Makalah Kardio
Makalah Kardio
KELOMPOK 1
1. Ardiya Meilini (21115064)
2. Ega Zinnia Palar (21115070)
3. Dian Apriani (21115074)
4. Endah Oktaviani (21115085)
5. Lussy Saswina (21115091)
6. Arie Nugraha (21115097)
7. Rian Bastianda (21115088)
Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas Berkat Rahmat
dan Ridho-Nya bisa menyelesaikan Makalah Sistem Kardiovaskuler Yang berjudul Patent
Ductus Arteriosus(PDA) dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan, maka dengan ikhlas
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan askep ini.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta
saran dari dosen pembimbing mata kuliah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya dan
menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu kesehatan serta bagi semua yang membacanya, Amiin.
penulis
DAFTAR ISI
Cover . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3.Anatomi dan Fisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.4.Tanda dan Gejala . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.5.Patofisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.6.Pathoflow . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.7.Manifestasi Klinis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.8.Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.9.Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
3.2.Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1. Pengertian
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten .
Duktus Arteriosus persisten adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir.
Kelainan ini merupakan 7 % dari seluruh PJB. Duktus arteriosus persisten sering dijumpai pada
bayi premature; insidennya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi. ( arief mansjoer,dkk.
Kapita selekta kedokteran , jilid 2). Duktus Arteriosus paten adalah penutupan fungsional duktus
arteriosus, yang bersatu dengan arteri paru pada aorta. (Robins dan kumar,Buku Ajar patologi
Ductus arteriosus adalah komponen penting dari sirkulasi janin memungkinkan untuk
komunikasi antara arteri pulmonalis dan aorta. Setelah lahir, biasanya menutup dalam waktu 48
jam. A terus-menerus patent ductus arteriosus (PDA) didiagnosis ketika ductus arteriosus gagal
menutup setelah 72 H.1 Paten ductus arteriosus meningkatkan aliran darah paru dan
meninggalkan volume atrium dan ventrikel, dan menghasilkan redistribusi aliran darah sistemik.
Komplikasi klinis tergantung pada derajat kiri ke kanan shunting melalui duktus. Gejala
hemodinamik dari PDA yang hadir dalam 55-70% dari bayi yang dilahirkan di bawah 1000 g
atau sebelum 28 minggu kehamilan dan mungkin memerlukan baik intervention. Medis atau
bedah.
2.2. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :
A. Faktor Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
6. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu).
B. Faktor Genetik :
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4 .Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
2.5. Pathofisiologi .
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutup ductus arteriosus arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal. Pada masa janin PDA merupakan saluran penting
bagi aliran darah dari arteri pulmonal kiri ke aorta desendens, terletak distal dari percabangan
arteri subklavia kiri.
Patent Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin
yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus
tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus
Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
(Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir,
yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam
arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah
kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi)
duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal
setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara
normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal
sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri
(isolated), atau disertai kelainan jantung lain.
2.6. Phatoflow
MendPk
ETIOLOGI
Ibu Alkoholisme
PATOFISIOLOGI
Bocor jantung
PENYAKIT PDA(PATENT DUCTUS ARTERIOSUS)
Organ
Organ tidak
tidak sempurnaa
sempurna
pada
DIAGNOSA
1.Promosi Kesehatan 2.Nutrisi 3.Eleminasi/ 4.Aktivitas 5.Persepsi/ 6.Persepsi Diri
Pertukaran / istirahat kognisi
K.2 Manajemen
kesehatan
2.8. Penatalaksanaan
Manajemen medis juga terdiri dari perbaikan gejala gagal jantung kongestif (CHF). CHF
merupakan indikasi untuk penutupan patent ductus arteriosus (PDA) pada masa bayi. Jika
terapi medis tidak efektif, intervensi mendesak untuk menutup struktur harus dilakukan.
Semua patent ductus arteriosus (PDA) harus ditutup karena risiko endokarditis bakteri
yang berkaitan dengan struktur terbuka. Seiring waktu, peningkatan aliran darah paru
presipitat penyakit obstruktif vaskuler paru, yang akhirnya fatal.
