Anda di halaman 1dari 129

BB UU K

KUU PE
P EG
G AANNGGA AN N G G UU
U R R U

Madya Tahun 2
Buku 4

Gerejaku Dan Aku


Dunia Sekitar Kita
Aku berdoa,
supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya,
menguatakan dan meneguhkan kamu
oleh Roh-Nya di dalam batinmu,
sehingga oleh imanmu
Kristus diam di dalam hatimu dan
kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

Aku berdoa,
supaya kamu bersama-sama dengan
segala orang kudus dapat memahami,
betapa lebarnya dan panjangnya dan
tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
dan dapat mengenal kasih itu,
sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.

Aku berdoa,
supaya kamu dipenuhi
di dalam seluruh kepenuhan Allah.

(Ef. 3:16-19)
Buku Pegangan Guru
Madya

Gerejaku Dan Aku

Tahun 2 Buku 4
(April/Mei/Juni)
DAFTAR ISI

Sumber Pedoman Guru


Garis Besar Pelajaran ii
Prosedur Mengajar viii
Beberapa Saran Yang Membantu xi
Kebutuhan Dan Karakteristik Murid-Murid Anda xii
Ayat Hafalan xiv
Tugas Membaca Alkitab xv

Pelajaran
Pelajaran 1 Apakah Gereja Itu? 1
Pelajaran 2 Hamba Tuhan Dan Aku 11
Pelajaran 3 Aku Dapat Membantu Gerejaku 21
Pelajaran 4 Gereja Membantuku 31
Pelajaran 5 Gerejaku Membantu Jemaat Lainnya 39
Pelajaran 6 Doa 47
Pelajaran 7 Bersyukurlah Senantiasa 55
Pelajaran 8 Menanyakan Kehendak Tuhan 63
Pelajaran 9 Apakah Pertobatan Yang Sejati Itu? 73
Pelajaran 10 Mengatakan "Tidak" Terhadap Pencobaan 81
Pelajaran 11 Alkitab (Bagian 1) 89
Pelajaran 12 Alkitab (Bagian 2) 99
Pelajaran 13 Ulasan Akhir 107

i Gerejaku Dan Aku


Garis Besar Pelajaran
Tahun 2 Buku 4 M A D Y A
Kitab Bacaan
Tujuan: Memberikan dasar kebenaran dari kisah Alkitab dalam pelajaran.

Kami menyarankan agar Anda membaca Kitab Bacaan terlebih dahulu setidaknya
dua kali, agar dapat menguasai keseluruhan cerita. Bagian ini memiliki informasi
yang jelas, sehingga Anda dapat mengembangkan cerita. Mungkin Andapun dapat
meminta murid-murid untuk mencari jawaban (nama seseorang, tempat, jumlah,
dan lain sebagainya) dari Kitab Bacaan atau ayat-ayat tertentu dengan suara yang
keras. Murid-muridpun diharapkan dapat membaca Kitab Bacaan dalam pelajaran
ini di rumah. (Lihatlah bagian Tugas Membaca Alkitab pada halaman xvi dan
Lembar Kerja bagian tersebut yang boleh dibawa pulang dari Buku Aktivitas Murid
pada halaman B)

Inti Pelajaran
Inti Pelajaran
Tujuan: Menyampaikan topik utama dari bagian Kitab Bacaan.

Inti Pelajaran merupakan konsep dasar atau pesan utama yang terdapat dalam
setiap cerita yang disampaikan. Bagian ini haruslah ditekankan dalam seluruh
pelajaran dan diulang sewaktu menyimpulkan pelajaran.

Tujuan Pelajaran
Tujuan: Menerapkan suatu pengajaran dalam Alkitab ke dalam tindakan yang
nyata dalam hidup.

Anda dapat menuliskan apa yang menjadi Inti Pelajaran dan Tujuan Pelajaran di
papan tulis, agar murid-murid dapat menyadari apa sesungguhnya yang telah
diajarkan kepada mereka pada hari itu. Kadang, bagian Inti Pelajaran dirasakan
“abstrak” bagi murid-murid kelas Madya. Oleh karena itulah, bagian ini dapat
dijadikan pelengkap, agar Anda dapat memberikan teladan yang nyata yang
nantinya dapat diikuti oleh murid-murid.

Gerejaku Dan Aku ii


Ayat Hafalan
Tujuan: Membantu murid-murid dalam mengingat firman Tuhan.

Setiap orang murid harus membawa pulang daftar Ayat Hafalan mereka masing-
masing. (Lihat halaman xv dalam buku ini dan Lembar Kerja yang boleh dibawa
pulang pada halaman A dalam Buku Aktivitas Murid) Setelah bagian Cerita Alkitab,
jelaskan maksud dari ayat Alkitab tersebut dan gambarkan bagaimana kaitannya
dengan kisah Alkitab atau kehidupan kita sehari-hari. Contoh yang unik dan menarik
dapat membantu murid-murid Anda mengingat ayat hafalan mereka pada hari itu.

Latar Belakang
Alkitab
Tujuan: Memberikan informasi mengenai latar belakang Alkitab yang dapat
meningkatkan pemahaman murid-murid terhadap topik yang dipelajari.

Pada bagian awal setiap pelajaran, bagian Latar Belakang Alkitab memberikan
informasi tambahan mengenai topik yang akan dipelajari pada hari itu.
Sesungguhnya, murid-muridpun dapat memperolehnya dari kamus/ensiklopedi
Alkitab Anak/buku referensi lainnya. Bila ada, kiranya Anda dapat memperlihatkan
gambar atau hal baru yang sedang diperkenalkan dalam pelajaran yang
bersangkutan kepada murid-murid, agar mereka beroleh pemahaman yang lebih
jelas.

Mengenai
Murid Anda
Tujuan: Melengkapi Anda dengan informasi seputar perkembangan keadaan dan
apa yang dibutuhkan oleh murid-murid.

Bagian ini merupakan pengantar singkat tentang psikologi anak atau permasalahan
yang berkaitan dengan proses perkembangannya yang dapat membantu Anda
memahami latar belakang murid-murid Anda. Selain itu juga berfungsi sebagai
panduan umum bagi Anda untuk dapat mempersiapkan pelajaran dengan lebih baik.
Waspadalah terhadap permasalahan yang berkaitan dengan perbedaan
pandangan.

iii Gerejaku Dan Aku


Pemanasan
Tujuan: Menarik minat murid-murid, sekaligus berperan sebagai peralihan untuk
memasuki suatu pelajaran.

Beberapa macam aktivitas memerlukan persiapan lanjutan. Penyelesaian pada


tahap ini hendaknya berkaitan dengan pengajaran atau topik yang akan diajarkan
selanjutnya.

Cerita Alkitab
Tujuan: Agar murid-murid dapat memahami Allah dan umat-Nya dari Alkitab.

Bagian ini memberikan kerangka dasar dari apa yang harus Anda ceritakan. Selain
itu, Anda pun dapat menggunakan beberapa referensi lainnya untuk
mengembangkan cerita yang ada. Karena sebagian besar dari murid-murid Anda
mungkin telah sering mendengar cerita-cerita tersebut, sehingga Anda perlu
menggunakan metode alternatif untuk menarik minat mereka. Oleh karena itu, Anda
dapat menggunakan alat-alat peraga untuk memberikan kesan hidup pada gaya
penceritaan dengan menyatakan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan variasi suara.
Dalam beberapa kali pelajaran, Anda boleh memilih murid-murid yang
memperagakan cerita Alkitab yang diajarkan pada hari itu.

Pertanyaan Diskusi
Tujuan: Memberikan pemikiran yang lebih mendalam dan
meningkatkan pemahaman dari beberapa pengajaran dalam Alkitab.

Anda dapat mengajukan beberapa macam pertanyaan sewaktu bercerita, atau


mengadakan diskusi terbuka setelah selesai bercerita. Sesungguhnya, bagian ini
memiliki makna lebih dari sekedar pertanyaan yang berkaitan langsung dengan
cerita.

Mengulang
Tujuan: Menilai seberapa banyak yang diingat murid-murid Anda dari bagian
Cerita Alkitab.

Pastikan mengetahui pertanyaan yang terdapat dalam bagian ini, sebelum Anda
bercerita, sehingga nantinya dapat menyertakan jawabannya sewaktu bercerita.
Tuliskan semua nama yang sulit dieja di papan tulis. Bila perlu, ulangilah beberapa
kali ejaan dari nama-nama itu sebelum memasuki bagian ini.

Gerejaku Dan Aku iv


Temuan Alkitab
Tujuan: Memberikan kesempatan belajar yang lebih bebas bagi murid-murid
untuk menemukan lebih banyak hal mengenai Alkitab.

Bagian Temuan Alkitab atau Aplikasi Kehidupan diberikan setelah bagian


Mengulang. Murid-murid harus membaca atau melengkapi bagian ini dalam Buku
Aktivitas Murid mereka tanpa melakukan kerja sama, bila Anda tidak ingin
menjadikannya sebagai aktivitas kelompok. Murid-murid Anda mungkin
memerlukan Alkitab mereka pada bagian ini.

Aplikasi Kehidupan
Tujuan: Menyatakan pengajaran Alkitab dalam kehidupan murid-murid pada
masa sekarang ini.

Dalam pelajaran 2, 3, 10, 11, dan 12, terdapat bagian Aplikasi Kehidupan sebagai
ganti dari bagian Temuan Alkitab. Setiap orang murid harus membaca cerita tanpa
melakukan kerja sama atau membacanya di hadapan murid lainnya, serta
menjawab pertanyaan yang ada pada bagian akhirnya.

Tokoh-tokoh untuk semua kisah Aplikasi Kehidupan diambil dari beberapa


keluarga berikut ini:
Keluarga Brown
Ibu Tammy Brown telah menjanda dua tahun lamanya akibat meninggalnya
sang suami dalam suatu kecelakaan mobil. Sejak itu, ia membesarkan anak laki-
lakinya, Kevin, yang sekarang telah berusia sepuluh tahun. Ibu Brown menjadi
percaya kepada Kristus melalui tetangganya, keluarga Karington, yang
membantunya dalam masa-masa sulit hidupnya setelah sang suami, bapak Brown
meninggal.

Keluarga Chang
Anak-anak keluarga Chang adalah generasi ketiga dari jemaat Gereja Yesus
Sejati. Bapak dan ibu Chang adalah orangtua Courtney, yang berusia tujuh tahun,
Stephanie, yang berusia sembilan tahun, dan Lewis, yang berusia dua belas tahun.
Ayah dari bapak Chang adalah salah seorang perintis gereja pada tahun 1920.
Sebagian besar dari kerabat mereka adalah anggota jemaat. Baik bapak maupun
ibu Chang, keduanya aktif dalam pekerjaan kudus. Oleh karena itu, kehidupan
keluarga Chang sering kali berkaitan di sekitar aktivitas gereja.

Keluarga Karington
Keluarga Karington terdiri dari bapak dan ibu Karington beserta dengan
ketiga orang anak mereka, yaitu: Judy yang berusia sembilan tahun, David yang
berusia lima tahun, dan Leonard yang berusia tiga tahun. Keluarga ini sebelumnya
berasal dari aliran gereja lain. Lima tahun kemudian, bapak Karington
memberitahukan teman-teman di tempat kerjanya bahwa anak perempuannya,
Judy, telah mengidap suatu penyakit yang langka dan mematikan. Kemudian,

v Gerejaku Dan Aku


seorang rekan kerjanya, bapak Chang, bersaksi kepadanya mengenai mujizat-
mujizat yang terjadi di Gereja Yesus Sejati dan meminta agar jemaat mendoakan
Judy. Dengan penuh kasih dan ketekunan, keluarga Karingtonpun bersama para
jemaat melalui masa-masa pergumulan doa yang cukup lama demi kesembuhan
Judy. Lagi pula, keluarga Karington mempelajari Kebenaran dengan tulus, sehingga
akhirnya, Tuhan pun tergerak menyembuhkan penyakit Judy setelah ia dan
keluarganya menerima baptisan.

James Lee
James sedang menjalani kuliahnya di suatu tempat yang mengharuskannya
berjauhan diri dengan keluarganya. Sekalipun demikian, James tidak merasa
kesepian, karena ia menganggap gereja sebagai tempat tinggal keduanya. Oleh
karena itu, James berusaha melayani Tuhan dengan aktif, sehingga timbullah
kerinduan yang besar dari dirinya untuk menjadi seorang guru sekolah minggu.
Setelah ia mengajar anak-anak di kelas Pratama pada tahun pertama kuliahnya,
maka pada tahun selanjutnya, iapun mengajar anak-anak di kelas Madya. Ia
sungguh antusias dan ingin mempersembahkan yang terbaik untuk melayani
Tuhan.

Keluarga Lin
Bapak dan ibu Lin baru saja berimigrasi bersama dengan anak-anak mereka,
yaitu: Shu-Fang yang berusia sepuluh tahun dan Hua-Jeng yang berusia enam
tahun. Sebelumnya, keluarga ini berpegang pada kepercayaan Budha, tetapi
sekarang, keluarga ini telah menerima Kebenaran Allah dalam hati mereka. Dan di
tempat yang baru itu, mereka harus menghadapi banyak tantangan, karena hal
bahasa dan budaya. Sekalipun demikian, Shu-Fang belajar untuk mengenal negara
yang baru ditempatinya itu dan berusaha untuk menyesuaikan diri, agar dapat
diterima di sekolahnya yang baru.

Keluarga Martinez
Bapak dan ibu Martinez memiliki empat orang anak, yaitu: Mike berusia
empat belas tahun, Sylvia berusia tiga belas tahun, Gustavo berusia sepuluh tahun,
dan Carmen berusia tujuh tahun. Ibu Martinez pertama kali mendengar perihal
Gereja Yesus Sejati dari ibu Chang. Mereka bertemu pada suatu siang ketika
sedang menunggu anak-anak mereka di sekolah. Ibu Chang mengundang ibu
Martinez untuk menghadiri kebaktian rumah tangga malam itu. Pada kali kedua,
saat ibu Martinez beribadah di gereja, ia menerima Roh Kudus, sehingga percaya
dan dibaptis tiga bulan kemudian. Setelah berdoa dengan sungguh-sungguh
selama dua tahun, maka akhirnya, ibu Martinez memperoleh persetujuan dari suami

Gerejaku Dan Aku vi


Aktivitas
Tujuan: Memberi semangat agar murid-murid menjadi pelaku firman.

Setiap pelajaran memiliki dua macam aktivitas yang akan dikerjakan oleh murid-
murid. Aktivitas 1 ditulis pula dalam Buku Aktivitas Murid, dan dimaksudkan
sebagai tugas individu, sementara Aktivitas 2 dirancang sebagai tugas kelompok,
di mana beberapa di antaranya mungkin memerlukan persiapan sebelumnya.
Apabila waktu yang tersedia hanya untuk mengerjakan satu macam aktivitas, maka
Anda boleh menugaskan murid-murid untuk mengerjakan Aktivitas 1 sebagai
pekerjaan rumah mereka dan Aktivitas 2 dapat dikerjakan mereka di kelas. Kami
menyarankan agar murid-murid dapat selalu melakukan Aktivitas 2 bagi setiap
pelajaran di kelas. Mengapa demikitan? Karena aktivitas kelompok ini memberikan
banyak kesempatan yang baik untuk membangun keterampilan sosial yang penting
dan rasa kebersamaan di antara anggota kelas Anda. Ketika Aktivitas 1 dikerjakan
di kelas, pastikan murid-murid “memperlihatkan dan menjelaskan” pekerjaan
mereka atau membahas bersama sebagian dari jawaban mereka dengan murid-
murid lainnya.
Persaingan sengaja dihilangkan dari semua aktivitas kelompok yang ada untuk
membangun semangat kesatuan. Gunakan kreativitas Anda untuk memodifikasi
aktivitas yang ada sesuai dengan kebutuhan Anda sendiri. Ingatlah untuk
menghargai usaha maupun prestasi yang dihasilkan oleh murid-murid Anda, karena
sesungguhnya proses belajar dapat menjadi lebih berarti daripada hasil akhirnya.

Catatan: Sebagian besar jawaban dari bagian Pertanyaan Diskusi


merupakan pandangan yang dapat melengkapi jawaban murid-
murid. Bersiaplah untuk menghargai jawaban yang berbeda dengan
apa yang telah disarankan dalam buku ini.

vii Gerejaku Dan Aku


Prosedur Mengajar

1 Pujian Ibadah
(10-15 menit)

Prosedur Selalu awali dengan doa dalam nama Tuhan Yesus yang dipanjatkan dalam
hati untuk mempersiapkan hati murid-murid Anda sebelum Pujian Ibadah.
Guru atau pendamping guru menuntun murid-murid dengan lagu-lagu yang
sederhana disertai dengan gerakan.

2 Cerita Alkitab
(20-25 menit)

Prosedur Doa:
Setelah menyanyikan Pujian Ibadah, kembali Anda mengajak murid-murid
untuk memanjatkan sebuah doa pendek dalam nama Tuhan Yesus dengan
bahasa akal. Anda. Inilah kesempatan yang baik bagi murid-murid Anda untuk
belajar memimpin doa dalam bahasa akal.

Ayat Hafalan:
Hafalkan Ayat Hafalan pada hari itu secara bersamaan dengan murid-murid
atau secara bergiliran agar lebih mudah dalam menghafalkannya. Anda dapat
menyertakan Ayat Hafalan dalam bagian Mengulang.

Pemanasan:
Bantulah murid-murid memasuki pelajaran dengan lebih mudah melalui bagian
peralihan ini. Pastikan adanya suatu topik yang menghubungkan dengan
bagian Aktivitas dan bagian Cerita Alkitab.

Cerita Alkitab:
Anda dapat membagikan bagian ini dalam bentuk kelompok besar ataupun
kelompok kecil bila ada beberapa orang guru dalam kelas itu. Biarkan murid-
murid terlibat pula dalam cerita dengan bertanya (pertanyaan Anda sendiri
ataupun dari bagian Pertanyaan Diskusi).

Pertanyaan Diskusi:
Anda dapat memasukkan beberapa pertanyaan yang ada pada bagian ini ke
dalam bagian Cerita Alkitab atau menyimpannya hingga selesai bercerita.
Bila tersedia waktu, Anda dapat menambahkan pertanyaan tambahan kepada
murid-murid.

Gerejaku Dan Aku viii


3 Mempelajari Alkitab
(25-30 menit)

Prosedur Mengulang:
Sediakan waktu bagi murid-murid untuk mengerjakan beberapa pertanyaan
yang tersedia dalam bagian Mengulang. Anda dapat meminta murid-murid
saling menukarkan lembar kerja mereka, agar murid yang satu dapat
memeriksa jawaban murid yang lainnya, atau Anda dapat memeriksa jawaban
mereka dan memberinya nilai sendiri.

Temuan Alkitab atau Aplikasi Kehidupan:


Anda memiliki tiga macam pilihan dalam melaksanakan aktivitas berikut ini:
1. Sebagai aktivitas kelompok – murid-murid membaca secara bergiliran dan
saling berdiskusi untuk menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan
yang ada di akhir bagian ini.
2. Sebagai aktivitas perorangan – murid-murid dapat membaca pertanyaan
yang ada dan mencari jawabannya tanpa mendapat bantuan dari
siapapun.
3. Sebagai aktivitas yang dikerjakan di rumah – murid-murid membawa
aktivitas tersebut pulang untuk dilengkapi dan dibawa kembali pada
minggu berikutnya.

Aktivitas 1:
Sekalipun aktivitas tersebut dirancang untuk diselesaikan di kelas tanpa saling
bekerja sama, tetapi murid-murid dapat melakukannya seperti pada pilihan 1
dan 3 di atas.

Aktivitas 2:
Kami mendorong Anda untuk senantiasa melaksanakan aktivitas kelompok
bagi setiap pelajaran. Bila Anda kekurangan waktu, berilah bagian Temuan
Alkitab atau Aplikasi Kehidupan atau Aktivitas 1 sebagai pekerjaan di
rumah.

Catatan: Departemen Pendidikan Majelis Pusat Indonesia menyarankan


agar Anda mengikuti Prosedur Mengajar seperti yang telah
disebutkan di atas. Karena waktu mengajar dan lamanya waktu yang
diperlukan setiap pelajaran pada tiap-tiap gereja sungguhlah
bervariasi. Oleh karena itu, waktu yang ditetapkan untuk setiap
bagian pelajaran haruslah disesuaikan menurut keperluannya.

ix Gerejaku Dan Aku


Fungsi guru yang sesungguhnya adalah
menciptakan kondisi yang paling menyenangkan
dalam proses belajar itu sendiri...

Pengajaran yang sesungguhnya


bukanlah yang memberikan pengetahuan,
melainkan yang mendorong murid-murid
untuk meraihnya.

Orang yang dapat mengajarkan paling sedikit


adalah guru yang mengajarkan paling baik.
- John Milton Gregory -

Gerejaku Dan Aku x


Beberapa Saran Yang Bermanfaat
Lakukan Persiapan
Bacalah dalam hati seluruh isi pelajaran sebelum Anda datang ke dalam kelas,
karena bila tidak, maka murid-murid akan mengetahui ketidaksiapan Anda dalam
mengajar mereka. Untuk itu, Anda dapat berlatih di hadapan cermin atau di hadapan
seorang pendengar. Selalu rencanakan lebih jauh daripada yang Anda kira dapat
Anda perbuat. Antisipasilah hal-hal terburuk dan bersiaplah untuk menangani
semuanya itu. Ingatlah bahwa buku ini hanyalah sebuah PEDOMAN. Oleh karena
itu, gunakan daya kreativitas Anda untuk memodifikasi bagian manapun dari
pelajaran, agar Anda dapat memenuhi kebutuhan murid-murid. Perhatikan bahwa
beberapa aktivitas yang ada membutuhkan persiapan sebelumnya, tetapi ada satu
hal yang lebih daripada semuanya itu, yaitu: Berdoa, berdoa, dan berdoalah!

Lakukan Pengaturan
“Suatu tempat untuk segalanya dan segalanya berada pada tempatnya” adalah
sebuah semboyan yang baik untuk diperhatikan. Aturlah ruangan yang sesuai
dengan gaya mengajar Anda. Simpanlah bahan-bahan kesenian di dekat tempat
kerja. Taruhlah lembaran-lembaran aktivitas di dekat Anda. Siapkan sebuah tempat
dari ruang kelas untuk berdoa. Anda pun dapat mempersiapkan sebuah tempat
drama di mana murid-murid dapat memainkan peran dan aksinya mengenai
pelajaran yang mereka dapati. Anda mungkin dapat menyediakan baju-baju bekas,
handuk-handuk bekas, kain-kain bekas, atau bahan bekas lainnya untuk dijadikan
kostum.

Lakukan Penyesuaian
Tidak semua rencana mengajar cocok untuk setiap keadaan kelas. Beradaptasilah!
Bila murid-murid masih belum dapat membaca, lakukan beberapa aktivitas dalam
kelompok untuk melatih otot-otot besar mereka. Jangan mengharapkan mereka
dapat mengerjakan aktivitas yang ada seorang diri dengan hasil yang baik. Bila
murid-murid adalah Aku-dapat-mengerjakan-semua-yang-harus-dikerjakan oleh
murid-murid, dan janganlah mencoba untuk mengatur kehidupan mereka.
Persiapkan berbagai macam aktivitas tambahan dengan menggunakan bahan yang
tersedia dalam Pilihan Aktivitas, atau Anda dapat membuatnya sendiri.

Jadilah Dirimu Sendiri


Faktor yang terpenting dalam memberi pengajaran yang mendidik adalah
pengalaman hidup yang Anda bagikan kepada murid-murid. Bagaimana Anda
memperlakukan setiap orang murid ketika ia memasuki ke dalam ruangan kelas
adalah kesaksian yang lebih dahsyat daripada cerita Alkitab manapun. Biarkan
murid-murid mengetahui dan merasakan bahwa Anda menyayangi dan menerima
diri mereka, sekalipun mereka hanya menghadiri kelas setiap hari Sabtu. Inilah
tempat mereka, di sinilah Rumah Allah. Bersyukurlah atas segala talenta unik dan
beragam yang dimiliki oleh masing-masing murid.

xi Gerejaku Dan Aku


Karakteristik Murid-Murid
Usia Antara 10 - 11 Tahun
Perkembangan Fisik
¿
Penuh energi.

¿
Aktif dan penuh keinginan untuk mencari berbagai pengalaman baru dan
berbeda.

¿
Memiliki otot besar dan otot kecil yang telah berkembang dengan baik:
- Dapat menyatukan kembali model rancangan yang rumit;
- Perlu mencari dan menyelidiki agar mendapatkan solusi dari permasalahan
yang ada.

¿
Mendapatkan rasa puas dan berprestasi dengan menguasai berbagai
ketrampilan fisik.

Perkembangan Emosi
¿
Sensitif terhadap persepsi teman sebaya.

¿
Memiliki perasaan yang belum stabil ketika rasa sedih, kesal dan marah
beralih ke rasa sukacita.

¿
Dapat mengubah perilaku sebagai akibat dari emosi yang belum stabil.

¿
Dapat dengan mudah menangis.

¿
Membutuhkan motivasi untuk mandiri dengan memberikan kesempatan
dalam membuat sebuah pilihan atau sebuah keputusan.

Perkembangan Sosial

¿
Ingin menjadi bagian dari suatu kelompok:
- Menghargai aktivitas kelompok;
- Berminat untuk tetap diterima dalam kelompok.

¿
Dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
teman sebayanya.

¿
Telah banyak bergaul dan beraktivitas dengan teman lawan jenisnya.

¿
Menuntut kebebasan dari orang dewasa.

Gerejaku Dan Aku xii


Perkembangan Intelektual
¿
Dapat menyatakan pendapat dan perasaan melalui puisi, lagu, drama, cerita,
gambar dan lukisan.

¿
Dapat bekerja dalam jangka waktu yang lama dengan konsentrasi dan
antusiasme.

¿
Mulai berpikir secara abstrak.

¿
Ingin mengetahui alasan tentang benar dan salah.

¿
Dapat memperkirakan hasil akhir dari suatu keadaan.

¿
Mulai mempertanyakan berbagai konsep dan cara berpikir orang dewasa.

¿
Mulai mempunyai pikiran mengenai karir, teman hidup, dan gaya hidup di masa
yang akan datang.

¿
Memahami dan menilai berbagai simbol.

¿
Dapat memasukkan berbagai potongan informasi dari masa pelajaran
sebelumnya ke dalam prinsip yang lebih luas.

Perkembangan Rohani

¿
Mampu memberikan perasaan kasih yang mendalam kepada Allah.

¿
Mulai mempunyai sikap bertanggung jawab terhadap gereja.

¿
Dapat membaca Alkitab dengan teratur.

¿
Dapat menggunakan ketrampilan, pemikiran, dan pengalaman yang lebih
meningkat dalam mempelajari Alkitab.

¿
Mempunyai konsep akan dosa yang berarti “melakukan hal yang menyakiti
diri sendiri maupun orang lain dan yang tidak berkenan kepada Allah.”

Bagaimana mungkin guru tidak akan


bersungguh-sungguh dan bersemangat,
bila materi bahasannya
begitu kaya dengan pancaran kenyataan hidup?
- John Milton Gregory -
xiii Gerejaku Dan Aku
Ayat Hafalan
1. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa.” (Kis. 2:42)

2. “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau


muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu.” (1 Tim. 4:12)

3. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia
mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Ef. 2:10)

4. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya


pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
(Yak. 1:22)

5. “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.” (Rm. 15:1)

6. “Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap
kepada firman-Mu. Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk
merenungkan janji-Mu.” (Mzm. 119:147-148)

7. “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil


mengucap syukur.” (Kol. 4:2)

8. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia


mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya
menurut kehendak-Nya.” (1 Yoh. 5:14)

9. “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga


mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Mat. 6:12)

10. “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan,
kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada
Tuhan dengan hati yang murni.” (2 Tim. 2:22)

11. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk


mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Tim. 3:16)

12. “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita
tetap untuk selama-lamanya.” (Yes. 40:8)

Gerejaku Dan Aku xiv


Tugas Membaca Alkitab
Pelajaran Kitab Bacaan
1 Kis. 1-2

2 Kis. 16:1-3; 17:13-15;


1 Tim. 1:1-5; 4:6-16;
2 Tim. 1:1-7; 2:1-13;
3:14-15

3 3 Yoh. 1-14

4 Fil. 1-25

5 Luk. 13:10-17

6 Mat. 6:5-13; 14:23;


18:19-20; Mrk. 1:32-33,
35; Luk. 11:1-13;

7 Luk. 17:11-19;
Mat. 6:9,13

8 2 Kor. 12:7-10;
Mat. 6:10-11

9 Luk. 18:9-14;
Mat. 6:12

10 Luk. 22:31-34,54-62;
Kis. 4:13-33; Mat. 6:13

11 Ul. 5:6-9; 28:1-14;


31:9-32:47

12 Yer. 36:1-32

Kami berharap dapat membantu murid-murid membangun kebiasaan


membaca Alkitab di rumah dengan tugas ini. Mintalah murid-murid untuk
membubuhkan keterangan bila telah menyelesaikan setiap tugas membaca
Alkitab ini. Bila perlu, Anda dapat meminta para orang tua murid untuk
membubuhkan tanda tangannya pada Lembar Kerja yang dibawa pulang.
Sekali-kali periksalah Lembar Kerja tersebut dan ingatkan serta doronglah agar
murid-murid Anda agar selalu melakukan kebiasaan membaca Alkitab itu.

xv Gerejaku Dan Aku


Apakah Gereja Itu?

Kitab Bacaan:
1
Kis. 1-2

Inti Pelajaran:
Gereja adalah suatu persekutuan
umat Allah yang sehati untuk
menyebarkan firman Allah.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid agar dapat
mensyukuri status istimewa
sebagai bagian dari tubuh Kristus
dan hadir beribadah dan
melayani Allah di gereja.

Ayat Hafalan:
“Mereka bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa.” Latar Belakang
(Kis. 2:42) Alkitab
Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menerima
kuasa untuk bersaksi setelah menerima Roh Kudus. Perhatikan perkembangannya:
1. Mereka menerima Roh Kudus.
2. Allah memberikan kuasa kepada mereka.
3. Mereka bersaksi dengan hasil yang luar biasa.
Kuasa Roh Kudus memberikan kekuatan yang melebihi biasanya; kuasa
tersebut dapat berupa semangat, keberanian, keyakinan, penglihatan, kemampuan
dan kewibawaan.
Mengapa disebut lidah api? Lidah melambangkan kehadiran Allah yang
memurnikan, yang membakar segala unsur kehidupan yang tidak Allah perkenan
dan menggerakan hati yang mendengarkan, yaitu api kehidupan orang lain menjadi
berkobar.
Khotbah Petrus adalah suatu pernyataan terbuka di hadapan banyak orang
mengenai kebangkitan Yesus yang diteguhkan oleh banyak saksi-Nya. Ini
merupakan suatu pernyataan yang berpengaruh besar karena banyak orang yang
mendengarkan kata-kata Petrus itu telah berada di Yerusalem 50 hari sebelum
perayaan Paskah dimulai dan mungkin telah melihat atau mendengar mengenai
penyaliban dan kebangkitan Yesus. Jelaslah, kebangkitan Yesus merupakan tanda
yang terutama yang membuktikan bahwa apa yang Petrus katakan adalah benar.
Tanpa kebangkitan Yesus, kita tidak mempunyai dasar untuk percaya kepada-Nya.

Gerejaku Dan Aku 1


“Memecahkan roti” menunjukkan kebaktian persekutuan untuk
memperingati Yesus dan meneladani pola perjamuan malam terakhir yang Yesus
adakan bersama dengan murid-murid sebelum kematian-Nya. (Mat. 26:26-29)

Mengenai Murid Anda


Pandangan sosial murid-murid telah diperluas sejak tahun awal sekolah.
Saat mereka masuk tahun-tahun sekolah dasar, tekanan lingkungan telah semakin
menjadi suatu faktor yang penting dan mungkin dapat menjadi suatu pengaruh yang
positif ataupun negatif bagi tingkah laku murid-murid terhadap gereja. Murid-murid
kelas Madya mempunyai sikap yang berbeda terhadap makna penting
berkebaktian. Sebagian murid hadir ke gereja hanya karena orangtua membawa
mereka ke sana dan merekapun tidak mempermasalahkannya. Sementara yang
lainnya hadir ke gereja karena alasan sosial; mereka hadir karena teman mereka
pun berada di sana. Pelajaran ini mengingatkan tentang pentingnya umat Kristen
berkumpul untuk hal pendidikan, persekutuan dan ibadah.
Anak-anak pada usia seperti sekarang ini sedang mencari sesuatu yang
berguna. Mereka tidak lagi terlalu menyukai permainan khayalan, tetapi ingin
mendapatkan pengakuan dengan berbuat sesuatu dan beroleh kepuasan.
Bergabung dengan suatu kelompok merupakan cara utama untuk melakukan
sesuatu yang berarti bagi murid-murid kelas Madya, maka Anda akan melihat suatu
keinginan dalam diri murid-murid untuk menjadi anggota kelompok tertentu. Gereja
dapat memberikan suatu pengalaman yang berarti kepada murid-murid sebagai
bagian dari suatu kelompok persekutuan. Pelajaran ini membuka kesempatan bagi
murid-murid kelas Madya untuk menjadi anggota dari gereja yang sejati. Libatkan
murid-murid dalam pelayanan gereja sebanyak mungkin, seperti membantu Anda
membersihkan atau merapikan ruang kelas, mengajak mereka membersihkan
gereja secara berkala, membantu Anda setiap anda baik di dalam maupun di luar
waktu pelajaran. Ingatlah bahwa murid-murid kelas Madya begitu suka untuk
mencari kepuasan dalam apa yang mereka lakukan.

Pemanasan
Sebagai persiapan, tulislah kata "GEREJA" dalam huruf yang berukuran
besar di selembar kertas. Buatlah suatu lubang di kertas itu untuk mengambil huruf
"RE" di tengah kata tersebut. Pada lembar kertas yang kedua, tuliskan huruf "RE" di
tengahnya, sehingga huruf tersebut dapat terlihat melalui lubang pada lembar yang
pertama.
Tanyakan kepada murid-murid, apakah mereka pernah absen menghadiri
kebaktian di gereja sekalipun hanya sekali? (Sebagian besar murid akan
mengatakan "Ya").
Setiap kali kamu absen dalam menghadiri gereja, maka sesuatu yang
penting telah hilang. Marilah kita lihat, apakah kamu dapat menebak apa yang telah
hilang itu? Gunakan permainan kata ini.
Angkatlah lembar kertas yang pertama. Mintalah murid-murid untuk
menebak huruf apa saja yang hilang dari kata tersebut. Tempatkan lembar yang
kedua di belakang lembar pertama. Biarlah huruf "RE"-nya terlihat dari lubang itu.
Ketika kamu absen dalam menghadiri gereja, maka huruf "RE", itulah kamu,
yang telah hilang. Ada terdapat lubang dalam gereja yang tidak lengkap tanpa
dirimu.

2 Gerejaku Dan Aku


Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid agar dapat mensyukuri status istimewa sebagai bagian
dari tubuh Kristus dan hadir beribadah dan melayani Allah di gereja.

Ketika kamu mendengar kata “GEREJA”, apakah yang pertama kali kamu
pikirkan? (Jawabannya mungkin akan beraneka ragam. Beberapa murid mungkin
akan menyebutkan bangunan gereja.)
Bangunan gereja begitu penting bagi gereja kita. Apakah yang membuat
bangunan gereja menjadi suatu tempat yang istimewa? (Jawabannya mungkin
akan beraneka ragam pula. Ingatkan murid-murid untuk memberikan perhatian
khusus kepada jawaban yang menyebutkan kumpulan orang banyak yang sedang
beribadah dan mempelajari firman Allah dalam bangunan gereja).
Pada zaman Alkitab ditulis, orang banyak belumlah beribadah dalam suatu
bangunan gereja seperti kita sekarang ini, tetapi mereka mempunyai tempat-tempat
istimewa lainnya untuk beribadah kepada Allah. Marilah kita lihat di mana mereka
beribadah.

Ceritakan hal berikut dengan jelas:


Kuasa gereja (Kis. 1:1-2:47)
a. Pengantar kitab Kisah Para Rasul Kis. 1:1-2
b. Penampakan Yesus Kristus yang telah bangkit Kis. 1:3-8
c. Kenaikan Yesus Kristus Kis. 1:9-11
d. Murid-murid menantikan Roh Kudus Kis. 1:12-14
e. Pengangkatan Matias menggantikan posisi
Yudas Iskariot yang tertinggal Kis.1:15-26
f. Murid-murid menerima Roh Kudus Kis. 2:1-4
g. Murid-murid berkata-kata dalam bahasa yang lain Kis. 2:5-13
h. Petrus menjelaskan tentang Roh Kudus Kis. 2:14-41
i. Cara hidup gereja awal Kis. 2:42-47

Pertanyaan Diskusi
Apakah gereja itu?
(Kata “gereja” berasal dari kata Yunani yang berarti “umat yang dipanggil keluar”.
Bangsa Yahudi telah “dipanggil keluar” dari antara bangsa-bangsa untuk menjadi
umat Allah yang istimewa. Gereja terbentuk dari kumpulan orang yang percaya
kepada Yesus dan mengikuti-Nya dengan taat. Yang terpenting bahwa, gereja
diperoleh dengan darah Yesus Kristus - Kis. 20:28.
Alkitab menggunakan suatu perbandingan untuk membantu kita
memahami seperti apakah gereja Yesus itu. Alkitab mengatakan bahwa gereja
adalah satu tubuh - 1 Kor. 12:1-8; Rm. 12:12-31. Kumpulan orang yang percaya
kepada Yesus yang dipersatukan bersama sebagai bagian yang seorang terhadap
lainnya dari tubuh Kristus yang sempurna. Setiap orang mempunyai pekerjaan
khususnya dalam tubuh itu, seperti lengan, kaki dan bagian tubuh kita lainnya.
Gambaran gereja sebagai satu tubuh akan membantu kita menyadari bahwa
keberadaan dari masing-masing jemaat begitu penting, dan pelayanan dari masing-
masing jemaat dikerjakan dengan cara yang berbeda dalam melayani Allah dan

Gerejaku Dan Aku 3


sesama. Alkitab mengatakan bahwa gereja adalah keluarga - Ef. 3:14-20. Umat
Kristen dalam masa Perjanjian Baru memanggil seorang dengan yang lainnya
dengan menggunakan kata saudara-saudari seiman. Sapaan ini menyatakan sikap
mereka yang saling mengasihi - 1 Tim. 5:1-2. Oleh karena itulah, gereja terbentuk
dari kumpulan orang percaya yang merupakan keluarga besar dalam Kristus. Kita
tidak akan seorang diri bila kita meluangkan waktu untuk berteman dengan umat
Kristen lainnya. Mereka akan mengasihi dan memperhatikan kita seperti layaknya
sebuah keluarga.)

Murid-murid berkumpul di ruangan atas, mereka menantikan Yesus


memenuhi janji-Nya yang begitu istimewa itu. Yesus berjanji akan mengutus
Roh Kudus untuk menjadi penolong dan memberikan kuasa untuk menjadi
saksi bagi-Nya. Kita pun adalah saksi Yesus ketika menceritakan apa yang Ia
telah perbuat bagi kita. Diskusikanlah mengapa kita harus bersaksi? Apakah
kita merasa sulit untuk berbicara tentang Yesus kepada orang lain? Mengapa
demikian?
(Diskusikanlah beberapa masalah yang membuat kita sulit untuk bersaksi. Bantulah
mengatasi semua masalah yang mereka sebutkan. Beritahukan bahwa Roh Kudus
dapat diandalkan dan akan membantu mereka bersaksi dan menggerakan hati
orang-orang yang mendengarkannya. Petrus mengandalkan Roh Kudus untuk
membantu dirinya dalam menceritakan tentang Tuhan Yesus kepada ribuan orang
dan dengan bantuan Roh Kudus, ia telah menjadi seorang saksi yang penuh kuasa
bagi Yesus.)

Murid-murid begitu bersukacita akan janji Yesus bahwa Ia akan datang


kembali! Apakah kamu bersukacita bila merenungkan bahwa Yesus akan
datang kembali?
(Bila kamu adalah seorang anak Tuhan, apakah kamu akan hidup dengan cara yang
Yesus perkenan bila Ia datang kembali pada hari ini? Apakah kamu merindukan
Yesus untuk menampakkan diri? Setiap pagi hari, beritahukanlah dirimu, “Mungkin
hari ini!” Hiduplah dengan cara yang Yesus perkenan Yesus setiap harinya, maka
kamu akan bahagia dan tidak malu untuk menemui- Nya. Tanyakan kepada dirimu:
“Apakah yang sedang kuperbuat yang ingin kuperlihatkan kepada Yesus saat Dia
datang kembali?” “Apakah di tempat ini aku ingin berada bila Yesus kembali
sekarang ini?” “Apakah yang kusaksikan ini akan membuatku malu saat Yesus
menemukanku kelak?”
Ingatlah, Yesus dapat datang kembali kapan saja. Apakah kamu telah siap
untuk menemui-Nya?)

4 Gerejaku Dan Aku


Mengulang
1. Setelah Yesus terangkat ke surga, mengapa murid-murid-Nya tidak segera
mengabarkan tentang diri-Nya kepada orang banyak?
(Yesus telah memberitahukan agar mereka menantikan Roh Kudus
terlebih dahulu.)

2. Bagaimana murid-murid mengetahui ketika Roh Kudus itu hadir dalam


kehidupan mereka?
(Murid-murid menyebutkan beberapa hal yang tidak biasanya terjadi
ketika Roh Kudus hadir dalam kehidupan mereka, yaitu: Suara tiupan
angin yang keras, lidah-lidah seperti nyala api kecil yang hinggap di atas
kepala para pengikut Yesus, murid-murid berkata-kata dalam bahasa-
bahasa lain.)

3. Bagaimana gereja dimulai pada hari Pentakosta?


(Petrus berkhotbah tentang Yesus di hadapan orang banyak. Sebanyak
lebih dari 3.000 orang memutuskan untuk mengikut Yesus. Umat percaya
yang tinggal di Yerusalem menjadi bagian dari gereja awal.)

4. Hal khusus apakah yang orang banyak saksikan di Yerusalem terhadap diri
umat Allah saat itu?
(Mereka begitu saling mengasihi seorang dengan yang lainnya, selalu
bersama dan berbagi apa yang mereka punyai.)

Benar Atau Salah:


1. Sebelum Yesus terangkat ke surga, Ia memberitahukan murid-murid-Nya agar
jangan tinggalkan Roma, tetapi nantikan anugerah yang dijanjikan Bapa-Ku,
yang telah kamu dengar dari pada-Ku. Oleh karena, Yohanes membaptis
dengan air, tetapi beberapa hari lagi, kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.
(Salah - Seharusnya Yerusalem dan bukanlah Roma)

2. Yesus berkata, “Kamu akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun ke
atasmu.” (Benar)

3. Saat Yesus terangkat ke surga, tiba-tiba, seorang laki-laki berpakaian putih


berdiri di sebelah para murid. (Salah - 2 orang)

4. Untuk mencari pengganti Yudas Iskariot, murid-murid ingin memilih seorang


yang telah bersama dengan mereka sejak Yesus bersama dengan mereka pula.
(Benar)

5. Ketika murid-murid menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta, beberapa


orang di luar mengira bahwa mereka sedang mabuk dan terlalu banyak minum
anggur. (Benar)

Gerejaku Dan Aku 5


Isilah:
1. Petrus menjawab, “B__________ dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu d__________ dalam nama Y__________ K__________.”
(Bertobatlah, dibaptis, Yesus Kristus)

2. Mereka bertekun dalam p__________ rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan


mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan b__________.
(pengajaran, berdoa)

3. Para pengikut Yesus menjual harta kepunyaan mereka, lalu membagikannya


kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam bait Allah.
Mereka memecahkan r__________ di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama dengan gembira dan dengan t__________ hati, sambil
memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. (roti, tulus)

4. Dan tiap-tiap hari, Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
d__________. (diselamatkan)

Temuan Alkitab
Mintalah murid-murid untuk membaca hal berikut:

Pada zaman dahulu, banyak keluarga Israel menyembah Allah di sekitar


tumpukan batu atau tumpukan tanah yang sederhana yang membentuk suatu
mezbah. Masing-masing keluarga akan mengorbankan seekor anak domba yang
tidak bercacat dari kawanan ternaknya dan akan berdoa di hadapan Allah.
Di kemudian hari, ketika umat Allah bertambah banyak, mereka perlu untuk
bersekutu dalam kelompok yang lebih besar pula. Oleh karena itulah, Allah
memberikan Musa petunjuk yang jelas untuk membuat kemah suci. (Kel. 25-40)
Kemah suci ini adalah sebuah kemah yang dikelilingi oleh halaman yang diberi
pagar dan digunakan sebagai tempat pusat ibadah umat Allah.
Di halaman kemah suci itu terdapat sebuah mezbah perunggu. Segala
korban binatang dikorbankan di atas mezbah itu.
Pada masa itu, orang Israel hidup dalam kemah dan harus menempuh
perjalanan melalui padang gurun. Oleh karena alasan inilah, maka kemah suci,
perabotannya, dan pagar halaman bait suci yang panjang hendaklah dapat
dipindahkan dengan mudah.
Bahkan setelah orang Israel tiba di tanah tujuan mereka yaitu tanah Kanaan,
mereka tinggal dalam rumah, tetapi masih menggunakan kemah suci sebagai
tempat ibadah. Ketika kemah suci menjadi tua dan usang, sebuah bangunan yang
lebih permanen yaitu bait suci dibangun untuk menggantikannya.
Kemah suci yang telah usang dan kusam warnanya masih terdapat di
Gibeon ketika Daud tinggal dalam sebuah istana yang indah di ibukota Yerusalem.
Lalu, Daud memutuskan untuk menghormati Allah dengan membangun sebuah
rumah ibadah yang agung.

6 Gerejaku Dan Aku


Allah mengizinkan Daud membuat perencanaan bagi pekerjaan
pembangunan tersebut. Anak laki-laki Salomolah yang melaksanakan
pembangunan bait suci yang sebenarnya. Polanya dibuat menurut pola kemah suci
yang terdahulu.
Di kemudian hari, bait cuci Salomo ini dihancurkan oleh musuh ketika orang
Israel ditawan dalam pengasingan. Bertahun-tahun kemudian, bait suci itu
dibangun kembali. Setelah itu, bait suci itu diruntuhkan kembali dan dibangun
kembali.
Setelah penawanan bangsa Babel, orang Israel yang kembali ke tanah suci
mengumpulkan semua rumah ibadah kecil yang tersebar di seluruh negeri itu.
Semua anak laki-laki diberikan pendidikan agama setiap minggunya di rumah-
rumah ibadah itu. Rumah-rumah ibadah itu pun berfungsi sebagai tempat di mana
semua orang akan berkumpul pada hari Sabat untuk berdoa dan membaca kitab
suci. Di Yerusalem, bait suci masih merupakan pusat tempat orang beribadah. Tiga
kali setahun, umat Allah akan pergi ke sana untuk mempersembahkan korban di
atas mezbah.
Kedatangan Yesus mengawali suatu zaman baru. Sebagai Anak Domba
Allah, Ia mempersembahkan diri-Nya di atas kayu salib. Sebelum terangkat ke
surga, Ia memberitahukan murid-murid-Nya untuk tetap tinggal di Yerusalem
menantikan kedatangan Roh Kudus. Pada hari raya Pentakosta (yang jatuh pada
akhir bulan Mei atau akhir bulan Juni, sekaligus memperingati pemberian hukum
Taurat), Roh Kuduspun dicurahkan, dan murid-murid dipenuhi dengan Roh Kudus
sehingga berkata-kata dalam bahasa lidah. (Kis. 1:4-8; 2:1-36)
Para pengikut Yesus tetap pergi ke bait suci. Mereka sering mengabarkan
injil di salah satu serambi bait suci, tetapi para pemimpin bait suci berusaha untuk
menghentikan hal ini karena banyak orang Yahudi yang mengikuti Yesus dan
ajaran-Nya. Dari khotbah Petrus pada hari Pentakosta, 3.000 orang bertobat dan
ditambahkan pada jumlah awal sebanyak 120 orang.
Para pengikut Yesus berkumpul di rumah-rumah untuk beribadah dan
mengadakan persekutuan kudus di sana. (Kis. 2:46)
Di Antiokhia, ditemukan adanya suatu gereja yang terus berkembang, yang
anggotanya terdiri dari banyak orang Yahudi dan bukannya orang Yahudi. Di sinilah
umat percaya itu pertama kali disebut “Kristen”. (Kis. 11:26)
Paulus mengatakan bahwa kita “bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga
Allah.“ Kita adalah bait-Nya, yang ”dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di
dalam Roh”. (Ef. 2:19,22)

Aktivitas 1
Kita Adalah Satu Keluarga Besar
Lihatlah gambar berikut dan tuliskan apa yang mereka sedang lakukan.

1. Orang yang baru mengikut Yesus sedang dibaptis.


2. Jemaat gereja sedang menikmati makan bersama di rumah masing-
masing secara bergilir.
3. Jemaat gereja sedang berbagi barang kepunyaan mereka bersama dengan
orang-orang yang miskin.
4. Murid-murid sedang mengajar seseorang tentang Yesus.

Gerejaku Dan Aku 7


Aktivitas 2
Gerejaku Adalah Tubuh Kristus

Teka-Teki Silang

Menurun
2. Kita memuji dan belajar tentang __________ (Yesus) karena Ia adalah Anak
Allah.
4. Gerejaku berkumpul untuk ber-__________ (ibadah) kepada Tuhan Yesus.
6. Allah berbicara kepada kita pada saat kita membaca __________. (Alkitab)
8. Semua umat ___________ (Kristen) merupakan anggota gereja.

Mendatar
1. Kita mendengarkan tim paduan suara __________ (menyanyi) puji-pujian bagi
kemuliaan Tuhan Yesus.
3. Jemaat di gerejaku ber-__________ (doa) kepada Tuhan Yesus.
5. Semua orang di gerejaku dapat ber-_________________ (saksi)
tentang Yesus kepada orang lain.
7. Pemimpin sebuah gereja disebut __________. (pendeta)
9. Gereja berbagi kasih Allah dengan cara __________ (menolong) orang.

1 2 4
M E N Y A N Y I

E B

S A
3 6
U D O A
5 8
S A K S I A L

R H K

I I

S T
7
P E N D E T A A

E B
9
M E N O L O N G

8 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas Tambahan
Di lembaran kertas yang berukuran kecil, tulislah berbagai aktivitas yang
biasanya diadakan di gereja seperti: Menyanyikan kidung pujian, menyampaikan
khotbah, menyampaikan pelajaran di kelas pendidikan agama, berdoa pada waktu
makan malam dengan makanan seadanya, kebaktian, dan lain sebagainya.
Mintalah setiap murid menggambarkan aktivitas gereja itu di atas lembar kertasnya
masing-masing, sementara murid lainnya hendaklah menebak apa yang sedang
digambarkan. Bila murid-murid suka berlomba, mereka dapat membentuk
kelompok dan menjadikan aktivitas ini sebagai sebuah permainan.

Aktivitas
Kita Adalah Satu Keluarga Besar
Lihatlah gambar berikut dan tuliskan apa yang mereka sedang lakukan.

Gerejaku Dan Aku 9


10 Gerejaku Dan Aku
Hamba Tuhan
Dan Aku
2
Kitab Bacaan:
Kis. 16:1-3; 17:13-15;
1 Tim. 1:1-5; 4:6-16
2 Tim. 1:1-7; 2:1-13; 3:14-15

Inti Pelajaran:
Allah memilih seorang hamba-Nya
untuk memimpin sebuah gereja dan
mengajarkan firman-Nya.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
menghormati para hamba Tuhan
sebagai orang yang telah dipilih
Allah untuk memimpin suatu gereja.

Ayat Hafalan:
“Jangan seorangpun menganggap
engkau rendah karena
engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya,
dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan
dalam kesucianmu.” Latar Belakang
(1 Tim. 4:12)
Alkitab
Pelajaran pada minggu yang lalu telah membahas tentang asal mula gereja.
Murid-murid mempelajari cara ibadah pada Perjanjian Lama yang dilakukan di
hadapan tumpukan batu yang sederhana, kemudian beralih di halaman kemah suci,
dan akhirnya, di bait suci. Di tempat-tempat itulah, korban binatang
dipersembahkan. Lalu, Yesus datang ke dunia dan mati sebagai Anak Domba
korban Allah, serta kembali ke surga diikuti dengan turunnya Roh Kudus pada hari
Pentakosta untuk tinggal dalam hati para pengikut-Nya.
Umat Kristen mula-mula bersekutu di rumah-rumah, di mana mereka
berkumpul untuk berdoa dan mengadakan persekutuan kudus. Ketika
penganiayaan muncul, maka sebagian orang Kristen mulai tersebar ke berbagai
tempat. Gereja baru bermunculan di berbagai kota, dengan beranggotakan orang
Yahudi dan orang bukan Yahudi yang berpaling dari cara hidupnya yang lama
kepada cara hidup yang baru sebagai umat Kristen.

Gerejaku Dan Aku 11


Ketika Saulus bertobat, ia menjadi seorang pekerja Kristus yang efektif dan
setia. Ia pergi dalam beberapa perjalanan penginjilan. Setiap kali berkesempatan,
maka ia akan berbicara di rumah-rumah ibadah, tetapi biasanya penganiayaan
muncul hingga para jemaat akhirnya bersekutu di tempat manapun mereka
temukan. Di Filipi, mereka pertama-tama bersekutu di tepi sungai. Di Efesus,
mereka bersekutu di sebuah sekolah (Kis. 19:9-10).
Dalam tahun-tahun perkembangan gereja awal, diperlukan para pemimpin
yang dapat mengajarkan seseorang untuk menjadi orang Kristen dan membantu
mereka bertumbuh dalam iman. Praktek penyembahan berhala terdapat di
sekeliling mereka. Terjadilah kebingungan di antara jemaat seperti dalam hal
praktek penyembahan Allah manakah yang masih harus tetap dilakukan.
Pelajaran hari ini dimulai dengan Paulus, seorang pemimpin gereja awal. Ia
tidak dapat tinggal lama di gereja-gereja yang dikunjunginya. Ia tinggal selama
mungkin dan melatih para jemaat yang ada. Timotius yang muda pun dilatih oleh
Paulus.
Pada perjalanan penginjilan Paulus yang pertama, ia mengunjungi Listra, di
mana Timotius tinggal dengan ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois. Timotius telah
menerima pengajaran yang begitu baik dalam kebenaran Perjanjian Lama dari ibu
dan neneknya yang saleh. Ketika Timotius pergi bersama dengan Paulus, ia
mempelajari kebenaran Perjanjian Baru. Bahkan Paulus menulis 2 pucuk surat
kepada Timotius, yang sekarang menjadi bagian dari Alkitab kita sebagai kitab 1 dan
2 Timotius.
Paulus melihat bahwa orang muda yang bersemangat ini akan menjadi
seorang penolong yang baik bagi perjalanan penginjilan yang diadakannya. Di
kemudian hari, Timotius menjadi seorang hamba Tuhan yang menggembalakan
jemaat di Efesus. Isi pelajaran hari ini akan membantu murid-murid mendapati
bagaimana Timotius mempersiapkan diri untuk melayani seorang hamba Tuhan.
Timotius tampil sebagai seorang yang kurang sekuat dan kurang seagresif
gurunya. Sekalipun demikian, Paulus tetap memotivasinya untuk menjadi “kuat”,
atau dengan kata-kata yang lebih harafiah, “dipenuhi dengan kuasa dari Roh
Kudus”.
Timotius berusia sekitar 32 tahun, ketika ia dipercayakan tanggung jawab
untuk menggembalakan gereja di Efesus. Di sinilah ia menangani berbagai masalah
dari sebuah gereja lokal.
Timotius membantu banyak gereja dan bekerja begitu dekat dengan Paulus
hingga sang guru dihukum mati. Pada suatu kali, Timotius ditangkap, tetapi akhirnya
ia dibebaskan. (Ibr. 13:23)
Kita dapat melihat dengan jelas bahwa di sepanjang sejarah gereja, Tuhan
dalam rencana-Nya telah memakai para pekerja yang berdedikasi, setia, dan
terlatih dengan baik. Kehidupan Timotius menunjukkan dengan jelas bahwa
kepemimpinan dapat dimulai pada usia yang muda.

12 Gerejaku Dan Aku


Mengenai Murid Anda
Murid-murid kelas Madya cenderung suka meniru tingkah laku orang yang
lebih tua daripada mereka. Minat tersebut membuat mereka memikirkan tentang
apa yang ingin dilakukan ketika besar nanti. Dengan mencontoh tingkah laku orang
dewasa, sebagian murid tanpa disadarinya mungkin telah mencontoh iman guru,
orangtua, dan kakak kandung mereka. Di saat murid-murid yang lebih berkembang
telah mempraktekkan imannya, sebagian murid lainnya mungkin masih dalam
tahap usahanya untuk mendefinisikan iman mereka itu. Jelaskan kepada murid-
murid tentang makna penting dari melayani di dalam Tuhan.
Murid-murid kelas Madya perlu memahami bahwa Allah sering memimpin
kita untuk melayani orang lain. Para hamba Tuhan merupakan contoh dari hal ini.
Murid-murid pada usia ini mulai menerima cara pandang orang lain. Setelah
menjelaskan tentang pemilihan dan peranan dari seorang hamba Tuhan kepada
murid-murid, mintalah mereka untuk memikirkan kira-kira persyaratan apa saja
yang mereka akan tetapkan bila termasuk ke dalam orang-orang yang akan memilih
seorang hamba Tuhan. Bandingkan jawaban mereka dengan persyaratan Allah dan
tunjukkan bahwa tuntutan Allah tidaklah sama dengan tuntutan manusia. Mintalah
pula murid-murid untuk membayangkan seandainya mereka adalah seorang
hamba Tuhan, bagaimana mereka akan menggembalakan gereja atau kelas itu.
Tunjukkan kepada murid-murid tentang pekerjaan yang sulit dari seorang hamba
Tuhan (misalnya, menyampaikan khotbah, membesuk, mendamaikan perselisihan)
sehingga murid-murid dapat membangun sikap yang lebih hormat terhadap para
hamba Tuhan.

Pemanasan
Ulangilah teka-teki berikut untuk membangun minat dalam bidang yang
berbeda. Pada akhir dari setiap teka-teki, panggillah seorang murid untuk menebak
profesi apakah yang telah dijelaskan.
Aku membantu menyembuhkan orang. Kantorku penuh dengan anak-anak
dan orang dewasa yang terkena bermacam penyakit dari sakit tenggorokan sampai
sakit telinga. Siapakah aku ini? (Seorang dokter)
Aku menulis huruf alfabet dan angka di papan tulis. Aku pun membacakan
cerita dan memeriksa tugas. Aku suka membantu murid-murid belajar. Siapakah
aku ini? (Seorang guru)
Aku memberikan arah kepada orang yang tersesat. Aku membagikan peta
dan mengisi bahan bakar untuk mobil yang membutuhkannya. Siapakah aku ini?
(Seorang penjaga pompa bensin)
Teka-teki yang terakhir akan lebih sukar karena itu berpikirlah dengan keras!
Aku adalah seorang yang kerjanya merupakan gabungan dari pekerjaan seorang
dokter, seorang guru dan seorang penjaga pompa bensin! Aku bekerja keras untuk
membantu orang lain dalam mengenal Allah. Siapakah aku ini? (Seorang hamba
Tuhan)
Dalam hal apakah seorang hamba Tuhan serupa pekerjaannya seperti
seorang dokter? (Ia membantu orang yang sakit dalam hatinya, yang sedih,
ataupun yang sedang kebingungan.)
Dalam hal apakah seorang hamba Tuhan serupa pekerjaannya seperti
seorang guru? (Ia membantu orang untuk belajar tentang firman Allah.)

Gerejaku Dan Aku 13


Dalam hal apakah seorang hamba Tuhan serupa pekerjaannya seperti
seorang penjaga pompa bensin? (Ia membantu orang memahami peta
kehidupan Allah, yaitu Alkitab, sehingga mereka mengetahui cara hidup yang
benar.)

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk menghormati para hamba Tuhan sebagai orang
yang telah dipilih Allah untuk memimpin suatu gereja.

Kis. 16:1-3; 17:13-15; 1 dan 2 Timotius

Timotius adalah orang Kristen generasi kedua yang pertama disebut dalam
Perjanjian Baru. Ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois (1 Tim. 1:5), telah menjadi
jemaat dan dengan setia memotivasi Timotius untuk menjadi percaya kepada
Tuhan.
Ketika Paulus tinggal di Listra, Timotius menjadi percaya kepada Yesus.
Paulus membantu Timotius dan orang Kristen lainnya yang terdapat di Listra untuk
memulai sebuah gereja yang baru. Lalu, Paulus pergi untuk mengunjungi kota-kota
lainnya di mana orang masih belum mendengar tentang Yesus.
Kira-kira 2 tahun kemudian, Paulus mengunjungi Listra kembali. “Timotius
telah menjadi seorang Kristen yang kuat selama engkau pergi,” kata para jemaat
dalam gereja itu kepada Paulus.
Paulus meminta Timotius untuk melakukan suatu pekerjaan yang sungguh
penting, yaitu untuk pergi bersamanya dari kota ke kota dan memberitakan tentang
Yesus kepada orang banyak dan mengunjungi gereja-gereja.
Timotius dengan senang menerimanya. Ia mengasihi Yesus dan ingin
membantu orang banyak yang juga mengasihi-Nya.
Paulus dan Timotius meninggalkan Listra dan pergi ke banyak tempat. Di
beberapa kota, orang banyak menjadi begitu marah ketika mereka mengabarkan
tentang Yesus, sementara di tempat-tempat lainnya, banyak orang menjadi percaya
kepada Yesus dan menjadi anggota gereja.
Paulus dan Timotius menjadi teman yang karib. Timotius menganggap
Paulus sebagai seorang ayah, sementara Paulus sering menyebut Timotius
sebagai “anak”nya.
Suatu hari, Paulus memberitahukan Timotius bahwa ia ingin Timotius untuk
tinggal di gereja Efesus. Dengan ragu-ragu, Timotius berkata, “Aku masih sangat
muda, dan engkau mengetahui bagaimana pendiamnya diriku ini. Aku tidak dapat
berkhotbah sebaik engkau, Paulus.”
Paulus memberinya motivasi bahwa Tuhanlah yang akan menolongnya
karena Ia dapat mengajar dan memperbaiki yang salah.
Timotius percaya bahwa Tuhan telah memanggilnya untuk menjadi seorang
hamba-Nya. Oleh karena itu, iapun menaati Tuhan dan tinggal untuk membantu
umat Kristen yang terdapat di Efesus.
Timotius menemukan banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di sana.
Paulus menulis beberapa surat kepada Timotius untuk membantu pendeta yang
masih muda itu untuk memimpin gereja di sana. Paulus memberitahukan Timotius,
“Perkataanmu, perbuatanmu, dan imanmu hendaklah menjadi teladan bagi para
jemaat lainnya.”
14 Gerejaku Dan Aku
Pekerjaan Timotius sebagai pemimpin gereja bukanlah pekerjaan yang
mudah. Kadang, jemaat tidak dapat saling mengasihi dan bersatu hati, tetapi
Timotiuslah yang menjadi seorang pendamai di antaranya. Kadang, ia harus
memperingatkan mereka ketika melakukan kesalahan.
Tetapi Timotius dapat mengandalkan pertolongan Tuhan. Paulus menulis
surat kepada Timotius, “Roh Tuhan tidak membuat kita takut. Ia memenuhi kita
dengan kuasa, kasih, dan penguasaan diri.”
Timotius menghadapi beberapa kesulitan dalam memimpin gereja, tetapi
dengan pertolongan Tuhan, ia dapat mempertahankan semangatnya dengan baik
dan terus bekerja bagi Tuhan.

Pertanyaan Diskusi
1. Diskusikan tentang keluarga hamba Tuhan yang terdapat di gereja
setempatmu. (Bagaimana keluarganya? Berapa banyak anaknya?)

2. Seberapa seringkah kamu menemui hamba Tuhanmu?

3. Apakah macam pekerjaan yang hamba Tuhan itu lakukan?

4. Bagaimana kita dapat menolong hamba Tuhan?

5. Pernahkah kamu merenung untuk menjadi seorang hamba Tuhan atau


pekerja kudus lainnya? Bila Tuhan memanggilmu untuk menjadi seorang
hamba-Nya atau pekerja kudus, maukah kamu melakukannya? Mengapa?

Mengulang
1. Siapakah yang mempengaruhi Timotius ketika ia masih berusia muda belia
sehingga di kemudian hari telah membantu mempersiapkan dirinya dalam
pekerjaannya sebagai seorang hamba Tuhan?
(Ibu dan nenek yang telah mengajarkan Timotius tentang firman Tuhan; ia
percaya kepada Yesus ketika mendengarkan penginjilan Paulus; ia
menjadi seorang Kristen yang teguh.)

2. Mengapa Timotius merasa agak kuatir ketika diminta Paulus untuk menjadi
seorang hamba Tuhan?
(Karena Timotius masih muda dan seorang yang pendiam. Lagipula, ia
merasa tidak dapat berkhotbah sebaik Paulus.)

3. Hal apa sajakah yang harus Timotius lakukan sebagai seorang hamba Tuhan?
(Memberikan teladan bagi para jemaat di gerejanya; menjadi seorang
pendamai, memperingatkan orang ketika mereka melakukan kesalahan.)

4. Nasihat apakah yang Paulus berikan kepada Timotius untuk membantunya


menjadi seorang hamba Tuhan yang baik?
(Timotius dapat mengandalkan pertolongan Tuhan. Roh Tuhan akan
memenuhi dirinya dengan kuasa dan kasih.)

Gerejaku Dan Aku 15


5. Apakah kamu juga harus menjadi seorang hamba Tuhan untuk dapat
memberitakan tentang Yesus kepada orang lain?
(Tidak; setiap orang yang percaya dapat mengabarkan Yesus kepada
orang lain.)

Aplikasi Kehidupan
Sebuah Kisah Nyata
Kisah ini berawal di Swardeston, Inggris, di mana Edith Louisa Cavell, anak
perempuan tertua dari seorang hamba Tuhan dan istrinya yang hidup pada waktu
itu.
Edith lahir pada tanggal 4 Desember 1865. Ia ingin menjadi seorang
perawat, tetapi keinginannya itu bukanlah suatu pilihan yang umum bagi
perempuan muda pada masanya itu. Sebagai gantinya, ia mengikuti nasihat
ayahnya untuk menjadi seorang guru privat di sebuah keluarga Belgia yang kaya.
Ketika ayahnya jatuh sakit, ia kembali ke Inggris untuk merawatnya.
Setelah kematian ayahnya, keinginan Edith untuk belajar keperawatan
timbul lagi. Ia mempersiapkan diri untuk belajar menjadi seorang perawat di sebuah
rumah sakit di London. Bangunan rumah sakit itu penuh jelaga dan berisik, tetapi
Edith belajar, menyikat segala lantai di rumah sakit yang kotor, dan dengan setia
merawat orang-orang yang sedang sakit dan sedang sekarat. Selama berada di
sana, ia telah membuktikan dirinya sebagai seorang perawat yang cakap dan berani
saat terjadi wabah penyakit typhus. Sosoknya yang akrab dengan rompi biru yang
berkibaran dan topi hitam dapat terlihat ketika ia dengan terburu-buru berjalan ke
sana ke mari untuk memberikan kasih sayangnya, seperti mencarikan pakaian bagi
para bayi yang baru lahir dan perlengkapan tidur bagi yang membutuhkan. Ia
seringkali disetarakan dengan Florence Nightingale yang begitu pengasih, salah
seorang yang mempelopori keperawatan sebagai suatu profesi.
Suatu kesempatan baru terbuka ketika Edith diundang untuk membuka
sebuah sekolah keperawatan di Belgia oleh seorang murid sekolah
keperawatannya dahulu yang sekarang telah menikah dengan putra dari seorang
dokter Belgia. Sekalipun tidak ada sekolah keperawatan di sana, tetapi Edith setuju
untuk menerima tantangan itu.
Dari seluruh penjuru benua Eropa, para perempuan yang belum
berkeluarga maupun para gadis muda datang untuk mendaftar di sekolah
keperawatannya itu. Edith begitu dihormati oleh semua muridnya. Dengan cepat
mereka menyadari bahwa ia adalah seorang yang tegas, tetapi ramah dan adil.
Untuk murid-muridnya, senyuman tanda setuju dari Edith adalah hadiah yang cukup
atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Edith bersikap tidak sabar terhadap
kebiasaan yang tidak rapi, sebaliknya ia mengharapkan semua muridnya dapat
memberikan perhatian yang teliti, dan lembut terlebih di saat di mana “nyawa
manusia adalah taruhannya.” Pada tahun 1912, sekolah rumah sakitnya
memberikan pengarahan keperawatan kepada tiga klinik dan juga kepada
beberapa sekolah umum dan taman kanak-kanak.
Saat itulah meletus Perang Dunia I. Pada awalnya, Edith sedang
mengunjungi ibunya di Inggris. Ia dapat saja tinggal dengan aman bersama ibunya,
tetapi ia lebih memilih untuk kembali ke Belgia. Itu terjadi tidak lama sebelum tentara
Jerman memasuki dan menduduki negara itu.

16 Gerejaku Dan Aku


Edith melanjutkan pekerjaannya untuk merawati orang-orang yang sakit dan
yang membutuhkan. Ia memberi makan, merawat, dan membantu orang-orang
Belgia untuk melarikan diri. Hati Edith penuh dengan cinta dan belas kasihan. Ia
mulai menyembunyikan para tentara dan para pengungsi di ruang bawah tanah dan
ruang belakang rumah sakit. Ia menyediakan makanan, uang, dan tempat
perlindungan dan tidak pernah menolak siapapun.
Di antara banyak pengungsi yang dirawat Edith, salah satunya adalah
seorang mata-mata yang akhirnya mengkhianatinya. Ia ditahan pada tanggal 5
Agustus 1915, dan dimasukkan ke dalam tahanan yang sunyi di penjara St. Gilles.
Kantornya dijungkirbalikkan, semua lukisan dan potret keluarga direnggut dari
tembok, dan piringpun dipecahkan ketika rumah sakit digeledah. Lantai-lantai
dibongkar ketika bukti dicari untuk melawan Edith Cavell. Ia tidak pernah kembali ke
rumah sakit yang dicintainya itu.
Dalam sidang pengadilannya, Edith diputuskan bersalah atas tuduhan
menyediakan “tempat perlindungan bagi musuh (orang Belgia).” Dengan tenang, ia
memberitahukan bagaimana dirinya telah menolong banyak orang yang
menghindar dari pengejaran tentara Jerman. Dalam pengakuannya, ia menulis
dengan tepat jumlah orang yang telah diberinya perawatan, makanan, pakaian, dan
tempat perlindungan. Pengacara Edith putus asa. Bagaimana mungkin ia dapat
menyelamatkan hidup Edith?
Di penjara, Edith membaca Alkitabnya dan menulis di buku doanya. Ia
menyambut seorang hamba Tuhan yang mengunjunginya dengan wajah yang tidak
kuatir. Ia tidak banyak bicara dan tenang, dan imannya tetap tidak goyah.
Pada tanggal 11 Oktober 1915, Edith memakai rompi perawat dan topi
hitamnya hendak menghadapi regu tembak pasukan Jerman. Ia tidak
memperlihatkan rasa takut tetapi menunjukkan keberanian dan imannya kepada
Allah.
Pada bulan Mei 1916, jasad Edith dibawa ke London untuk dikuburkan. Hari
ini, sebuah patung berdiri di Trafalgar Square, London untuk mengingatkan para
pengunjung mengenai iman dan keberanian Edith Cavell yang besar.

Renungkan pertanyaan berikut:


1. Apakah yang kita dapat pelajari dari Edith Cavell?

2. Dalam hal apakah pekerjaan Edith serupa dengan pekerjaan seorang hamba
Tuhan?

Gerejaku Dan Aku 17


Aktivitas 1
Mengenali Para Pekerja Gereja
Mainkan aktivitas ini untuk menemui para pekerja gereja dan carilah tahu
bagaimana kamu dapat menolong mereka.
1. Penyambut Tamu
2. Hamba Tuhan
3. Pemimpin Paduan Suara
4. Sekretaris
5. Pemimpin Perpustakaan
6. Pesuruh Gereja
7. Guru Sekolah Sabat
8. Pemain Piano

Setiap kotak menggambarkan seorang pekerja gereja yang berbeda.


Perhatikan satu per satu dan tuliskan suatu kalimat di bagian bawah dari tiap-tiap
kotak dengan sebuah contoh mengenai bagaimana kamu dapat menolong mereka.
Motivasilah murid-murid untuk mempraktekkan saran-saran yang mereka
pikirkan untuk membantu para pekerja gereja itu.

Aktivitas 2
Guntinglah sebuah lingkaran besar dari karton manila atau kertas poster
untuk membuat sebuah lukisan dinding yang berbentuk lingkaran yang diberi judul
“Hamba Tuhan Kita”. Bila memungkinkan, mintalah sebuah foto dari seorang hamba
Tuhan Anda dan rekatkan di tengah lingkaran itu. Diskusikan tentang tanggung
jawab yang dipikul oleh hamba Tuhan Anda. Lalu, pada berbagai lingkaran dari
karton manila yang berwarna berbeda, mintalah murid-murid menggambarkan
hamba Tuhan ketika ia sedang melakukan tiap-tiap tanggung jawab tersebut.
Rekatkan lingkaran-lingkaran karton itu di sebuah papan buletin ketika telah selesai.

18 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas
Mengenali Para Pekerja Gereja
Mainkan aktivitas ini untuk menemui para pekerja gereja dan
carilah tahu bagaimana kamu dapat menolong mereka.

Gerejaku Dan Aku 19


20 Gerejaku Dan Aku
Aku Dapat Menolong
Gerejaku
3
Kitab Bacaan:
3 Yoh. 1-14

Inti Pelajaran:
Para jemaat hendaklah bekerja
bersama dalam mengabarkan
firman Tuhan.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
belajar bekerja sama dengan
orang lain untuk mengabarkan
firman Tuhan.

Ayat Hafalan:
“Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik,
yang dipersiapkan Allah
sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya.” Latar Belakang
(Ef. 2:10)
Alkitab
Kitab 3 Yohanes adalah surat Yohanes kepada Gayus, seorang pemimpin
pada salah satu gereja saat itu. (Tidak diketahui apakah nama ini juga adalah Gayus
yang sama yang disebutkan oleh Paulus saat ia berada di gereja di Korintus - 1 Kor.
1:14; Gayus adalah sebuah nama yang umum).
Yohanes menyebut Gayus sebagai seorang teman kekasih, mengharapkan
Gayus dalam keadaan sehat, dan memuji iman dan kelakuan Gayus.
Yohanes khususnya merasa senang mendengar laporan mengenai
kemurahan Gayus memberikan tempat menginap bagi para hamba Tuhan yang
berkunjung ke gerejanya.
Sikap rela memberikan tumpangan kepada tamu ini merupakan hal yang
penting khususnya pada masa para rasul, karena pada waktu itu tidak banyak
terdapat tempat penginapan umum dan kelebihan dana yang dipunyai oleh umat
Tuhan pula tidaklah banyak.
Gayus tentu telah memberikan tumpangan kepada beberapa hamba Tuhan
yang melakukan perjalanan dari gereja tempat asal Yohanes yaitu di Efesus.
Sekalipun bagi Gayus, mereka adalah orang asing, tetapi ia menerima mereka
sebagai teman, dan mereka pun menceritakan hal ini ketika kembali kepada
Yohanes. Untuk meneguhkan dan mengucapkan terima kasih kepadanya akan cara
hidup Kristennya ini, dan untuk memotivasi imannya, Yohanes menuliskan surat
pribadinya ini.
Gerejaku Dan Aku 21
Yohanes tentu telah mengirimkan sepucuk surat melalui para hamba Tuhan
yang datang ke gereja Gayus. Tetapi seorang lainnya yang bernama Diotrefes tidak
menghiraukan surat Yohanes maupun para utusannya. Diotrefes bukan hanya tidak
suka memberi tumpangan, tetapi juga menyebarkan fitnah mengenai rasul
Yohanes.
Diotrefes menolak untuk menerima para hamba Tuhan yang berkunjung dan
menekan jemaat dalam gerejanya yang menerima tamu. Ia bahkan mengucilkan
mereka dari gerejanya.
Yohanes mencela tindakan Diotrefes ini karena:
1. ia menolak mendengarkan firman Tuhan dari para pemimpin rohani lainnya.
2. ia menyebarkan fitnahnya tentang para pemimpin gereja.
3. ia bersikap buruk dengan tidak menyambut para hamba Tuhan dengan hangat.
4. ia berusaha untuk mengucilkan mereka yang menentang kepemimpinannya.
Dalam suratnya kepada Gayus, Yohanes memberikan motivasi agar Gayus
tidak merasa gelisah karena tindakan Diotrefes ini. Yohanes pun menyatakan
keinginannya untuk datang dan berbicara dengan Gayus secara pribadi.
Beberapa orang memperkirakan bahwa surat ini secara garis sejarah
menandakan saat menjelang akhir dari gereja awal yang sederhana dengan
organisasinya yang sederhana dan awal dari penerimaan kekuasaan yang besar
oleh beberapa orang. Benar atau tidak demikian, kitab 3 Yohanes mencatatkan
cerita mengenai Gayus, seorang pemimpin Kristen yang dapat bekerja sama, suka
menerima tumpangan, yang diusik oleh seorang jemaat gereja yang egois yang
harus diberikan disiplin yang keras.

Mengenai Murid Anda


Suatu hal yang masih muncul secara alami dalam diri murid-murid kelas
Madya bahwa mereka adalah penolong yang baik. Mereka terutama senang
menolong orang dewasa sehingga nampak seolah-olah diri mereka telah
melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa. Mereka pun menjadi lebih
mandiri dan mampu berpikir dan bekerja seorang diri. Akan tetapi, mereka belum
terlalu sungguh-sungguh menguasai untuk bekerja secara mandiri, sehingga masih
senang bekerja dalam aktivitas kelompok. Pelajaran hari ini mengenai perlunya
bekerja sama di antara para jemaat gereja sehingga dapat membangun keinginan
alami dari murid-murid kelas Madya ini untuk saling membantu di antara mereka.
Murid-murid dapat mempelajari bahwa ketika semuanya bekerja sama, yang mana
masing-masing melakukan bagiannya, maka gereja telah melaksanakan apa yang
Tuhan kehendaki.
Mintalah murid-murid untuk membayangkan gereja tanpa ibu-ibu yang
memasak atau para hamba Tuhan yang berkhotbah atau sebuah gereja tanpa diri
mereka. Jelaskan kepada mereka betapa pentingnya peranan tiap-tiap orang atau
bagian, bahkan peranan diri mereka yang kecil sekalipun. Anda pun dapat
membantu murid-murid menyatukan dunia di rumah dan di gereja dengan
menggunakan perbandingan dari beberapa fungsi yang berbeda dari anggota-
dalam sebuah keluarga atau bagian dari tubuh mereka. Tanyakan kepada murid-
murid tentang bagaimana perasaan mereka ketika mendapati bagian tubuh terluka,
dan bagaimana mereka menggantikan fungsi dari bagian yang untuk sementara
tidak berfungsi itu. Jelaskan kepada mereka bahwa gereja itu seperti tubuh
manusia, bila satu bagian tidak berfungsi, maka bagian lainnya perlu menggantikan

22 Gerejaku Dan Aku


fungsi bagian yang tidak berfungsi itu. Kemudian, mintalah murid-murid untuk
membuat suatu daftar tentang bagaimana mereka dapat membantu di gereja, di
rumah, dan di sekolah. Jelaskan kepada mereka bahwa gereja adalah milik mereka
sama seperti rumah dan kelas, dan keberadaan mereka sungguh penting dalam
gereja seperti dalam keluarga. Oleh karena itu, mereka hendaklah mengasihi gereja
dengan membantu dan menjaga kebersihannya.

Pemanasan
Tulislah kata “Bekerja Sama” di papan tulis.
Mintalah seorang murid untuk mencari arti kata itu dalam kamus sementara
murid yang lainnya berusaha menjelaskan arti kata itu menurut pendapat mereka.
Tuliskan setiap usulan mereka di papan tulis. Kamus Webster mendefinisikan arti
kata bekerja sama sebagai “bertindak atau bekerja bersama-sama untuk suatu
tujuan atau maksud akhir yang sama”.
Pada minggu yang lalu, kita telah membicarakan tentang Timotius. Apakah
Timotius mengetahui bagaimana untuk bekerja sama? Mintalah murid-murid untuk
memberikan beberapa contoh yang jelas. (Ia siap dan bersedia membantu Paulus;
ia pergi ke Efesus dan bekerja dengan beberapa jemaat sebagai seorang hamba
Tuhan di gereja itu; ia adalah seorang pendamai.)
Hari ini, kita akan membaca sebuah cerita mengenai 2 orang lainnya.
Menurut kamu, apakah mereka mengetahui bagaimana melakukan kerja sama itu?

Cerita Alkitab
Dua orang sedang berjalan dengan lelah di jalan yang sempit dalam suatu
kota. Pakaian mereka berdebu dan mereka baru datang dari jauh.
“Aku senang ada sebuah gereja di kota ini,” kata salah satu orang kepada
temannya. “Kita dapat mengharapkan bantuan dari saudara-saudari seiman kita.”
“Ya,” kata yang lainnya dengan sependapat. “Sungguh baik, kita akan dapat
makan dan beristirahat! Aku begitu lelah.”
“Apakah ada umat Kristen yang tinggal di jalan ini?” tanya mereka kepada
seorang laki-laki dari desa itu.
“Di sebelah sana adalah rumah Diotrefes. Ia adalah seorang anggota
gereja,” kata orang itu sambil menunjuk ke sebuah rumah dekat tempat itu.
Dengan tidak sabar kedua pemberita injil ini mengetuk pintu Diotrefes. Tidak
lama kemudian, seorang laki-laki menghampiri pintu, tetapi ia tampak kurang
bersahabat.
“Siapa kalian?” tanyanya dengan agak membentak.
“Kami adalah para pemberita injil dari kota lain.”
“Kami tidak membutuhkan lebih banyak orang untuk berkhotbah di sini!” kata
Diotrefes. “Bagaimana aku dapat mengetahui bahwa kalian adalah umat Kristen?”
“Kami membawa surat dari rasul Yohanes untuk membuktikan bahwa kami
adalah para pemberita injil,” kata kedua laki-laki itu sambil menunjukkan surat
tersebut.
Diotrefes segera mengembalikan surat itu kepada kedua orang yang sedang
kebingungan. “Aku tidak mempunyai kamar bagi kalian!” katanya. Kemudian, ia
menutup pintu rumahnya.

Gerejaku Dan Aku 23


Kedua orang itupun saling bertatapan seorang dengan yang lainnya. Belum
pernah ada umat Tuhan yang memperlakukan mereka seperti itu. Ke mana mereka
dapat pergi? Agak jauh dari jalan itu, ada suatu cahaya yang menyenangkan hati.
Mereka segera mengetuk pintu rumah di sana.
Seorang laki-laki yang ramah menghampiri pintu. Namanya adalah Gayus.
Ia pun seorang anggota gereja. Gayus memandang kedua orang yang kelelahan itu
dan membuka pintu rumahnya lebar-lebar.
“Masuk dan beristirahatlah,” undang Gayus kepada mereka.
Gayus membaca surat yang mereka bawa dari Yohanes. Gayus
menyediakan makanan bagi mereka dan mempersiapkan tempat istirahat bagi
mereka.
Lalu, mereka bercakap-cakap, berdoa, dan merencanakan cara untuk
membantu gereja.
Pada pertemuan gereja, Diotrefes melakukan apapun yang dapat
dilakukannya untuk mengacaukan semuanya. Bukan saja ia mencegah agar kedua
pemberita injil itu untuk tidak tinggal di kota itu, tetapi ia pun berusaha untuk
membuat agar Gayus mengucilkan mereka pula.
Diotrefes merasa bahwa ia harus menjalankan segala hal menurut caranya.
Hal ini tidak baik bagi gereja.
Di kemudian hari, rasul Yohanes menulis surat kepada Gayus, “Aku
berharap kiranya engkau sehat-sehat saja! Aku sungguh bersukacita ketika
saudara-saudari seiman kita kembali dan menceritakan kepadaku bagaimana
kamu telah menerima mereka. Diotrefes pantas untuk dimarahi karena ia tidak mau
bekerja sama. Tetapi aku mengingat kasihmu yang besar dan kerelaanmu dalam
memberikan tumpangan.”

Pertanyaan Diskusi
Menurut kamu, orang macam apakah Gayus itu?
(Gayus adalah orang yang bersahabat dan ramah; ia adalah macam orang yang
mau bekerja sama dan ingin membantu orang lain.)

Bagilah murid-murid menjadi 2 kelompok. Pastikan untuk memasukkan


beberapa murid yang dapat mengemukakan secara lisan dalam masing-masing
kelompok. Bacalah lagi 3 Yoh. 1-14. Satu kelompok akan mendengarkan, misalnya
ketika Diotrefes bekerja sama atau tidak. Kelompok lainnya akan melakukan hal
yang sama bagi Gayus. Setelah Anda membacakan cerita itu, mintalah laporan
kelompok mengenai Diotrefes terlebih dahulu. Murid-murid mungkin akan
menyebutkan bahwa Diotrefes tidak mau bekerja sama; ia bersikap kasar kepada
kedua laki-laki yang kelelahan itu; ia tidak mau mendengarkan penjelasan mereka;
ia tidak mau mengizinkan mereka masuk ke dalam rumahnya.

Kedua orang itu terkejut melihat sikap Diotrefes dalam memperlakukan


mereka. Merekapun pergi ke rumah anggota gereja yang lainnya. Orang
macam apakah yang mereka temukan di sana?
(Gayus adalah seorang yang ramah dan bersahabat kepada kedua orang itu,
bahkan sebelum ia mengetahui siapa mereka, ia mempersilahkan mereka masuk
ke dalam rumahnya dan menyediakan makanan bagi mereka serta memberikan
tempat istirahat bagi mereka; ia bercakap-cakap dan berdoa dengan mereka; ia
tidak mengindahkan nasihat Diotrefes untuk mengusir kedua orang itu.)
24 Gerejaku Dan Aku
Dapatkah kamu memikirkan beberapa alasan mengapa Diotrefes bertindak
seperti itu?
(Diotrefes mungkin ingin menjalankan keseluruhan gereja dengan caranya sendiri;
ia adalah seorang yang egois; ia bertindak seolah-olah dirinyalah yang terpenting
dan tidak menginginkan orang lain mempunyai peranan yang penting pula; ia
mungkin iri hati kepada Gayus, 2 orang yang berkunjung saat itu, atau bahkan
kepada rasul Yohanes sendiri.)

Siapakah yang Diotrefes lukai dengan sikapnya itu?


(Kedua orang pemberita injil - ia membuat mereka merasa gelisah dan memaksa
mereka untuk pergi beristirahat di tempat lain; ia melukai dirinya sendiri karena
dirinya tidak beroleh sukacita dalam membantu orang, juga beroleh teguran dari
rasul Yohanes; ia pun melukai gereja dengan mencoba untuk menjadi seorang
atasan dari setiap orang di sekitarnya.
Kebaikan yang Gayus berikan kepada kedua pemberita injil itu tidak hanya
membantu mereka, tetapi membantu keseluruhan gereja dengan memperkuat
kasih mereka. Hal tersebut merupakan suatu penghiburan bagi rasul Yohanes, dan
menyebabkan Gayus memperoleh ucapan terima kasih yang hangat.)

Mengulang
(Murid-murid hendaklah membaca keseluruhan isi kitab 3 Yohanes sebelum mereka
menjawab pertanyaan berikut.)
1. Bagaimana rasul Yohanes memberi salam kepada Gayus pada permulaan
suratnya?
(Rasul Yohanes mengharapkan Gayus baik dan sehat dalam segala
sesuatu, sama seperti jiwanya baik-baik saja.)

2. Apakah yang dikatakan jemaat lainnya tentang iman Gayus?


(Gayus setia dalam kebenaran dan segala perbuatannya selalu dalam
kebenaran; seorang yang ramah dan penuh kasih dalam menerima tamu.)

3. Apakah yang dikatakan jemaat lainnya tentang Diotrefes?


(Diotrefes suka menjadi yang terdahulu dan membicarakan keburukan
orang lain; ia tidak mau menerima saudara-saudari seiman dalam
rumahnya; ia mengucilkan orang-orang yang ingin menerima tamu dari
gereja.)

4. Apakah yang rasul Yohanes kehendaki agar Gayus dan jemaat lainnya
lakukan?
(Rasul Yohanes memberitahukan mereka untuk meneladani apa yang baik
dan bukannya yang jahat.)

5. Kebaikan siapakah yang sedang dibicarakan oleh semua orang?


(Demetrius.)

6. Pekerjaan apakah yang ingin kamu lakukan untuk membantu gerejamu?

Gerejaku dan Aku 25


Catatan:
Melakukan pelayanan di gereja adalah melakukan suatu perkara Tuhan secara
bersama-sama karena terdapat terlalu banyak pekerjaan Tuhan yang dapat
dilakukan hanya oleh satu orang. Kita saling membutuhkan, tetapi bukan hanya
seorang diri saja yang melayani. Tuhan pun bekerja bersama dengan kita. Dan
karena kita bekerja bersama dengan Tuhan, maka kita mempunyai segala kekuatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya itu!

Aplikasi Kehidupan
Melayani Bagi Gereja Dan Saling Mengasihi
Kevin selalu pergi ke gereja pada hari Sabat, tetapi belum pernah terpikir
olehnya bahwa iapun adalah bagian penting dari gereja itu. Selama di kelas, ia
jarang berpartisipasi dalam acara diskusi. Ketika saatnya tiba untuk merapikan
kelas setelah selesai kebaktian, ia telah dalam perjalanan pulang ke rumahnya.
Tetapi, ada suatu kejadian dalam hidup Kevin yang membuat semuanya itu
berubah, karena kejadian itulah yang menolong Kevin hingga memahami bahwa ia
adalah seorang yang penting di gereja dan di hadapan Tuhan. Bagaimanapun juga,
merupakan hal yang penting bagi kita untuk turut serta dalam pelayanan gereja dan
memperhatikan orang lain.
Suatu hari Sabat pagi, Kevin menghadiri kelas pendidikan agamanya.
Seperti biasa, ia duduk dengan tenang dan berpura-pura mendengarkan gurunya
sementara pikirannya entah berada di mana saat itu. Apakah yang sedang Kevin
pikirkan? Ia sedang memikirkan permainan bola basket yang akan dimainkan
bersama dengan teman gerejanya saat waktu makan siang. Ketika kelas berakhir,
wajah Kevin menjadi cerah seperti matahari di tengah hari. Dengan terburu-buru, ia
memasukkan Alkitab dan semua buku bahan pelajarannya serta berlari menuju
pintu kelas.
Kevin adalah orang pertama di lapangan basket. Tidak lama kemudian,
Lewis, Mike, dan Gustavo menghampirinya, dan permainan dimulai. Setelah
beberapa lama kemudian, mereka beristirahat. Ketika anak-anak itu mulai bermain
lagi, Kevin heran melihat seorang anak lak-laki sedang duduk di garis batas
menonton permainan mereka. Anak itu pincang dan duduk di kursi roda. Setelah
permainan selesai, Kevin berjalan menghampiri anak itu.
“Hai, siapakah namamu?”
“Oh, aku Keith. Dari manakah kamu berasal? Aku tidak melihatmu di sekitar
sini tadinya.”
“Ini sungguh aneh, aku datang ke sini setiap kali bersama dengan teman-
temanku. Kami berasal dari gereja di ujung blok itu,” kata Kevin sambil menunjuk ke
arah gereja. kemudian ia bertanya, “Hai, Keith. Apakah kamu mau mengikuti kelas di
gereja kami? Aku tahu bahwa hal itu membosankan, tetapi bagaimana
menurutmu?” Bahkan sebelum Kevin dapat menyelesaikan pertanyaannya,
Keithpun telah menghilang.
“Aneh,” kata Kevin dalam hatinya sambil berjalan kembali ke lapangan. “Ke
mana yang lainnya?” Ketika Kevin kembali ke gereja, ia terkejut. Kira-kira siapa
yang ditemukannya? Keith!
“Bagaimana Keith dapat tiba di sini dengan begitu cepat?” tanya Kevin dalam
hatinya.

26 Gerejaku Dan Aku


Ketika kelas dimulai, sang guru memberitahukan kepada murid-murid,
“Baiklah, semuanya diam. Hari ini, kita kedatangan seorang tamu baru bersama
dengan kita. Namanya Keith. Ia dari daerah sekitar sini dan akan bergabung dengan
kita dalam mengikuti kelas ini.” Beberapa anak melihat Keith dengan cara yang lucu.
Mengapa Keith duduk di kursi roda? Tetapi Kevin tidak terlalu mempermasalahkan
Keith yang sedang duduk di kursi roda. Lagipula, Keith tampaknya adalah seorang
yang menyenangkan. Maka ketika sang guru mulai mengajar, Kevin berbisik kepada
Keith, “Hai, Keith, apakah kamu ingin melempar bola basket beberapa kali setelah
kelas ini selesai nantinya?” tanya Kevin kepada Keith. Keithpun berbisik, “Aku tidak
tahu, apakah kamu kira aku dapat melakukannya, apalagi aku seorang yang duduk
di kursi roda seperti ini?”
“Oh, itu bukanlah masalah. Aku akan menjagamu agar tidak terluka.”
Setelah kelas selesai, sang guru meminta semua murid untuk membantu
membersihkan kelas sebelum meninggalkannya. Kevin, karena begitu ingin
bermain bola, bergegas menuju pintu kelas. Sebaliknya, Keith tetap tinggal di
tempat dan memunguti sampah yang berserakan di lantai. Ketika Kevin sampai di
lapangan basket, akhirnya ia memperhatikan bahwa Keith tidak berada di sana.
Kevin berlari kembali ke kelas dan menemukan Keith hanya seorang diri sedang
menjangkau dari kursi rodanya untuk memungut carikan-carikan kertas yang
berhamburan di lantai.
“Apakah yang kamu sedang lakukan, Keith? Aku kira kamu akan bermain
bola basket bersama denganku?”
“Oh, aku hanya mengira bahwa diriku hendaklah membantu membersihkan
kelas sebelum aku bermain.” Ketika Kevin melihat Keith berusaha keras untuk
memungut kertas-kertas itu, maka ia pun mulai merasa bersalah dan tergerak
hatinya untuk membantu Keith. “Oh, baiklah! Marilah aku bantu.”
Sejak hari itu dan selanjutnya, Keith muncul di gereja setiap hari Sabat.
Dalam waktu singkat, Kevin dan Keith menjadi sepasang teman yang karib. Setelah
pelajaran selesai, Keith akan selalu berusaha untuk membersihkan atau melakukan
suatu pelayanan di gereja. Sebagai contoh, Keith bahkan berusaha dari kursi
rodanya menggunakan penyedot debu untuk membersihkan ruang kebaktian.
Sebenarnya, ia sungguh harus bersusah payah untuk melakukan semuanya itu.
Pada waktu lainnya, Kevin menyaksikan bagaimana Keith berusaha menjangkau
dari kursi rodanya hanya untuk mencuci piring-piring yang kotor. Malangnya, Keith
hampir tidak dapat meraih tempat cuci piring. Akhirnya, Kevin tergerak hatinya untuk
membantu Keith. Setelah beberapa lama kemudian, Kevin terbiasa untuk
membantu di sekitar gereja tetapi tetap tidak dapat benar-benar menikmatinya.
Pada suatu hari Sabat, Keith bertanya kepada Kevin, “Menurut kamu,
apakah gereja itu begitu penting bagimu?”
“Ya, menurutku gereja itu begitu penting. Ibu menyuruhku datang ke gereja.”
jawab Kevin.
“Tetapi, apakah kamu sendiri pun ingin datang ke gereja?” tanya Keith lagi.
“Ya, saya rasa begitu. Aku tetap beranggapan bahwa Tuhan itu penting.
Maksudku, tentu saja aku ingin masuk ke surga.”
“Jadi, apakah gereja seperti sebuah keluarga bagimu?”
Kevin berhenti berpikir sejenak. “Ya, kira-kira seperti itu. Aku tidak suka
membersihkan kelas, tetapi sekarang telah mulai terbiasa. Aku merasa senang
ketika membantu gereja. Bagaimana kamu dapat menunjukkan kasih kepada
gereja? Hanya dengan mencuci piring-piring yang kotor, membersihkan kelas,
ataupun menyebarkan pamflet?”
Gerejaku Dan Aku 27
“Aku kira hal itu adalah beberapa di antaranya,” jawab Keith. “Gereja
bukanlah hanya bangunan saja, tetapi juga kumpulan saudara-saudari seiman.
Apakah kamu pernah berdoa bagi gereja?”
“Tidak, sebenarnya tidak,” jawab Kevin.
“Nah, mungkin kamu dapat mulai dari sana. Itulah cara yang baik untuk
menunjukkan bahwa kamu mengasihi gereja. Ada begitu banyak hal yang dapat
dilakukan bila kamu mau bekerja bagi Tuhan. Tuhan akan menunjukkannya
kepadamu.”
“Ya, aku kira kamu benar, Keith. Aku harus lebih banyak belajar untuk
melayani gereja dan mengasihi saudara-saudari seiman.”
Pada saat itu, Kevin mulai menyadari bahwa Keith adalah seorang utusan
Tuhan.
Apakah yang kevin pelajari tentang mengasihi gereja? Itulah suatu
pertanyaan yang harus direnungkan oleh kita semua.

Renungkan pertanyaan berikut:


1. Dengan cara apakah Kevin menunjukkan bahwa ia tidak peduli tentang gereja?

2. Bagaimana Kevin menunjukkan bahwa ia peduli terhadap gereja?

3. Apakah yang kita dapat lakukan untuk menunjukkan kasih kepada gereja itu?
Apakah kita harus melakukan semua hal yang Keith lakukan atau cukupkah kita
hanya merenungkannya saja?

Aktivitas 1
Siapakah Yang Membantu Gereja?
Pada hari ini, gereja mempunyai banyak orang yang suka membantu seperti
Gayus, dan mungkin ada beberapa orang yang tidak suka membantu seperti
Diotrefes. Pada gambar berikut, berilah tanda silang pada anak yang mengingatkan
kamu pada Diotrefes. Lingkarilah anak yang mengingatkan kamu pada Gayus.
Renungkan bantuan lainnya yang dapat dikatakan atau dilakukan oleh anak-anak
dalam kejadian tersebut.

1. Mengapa kamu tidak biarkan John melakukannya terlebih dahulu?


Bermainlah dengan caraku atau aku akan keluar!

2. Aku akan berbagi buku pujianku bersama Jennifer.


Aku tidak suka menyanyi dan tidak akan menyanyi.

3. Aku ingin perkenalkanmu kepada temanku, Bill.


Siapakah yang ingin menerima anak ini di kelas kita?

4. Kita bantu belikan makanan bagi yang membutuhkan.


Aku akan tabungkan uangku untuk beli sesuatu bagi diriku sendiri.

28 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas 2
Ya, Aku Dapat Membantu Gerejaku
Kita telah mendiskusikan betapa pentingnya bekerja sama di gereja itu.
Mintalah murid-murid dengan jujur untuk mengatakan seberapa sering mereka
melakukan hal-hal yang terdapat dalam daftar berikut dan berilah tanda benar di
sampingnya.
Ketika semua telah selesai, sarankan agar tiap-tiap murid melihat sekali lagi
daftarnya untuk memutuskan aktivitas apa sajakah yang perlu mereka tingkatkan.
Tiap-tiap murid hendaknya memilih satu cara khusus yang diinginkan untuk
memulai membantu gereja sekarang ini.

Aku datang ke gereja tepat pada waktunya.


Aku mengajak temanku untuk pergi ke gereja.
Aku memperhatikan para guru dan hamba Tuhanku.
Aku tidak berbicara ketika harus bersikap demikian.
Aku mengerjakan bagianku dalam pelayanan di gereja.
Aku menjaga gerejaku tetap bersih dan rapi.
Aku bersikap ramah dan bersahabat kepada semua teman di kelasku.
Aku mau menerima giliranku selama di kelas.

Gerejaku Dan Aku 29


Aktivitas
Siapakah Yang Membantu Gereja?
Pada hari ini, gereja mempunyai banyak orang yang suka membantu seperti Gayus, dan
mungkin ada beberapa orang yang tidak suka membantu seperti Diotrefes.
Pada gambar berikut, berilah tanda silang pada anak yang mengingatkan kamu
pada Diotrefes. Lingkarilah anak yang mengingatkan kamu pada Gayus.
Renungkan bantuan lainnya yang dapat dikatakan atau
dilakukan oleh anak-anak dalam kejadian tersebut.

30 Gerejaku Dan Aku


Gereja Membantuku 4
Kitab Bacaan:
Fil. 1-25

Inti Pelajaran:
Kita hendaknya mematuhi
pengajaran Tuhan dalam gereja.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
menjadi pelaku firman,
dan bukan hanya pendengar saja.

Ayat Hafalan:
“Tetapi hendaklah kamu
menjadi pelaku firman dan
bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian
kamu menipu diri sendiri.” Latar Belakang
(Yak. 1:22)
Alkitab
Onesimus adalah seorang budak kepunyaan seorang Kristen yang bernama
Filemon. Mereka tinggal di Kolose.
Filemon adalah seorang yang kaya. Ia pun seorang umat Kristen yang setia,
karena Paulus menyebutnya, “Filemon yang kekasih, teman sekerja kami.” Paulus
pun menyebut dirinya, “Jemaat di rumahmu.”
Onesimus adalah budak Filemon yang melarikan diri dari tuannya setelah
mencuri. Ia datang ke Roma, tempat Paulus ditahan di rumahnya sendiri dan
diawasi oleh seorang tentara Roma.
Di Roma, Onesimus menemukan Kristus sebagai Juruselamatnya melalui
pengajaran Paulus. Lalu, ia membantu Paulus, dan menikmati kebebasan yang
diperolehnya dari pengampunan dosa dari Tuhan. Sekalipun demikian, ia belum
terbebas dari hati nuraninya. Ia telah melakukan kesalahan karena telah melarikan
diri dari Filemon, tetapi bila ia kembali, maka hal tersebut dapat mengakibatkan
kematian dirinya.
Dalam masa Perjanjian Lama, orang seringkali mempunyai budak di
samping para hamba sewaan. Sekalipun demikian, orang Ibrani atau seorang
saudara sebangsa yang menjaminkan dirinya, dilindungi oleh hukum bangsa Ibrani.
Sang tuan tidak dapat melukai atau menghukum mereka dengan cara yang dapat
menyebabkan cacat seumur hidup. Bila seorang tuan menyebabkan seorang budak
kehilangan mata atau giginya, maka budak itu haruslah dibebaskan.

Gerejaku Dan Aku 31


Para budak ini dianggap sebagai manusia, dan bukan hanya harta milik
semata, dan setiap tahun yang ke-50 merupakan tahun Yobel, di mana semua
budak orang Ibrani dibebaskan, kecuali budak bukan orang Ibrani. Seorang Ibrani
yang telah menjadi budak karena ia tidak dapat membayar segala hutangnya
haruslah dibebaskan pada awal tahun ketujuh dari masa perbudakannya itu.
Sistem perbudakan bangsa Roma tidaklah sama. Budak sepenuhnya
dipunyai oleh sang tuan, yang dapat melakukan apapun yang diinginkannya secara
sah. Ia dapat saja melukai tubuh jasmani dari para budaknya atau bahkan
membunuhnya. Ia tidak wajib memelihara ataupun merawat ketika mereka sedang
sakit atau dalam usia lanjut. Bila seorang budak melarikan diri, maka sang tuan
lainnya akan segera mengembalikan budak tersebut. Sang tuan dapat saja
memotong tangan, hidung, atau lidah budak itu sekalipun.
Tetapi, para budak orang Roma, sama seperti para budak di negeri lainnya
pada masa lampau, diperbolehkan untuk menabung uang untuk membeli hak
kebebasan mereka. Ada pula budak yang dibebaskan menjelang kematian
tuannya.
Dengan latar belakang cara hidup di masa yang lalu ini, kita dapat melihat
mengapa Onesimus takut untuk kembali ke Kolose menemui Filemon, sekalipun ia
adalah sesama umat Kristen.
Oleh karena itu, Paulus yang telah menjadi alat untuk memimpin sang tuan
dan budak ini kepada sang Juruselamat, menuliskan surat kepada Filemon dan
mengirimkannya bersama dengan Onesimus. Ia menuliskannya dengan kebijakan
dan kasih. Ia mengajukan permohonan agar Filemon dapat memperlakukan
Onesimus sebagaimana ia memperlakukan dirinya. Paulus mengingatkan Filemon
bahwa dirinya dan Onesimus sekarang adalah saudara dan sama kedudukannya
secara rohani.
Onesimus berarti “berguna.” Pada masa yang lalu, ia bukanlah seorang
hamba yang berguna, tetapi setelah menjadi Kristen di Roma, ia menjadi seorang
yang berguna. Sebenarnya, Paulus tidak terlalu rela untuk melepasnya pergi.
Paulus menyimpulkan bahwa kesalahan Onesimus melarikan diri dari tuannya
adalah anugerah Allah yang telah mengerjakan kebaikan bagi semuanya.
Paulus menawarkan diri untuk membayar segala hutang Onesimus kepada
Filemon. Demikianlah, kita mendapati bahwa ketiganya merasa bertanggung jawab
untuk hidup menurut kebenaran yang Tuhan telah berikan.

Mengenai Murid Anda


Menjadi bagian dari suatu kelompok dan diterima oleh suatu kelompok
sungguhlah penting bagi anak-anak pada usia seperti sekarang ini, khususnya di
antara teman-teman sebaya yang berjenis kelamin sama. Hubungan sosial atau
kelompok apapun yang pernah mereka ikuti di tahun-tahun sekolah tingkat dasar
sebelumnya, akan menjadi bagian dari jati diri mereka. Oleh karena itu, kita perlu
menanamkan agar murid-murid dapat memandang gereja sebagai suatu bagian
yang menyatu dalam kehidupan mereka.
Gereja merupakan kelompok orang yang terpenting yang pernah dimasuki
oleh murid-murid. Anda perlu membantu mereka untuk membangun hubungan ini
dengan gereja dan membentuk kebiasaan untuk menaati segala pengajaran gereja.
Mintalah murid-murid untuk merenungkan bagaimana seseorang atau gereja telah

32 Gerejaku Dan Aku


menolongnya dalam pelajaran, teman, makanan. Lalu, tanyakan pula kepada
mereka, pengajaran apa yang perlu mereka taati? (Sebagai contoh: Tidak berlarian
dalam tempat ibadah, memperhatikan anak-anak lainnya, melakukan Sepuluh
Perintah Allah, dan lain sebagainya.) Tunjukkan bahwa gereja telah memberikan
Yesus kepada murid-murid dengan cuma-cuma, sehingga setidaknya mereka
harus menaati segala pengajaran dan peraturan gereja selama tidak menyimpang
dari kebenaran Yesus. Selanjutnya, berilah contoh kepada murid-murid dengan
cara menunjukkan kepada mereka tentang apa dan bagaimana Anda telah menjadi
para pelaku firman seperti datang berkebaktian, membantu orang yang sedang
kekurangan, memberi persembahan, dan lain sebagainya. Kemudian, mintalah
mereka berbagi pendapat tentang bagaimana menjadi para pelaku firman di
32 sekolah dan di rumah.
Pemanasan
Hari ini, kita akan mendengarkan cerita mengenai Onesimus. Onesimus
adalah suatu nama yang kedengarannya lucu bagi kita, tetapi sesungguhnya
mempunyai arti yang baik, yaitu “berguna”.
Onesimus melakukan suatu perjalanan yang begitu jauh dari rumah dan
tampaknya sang tuan tidak dapat mengejarnya. Lalu, sesuatu hal terjadi yang
kemudian mengubah hidup Onesimus. Marilah kita pelajari Alkitab dan selidiki hal
tersebut.

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk menjadi pelaku firman, dan bukan hanya pendengar
saja.

Kitab Bacaan:
Fil. 1-25
Onesimus mengetahui tentang Yesus dari Paulus. Suatu hari, Onesimus
bertanya kepada Paulus, apakah Yesus dapat mengampuni kesalahannya karena
ia adalah seorang budak yang telah melarikan diri setelah mencuri uang tuannya
itu?
Paulus memberitahukan Onesimus bahwa semua orang telah berdosa. Bila
ia sungguh-sungguh bertobat dari hatinya, maka Yesus akan mengampuninya.
Pada hari itu juga, Onesimus memohon Yesus untuk mengampuni segala
kesalahan dan dosanya; ia ingin menjadi seorang Kristen. Ia merasa menjadi
seorang manusia yang baru! Paulus dan Onesimus menjadi sahabat yang karib.
Paulus dipenjarakan karena mengajar tentang Yesus, sementara Onesimus
menjadi utusan Paulus dan membantunya dalam berbagai hal.
Suatu hari, Onesimus berkata kepada Paulus, “Aku telah merenungkan
mengenai suatu hal sejak lama. Mungkin aku harus kembali kepada tuanku di
Kolose. Aku masih tetap adalah budaknya, dan haruslah berusaha untuk
mengembalikan uang yang telah kucuri dari padanya.”
Paulus sungguh bangga terhadap Onesimus. Paulus beritahukan Onesimus
bahwa ia memang harus kembali. Tetapi rupanya Onesimus tampak kuatir karena ia
belum mempunyai uang untuk membayar segala hutangnya terhadap sang tuan
dan merasa takut pula bila sang tuan akan memukuli dirinya.

Gerejaku Dan Aku 33


Lalu, Paulus beritahukan Onesimus bahwa ia dan Filemon adalah teman
baik. Ia akan mengirimkan sepucuk surat kepada Filemon dengan perantaraannya.
Paulus pun menjamin bahwa Tuhan akan membantu Onesimus.
Inilah yang Paulus katakan dalam surat itu, “Filemon yang kekasih, aku
menulis kepadamu tentang budakmu, Onesimus. Bagiku, ia telah seperti seorang
anak, karena ia telah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya ketika aku berada di
sini sebagai seorang tahanan. Aku ingin ia dapat tinggal bersama denganku, tetapi
aku menyuruhnya kembali kepadamu. Aku tahu bahwa kamu akan
mengampuninya.
Sambutlah ia kembali di rumahmu sebagai seorang saudara. Bebankan
kepadaku sebesar uang hutangnya terhadapmu. Kamu akan membuatku sungguh
bersukacita bila kamu melakukan hal ini!”
Lalu, Paulus beritahukan kepada Onesimus untuk membawa surat ini
kepada Filemon. Onesimus mempersiapkan segala barangnya dan bersiap untuk
kembali ke Kolose. Mereka saling mengucapkan selamat tinggal dan berusaha
untuk melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.

Pertanyaan Diskusi
Mendengar Dan Melakukan
Mintalah murid-murid untuk membuka Alkitab mereka pada Yak. 1:22 dan
bacalah Ayat Hafalan untuk pelajaran hari ini.
Mintalah murid-murid secara sukarela menyampaikan pandangan mereka
mengenai makna dari ayat tersebut. (Tidak cukup mendengar apa yang dikatakan
Tuhan. Kitapun diharapkan dapat melakukannya.)
Apakah Onesimus dan Paulus adalah “para pelaku firman”? Dengan cara
bagaimanakah? (Mereka menuruti perintah Tuhan untuk jujur, dan memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan kepada orang lain.)
Diskusikan dengan cara apa sajakah mereka telah menjadi para pendengar
sekaligus para pelaku firman Tuhan. Tuliskan semua hal itu di papan tulis.

Mengulang
1. Apakah yang menyebabkan Onesimus menjadi seorang manusia yang baru?
(Onesimus mempelajari Yesus dan mempercayai-Nya. Ia memohon agar
Yesus mengampuni segala kesalahan dan dosanya.)

2. Bagaimana Onesimus menunjukkan bahwa ia ingin menjadi seorang Kristen


yang baik dan melakukan hal yang benar?
(Onesimus memutuskan untuk kembali dan mengembalikan segala uang
yang telah dicurinya.)

3. Bagaimana cara Paulus menyatakan kasihnya kepada Onesimus?


(Paulus menuliskan sepucuk surat kepada temannya, Filemon.)

4. Janji apakah yang Paulus katakan kepada Filemon ketika ia menulis surat itu?
(Paulus berkata bahwa ia akan membayar kembali berapapun hutang
Onesimus kepada Filemon.)

34 Gerejaku Dan Aku


5. Paulus bukanlah seorang yang kaya. Menurut kamu, mengapa ia mengatakan
demikian kepada Filemon?
(Paulus mengasihi Onesimus dan ingin memastikan bahwa Filemon akan
menerimanya kembali. Paulus rela memberikan demi kebahagiaan
Onesimus.)

6. Mengapa Paulus merasa yakin bahwa Filemon akan melakukan hal yang
benar?
(Karena Filemon menaati pengajaran Yesus.)

7. Apakah begitu mudah bagi Onesimus untuk kembali?


(Tidak, Onesimus berada dalam kesulitan yang besar. Ia mengetahui apa
yang mungkin telah menantinya saat ia kembali.)

8. Apakah begitu mudah bagi Filemon untuk mengampuni Onesimus?


(Tidak, Onesimus telah melakukan beberapa hal yang sungguh buruk
terhadap Filemon.)

9. Kapankah kamu merasa sulit melakukan hal yang benar?


(Jawaban bebas.)

Aplikasi Kehidupan
Pendengar Dan Pelaku
Cerita hari ini adalah mengenai pendengar dan pelaku. Cerita ini begitu
penting karena menunjukkan kepada kita perbedaan antara hanya mendengar dan
melakukan dengan sesungguhnya. Manakah yang lebih penting? Sesungguhnya,
kita memerlukan kemampuan untuk mendengarkan dan melakukan untuk dapat
menjadi orang Kristen yang baik. Ketika berusaha untuk taat kepada Tuhan, kita
harus melakukan apa yang Tuhan katakan. Tetapi, mendengarkan dan melakukan
pun jauh lebih sulit daripada hanya mendengarkan dan tidak melakukan. Aku akan
menceritakan sebuah cerita tentang pendengar dan pelaku agar memperjelas hal
ini.
Di negeri Iman, yang letaknya dekat dengan tempat kita berada, ada 3
macam mahkluk. Macam mahkluk yang pertama disebut para pendengar. Para
pendengar ini mempunyai telinga yang besar sekali dan tangan yang kecil serta
berbulu, tetapi dalam hal lainnya mereka sama seperti Anda dan aku. Sebaliknya,
macam mahkluk yang kedua disebuat para pelaku. Para pelaku ini mempunyai
tangan dan kaki yang kuat, serta telinga yang begitu kecilnya. Para Pelaku ini
menggunakan tangan dan kaki mereka yang besar untuk melakukan banyak hal.
Sebenarnya, para pelaku yang paling besar mempunyai tangan yang begitu
besarnya hingga dapat menutupi sebuah mobil kecil dengan tangannya itu.
Sebagian besar penduduk di negeri Iman adalah para pendengar dan para
pelaku, tetapi ada pula mahkluk lainnya yang ketiga yang disebut para
pengkhotbah. Para pengkhotbah ini mempunyai leher yang sungguh panjang dan
suara yang nyaring. Semua orang di negeri Iman harus bekerja bagi tuan besar,
yang disebut Allah. Tidak ada seorangpun di negeri Iman itu yang pernah dapat
melihat Allah secara langsung. Sebaliknya, mereka hanyalah dapat mengetahui
Allah dan apa yang dikehendaki-Nya untuk mereka lakukan dengan membaca

Gerejaku Dan Aku 35


sebuah buku besar di ibukota negeri Iman itu, yang disebut Pemahaman Alkitab.
Setiap hari, para pengkhotbah berkumpul di puncak menara yang tinggi yang
diperlengkapi dengan sistem komunikasi yang terpasang permanen. Para
pengkhotbah berkumpul di menara itu dan mulai membacakan dengan nyaring dari
buku tersebut untuk memberitahukan penduduk akan peranan mereka.
Sayangnya, suatu permasalahan muncul di negeri Iman itu. Suatu hari, para
pengkhotbah memberitahukan penduduk untuk memberi segelas air kepada
tetangga mereka. Mereka harus berkumpul di kota Mata Air, di mana terdapat
pendingin air yang besar. Kemudian, para pengkhotbah akan memberi petunjuk
lebih lanjut kepada penduduk negeri Iman itu mengenai apa yang harus mereka
lakukan. Masalahnya hanya terdapat pada para pendengar yang mendengar
pengumuman dari para pengkhotbah untuk berkumpul di kota Mata Air. Para
pendengar dapat mendengarnya karena mereka mempunyai telinga yang demikian
baik dan besar. Sehingga, ketika semua pendengar tiba, terdapat hanya sedikit para
pelaku yang hadir. Karena para pelaku mempunyai telinga yang sungguh kecil,
maka mereka tidak dapat mendengar satu katapun pengumuman dari para
pengkhotbah itu.
Akhirnya, para pendengar menemukan cara untuk mengatasi masalah ini.
Setiap kali pendengar akan kembali ke daerah tempat tinggalnya dan
memberitahukan kepada para pelaku mengenai aktivitas pada hari itu, maka para
pendengar akan berbicara nyaring dan langsung ke telinga para pelaku. Ketika
semua pendengar kembali ke daerah tempat tinggalnya, merekapun bertemu
dengan tetangga mereka, sehingga para pelakupun dapat meneriakkan
pengumuman tersebut ke telinga mereka. “Kamu harus datang ke kota Mata Air!
Kita semua harus memberi segelas air kepada tetangga kita!” Setelah banyak yang
berteriak, maka para pelaku akhirnya memahami pula apa yang harus mereka
kerjakan.
Pada akhirnya, semua yang berada di negeri Iman itu berkumpul di kota
Mata Air. Para pengkhotbah memberitahukan kepada semua penduduk untuk
mengisi sebuah gelas dengan air dari pendingin air dengan cara menekan tombol
biru yang besar di atas tempat air keluar. Pada tahapan ini, para penduduk menemui
permasalahan lainnya. Tangan para pendengar terlalu pendek sehingga mereka
tidak dapat menekan tombol untuk mendapatkan air. Sekali lagi, para pendengar
berteriak ke telinga para pelaku yang berdiri di sampingnya, “Maukah kalian
menolong kami menekan tombol biru dekat tempat air keluar dan mengisikan
semua gelas dengan air?” Segera setelah mereka mendengar permintaan itu, para
pelaku dengan cepat mengisi semua gelas dengan air. Tangan mereka yang kuat
dengan mudah menyelesaikan pekerjaan itu. Setelah itu, semuanya merasa lelah
dan haus. Beruntunglah, semuanya menerima segelas air.
Dalam cerita ini, kita mendapati bahwa para pendengar dan para pelaku
saling bekerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pertama, mereka perlu
mendengar apa yang Tuhan kehendaki untuk mereka lakukan. Kedua, mereka perlu
melakukannya pula. Bila kita hanya mendengar tentang kehendak Tuhan dan tidak
melakukan apa-apa, maka iman kita akan bermasalah. Sebaliknya, bila kita hanya
melakukan apa yang kita kehendaki, maka kita akan mengabaikan kehendak Tuhan
atas kita. Oleh karena itu, ingatlah selalu cerita ini. Kita harus mendengarkan dan
melakukan untuk menyelesaikan kehendak dan pekerjaan Tuhan.

36 Gerejaku Dan Aku


Renungkan pertanyaan berikut:
1. Pengajaran apa sajakah yang seringkali kita dengar di gereja?

2. Apakah kita melakukan hal yang kita bicarakan di gereja, seperti berdoa dan
mempelajari Alkitab?

3. Apakah yang kita pelajari mengenai mendengarkan dan melakukan dari cerita
di atas? Menurut kamu, mengapa keduanya begitu penting?

Aktivitas 1
Mendengarkan Dan Melakukan
Berilah nomor dalam kotak di samping tiap-tiap gambar untuk menunjukkan
bagaimana cerita tersebut terjadi. Di tempat yang kosong, gambarkan apa yang
menurut kamu mungkin terjadi ketika Onesimus bertemu dengan Filemon lagi.
1. Onesimus mencuri uang dan melarikan diri.
2. Onesimus bertemu dengan Paulus dan mendengar tentang Yesus.
3. Onesimus mohon agar Yesus ampuni segala dosanya dan menolongnya
kembali kepada Filemon.
4. Paulus menulis surat kepada Filemon mengenai Onesimus.
5. Onesimus kembali kepada Filemon.
6. Onesimus bertemu dengan Filemon.

Apakah begitu mudah bagi Onesimus untuk kembali kepada Filemon?


Apakah begitu mudah bagi Filemon untuk mengampuni Onesimus?
Kapankah kamu merasa sulit untuk melakukan hal yang benar?

Aktivitas 2
Menyatakan Kasih
Bacalah 1 Yoh. 4:7-12,19-21 (dalam bahasa Inggris). Untuk mengisi kotak-
kotak berikut, mulailah dari salah satu kotak yang telah diisi dengan huruf. Ikutilah
garis panahnya ke kotak kosong lainnya dan isilah huruf tersebut ke dalam kotak
kosong yang dituju.

Aktivitas Tambahan
Bagikan satu gelas plastik yang polos kepada tiap-tiap murid. Mintalah
murid-murid untuk membalik gelas mereka. Di atas bulatan dasar gelas itu
(sekarang menghadap ke atas karena gelasnya dibalik), tuliskan kata-kata,
“Dengan Cara Bagaimana Gereja Menolongku?” Gunakan berbagai macam spidol
berwarna (krayon, bila spidolnya tidak ada). Lalu, pada sisi luar gelas tersebut,
setiap murid haruslah menggambarkan “gambar-gambar mini” mengenai berbagai
cara gereja membantu dirinya. Berikan waktu untuk saling berbagi di antara mereka.

Gerejaku Dan Aku 37


Aktivitas
Menyatakan Kasih
Bacalah 1 Yoh. 4:7-12,19-21 (dalam bahasa Inggris).
Untuk mengisi kotak-kotak berikut,
mulailah dari salah satu kotak yang telah diisi dengan huruf.
Ikutilah garis panahnya ke kotak kosong lainnya dan
isilah huruf tersebut ke dalam kotak kosong yang dituju.

38 Gerejaku Dan Aku


Gerejaku Membantu
Jemaat Lainnya
5
Kitab Bacaan:
Luk. 13:10-17

Inti Pelajaran:
Karena Allah peduli terhadap
kebutuhan umat-Nya,
maka gereja pun hendaknya
peduli terhadap mereka pula.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
membantu kekurangan orang lain.

Ayat Hafalan:
“Kita, yang kuat, wajib menanggung
kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari
kesenangan kita sendiri.” Latar Belakang
(Rm. 15:1)
Alkitab
Pelajaran hari ini adalah untuk melengkapi pelajaran tentang “Mengapa Kita
Mempunyai Gereja”. Murid-murid harus mulai memahami mengapa gereja itu begitu
penting dan apa yang gereja perbuat terhadap umatnya. Membantu orang lain, yaitu
hal yang ditekankan dalam pelajaran ini, hendaklah menjadi suatu bagian yang
menyeluruh dari kehidupan gereja.
Pelajaran terakhir ini menunjukkan Yesus yang sedang berada di rumah
ibadah pada hari Sabat. Seorang perempuan yang sedang sakit sampai terbungkuk
punggungnya memasuki rumah ibadah. Ia telah berada dalam keadaan demikian 18
tahun lamanya. (Luk. 13:11) Tentulah, ia sangat membutuhkan pertolongan.
Yesus membantunya dengan berkata, “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.”
Lalu, Ia menyentuh perempuan ini.
Dengan segera perempuan ini dapat berdiri dengan tegak dan mengucap
syukur kepada Allah. (Luk. 13:13) Hal ini sempat membuat gusar kepala rumah
ibadah yang mengira Yesus telah melanggar hukum Sabat dengan menyembuhkan
perempuan itu pada hari Sabat.
Kegusaran dari kepala rumah ibadah ini mungkin pula disebabkan oleh rasa
tidak sukanya terhadap Yesus, pemberita Injil yang selalu berpindah tempat, yang
mengabaikan hal-hal kecil dalam hukum Taurat demi membantu orang lain.
Pemimpin rumah ibadah ini menjelaskan kepada orang-orang yang percaya bahwa
satu-satunya cara memperoleh keselamatan adalah dengan memegang semua
peraturan yang ada dengan tanpa kompromi. Mereka tidak mau menerima berita
penginjilan Yesus tentang pengampunan.

Gerejaku Dan Aku 39


Yesus melihat cara berpikir kepala rumah ibadah ini begitu sempit dan tidak
benar. Yesus menegurnya dan mengatakan suatu kenyataan bahwa orang akan
melepaskan ternaknya dan memberinya makan sekalipun pada hari Sabat.
Demikian pula, perempuan inipun perlu dibebaskan dari permasalahan yang telah
membelenggunya selama 18 tahun.
Yesus mengulurkan tangan-Nya menyentuh perempuan yang disembuhkan-
Nya itu. Kita harus berbuat lebih daripada hanya mengabarkan orang tentang Allah.
Kita harus mengulurkan tangan yang mau membantu untuk menyentuh orang-
orang yang perlu dibebaskan dari permasalahan mereka melalui kuasa Allah.
Mengulurkan tangan merupakan penerapan hukum Allah untuk menanggung
“kelemahan orang yang tidak kuat”. (Rm. 15:1)

Mengenai Murid Anda


Murid-murid kelas Madya telah mulai berkurang keegoisannya
dibandingkan saat mereka masih muda. Tetapi, mereka masih kurang dapat melihat
kebutuhan orang lain dan menolak untuk membantu dalam berbagai pekerjaan
yang melelahkan. Pelajaran pada hari ini dapat membantu murid-murid agar
mereka dapat menjadi pribadi yang lebih sensitif terhadap orang-orang di sekitar
mereka yang membutuhkan bantuan. Mereka akan mempelajari bahwa mengikut
Yesus berarti peduli terhadap orang lain. Salah satu cara untuk memotivasi murid-
murid agar mengikuti kelas pendidikan agama dan turut berpartisipasi dalam
pelayanan gereja serta tanggap diri terhadap orang-orang yang membutuhkan
bantuan adalah dengan cara membantu murid-murid agar lebih mementingkan
kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi. Ingatkan murid-murid bahwa
mereka merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari gereja dan karenanya
perlu melaksanakan kasih seorang terhadap yang lainnya. Mengasihi orang lain
berarti memahami dan memperhatikan kebutuhan mereka. Siapkan beberapa
tokoh yang berbeda seperti ibu, saudara kandung, guru, gereja di suatu negara dan
bantulah mereka mengenali kebutuhan dari tokoh-tokoh tersebut. Mintalah murid-
murid untuk memikirkan mereka yang membutuhkan bantuan baik di gereja, di
sekolah, maupun di rumah atau Anda boleh saja meminta setiap murid untuk
membuat daftar hal di mana mereka memerlukan bantuan seperti pekerjaan
sekolah, permasalahan kepribadian, dan lain sebagainya. Tunjukkan kepada
mereka bagaimana dapat membantu secara kecil-kecilan seperti menabung 25 sen
setiap harinya, lalu mempersembahkannya kepada gereja yang memerlukan
bantuan. Ingatkan pula bahwa pekerjaan yang Anda lakukan itu rutin sifatnya. Anda
perlu mengingatkan mereka untuk meminta pandangan orang lain kapan saja Anda
sempat, baik di kelas, saat makan siang, ataupun pada kesempatan lainnya.

40 Gerejaku Dan Aku


Pemanasan
Tuliskan berbagai macam orang yang mungkin bergantung kepada berbagai
macam bantuan dari murid-murid di papan tulis atau di selembar kertas koran yang
lebar. Sebagai contoh:

orangtua guru adik/kakak laki-laki


tetangga adik/kakak perempuan orang yang sakit
teman sekolah para pemberita Injil

Biarkan murid-murid memberitahukan bagaimana orang-orang ini


memerlukan bantuan mereka. Mintalah agar mereka menyebutkan orang lainnya
yang dapat mereka bantu, dan tanyakan caranya.
Ingatlah bahwa kata “membantu” yang menurut mereka dapat berikan
kepada orang-orang ini tidak perlu rumit, tetapi hendaklah realistik. Dapat saja
sederhana seperti bersikap hormat kepada orangtua, mendengarkan guru,
memberikan sebagian uang jajan bagi para pemberita Injil, mengirim kartu simpati
kepada orang yang sedang sakit, membantu adik/kakak laki-laki dengan
membersihkan kamarnya.
Membantu orang lain itu tidaklah selalu mudah, tetapi cerita Alkitab
memberikan kita suatu alasan yang baik mengapa harus membantu orang lain.
Cobalah cari, apakah kamu dapat menjelaskan alasannya itu.

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk membantu kekurangan orang lain.

Ceritakan hal berikut dengan jelas:


Luk. 13:10-17
1. Seorang perempuan yang bungkuk punggungnya disembuhkan pada hari
Sabat
2. Kepala rumah ibadah menjadi gusar

“Engkau hanyalah berpura-pura hendak menyukakan Allah,” kata Yesus.


“Apakah engkau tidak melepaskan ternakmu dan memberi mereka minum pada hari
Sabat? Bila engkau dapat memperhatikan ternakmu pada hari Sabat, mengapa Aku
tidak boleh memperhatikan perempuan ini?”
Kepala rumah ibadah itu tidak dapat menjawabnya. Ia menundukkan
kepalanya dengan malu karena mengetahui bahwa apa yang Yesus katakan itu
adalah benar.
Tetapi orang banyak yang berada dalam rumah ibadah itu merasa
bersukacita. Mereka memuji Allah karena Yesus telah memulihkan perempuan yang
bungkuk punggungnya itu.

Gerejaku Dan Aku 41


Pertanyaan Diskusi
Mintalah murid-murid untuk membaca Rm. 15:1 secara bersama-sama. Jelaskan
bahwa “kelemahan” berarti “kekurangan” atau “beban” yaitu kondisi atau masalah
yang membuat seseorang mendapatkan kesulitan.

Siapakah yang dimaksud sebagai orang yang kuat dalam ayat ini?
(Bantulah murid-murid untuk memahami bahwa makna dari ayat tersebut adalah
orang-orang yang kuat rohaninya, yaitu mereka yang mempunyai iman yang besar
kepada Allah dan yang hidup dengan cara yang berkenan kepada-Nya.)

Makna dari ayat itu adalah umat Kristen yang kuat hendaklah membantu umat
Kristen yang lemah. Apakah yang dapat membuat seorang Kristen menjadi
lemah?
(Kemungkinan jawabannya adalah banyak. Seseorang yang baru menjadi Kristen
dapat menjadi lemah bila orang itu belum banyak mengenal tentang Allah dan belum
teguh dalam iman. Kebiasaan buruk seseorang dapat membuat orang itu kembali
menjadi lemah. Begitu pula halnya dengan penyakit yang membuat orang itu
kembali menjadi putus asa, cacat tubuh, dan lain sebagainya. Masalah seperti
keegoisan, ketamakan, dan kesombongan pun dapat membuat seorang Kristen
menjadi lemah.)

Siapakah dalam Cerita Alkitab yang mengikuti ajaran dalam ayat ini? (Yesus)
Jelaskan bagaimana caranya?
(Perempuan itu lemah dan putus asa karena penyakitnya, tetapi Yesus membantu
“menanggung kelemahan orang yang tidak kuat” dengan menyembuhkan penyakit
yang membuatnya menjadi putus asa. Akibatnya, imannya dikuatkan dan ia memuji
Allah.)

Dapatkah kamu memikirkan beberapa masalah lainnya yang dipunyai


seseorang di gerejamu? Bagaimana kamu dapat menolongnya?
(Agar diskusi dapat tetap berjalan, Anda mungkin ingin menyebutkan beberapa
masalah lainnya untuk dipikirkan oleh murid-murid.
Apakah di gereja kita terdapat orang yang sedang sakit atau mengurung
dirinya? Apakah terdapat yang buta atau yang tuli? Apakah terdapat beberapa
simpatisan yang mungkin merasa kesepian? Mungkinkah terdapat beberapa orang
yang begitu kelelahan karena melakukan banyak pelayanan? Apakah terdapat
orang yang mengalami kesulitan dalam membaca Alkitab?
Salah satu cara yang menyenangkan untuk memotivasi murid-murid dalam
menghafalkan ayat ini adalah dengan cara menantang mereka dalam suatu “uji
kekuatan”. Anda memerlukan suatu benda yang berat yang dapat dianggap oleh
sebagian besar murid dengan sedikit usaha seperti sebuah dus yang berisi buku
puji-pujian, bangku piano, kursi lipat ataupun meja kecil, dan lain sebagainya.
Tantanglah murid-murid untuk melewati uji kekuatan Anda itu dengan cara
mengangkat benda tersebut selama mereka membacakan di luar kepala ayat
Alkitab hari ini.)

42 Gerejaku Dan Aku


Mengulang
Isilah:
Suatu hari S__________ (Sabat) Yesus mengajar di sebuah r__________
i__________ (rumah ibadah), dan di sana terdapat seorang perempuan yang
dir__________ (dirasuk) oleh roh jahat d__________ (delapanbelas) tahun
lamanya. Ia b__________ p__________nya (bungkuk punggungnya) dan tidak
dapat berdiri tegak sama sekali. Ketika Yesus menyaksikannya, Ia memanggil
perempuan ini ke hadapan-Nya dan berkata kepadanya, “Hai ibu, penyakitmu telah
s__________." (sembuh) Lalu, Ia meletakkan t__________-Nya (tangan-Nya) ke
atasnya, dan segera ia b__________ (berdiri) dan m___________ (memuliakan)
Allah.

Aplikasi Kehidupan
Aku Mempedulikanmu Di Setiap Waktu!
(Lihatlah Buku Aktivitas Murid)

Mintalah murid-murid membagikan kuesioner ini kepada saudara-saudari


seiman di gereja.
Katakan kepada mereka “Anda adalah bagian dari keluarga gereja kami dan
kami peduli terhadap Anda. Tolong jawablah semua pertanyaan ini agar para guru
pendidikan agama kami mengetahui apa yang kami dapat perbuat bagi Anda."

Nama Anda: ____________________


Alamat: ____________________
Telepon: ____________________

1. Dapatkah kami berdoa bagimu?


Permintaan doa kamu: _____________________________________
2. Dapatkah kami mengunjungimu?
Kapankah? ______________________________________________
3. Dapatkah kami melakukan suatu pelayanan bagimu?
Apakah itu?______________________________________________
Kapankah? ______________________________________________
4. Dapatkah kami membantu seseorang yang kamu kenal?
Siapakah ia? _____________________________________________
Dengan cara bagaimana? ___________________________________

Gerejaku Dan Aku 43


Aktivitas 1
Apakah Yang Yesus Perbuat?
Cara Yesus menolong seseorang menjadi berita besar pada masanya di
Alkitab. Untuk memeriksa semua kenyataan dalam berita wartawan ini mengenai
peristiwa penyembuhan di rumah ibadah, bacalah Luk. 13:10-17. Ubahlah apapun
yang terdapat dalam berita tersebut yang kurang benar. Kalimat pertama telah
dikoreksi bagimu. Bila kamu telah selesai, pikirkan suatu judul berita dan tuliskan di
atas berita wartawan ini.
Yesus dari Nazaret menyembuhkan seorang laki-laki (perempuan) pada
hari Sabat, suatu hari istimewa untuk tidak membawa pulang pekerjaan.
Kepala rumah ibadah itu mengatakan bahwa hukum bangsa Yahudi
melarang segala pekerjaan pada hari Sabat. Enam hari lamanya untuk bekerja dan
bekerja lagi (tidak bekerja) pada hari Sabat. Sang wartawan mengatakan bahwa
Yesus menaati (melanggar) hukum itu dengan menyembuhkan laki-laki
(perempuan) tersebut.
Yesus memberitahukan mereka bahwa kepala rumah ibadah itu
memperhatikan para hambanya (para ternaknya) pada hari Sabat, karena itu,
tidaklah salah bila Ia memperhatikan binatang (perempuan) yang sakit pada hari
itu. Ketika kepala rumah ibadah itu mendengar jawaban Yesus, maka ia merasa
sangat marah. (malu)
Perempuan yang telah disembuhkan itu telah sakit sembilanbelas
(delapanbelas) tahun lamanya. Perempuan itu mengatakan bahwa ia merasa
sedih (gembira) karena telah disembuhkan penyakitnya pada hari Sabat. Sebagian
besar orang yang hadir di rumah ibadah itu merasa takut (gembira) karena
penyembuhan tersebut.

Aktivitas 2
Alkitab Mengajarkan Tentang Menolong
Murid-Murid Tuhan Membantu Mempersiapkan Jamuan Makan

Bacalah Mrk. 14:12-17 mengenai murid-murid Tuhan yang membantu


mempersiapkan jamuan makan Paskah.
Isilah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 pada tempat yang kosong di samping tiap kalimat
berikut untuk menunjukkan apa yang pertama kali terjadi, kedua kali terjadi, dan
seterusnya. Untuk yang pertama kali telah diisikan bagimu.
_____ Murid-murid Tuhan membantu mempersiapkan makanan untuk semua
orang.
_____ Yesus menyuruh untuk mengikuti seorang laki-laki yang membawa kendi
berisi air.
_____ Pemilik rumah itu membawa para murid Tuhan ke ruangan di lantai atas yang
besar.
1 Para murid Tuhan bertanya kepada Yesus ke mana mereka harus pergi
untuk membantu mempersiapkan jamuan Paskah.
_____ Yesus datang bergabung dengan murid-murid untuk jamuan yang istimewa
itu.
_____ Laki-laki yang membawa kendi air itu mengajak mereka ke sebuah rumah.

44 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas

Cara Yesus menolong seseorang menjadi berita besar pada masanya di Alkitab.
Untuk memeriksa semua kenyataan dalam berita wartawan ini mengenai peristiwa
penyembuhan di rumah ibadah, bacalah Luk. 13:10-17.
Ubahlah apapun yang terdapat dalam berita tersebut yang kurang benar.
Kalimat pertama telah dikoreksi bagimu.
Bila kamu telah selesai, pikirkan suatu judul berita dan tuliskan di atas berita wartawan ini.

Apakah Yang Yesus Perbuat?

Yesus dari Nazaret menyembuhkan seorang laki-


laki (perempuan) pada hari Sabat, suatu hari
istimewa untuk tidak membawa pulang pekerjaan.
Kepala rumah ibadah itu mengatakan
bahwa hukum bangsa Yahudi melarang segala
pekerjaan pada hari Sabat. Enam hari lamanya
untuk bekerja dan bekerja lagi __________ pada
hari Sabat. Sang wartawan mengatakan bahwa
Yesus menaati __________ hukum itu dengan
menyembuhkan laki-laki __________ tersebut.

Yesus memberitahukan mereka bahwa kepala rumah ibadah itu


memperhatikan para hambanya __________ pada hari Sabat, karena itu,
tidaklah salah bila Ia memperhatikan binatang __________ yang sakit pada
hari itu. Ketika kepala rumah ibadah itu mendengar jawaban Yesus, maka ia
merasa sangat marah. __________
Perempuan yang telah disembuhkan itu telah sakit sembilanbelas
__________ tahun lamanya. Perempuan itu mengatakan bahwa ia merasa
sedih __________ karena telah disembuhkan penyakitnya pada hari Sabat.
Sebagian besar orang yang hadir di rumah ibadah itu merasa takut
__________ karena penyembuhan tersebut.

Gerejaku Dan Aku 45


Aktivitas
Murid-Murid Tuhan Membantu Mempersiapkan Jamuan Makan

Bacalah Mrk. 14:12-17 mengenai murid-murid Tuhan


yang membantu mempersiapkan jamuan makan Paskah.
Isilah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 pada tempat yang kosong di samping
tiap kalimat berikut untuk menunjukkan apa yang pertama kali terjadi,
kedua kali terjadi, dan seterusnya.
Untuk yang pertama kali telah diisikan bagimu.

_____ Murid-murid Tuhan membantu mempersiapkan makanan untuk semua


orang.
_____ Yesus menyuruh untuk mengikuti seorang laki-laki yang membawa
kendi berisi air.
_____ Pemilik rumah itu membawa para murid Tuhan ke ruangan di lantai atas
yang besar.
1 Para murid Tuhan bertanya kepada Yesus ke mana mereka harus pergi
untuk membantu mempersiapkan jamuan Paskah.
_____ Yesus datang bergabung dengan murid-murid untuk jamuan yang
istimewa itu.
_____ Laki-laki yang membawa kendi air itu mengajak mereka ke sebuah
rumah.

46 Gerejaku Dan Aku


Doa 6
Kitab Bacaan:
Mat. 6:5-13; Luk. 11:1-13;
Mat. 14:23; Mrk. 1:32-33,35;
Mat. 18:19-20

Inti Pelajaran:
Doa dapat kita panjatkan kepada
Yesus di setiap waktu dan
di setiap tempat.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
belajar selalu berdoa di segala
tempat dan di segala waktu.

Ayat Hafalan:
“Pagi-pagi buta aku bangun dan
berteriak minta tolong;
aku berharap kepada firman-Mu.
Aku bangun mendahului waktu
jaga malam untuk
merenungkan janji-Mu.” Latar Belakang
(Mzm. 119:147-148) Alkitab
Ketika Yesus hidup sebagai manusia di dunia, terdapatlah sekelompok orang
dari golongan agama dan golongan politik yang berpengaruh di Israel yang disebut
Farisi. Mereka mempelajari hukum Taurat dengan teliti dan merasa bangga akan
kesempurnaan harafiah dalam menaati segala hukum itu. Orang Farisi ini pun
memegang teguh arti penting dari hal-hal lahiriah hingga sekecil apapun. Sebagai
contoh, mereka mengulang 18 upacara doa harian yang panjang (atau secara
singkat bila mereka sedang terburu-buru).
Penduduk di Yerusalem mempunyai kebiasaan untuk pergi ke bait Allah
untuk berdoa. Di manapun mereka tinggal, mereka akan berdoa dengan
menghadap ke Yerusalem. Berpuasa pada hari-hari tertentu dalam seminggu dan
membayar perpuluhan dilakukan dengan cara yang ketat.
Sebagian orang, khususnya orang Farisi, mengenakan kotak-kotak doa
pada waktu berdoa. Kotak kulit kecil ini diikatkan di dahi. Ada pula yang
mengikatkannya di tangan.
Bersama dengan berjalannya waktu, benda-benda lain ditambahkan pada
pakaian doa tersebut. Sebagai contoh, penutup kepala doa yang dikenakan hanya
pada saat berdoa. Ada banyak penyataan bentuk kesalehan, yang seringkali tidak
ada keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Gerejaku Dan Aku 47


Yesus tidak menggunakan cara lahiriah ini ketika berdoa. Kadang, Ia pergi
menyendiri ke sebuah gunung dan berdoa sepanjang malam. Ia berdoa pagi-pagi
sekali, sewaktu larut malam, sebelum membuat keputusan yang sulit, dan bersama
dengan orang lain.
Ketika murid-murid Tuhan berkata, “Tuhan, ajarilah kami berdoa,” Yesus
memberikan mereka suatu contoh doa yang kita sebut sebagai Doa Bapa Kami.
Doa ini dibuka dengan memuliakan nama Allah yang kudus. Agama-agama di dunia
ini umumnya mempunyai banyak allah tetapi semua allah itu tidaklah kudus. Kita
menguduskan nama Allah sepanjang hari dan setiap hari.

Mengenai Murid Anda


Murid-murid kelas Madya masih belum dapat berpikir dengan abstrak.
Maksudnya, mereka belum dapat memikirkan hal-hal yang tidak dapat dilihat dan
karenanya mungkin belum dapat memahami maksud dan khasiat doa itu sendiri.
Sekalipun demikian, murid-murid pada golongan usia ini mempunyai semangat
dalam berdoa; dengan pikiran yang masih polos, doa mereka dapat sungguh
berkhasiat. Anda perlu menunjukkan bahwa dalam segala macam hal dan situasi,
mereka dapat berdoa. Allah mungkin tidak langsung menjawab doa mereka itu,
tetapi mereka harus berdoa dengan percaya sepenuhnya. Permasalahan lainnya
yang mungkin akan Anda temui adalah sekalipun anak-anak kelas Madya
memahami bahwa mereka harus berdoa, tetapi mungkin masih belum dapat
melakukan keinginan ini. Murid-murid pada golongan usia ini baru memahami
antara yang benar dan yang salah, dan baru mulai menghadapi pergumulan antara
hati nurani dan keinginan daging seperti bermain daripada berkebaktian. Seringkali,
mereka dengan mudah terpengaruh dan tertarik pada kecenderungan lingkungan di
masyarakat dan sarana bermain di dunia ini. Anda perlu senantiasa mengingatkan
murid-murid akan arti penting dari doa. Bagikan kesaksian kepada mereka
mengenai bagaimana doa murid-murid lainnya telah terjawab, dan mintalah para
murid untuk memberikan kesaksian mereka. Andapun dapat meminta murid-murid
untuk menuliskan hal-hal yang mereka ingin doakan dan mintalah mereka
mendoakannya di rumah dan ajaklah berbagi perkembangannya pada minggu
berikutnya.

Pemanasan
Tuliskan kalimat ini di papan tulis: "Bila lain kali aku bertemu dengan ibu, aku
akan bertanya kepadanya, apakah aku boleh mempunyai sepasang sepatu baru?"
Apakah kalimat di atas terdengar agak lucu bagimu? (Karena seorang ibu
biasanya berada dekat dengan anak-anaknya dan mereka dapat memberitahukan
apapun yang diinginkan, mereka tidak perlu menanti sampai bertemu dengan sang
ibu di lain waktu).
Ubahlah kata “ibu” menjadi “kakek” dalam kalimat tersebut. Apakah
kedengarannya aneh? (Mungkin tidak bagi sebagian besar anak, karena kakek
mereka biasanya berada di tempat yang cukup jauh sehingga komunikasi harus
disimpan terlebih dahulu.)
Manakah doa itu lebih serupa dengan berbicara kepada ibu atau kakekmu?
(Ibu). Mengapa? (Karena sang ibu selalu berada dekat dengan anak-anaknya sama
seperti Yesus adanya.)

48 Gerejaku Dan Aku


Manakah lebih mudah mengatasi sesuatu ketika kamu akan segera
berbicara daripada ketika kamu harus “menyimpannya terlebih dahulu”?
Andaikan Allah berkata kepadamu, “Bila kamu ingin membicarakan sesuatu
dengan-Ku, katakanlah sekarang karena Aku tidak akan pulang sampai besok pagi
pada jam yang sama.” Apakah hal ini akan menjadi masalah bagimu? Itu artinya
kamu tidak dapat meminta pertolongan-Nya bila kamu mendapatkan masalah
selama hari itu.
Dalam pelajaran hari ini, Yesus membicarakan tentang cara kita bercakap-
cakap dengan Allah dan kapan harus bercakap-cakap dengan-Nya.

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk belajar selalu berdoa di segala tempat dan di segala
waktu.

Hari itu menunjukkan pukul 3 siang di Yerusalem, artinya waktu doa siang
telah tiba. Beberapa penduduk segera menuju ke bait Allah untuk berdoa,
sementara yang lainnya hanya berdoa di toko, di mana mereka bekerja, para ibu
berdoa di rumah bersama dengan anak-anaknya, para petani berdoa di ladangnya.
Penduduk Yahudi biasanya berdoa setidaknya 3 kali sehari. Sebagian orang
berdoa dengan sepenuh hatinya kepada Allah, tetapi sebagian orang lagi hanya
berdoa karena mereka merasa harus melakukannya. Mereka begitu gembira
setelah selesai berdoa, sehingga dapat kembali melakukan pekerjaan mereka.
Beberapa orang berdoa agar dapat disaksikan oleh banyak orang,
demikianlah sebagian orang Farisi berbuat. Mereka memakai jubah yang panjang
dan mengikatkan kotak-kotak doa di tangan dan di dahi mereka. Ketika pergi ke bait
Allah, mereka suka berhenti di sudut jalan dan berdoa, di mana orang banyak dapat
menyaksikan ibadah mereka. Kemudian, di pelataran bait Allah, mereka
mengucapkan 18 doa yang panjang.
Orang banyak akan mendengar orang Farisi itu sedang berdoa dan mereka
berkata, “Benar-benar orang yang suci! Mereka pasti sungguh memahami kitab
suci.”
Murid-murid Yesus mengamati untuk menyaksikan apakah Ia akan berdoa
seperti kebanyakan orang Farisi, tetapi nyatanya tidaklah demikian, Yesus sering
bercakap-cakap di hadapan Allah seorang diri. Kadang, Yesus berdoa sepanjang
malam! Murid-murid berkata kepada Yesus, “Tuhan, ajarilah kami berdoa.”
Yesus memberitahukan mereka, “Janganlah kamu berdoa agar orang lain
menyaksikan dan mendengarkanmu. Bercakap-cakaplah kepada Allah di mana
tidak ada seorangpun yang dapat mendengarkannya kecuali Dia. Kamu dapat
bercakap-cakap kepada-Nya dengan tenang di setiap waktu dan di manapun juga.
Allah akan memberikanmu upah bila kamu mengucapkannya dengan sepenuh
hatimu kepada-Nya.”
Yesus pun memberitahukan, “Kapan saja orang berkumpul dan berdoa
dalam nama-Ku, Aku akan berada di sana. Dan Bapa-Ku akan melakukan apa yang
mereka minta.”

Gerejaku Dan Aku 49


Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk senantiasa berdoa. Setiap
orang dapat berdoa seorang diri dan kapanpun ia ingin bercakap-cakap dengan
Allah. Mereka dapat berdoa bersama-sama di luar dan di dalam rumah, di
perjalanan, di bait Allah, atau di manapun. Mereka dapat berdoa ketika mereka
merasa sedih ataupun senang. Mereka dapat berdoa ketika siang ataupun malam.
Allah selalu berada dalam hati untuk mendengarkan segala doa kita.
Murid-murid ingin mengetahui, apakah Allah berkenan ketika orang Farisi
mengucapkan doa yang sama berulang kali?
Yesus memberitahukan mereka bahwa Allah tidak menghendaki doa yang
panjang dari orang-orang yang tidak mengasihi-Nya, tetapi itu bukan berarti bahwa
kamu tidak perlu terus memohon apa yang kamu inginkan. Allah mendengar doamu
dan akan menjawabnya. Apakah seorang bapa akan mengatakan tidak kepada
anaknya bila mereka meminta sesuatu yang mereka butuhkan dari padanya? Tentu
saja tidak! Apalagi Bapa kita yang di surga, tentu terlebih lagi akan memberikan
kepada mereka yang meminta kepada-Nya!
Yesus memberikan murid-murid-Nya suatu contoh doa untuk diikuti, yaitu
Doa Bapa Kami. Pertama, pujilah kebesaran dan kemuliaan Allah, lalu barulah
masuki bagian permohonan. Umat Kristen seringkali mengucapkan doa ini sama
seperti yang dikatakan oleh Yesus.

Pertanyaan Diskusi
Menurut Yesus, bagaimana cara memanjatkan doa yang salah itu?
(Yesus mengajarkan bahwa tidak benar bila kita berdoa untuk didengarkan orang
dan untuk membuat mereka terkesan; kamu tidak perlu mengucapkan doa yang
sama berulang kali tanpa keluar dari hatimu.)

Menurut Yesus, bagaimana cara memanjatkan doa yang benar itu?


(Yesus mengajarkan bahwa kita dapat banyak berdoa, di segala waktu dan di
segala tempat, di manapun kita merasa perlu untuk bercakap-cakap dengan Allah;
kita dapat berdoa seorang diri ataupun berkelompok, tetapi yang terpenting adalah
berdoa dengan sepenuh hati kita; bila menemui kesulitan, kita hendaklah
memohon pimpinan Allah dan percaya bahwa Ia akan memenuhi kebutuhan kita.)

Apakah perbedaan antara doa Yesus dengan doa orang Farisi?


(Murid-murid dapat menyebutkan bahwa Yesus tidak memakai pakaian khusus atau
menyaksikan suatu doa yang hebat untuk membuat orang menjadi terkesan, seperti
yang orang Farisi lakukan. Yesus tidak mengucapkan kata-kata doa yang
dihafalkan, dan tidak selalu berdoa pada saat yang sama setiap harinya. Ia berdoa
kapan saja ingin bercakap-cakap dengan Bapa-Nya yang di surga.)

Untuk membantu murid-murid, ulangilah sekilas apa yang diajarkan dalam bagian
Cerita Pelajaran mengenai doa, tanyakan kepada mereka mengenai pertanyaan
berikut:
Kapan Allah ingin kita berdoa kepada-Nya?
(Di setiap tempat; di setiap waktu; ketika kita seorang diri.)

50 Gerejaku Dan Aku


Percakapan doa dengan Allah
Bagaimana cara kita bercakap-cakap dengan Allah?
Segala hal yang terdapat dalam hati kita. (Yer. 29:13)
Kita harus terbuka dan jujur, siap untuk taat. (2 Taw. 7:14)
Kita dapat bercakap-cakap dengan Allah dengan cara demikian.
Karena Ia mengetahui kita dan segala permohonan sebelum kita mengucapkan
satu patah katapun, kita boleh yakin bahwa Allah telah mendengarnya. (Yes. 65:24)

Mengulang
MIntalah murid-murid untuk menuliskan Doa Bapa Kami.

Bapa kami yang di surga,


dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di surga.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya


dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.

Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa


dan kemuliaan sampai selama-lamanya, Amin.

Yesus sering bercakap-cakap dengan Bapa-Nya yang di surga. (Luk. 5:16)


Sering itu maksudnya berapa kali? Gunakan Alkitabmu untuk melihat beberapa ayat
berikut. Lalu, pasangkan beberapa ayat ini dengan pernyataan yang tepat.
Yoh. 11:38-42 Yesus berdoa di pagi hari
Mrk. 1:35 Yesus berdoa pada malam hari
Luk. 9:18 Yesus berdoa seorang diri
Luk. 6:12 Yesus berdoa di hadapan orang banyak
Ketika orang memberitahukan kita mengenai beberapa hal dari Alkitab, kita
dapat selalu melihatnya kembali!

Aplikasi Kehidupan
Daftar Pemeriksaan Doa
Murid-murid akan melengkapi sebuah daftar pemeriksaan doa yang akan
membantu mereka memikirkan cara berkomunikasi dengan Tuhan.
Periksalah dirimu pada hal-hal berikut.
Hampir tidak pernah/Kadang-kadang/Sangat sering

Gerejaku Dan Aku 51


1. Aku berdoa ketika merasa kuatir akan sesuatu hal.
2. Aku mengucap syukur atas makanan yang tersedia.
3. Aku berdoa untuk memuji-Nya.
4. Aku mohon ampun kepada Tuhan ketika telah berbuat salah.
5. Aku percaya bahwa Tuhan akan menjawab doaku.
6. Aku mohon pertolongan Tuhan untuk lakukan hal yang benar.
7. Aku bercakap-cakap dengan Tuhan pada hari ini.
8. Aku doakan bagi mereka yang sedang sakit dan bermasalah.
9. Aku mengucap syukur kepada Tuhan tanpa meminta apapun.
10. Aku mendoakan para pekerja kudus Tuhan.

Aku akan berdoa dengan lebih baik bila:


1. Lebih sering berdoa kepada Tuhan.
2. Lebih mengasihi-Nya.
3. Lebih sering bersyukur kepada-Nya.
4. Segera mengakui segala dosaku.
5. Mohon pertolongan Tuhan bagi orang lain.

Aktivitas 1
Makna Doa Bapa Kami Yang Sebenarnya
Tuhan berkenan kepada doa kita bila mengikuti contoh doa yang diajarkan
Yesus dalam Doa Bapa Kami. Gambarlah sebuah gambar wajah dengan senyuman
dalam kotak di samping setiap kata doa anak yang bunyinya serupa dengan kalimat
dalam Doa Bapa Kami di atasnya. Gambarlah sebuah wajah yang sedih dalam
kotak di samping setiap kata doa yang tidak mengikuti contoh kalimat Doa Bapa
Kami di atasnya. Bagaimana kata-kata doa ini dapat diubah agar mengikuti cara
Yesus?

1. Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu.


(Tuhan, Engkau begitu agung dan begitu kudus.)
2. Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.
(Tuhan, inilah permintaanku kepada-Mu. Tolonglah berikan nilai A+ pada
semua pelajaranku.)
3. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
(Tuhan, buatlah agar ibu membelikanku es krim yang besar dan biskuit
coklat.)
4. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
(Ampunilah karena aku telah memukul saudaraku. Aku tidak marah lagi
kepadanya, sekalipun ia memukulku terlebih dahulu.)
5. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami
dari pada yang jahat.
(Tuhan, Engkau begitu berkuasa dan agung. Bantulah agar aku tidak
marah bila saudaraku mengejek diriku.)

52 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas 2
Hati Yang Tertekan Di Tengah Doa
Suatu malam sebelum Yesus ditangkap, Ia pergi ke sebuah kebun zaitun
untuk berdoa. Masalah yang teramat berat sedang menekan hati-Nya, dan Ia
sedang berdoa dengan mendapat kuasa penuh. Yang agak mengherankan, adalah
kebun di mana Yesus sedang berdoa berarti “pemerasan minyak.” Dalam suatu
pemerasan minyak, batu-batu yang berat diletakkan di atas buah zaitun (atau buah
lainnya) untuk diperas minyak atau sarinya. Seperti batu-batu yang berat itu
menekan buah zaitun, segala dosa dari seluruh dunia telah menekan Yesus ketika Ia
sedang berdoa. Segala dosa dunia telah memeras hati Yesus hingga Ia
mencurahkan kasih-Nya dalam doa itu kepada Allah!
Dalam teka-teki berikut, gunakan paragraf di atas dan Yoh. 17:21-23 untuk
membantu kamu mengisi kata-kata yang hilang. Kamu akan menemukan tentang
doa Yesus dan nama kebun tersebut akan terkumpul di tengah.

Dalam nama Bapa ___ ___ ___ ___ di surga, Yesus berdoa,
supaya mereka semua ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ satu,
sama seperti Engkau
agar mereka juga di dalam ___ ___ ___ ___;
supaya dunia percaya bahwa
Engkaulah yang telah meng___ ___ ___ ___ Aku.
Aku di dalam mereka dan ___ ___ ___ ___ ___ ___
di dalam Aku,
supaya mereka ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___
menjadi ___ ___ ___ ___;
agar ___ ___ ___ ___ ___ tahu bahwa
Engkau mengasihi mereka,
sama seperti Engkau meng ___ ___ ___ ___ ___ Aku.

Tulislah nama kebun itu di sini

____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____

Gerejaku Dan Aku 53


54 Gerejaku Dan Aku
Bersyukurlah
Senantiasa
7
Kitab Bacaan:
Luk. 17:11-19; Mat. 6:9,13

Inti Pelajaran:
Dalam doa hendaklah ada rasa
syukur dan pujian kepada Tuhan,
karena Ia adalah Allah dan
segala yang dilakukan-Nya.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk
senantiasa bersyukur
kepada Tuhan.

Ayat Hafalan:
“Bertekunlah dalam doa dan
dalam pada itu berjaga-jagalah
sambil mengucap syukur.” Latar Belakang
(Kol. 4:2)
Alkitab
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang di tengah perjalanan menuju
Yerusalem, menjelang penyaliban-Nya, mereka melewati perbatasan Galilea dan
Samaria.
Saat akan memasuki sebuah desa, mereka bertemu dengan 10 penderita
penyakit kusta yang berada di luar desa dan berdiri dari kejauhan. Mereka tidak
mendekat karena terkena penyakit kusta yang menular. Mereka harus hidup di luar
desa, terpisah dari masyarakat luas.
Pada mulanya tampak mengejutkan bahwa kesembilan orang Yahudi yang
berpenyakit kusta dalam cerita ini mengizinkan seorang Samaria yang berpenyakit
kusta dalam kelompok mereka, karena orang Yahudi tidak bergaul dengan orang
Samaria. Tetapi rasa kesepian dan putus asa sebagai orang yang berpenyakit kusta
telah menyatukan kesepuluh orang ini dalam mengatasi segala prasangka mereka.
Apakah kesepuluh orang ini telah mendengar tentang kemampuan Yesus
dalam menyembuhkan orang yang berpenyakit seperti mereka? Bagaimanapun
juga, mereka berseru-seru memohon belas kasihan kepada Yesus. Mungkin
mereka telah mendengar bahwa Yesus akan datang hingga mereka menantikan-
Nya. Mungkin merasa takut untuk berharap, tetapi mereka hampir tidak sabar untuk
menantikan-Nya lewat di hadapan mereka yang sedang berdiri di pinggir jalan.
Sejak zaman Musa, orang Ibrani menjalankan beberapa peraturan khusus
dalam penyakit kusta. Para imam bertanggung jawab untuk menentukan gejalanya.
Hukum dan peraturan yang terinci diberikan oleh Musa di gunung Sinai. Kitab Im. 13
memberitahukan bagaimana masalah ini harus ditangani.

Gerejaku Dan Aku 55


Ketika seseorang dinyatakan terjangkit penyakit kusta, ia harus merobek
pakaiannya, membiarkan kepalanya tanpa penutup, dan tinggal di luar kota. Ketika
ada orang yang mendekat, ia harus menutupi bibir atasnya sambil berseru, “Najis,
najis!”
Penyakit kusta diyakini sebagai penyakit yang menular. Diawali dengan luka
yang memutih. Jari-jari yang terluka seringkali menjadi semakin memendek, yang
akhirnya lenyap. Hidung pun terkadang menjadi rata dengan wajah. Jari-jari kakinya
mungkin akan putus. Penyakit ini sungguh menakutkan dan membuat rupa manusia
menjadi buruk. Ketika penyakit ini semakin berkembang dan dagingnya akan mulai
membusuk, dan bau yang menyengat akan menambah kesengsaraan hidupnya.
Saat itu, belum ada cara untuk mengobati penyakit kusta ini. Kadang
penyakit ini akan berhenti berkembang dengan sendirinya. Bila seseorang merasa
yakin bahwa hal ini terjadi terhadap dirinya, maka ia dapat pergi menemui imam dan
imamlah yang akan menentukan apakah ia dapat kembali hidup dengan normal.
Ketika Yesus menyembuhkan kesepuluh orang kusta itu, Ia memberitahukan
mereka untuk pergi dan memperlihatkan dirinya ke hadapan imam. Karena
kesepuluh orang itu tidak segera dapat melihat perubahan terhadap diri mereka
(tentu saja, kesembuhan itu terjadi ketika mereka bertindak berdasarkan iman dan
pergi menuju ke desa), maka mungkin sulit untuk dipercaya bahwa mereka telah
disembuhkan.
Emosi hati mereka saat itu adalah ingin segera pulang, dan harapan untuk
dapat hidup normal telah memacu orang-orang itu untuk kembali ke desa. Tetapi,
hanya satu orang saja, yaitu seorang Samaria yang kembali untuk berterima kasih
kepada Yesus.

Mengenai Murid Anda


Kebanyakan anak dari keluarga Kristen telah belajar untuk mengatakan
“terima kasih” kepada Tuhan, tetapi untuk mengucap syukur kepada-Nya adalah
sebuah tugas atau hanyalah kata-kata yang tidak berarti nyata dan pribadi.
Sebagian murid-murid berasal dari keluarga yang bukan Kristen dan belum pernah
belajar berdoa. Jelaskan kepada murid-murid, mengapa mereka perlu mengucap
syukur. Anda dapat mulai mengungkapkan alasan mengapa kita harus berterima
kasih kepada orangtua, lalu ungkapkan pula alasan mengapa harus mengucap
syukur kepada Tuhan. Anda perlu menunjukkan kepada mereka bagaimana cara
mengucap syukur kepada Tuhan dengan hati yang tulus.
Anak-anak sekitar usia sekarang ini telah dapat menerima pandangan orang
lain. Anda dapat mengajarkan mereka untuk memahami betapa banyak Tuhan telah
memberkati mereka dan keluarga. Itulah mengapa mereka perlu mengucap syukur
dengan membicarakan bersama tentang siapakah Tuhan itu. Bantulah murid-murid
untuk menyadari bahwa Tuhan telah memberikan kita dengan cuma-cuma udara
untuk dihirup, air dan makanan untuk dikonsumi. Mintalah mereka untuk
merenungkan apa yang Tuhan telah berikan kepada mereka secara pribadi dan
pujilah Dia sambil mengucap syukur. Mintalah murid-murid untuk menceritakan
mengenai semua hal yang mereka syukuri. Bimbinglah mereka dalam proses
berpikir dengan cara menanyakan murid-murid anda dengan pertanyaan seperti:
“Mengapa kamu bersyukur?”, “Siapakha yang telah menyediakan __________
untukmu?”, dan “Apakah yang akan terjadi bila Tuhan tidak menyediakan
__________?”

56 Gerejaku Dan Aku


Pemanasan
Bila Anda meminta beberapa orang murid untuk melakukan suatu
penyelidikan mengenai penyakit kusta, mintalah mereka untuk menyampaikan
laporan mereka mengenai hal ini. Bila tidak, ceritakan sebagian informasi mengenai
penyakit kusta yang terdapat di bagian Latar Belakang Alkitab.
Agar informasi mengenai penyakit kusta itu dapat menjadi lebih jelas bagi
murid-murid, bawalah sehelai kain yang dicelupkan dalam larutan pemutih yang
mengandung chlor atau amoniak. Bungkuslah kain itu dengan ketat dalam sebuah
kantong plastik sampai Anda telah sampaikan informasi mengenai penyakit kusta.
Lalu, lepaskan sedikit saja bau amoniak atau larutan pemutih itu dari kantong plastik
tersebut, dan biarkan murid-murid mengomentari tentang bau yang pekat itu.
Mintalah mereka berpura-pura bersikap bahwa sang gurulah yang
menyebarkan bau seperti itu setiap harinya. Apakah mereka akan suka bila sang
guru berada di dekat mereka? Orang-orang yang berpenyakit kusta seringkali
menyebarkan bau busuk, dan banyak orang merasa takut dirinya akan tertular oleh
penyakit itu. Pada masa di Alkitab, tidak ada seorangpun yang mau bergaul dengan
orang yang berpenyakit kusta. Saat kita membaca bagian Cerita Alkitab, kita akan
menemukan apa yang terjadi ketika Yesus bertemu dengan beberapa orang yang
berpenyakit kusta itu.
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan.

Sepuluh orang yang berwajah muram sedang bergerombol di tepi jalan dekat
sebuah desa. Suara ribut dari orang banyak akhirnya menarik perhatian mereka.
Mereka melihat Yesus sedang berjalan bersama dengan beberapa orang pengikut-
Nya.
Kesepuluh orang itu terjangkit suatu penyakit mengerikan yang disebut
kusta. Penyakit ini biasanya diawali dengan luka-luka pada permukaan kulit yang
akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Para tabib belum dapat mengobati orang yang
terjangkit penyakit kusta. Mereka tidak diizinkan untuk tinggal dalam kota. Mereka
tidak dapat bekerja di suatu tempat kerja atau tinggal bersama dengan keluarganya.
Mereka harus tinggal di luar kota. Ketika ada orang yang mendekat, seorang yang
berpenyakit kusta itu hendaklah berseru, “Najis! Najis!” untuk memperingati orang
yang lalu di daerah itu.
Bila seorang yang terjangkit penyakit kusta sembuh, maka ia hendaklah
menemui imam dan meminta izin dari padanya untuk tinggal di rumahnya kembali
Yesus mendengar kesepuluh orang kusta ini berseru-seru minta tolong
kepada-Nya. Mereka bertanya-tanya dalam hatinya: “Apakah Yesus hanya akan
melewati mereka seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang atau apakah Ia
akan menyembuhkan mereka?”
Yesus berkata kepada kesepuluh orang kusta itu, “Pergi dan tunjukkanlah
dirimu kepada imam.”

Gerejaku Dan Aku 57


Apakah maksud dari perkataan Yesus bahwa penyakit mereka telah
sembuh? Mungkin orang kusta itupun bertanya-tanya dalam hatinya demikian.
Kesepuluh orang itu memandangi tangan dan kaki mereka, tetapi tidak ada
perubahan apa-apa. Luka dan koreng masih memenuhi di seluruh tubuh mereka.
Mereka hanya dapat menemui imam bila penyakit kusta itu telah sembuh. Apakah
mereka harus percaya kepada Yesus dan pergi? Perlahan-lahan, mereka mulai
berjalan menuju ke desa untuk menemui imam.
Tiba-tiba, kesembuhan itu terjadi dan mereka merasakan perasaan yang
berbeda! Kulit mereka berubah menjadi licin dan bersih! Mereka merasa dikuatkan!
Mereka mulai berlari dan berlompatan sambil tertawa. Mereka telah sembuh. Yesus
yang menyembuhkannya!
Kesepuluh orang itu mulai berlari sepanjang jalan untuk menemui imam.
Mereka tidak sabar menantikannya!
Tiba-tiba, salah seorang dari kesepuluh orang itu berhenti dan kembali.
Orang ini adalah seorang Samaria. Ia memuji Allah dengan suara yang nyaring,
“Mulia bagi Allah! Mulia bagi Allah karena kebaikan-Nya terhadapku!”
Orang yang telah berlari kembali ke tempat Yesus itu berdiri di jalan. Lalu, ia
bersujud di hadapan Yesus dan berkata, “Terima kasih, Tuhan, karena Engkau telah
menyembuhkan penyakitku.”
Yesus berkata kepada orang banyak, “Bukankah terdapat 10 orang yang
telah disembuhkan. Ke manakah 9 orang yang lainnya itu? Mengapa hanya tinggal
seorang yang kembali untuk mengucap syukur kepada-Ku?”
Kepada orang Samaria yang tahu berterima kasih itu, Yesus dengan lembut
berkata, “Bangun dan pergilah. Imanmu telah menyembuhkanmu.”

Pertanyaan Diskusi
Untuk membantu murid-murid agar beroleh pemahaman tentang
permasalahan akibat tidak tahu bersyukur dan tidak berterima kasih, tunjuklah
beberapa murid untuk membacakan beberapa percakapan pendek berikut.
Pilihlah beberapa pasang murid untuk membacakan percakapan yang Anda
telah tuliskan di papan tulis atau biarkan murid-murid membacanya dari Buku
Pegangan Guru.
Mintalah murid-murid yang lain untuk menyaksikan apakah mereka dapat
menemukan sesuatu yang hilang dari tiap-tiap percakapan itu. Mereka harus dapat
memahami bahwa dalam tiap-tiap kasus, kadang orang menjadi terlupa untuk
mengucapkan terima kasih atas sesuatu yang telah diterimanya. Bayangkan
bagaimana perasaan orang yang telah memberi sesuatu itu dalam tiap-tiap kasus
yang ada.

Percakapan 1:
A: Selamat Ulang Tahun! Aku telah membawakan hadiah ini untukmu. Aku
harap kamu menyukainya.
B: Aku tidak sabar ingin membukanya. Sampai bertemu lagi nanti.

58 Gerejaku Dan Aku


Percakapan 2:
A: Marilah aku tolong kamu mengerjakan PR bahasa Inggrismu. Bila kamu
mengerjakannya demikian, aku kira kamu akan beroleh jawaban yang benar.
B: Sekarang, aku tahu bagaimana mengerjakan soal-soal ini. Aku kira jawabanku
telah benar. Aku akan menyerahkan tugas ini sekarang.

Percakapan 3:
A: Aku telah bekerja selama satu jam untuk membantumu membersihkan
kamar. Sekarang, telah tampak rapi, bukan?
B: Yah. Sekarang, aku akan keluar bermain. Sampai jumpa.

Setelah murid-murid mendiskusikan kejadian dalam percakapan tersebut,


mintalah mereka untuk menceritakan pengalaman masing-masing dengan mereka
yang tidak tahu berterima kasih. Dapatkah kamu mengingat suatu kejadian di mana
orang menjadi terlupa untuk berterima kasih kepadamu? Bagaimana perasaanmu
saat itu?

Mengulang
Lengkapilah kalimat berikut dan isilah teka-teki silangnya:

Yesus sedang dalam perjalanan menuju __________.


Suatu penyakit kulit yang mengerikan disebut penyakit __________.
Kebanyakan orang merasa __________ terhadap mereka yang berpenyakit ini.
Mereka mengetahui bahwa Yesus dapat __________ mereka.
Mereka berseru-seru, “__________, tolonglah kami!”
Yesus __________, “Pergi dan tunjukkanlah dirimu kepada __________.”
__________ orang itupun berlari melanjutkan perjalanan mereka.
Salah __________ dari mereka itu kembali dan mengucap syukur kepada Yesus.
Orang yang mengucap syukur kepada Yesus itu adalah seorang __________.
Ia memuji ___________.
Yesus memberitahukannya bahwa ia sembuh karena ___________.

Temuan Alkitab
Bersyukurlah Kepada Tuhan, Sebab Ia Baik!
Bahwasanya Untuk Selama-lamanya Kasih Setia-Nya (Mzm. 107:1)
Carilah kata-kata dari ayat ini dalam pencarian kata. Dan ketika kamu
mencarinya, cobalah untuk menghafalkan ayat ini.
Bersyukurlah Baik
Kepada Bahwasanya
Tuhan Untuk
Sebab Selama-lamanya
Ia Kasih setia-Nya

Cobalah ini, untuk tiap-tiap huruf, renungkan satu hal yang membuat kita
patut mengucap syukur kepada Tuhan.

Gerejaku Dan Aku 59


Aktivitas
Menerapkan Kesopanan
Sama halnya dengan apapun yang kita lakukan, mengatakan “terima kasih”
akan lebih mudah bila kita menerapkannya. Kadang, kita tidak tahu kapan harus
mengucapkan “terima kasih”. Kadang pula, kita tidak tahu bagaimana cara
mengatakannya. Marilah kita berlatih untuk mengucapkan “terima kasih” dengan
menggunakan boneka pada halaman berikut dan pada contoh situasi di bawah ini.

1. John sedang bermain di rumah Mark. Mark punya video game baru.
John: “Wow, Mark! Ini adalah mainan yang bagus!”
Mark: “Yah! Ibu baru membelikannya untukku. Aku menginginkannya sejak lama.”
John: “Apakah kita dapat memainkannya sekarang?”
Mark: “Tentu saja! Aku akan memasangnya. Kamulah yang lebih dahulu main.”

Kemudian, ketika John telah bersiap-siap pulang:


John: “Terima kasih, kamu telah membolehkanku memainkan game barumu,
Mark! Dan terima kasih pula, karena kamu telah bermain bersama
denganku!”
Mark: “Sama-sama! Terima kasih! Aku kira lebih menyenangkan bermain dengan
orang lain daripada bermain seorang diri!”

2. Chris kehilangan anjingnya. Pak Wilson tinggal di sebelah rumahnya.


Chris: “Sini, Smokey! Sini! Oh, Smokey, pulanglah!”
Pak Wilson: “Hai, Chris. Sepertinya kamu sedang kehilangan teman baikmu.”
Chris: “Hai, pak Wilson. Ya, benar. Aku telah berjam-jam lamanya memanggil
Smokey, tetapi ia belum juga kembali!”
Pak Wilson: “Tidak jauh dari sini, aku kira ada seekor anjing baru di daerah kita dan
Smokey tampaknya sedang berkunjung ke sana! Masuklah dan
tanyakan ibumu apakah kita dapat pergi melihatnya ke sana.” Tidak
lama kemudian, Chris dan pak Wilson kembali bersama dengan
Smokey.
Chris: “Pak Wilson, terima kasih banyak! Aku tidak akan pernah tahu harus mencari
di mana bila Bapak tidak membantuku! Dan terima kasih banyak karena
telah mengantarkanku dengan mobil ke sana untuk menjemputnya! Anda
sungguh baik!”

Buatlah dengan kata-katamu sendiri untuk beberapa situasi berikut:


3. Ibu atau ayah membantu mengerjakan PR-mu.
4. Guru memberikan hadiah karena kamu telah belajar dengan baik.
5. Saudara perempuan membantu membersihkan kamarmu.
6. Nenek membuatkan makanan kesukaanmu.

Petunjuk untuk boneka:


1. Guntinglah polanya.
2. Gambarlah wajah dan berilah warna pada boneka-boneka itu.
3. Guntinglah boneka-boneka itu. Dengan hati-hati, buatlah lubang untuk
memasukkan jarimu.
4. Masukkan jari telunjuk dan jari tengahmu pada lubang itu sebagai kaki dari
boneka-boneka itu.
60 Gerejaku Dan Aku
Buatlah dengan kata-
katamu sendiri untuk
beberapa situasi
berikut:
3. Ibu atau ayah
bantu kerjakan
PR-mu.

4. Guru memberikan
hadiah karena kamu
telah belajar dengan
baik.

5. Saudara perempuan
bantu bersihkan
kamarmu.

6. Nenek buatkan
makanan
kesukaanmu.

Petunjuk untuk
boneka:
1. Guntinglah polanya.

2. Gambarlah wajah
dan berilah warna
pada boneka-
boneka itu.

3. Guntinglah boneka-
boneka itu. Dengan
hati-hati, buatlah
lubang untuk
masukkan jarimu.

4. Masukkan jari
telunjuk dan jari
tengahmu pada
lubang itu sebagai
kaki dari
boneka-boneka itu.

Gerejaku Dan Aku 61


62 Gerejaku Dan Aku
Menanyakan
Kehendak Tuhan
8
Kitab Bacaan:
2 Kor. 12:7-10; Mat. 6:10-11

Inti Pelajaran:
Doa sebaiknya disertai keinginan
yang tulus untuk melakukan
kehendak Tuhan di atas segalanya.

Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk
berdoa menurut kehendak Tuhan.

Ayat Hafalan:
“Dan inilah keberanian percaya
kita kepada-Nya, yaitu bahwa
Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu
kepada-Nya menurut
kehendak-Nya.” Latar Belakang
(1 Yoh. 5:14) Alkitab
Dalam surat-suratnya, Paulus berbicara tentang berdoa untuk rekan
kerjanya di Roma, Korintus, Efesus, Filipi, Kolose dan Tesalonika. Ia menyebutkan
berdoa untuk Timotius, Filemon dan lain sebagainya. Paulus pun berdoa untuk
dirinya sendiri. Ia mohon agar Tuhan melepaskan beberapa penderitaan
jasmaninya.
Paulus menyebutkan pengalamannya yang luar biasa mendapatkan
penglihatan tentang surga (2 Kor. 12:1-16) dan mengatakan bahwa untuk
mencegah dirinya meninggikan diri, maka ia diberi suatu “duri dalam daging”.
Tuhan, dalam segala hikmat-Nya, kadang mengizinkan kita berada di bawah
hingga menjadi tidak terlalu percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Kita
cenderung terlalu mengandalkan diri sendiri untuk mengerjakan segala sesuatu
sesuai dengan keinginan kita. Bila berhasil, kita cenderung melupakan Tuhan dan
membanggakan diri.
Tidak seorangpun mengetahui dengan pasti apa penderitaan Paulus, tetapi
hal itu merupakan penderitaan jasmani, karena ia menunjukkannya sebagai suatu
“kelemahan tubuh”. (Gal. 4:13) Penderitaan itu mungkin mengenai masalah pada
matanya karena ia menulis kepada orang Kristen di Galatia bahwa “jika sekiranya
mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku”. (Gal.
4:15)
Ia mungkin mempunyai mata yang lemah, sakit kepala yang berat, atau
demam karena malaria. Yang pasti begitu menyakitkan, apapun itu, dan merupakan
masalah yang kronis. Ia berdoa agar dilepaskan, tetapi Allah memberikannya
kekuatan untuk memikulnya.
Gerejaku Dan Aku 63
“Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan
yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang
utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal
itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari
padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Tanggapan Paulus terhadap jawaban Tuhan adalah ia senang melakukan
kehendak-Nya. Ia tidak resah di tengah kesulitannya, bahkan bermegah dalamnya.
“Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku... Karena
itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran,
di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah,
maka aku kuat.” (2 Kor. 11:30; 12:10)
Perkataan Paulus ini tidak menunjukkan reaksi alami terhadap penderitaan.
Kemampuan berpikir seperti ini hanya dapat berasal dari Tuhan. Paulus rela
menerima kehendak-Nya, apapun itu tanpa syarat. Inilah teladan bagi seorang guru
Kristen!
Pelajaran pada minggu yang lalu menunjukkan seorang penderita kusta
yang telah disembuhkan penyakitnya, lalu ia memuji Tuhan karena akhirnya
dibebaskan dari masalah yang tidak menyenangkannya selama ini. Pelajaran
minggu ini menunjukkan bagaimana yang lainnya memuji Tuhan ketika mereka
melihat seorang Kristen, tidak dibebaskan, bahkan berserah sepenuhnya kepada
kehendak Tuhan.
Sangat berguna untuk membandingkan perkataan Yesus mengenai
kesaksian orang yang berpenyakit kusta yang memohon kesembuhannya (Luk.
17:18) dengan perkataan Yesus mengenai kehidupan orang yang berdoa:
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga (Mat.
5:16).”

Mengenai Murid Anda


Sementara murid-murid mungkin menyalahkan Tuhan atas kekecewaan
mereka. Murid-murid kelas Madya dapat mulai mengingat apa makna percaya
terhadap kebaikan Tuhan ketika mereka mengalami masa-masa frustasi. Ketika
belajar memandang sudut pandang orang lain, mereka dapat memandang di mana
yang lainnya berasal atau belajar dari pengalaman orang lain. Pelajaran hari ini
mengajarkan agar murid-murid mencari kehendak Tuhan dalam keadaan baik
maupun buruk.
Murid-murid kelas Madya dapat percaya bahwa jalan Tuhan lebih baik
daripada rencana mereka sendiri karena Tuhan dianggap sebagai manusia super.
Tuhan tetap berkuasa tetapi sukar ditebak. Murid-murid dapat dibantu untuk
menerima kehendak Tuhan, bahkan menerima kenyataan bahwa doa mereka
mungkin tidak dikabulkan sesuai dengan keinginan mereka. Bagikan kesaksian
hingga mereka menyadari benar-benar ketika menemui kesuliatan, bahwa mereka
akan meneladani kesaksian yang telah didengar. Sebagai tambahan, murid-murid
seusia mereka ini perlu dibekali pandangan bahwa Tuhan itu adil. Menurut mereka
keadilan meliputi kebaikan; karena Tuhan itu adil, maka Ia pun baik adanya.
Ingatkan bahwa kehendak Tuhan adalah yang terbaik, bahkan ketika yang terburuk
sekalipun yang terjadi dalam kehidupan mereka. Murid-murid perlu mengetahui

64 Gerejaku Dan Aku


bahwa Tuhan sepenuhnya dapat diandalkan, dan kapanpun menghadapi masalah,
mereka dapat memberitahukannya kepada Tuhan. Mintalah mereka untuk
membagikan saat-saat mereka merasa bingung, kuatir, frustasi dan bagaimana
menghadapinya. Tunjukkan bahwa bila mereka mencari pertolongan Tuhan,
apakah hasilnya.

Pemanasan
Kelas dimulai dengan memberikan contoh alam kepada murid-murid untuk
mengilustrasikan jalan Tuhan yang sempurna, bahkan ketika tampaknya aneh bagi
kita.
Binatang berpenampilan lucu apakah yang pernah kamu lihat? (Jawaban-
mungkin meliputi binatang seperti unta, kuda nil, badak, jerapah ataupun gajah.)
Pernahkah kamu bertanya dalam hati mengapa semua binatang itu tampak
begitu aneh? Mereka sengaja diciptakan dan bukanlah kebetulan ada. Ada
beberapa alasan untuk setiap binatang yang berciri aneh, tetapi saat ini, kita hanya
membicarakan satu macam binatang saja.
Bila Anda membawa sebuah gambar jerapah, perlihatkan sekarang kepada
murid-murid. Bila tidak, mintalah murid-murid untuk melukiskan seekor jerapah.
(Leher yang begitu panjangnya; kaki yang panjang dengan lutut yang menonjol;
tubuh yang berwarna oranye dengan bintik coklat; mata yang besar dan sebuah
mulut yang tampaknya lucu).
Jerapah tinggal di tempat yang terdapat banyak binatang berbahaya dan
Tuhan membuatnya sehingga ia dapat melihat segala musuhnya dari jarak jauh
sebelum mereka mendekatinya. Dengan kedua kakinya yang panjang, ia dapat
berlari dengan kecepatan 30 mil per jam. Kaki-kaki itupun begitu kuatnya, bahkan
singa pun akan berpikir 2 kali sebelum menyerangnya; ia tidak ingin ditendang.
Warna jerapah yang aneh membuatnya mudah untuk bersembunyi di naungan
pepohonan.
Sekarang, seandainya jerapah memutuskan untuk tidak menyukai
penampilannya saat ini dan ingin berubah penampilan seperti kuda. Akankah itu
baik bagi dirinya? (Biarkan murid-murid yang menanggapinya).
Seekor kuda tidak pernah dapat hidup di tempat yang sama seperti jerapah,
karena kuda tidak mempunyai perlengkapan yang tepat. Tuhan mengetahui apa
yang jerapah butuhkan. Oleh karena itu, Tuhan menciptakan jerapah sebaik
mungkin, sekalipun mungkin saja tampak aneh bagi kita.
Seperti jerapah, yang ingin menjadi kuda, apakah ada di antaramu yang
pernah berdoa agar Tuhan mengubah sesuatu yang kamu tidak suka mengenai
dirimu? (Murid-murid tidak perlu membagikan alasan ketidakpuasan mereka, bila
hal itu tampaknya begitu pribadi, bahkan menyakitkan hati. Bagaimanapun,
sarankan kepada murid-murid untuk membandingkan masalah Paulus dalam Cerita
Alkitab dengan masalah mereka. Mungkin apa yang Paulus pelajari akan
membantu mengatasi masalah mereka.

Gerejaku Dan Aku 65


Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk berdoa menurut kehendak Tuhan.

Cerita Alkitab dari 2 Kor. 12:7-10


Kita tidak mengetahui penyakit Paulus dengan pasti, tetapi kita mengetahui
bahwa penyakitnya itu membuat Paulus merasa tidak nyaman dari hari ke hari. Ia
menginginkan masalahnya lenyap. Ia mengira bahwa penyakitnya itu
mencegahnya dapat melaksanakan pekerjaan yang terbaik bagi Tuhan.
Suatu hari, Paulus berdoa tentang penyakitnya itu. Ia berkata, “Tuhan,
penyakitku ini benar-benar mengganggu. Aku berharap bahwa dapat melakukan
pekerjaan yang lebih baik bagi-Mu bila Engkau menyembuhkannya.”
Pauluspun menanti, tetapi penyakitnya itu tidak kunjung sembuh. Ia
memutuskan untuk berdoa untuk hal tersebut dengan tekun. Jadi, ia berdoa
kembali, “Tuhan, tolong angkatlah penderitaan yang menggangguku ini.”
Ternyata, penyakitnya itu tidak kunjung sembuh. Jadi, Paulus berdoa untuk
ketiga kalinya.
Tuhan masih tidak melakukan apapun yang Paulus harapkan, tetapi
sebaliknya, Ia menjawab, “Paulus, kekuatan yang Aku berikan padamu itu cukup
untuk apapun yang akan kamu lakukan. Percayalah kepada-Ku. Orang akan
menyaksikan bahwa penyakitmu itu tidak akan menghentikanmu dari melakukan
pekerjaan-Ku.”
Sekarang, Paulus mengerti, “Aku dapat melihat betapa baiknya rencana
Tuhan itu bagi diriku ini. Bila orang melihat kuasa Tuhan bekerja dalamku, mereka
akan percaya bahwa Tuhan pun dapat bekerja dalam diri mereka. Mereka akan
melihat betapa Tuhan itu sungguh berkuasa!”
Jadi, Paulus pergi melayani Tuhan. Penyakit itu masih terdapat pada diri
Paulus, tetapi tidak tampak lagi seperti masalah yang tidak mungkin.
Kenyataannya, Paulus mulai bersyukur kepada Tuhan untuk penyakitnya ini. Dan
orang yang mendengar khotbahnya atau yang membaca surat-suratnya melihat
kuasa Tuhan dalam diri Paulus.

Pertanyaan Diskusi
Apakah yang kamu pelajari dari penyakit Paulus ini?
(Jawaban yang mungkin: Penyakit Paulus membuat dirinya merasa tidak nyaman
dari hari ke hari; ia menginginkan agar penyakitnya itu menjadi sembuh; ia mengira
bahwa penyakitnya itu mencegahnya dari melakukan pekerjaan yang terbaik bagi
Yesus.
Jelaskan bahwa tidak seorangpun mengetahui dengan pasti apakah
penyakit Paulus itu. Mungkin saja penglihatan yang kurang baik atau yang lainnya.)

Paulus memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan penyakitnya sebanyak 3


kali. Bagaimana Tuhan menjawab doa Paulus tersebut?
(Tuhan tidak menyembuhkan penyakit Paulus, tetapi menolong Paulus mengerti
alasan atas kesusahannya itu.)

66 Gerejaku Dan Aku


Alasan apa sajakah yang mulai Paulus saksikan berkenaan dengan
penyakitnya itu?
(Ketika orang banyak menyaksikan bagaimana Tuhan menolong Paulus dengan
penyakitnya itu, mereka menjadi percaya bahwa Tuhan akan menolong mereka
juga. Orang banyak dapat menyaksikan betapa Paulus mengasihi Tuhan dan
betapa percaya kepada-Nya untuk melakukan hal yang terbaik, bahkan ketika
Tuhan tidak menyembuhkan penyakitnya sekalipun.)

Setelah Paulus mulai menyaksikan beberapa alasan baik bagi penyakitnya itu,
apakah yang ia lakukan?
(Paulus mulai bersyukur kepada Tuhan terhadap penyakitnya itu.)

Apakah kamu mengingat Ayat Hafalan pada pelajaran hari ini?


(“Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap
syukur” - Kol. 4:2.)

Paulus memahami alasan bagi penyakitnya itu dan ia dapat menyaksikan


bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik. Tetapi kadang, hal yang sulit atau
yang tidak menyenangkan terjadi dalam kehidupan, dan kita tidak dapat
memahami alasannya. Lalu, apakah yang kita dapat lakukan?
(Biarkan murid-murid membagikan apa yang mereka pikirkan). Hal terpenting yang
mereka perlu pelajari adalah semakin baik kita mengenal Tuhan, maka semakin
percaya kepada-Nya. Rencana Tuhan bagi kita adalah yang terbaik dan dapat
bersandar kepada-Nya untuk menjaga kita sebaik mungkin, bahkan saat kita tidak
dapat memahaminya sekalipun.)

Mengulang
Bacalah Beberapa Ayat Alkitab Ini:
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.” (Mat. 21:22)
“Tuhan mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.” (Mzm. 4:4)
Sekarang periksalah kalimat berikut:
Bila kalimat itu benar, tulislah benar.
Bila kalimat itu salah, tulislah salah.

Benar Atau Salah:


Tuhan selalu mendengar doa-doaku.
Tuhan selalu memberi segala sesuatu yang kita minta.
Tuhan memberi hal baik bagi orang yang meminta kepada-Nya.

Renungkan tentang kisah Paulus ketika kamu menentukan kebenaran kalimat-


kalimat tersebut.

Benar Atau Salah:


Paulus berdoa bagi orang-orang yang dalam kesusahan.
Tuhan selalu menjawab ya terhadap doa-doa Paulus.
Paulus mengetahui bahwa Tuhan mengasihi dirinya.
Paulus mengetahui jawaban Tuhan adalah yang terbaik bagi dirinya.

Gerejaku Dan Aku 67


Renungkan tentang kisah Paulus ketika kamu menentukan kebenaran kalimat-
kalimat tersebut.

Benar Atau Salah:


Kita berdoa agar Tuhan melakukan hal menurut cara kita.
Kita yakin bahwa Tuhan mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita.

Aplikasi Kehidupan
Berkat Tuhan Cukup
Suatu hari, Stephanie dengan gembira pergi ke sekolah karena ia akan
memainkan flute (semacam suling yang terbuat dari logam) di hadapan seluruh
murid sekolah. “Wah!” pikirnya dengan bahagia. “Aku tetap tidak percaya bahwa pak
Pollack menginginkanku melakukan pertunjukan tunggal di hadapan seluruh murid
sekolah!” Stephanie teringat betapa bergetar ia ketika pak Pollack, instruktur band,
memberitahu bahwa dirinya akan tampil dalam pertemuan khusus murid.
Walikotapun akan berkunjung ke sekolahnya dan pak Pollack memutuskan bahwa
Stephanie akan tampil. Stephanie mengetahui bahwa inilah saat-saat penting bagi
dirinya karena walikota akan menyempatkan diri hadir ke pertunjukan itu! Seluruh
acara akan dijadwalkan setelah saat makan siang.
Selama makan siang, Stephanie berlatih memainkan flute, sekumpulan
anggota band berkumpul di sekelilingnya untuk mendengarkan. Stephanie mulai
merasa gelisah. “Dapatkah kalian pergi. Aku sedang berlatih di sini.” Ketika makin
panik, ia berusaha memainkan beberapa nada musik. Lalu, Maria menghampiri
Stephanie.
Maria adalah seorang murid pengganti Stephanie, yang akan tampil bila
Stephanie sakit atau berhalangan tampil pada pertunjukan itu. Maria dan Stephanie
adalah dua orang teman yang baik. Maria menghampiri Stephanie dengan harapan
bahwa Stephanielah yang dapat melakukan yang terbaik, tetapi Stephanie justru
mengira Maria akan mengolok-olok dirinya. “Jangan ucapkan apapun, Maria. Aku
tahu apa yang kamu sedang pikirkan, tetapi aku tidak akan melakukan hal yang
buruk dalam pertunjukan yang terpenting dalam hidupku! Aku akan berhasil dalam
pertunjukan tersebut!”
Maria merasakan aneh pada kata-kata Stephanie sejak pak Pollack
memintanya untuk tampil, tetapi sekarang, ia memahami bahwa Stephanie
sesungguhnya sedang tertekan. “Mengapa kamu berkata begitu, Stephanie? Aku
menghampirimu dengan harapan agar kamu dapat melakukan yang terbaik.”
Stephanie berteriak, “Aku dapat melakukannya tanpa ucapan harapanmu
itu, nona sempurna! Aku mengetahui bahwa Tuhan akan menolongku. Aku telah
berdoa sepanjang minggu ini! Sekarang, biarkan aku seorang diri!”
Akhirnya, Stephanie menemukan sebuah tempat yang tenang di halaman
sekolah dan mulai menangis tidak terkendali. Mengapa ia bertindak seperti itu
kepada teman-temannya? Tidak ada alasan baginya untuk berlaku begitu jahat.
Bagaimanapun, Stephanie merasa yakin bahwa Tuhan akan menolongnya dalam
pertunjukan itu. Tetapi, mengapa ia merasa bagitu kacau dalam hatinya? Apakah
hal itu dikarenakan ia telah melewati 2 kali Sabat untuk berlatih flute? “Tidak, tidak
mungkin karena itu,” pikir Stephanie.

68 Gerejaku Dan Aku


Segera, saat yang dinantikannya itupun tiba. Walikota itu mungkin 10 kaki
jauhnya dari Stephanie. Kepala Sekolah mengumumkan kepada seluruh murid
bahwa Stephanie akan tampil. Semua hadirin bertepuk tangan dan kemudian
heninglah suasana. Stephanie mulai gelisah kembali. Ia berharap, “Tuhan,
dengarkan semua doaku.”
Ketika Stephanie tampil di atas panggung, ia mulai memainkan flute dengan
alunan nada begitu indahnya. Semua hadirinpun bertepuk tangan dengan riuh
selama pertunjukan. Tetapi menjelang akhir pertunjukan, ia meniup satu not dengan
terlalu keras hingga membuat suara terdengar menjadi aneh. Beberapa hadirinpun
mulai tertawa. Stephanie tidak merasa bahwa alunan nada itu yang dimainkannya
itu aneh, bahkan ia membuat lebih banyak kesalahan lagi.
Hari itu, Stephanie pulang ke rumah dengan perasaan yang sedih. Ia
mengakhiri pertunjukan itu dengan akhir yang kacau. Stephanie bertanya kepada
dirinya sendiri, “Mengapa aku melakukan hal sebodoh itu? Mengapa Tuhan
membiarkan hal ini terjadi terhadap diriku?” Stephanie makin berpikir tentang hal
memalukan itu, maka semakin marahlah dirinya. Ia mulai menyalahkan Tuhan, dan
menangis.
Ketika ibu Stephanie pulang, ia melihat air mata pada wajah Stephanie. “Apa
yang terjadi, anakku?” tanya sang ibu kepada Stephanie. Saat itulah, Stephanie
menangis dengan tersedu-sedu. “Tuhan tidak pernah menolongku ketika aku
membutuhkan-Nya. Aku telah berdoa sepanjang minggu ini untuk pertunjukan hari
ini,” kelu Stephanie kepada sang ibu.
Ibu Stephanie berkata, “Tidakkah kamu ingat bahwa ibu pernah
memberitahukanmu, bila kamu melewati hari Sabat, janganlah harap bila Tuhan
akan memberkati pertunjukanmu. Mungkin Tuhan ingin kamu belajar sesuatu dari
pengalaman ini.”
Ketika Stephanie menghapus air matanya, ia mulai memahami apa yang
dimaksudkan oleh ibunya itu. “Aku begitu tertekan hingga mempengaruhi imanku.
Aku terlalu memberi perhatian terhadap keberhasilanku sendiri dan tidak memberi
perhatian terhadap perintah Tuhan. Aku kira pantaslah bila aku mendapatkannya.”
Setelah itu, Stephanie dan ibunya menertawai kejadian itu.
Pada akhirnya, Stephanie belajar bahwa berkat Tuhan itu cukup dalam
segala situasi. Dalam doanya, Stephanie memohon pengampunan Tuhan atas
segala hal yang ia katakan. Tiba-tiba, Stephanie merasakan penghiburan Roh
Kudus memenuhi hatinya. Stephanie begitu bahagia dalam sukacita Tuhan.

Renungkan pertanyaan berikut:


1. Mengapa Stephanie begitu marah terhadap semua orang? Menurut kamu,
apakah yang ia pikirkan?

2. Stephanie berdoa sepanjang minggu untuk memohon agar Tuhan


memberkatinya sekalipun tampaknya Ia tidak memberkati. Menurut kamu,
mengapa segalanya terjadi seperti itu?

3. Pernahkah kamu merasa sepertinya Tuhan tidak mendengarkan doa-doamu?


Bagikan sebuah pengalaman. Bagaimana kita dapat selalu bersyukur kepada
Tuhan dalam segala keadaan?

Gerejaku Dan Aku 69


Aktivitas 1
Berdoa Dengan Sikap Hati Yang Benar
Berpura-puralah seolah-olah kamu adalah anak laki-laki dan anak
perempuan pada gambar yang sedang mengucapkan doa-doa berikut. Jawaban
apakah yang kamu kira Tuhan akan berikan kepadamu dengan menggambarkan
sebuah garis dari setiap doa ke lingkaran lampu lalu lintas yang menunjukkan “Ya”,
“Tidak”, atau “Tunggu”.

Bantulah aku agar mematuhi orangtua.


Buatlah Patrick yang jahat jatuh dari sepedanya dan terluka.
Berikan aku 1000 dollar.
Izinkan aku menjadi seorang guru agama di gereja.
Bantulah aku ajak teman ke gereja pada hari Sabtu.
Jangan biarkan ibu mengetahui bila aku berbohong.

Mulailah dengan huruf T dan tulislah setiap huruf yang lain sampai seluruh
huruf digunakan. Apakah yang sebaiknya kita katakan kepada Tuhan sewaktu
berdoa? (Tuhan biarlah kehendak-Mu yang terjadi. Jalan-Mu adalah yang terbaik
bagiku.)

Aktivitas 2
Kesempatan Pukulan Bola Kedua
“Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah
pelayan Allah, yaitu: Dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan,
kesesakan dan kesukaran.” (2 Kor. 6:4)
Sebuah slogan yang populer berbunyi, “Bersabarlah terhadapku. Allah
masih dalam proses membentuk diriku.” Kita mendapati bahwa begitu sulitnya
untuk bersabar terhadap diri sendiri, tetapi Paulus memberitahu kita: “...sebab justru
dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna...” (2 Kor. 12:9) Kita belajar dari
kesalahan dan menjadi lebih baik melalui pengalaman hidup.

70 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas
Berdoa Dengan Sikap Hati Yang Benar
Berpura-puralah seolah-olah kamu adalah anak laki-laki dan anak perempuan
pada gambar yang sedang mengucapkan doa-doa berikut.
Jawaban apakah yang kamu kira Tuhan akan berikan kepadamu
dengan menggambarkan sebuah garis dari setiap doa ke lingkaran lampu lalu lintas
yang menunjukkan “Ya”, “Tidak”, atau “Tunggu”.

Gerejaku Dan Aku 71


Aktivitas
Kesempatan Pukulan Bola Kedua

Hal yang kusenangi dari diriku


Kesalahan yang telah kuperbuat
Hal yang akan kulakukan berbeda

Dalam bola di atas, tulis 3 hal yang kamu senangi dari dirimu.
Dalam bola yang di kanan, ceritakan tentang 2 “kesalahan” yang kauperbuat baru-baru ini.
Dalam bola yang di kanan bawah, ceritakan apa yang kaupelajari satu dari “kesalahan” ini
dan tindakan berbeda apakah yang akan kaulakukan di lain waktu
sebagai hasil dari pengalamanmu.

72 Gerejaku Dan Aku


Apakah Pertobatan
Yang Sejati Itu?
9
Kitab Bacaan:
Luk. 18:9-14; Mat. 6:12

Inti Pelajaran:
Doa sebaiknya berisi
penyesalan atas segala kesalahan
yang kita telah dilakukan.

Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid agar
menyesal atas ketidaktaatan kita
terhadap perintah Tuhan.

Ayat Hafalan:
“Dan ampunilah kami
akan kesalahan kami,
seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.” Latar Belakang
(Mat. 6:12)
Alkitab
Murid-murid telah mendapati bahwa ada beberapa hal tertentu terlibat dalam
suatu doa yang benar seperti: Kesungguhan hati, kesederhanaan, ucapan syukur,
pujian dan kemauan untuk menerima jawaban apapun yang Tuhan berikan.
Pelajaran pada minggu ini adalah sumbangan dari ciri-ciri doa, dengan
penitikberatan pada hal pertobatan. Hari ini akan diungkapkan suatu perumpamaan
tentang seorang Farisi yang sombong dengan seorang pemungut cukai yang
rendah hati. Pemungut cukai adalah seorang yang mempunyai reputasi yang tidak
baik yang mau tinggal bersama dengan Tuhan, mengakui segala dosa di hadapan-
Nya, dan bertobat.
Perumpamaan Yesus ini dicatatkan oleh Lukas. Adapun alasan Lukas
mencatatkan perumpamaan tersebut adalah untuk menasihati kepada “beberapa
orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain.”
(Luk. 18:9)
Orang Farisi adalah seorang saleh yang meyakini terhadap pentingnya
menaati hukum Musa dan segala tradisi terperinci lainnya.
Kebanyakan dari tradisi itu adalah membicarakan berbagai macam urusan,
sekalipun beberapa di antaranya tidak dapat disangsikan kebaikan dan
kebenarannya. Yang menjadi masalah adalah banyak orang Farisi yang berjanji
untuk tetap setia terhadap semua hukum dan peraturan tersebut menjadi begitu
terlibat mengikuti perinciannya hingga melupakan semangat hukum Taurat.
Sebagai contoh, seorang Farisi mungkin mengubah air mukanya agar orang
lain menyaksikan bahwa ia sedang berpuasa. Berdiri di pinggir jalan hingga menarik
perhatian dan mengagumi kesalehannya. (Mat. 6:5)
Gerejaku Dan Aku 73
Menurut tradisi orang Yahudi, hari Senin dan hari Kamis merupakan hari-hari
berpuasa karena dipercaya bahwa Musa naik ke gunung Sinai pada hari Kamis dan
turun pada hari Senin. Pada kedua hari itulah, para anggota Mahkamah Tinggi
orang Yahudi bertemu dan tempat ibadah orang Yahudi menyelenggarakan
pelayanan khusus.
Pemungut cukai mempunyai reputasi terkenal karena ketidakjujurannya.
Pemungut cukai mengumpulkan pajak dari sesama mereka, orang Ibrani, untuk
pemerintah Roma. Pendapatan mereka berasal dari mengumpulkan uang lebih dari
pajak yang sesungguhnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah Roma. Dengan
cara inilah, seorang pemungut cukai banyak yang menjadi kaya.
Dalam perumpamaan itu, Yesus menyebutkan keduanya yaitu orang yang
sombong, diterima di tengah masyarakat, sementara orang yang rendah hati,
tidaklah diterima di tengah masyarakat. Sekalipun masyarakat memperlakukan
mereka secara berbeda, tetapi Tuhan tidaklah memihak kepada salah satunya.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
(Rm. 3:23)
Kedua orang itu telah bersalah di hadapan Tuhan. Orang Farisi
memberitahukan Tuhan tentang segala prestasinya dan menyombongkan diri
tentang segala kebaikannya yang sepertinya Ia tidak mengetahui sama sekali.
Tidak ada yang benar-benar bekerja bagi Tuhan atau yang memohon sesuatu
dalam doanya. Apakah sesungguhnya yang orang Farisi butuhkan?
Sebaliknya, pemungut cukai, mengakui segala dosanya dan memohon
pengampunan dari pada Tuhan. Ia menyesali (ingin berubah) atas segala dosanya.
Oleh karena itu, Yesus berkata, “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang
dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.” (Luk. 18:14) Orang Farisi dalam
perumpamaan Yesus menggambarkan setiap orang yang mema'afkan
kesalahannya sendiri atau yang menolak untuk melihat kesalahannya sendiri.
Dalam 1 Yoh. 1:9 dikatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.”

Mengenai Murid Anda


Murid-murid kelas Madya semakin memahami yang benar dan yang salah
sehingga dapat belajar memilih. Oleh karena itu, mereka menjadi lebih bertanggung
jawab terhadap kelakuan yang diambil. Ketika mereka salah memilih atau
berkelakuan yang tidak benar, maka mungkin mereka merasa tidak bersalah, tetapi
tidak tahu bagaimana memperbaiki kesalahan itu atau merasa bahwa “tubuh” ini
tampaknya ingin berbuat jahat. Ini dikarenakan ketetapan dan peraturan yang tidak
stabil, begitu pula pemahaman mereka mengenai peraturan-peraturan itu
sepenuhnya jelas dan konsisten.
Pelajaran ini membantu murid-murid melihat kebutuhan untuk mengenali
kesalahan mereka. Bantulah murid-murid untuk mengidentifikasi perbuatan
mereka yang salah, tunjukkan kepada mereka apa yang benar, dan kemudian
tunjukkan bagaimana untuk mengakui dan menyesali segala kesalahan dalam doa
mereka. Mereka perlu diingatkan terhadap akibat perbuatan mereka yang salah
dan perlu memelihara hubungan dengan Tuhan ketika mereka melakukan yang
salah. Selanjutnya, murid-murid perlu senantiasa diingatkan bahwa Tuhan mungkin
menghukum demi kebaikan mereka sehingga mereka dapat menjadi anak Allah

74 Gerejaku Dan Aku


yang lebih baik nantinya. Mintalah mereka untuk menuliskan keadaan di mana
mereka dihukum oleh orangtua. Tunjukkan bagaimana mereka mengingatkan diri
agar tidak mengulangi kesalahan itu. Juga, bagikan pengalaman masa kecil
mengenai bagaimana Anda dihukum karena melakukan perbuatan yang salah,
tetapi yang sekarang ini bersyukur atas hukuman dari orangtua atau dari Tuhan.
Pemanasan
Bawalah ke dalam kelas beberapa benda buatan dan beberapa benda asli.
Sebagai contoh, Anda dapat membawa buah apel-apelan dan buah apel yang asli,
atau bunga buatan dan bunga yang asli. Bicarakan tentang perbedaan di antara
benda yang alami dan yang palsu atau buatan manusia itu.
Bila Anda tidak dapat membawa sesuatu, mintalah murid-murid untuk
mengusulkan benda-benda buatan yang tampaknya asli, dan diskusikanlah.
Kadang, sesuatu yang buatan tampaknya asli, terasa asli, bahkan dapat
serupa dengan yang asli, sehingga kamu tidak dapat mengatakan perbedaannya
sampai kamu mendekatinya.
Berikan benda-benda buatan itu dan biarkan murid-murid menelitinya.
Perhatikan tingkah laku mereka. Apakah mereka melihatnya dengan teliti? Apakah
mereka menciumnya? Apakah mereka...?
Sekarang, berikan benda-benda yang asli dan perhatikan tingkah laku
mereka.
Bagaimana mereka mengetahui mana yang asli? Biarkan murid-murid
berbicara singkat mengenai bagaimana mereka tahu.
Apakah kamu mengira ada hal seperti doa yang palsu? Marilah kita lihat
cerita hari ini.
Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Memotivasi murid-murid agar menyesal atas ketidaktaatan kita terhadap perintah
Tuhan.

Ada 2 orang pergi ke bait Allah untuk berdoa. Yang seorang adalah orang
Farisi. Di dahi dan di tangannya, orang itu memakai sebuah kotak kecil yang berisi
ayat-ayat Alkitab.
Orang Farisi itu lapar. Ia pergi tanpa makan hari ini karena ia beranggapan
bahwa apa yang diperbuatnya itu akan dianggap istimewa di hadapan Tuhan. Pada
hari-hari ini, ia akan memberitahu orang banyak, “Aku sedang berpuasa hari ini.”
Terlebih lagi, orang Farisi itu menutupi wajahnya dengan abu untuk menunjukkan
bahwa ia menyesali atas segala kesalahan yang telah diperbuatnya selama ini.
Bagaimanapun juga, ia tidak sungguh-sungguh melakukannya. “Aku pergi ke bait
Allah tanpa makan selama beberapa hari dalam seminggu ini. Aku memberikan
persembahan yang lebih banyak daripada yang diberikan kebanyakan orang.
Mereka memberikan sepersepuluh dari hasil panen dan ternak mereka, tetapi aku
pun memberikan sepersepuluh bagian dari tanaman hasil kebunku!”
Sambil berjalan menuju bait Allah, orang Farisi itu memutuskan bahwa
dirinya adalah seorang yang begitu suci.

Gerejaku Dan Aku 75


Sementara, pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh sambil memikirkan tentang
uang yang diambilnya dengan cara yang salah dan segala keburukan yang telah
diperbuatnya. Dengan kepalanya yang tertunduk dan air mata yang bercucuran di
wajahnya, ia berdoa, “Oh, Tuhan, aku adalah orang yang berdosa! Ampunilah aku!”
Itulah doa yang singkat, tetapi ia sungguh-sungguh melakukannya. Sebagai
hasilnya, Tuhanpun mendengarkannya. Orang Farisi yang sombong itu tidak mau
mengakui bahwa ia telah berbuat salah, sehingga Tuhan pun tidak mau
mengampuninya. Ia pulang ke rumah sama seperti ketika ia datang ke bait Allah,
yaitu dalam keadaan bersalah di hadapan Allah.

Pertanyaan Diskusi
Bagaimana orang Farisi itu berdoa?
(Orang Farisi itu mengatakan kepada Tuhan bahwa betapa baik dan betapa lebih
baik dirinya daripada semua orang lain.)

Bagaimana pemungut cukai itu berdoa?


(Pemungut cukai itu begitu menyesali atas uang yang ia telah dapati dengan cara
mencurangi orang lain. Ia mengakui di hadapan Tuhan tentang segala keburukan
yang ia telah perbuat. Ia memohon pengampunan Tuhan. Doanya begitu singkat.)

Mengapa Tuhan mendengar dan mengampuni doa pemungut cukai itu dan
bukannya doa orang Farisi?
(Tuhan dapat mengatakan bahwa pemungut cukai itu sungguh-sungguh menyesali
atas segala keburukan yang ia telah perbuat. Sementara, orang Farisi itu bahkan
tidak mengatakan satupun kesalahan yang diperbuatnya di hadapan Tuhan. Tuhan
mengetahui bahwa sesungguhnya ia tidak tahu menyesal. Pemungut cukai itu
mengatakan kebenaran di hadapan Tuhan, sementara orang Farisi itu terlalu
bangga terhadap dirinya daripada mengakui segala dosanya.)

Bila kamu dan aku berada di bait Allah pada hari itu dan menyaksikan
pemungut cukai dan orang Farisi sedang berdoa, maka mungkin kita akan
beranggapan bahwa orang Farisi itu adalah seorang yang baik dan mengetahui
bagaimana memanjatkan doa yang terbaik. Kita mungkin beranggapan bahwa
pemungut cukai adalah seorang yang jahat dan Tuhan tidak akan mendengarkan
doanya. Tetapi Tuhan melihat apa yang tidak dapat kita lihat, dan Ia selalu
mengampuni orang yang sungguh-sungguh menyesal. Doa pemungut cukai adalah
macam doa yang baik untuk kita teladani.

Bagaimana kamu memanjatkan doa dengan kata-katamu sendiri?


(Tuhan, tolong ampuni kesalahanku; Tuhan, aku menyesal karena segala
keburukan yang telah kuperbuat. Mohon ampunilah aku, dan lain sebagainya.)

Sekarang renungkan sesuatu yang telah kauperbuat sehingga kamu


menyesalinya sekarang. Kita akan berdoa lagi di akhir pelajaran dan akan mengakui
segala kesalahan di hadapan Tuhan dan memohon pengampunan-Nya bagi kita.

76 Gerejaku Dan Aku


Mengulang
Orang Farisi Dan Pemungut Cukai
Telusurilah huruf-huruf (dalam bahasa Inggris) pada setiap jalur dalam
rangka menemukan apa yang orang Farisi dan pemungut cukai katakan ketika
mereka berdoa kepada Tuhan. (Luk. 18:9-14)

Temuan Alkitab
Bagianku Dan Bagian Tuhan
Dalam 1 Yoh. 1:9 dikatakan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.”
Bacalah ayat yang terletak di bagian atas halaman. Lingkari bagian kalimat
(tiga kata) yang memberitahukan bahwa apa yang akan kita lakukan. Berikutnya,
garis bawahi dua kata yang menggambarkan Tuhan. Terakhir, buatlah garis bawah
ganda pada dua kata kerja yang memberitahukan apa yang Tuhan akan lakukan.
Bila kamu harus menjelaskan ayat ini kepada teman, bagaimana akan
melakukannya? Tulislah ayat itu dengan kata-katamu sendiri di sini:
_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

_______________________________________________________________

Di bawah ini, kamu akan menemukan alat pengingat penyesalan. Hiasilah


dengan pensil warna, gunting, dan taruhlah di tempat mana kamu dapat
mengingatnya bila kamu memerlukannya.

1. Ceritakan kepada Tuhan tentang apa kesalahan yang telah kauperbuat.


2. Mohonlah agar Tuhan mengampun dan membantumu untuk tidak mengulangi
lagi kesalahan yang sama.
3. Ingatkan dirimu bahwa Tuhan akan mengampuni dan menyucikanmu,
bilamana kamu memohon kepada-Nya untuk melakukan.
4. Renungkan hal berbeda apakah yang kamu dapat lakukan di lain waktu untuk
menunjukkan bahwa kamu menyesal.

Aktivitas 1
Setelah Penyesalan
Sekali engkau memutuskan bahwa kamu menyesal, ada beberapa cara lain
yang mungkin butuh kamu lakukan. Lingkarilah 2 dari jalan yang terbaik yang dapat
kamu tempuh dalam daftar berikut:
A. Lupakan kesalahan yang kamu telah perbuat; itu bukan menjadi masalah lagi.
B. Memohon Tuhan mengampunimu dan mintalah ma'af kepada orang yang telah
kausakiti.
C. Pikirkanlah pada keesokan harinya.
D. Memohon Tuhan dan orang dewasa yang kamu percayai untuk menolongmu
agar tidak melakukannya lagi.
E. Beritahukan kepada setiap orang bahwa adik laki-laki ataupun adik
perempuanmu yang melakukannya.
Gerejaku Dan Aku 77
Sekarang, bantulah murid-murid ini! Bacakan setiap situasi dan berikan
saranmu.

Jan kembali kendarai sepeda lintasi halaman rumput tetangga kemarin. Kini,
mereka marah terhadap orangtua Jan yang tidak larang anaknya itu dan yang tidak
nasihati agar tidak lakukan lagi. Tetapi itulah jalan tersingkat menuju sekolah, dan
Jan tidak ingin terlambat.
Apakah yang Jan dapat lakukan untuk tunjukkan bahwa ia menyesal?

Doug LAGI-LAGI tidak mengerjakan PR-nya! Ia sungguh bermaksud melakukannya


kemarin malam, tetapi ada banyak hal yang juga harus dilakukannya. Ia menyesal
dan ingin berubah.
Apakah yang Doug dapat lakukan untuk tunjukkan bahwa ia menyesal?

Ken minta gelas untuk dibawa bersama hamburger dan kentang gorengnya. Ia
penuhi gelas dengan Coca-Cola di tempat layanan “Segalanya boleh kamu minum”,
tanpa bayar. Ken sesali telah mencuri Coca-Cola itu.
Apakah yang Ken dapat lakukan untuk tunjukkan bahwa ia menyesal?

Aktivitas 2
Berikan Kartu Yang Dapat Berbicara

Berikan kartu yang bertuliskan “Aku menyesal” kepada murid-murid.

Bahan:
2 lembar kertas lipat berukuran 9" x 12 " dengan berbeda warna
Perekat
Gunting
Pensil warna atau spidol
Penggaris
Benang

Pilihan:
Potongan kertas warna
Bulu
Biji-bijian
Kain perca

Petunjuk:
1. Lipatlah kedua kertas itu menjadi 2 lipatan. Aturlah satu sisinya untuk digunakan
sebagai sampul nantinya.
2. Guntinglah sebuah celah dari tengah lipatan sampai 2" dari tepi lainnya.
3. Lipatlah sisi yang telah digunting untuk dibuat sebuah segitiga (dari
lipatan di bawah potongan sampai akhir potongan itu).
4. Buatlah segitiga kedua dengan melipat sisi lain yang telah dipotong sampai di
bawah 1/2" dari akhir potongan.

78 Gerejaku Dan Aku


5. Bukalah kertas dan tariklah perlahan daerah yang berbentuk segitiga ke
arahmu. Lalu, lipatlah kertas separuh dengan segitiga-segitiga di sebelah
dalamnya.
6. Rekatkan bagian luar kertas itu dan lipatlah lembaran sampul untuk
menutupinya.
7. Biarkan sampai perekat itu mengering.
8. Ketika membuka kartu itu, kamu akan melihat sebuah mulut yang besar terbuka
ke arahmu.
Gambarlah bibir, mata, dan lainnya untuk melengkapi bagian dalamnya.
Tuliskan kata-kata, “Aku menyesal!” dan isilah kesalahan apa yang kauperbuat.
9. Rancanglah lembaran sampul luar dan tulis nama orang yang akan kauberi.

Gerejaku Dan Aku 79


Aktivitas
Setelah Penyesalan
Sekali engkau memutuskan bahwa kamu menyesal,
ada beberapa cara lain yang mungkin butuh kamu lakukan.
Lingkarilah 2 dari jalan yang terbaik yang dapat kamu tempuh dalam daftar berikut:

A. Lupakan kesalahan yang kamu telah perbuat;


itu bukan menjadi masalah lagi.
B. Memohon Tuhan mengampunimu dan
mintalah ma'af kepada orang yang telah kausakiti.
C. Pikirkanlah pada keesokan harinya.
D. Memohon Tuhan dan orang dewasa yang kamu percayai
untuk menolongmu agar tidak melakukannya lagi.
E. Beritahukan kepada setiap orang bahwa
adik laki-laki ataupun adik perempuanmu
yang melakukannya.

Sekarang, bantulah murid-murid ini! Bacakan setiap situasi dan berikan saranmu.

80 Gerejaku Dan Aku


Mengatakan "Tidak"
Terhadap Pencobaan
10
Kitab Bacaan:
Luk. 22:31-34,54-62;
Kis. 4:13-33; Mat. 6:13

Inti Pelajaran:
Doa dijawab bila kita menuruti
perintah Tuhan, yaitu
melakukan kehendak-Nya.

Tujuan Pelajaran:
Menyadari murid-murid bahwa
perlu mematuhi perintah Tuhan,
bila ingin Tuhan jawab doa mereka.

Ayat Hafalan:
“Sebab itu jauhilah nafsu
orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai
bersama-sama dengan mereka
yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni.” Latar Belakang
(2 Tim. 2:22) Alkitab
Pelajaran hari ini menutup ulasan mengenai doa. Kita telah pelajari doa di
setiap waktu, doa yang sepenuh hati, doa yang bersyukur kepada Tuhan, doa yang
sesuai dengan kehendak Tuhan, dan doa yang penuh dengan penyesalan. Hari ini,
kita akan pelajari pentingnya berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk lebih
jelasnya, kita akan mengambil contoh tentang kisah Petrus.
Sebagai pengikut Kristus, Petrus bertumbuh imannya ketika ia sedang
berdoa sesuai dengan yang Yesus ajarkan. Petrus adalah seorang yang
mempunyai semangat pengabdian yang luar biasa. Ia mempersembahkan
hidupnya bagi Yesus dan menjadi pemimpin di antara para rasul. Lalu, ia menjadi
juru bicara para rasul serta seorang pemberita Injil yang hebat.
Ketika kisah ini berawal, Yesus telah menceritakan kematian-Nya kepada
murid-murid. Ia telah membicarakan perihal kenaikan diri-Nya ke surga setelah
bangkit pada hari ketiga. Iapun telah memberitakan tentang kedatangan-Nya yang
kedua kali kepada mereka.
Pada Perjamuan Paskah, Yesus bahkan memberitahu bahwa salah seorang
murid akan mengkhianati-Nya. Ia menghardik Petrus secara terbuka bahwa iblis
telah menampi Petrus, tetapi Ia telah berdoa bagi dirinya. (Luk. 22:31-32)
Saat itu, Petrus terlalu percaya diri hingga mengalami kejatuhan iman.

Gerejaku Dan Aku 81


Alkitab memberitahu kita bahwa setiap orang percaya tidak perlu jatuh dalam
pencobaan. Dalam Yak. 4:7 dicatatkan bahwa bila kita tunduk kepada Allah dan
melawan iblis, maka iblispun akan lari dari hadapan kita.
Permasalahannya adalah pencobaan seringkali menawarkan kesenangan
atau suatu jalan pintas dari situasi yang sukar. Kebanyakan orang, seperti Petrus
akan mengira diri mereka akan selalu tegar.
Ketika Yesus mengingatkan murid-murid akan meninggalkan-Nya, maka
Petruspun langsung mengatakan bahwa ia tidak akan berbuat seperti itu. Ia akan
tetap setia sekalipun semua murid yang lain melarikan diri mereka. Bahkan ia
nyatakan bahwa dirinya rela mati demi Yesus. Tetapi dalam kenyataannya, ketika
pencobaan datang, Petrus berada di sekeliling orang yang tidak percaya, ia begitu
takut akan kehilangan nyawanya. Maka, benarlah apa yang Yesus katakan bahwa
bahwa Petrus akan jatuh dalam pencobaan.
Tetapi bersyukurlah, Petrus bertobat, ia segera mengaku dan mulai dari awal
dalam menuruti perintah Yesus. Inilah yang dikatakan sebagai pola pertumbuhan:
Mengakui dosa, bertobat dan mulai kembali untuk menuruti perintah Yesus.
Pelajaran pada minggu ini menunjukkan proses pendewasaan Petrus
sebagai seorang pengikut Kristus. Inilah pengalaman rohani Petrus yang belum
stabil. Doa Yesus dan keinginan tulus Petrus untuk menjadi seorang manusia baru
membuat dirinya bertumbuh menjadi seorang Kristen yang tangguh.
Ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan menyebabkan Allah tidak menjawab
doa kita. Dalam Yak. 1:13,15 dicatatkan: “Apabila seorang dicobai, janganlah ia
berkata: Pencobaan ini datang dari Allah. Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang
jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan
itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia
melahirkan maut."
Dalam Doa Bapa Kami terdapat permohonan, yaitu: "Janganlah membawa
kami ke dalam pencobaan. Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat." Yesus
memasukkan permohonan tersebut di dalam Doa Bapa Kami, karena Ia mengetahui
dengan jelas terhadap apa yang manusia butuhkan ketika sedang memohon suatu
pertolongan.

Mengenai Murid Anda


Murid-murid kelas Madya ingin melakukan apa yang baik. Dalam diri masing-
masing, mereka merasakan adanya tekanan baik dan jahat ketika hendak
memutuskan untuk melakukan perbuatan baik atau jahat. Mereka tertarik untuk
mengetahui bagaimana cara membantu sesama.
Menurut kamu, bagaimana doa dapat membantu seseorang dalam
melakukan apa yang baik? Inilah pertanyaan yang menjadi magnet bagi anak-anak
seusia mereka. Mereka butuh kepastian sekaligus meyakini bahwa Tuhan akan
mendengar dan menjawab doa yang dipanjatkan. Pelajaran ini akan membantu
mereka memandang sekaligus memahami suatu hal adalah benar adanya.

82 Gerejaku Dan Aku


Mula-mula, ingatkan akan Sepuluh Perintah Tuhan yang hendaklah mereka
laksanakan di gereja, di sekolah maupun di rumah. Anda perlu menjelaskan setiap
perintah yang mungkin akan mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Jelaskan
pula mengenai pengertian pencobaan, seperti tidak mengikuti hari Sabat karena
undangan teman, ajakan kawan untuk berbuat seenaknya, dan lain sebagainya.
Jelaskan bahwa dengan mematuhi perintah Tuhan, sekalipun kehidupan mereka
tampaknya sukar akan diberkati. Ingatkan mereka untuk senantiasa berdoa kepada
Tuhan dan berbuat baik. Bagikan kesaksian tentang bagaimana saudara-saudari
seiman telah dapat melewati pencobaan melalui doa serta bantuan Tuhan.

Pemanasan
Andaikata Anda adalah orangtua dan anak Anda sedang meminta sebuah
sepeda baru sambil merengek, padahal ia kurang peduli terhadap mainannya
selama ini. Ia sering meninggalkan mainannya di taman, di rumah temannya
ataupun di halaman rumah. Apakah Anda akan membelikan sepeda baru untuknya?
(Mintalah beberapa murid untuk memberi jawaban dan alasan mereka.
Beberapa murid mungkin akan membenarkan bahwa sang anak yang kurang
bertanggung jawab akan membuang kembali mainannya dan tidaklah sepantasnya
mendapat sepeda yang baru.)
Tuhan bagaikan orangtua dalam kisah ini. Ia ingin memberikan banyak hal
yang baik seperti yang kita pohonkan kepada-Nya. Tetapi, Ia pun menginginkan kita
patuh kepada-Nya. Saluran berkat-Nya mungkin terhenti akibat ketidaktaatan kita
kepada-Nya sampai kembali mematuhi-Nya dengan melakukan apa yang baik.

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Menyadari murid-murid bahwa perlu mematuhi perintah Tuhan, bila ingin Tuhan
jawab doa mereka.

Masukkan Cerita Alkitab ini dengan seksama:


Luk. 22:31-62; Kis. 4:1-4,23-33

1. Yesus berdoa bagi iman Petrus (Luk. 22:31-38)


2. Yesus berdoa di bukit Zaitun (Luk. 22:39-46)
3. Yesus ditangkap (Luk. 22:47-53)
4. Petrus menyangkal Yesus (Luk. 22:54-62)
5. Penyiksaan Petrus dan Yohanes yang pertama (Kis. 4:1-4)
6. Doa umat percaya (Kis. 4:23-33)

Gerejaku Dan Aku 83


Pertanyaan Diskusi
Petrus adalah sahabat baik Yesus. Ia begitu mengasihi Yesus. Tetapi, apa
yang terjadi di antara mereka menceritakan sebuah hari yang kelabu dalam
kehidupan Petrus.
Tulislah “Iman Petrus Naik” dan “Iman Petrus Turun” di papan tulis. Bagilah
murid-murid menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama akan menyelidiki
kejadian sewaktu “Iman Petrus Naik”, sementara kelompok kedua akan menyelidiki
kejadian sewaktu “Iman Petrus Turun”. Kejadian itu dapat berupa perkataan
maupun tindakan Petrus.
Berilah mereka waktu untuk membaca Alkitab dan mulailah untuk
mendiskusikannya.
Berikut adalah hal-hal di mana murid-murid perlu menjelaskannya:
1. Petrus meyakini bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus, bahkan rela mati
bagi-Nya.
(Murid-murid mungkin kurang sependapat terhadap hal tersebut. Beberapa
murid akan memilih “naik” karena Petrus menunjukkan kesetiaan dan
kepeduliannya terhadap Yesus. Sementara, yang lainnya mungkin akan
menjawab “turun” karena janji Petrus tidak ditepati.)

2. Petrus menyerang seorang prajurit yang hendak menangkap Yesus.


(Murid-murid mungkin kurang sependapat terhadap hal tersebut. Biarkan
mereka berdiskusi. Mungkin saja perbuatan Petrus tidak dapat dibenarkan,
tetapi Petrus mengambil sebuah tindakan yang berani, yang dapat
dikategorikan “Iman Petrus Naik”.)

3. Petrus melarikan diri ketika Yesus ditangkap.


(Iman Petrus Turun.)

4. Petrus menyangkal Yesus sebanyak 3 kali.


(Iman Petrus Turun.)

5. Petrus mengatakan bahwa ia mengasihi Yesus.


(Iman Petrus Naik.)

6. Petrus menuruti perintah Yesus untuk kabarkan injil.


(Iman Petrus Naik.)

Apakah yang membuat perubahan dalam diri Petrus?


(Petrus belajar untuk percaya dan taat kepada Yesus.)

Petrus adalah seorang nelayan tangguh yang banyak berjanji, tetapi


sayangnya, ia menghadapi kesulitan untuk menggenapi semuanya itu. Sekalipun
demikian, Yesus mengampuni dan mengajarnya untuk bersikap lebih taat.
Kemudian, ketika Petrus sibuk mengabarkan injil, ia tidak pernah lupa untuk
berdoa. Doanya dijawab Tuhan karena ia selalu menaati perintah-Nya.

84 Gerejaku Dan Aku


Mengulang
Isilah tempat yang kosong di bawah ini:
1. “Simon, Simon, lihat, i__________ (iblis) telah menuntut untuk menampi kamu
seperti g__________ (gandum), tetapi Aku telah b__________ (berdoa) untuk
engkau, supaya i__________-mu (iman) jangan gugur. Dan engkau, jikalau
engkau sudah insaf, k__________ (kuatkanlah) saudara-saudaramu.”
(Luk. 22:31-32)

2. “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini a__________ (ayam) tidak akan
berkokok, sebelum engkau tiga kali m__________ (menyangkal), bahwa
engkau mengenal Aku.” (Luk. 22:34)

3. “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan k__________ (kehendak-Mulah) yang
terjadi.” (Luk. 22:42)

4. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya


menjadi seperti titik-titik d__________ (darah) yang bertetesan ke tanah.
(Luk. 22:44)

5. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi
p__________ (percaya), sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima
r__________ (ribu) orang laki-laki. (Kis. 4:4)

Aplikasi Kehidupan
Mengatakan “Tidak” Terhadap Pencobaan
Lewis Chang sedang berjalan menuju rumah dari tempat pemberhentian bis.
Tetapi hari itu tampaknya berbeda. Mengapa? Karena Lewis harus menghadapi
musuh terbesarnya, yaitu rasa takut terbesarnya yang berkenaan dengan
penayangan sebuah acara televisi yang bernama Z-files. Hari itu, Lewis mau belajar
mengatakan “Tidak” terhadap pencobaan. Mungkin kamu bertanya-tanya,
bagaimana mungkin sebuah acara menjadi musuh Lewis? Kejadiannya bermula 4
bulan yang lalu saat Z-files ditayangkan.
Lewis mendapat telepon dari Bobby, temannya. Bobby memberitahu
penayangan sebuah acara bagus yang bernama Z-files kepada Lewis.
“Kamu harus menontonnya malam ini!” promosi Bobby.
“Baiklah.” jawab Lewis. Lewis mengetahui bahwa ia akan senantiasa ingin
menonton acara ini karena ceritanya yang bersambung seperti opera-sabun.
Dahulu, Lewis pernah mengalaminya terhadap penayangan sebuah acara yang
bernama Space Spejas. Kali ini Lewis menyerah. “OK, aku akan menonton acara
tersebut.”
Sore itu, ketika orangtua dan kakak Lewis bersiap menuju ke gereja, Lewis
mengatakan bahwa ia tidak dapat ikut karena kurang sehat. “Mengapa?” tanya sang
ibu.
“Ehm... banyak PR dan aku sedang kurang sehat. Jangan kuatir, bu, aku
dapat menghangatkan pizza untuk makan malam.”

Gerejaku Dan Aku 85


Sang ibu memandang Lewis sambil berkata, “Tentu, kamu telah dewasa dan
harus belajar membuat keputusan sendiri. Kiranya kamu tidak lupa membaca
Alkitab.”
“Tentu saja, bu. Hati-hati, ya.”
Ketika keluarganya telah berangkat menuju gereja, Lewispun diliputi
perasaan bersalah. Ia seorang diri di rumah dan dapat berbuat apa saja. Ia mulai
menghangatkan pizza. Lalu, ia menyalakan televisi untuk menonton. Saat yang
tepat, karena Z-files baru saja ditayangkan 10 menit yang lalu!
Acara itu sungguh menjadi tontonan kesukaan Lewis. Ia segera menelepon
Bobby, “Hei, Bobby. Bagus sekali, ya acaranya!”
“Tentu saja, apalagi monster yang tangannya berbulu itu.”
Keduanya terus bercakap mengenai acara Z-files itu.
Malam itu, Lewis tidak dapat terlelap. Ia selalu teringat tentang monster yang
baru ditontonnya itu. Ia berusaha untuk tidur tetapi rupanya belum dapat. Tiba-tiba,
Lewis bangun dan teringat bahwa ia harus membaca Alkitab. Ia mulai membuka
Yak. 1:13 dan membacanya: “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:
Pencobaan ini datang dari Allah. Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat,
dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan
itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia
melahirkan maut." “Wah, menarik sekali,” pikirnya. Ia membaca terus dan mulai
mengantuk. Akhirnya, Lewispun tertidur. Ia membaringkan kepalanya pada
halaman Alkitab dan tertidur pulas.
Bulan demi bulan berlalu dan acara Z-files semakin mempengaruhi
kehidupan Lewis. Ia berani untuk tidak hadir pada kebaktian Sabat Jumat malam
karena bertepatan dengan waktu penayangan acara Z-files itu. Sementara itu,
Lewis semakin terobsesi terhadap acara tersebut. Ia membeli apa saja yang
berkaitan dengan acara tersebut, mulai dari topi hingga komiknya. Sekalipun Lewis
tidak mempunyai banyak uang, iapun rela meminjam demi membeli kaos Z-files.
Kemudian, ia membeli video, dan kasetnya. Ia dapat dikatakan Z-files mania!
Apakah Lewis siap mengatakan “Tidak” terhadap pencobaan?

Renungkan pertanyaaan berikut:


1. Apakah pencobaan Lewis? Mengapa hal tersebut dapat disebut pencobaan?

2. Bagaimana pencobaan itu mempengaruhi hidup Lewis? Apakah itu menolong


atau mencelakakannya?

3. Apakah kita mempunyai pencobaan dalam hidup? Coba sebutkan! Apakah


pencobaan itu lebih penting daripada Tuhan? Jelaskan dengan sejujurnya.

4. Berikan alasan mengapa kita harus mengatakan “Tidak” terhadap pencobaan.

86 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas 1
Perubahan Petrus Setelah Kematian dan Kebangkitan Yesus:
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?”
Jawab Petrus kepada-Nya, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku
mengasihi Engkau.” ...Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Pada hari Pentakosta, Petrus mengabarkan injil kepada banyak orang. Maka
bangkitlah Petrus dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: “Dia yang
diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya telah kamu salibkan dan kamu
bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka ...”
Orang-orang yang menerima perkataan (Petrus) (tentang Yesus) memberi
diri mereka dibaptiskan, dan kira-kira tiga ribu orang ditambahkan pada kumpulan
tersebut pada hari itu.

Isilah dengan huruf vokal untuk menyelesaikan kalimat berikut:


1 =A 2=E 3=I 4=O 5=U

Aktivitas 2
Masalah Doa
Anak-anak ini mempunyai masalah. Ada yang salah pada doa mereka.
Bukalah beberapa ayat dalam Alkitab, lalu tulislah bagaimana kamu dapat
menyenangkan hati Tuhan dengan doa mereka itu.
1. “Aku mencuri permen, tetapi sedikitnya aku tidak berbohong. Akupun selalu
berdoa sebelum makan.” (Periksalah Luk. 18:13)
___________________________________________________________
(Ia berdoa tanpa mengakui dosa dalam hatinya. Seharusnya, ia mohon
ampun kepada Tuhan karena telah mencuri dan berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi.)

2. “Aku akan berdoa untuk kesenangan pribadi, yaitu: Liburan di tepi danau, es
krim banana split setiap hari dan baju baru.” (Periksalah 1 Tim. 6:6-8)
___________________________________________________________
(Ia tidak bersyukur dengan apa yang dipunyainya. Daripada terus mohon
ini dan mohon itu kepada Tuhan, lebih baik bersyukurlah. Akan lebih
berguna bila ia belajar untuk berbagi dan mencukupkan diri dengan apa
yang dipunyainya selama ini.)

3. “Besok, aku ada ulangan Matematika. Aku merasa cemas sekali. Bagaimana
solusinya bila tidak belajar untuk masalah ini. Bila berdoa dengan tekun,
mungkin Tuhan akan membuat guruku membatalkan ulangan itu.”
(Periksalah Yak. 4:2-3)
___________________________________________________________
(Ia mencoba untuk memaksakan kehendaknya dalam rencana Tuhan. Ia
perlu belajar untuk mengikuti kehendak Tuhan. Bila berada dalam masa-
masa yang sukar, ia dapat terus percaya dan menerima kehendak-Nya.)

Gerejaku Dan Aku 87


4. “Aku merasa bahagia dalam hidup ini karena mempunyai orangtua yang penuh
perhatian. Jadi, buat apa aku harus berdoa?” (Periksalah Mzm. 55:17-19)
___________________________________________________________
(Ia begitu nyaman dan tidak merasa perlu lagi untuk berdoa kepada Tuhan.
Seharusnya ia bersyukur dengan apa yang telah dipunyainya selama ini.
Ia pun perlu mendoakan orang lain yang belum seberuntung dirinya.)

88 Gerejaku Dan Aku


Alkitab
(Bagian 1)
11
Kitab Bacaan:
Ul. 5:1-6:9; 28:1-14; 31:9-32:47

Inti Pelajaran:
Alkitab adalah catatan Tuhan
tentang diri dan tindakan-Nya yang
ditulisi oleh orang yang dipimpin-
Nya selama kurun waktu tertentu.

Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid percayai
Tuhan yang telah memimpin
orang untuk menulis Alkitab.

Ayat Hafalan:
“Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang
dalam kebenaran.” Latar Belakang
(2 Tim. 3:16)
Alkitab
Pada mulanya, Allah berbicara langsung kepada umat-Nya (Adam dan Nuh),
tetapi pada generasi Musa, umat-Nya telah menjadi sekumpulan orang yaitu
bangsa Israel yang membutuhkan ketetapan tertulis sebagai pedoman hidup.
Ketetapan perintah Allah yang tertulis dicatatkan dalam Kel. 17:14 ketika Ia
memberikan kemenangan bagi bangsa Israel dalam suatu pertempuran. Tuhan
berkata kepada Musa, “Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda
peringatan.”
Musa mengetahui bagaimana cara menuliskannya. Semasa muda, ia
mendapat pendidikan terbaik dalam istana Mesir. Mungkin ia mencatat Kel. 17:14 itu
pada gulungan kulit kambing dengan menggunakan buluh sebagai pena yang
dicelupkan ke dalam tinta jelaga.
Kulit binatang yang telah dikeringkan dengan seksama, lalu dijahit dengan
dua batangan tongkat. Tumbuhan papirus yang ditanam dekat air pun dapat
digunakan sebagai kertas pula. Di padang gurun, Musa lebih sering menggunakan
kulit binatang daripada papirus sebagai bahan untuk menuliskan sesuatu.
Ketika bangsa Israel menuju gunung Sinai, Tuhan memberikan ketetapan
perintah-Nya kepada Musa (Kel. 20-23) dan menuliskannya (Kel. 24:4).

Gerejaku Dan Aku 89


Tuhan sendiri menulis perintah-Nya pada loh batu. “Loh-loh yang bertulis
pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan
Allah, ditukik pada loh-loh itu.” (Kel. 32:15-16)
Perintah tersebut serta cerita sejarah yang mengisahkan perlindungan
Tuhan terhadap umat-Nya, diceritakan berulang kali dari orangtua kepada anak-
anak mereka, yang melalui perjalanan padang gurun untuk menempu ke tanah
perjanjian. (Ul. 6:6-7)
Keluarga pada zaman itu, belumlah mempunyai catatan firman Tuhan, maka
merekapun hendaklah menghafal kata per kata dan mewariskannya kepada anak-
anak mereka. Satu catatan tersendiri akan dibacakan di hadapan banyak orang saat
mereka berkumpul untuk mengadakan perayaan setiap 7 tahun sekali.
Selain cerita dan hukum, mereka mempunyai sekumpulan nyanyian untuk
dinyanyikan dan diingat. Dalam Kel. 15:1-21 dicatatkan nyanyian pujian Musa bagi
kemuliaan Allah.

Mengenai Murid Anda


Murid-murid kelas Madya telah mempunyai Alkitab masing-masing, tetapi
mereka masih kurang pandai dalam menggunakannya. Mungkin saja mereka
terheran-heran akan ukuran Alkitab dan cerita berbeda yang terdapat di dalamnya.
Dapat pula mereka merasa bahwa Alkitab ditujukan hanya bagi orang dewasa, dan
bukan bagi mereka. Mereka perlu memahami bahwa Alkitab adalah buku yang
istimewa. Pada pelajaran ini, murid-murid akan mempelajari awal dari Tuhan
mencatat perintah-Nya. Mereka pun hendaklah mulai menyadari keunikan dan
kesempurnaan buku yang teristimewa sedunia itu. Murid-murid pada usia seperti
sekarang ini mungkin memandang Alkitab sebagai naskah kuno yang berisi cerita
lama yang bukan langsung dari Tuhan. Untuk memudahkan, berikan contoh kepada
mereka. Sebagai contoh, guru mereka menulis sebuah buku. Orangtua mereka pun
menulis sebuah buku. Tidaklah ketinggalan, teman mereka pun menulis sebuah
buku. Semua terpisah dan dalam jangka waktu yang berbeda, maka tiap-tiap buku
yang dibuat akan mempunyai isinya masing-masing. Tetapi, Alkitab, dari awal
hingga akhir, berisi suatu cerita yang konsisten, yang tidak pernah ada kesalahan
atau pertentangannya. Tunjukkan beberapa ayat yang berbeda, yang mempunyai
keterkaitan dengan topik tertentu untuk menunjukkan betapa konsistennya Alkitab
itu. Atau Anda dapat menugaskan murid-murid untuk menulis suatu topik, entah itu
tentang keluarga atau persahabatan, pada saat bersamaan dan tunjukkan bahwa
tulisan tentang topik itu tidaklah konsisten sebagai perbandingan dengan Alkitab
yang semua firmannya diilhami oleh Allah.

Pemanasan
Untuk menimbulkan semangat murid-murid terhadap topik ini, mulailah
dengan teka-teki.
Ada sebuah buku yang terdiri dari 66 kitab. Pengarangnya hanyalah
seorang, tetapi ditulisi oleh 40 orang yang berbeda. Dapatkah mereka
menebaknya? (Murid-murid yang dapat menjawabnya, diharapkan mengangkat
tangan mereka. Murid yang mengetahui dapat memberikan petunjuk untuk
memberitahu jawaban sampai semua murid mengangkat tangannya. Lalu, mintalah
seorang murid untuk menjawabnya, yaitu Alkitab.)

90 Gerejaku Dan Aku


Tanyakan mereka, mengapa kita mengatakan Alkitab terdiri dari 66 kitab
yang berbeda. (Beberapa murid mungkin mengetahui bahwa Alkitab dibagi menjadi
beberapa kitab seperti Kejadian, Keluaran, Imamat, dan selanjutnya). Anda tidak
perlu menerangkan secara rinci pada saat ini karena pada pelajaran selanjutnya
akan dibahas mengenai hal tersebut.
Bacalah bagian Cerita Alkitab pada hari ini dan Anda akan mengetahui
bahwa bagian kedua dari teka-teki tersebut menunjukkan Alkitab yang dikarang oleh
seorang, tetapi yang ditulisi oleh 40 orang berbeda adalah benar.

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid percayai Tuhan yang telah memimpin orang untuk menulis
Alkitab.

(Ul. 5:1-6:9; 28:1-14; 31:9-32:47)

Musa telah memimpin orang Israel keluar dari Mesir. Setelah hidup di padang
gurun dalam waktu yang cukup lama, maka tujuan mereka menuju Tanah Perjanjian
semakin dekat. Sejak orang Israel meninggalkan Mesir, maka Tuhan banyak
membimbing kehidupan mereka. Mereka mengetahui bahwa hukum Tuhan adalah
yang terbaik hingga mereka menaruh perhatian saat Musa berbicara.
“Dengarkan baik-baik, Tuhan memberitahuku bagaimana Ia
menginginkanmu hidup. Sekarang, aku akan menyampaikan hukum Tuhan
kepadamu.”
“Ingatlah perintah Tuhan. Pelajari dan patuhilah. Ajarkan kepada anak-
anakmu. Kamu dapat membicarakannya di rumah, sewaktu berjalan, sebelum tidur
dan sewaktu engkau telah bangun pada pagi hari.”
Tuhan menjanjikan kedamaian dan kebahagiaan bila orang Israel
memprioritaskan dan mematuhi perintah-Nya, tetapi sebaliknya, bila melupakan
dan tidak menyembah-Nya, maka mereka akan celaka.
Tuhan menginginkan umat-Nya untuk selalu mengingat firman-Nya,
menginginkan semua orang mengetahui bahwa Ia melakukan banyak hal besar
terhadap mereka. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan Musa untuk menuliskan
sejarah tentang apa yang Tuhan telah perbuat terhadap orang Israel. Musa pun
menuliskan semua hukum Tuhan.
Sejak kanak-kanak, Musa telah belajar menulis di Mesir. Sewaktu Musa
menuliskan firman Tuhan di padang gurun, ia menggunakan kulit binatang yang
telah dikeringkan sebagai 'kertasnya', batang kayu lurus sebagai 'penanya' dan
jelaga hitam sebagai 'tintanya'.
Agar gulungan firman Tuhan tetap terjaga dengan baik, maka orang Israel
menaruhnya di dekat loh batu, di mana Sepuluh Perintah Tuhan ditulis. Sepuluh
Perintah Tuhan merupakan hukum yang istimewa di mana Tuhan menuliskan dan
memberikannya kepada Musa di atas gunung Sinai. Ke mana pun orang Israel
bepergian, mereka senantiasa membawa perintah Tuhan itu.
Orang Israel mengulang firman Tuhan senantiasa sampai mereka
mengingatnya. Biasanya, para keluarga berkumpul dalam suatu kemah setelah
seharian bekerja keras. Saat itulah mereka menceritakan apa yang Tuhan telah
lakukan.

Gerejaku Dan Aku 91


Tuhan memerintahkan orang Israel untuk berkumpul setiap tujuh tahun
sekali agar mereka mengingat hukum-Nya dan bersama-sama mendengarkan
pembacaan firman-Nya.
Waktu terus berlalu. Tuhan senantiasa membantu orang Israel. Ia
membimbing beberapa orang di antara mereka untuk menuliskan apa yang
dkatakan dan dilakukan-Nya. Beberapa ratus tahun kemudian, orang Israel
mengumpulkan firman Tuhan dalam sebuah buku yang kita kenal sebagai Alkitab.
Anak-anak zaman sekarangpun telah belajar firman Tuhan seperti anak-anak orang
Israel pada zaman Musa.
Beberapa hal mengenai Alkitab telah berubah. Musa menulis firman Tuhan
dengan tangan pada kulit binatang. Lalu, kertas ditemukan dan mulailah orang
menuliskan firman Tuhan di atas bahan tersebut. Saat ini, kita membaca Alkitab
yang telah dicetak. Banyak orang yang menuliskan firman Tuhan dengan
menggunakan gaya bahasa mereka sendiri. Alkitab kita menggunakan gaya bahasa
yang kita pahami.
Sekalipun saat ini, rupa Alkitab telah berbeda, tetapi pengajarannya tetaplah
sama, yakni mengajarkan kita tentang siapa Tuhan itu dan bagaimana Ia
menginginkan kita hidup, seperti pengajaran pada zaman Israel.
Pertanyaan Diskusi
Bagaimana mungkin Alkitab dikarang oleh satu orang dan ditulisi oleh 40
orang yang berbeda?
(Bantulah murid-murid memahami bahwa Tuhanlah, satu-satunya pengarang
Alkitab, yang berisikan firman Tuhan untuk dibaca oleh semua orang. Tetapi Tuhan
menggunakan beberapa penulis untuk mencatatkan apa yang Ia katakan dan
lakukan.)

Kapankah Musa mengajarkan orang Israel untuk membicarakan hukum


Tuhan?
(Ketika orang Israel berada di rumah; sedang di jalan; sebelum tidur; saat bangun.
Singkat kata, mereka siap untuk membicarakan hukum Tuhan dan
merenungkannya setiap saat.)

Apakah janji Tuhan mengenai hukum-Nya?


(Bila orang Israel mematuhi dan mengutamakan-Nya, maka mereka beroleh
kedamaian dan kebahagiaan. Tetapi bila melupakan-Nya, maka mereka akan
celaka.)

Bagaimana orang Israel tahu bahwa mereka dapat percaya terhadap apa yang
Tuhan katakan?
(Panggillah beberapa murid untuk menjelaskan cara Tuhan untuk menunjukkan
kasih setia-Nya kepada bangsa Israel. Beberapa jawaban seperti: Ia membawa
orang Israel keluar dari Mesir, menjaga mereka di padang gurun, melindungi saat
menyeberangi laut Merah, memberi makan manna, melindungi dengan tiang awan
saat siang hari dan tiang api saat malam hari.)

Bagaimana cara orang Israel untuk mengingat firman Tuhan?


(Mereka mengulangnya sampai hafal.)

92 Gerejaku Dan Aku


Pernahkah kamu duduk di ruang keluarga bersama dengan orangtua dan
saudara serta mendengarkan cerita seru “di masa yang lalu”? Inilah yang dilakukan
anak-anak orang Israel. Mereka mendengarkan cerita yang sungguh menarik.
(Ajaklah murid-murid untuk menutup buku dan Alkitabnya). Jelaskan bahwa
Anda berpura-pura menjadi orang Israel yang berkemah di sekeliling api unggun
dekat padang gurun. Tanyalah seorang murid untuk menceritakan kembali apa yang
mereka ingat dari Cerita Alkitab hari ini tanpa membuka buku.
Biarkan murid lainnya memberikan fakta yang mereka ingat saat murid yang
satunya terlupa. Bila semua murid telah mendapat giliran, bukalah buku dan
perhatikan apakah cerita mereka telah akurat dan rinci.

Mengulang
Pertanyaan:
1. Tuliskan Sepuluh Perintah Tuhan dengan tepat dan benar.

Isilah tempat yang kosong berikut ini:


2. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap __________-mu (hati) dan
dengan segenap __________-mu (jiwa) dan dengan segenap __________-
mu. "(kekuatan) (Ul. 6:5)

3. “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan


membicarakannya apabila engkau __________ (duduk) di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam __________ (perjalanan), apabila engkau __________
(berbaring) dan apabila engkau __________. (bangun) Haruslah juga engkau
mengikatkannya sebagai tanda pada __________-mu (tangan) dan haruslah
itu menjadi lambang di __________-mu (dahi), dan haruslah engkau
menuliskannya pada tiang pintu __________-mu (rumah) dan pada pintu
gerbangmu.” (Ul. 6:7-9)

Temuan Alkitab
Untuk meninjau bagian penting dalam pelajaran hari ini, ajaklah murid-murid
untuk membuka Buku Aktivitas Murid. Mintalah mereka mengambil selembar kertas,
dan tuliskan.

Nama kitab dalam Perjanjian Lama

Kitab Hukum
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan

Gerejaku Dan Aku 93


Kitab Sejarah
Yosua
Hakim-Hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-Raja
2 Raja-Raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester

Kitab Puisi
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung

Kitab Nubuat
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoel
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi

Kitab dalam Perjanjian Baru

Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul

94 Gerejaku Dan Aku


Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu

Ada 2 bagian utama dalam Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Sebutkan perbedaan mendasar antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?


(Perjanjian Lama mengisahkan waktu sebelum Yesus lahir, sementara Perjanjian
Baru mengisahkan kelahiran Yesus dan kehidupan-Nya serta apa yang terjadi
setelah Ia mati, bangkit dan naik ke surga.)

Perjanjian Lama terdiri dari 39 kitab yang menceritakan awal mula dunia
sampai waktu sebelum kelahiran Yesus. Perjanjian Lama terbagi atas 4
macam kitab. Cobalah sebutkan!
(Kitab Hukum; Kitab Sejarah; Kitab Puisi; Kitab Nubuat.)

Lima buku pertama Alkitab disebut Kitab Hukum. Siapakah yang membuat
hukum tersebut?
(Allah.)
Ajaklah murid-murid untuk menghafal semua kitab tersebut serta menunjukkannya
dalam Alkitab.

Setelah Kitab Hukum, maka berlanjut kepada Kitab Sejarah. Ada berapakah
kitab dalam bagian tersebut?
(Duabelas kitab.)
Ajaklah murid-murid untuk menghafal semua kitab tersebut serta menunjukkannya
dalam Alkitab.

Gerejaku Dan Aku 95


Menurut kamu, apakah isi Kitab Sejarah itu?
(Apa yang terjadi terhadap umat pilihan Allah, yaitu Israel.)

Mengapa semua kitab itu berupa gulungan?


(Karena pada zaman itu, kertas belum ditemukan.)

Bila waktu masih tersedia, tanyakan pertanyaan berikut kepada murid-murid.


1. Aku mendapat kesulitan dalam memahami Alkitab. Apakah yang aku
harus lakukan?
(Kadang, Alkitab terjemahan modern begitu membantu kita dalam
memahaminya. Murid-murid pun dapat mengajukan pertanyaan kepada
orangtua, guru pendidikan agama dan pendeta mengenai firman Tuhan yang
sukar. Inilah satu-satunya cara mereka dapat memahami dan mengenal firman
Tuhan dibandingkan, dan bukannya selalu diberitahu. Lebih jauh lagi, hal ini
akan mengasah pola pikir mereka sehingga dapat menyerap dan merenungkan
firman Tuhan dengan lebih mendalam.)

2. Apakah manfaatnya bagiku bila membaca Alkitab?


(Ada beberapa tanggapan terhadap pertanyaan ini. Alkitab mengajarkan kita
untuk dapat menyenangkan Allah dan menyenangkan Allah akan membuat kita
merasa bahagia. Alkitab memberitahukan kita bahwa janji Allah akan selalu
bersama kita dan menolong ketika kita berada dalam saat-saat yang sukar.
Mengetahui ajaran Allah membuat kita dapat bertoleransi terhadap sesama dan
mempunyai pribadi seperti Tuhan Yesus. Alkitab memberitakan Tuhan Yesus
dan bagaimana agar kita beroleh hidup yang kekal.)

3. Bagaimana kita mengetahui bahwa cerita Alkitab itu benar?


(Ayat Hafalan pada hari ini akan membantu menjawab pertanyaan tersebut.
Alkitab berisikan perkataan Tuhan dan bukan perkataan manusia. Tuhan tidak
pernah berdusta seperti manusia. Jadi, perkataan-Nya adalah ya dan amin.)

Aktivitas 1
Tetapi Mengapa Tuhan...?
Bacalah peristiwa yang menarik ketika Tuhan memberikan Sepuluh Perintah
kepada orang Israel dalam Ul. 5:1-4,22-29. Tuhan menghendaki seluruh umat untuk
mematuhi semua perintah-Nya. Gunakan huruf dalam “bahasa isyarat” untuk
menemukan bagaimana kita hendaknya mematuhi semua hukum Tuhan itu.

Aktivitas 2
Tertulis Pada Loh Batu
Masukkan potongan kata dengan berbagai bentuk pada tempat yang sesuai
dalam loh batu berikut. Bacalah Kel. 32:1-6,15-20. (Lihatlah pada Buku Aktivitas
Murid)

96 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas
Tertulis Pada Loh Batu
Masukkan potongan kata dengan berbagai bentuk
pada tempat yang sesuai dalam loh batu berikut.
Bacalah Kel. 32:1-6,15-20.

Gerejaku Dan Aku 97


98 Gerejaku Dan Aku
Alkitab
(Bagian 2)
12
Kitab Bacaan:
Yer. 36:1-32

Inti Pelajaran:
Alkitab adalah catatan perbuatan
Tuhan yang ajaib dan apa yang
Ia harapkan dari umat-Nya.

Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk
menerima Alkitab sebagai
perkataan Tuhan yang abadi.

Ayat Hafalan:
“Rumput menjadi kering,
bunga menjadi layu,
tetapi firman Allah kita
tetap untuk selama-lamanya.” Latar Belakang
(Yes. 40:8) Alkitab
Pada minggu yang lalu, murid-murid mempelajari asal-mula Alkitab. Pada
awalnya, Tuhan berbicara langsung kepada umat-Nya. Lalu, Tuhan memberikan
hukum-Nya di gunung Sinai, sekaligus semua peristiwa di mana Ia melindungi umat-
Nya, diingat, dihafalkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hukum dan
peristiwa tersebut kemudian ditulis dan dibacakan kepada umat Israel setiap tujuh
tahun sekali.
Pada minggu ini, murid-murid akan mempelajari bahwa firman Tuhan tidak
dapat dibinasakan oleh manusia. Tuhan telah menjaga firman-Nya sekian lamanya
bagi kita semua untuk membacanya.
Lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama menceritakan sejarah awal
penciptaan manusia sampai keluarnya orang Israel dari tanah Mesir dan menuju
tanah Kanaan.
Duabelas kitab selanjutnya menceritakan sejarah orang Israel di tanah
Kanaan termasuk zaman Hakim-Hakim yang penuh huru-hara dan zaman Raja-
Raja yang penuh perpecahan hingga kerajaan Israel terpecah menjadi kerajaan
utara dan kerajaan selatan. Orang Israel yang di bawah kerajaan utara memuja
berhala, sehingga Tuhan membiarkan orang Asyur menjajah kerajaan tersebut.
Pelajaran hari ini mengambil peristiwa yang terjadi pada kerajaan selatan
sebelum mereka dibawa ke dalam pengasingan Babel 70 tahun lamanya. Pelajaran
ini memperkenalkan murid-murid terhadap Kitab Puisi dan Kitab Nubuat yang
banyak memberi catatan tentang kronologis seperti Kitab Sejarah.

Gerejaku Dan Aku 99


Tuhan mengilhami kepada para penyair dan para nabi untuk mencatat
firman-Nya. Raja Salomo mencatat sebagian besar Kitab Puisi. Seorang nabi besar
pada zaman Perjanjian Lama, yaitu Yeremia, di mana kita akan mempelajari
pengalamannya pada pelajaran minggu ini. Nabi Yesaya pun termasuk seorang
nabi besar pada zaman Perjanjian Lama.
Sementara orang Israel terus melakukan dosa, para nabipun telah seringkali
memberi peringatan tertulis tentang datangnya murka Tuhan. Akhirnya, orang Israel
bertobat dan meratap dalam pengasingan, para nabipun memberi penghiburan
tertulis tentang kembalinya mereka ke negeri asalnya. Para nabi pun bernubuat
tentang kedatangan Juruselamat.
Pada pelajaran minggu ini, kita akan menemui seorang tokoh yaitu raja
Yoyakim yang berkuasa di Yerusalem. Nabi Yeremia mengetahui bahwa orang
Israel akan dihukum bila mereka mau tidak bertobat kepada Tuhan. Yeremia terus
memberikan peringatan ini, tetapi ia sendiripun akhirnya harus menyaksikan murka
Tuhan terjadi terhadap negerinya.
Sesuai petunjuk Tuhan, Yeremia memanggil Barukh untuk menuliskan
pesan dan peringatan Tuhan. Akhirnya, gulungan kitab tersebut dibawa kepada raja.
Raja membaca gulungan kitab itu, tetapi baru saja membaca 3 atau 4 lajur,
maka ia mengambil, merobek dan membakarnya. Raja begitu memandang rendah
terhadap peringatan Tuhan yang mengharapkan agar orang Israel segera bertobat.
Tuhan tentu tidak tinggal diam. Ia menugaskan firman-Nya untuk dicatat dan
dicatat kembali, saat ini dengan nubuat kejatuhan kerajaan itu. Raja Yoyakim tidak
mempunyai pewaris tahkta. Tiga bulan setelah raja Yoyakim wafat, maka
Yerusalempun jatuh ke tangan raja Babel. Sepuluh ribu orang Israel diangkut
sebagai tawanan. (2 Raj. 24:11-16) Pasukan Babel terus mengangkut orang Israel
hingga hanya terdapat sedikit orang.
Nubuat Yeremia tetap terjaga. Kita dapat membacanya dalam Alkitab
sekarang. Firman Tuhan terlalu berharga untuk dimusnahkan oleh semua raja.
Melalui Perjanjian Lama, Tuhan memilih beberapa orang untuk mencatat
firman-Nya yang berisi perlindungan, penghiburan dan peringatan.

Mengenai Murid Anda


Murid-murid kelas Madya begitu tertarik dengan kejadian di masa yang lalu.
Sayangnya, pengetahuan sejarah mereka masih terbatas. Mungkin saja, mereka
tidak yakin apakah George Washington pernah tercatat dalam Alkitab atau kakek
mereka pernah hidup sebelum atau setelah masa Christopher Columbus. Untuk
alasan semacam ini, mungkin agak sukar bagi mereka untuk memahami bahwa
firman Tuhan tidaklah dibatasi oleh waktu.
Murid-murid kelas Madya perlu secara dini memahami bahwa firman Tuhan
adalah penting, dapat diandalkan dan bersifat abadi. Tidak seperti perkataan
manusia, firman Tuhan adalah abadi.
Ceritakan bahwa hanya ada sebuah buku yang dapat menjadi sumber
penerapan hidup yang abadi. Tunjukkan pelajaran sebelumnya dengan cerita yang
mereka pernah dengar dan yang sekarang menjadi pelajaran untuk penerapan
dalam hidup di masa kakek, orangtua bahkan diri mereka pada hari ini. Beritahukan
bahwa Alkitab telah dibaca sejak dahulu kala dan sekarang banyak orang membaca
Alkitab yang sama dalam bahasa yang berbeda. Bandingkan Alkitab dengan buku
yang Anda punyai murid saat itu. Tunjukkan bahwa Alkitab adalah buku bagi anak-

100 Gerejaku Dan Aku


anak dan orang dewasa, karena Tuhan adalah Allah bagi setiap orang. Tanyakan
kepada mereka, bagaimana Alkitab dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari.
Untuk membuktikan bahwa Alkitab dapat diterapkan dalam kehidupan semua
orang, maka berilah tugas kepada murid-murid untuk menanyakannya kepada
orangtua atau kakek-nenek mereka.

Pemanasan
Tanyakan murid-murid tentang pertanyaan berikut:
1. Apakah 2 bagian penting dalam Alkitab?
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.)

2. Disebut apakah kumpulan lima kitab pertama dalam Alkitab?


(Kitab Hukum.)

3. Disebut apakah kumpulan kitab setelah Kitab Hukum?


(Kitab Sejarah.)

4. Kitab Puisi dalam Alkitab tidak seperti puisi zaman sekarang, karena itulah puisi
Ibrani kuno. Sebutkan beberapa orang yang pernah menulis Kitab Puisi!
(Salomo, Daud, dan lain sebagainya.)

5. Kumpulan Kitab Nubuat merupakan bagian terakhir dari Perjanjian Lama.


Mereka ditulis oleh para __________? (Nabi) Kitab Nubuat ini dinamakan
sesuai dengan nama para tokoh yang menuliskannya.

Cerita Alkitab
Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk menerima Alkitab sebagai perkataan Tuhan yang
abadi.

Ceritakan dengan jelas:


1. Firman Tuhan datang kepada Yeremia.
2. Yeremia meminta Barukh untuk menuliskan apa yang Tuhan firmankan
kepadanya.
3. Raja Yoyakim membakar gulungan kitab Yeremia.
4. Raja dan para pegawainya tidak menghormati firman Tuhan.
5. Tuhan memanggil kembali Yeremia untuk menuliskan firman-Nya.
6. Peringatan Tuhan datang kepada raja Yoyakim.

Gerejaku Dan Aku 101


Pertanyaan Diskusi
Mengapa Tuhan murka terhadap raja Yoyakim dan para pegawainya?
(Mereka menyembah berhala.)

Apakah kamu masih mengingat tentang apa yang Tuhan perintahkan tentang
penyembahan berhala?
(Tidak boleh ada allah lain di hadapan-Nya; jangan membuat berhala. Tuhan
menjanjikan kebahagiaan bila mereka menuruti-Nya dan celakalah bila mereka
melanggar-Nya.)

Apakah firman Tuhan yang Yeremia sampaikan termasuk kabar baik atau
kabar buruk bagi orang Israel?
(Kabar buruk, bila mereka tetap berbuat dosa dan menyembah berhala. Musuh
akan membinasakan mereka. Kabar baik, bila mereka mematuhi perintah Tuhan,
memohon pengampunan dan kembali menyembah-Nya. Tuhan akan melepaskan
dari segala musuh mereka.)

Mengapa raja begitu marah ketika mendengar firman Tuhan?


(Raja tidak mengasihi Tuhan; ia tidak menginginkan seorangpun menasihati dirinya
tentang bagaimana seharusnya yang ia lakukan; ia tidak menginginkan adanya
perubaan dalam cara hidupnya yang egois.)

Ketika raja membuang apa yang Barukh tuliskan ke dalam kobaran api,
apakah berarti raja berhasil membinasakan firman Tuhan?
(Tentu saja tidak; raja hanya dapat membinasakan gulungan kitab, tetapi tidaklah
firman Tuhan itu sendiri.)

Apakah yang Yeremia percayai mengenai firman Tuhan?


(Tidak seorangpun dapat membinasakan firman Tuhan; Ia akan menjaga firman-
Nya agar umat-Nya dapat membaca, mempelajari dan melakukannya.)

Mengulang
Ambillah kata-kata dari “bank kata” lalu isilah di tempat yang tersedia:
1. Datanglah firman ini dari Tuhan kepada __________ (Yeremia), bunyinya:
“Ambillah __________ __________ (kitab gulungan) dan tulislah di dalamnya
segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai __________
(Israel), Yehuda dan segala bangsa. (Yer. 36:1-2)

2. Jadi Yeremia memanggil __________ (Barukh) bin Neria, lalu __________


(Barukh) menuliskan dalam kitab gulungan itu langsung dari mulut Yeremia
segala perkataan yang telah difirmankan Tuhan kepadanya. (Yer. 36:4)

102 Gerejaku Dan Aku


3. Raja menyuruh __________ (Yehudi) mengambil gulungan itu. Waktu itu
adalah bulan yang kesembilan, dan raja sedang duduk di balai musim dingin,
sementara di depannya __________ (api) menyala di __________
(perapian). Setiap kali apabila Yehudi selesai membacakan tiga atau empat
__________ (lajur), maka raja mengoyak-ngoyaknya dengan __________
(pisau) raut, lalu dilemparkan ke dalam api yang di __________ (perapian) itu,
sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu. Baik raja
maupun para pegawainya, yang mendengarkan segala perkataan ini,
seorangpun tidak terkejut dan tidak mengoyakkan pakaiannya. (Yer. 36:21-24)

4. Setelah raja membakar gulungan berisi perkataan-perkataan yang dituliskan


oleh __________ (Barukh) langsung dari mulut Yeremia itu, maka datanglah
firman Tuhan kepada __________ (Yeremia), bunyinya: “Ambil pulalah
gulungan lain, tuliskanlah di dalamnya segala perkataan yang semula ada di
dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh __________ (Yoyakim), raja
Yehuda.” (Yer. 36:27-28)

5. Tuhan berfirman kepada Yeremia, “Aku akan menghukum __________


(Yoyakim), keturunannya dan hamba-hambanya karena __________
(kesalahan) mereka; Aku akan mendatangkan atas mereka, atas segala
penduduk Yerusalem dan atas orang Yehuda segenap malapetaka yang
Kuancamkan kepada mereka, yang mereka tidak mau mendengarnya.” (Yer.
36:30-31)

Temuan Alkitab
Pembuatan Alkitab Gutenberg
Sejak penemuan roda dan penemuan mesin cetak, maka semuanya itu
mengubah pola peradaban manusia. Ada semacam kontroversi tentang siapa yang
menemukan ide tersebut pertama kali dan di mana itu dilaksanakan (ada bukti kuat
tentang macam mesin cetak yang sama yang pernah digunakan di Korea, 50 tahun
sebelum Johannes Gutenberg menemukannya). Tidak diragukan lagi, penemuan
Gutenberg membuat perkembangan berita semakin cepat.
Gutenberg lahir di Mainz (sekarang Jerman) pada tahun 1439. Mula-mula,
hasil cetakannya yaitu berupa sajak, tata bahasa Latin dan kalender, yang
berlangsung dari tahun 1444 - 1447.
Untuk membiayai cetakan Alkitab berbahasa Latin, maka Gutenberg
meminjam uang dalam jumlah yang besar sekaligus bekerja sama dengan Johann
Fust, seorang ahli hukum dari Mainz. Proyek ini dimulai pada tahun 1450, tetapi
Alkitab tersebut belum selesai hingga tahun 1455 atau 1456. Pada waktu itu,
Gutenberg tidak dapat mempertahankan proyeknya itu dan harus menyerahkan
mesin cetaknya kepada Fust. Akhirnya, Peter Schoeffer, seorang kaligrafer yang
merupakan mitra baru Fust berhasil menyelesaikan proyek tersebut.
Tipe huruf yang digunakan adalah huruf hitam yang bernama Gothic, yang
mana macam huruf tersebut diilhami oleh tulisan tangan yang sempat populer pada
waktu itu.

Gerejaku Dan Aku 103


Dekorasi pada sisi Alkitab dibuat dengan tangan, sekalipun setelah itu
pahatan kayu lebih sering digunakan untuk memberi ilustrasi pada hasil karya cetak.
Alkitab Gutenberg dicetak pada dua kolom, terdiri dari 42 baris dan memuat 1282
halaman. Untuk alasan inilah, Alkitab Gutenberg seringkali disebut Alkitab 42 baris.
Sayangnya, Gutenberg meninggal pada tahun 1468 sebagai seorang
pensiunan buta dari Mainz. Namanya tetap harum karena penemuannya yang
berhasil membuat Alkitab dicetak. Sekarang, ada 47 buah Alkitab Gutenberg, yang
salah satunya dipamerkan di Library of the Congress, Washington DC dan masih
dikagumi oleh banyak orang.

Aktivitas 1
Bagaimana Alkitab Dapat Sampai Di Tangan Kita?
Tanyakan kepada murid-murid, apakah mungkin orang banyak pada zaman
Yesus membaca Perjanjian Lama. Apakah Alkitab mereka bentuknya sama dengan
kepunyaan kita pada hari ini? (Peganglah Alkitab; biarlah murid-murid menyadari
bahwa kertas dan mesin cetak belumlah ditemukan. Alkitab diperbanyak dengan
cara ditulis oleh tangan.)
Apakah menulis salinan Alkitab dengan tangan merupakan pekerjaan yang
mudah? Mengapa hal ini termasuk pekerjaan yang penting?

Tahap 1
Firman Tuhan diberitakan dari mulut ke mulut, dari orangtua kepada anaknya. Saat
manusia dapat menulis, mereka ukirkan kata yang penting itu di atas permukaan
batu. Zaman Musa, Tuhan sendiri tulis Sepuluh Perintah di atas permukaan 2 loh
batu.

Tahap 2
Gulungan kitab yang terbuat dari kulit binatang diikat dengan erat. Kata-kata ditulis
dengan menggunakan pena dan tinta. Pena dibuat dari buluh yang sempit,
sementara tinta dari jelaga, tumbuhan yang ditumbuk atau semacam mineral.

Tahap 3
Sebelum Columbus menemukan benua Amerika, para pemberita injil bertugas
menyalin Alkitab dengan menggunakan tulisan tangan. Mereka bekerja tanpa
bicara untuk menghindari kesalahan.

Tahap 4
Seorang laki-laki bernama Gutenberg temukan mesin cetak hingga Alkitab dapat
dicetak dengan cepat. Inilah tahapan di mana Alkitab dapat sampai di tangan kita
pada akhirnya.

104 Gerejaku Dan Aku


Aktivitas 2
Firman Allah Tetap Selamanya
Kumpulkanlah berbagai macam bebatuan yang mempunyai setidaknya satu
sisi yang datar. Anda dapat meminta murid-murid untuk membawa beberapa
bebatuan. Tiap-tiap murid hendaklah mempunyai satu batu. Dengan menggunakan
kuas kecil, tuliskan ayat Alkitab hari ini di atas batu yang bersih itu. Sesuai dengan
ukuran batu, Anda dapat mempersingkat ayat tersebut menjadi “Firman Allah Tetap
Selamanya”. Biarkan murid-murid menggunakan cat air untuk menghiasi batu-batu
mereka dengan kreativitas masing-masing. Setelah catnya mengering, mereka
dapat melapisinya dengan cat semprot yang berwarna bening.

Aktivitas
Bagaimana Alkitab Dapat Sampai Di Tangan Kita?

Gerejaku Dan Aku 105


106 Gerejaku Dan Aku
Kitab Bacaan:
Ulasan Akhir 13
Semua Kitab Bacaan sebelumnya.

Inti Pelajaran:
Kita harus menyembah Tuhan
dengan segala hormat.

Tujuan Pelajaran:
Mengajak murid-murid untuk
menghormati Tuhan, takut akan Dia
dan pilih jalan keselamatan-Nya.

Ayat Hafalan:
Mengulang semua Ayat Hafalan
pada pelajaran yang lalu.
Mengulang
1. Bagaimana murid-murid mengetahui ketika kita mendapat Roh Kudus?

2. Apakah hal istimewa yang penduduk Yerusalem rasakan sebagai orang


Kristen?

3. Mengapa Timotius merasa sedikit cemas untuk menjadi hamba Tuhan?

4. Apakah hal yang Timotius harus lakukan untuk menjadi hamba Tuhan?

5. Apakah yang para jemaat katakan mengenai iman Gayus?

6. Apakah yang para jemaat katakan mengenai Diotrefes?

7. Bagaimana cara Paulus menunjukkan kasihnya kepada Onesimus?

8. Apakah janji Paulus terhadap Filemon ketika ia mengirim suratnya?

9. Mengapa Paulus merasa yakin bahwa Filemon mengerjakan hal yang benar?

Gerejaku Dan Aku 107


Isilah tempat yang kosong:
10. “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau __________ di rumahmu, apabila engkau
sedang dalam __________, apabila engkau __________ dan apabila engkau
__________. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada
__________-mu dan haruslah itu menjadi lambang di __________-mu, dan
haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu __________-mu dan pada
pintu gerbangmu.” (Ul. 6:7-9)

11. “Simon, Simon, lihat, i__________ telah menuntut untuk menampi kamu seperti
g__________, tetapi Aku telah b__________ untuk engkau, supaya
i__________-mu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf,
k__________ saudara-saudaramu.” (Luk. 22:31-32)

12. Tuhan berfirman kepada Yeremia, “Aku akan menghukum __________,


keturunannya dan hamba-hambanya karena __________ mereka; Aku akan
mendatangkan atas mereka, atas segala penduduk Yerusalem dan atas orang
Yehuda segenap malapetaka yang Kuancamkan kepada mereka, yang mereka
tidak mau mendengarnya.” (Yer. 36:30-31)

13. Tuliskan Doa Bapa Kami.

(Semua jawaban terdapat dalam bagian Mengulang pada pelajaran


sebelumnya)

Aktivitas
Disarankan untuk mengadakan suatu persekutuan santai dengan
menyertakan makanan kecil dan aktivitas ringan.

108 Gerejaku Dan Aku



Dialah yang kami beritakan,
apabila tiap-tiap orang kami nasihati
dan tiap-tiap orang kami ajari
dalam segala hikmat,


untuk memimpin tiap-tiap orang
kepada kesempurnaan dalam Kristus.

(Kolose 1:28)
PENDIDIKAN AGAMA

Madya

True Jesus Church


General Assembly, USA.

(Buku ini hanya dipergunakan


di dalam Gereja Yesus Sejati)

Edisi Revisi 1, 2009

Anda mungkin juga menyukai