tiba di sini dengan begitu cepat?” tanya Kevin dalam
hatinya.
3. Apakah yang kita dapat lakukan untuk menunjukkan kasih kepada gereja itu?
Apakah kita harus melakukan semua hal yang Keith lakukan atau cukupkah kita
hanya merenungkannya saja?
Aktivitas 1
Siapakah Yang Membantu Gereja?
Pada hari ini, gereja mempunyai banyak orang yang suka membantu seperti
Gayus, dan mungkin ada beberapa orang yang tidak suka membantu seperti
Diotrefes. Pada gambar berikut, berilah tanda silang pada anak yang mengingatkan
kamu pada Diotrefes. Lingkarilah anak yang mengingatkan kamu pada Gayus.
Renungkan bantuan lainnya yang dapat dikatakan atau dilakukan oleh anak-anak
dalam kejadian tersebut.
Inti Pelajaran:
Kita hendaknya mematuhi
pengajaran Tuhan dalam gereja.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
menjadi pelaku firman,
dan bukan hanya pendengar saja.
Ayat Hafalan:
“Tetapi hendaklah kamu
menjadi pelaku firman dan
bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian
kamu menipu diri sendiri.” Latar Belakang
(Yak. 1:22)
Alkitab
Onesimus adalah seorang budak kepunyaan seorang Kristen yang bernama
Filemon. Mereka tinggal di Kolose.
Filemon adalah seorang yang kaya. Ia pun seorang umat Kristen yang setia,
karena Paulus menyebutnya, “Filemon yang kekasih, teman sekerja kami.” Paulus
pun menyebut dirinya, “Jemaat di rumahmu.”
Onesimus adalah budak Filemon yang melarikan diri dari tuannya setelah
mencuri. Ia datang ke Roma, tempat Paulus ditahan di rumahnya sendiri dan
diawasi oleh seorang tentara Roma.
Di Roma, Onesimus menemukan Kristus sebagai Juruselamatnya melalui
pengajaran Paulus. Lalu, ia membantu Paulus, dan menikmati kebebasan yang
diperolehnya dari pengampunan dosa dari Tuhan. Sekalipun demikian, ia belum
terbebas dari hati nuraninya. Ia telah melakukan kesalahan karena telah melarikan
diri dari Filemon, tetapi bila ia kembali, maka hal tersebut dapat mengakibatkan
kematian dirinya.
Dalam masa Perjanjian Lama, orang seringkali mempunyai budak di
samping para hamba sewaan. Sekalipun demikian, orang Ibrani atau seorang
saudara sebangsa yang menjaminkan dirinya, dilindungi oleh hukum bangsa Ibrani.
Sang tuan tidak dapat melukai atau menghukum mereka dengan cara yang dapat
menyebabkan cacat seumur hidup. Bila seorang tuan menyebabkan seorang budak
kehilangan mata atau giginya, maka budak itu haruslah dibebaskan.
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk menjadi pelaku firman, dan bukan hanya pendengar
saja.
Kitab Bacaan:
Fil. 1-25
Onesimus mengetahui tentang Yesus dari Paulus. Suatu hari, Onesimus
bertanya kepada Paulus, apakah Yesus dapat mengampuni kesalahannya karena
ia adalah seorang budak yang telah melarikan diri setelah mencuri uang tuannya
itu?
Paulus memberitahukan Onesimus bahwa semua orang telah berdosa. Bila
ia sungguh-sungguh bertobat dari hatinya, maka Yesus akan mengampuninya.
Pada hari itu juga, Onesimus memohon Yesus untuk mengampuni segala
kesalahan dan dosanya; ia ingin menjadi seorang Kristen. Ia merasa menjadi
seorang manusia yang baru! Paulus dan Onesimus menjadi sahabat yang karib.
Paulus dipenjarakan karena mengajar tentang Yesus, sementara Onesimus
menjadi utusan Paulus dan membantunya dalam berbagai hal.
Suatu hari, Onesimus berkata kepada Paulus, “Aku telah merenungkan
mengenai suatu hal sejak lama. Mungkin aku harus kembali kepada tuanku di
Kolose. Aku masih tetap adalah budaknya, dan haruslah berusaha untuk
mengembalikan uang yang telah kucuri dari padanya.”
Paulus sungguh bangga terhadap Onesimus. Paulus beritahukan Onesimus
bahwa ia memang harus kembali. Tetapi rupanya Onesimus tampak kuatir karena ia
belum mempunyai uang untuk membayar segala hutangnya terhadap sang tuan
dan merasa takut pula bila sang tuan akan memukuli dirinya.
Pertanyaan Diskusi
Mendengar Dan Melakukan
Mintalah murid-murid untuk membuka Alkitab mereka pada Yak. 1:22 dan
bacalah Ayat Hafalan untuk pelajaran hari ini.
Mintalah murid-murid secara sukarela menyampaikan pandangan mereka
mengenai makna dari ayat tersebut. (Tidak cukup mendengar apa yang dikatakan
Tuhan. Kitapun diharapkan dapat melakukannya.)
Apakah Onesimus dan Paulus adalah “para pelaku firman”? Dengan cara
bagaimanakah? (Mereka menuruti perintah Tuhan untuk jujur, dan memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan kepada orang lain.)
Diskusikan dengan cara apa sajakah mereka telah menjadi para pendengar
sekaligus para pelaku firman Tuhan. Tuliskan semua hal itu di papan tulis.
Mengulang
1. Apakah yang menyebabkan Onesimus menjadi seorang manusia yang baru?
(Onesimus mempelajari Yesus dan mempercayai-Nya. Ia memohon agar
Yesus mengampuni segala kesalahan dan dosanya.)
4. Janji apakah yang Paulus katakan kepada Filemon ketika ia menulis surat itu?
(Paulus berkata bahwa ia akan membayar kembali berapapun hutang
Onesimus kepada Filemon.)
6. Mengapa Paulus merasa yakin bahwa Filemon akan melakukan hal yang
benar?
(Karena Filemon menaati pengajaran Yesus.)
Aplikasi Kehidupan
Pendengar Dan Pelaku
Cerita hari ini adalah mengenai pendengar dan pelaku. Cerita ini begitu
penting karena menunjukkan kepada kita perbedaan antara hanya mendengar dan
melakukan dengan sesungguhnya. Manakah yang lebih penting? Sesungguhnya,
kita memerlukan kemampuan untuk mendengarkan dan melakukan untuk dapat
menjadi orang Kristen yang baik. Ketika berusaha untuk taat kepada Tuhan, kita
harus melakukan apa yang Tuhan katakan. Tetapi, mendengarkan dan melakukan
pun jauh lebih sulit daripada hanya mendengarkan dan tidak melakukan. Aku akan
menceritakan sebuah cerita tentang pendengar dan pelaku agar memperjelas hal
ini.
Di negeri Iman, yang letaknya dekat dengan tempat kita berada, ada 3
macam mahkluk. Macam mahkluk yang pertama disebut para pendengar. Para
pendengar ini mempunyai telinga yang besar sekali dan tangan yang kecil serta
berbulu, tetapi dalam hal lainnya mereka sama seperti Anda dan aku. Sebaliknya,
macam mahkluk yang kedua disebuat para pelaku. Para pelaku ini mempunyai
tangan dan kaki yang kuat, serta telinga yang begitu kecilnya. Para Pelaku ini
menggunakan tangan dan kaki mereka yang besar untuk melakukan banyak hal.
Sebenarnya, para pelaku yang paling besar mempunyai tangan yang begitu
besarnya hingga dapat menutupi sebuah mobil kecil dengan tangannya itu.
Sebagian besar penduduk di negeri Iman adalah para pendengar dan para
pelaku, tetapi ada pula mahkluk lainnya yang ketiga yang disebut para
pengkhotbah. Para pengkhotbah ini mempunyai leher yang sungguh panjang dan
suara yang nyaring. Semua orang di negeri Iman harus bekerja bagi tuan besar,
yang disebut Allah. Tidak ada seorangpun di negeri Iman itu yang pernah dapat
melihat Allah secara langsung. Sebaliknya, mereka hanyalah dapat mengetahui
Allah dan apa yang dikehendaki-Nya untuk mereka lakukan dengan membaca
2. Apakah kita melakukan hal yang kita bicarakan di gereja, seperti berdoa dan
mempelajari Alkitab?
3. Apakah yang kita pelajari mengenai mendengarkan dan melakukan dari cerita
di atas? Menurut kamu, mengapa keduanya begitu penting?
Aktivitas 1
Mendengarkan Dan Melakukan
Berilah nomor dalam kotak di samping tiap-tiap gambar untuk menunjukkan
bagaimana cerita tersebut terjadi. Di tempat yang kosong, gambarkan apa yang
menurut kamu mungkin terjadi ketika Onesimus bertemu dengan Filemon lagi.
1. Onesimus mencuri uang dan melarikan diri.
2. Onesimus bertemu dengan Paulus dan mendengar tentang Yesus.
3. Onesimus mohon agar Yesus ampuni segala dosanya dan menolongnya
kembali kepada Filemon.
4. Paulus menulis surat kepada Filemon mengenai Onesimus.
5. Onesimus kembali kepada Filemon.
6. Onesimus bertemu dengan Filemon.
Aktivitas 2
Menyatakan Kasih
Bacalah 1 Yoh. 4:7-12,19-21 (dalam bahasa Inggris). Untuk mengisi kotak-
kotak berikut, mulailah dari salah satu kotak yang telah diisi dengan huruf. Ikutilah
garis panahnya ke kotak kosong lainnya dan isilah huruf tersebut ke dalam kotak
kosong yang dituju.