Identifikasi malformasi jantung tambahan, seperti coarctation atau terputus arkus aorta
atau atresia paru, adalah kebutuhan yang paling penting sebelum farmakologis atau bedah
penutupan patent ductus arteriosus (PDA). Ketika ligasi bedah tidak diindikasikan,
inhibitor prostaglandin (misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid [NSAID]) digunakan
untuk menutup ductus arteriosus.
Sebuah lesi tergantung duktal memerlukan ketekunan dari patent ductus arteriosus (PDA)
untuk memastikan aliran darah paru yang memadai.
Penutupan spontan patent ductus arteriosus (PDA) adalah hal umum yang bisa terjadi.
Jika terdapat gangguan pernapasan yang signifikan atau gangguan pengiriman oksigen
sistemik , terapi harus lebih dicermati.
Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum masuk sekolah)
Tindakan pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi :
Gangguan pertumbuhan
Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang
Pembesaran jantung/payah jantung
Endokarditis bakterial (6 bulan setelah sembuh)
Indikasi kontra tindakan pembedahan : Pirau yang berbalik (dari kanan ke kiri) atau
Hipertensi pulmonal
Tindakan pembedahan ditunda minimal 6 bulan bila terjadi endokarditis
Kateterisasi intervensi, penutupan PDA dengan : Koil Gianturco pada PDA
kecil,diameter < 3 mm dAN Amplatzer Ductal Occluder (ADO) pada PDA sedang-besar
Atasi keadaan yang menyertai PDA : Infeksi, Payah jantung DAN Gangguan
gizi/anemia.
2.9. Diagnosis
A. Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
B. Anamnesa
1. Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam
pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA
(Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi
laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan
secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan
kromosom.
2. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia
4. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena
PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung
bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom
6. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan,
kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan
penyesuaian keluarga terhadap stress.
C. Pengkajian Fisik
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu
nafas saat inspirasi, retraksi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema
tungkai, clubbing finger, sianosis.
3. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
D. Analisa data
NO DATA PENUNUJANG ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subjektif : Terbukanya ductus Penurunan curah
Pasien gelisah, rewel, Arteriosus jantung
dan menangis ↓
Data Objektif : Dialirkannya darah dari
- Denyut nadi naik (> tekanan tinggi(aorta
170 x/menit) descenden) ke tekanan yang
- Tachyepne lebih kecil (arteri pulmonalis)
– Suara jantung ↓
tambahan Resirkulasi darah beroksigen
(Machinery mur-mur dari aorta ke arteri
persisten) pulmonalis
↓
3.1 Kesimpulan
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana
tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh
darah besar pulmonal. Kondisi ini sering ditemui pada bayi yang lahir prematur namun tidak
menutup kemungkinan terjadi pada bayi cukup bulan. Duktur arteriosus umumnya menutup 12-
24 jam setelah bayi lahir dan mencapai penutupan sempurna pada usia 3 minggu. Apabila duktus
tersebut masih terbuka, penutupan spontan 75% dapat terjadi sampai bayi berusia 3 bulan. Lebih
dari 3 bulan, penutupan spontan sangat jarang terjadi.
Gejala dari PDA tergantung dari besarnya kebocoran, apabila Duktus Arteriosus (DA)
kecil mungkin saja tidak menimbulkan gejala, apabila DA sedang sampai besar dapat mengalami
batuk, sering infeksi saluran pernapasan, dan infeksi paru. Apabila DA besar, maka gagal
jantung serta gagal tumbuh dapat terjadi. Pada PDA manapun juga, penutupan baik dengan
operasi maupun kateterisasi (tanpa operasi) sebaiknya dilakukan mempertimbangkan risiko
terinfeksinya jantung akibat kelainan ini. Apabila tetap tidak ditangani, dapat terjadi
kemungkinan risiko kematian 20% pada usia 20 tahun, 42% pada usia 45 tahun, dan 60% pada
usia 60 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 1 dan 2. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Nanda. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2014-2015: Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC