PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para
mengekspresikan diri apa yang ada dalam pikiran atau gagasannya. Bahasa dan
manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya
berhubungan erat.
Mitra tutur harus menguasai kondisi atau lingkungan sekitar anak agar dapat
menjadi lawan bicara yg baik, yaitu dapat memahami maksud yang ingin
penggunaan kosakata.
1
2
pembicara kepada pendengar. Bahasa menjadi salah satu media yang paling
Bahasa bersifat dinamis, artinya bahasa itu tidak terlepas dari berbagai
dinamis karena bahasa itu beragam, artinya bahasa itu digunakan oleh penutur
yang heterogen dan mempunyai latar belakang sosial yang berbeda meskipun
sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, Bahasa pada
menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap
transisi dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh lawan bicara.
di Kecamatan Betoambari, Kota Baubau dengan jumlah guru 5 orang dan siswa
bahasa anak sesuai dengan rentang umur mereka. Bahasa anak yang digunakan
beda. Hal yang menarik untuk membicarakan mengenai kosakata bahasa anak
bahasa Indonesia itupun akan berbeda-beda setiap anak, sesuai dengan masukan-
masukan yang mereka terima. Selain itu, pengucapan kosakata setiap anak
biasanya berdasarkan kemampuan dan tingkatan umur anak. Anak usia 4-6 tahun
dapat mengucapkan kata “kucing” dengan sempurna, sedangkan anak usia 1-3
tahun, pengucapannya bisa menjadi “kucin”, “kutin”, atau bahkan untuk anak usia
Macam kosakata yang ada adalah kata utama dan kata fungsi. Anak menggunakan
kosakata utama terlebih dahulu karena terdiri atas nomina, verba, dan adjektiva.
Anak lebih mudah mengucapkan kata-kata yang termasuk dalam kelas kata
nomina karena lebih konkret. Anak lebih mudah mengucapkan kata-kata yang
dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Penggunaan kosakata pada anak
Masa awal perkembangan, kosakata bahasa anak memiliki ciri yang unik
depan, kata sambung, partikel dan sebagainya. Meskipun demikian, apa yang
mereka ucapkan masih bisa dimengerti oleh orang dewasa karena kata-kata yang
masih bertahan adalah kata-kata penuh atau kata-kata yang punya makna sendiri
jika berdiri sendiri. Kata-kata yang mereka ucapkan dapat diklasifikasikan dalam
kelas kata bahasa Indonesia. Hal semacam ini bukan berarti sang anak bingung
4
atau tidak mampu mengolah bahasa, tetapi semuanya harus dianggap sebagai
strategi sang anak untuk berkomunikasi dan sebagai jalan untuk menguasai
Betoambari”.
B. Masalah Penelitian
adalah:
kecamatan Betoambari?
C. Tujuan Penelitian
1. …………….
2. ………….
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
3. Sebagai bahan acuan bagi orang tua atau guru tentang kosakata bahasa anak.
F. Batasan Operasional
kecamatan Betoambari.
4. Playgroup Parabela adalah salah satu bentuk pendidikan prasekola yang diberi
G. Kerangka Pikir
Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan kerangka pikir.
Kerangka pikir yang dimaksud akan mengarahkan penulis untuk menemukan data
dan informasi dalam penelitian ini guna memecahkan masalah yang dipaparkan.
6
Adapun aspek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah data yang
menyangkut kosa kata Bahasa Indonesia oleh anak-anak Playgroup Parabela yang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan kerangka pikir sebagai berikut.
Bahasa Indonesa
Menulis
Menyimak Membaca
Berbicara
Analisis
Temuan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada didalamnya.
Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari
bahasa tersebut.
(1985: 68) perbendaharaan kata atau kosakata adalah daftar kata-kata yang segera
kita ketahui artinya bila mendengar kembali walaupun jarang atau tidak pernah
digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan sendiri suatu bahasa. Soedjito (1992:
19) mengungkapkan bahwa kosakata dapat diartikan semua kata yang terdapat
dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara/penulis,
kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan daftar kata yang
berikut:
apa-apa yang dituturkan oleh orang lain, Represif diartikan sebagai penguasaan
bersangkutan dalam suatu konteks kalimat. Dengan demikian akan jelas makna
kosakata secara produktif dan reseptif. Oleh sebab itu, walaupun seseorang
mampu memahami makna suatu kata dan mampu pula menerapkannya dalam
rangkaian kalimat, tetapi bila ia tidak menguasai penulisannya yang benar dan
sesuai aturan, maka hal itu berarti bahwa ia belum menguasai kata atau
seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
oleh orang tersebut atau semua kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang
dari ujaran dilingkungannya. Macam kosakata yang ada adalah kata utama dan
kata fungsi. Anak menguasai kosakata utama terlebih dahulu karena terdiri atas
nomina, verba, dan adjektiva. Anak lebih muda menguasai nomina karena lebih
konkret.
9
1. Verba
................................
2. Nomina
……………………
3. Numeralia
……………………….
4. Adjektiva
………………………
5. Adverbia
…………………………….
……………………..
………………………
………………………………
10
C. Bahasa Anak
pengalaman, penguasaan, dan pertumbuhan bahasa. Anak belajar bahasa sejak masa
dan gerakan tubuh. Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan
anak akan tumbuh dengan cepat. (Bahan ajar, Diklat Tenaga Pendidik PAUD
………………………………………………………………………….
dilakukan secara alami yang diperoleh dari lingkungannya dan bukan karena
didapatkan dari hasil kontak verbal dengan penutur asli bahasa di lingkungan
itu. Ada tiga pandangan yang berkaitan dengan teori pemerolehan bahasa.
Ketiga pandangan itu ialah teori behavioris, teori mentalistik, dan teori kognitif.
Untuk lebih jelasnya ketiga teori tersebut dapat diuraikan satu persatu berikut
ini
anak lahir tidak ada struktur linguistik yang dibawanya. Anak yang lahir
dianggap kosong dari bahasa. Mereka berpendapat bahwa anak yang lahir
Oleh karena itu, teori stimulus dan respons ini juga dinamakan teori
pusat perhatian tertuju pada peranan lingkungan, baik verbal maupun non
12
laku dilakukan dengan menggunakan model stimulus (S) dan respon (R)
ujaran dan bagian ujaran yang dihasilkan anak adalah reaksi atau respon
terhadap stimulus yang ada. Apabila berkata, “Bu, saya minta makan”,
sebenarnya sebelum ada ujaran ini anak telah ada stimulus berupa perut
terasa kosong dan lapar. Keinginan makan, antara lain dapat dipenuhi
dengan makan nasi atan bubur. Bagiseorang anak yang bereaksi terhadap
berupa bunyi yang kemudian memperoleh pengakuan dari orang yang berada
mengucapkan, “ma ma ma”, dan tidak ada anggota keluarga yang menolak
kehadiran kata itu, maka tuturan “ma ma ma”, akan menjadi kebiasaan.
Kebiasaan itu akan diulangi lagi ketika anak tadi melihat sesosok tubuh
manusia yang akan disebut ibu yang akan dipanggil “ma ma ma”. Hal yang
sama akan berlaku untuk setiap kata-kata lain yang didengar anak.
peniruan ini, Pateda (1990: 45) megatakan bahwa faktor yang penting dalam
peniruan adalah frekuensi berulangnya satu kata dan urutan kata. Ujaran-
ujaran itu akan mendapat pengukuhan, sehingga anak akan lebih berani
menghasilkan kata dan urutan kata. Jika kata dan urutan kata itu salah, maka
dari (http://thohir.sunan-ampel.ac.id/2013/04/24/teori-behaviorisme-b-f-
skinner).