Aktivitas Tambahan
Bagikan satu gelas plastik yang polos kepada tiap-tiap murid. Mintalah
murid-murid untuk membalik gelas mereka. Di atas bulatan dasar gelas itu
(sekarang menghadap ke atas karena gelasnya dibalik), tuliskan kata-kata,
“Dengan Cara Bagaimana Gereja Menolongku?” Gunakan berbagai macam spidol
berwarna (krayon, bila spidolnya tidak ada). Lalu, pada sisi luar gelas tersebut,
setiap murid haruslah menggambarkan “gambar-gambar mini” mengenai berbagai
cara gereja membantu dirinya. Berikan waktu untuk saling berbagi di antara mereka.
Inti Pelajaran:
Karena Allah peduli terhadap
kebutuhan umat-Nya,
maka gereja pun hendaknya
peduli terhadap mereka pula.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
membantu kekurangan orang lain.
Ayat Hafalan:
“Kita, yang kuat, wajib menanggung
kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari
kesenangan kita sendiri.” Latar Belakang
(Rm. 15:1)
Alkitab
Pelajaran hari ini adalah untuk melengkapi pelajaran tentang “Mengapa Kita
Mempunyai Gereja”. Murid-murid harus mulai memahami mengapa gereja itu begitu
penting dan apa yang gereja perbuat terhadap umatnya. Membantu orang lain, yaitu
hal yang ditekankan dalam pelajaran ini, hendaklah menjadi suatu bagian yang
menyeluruh dari kehidupan gereja.
Pelajaran terakhir ini menunjukkan Yesus yang sedang berada di rumah
ibadah pada hari Sabat. Seorang perempuan yang sedang sakit sampai terbungkuk
punggungnya memasuki rumah ibadah. Ia telah berada dalam keadaan demikian 18
tahun lamanya. (Luk. 13:11) Tentulah, ia sangat membutuhkan pertolongan.
Yesus membantunya dengan berkata, “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.”
Lalu, Ia menyentuh perempuan ini.
Dengan segera perempuan ini dapat berdiri dengan tegak dan mengucap
syukur kepada Allah. (Luk. 13:13) Hal ini sempat membuat gusar kepala rumah
ibadah yang mengira Yesus telah melanggar hukum Sabat dengan menyembuhkan
perempuan itu pada hari Sabat.
Kegusaran dari kepala rumah ibadah ini mungkin pula disebabkan oleh rasa
tidak sukanya terhadap Yesus, pemberita Injil yang selalu berpindah tempat, yang
mengabaikan hal-hal kecil dalam hukum Taurat demi membantu orang lain.
Pemimpin rumah ibadah ini menjelaskan kepada orang-orang yang percaya bahwa
satu-satunya cara memperoleh keselamatan adalah dengan memegang semua
peraturan yang ada dengan tanpa kompromi. Mereka tidak mau menerima berita
penginjilan Yesus tentang pengampunan.
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk membantu kekurangan orang lain.
Siapakah yang dimaksud sebagai orang yang kuat dalam ayat ini?
(Bantulah murid-murid untuk memahami bahwa makna dari ayat tersebut adalah
orang-orang yang kuat rohaninya, yaitu mereka yang mempunyai iman yang besar
kepada Allah dan yang hidup dengan cara yang berkenan kepada-Nya.)
Makna dari ayat itu adalah umat Kristen yang kuat hendaklah membantu umat
Kristen yang lemah. Apakah yang dapat membuat seorang Kristen menjadi
lemah?
(Kemungkinan jawabannya adalah banyak. Seseorang yang baru menjadi Kristen
dapat menjadi lemah bila orang itu belum banyak mengenal tentang Allah dan belum
teguh dalam iman. Kebiasaan buruk seseorang dapat membuat orang itu kembali
menjadi lemah. Begitu pula halnya dengan penyakit yang membuat orang itu
kembali menjadi putus asa, cacat tubuh, dan lain sebagainya. Masalah seperti
keegoisan, ketamakan, dan kesombongan pun dapat membuat seorang Kristen
menjadi lemah.)
Siapakah dalam Cerita Alkitab yang mengikuti ajaran dalam ayat ini? (Yesus)
Jelaskan bagaimana caranya?
(Perempuan itu lemah dan putus asa karena penyakitnya, tetapi Yesus membantu
“menanggung kelemahan orang yang tidak kuat” dengan menyembuhkan penyakit
yang membuatnya menjadi putus asa. Akibatnya, imannya dikuatkan dan ia memuji
Allah.)
Aplikasi Kehidupan
Aku Mempedulikanmu Di Setiap Waktu!
(Lihatlah Buku Aktivitas Murid)
Aktivitas 2
Alkitab Mengajarkan Tentang Menolong
Murid-Murid Tuhan Membantu Mempersiapkan Jamuan Makan
Cara Yesus menolong seseorang menjadi berita besar pada masanya di Alkitab.
Untuk memeriksa semua kenyataan dalam berita wartawan ini mengenai peristiwa
penyembuhan di rumah ibadah, bacalah Luk. 13:10-17.
Ubahlah apapun yang terdapat dalam berita tersebut yang kurang benar.
Kalimat pertama telah dikoreksi bagimu.
Bila kamu telah selesai, pikirkan suatu judul berita dan tuliskan di atas berita wartawan ini.
Inti Pelajaran:
Doa dapat kita panjatkan kepada
Yesus di setiap waktu dan
di setiap tempat.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
belajar selalu berdoa di segala
tempat dan di segala waktu.
Ayat Hafalan:
“Pagi-pagi buta aku bangun dan
berteriak minta tolong;
aku berharap kepada firman-Mu.
Aku bangun mendahului waktu
jaga malam untuk
merenungkan janji-Mu.” Latar Belakang
(Mzm. 119:147-148) Alkitab
Ketika Yesus hidup sebagai manusia di dunia, terdapatlah sekelompok orang
dari golongan agama dan golongan politik yang berpengaruh di Israel yang disebut
Farisi. Mereka mempelajari hukum Taurat dengan teliti dan merasa bangga akan
kesempurnaan harafiah dalam menaati segala hukum itu. Orang Farisi ini pun
memegang teguh arti penting dari hal-hal lahiriah hingga sekecil apapun. Sebagai
contoh, mereka mengulang 18 upacara doa harian yang panjang (atau secara
singkat bila mereka sedang terburu-buru).
Penduduk di Yerusalem mempunyai kebiasaan untuk pergi ke bait Allah
untuk berdoa. Di manapun mereka tinggal, mereka akan berdoa dengan
menghadap ke Yerusalem. Berpuasa pada hari-hari tertentu dalam seminggu dan
membayar perpuluhan dilakukan dengan cara yang ketat.
Sebagian orang, khususnya orang Farisi, mengenakan kotak-kotak doa
pada waktu berdoa. Kotak kulit kecil ini diikatkan di dahi. Ada pula yang
mengikatkannya di tangan.
Bersama dengan berjalannya waktu, benda-benda lain ditambahkan pada
pakaian doa tersebut. Sebagai contoh, penutup kepala doa yang dikenakan hanya
pada saat berdoa. Ada banyak penyataan bentuk kesalehan, yang seringkali tidak
ada keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Pemanasan
Tuliskan kalimat ini di papan tulis: "Bila lain kali aku bertemu dengan ibu, aku
akan bertanya kepadanya, apakah aku boleh mempunyai sepasang sepatu baru?"
Apakah kalimat di atas terdengar agak lucu bagimu? (Karena seorang ibu
biasanya berada dekat dengan anak-anaknya dan mereka dapat memberitahukan
apapun yang diinginkan, mereka tidak perlu menanti sampai bertemu dengan sang
ibu di lain waktu).
Ubahlah kata “ibu” menjadi “kakek” dalam kalimat tersebut. Apakah
kedengarannya aneh? (Mungkin tidak bagi sebagian besar anak, karena kakek
mereka biasanya berada di tempat yang cukup jauh sehingga komunikasi harus
disimpan terlebih dahulu.)
Manakah doa itu lebih serupa dengan berbicara kepada ibu atau kakekmu?
(Ibu). Mengapa? (Karena sang ibu selalu berada dekat dengan anak-anaknya sama
seperti Yesus adanya.)
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk belajar selalu berdoa di segala tempat dan di segala
waktu.
Hari itu menunjukkan pukul 3 siang di Yerusalem, artinya waktu doa siang
telah tiba. Beberapa penduduk segera menuju ke bait Allah untuk berdoa,
sementara yang lainnya hanya berdoa di toko, di mana mereka bekerja, para ibu
berdoa di rumah bersama dengan anak-anaknya, para petani berdoa di ladangnya.
Penduduk Yahudi biasanya berdoa setidaknya 3 kali sehari. Sebagian orang
berdoa dengan sepenuh hatinya kepada Allah, tetapi sebagian orang lagi hanya
berdoa karena mereka merasa harus melakukannya. Mereka begitu gembira
setelah selesai berdoa, sehingga dapat kembali melakukan pekerjaan mereka.
Beberapa orang berdoa agar dapat disaksikan oleh banyak orang,
demikianlah sebagian orang Farisi berbuat. Mereka memakai jubah yang panjang
dan mengikatkan kotak-kotak doa di tangan dan di dahi mereka. Ketika pergi ke bait
Allah, mereka suka berhenti di sudut jalan dan berdoa, di mana orang banyak dapat
menyaksikan ibadah mereka. Kemudian, di pelataran bait Allah, mereka
mengucapkan 18 doa yang panjang.
Orang banyak akan mendengar orang Farisi itu sedang berdoa dan mereka
berkata, “Benar-benar orang yang suci! Mereka pasti sungguh memahami kitab
suci.”
Murid-murid Yesus mengamati untuk menyaksikan apakah Ia akan berdoa
seperti kebanyakan orang Farisi, tetapi nyatanya tidaklah demikian, Yesus sering
bercakap-cakap di hadapan Allah seorang diri. Kadang, Yesus berdoa sepanjang
malam! Murid-murid berkata kepada Yesus, “Tuhan, ajarilah kami berdoa.”
Yesus memberitahukan mereka, “Janganlah kamu berdoa agar orang lain
menyaksikan dan mendengarkanmu. Bercakap-cakaplah kepada Allah di mana
tidak ada seorangpun yang dapat mendengarkannya kecuali Dia. Kamu dapat
bercakap-cakap kepada-Nya dengan tenang di setiap waktu dan di manapun juga.
Allah akan memberikanmu upah bila kamu mengucapkannya dengan sepenuh
hatimu kepada-Nya.”
Yesus pun memberitahukan, “Kapan saja orang berkumpul dan berdoa
dalam nama-Ku, Aku akan berada di sana. Dan Bapa-Ku akan melakukan apa yang
mereka minta.”
Pertanyaan Diskusi
Menurut Yesus, bagaimana cara memanjatkan doa yang salah itu?
(Yesus mengajarkan bahwa tidak benar bila kita berdoa untuk didengarkan orang
dan untuk membuat mereka terkesan; kamu tidak perlu mengucapkan doa yang
sama berulang kali tanpa keluar dari hatimu.)
Untuk membantu murid-murid, ulangilah sekilas apa yang diajarkan dalam bagian
Cerita Pelajaran mengenai doa, tanyakan kepada mereka mengenai pertanyaan
berikut:
Kapan Allah ingin kita berdoa kepada-Nya?
(Di setiap tempat; di setiap waktu; ketika kita seorang diri.)
Mengulang
MIntalah murid-murid untuk menuliskan Doa Bapa Kami.
Aplikasi Kehidupan
Daftar Pemeriksaan Doa
Murid-murid akan melengkapi sebuah daftar pemeriksaan doa yang akan
membantu mereka memikirkan cara berkomunikasi dengan Tuhan.
Periksalah dirimu pada hal-hal berikut.
Hampir tidak pernah/Kadang-kadang/Sangat sering
Aktivitas 1
Makna Doa Bapa Kami Yang Sebenarnya
Tuhan berkenan kepada doa kita bila mengikuti contoh doa yang diajarkan
Yesus dalam Doa Bapa Kami. Gambarlah sebuah gambar wajah dengan senyuman
dalam kotak di samping setiap kata doa anak yang bunyinya serupa dengan kalimat
dalam Doa Bapa Kami di atasnya. Gambarlah sebuah wajah yang sedih dalam
kotak di samping setiap kata doa yang tidak mengikuti contoh kalimat Doa Bapa
Kami di atasnya. Bagaimana kata-kata doa ini dapat diubah agar mengikuti cara
Yesus?
Dalam nama Bapa ___ ___ ___ ___ di surga, Yesus berdoa,
supaya mereka semua ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ satu,
sama seperti Engkau
agar mereka juga di dalam ___ ___ ___ ___;
supaya dunia percaya bahwa
Engkaulah yang telah meng___ ___ ___ ___ Aku.
Aku di dalam mereka dan ___ ___ ___ ___ ___ ___
di dalam Aku,
supaya mereka ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___
menjadi ___ ___ ___ ___;
agar ___ ___ ___ ___ ___ tahu bahwa
Engkau mengasihi mereka,
sama seperti Engkau meng ___ ___ ___ ___ ___ Aku.
Inti Pelajaran:
Dalam doa hendaklah ada rasa
syukur dan pujian kepada Tuhan,
karena Ia adalah Allah dan
segala yang dilakukan-Nya.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
senantiasa bersyukur
kepada Tuhan.
Ayat Hafalan:
“Bertekunlah dalam doa dan
dalam pada itu berjaga-jagalah
sambil mengucap syukur.” Latar Belakang
(Kol. 4:2)
Alkitab
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang di tengah perjalanan menuju
Yerusalem, menjelang penyaliban-Nya, mereka melewati perbatasan Galilea dan
Samaria.
Saat akan memasuki sebuah desa, mereka bertemu dengan 10 penderita
penyakit kusta yang berada di luar desa dan berdiri dari kejauhan. Mereka tidak
mendekat karena terkena penyakit kusta yang menular. Mereka harus hidup di luar
desa, terpisah dari masyarakat luas.
Pada mulanya tampak mengejutkan bahwa kesembilan orang Yahudi yang
berpenyakit kusta dalam cerita ini mengizinkan seorang Samaria yang berpenyakit
kusta dalam kelompok mereka, karena orang Yahudi tidak bergaul dengan orang
Samaria. Tetapi rasa kesepian dan putus asa sebagai orang yang berpenyakit kusta
telah menyatukan kesepuluh orang ini dalam mengatasi segala prasangka mereka.
Apakah kesepuluh orang ini telah mendengar tentang kemampuan Yesus
dalam menyembuhkan orang yang berpenyakit seperti mereka? Bagaimanapun
juga, mereka berseru-seru memohon belas kasihan kepada Yesus. Mungkin
mereka telah mendengar bahwa Yesus akan datang hingga mereka menantikan-
Nya. Mungkin merasa takut untuk berharap, tetapi mereka hampir tidak sabar untuk
menantikan-Nya lewat di hadapan mereka yang sedang berdiri di pinggir jalan.
Sejak zaman Musa, orang Ibrani menjalankan beberapa peraturan khusus
dalam penyakit kusta. Para imam bertanggung jawab untuk menentukan gejalanya.
Hukum dan peraturan yang terinci diberikan oleh Musa di gunung Sinai. Kitab Im. 13
memberitahukan bagaimana masalah ini harus ditangani.
Sepuluh orang yang berwajah muram sedang bergerombol di tepi jalan dekat
sebuah desa. Suara ribut dari orang banyak akhirnya menarik perhatian mereka.
Mereka melihat Yesus sedang berjalan bersama dengan beberapa orang pengikut-
Nya.
Kesepuluh orang itu terjangkit suatu penyakit mengerikan yang disebut
kusta. Penyakit ini biasanya diawali dengan luka-luka pada permukaan kulit yang
akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Para tabib belum dapat mengobati orang yang
terjangkit penyakit kusta. Mereka tidak diizinkan untuk tinggal dalam kota. Mereka
tidak dapat bekerja di suatu tempat kerja atau tinggal bersama dengan keluarganya.
Mereka harus tinggal di luar kota. Ketika ada orang yang mendekat, seorang yang
berpenyakit kusta itu hendaklah berseru, “Najis! Najis!” untuk memperingati orang
yang lalu di daerah itu.
Bila seorang yang terjangkit penyakit kusta sembuh, maka ia hendaklah
menemui imam dan meminta izin dari padanya untuk tinggal di rumahnya kembali
Yesus mendengar kesepuluh orang kusta ini berseru-seru minta tolong
kepada-Nya. Mereka bertanya-tanya dalam hatinya: “Apakah Yesus hanya akan
melewati mereka seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang atau apakah Ia
akan menyembuhkan mereka?”
Yesus berkata kepada kesepuluh orang kusta itu, “Pergi dan tunjukkanlah
dirimu kepada imam.”
Pertanyaan Diskusi
Untuk membantu murid-murid agar beroleh pemahaman tentang
permasalahan akibat tidak tahu bersyukur dan tidak berterima kasih, tunjuklah
beberapa murid untuk membacakan beberapa percakapan pendek berikut.
Pilihlah beberapa pasang murid untuk membacakan percakapan yang Anda
telah tuliskan di papan tulis atau biarkan murid-murid membacanya dari Buku
Pegangan Guru.
Mintalah murid-murid yang lain untuk menyaksikan apakah mereka dapat
menemukan sesuatu yang hilang dari tiap-tiap percakapan itu. Mereka harus dapat
memahami bahwa dalam tiap-tiap kasus, kadang orang menjadi terlupa untuk
mengucapkan terima kasih atas sesuatu yang telah diterimanya. Bayangkan
bagaimana perasaan orang yang telah memberi sesuatu itu dalam tiap-tiap kasus
yang ada.
Percakapan 1:
A: Selamat Ulang Tahun! Aku telah membawakan hadiah ini untukmu. Aku
harap kamu menyukainya.
B: Aku tidak sabar ingin membukanya. Sampai bertemu lagi nanti.
Percakapan 3:
A: Aku telah bekerja selama satu jam untuk membantumu membersihkan
kamar. Sekarang, telah tampak rapi, bukan?
B: Yah. Sekarang, aku akan keluar bermain. Sampai jumpa.
Mengulang
Lengkapilah kalimat berikut dan isilah teka-teki silangnya:
Temuan Alkitab
Bersyukurlah Kepada Tuhan, Sebab Ia Baik!
Bahwasanya Untuk Selama-lamanya Kasih Setia-Nya (Mzm. 107:1)
Carilah kata-kata dari ayat ini dalam pencarian kata. Dan ketika kamu
mencarinya, cobalah untuk menghafalkan ayat ini.
Bersyukurlah Baik
Kepada Bahwasanya
Tuhan Untuk
Sebab Selama-lamanya
Ia Kasih setia-Nya
Cobalah ini, untuk tiap-tiap huruf, renungkan satu hal yang membuat kita
patut mengucap syukur kepada Tuhan.
1. John sedang bermain di rumah Mark. Mark punya video game baru.
John: “Wow, Mark! Ini adalah mainan yang bagus!”
Mark: “Yah! Ibu baru membelikannya untukku. Aku menginginkannya sejak lama.”
John: “Apakah kita dapat memainkannya sekarang?”
Mark: “Tentu saja! Aku akan memasangnya. Kamulah yang lebih dahulu main.”
4. Guru memberikan
hadiah karena kamu
telah belajar dengan
baik.
5. Saudara perempuan
bantu bersihkan
kamarmu.
6. Nenek buatkan
makanan
kesukaanmu.
Petunjuk untuk
boneka:
1. Guntinglah polanya.
2. Gambarlah wajah
dan berilah warna
pada boneka-
boneka itu.
3. Guntinglah boneka-
boneka itu. Dengan
hati-hati, buatlah
lubang untuk
masukkan jarimu.
4. Masukkan jari
telunjuk dan jari
tengahmu pada
lubang itu sebagai
kaki dari
boneka-boneka itu.
Inti Pelajaran:
Doa sebaiknya disertai keinginan
yang tulus untuk melakukan
kehendak Tuhan di atas segalanya.
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk
berdoa menurut kehendak Tuhan.
Ayat Hafalan:
“Dan inilah keberanian percaya
kita kepada-Nya, yaitu bahwa
Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu
kepada-Nya menurut
kehendak-Nya.” Latar Belakang
(1 Yoh. 5:14) Alkitab
Dalam surat-suratnya, Paulus berbicara tentang berdoa untuk rekan
kerjanya di Roma, Korintus, Efesus, Filipi, Kolose dan Tesalonika. Ia menyebutkan
berdoa untuk Timotius, Filemon dan lain sebagainya. Paulus pun berdoa untuk
dirinya sendiri. Ia mohon agar Tuhan melepaskan beberapa penderitaan
jasmaninya.
Paulus menyebutkan pengalamannya yang luar biasa mendapatkan
penglihatan tentang surga (2 Kor. 12:1-16) dan mengatakan bahwa untuk
mencegah dirinya meninggikan diri, maka ia diberi suatu “duri dalam daging”.
Tuhan, dalam segala hikmat-Nya, kadang mengizinkan kita berada di bawah
hingga menjadi tidak terlalu percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Kita
cenderung terlalu mengandalkan diri sendiri untuk mengerjakan segala sesuatu
sesuai dengan keinginan kita. Bila berhasil, kita cenderung melupakan Tuhan dan
membanggakan diri.
Tidak seorangpun mengetahui dengan pasti apa penderitaan Paulus, tetapi
hal itu merupakan penderitaan jasmani, karena ia menunjukkannya sebagai suatu
“kelemahan tubuh”. (Gal. 4:13) Penderitaan itu mungkin mengenai masalah pada
matanya karena ia menulis kepada orang Kristen di Galatia bahwa “jika sekiranya
mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku”. (Gal.
4:15)
Ia mungkin mempunyai mata yang lemah, sakit kepala yang berat, atau
demam karena malaria. Yang pasti begitu menyakitkan, apapun itu, dan merupakan
masalah yang kronis. Ia berdoa agar dilepaskan, tetapi Allah memberikannya
kekuatan untuk memikulnya.
Gerejaku Dan Aku 63
“Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan
yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang
utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal
itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari
padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Tanggapan Paulus terhadap jawaban Tuhan adalah ia senang melakukan
kehendak-Nya. Ia tidak resah di tengah kesulitannya, bahkan bermegah dalamnya.
“Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku... Karena
itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran,
di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah,
maka aku kuat.” (2 Kor. 11:30; 12:10)
Perkataan Paulus ini tidak menunjukkan reaksi alami terhadap penderitaan.
Kemampuan berpikir seperti ini hanya dapat berasal dari Tuhan. Paulus rela
menerima kehendak-Nya, apapun itu tanpa syarat. Inilah teladan bagi seorang guru
Kristen!
Pelajaran pada minggu yang lalu menunjukkan seorang penderita kusta
yang telah disembuhkan penyakitnya, lalu ia memuji Tuhan karena akhirnya
dibebaskan dari masalah yang tidak menyenangkannya selama ini. Pelajaran
minggu ini menunjukkan bagaimana yang lainnya memuji Tuhan ketika mereka
melihat seorang Kristen, tidak dibebaskan, bahkan berserah sepenuhnya kepada
kehendak Tuhan.
Sangat berguna untuk membandingkan perkataan Yesus mengenai
kesaksian orang yang berpenyakit kusta yang memohon kesembuhannya (Luk.
17:18) dengan perkataan Yesus mengenai kehidupan orang yang berdoa:
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga (Mat.
5:16).”
Pemanasan
Kelas dimulai dengan memberikan contoh alam kepada murid-murid untuk
mengilustrasikan jalan Tuhan yang sempurna, bahkan ketika tampaknya aneh bagi
kita.
Binatang berpenampilan lucu apakah yang pernah kamu lihat? (Jawaban-
mungkin meliputi binatang seperti unta, kuda nil, badak, jerapah ataupun gajah.)
Pernahkah kamu bertanya dalam hati mengapa semua binatang itu tampak
begitu aneh? Mereka sengaja diciptakan dan bukanlah kebetulan ada. Ada
beberapa alasan untuk setiap binatang yang berciri aneh, tetapi saat ini, kita hanya
membicarakan satu macam binatang saja.
Bila Anda membawa sebuah gambar jerapah, perlihatkan sekarang kepada
murid-murid. Bila tidak, mintalah murid-murid untuk melukiskan seekor jerapah.
(Leher yang begitu panjangnya; kaki yang panjang dengan lutut yang menonjol;
tubuh yang berwarna oranye dengan bintik coklat; mata yang besar dan sebuah
mulut yang tampaknya lucu).
Jerapah tinggal di tempat yang terdapat banyak binatang berbahaya dan
Tuhan membuatnya sehingga ia dapat melihat segala musuhnya dari jarak jauh
sebelum mereka mendekatinya. Dengan kedua kakinya yang panjang, ia dapat
berlari dengan kecepatan 30 mil per jam. Kaki-kaki itupun begitu kuatnya, bahkan
singa pun akan berpikir 2 kali sebelum menyerangnya; ia tidak ingin ditendang.
Warna jerapah yang aneh membuatnya mudah untuk bersembunyi di naungan
pepohonan.
Sekarang, seandainya jerapah memutuskan untuk tidak menyukai
penampilannya saat ini dan ingin berubah penampilan seperti kuda. Akankah itu
baik bagi dirinya? (Biarkan murid-murid yang menanggapinya).
Seekor kuda tidak pernah dapat hidup di tempat yang sama seperti jerapah,
karena kuda tidak mempunyai perlengkapan yang tepat. Tuhan mengetahui apa
yang jerapah butuhkan. Oleh karena itu, Tuhan menciptakan jerapah sebaik
mungkin, sekalipun mungkin saja tampak aneh bagi kita.
Seperti jerapah, yang ingin menjadi kuda, apakah ada di antaramu yang
pernah berdoa agar Tuhan mengubah sesuatu yang kamu tidak suka mengenai
dirimu? (Murid-murid tidak perlu membagikan alasan ketidakpuasan mereka, bila
hal itu tampaknya begitu pribadi, bahkan menyakitkan hati. Bagaimanapun,
sarankan kepada murid-murid untuk membandingkan masalah Paulus dalam Cerita
Alkitab dengan masalah mereka. Mungkin apa yang Paulus pelajari akan
membantu mengatasi masalah mereka.
Pertanyaan Diskusi
Apakah yang kamu pelajari dari penyakit Paulus ini?
(Jawaban yang mungkin: Penyakit Paulus membuat dirinya merasa tidak nyaman
dari hari ke hari; ia menginginkan agar penyakitnya itu menjadi sembuh; ia mengira
bahwa penyakitnya itu mencegahnya dari melakukan pekerjaan yang terbaik bagi
Yesus.
Jelaskan bahwa tidak seorangpun mengetahui dengan pasti apakah
penyakit Paulus itu. Mungkin saja penglihatan yang kurang baik atau yang lainnya.)
Setelah Paulus mulai menyaksikan beberapa alasan baik bagi penyakitnya itu,
apakah yang ia lakukan?
(Paulus mulai bersyukur kepada Tuhan terhadap penyakitnya itu.)
Mengulang
Bacalah Beberapa Ayat Alkitab Ini:
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.” (Mat. 21:22)
“Tuhan mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.” (Mzm. 4:4)
Sekarang periksalah kalimat berikut:
Bila kalimat itu benar, tulislah benar.
Bila kalimat itu salah, tulislah salah.
Aplikasi Kehidupan
Berkat Tuhan Cukup
Suatu hari, Stephanie dengan gembira pergi ke sekolah karena ia akan
memainkan flute (semacam suling yang terbuat dari logam) di hadapan seluruh
murid sekolah. “Wah!” pikirnya dengan bahagia. “Aku tetap tidak percaya bahwa pak
Pollack menginginkanku melakukan pertunjukan tunggal di hadapan seluruh murid
sekolah!” Stephanie teringat betapa bergetar ia ketika pak Pollack, instruktur band,
memberitahu bahwa dirinya akan tampil dalam pertemuan khusus murid.
Walikotapun akan berkunjung ke sekolahnya dan pak Pollack memutuskan bahwa
Stephanie akan tampil. Stephanie mengetahui bahwa inilah saat-saat penting bagi
dirinya karena walikota akan menyempatkan diri hadir ke pertunjukan itu! Seluruh
acara akan dijadwalkan setelah saat makan siang.
Selama makan siang, Stephanie berlatih memainkan flute, sekumpulan
anggota band berkumpul di sekelilingnya untuk mendengarkan. Stephanie mulai
merasa gelisah. “Dapatkah kalian pergi. Aku sedang berlatih di sini.” Ketika makin
panik, ia berusaha memainkan beberapa nada musik. Lalu, Maria menghampiri
Stephanie.
Maria adalah seorang murid pengganti Stephanie, yang akan tampil bila
Stephanie sakit atau berhalangan tampil pada pertunjukan itu. Maria dan Stephanie
adalah dua orang teman yang baik. Maria menghampiri Stephanie dengan harapan
bahwa Stephanielah yang dapat melakukan yang terbaik, tetapi Stephanie justru
mengira Maria akan mengolok-olok dirinya. “Jangan ucapkan apapun, Maria. Aku
tahu apa yang kamu sedang pikirkan, tetapi aku tidak akan melakukan hal yang
buruk dalam pertunjukan yang terpenting dalam hidupku! Aku akan berhasil dalam
pertunjukan tersebut!”
Maria merasakan aneh pada kata-kata Stephanie sejak pak Pollack
memintanya untuk tampil, tetapi sekarang, ia memahami bahwa Stephanie
sesungguhnya sedang tertekan. “Mengapa kamu berkata begitu, Stephanie? Aku
menghampirimu dengan harapan agar kamu dapat melakukan yang terbaik.”
Stephanie berteriak, “Aku dapat melakukannya tanpa ucapan harapanmu
itu, nona sempurna! Aku mengetahui bahwa Tuhan akan menolongku. Aku telah
berdoa sepanjang minggu ini! Sekarang, biarkan aku seorang diri!”
Akhirnya, Stephanie menemukan sebuah tempat yang tenang di halaman
sekolah dan mulai menangis tidak terkendali. Mengapa ia bertindak seperti itu
kepada teman-temannya? Tidak ada alasan baginya untuk berlaku begitu jahat.
Bagaimanapun, Stephanie merasa yakin bahwa Tuhan akan menolongnya dalam
pertunjukan itu. Tetapi, mengapa ia merasa bagitu kacau dalam hatinya? Apakah
hal itu dikarenakan ia telah melewati 2 kali Sabat untuk berlatih flute? “Tidak, tidak
mungkin karena itu,” pikir Stephanie.
Mulailah dengan huruf T dan tulislah setiap huruf yang lain sampai seluruh
huruf digunakan. Apakah yang sebaiknya kita katakan kepada Tuhan sewaktu
berdoa? (Tuhan biarlah kehendak-Mu yang terjadi. Jalan-Mu adalah yang terbaik
bagiku.)
Aktivitas 2
Kesempatan Pukulan Bola Kedua
“Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah
pelayan Allah, yaitu: Dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan,
kesesakan dan kesukaran.” (2 Kor. 6:4)
Sebuah slogan yang populer berbunyi, “Bersabarlah terhadapku. Allah
masih dalam proses membentuk diriku.” Kita mendapati bahwa begitu sulitnya
untuk bersabar terhadap diri sendiri, tetapi Paulus memberitahu kita: “...sebab justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna...” (2 Kor. 12:9) Kita belajar dari
kesalahan dan menjadi lebih baik melalui pengalaman hidup.
Dalam bola di atas, tulis 3 hal yang kamu senangi dari dirimu.
Dalam bola yang di kanan, ceritakan tentang 2 “kesalahan” yang kauperbuat baru-baru ini.
Dalam bola yang di kanan bawah, ceritakan apa yang kaupelajari satu dari “kesalahan” ini
dan tindakan berbeda apakah yang akan kaulakukan di lain waktu
sebagai hasil dari pengalamanmu.
Inti Pelajaran:
Doa sebaiknya berisi
penyesalan atas segala kesalahan
yang kita telah dilakukan.
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid agar
menyesal atas ketidaktaatan kita
terhadap perintah Tuhan.
Ayat Hafalan:
“Dan ampunilah kami
akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.” Latar Belakang
(Mat. 6:12)
Alkitab
Murid-murid telah mendapati bahwa ada beberapa hal tertentu terlibat dalam
suatu doa yang benar seperti: Kesungguhan hati, kesederhanaan, ucapan syukur,
pujian dan kemauan untuk menerima jawaban apapun yang Tuhan berikan.
Pelajaran pada minggu ini adalah sumbangan dari ciri-ciri doa, dengan
penitikberatan pada hal pertobatan. Hari ini akan diungkapkan suatu perumpamaan
tentang seorang Farisi yang sombong dengan seorang pemungut cukai yang
rendah hati. Pemungut cukai adalah seorang yang mempunyai reputasi yang tidak
baik yang mau tinggal bersama dengan Tuhan, mengakui segala dosa di hadapan-
Nya, dan bertobat.
Perumpamaan Yesus ini dicatatkan oleh Lukas. Adapun alasan Lukas
mencatatkan perumpamaan tersebut adalah untuk menasihati kepada “beberapa
orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain.”
(Luk. 18:9)
Orang Farisi adalah seorang saleh yang meyakini terhadap pentingnya
menaati hukum Musa dan segala tradisi terperinci lainnya.
Kebanyakan dari tradisi itu adalah membicarakan berbagai macam urusan,
sekalipun beberapa di antaranya tidak dapat disangsikan kebaikan dan
kebenarannya. Yang menjadi masalah adalah banyak orang Farisi yang berjanji
untuk tetap setia terhadap semua hukum dan peraturan tersebut menjadi begitu
terlibat mengikuti perinciannya hingga melupakan semangat hukum Taurat.
Sebagai contoh, seorang Farisi mungkin mengubah air mukanya agar orang
lain menyaksikan bahwa ia sedang berpuasa. Berdiri di pinggir jalan hingga menarik
perhatian dan mengagumi kesalehannya. (Mat. 6:5)
Gerejaku Dan Aku 73
Menurut tradisi orang Yahudi, hari Senin dan hari Kamis merupakan hari-hari
berpuasa karena dipercaya bahwa Musa naik ke gunung Sinai pada hari Kamis dan
turun pada hari Senin. Pada kedua hari itulah, para anggota Mahkamah Tinggi
orang Yahudi bertemu dan tempat ibadah orang Yahudi menyelenggarakan
pelayanan khusus.
Pemungut cukai mempunyai reputasi terkenal karena ketidakjujurannya.
Pemungut cukai mengumpulkan pajak dari sesama mereka, orang Ibrani, untuk
pemerintah Roma. Pendapatan mereka berasal dari mengumpulkan uang lebih dari
pajak yang sesungguhnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah Roma. Dengan
cara inilah, seorang pemungut cukai banyak yang menjadi kaya.
Dalam perumpamaan itu, Yesus menyebutkan keduanya yaitu orang yang
sombong, diterima di tengah masyarakat, sementara orang yang rendah hati,
tidaklah diterima di tengah masyarakat. Sekalipun masyarakat memperlakukan
mereka secara berbeda, tetapi Tuhan tidaklah memihak kepada salah satunya.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
(Rm. 3:23)
Kedua orang itu telah bersalah di hadapan Tuhan. Orang Farisi
memberitahukan Tuhan tentang segala prestasinya dan menyombongkan diri
tentang segala kebaikannya yang sepertinya Ia tidak mengetahui sama sekali.
Tidak ada yang benar-benar bekerja bagi Tuhan atau yang memohon sesuatu
dalam doanya. Apakah sesungguhnya yang orang Farisi butuhkan?
Sebaliknya, pemungut cukai, mengakui segala dosanya dan memohon
pengampunan dari pada Tuhan. Ia menyesali (ingin berubah) atas segala dosanya.
Oleh karena itu, Yesus berkata, “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang
dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.” (Luk. 18:14) Orang Farisi dalam
perumpamaan Yesus menggambarkan setiap orang yang mema'afkan
kesalahannya sendiri atau yang menolak untuk melihat kesalahannya sendiri.
Dalam 1 Yoh. 1:9 dikatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.”
Ada 2 orang pergi ke bait Allah untuk berdoa. Yang seorang adalah orang
Farisi. Di dahi dan di tangannya, orang itu memakai sebuah kotak kecil yang berisi
ayat-ayat Alkitab.
Orang Farisi itu lapar. Ia pergi tanpa makan hari ini karena ia beranggapan
bahwa apa yang diperbuatnya itu akan dianggap istimewa di hadapan Tuhan. Pada
hari-hari ini, ia akan memberitahu orang banyak, “Aku sedang berpuasa hari ini.”
Terlebih lagi, orang Farisi itu menutupi wajahnya dengan abu untuk menunjukkan
bahwa ia menyesali atas segala kesalahan yang telah diperbuatnya selama ini.
Bagaimanapun juga, ia tidak sungguh-sungguh melakukannya. “Aku pergi ke bait
Allah tanpa makan selama beberapa hari dalam seminggu ini. Aku memberikan
persembahan yang lebih banyak daripada yang diberikan kebanyakan orang.
Mereka memberikan sepersepuluh dari hasil panen dan ternak mereka, tetapi aku
pun memberikan sepersepuluh bagian dari tanaman hasil kebunku!”
Sambil berjalan menuju bait Allah, orang Farisi itu memutuskan bahwa
dirinya adalah seorang yang begitu suci.
Pertanyaan Diskusi
Bagaimana orang Farisi itu berdoa?
(Orang Farisi itu mengatakan kepada Tuhan bahwa betapa baik dan betapa lebih
baik dirinya daripada semua orang lain.)
Mengapa Tuhan mendengar dan mengampuni doa pemungut cukai itu dan
bukannya doa orang Farisi?
(Tuhan dapat mengatakan bahwa pemungut cukai itu sungguh-sungguh menyesali
atas segala keburukan yang ia telah perbuat. Sementara, orang Farisi itu bahkan
tidak mengatakan satupun kesalahan yang diperbuatnya di hadapan Tuhan. Tuhan
mengetahui bahwa sesungguhnya ia tidak tahu menyesal. Pemungut cukai itu
mengatakan kebenaran di hadapan Tuhan, sementara orang Farisi itu terlalu
bangga terhadap dirinya daripada mengakui segala dosanya.)
Bila kamu dan aku berada di bait Allah pada hari itu dan menyaksikan
pemungut cukai dan orang Farisi sedang berdoa, maka mungkin kita akan
beranggapan bahwa orang Farisi itu adalah seorang yang baik dan mengetahui
bagaimana memanjatkan doa yang terbaik. Kita mungkin beranggapan bahwa
pemungut cukai adalah seorang yang jahat dan Tuhan tidak akan mendengarkan
doanya. Tetapi Tuhan melihat apa yang tidak dapat kita lihat, dan Ia selalu
mengampuni orang yang sungguh-sungguh menyesal. Doa pemungut cukai adalah
macam doa yang baik untuk kita teladani.
Temuan Alkitab
Bagianku Dan Bagian Tuhan
Dalam 1 Yoh. 1:9 dikatakan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.”
Bacalah ayat yang terletak di bagian atas halaman. Lingkari bagian kalimat
(tiga kata) yang memberitahukan bahwa apa yang akan kita lakukan. Berikutnya,
garis bawahi dua kata yang menggambarkan Tuhan. Terakhir, buatlah garis bawah
ganda pada dua kata kerja yang memberitahukan apa yang Tuhan akan lakukan.
Bila kamu harus menjelaskan ayat ini kepada teman, bagaimana akan
melakukannya? Tulislah ayat itu dengan kata-katamu sendiri di sini:
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
Aktivitas 1
Setelah Penyesalan
Sekali engkau memutuskan bahwa kamu menyesal, ada beberapa cara lain
yang mungkin butuh kamu lakukan. Lingkarilah 2 dari jalan yang terbaik yang dapat
kamu tempuh dalam daftar berikut:
A. Lupakan kesalahan yang kamu telah perbuat; itu bukan menjadi masalah lagi.
B. Memohon Tuhan mengampunimu dan mintalah ma'af kepada orang yang telah
kausakiti.
C. Pikirkanlah pada keesokan harinya.
D. Memohon Tuhan dan orang dewasa yang kamu percayai untuk menolongmu
agar tidak melakukannya lagi.
E. Beritahukan kepada setiap orang bahwa adik laki-laki ataupun adik
perempuanmu yang melakukannya.
Gerejaku Dan Aku 77
Sekarang, bantulah murid-murid ini! Bacakan setiap situasi dan berikan
saranmu.
Jan kembali kendarai sepeda lintasi halaman rumput tetangga kemarin. Kini,
mereka marah terhadap orangtua Jan yang tidak larang anaknya itu dan yang tidak
nasihati agar tidak lakukan lagi. Tetapi itulah jalan tersingkat menuju sekolah, dan
Jan tidak ingin terlambat.
Apakah yang Jan dapat lakukan untuk tunjukkan bahwa ia menyesal?
Ken minta gelas untuk dibawa bersama hamburger dan kentang gorengnya. Ia
penuhi gelas dengan Coca-Cola di tempat layanan “Segalanya boleh kamu minum”,
tanpa bayar. Ken sesali telah mencuri Coca-Cola itu.
Apakah yang Ken dapat lakukan untuk tunjukkan bahwa ia menyesal?
Aktivitas 2
Berikan Kartu Yang Dapat Berbicara
Bahan:
2 lembar kertas lipat berukuran 9" x 12 " dengan berbeda warna
Perekat
Gunting
Pensil warna atau spidol
Penggaris
Benang
Pilihan:
Potongan kertas warna
Bulu
Biji-bijian
Kain perca
Petunjuk:
1. Lipatlah kedua kertas itu menjadi 2 lipatan. Aturlah satu sisinya untuk digunakan
sebagai sampul nantinya.
2. Guntinglah sebuah celah dari tengah lipatan sampai 2" dari tepi lainnya.
3. Lipatlah sisi yang telah digunting untuk dibuat sebuah segitiga (dari
lipatan di bawah potongan sampai akhir potongan itu).
4. Buatlah segitiga kedua dengan melipat sisi lain yang telah dipotong sampai di
bawah 1/2" dari akhir potongan.
Sekarang, bantulah murid-murid ini! Bacakan setiap situasi dan berikan saranmu.
Inti Pelajaran:
Doa dijawab bila kita menuruti
perintah Tuhan, yaitu
melakukan kehendak-Nya.
Tujuan Pelajaran:
Menyadari murid-murid bahwa
perlu mematuhi perintah Tuhan,
bila ingin Tuhan jawab doa mereka.
Ayat Hafalan:
“Sebab itu jauhilah nafsu
orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai
bersama-sama dengan mereka
yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni.” Latar Belakang
(2 Tim. 2:22) Alkitab
Pelajaran hari ini menutup ulasan mengenai doa. Kita telah pelajari doa di
setiap waktu, doa yang sepenuh hati, doa yang bersyukur kepada Tuhan, doa yang
sesuai dengan kehendak Tuhan, dan doa yang penuh dengan penyesalan. Hari ini,
kita akan pelajari pentingnya berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk lebih
jelasnya, kita akan mengambil contoh tentang kisah Petrus.
Sebagai pengikut Kristus, Petrus bertumbuh imannya ketika ia sedang
berdoa sesuai dengan yang Yesus ajarkan. Petrus adalah seorang yang
mempunyai semangat pengabdian yang luar biasa. Ia mempersembahkan
hidupnya bagi Yesus dan menjadi pemimpin di antara para rasul. Lalu, ia menjadi
juru bicara para rasul serta seorang pemberita Injil yang hebat.
Ketika kisah ini berawal, Yesus telah menceritakan kematian-Nya kepada
murid-murid. Ia telah membicarakan perihal kenaikan diri-Nya ke surga setelah
bangkit pada hari ketiga. Iapun telah memberitakan tentang kedatangan-Nya yang
kedua kali kepada mereka.
Pada Perjamuan Paskah, Yesus bahkan memberitahu bahwa salah seorang
murid akan mengkhianati-Nya. Ia menghardik Petrus secara terbuka bahwa iblis
telah menampi Petrus, tetapi Ia telah berdoa bagi dirinya. (Luk. 22:31-32)
Saat itu, Petrus terlalu percaya diri hingga mengalami kejatuhan iman.
Pemanasan
Andaikata Anda adalah orangtua dan anak Anda sedang meminta sebuah
sepeda baru sambil merengek, padahal ia kurang peduli terhadap mainannya
selama ini. Ia sering meninggalkan mainannya di taman, di rumah temannya
ataupun di halaman rumah. Apakah Anda akan membelikan sepeda baru untuknya?
(Mintalah beberapa murid untuk memberi jawaban dan alasan mereka.
Beberapa murid mungkin akan membenarkan bahwa sang anak yang kurang
bertanggung jawab akan membuang kembali mainannya dan tidaklah sepantasnya
mendapat sepeda yang baru.)
Tuhan bagaikan orangtua dalam kisah ini. Ia ingin memberikan banyak hal
yang baik seperti yang kita pohonkan kepada-Nya. Tetapi, Ia pun menginginkan kita
patuh kepada-Nya. Saluran berkat-Nya mungkin terhenti akibat ketidaktaatan kita
kepada-Nya sampai kembali mematuhi-Nya dengan melakukan apa yang baik.
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Menyadari murid-murid bahwa perlu mematuhi perintah Tuhan, bila ingin Tuhan
jawab doa mereka.
2. “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini a__________ (ayam) tidak akan
berkokok, sebelum engkau tiga kali m__________ (menyangkal), bahwa
engkau mengenal Aku.” (Luk. 22:34)
3. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan k__________ (kehendak-Mulah) yang
terjadi.” (Luk. 22:42)
5. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi
p__________ (percaya), sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima
r__________ (ribu) orang laki-laki. (Kis. 4:4)
Aplikasi Kehidupan
Mengatakan “Tidak” Terhadap Pencobaan
Lewis Chang sedang berjalan menuju rumah dari tempat pemberhentian bis.
Tetapi hari itu tampaknya berbeda. Mengapa? Karena Lewis harus menghadapi
musuh terbesarnya, yaitu rasa takut terbesarnya yang berkenaan dengan
penayangan sebuah acara televisi yang bernama Z-files. Hari itu, Lewis mau belajar
mengatakan “Tidak” terhadap pencobaan. Mungkin kamu bertanya-tanya,
bagaimana mungkin sebuah acara menjadi musuh Lewis? Kejadiannya bermula 4
bulan yang lalu saat Z-files ditayangkan.
Lewis mendapat telepon dari Bobby, temannya. Bobby memberitahu
penayangan sebuah acara bagus yang bernama Z-files kepada Lewis.
“Kamu harus menontonnya malam ini!” promosi Bobby.
“Baiklah.” jawab Lewis. Lewis mengetahui bahwa ia akan senantiasa ingin
menonton acara ini karena ceritanya yang bersambung seperti opera-sabun.
Dahulu, Lewis pernah mengalaminya terhadap penayangan sebuah acara yang
bernama Space Spejas. Kali ini Lewis menyerah. “OK, aku akan menonton acara
tersebut.”
Sore itu, ketika orangtua dan kakak Lewis bersiap menuju ke gereja, Lewis
mengatakan bahwa ia tidak dapat ikut karena kurang sehat. “Mengapa?” tanya sang
ibu.
“Ehm... banyak PR dan aku sedang kurang sehat. Jangan kuatir, bu, aku
dapat menghangatkan pizza untuk makan malam.”
Aktivitas 2
Masalah Doa
Anak-anak ini mempunyai masalah. Ada yang salah pada doa mereka.
Bukalah beberapa ayat dalam Alkitab, lalu tulislah bagaimana kamu dapat
menyenangkan hati Tuhan dengan doa mereka itu.
1. “Aku mencuri permen, tetapi sedikitnya aku tidak berbohong. Akupun selalu
berdoa sebelum makan.” (Periksalah Luk. 18:13)
___________________________________________________________
(Ia berdoa tanpa mengakui dosa dalam hatinya. Seharusnya, ia mohon
ampun kepada Tuhan karena telah mencuri dan berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi.)
2. “Aku akan berdoa untuk kesenangan pribadi, yaitu: Liburan di tepi danau, es
krim banana split setiap hari dan baju baru.” (Periksalah 1 Tim. 6:6-8)
___________________________________________________________
(Ia tidak bersyukur dengan apa yang dipunyainya. Daripada terus mohon
ini dan mohon itu kepada Tuhan, lebih baik bersyukurlah. Akan lebih
berguna bila ia belajar untuk berbagi dan mencukupkan diri dengan apa
yang dipunyainya selama ini.)
3. “Besok, aku ada ulangan Matematika. Aku merasa cemas sekali. Bagaimana
solusinya bila tidak belajar untuk masalah ini. Bila berdoa dengan tekun,
mungkin Tuhan akan membuat guruku membatalkan ulangan itu.”
(Periksalah Yak. 4:2-3)
___________________________________________________________
(Ia mencoba untuk memaksakan kehendaknya dalam rencana Tuhan. Ia
perlu belajar untuk mengikuti kehendak Tuhan. Bila berada dalam masa-
masa yang sukar, ia dapat terus percaya dan menerima kehendak-Nya.)
Inti Pelajaran:
Alkitab adalah catatan Tuhan
tentang diri dan tindakan-Nya yang
ditulisi oleh orang yang dipimpin-
Nya selama kurun waktu tertentu.
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid percayai
Tuhan yang telah memimpin
orang untuk menulis Alkitab.
Ayat Hafalan:
“Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang
dalam kebenaran.” Latar Belakang
(2 Tim. 3:16)
Alkitab
Pada mulanya, Allah berbicara langsung kepada umat-Nya (Adam dan Nuh),
tetapi pada generasi Musa, umat-Nya telah menjadi sekumpulan orang yaitu
bangsa Israel yang membutuhkan ketetapan tertulis sebagai pedoman hidup.
Ketetapan perintah Allah yang tertulis dicatatkan dalam Kel. 17:14 ketika Ia
memberikan kemenangan bagi bangsa Israel dalam suatu pertempuran. Tuhan
berkata kepada Musa, “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda
peringatan.”
Musa mengetahui bagaimana cara menuliskannya. Semasa muda, ia
mendapat pendidikan terbaik dalam istana Mesir. Mungkin ia mencatat Kel. 17:14 itu
pada gulungan kulit kambing dengan menggunakan buluh sebagai pena yang
dicelupkan ke dalam tinta jelaga.
Kulit binatang yang telah dikeringkan dengan seksama, lalu dijahit dengan
dua batangan tongkat. Tumbuhan papirus yang ditanam dekat air pun dapat
digunakan sebagai kertas pula. Di padang gurun, Musa lebih sering menggunakan
kulit binatang daripada papirus sebagai bahan untuk menuliskan sesuatu.
Ketika bangsa Israel menuju gunung Sinai, Tuhan memberikan ketetapan
perintah-Nya kepada Musa (Kel. 20-23) dan menuliskannya (Kel. 24:4).
Pemanasan
Untuk menimbulkan semangat murid-murid terhadap topik ini, mulailah
dengan teka-teki.
Ada sebuah buku yang terdiri dari 66 kitab. Pengarangnya hanyalah
seorang, tetapi ditulisi oleh 40 orang yang berbeda. Dapatkah mereka
menebaknya? (Murid-murid yang dapat menjawabnya, diharapkan mengangkat
tangan mereka. Murid yang mengetahui dapat memberikan petunjuk untuk
memberitahu jawaban sampai semua murid mengangkat tangannya. Lalu, mintalah
seorang murid untuk menjawabnya, yaitu Alkitab.)
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid percayai Tuhan yang telah memimpin orang untuk menulis
Alkitab.
Musa telah memimpin orang Israel keluar dari Mesir. Setelah hidup di padang
gurun dalam waktu yang cukup lama, maka tujuan mereka menuju Tanah Perjanjian
semakin dekat. Sejak orang Israel meninggalkan Mesir, maka Tuhan banyak
membimbing kehidupan mereka. Mereka mengetahui bahwa hukum Tuhan adalah
yang terbaik hingga mereka menaruh perhatian saat Musa berbicara.
“Dengarkan baik-baik, Tuhan memberitahuku bagaimana Ia
menginginkanmu hidup. Sekarang, aku akan menyampaikan hukum Tuhan
kepadamu.”
“Ingatlah perintah Tuhan. Pelajari dan patuhilah. Ajarkan kepada anak-
anakmu. Kamu dapat membicarakannya di rumah, sewaktu berjalan, sebelum tidur
dan sewaktu engkau telah bangun pada pagi hari.”
Tuhan menjanjikan kedamaian dan kebahagiaan bila orang Israel
memprioritaskan dan mematuhi perintah-Nya, tetapi sebaliknya, bila melupakan
dan tidak menyembah-Nya, maka mereka akan celaka.
Tuhan menginginkan umat-Nya untuk selalu mengingat firman-Nya,
menginginkan semua orang mengetahui bahwa Ia melakukan banyak hal besar
terhadap mereka. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan Musa untuk menuliskan
sejarah tentang apa yang Tuhan telah perbuat terhadap orang Israel. Musa pun
menuliskan semua hukum Tuhan.
Sejak kanak-kanak, Musa telah belajar menulis di Mesir. Sewaktu Musa
menuliskan firman Tuhan di padang gurun, ia menggunakan kulit binatang yang
telah dikeringkan sebagai 'kertasnya', batang kayu lurus sebagai 'penanya' dan
jelaga hitam sebagai 'tintanya'.
Agar gulungan firman Tuhan tetap terjaga dengan baik, maka orang Israel
menaruhnya di dekat loh batu, di mana Sepuluh Perintah Tuhan ditulis. Sepuluh
Perintah Tuhan merupakan hukum yang istimewa di mana Tuhan menuliskan dan
memberikannya kepada Musa di atas gunung Sinai. Ke mana pun orang Israel
bepergian, mereka senantiasa membawa perintah Tuhan itu.
Orang Israel mengulang firman Tuhan senantiasa sampai mereka
mengingatnya. Biasanya, para keluarga berkumpul dalam suatu kemah setelah
seharian bekerja keras. Saat itulah mereka menceritakan apa yang Tuhan telah
lakukan.
Bagaimana orang Israel tahu bahwa mereka dapat percaya terhadap apa yang
Tuhan katakan?
(Panggillah beberapa murid untuk menjelaskan cara Tuhan untuk menunjukkan
kasih setia-Nya kepada bangsa Israel. Beberapa jawaban seperti: Ia membawa
orang Israel keluar dari Mesir, menjaga mereka di padang gurun, melindungi saat
menyeberangi laut Merah, memberi makan manna, melindungi dengan tiang awan
saat siang hari dan tiang api saat malam hari.)
Mengulang
Pertanyaan:
1. Tuliskan Sepuluh Perintah Tuhan dengan tepat dan benar.
Temuan Alkitab
Untuk meninjau bagian penting dalam pelajaran hari ini, ajaklah murid-murid
untuk membuka Buku Aktivitas Murid. Mintalah mereka mengambil selembar kertas,
dan tuliskan.
Kitab Hukum
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Kitab Puisi
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Kitab Nubuat
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoel
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Ada 2 bagian utama dalam Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab yang menceritakan awal mula dunia
sampai waktu sebelum kelahiran Yesus. Perjanjian Lama terbagi atas 4
macam kitab. Cobalah sebutkan!
(Kitab Hukum; Kitab Sejarah; Kitab Puisi; Kitab Nubuat.)
Lima buku pertama Alkitab disebut Kitab Hukum. Siapakah yang membuat
hukum tersebut?
(Allah.)
Ajaklah murid-murid untuk menghafal semua kitab tersebut serta menunjukkannya
dalam Alkitab.
Setelah Kitab Hukum, maka berlanjut kepada Kitab Sejarah. Ada berapakah
kitab dalam bagian tersebut?
(Duabelas kitab.)
Ajaklah murid-murid untuk menghafal semua kitab tersebut serta menunjukkannya
dalam Alkitab.