akuisisi bahasa bukan karena proses hasil belajar, tetapi karena sejak lahir ia
lahir kedunia ini telah membawa kapasitas atau potensi. Potensi bahasa ini
akan turut menentukan struktur bahasa yang akan digunakan. Pandangan ini
yang kelak akan disebut hipotesis rasionalis atau hipotesis ide-ide bawaan
nativis. Kaum mentalis beranggapan bahwa setiap anak yang lahir telah
pola tingkah laku spesifik dan bentuk tertentu dari persepsi kecakapan
lain.
rangkaian proses yang berlaku sedikit demi sedikit pada struktur bahasa
yang tidak benar, dan juga standia lanjut. Akan tetapi, standia yang
manusia, semua bahasa manusia berbeda dalam aspek lahirnya, tetapi semua
bahasa mempunyai ciri pembeda yang umum, ciri-ciri pembeda ini yang
mempelajari bahasa, tetapi hal itu merupakan potensi genetik yang akan
(http://ikadekbikakurniawan039.blogspot.com/2012/10/teori-pemerolehan-
bahasa.htm1)
mendalam lagi. Para penganut teori ini, berpendapat bahwa kaidah generatif
jiwa manusia. Para ahli bahasa mulai melihat bahwa bahasa adalah
16
aspek afektif yang menyatakan tentang dunia diri manusia itu sendiri.
kualitatif berbeda dari tingkah laku yang dapat diobservasi. Titik awal teori
diatur oleh pengatur kognitif yang kemudian keluar sebagai hasil pengolahan
kognitif tadi.
organisasi kognitif bahasa anak. Persoalan itu, yakni belum ada model yang
terperinci yang memeriksa organisasi kognitif bahasa anak itu. Clark dan
prinsip operasi slobin tersebut. Prinsip koherensi semantik ada tiga aspek
yaitu mencari modifikasi dalam bentuk kata; mencari penanda gramatis yang
kekecualian.
17
pekerjaan mental yang meskipun tidak dapat diamati, jelas mempunyai dasar
fisik. Proses mental secara kualitatif berbeda dari tingkah laku yang dapat
BAB III
1. Metode Penelitian
pengumpulan data berupa kata-kata yang dituturkan anak usia 3-6 tahun, dan
2. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan ini disebut penelitian lapangan
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah kosakata yang merupakan tuturan anak-
anak playgroup Parabela yang dapat dikelompokkan dalam kelas kata bahasa
Indonesia.
2. Sumber Data
sebanyak 32 siswa. Namun yang menjadi informan dam penelitian ini sebanyak
Teknik catat dilakukan dengan cara mencatat apa yang diucapkan oleh para
informan.
pengumpulan data dilakukan dengan mengajar siswa dikelas dengan bahan ajar
yang telah diinstruksikan kepala yayasan. Hari ketiga sampai hari terakhir
wita.
analisis yang dibuat secara teliti, terfokus dan terperinci. Pada tahap identifikasi
ini peneliti memberikan nama pada data sesuai dengan kelas kata dan jenis
Data yang disajikan dari penelitian ini adalah kosakata bahasa Indonesia
yang digunakan oleh anak usia 3-6 tahun, kelas kata dari kosakata bahasa
21
Indonesia yang digunakan oleh anak usia 3-6 tahun. Dalam analisis data
kualitatif, data yang telah diidentifikasi kedalam tabel disajikan kembali secara
deskriptif sehingga dapat dengan mudah dipahami orang lain. Tahap terakhir
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar, Diklat Tenaga Pendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar Tahun 2008.
Bika Kurniawan. 2012. Diaksess dari
http://ikadekbikakurniawan039.blogspot.com/2012/teori-pemerolehan-
bahasa.html.
Alwi, H., dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai
pustaka.
http://thohir.sunan-ampel.ac.id./2013/04/24/teori-behaviorisme-b-f-skiner/
Marafat, La Ode Sidu & Nirmala Sari. 2013. Mutiara Bahasa Seluk Beluk Bahasa
dan Uraiannya. Yogyakarta: Pustaka Puitika.
Yuniar, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. PT. Agung Medika Mulia.