Aktivitas 1
Tetapi Mengapa Tuhan...?
Bacalah peristiwa yang menarik ketika Tuhan memberikan Sepuluh Perintah
kepada orang Israel dalam Ul. 5:1-4,22-29. Tuhan menghendaki seluruh umat untuk
mematuhi semua perintah-Nya. Gunakan huruf dalam “bahasa isyarat” untuk
menemukan bagaimana kita hendaknya mematuhi semua hukum Tuhan itu.
Aktivitas 2
Tertulis Pada Loh Batu
Masukkan potongan kata dengan berbagai bentuk pada tempat yang sesuai
dalam loh batu berikut. Bacalah Kel. 32:1-6,15-20. (Lihatlah pada Buku Aktivitas
Murid)
Inti Pelajaran:
Alkitab adalah catatan perbuatan
Tuhan yang ajaib dan apa yang
Ia harapkan dari umat-Nya.
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk
menerima Alkitab sebagai
perkataan Tuhan yang abadi.
Ayat Hafalan:
“Rumput menjadi kering,
bunga menjadi layu,
tetapi firman Allah kita
tetap untuk selama-lamanya.” Latar Belakang
(Yes. 40:8) Alkitab
Pada minggu yang lalu, murid-murid mempelajari asal-mula Alkitab. Pada
awalnya, Tuhan berbicara langsung kepada umat-Nya. Lalu, Tuhan memberikan
hukum-Nya di gunung Sinai, sekaligus semua peristiwa di mana Ia melindungi umat-
Nya, diingat, dihafalkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hukum dan
peristiwa tersebut kemudian ditulis dan dibacakan kepada umat Israel setiap tujuh
tahun sekali.
Pada minggu ini, murid-murid akan mempelajari bahwa firman Tuhan tidak
dapat dibinasakan oleh manusia. Tuhan telah menjaga firman-Nya sekian lamanya
bagi kita semua untuk membacanya.
Lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama menceritakan sejarah awal
penciptaan manusia sampai keluarnya orang Israel dari tanah Mesir dan menuju
tanah Kanaan.
Duabelas kitab selanjutnya menceritakan sejarah orang Israel di tanah
Kanaan termasuk zaman Hakim-Hakim yang penuh huru-hara dan zaman Raja-
Raja yang penuh perpecahan hingga kerajaan Israel terpecah menjadi kerajaan
utara dan kerajaan selatan. Orang Israel yang di bawah kerajaan utara memuja
berhala, sehingga Tuhan membiarkan orang Asyur menjajah kerajaan tersebut.
Pelajaran hari ini mengambil peristiwa yang terjadi pada kerajaan selatan
sebelum mereka dibawa ke dalam pengasingan Babel 70 tahun lamanya. Pelajaran
ini memperkenalkan murid-murid terhadap Kitab Puisi dan Kitab Nubuat yang
banyak memberi catatan tentang kronologis seperti Kitab Sejarah.
Pemanasan
Tanyakan murid-murid tentang pertanyaan berikut:
1. Apakah 2 bagian penting dalam Alkitab?
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.)
4. Kitab Puisi dalam Alkitab tidak seperti puisi zaman sekarang, karena itulah puisi
Ibrani kuno. Sebutkan beberapa orang yang pernah menulis Kitab Puisi!
(Salomo, Daud, dan lain sebagainya.)
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk menerima Alkitab sebagai perkataan Tuhan yang
abadi.
Apakah kamu masih mengingat tentang apa yang Tuhan perintahkan tentang
penyembahan berhala?
(Tidak boleh ada allah lain di hadapan-Nya; jangan membuat berhala. Tuhan
menjanjikan kebahagiaan bila mereka menuruti-Nya dan celakalah bila mereka
melanggar-Nya.)
Apakah firman Tuhan yang Yeremia sampaikan termasuk kabar baik atau
kabar buruk bagi orang Israel?
(Kabar buruk, bila mereka tetap berbuat dosa dan menyembah berhala. Musuh
akan membinasakan mereka. Kabar baik, bila mereka mematuhi perintah Tuhan,
memohon pengampunan dan kembali menyembah-Nya. Tuhan akan melepaskan
dari segala musuh mereka.)
Ketika raja membuang apa yang Barukh tuliskan ke dalam kobaran api,
apakah berarti raja berhasil membinasakan firman Tuhan?
(Tentu saja tidak; raja hanya dapat membinasakan gulungan kitab, tetapi tidaklah
firman Tuhan itu sendiri.)
Mengulang
Ambillah kata-kata dari “bank kata” lalu isilah di tempat yang tersedia:
1. Datanglah firman ini dari Tuhan kepada __________ (Yeremia), bunyinya:
“Ambillah __________ __________ (kitab gulungan) dan tulislah di dalamnya
segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai __________
(Israel), Yehuda dan segala bangsa. (Yer. 36:1-2)
Temuan Alkitab
Pembuatan Alkitab Gutenberg
Sejak penemuan roda dan penemuan mesin cetak, maka semuanya itu
mengubah pola peradaban manusia. Ada semacam kontroversi tentang siapa yang
menemukan ide tersebut pertama kali dan di mana itu dilaksanakan (ada bukti kuat
tentang macam mesin cetak yang sama yang pernah digunakan di Korea, 50 tahun
sebelum Johannes Gutenberg menemukannya). Tidak diragukan lagi, penemuan
Gutenberg membuat perkembangan berita semakin cepat.
Gutenberg lahir di Mainz (sekarang Jerman) pada tahun 1439. Mula-mula,
hasil cetakannya yaitu berupa sajak, tata bahasa Latin dan kalender, yang
berlangsung dari tahun 1444 - 1447.
Untuk membiayai cetakan Alkitab berbahasa Latin, maka Gutenberg
meminjam uang dalam jumlah yang besar sekaligus bekerja sama dengan Johann
Fust, seorang ahli hukum dari Mainz. Proyek ini dimulai pada tahun 1450, tetapi
Alkitab tersebut belum selesai hingga tahun 1455 atau 1456. Pada waktu itu,
Gutenberg tidak dapat mempertahankan proyeknya itu dan harus menyerahkan
mesin cetaknya kepada Fust. Akhirnya, Peter Schoeffer, seorang kaligrafer yang
merupakan mitra baru Fust berhasil menyelesaikan proyek tersebut.
Tipe huruf yang digunakan adalah huruf hitam yang bernama Gothic, yang
mana macam huruf tersebut diilhami oleh tulisan tangan yang sempat populer pada
waktu itu.
Aktivitas 1
Bagaimana Alkitab Dapat Sampai Di Tangan Kita?
Tanyakan kepada murid-murid, apakah mungkin orang banyak pada zaman
Yesus membaca Perjanjian Lama. Apakah Alkitab mereka bentuknya sama dengan
kepunyaan kita pada hari ini? (Peganglah Alkitab; biarlah murid-murid menyadari
bahwa kertas dan mesin cetak belumlah ditemukan. Alkitab diperbanyak dengan
cara ditulis oleh tangan.)
Apakah menulis salinan Alkitab dengan tangan merupakan pekerjaan yang
mudah? Mengapa hal ini termasuk pekerjaan yang penting?
Tahap 1
Firman Tuhan diberitakan dari mulut ke mulut, dari orangtua kepada anaknya. Saat
manusia dapat menulis, mereka ukirkan kata yang penting itu di atas permukaan
batu. Zaman Musa, Tuhan sendiri tulis Sepuluh Perintah di atas permukaan 2 loh
batu.
Tahap 2
Gulungan kitab yang terbuat dari kulit binatang diikat dengan erat. Kata-kata ditulis
dengan menggunakan pena dan tinta. Pena dibuat dari buluh yang sempit,
sementara tinta dari jelaga, tumbuhan yang ditumbuk atau semacam mineral.
Tahap 3
Sebelum Columbus menemukan benua Amerika, para pemberita injil bertugas
menyalin Alkitab dengan menggunakan tulisan tangan. Mereka bekerja tanpa
bicara untuk menghindari kesalahan.
Tahap 4
Seorang laki-laki bernama Gutenberg temukan mesin cetak hingga Alkitab dapat
dicetak dengan cepat. Inilah tahapan di mana Alkitab dapat sampai di tangan kita
pada akhirnya.
Aktivitas
Bagaimana Alkitab Dapat Sampai Di Tangan Kita?
Inti Pelajaran:
Kita harus menyembah Tuhan
dengan segala hormat.
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk
menghormati Tuhan, takut akan Dia
dan pilih jalan keselamatan-Nya.
Ayat Hafalan:
Mengulang semua Ayat Hafalan
pada pelajaran yang lalu.
Mengulang
1. Bagaimana murid-murid mengetahui ketika kita mendapat Roh Kudus?
4. Apakah hal yang Timotius harus lakukan untuk menjadi hamba Tuhan?
9. Mengapa Paulus merasa yakin bahwa Filemon mengerjakan hal yang benar?
11. “Simon, Simon, lihat, i__________ telah menuntut untuk menampi kamu seperti
g__________, tetapi Aku telah b__________ untuk engkau, supaya
i__________-mu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf,
k__________ saudara-saudaramu.” (Luk. 22:31-32)
Aktivitas
Disarankan untuk mengadakan suatu persekutuan santai dengan
menyertakan makanan kecil dan aktivitas ringan.
”
untuk memimpin tiap-tiap orang
kepada kesempurnaan dalam Kristus.
(Kolose 1:28)
PENDIDIKAN AGAMA
Madya