Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA MENGATASI PERDARAHAN PADA THT (TELINGA,

HIDUNG, TENGGOROKAN) DI RUANG TERATAI

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Ifa Dhatul Ma’rifah


2. Maharani Hariri
3. Juairiyah
4. M. Rizal E.
5. Ranis Riyanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHWATY

PESANTREN ZAINUL HASAN

PROBOLINGGO

2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Topik : Perdarahan Pada THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)
Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Cara Mengatasi Perdarahan Pada THT
(Telinga, Hidung, Tenggorokan)
Sasaran : keluarga pasien di ruang Teratai
Hari/Tanggal: Jum’at, 17 Januari 2020
Jam : 12.30
Waktu : 15 menit
Tempat : di area ruang Teratai

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah Mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar klien dapat memahami


dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Cara Mengatasi Perdarahan


Pada THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) di area ruang Teratai selama 15
menit, diharapkan klien dapat mengetahui tentang:

1. Cara menghindari perdarahan saat keluar dari telinga, hidung dan


tenggorokan.
2. Penyakit apa saja yang menyebabkan perdarahan.
3. Nutrisi yang dapat menambah komponen darah saat perdarahan.
4. Penatalaksanaan saat perdarahn dari telinga, hidung, dan tenggorokan.
C MATERI
Terlampir
D. MEDIA
1. Leaflet dan PPT (Power Point)
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


1. 2 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Mendengarkan
 Mengucapkan salam  Mendengarka
 Menjelaskan nama dan akademi  Menjawab
 Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan kesehatan
 Menanyakan kesiapan klien
2. 10 menit Penyampaian materi  Mendengarkan

 Cara menghentikan perdarahan saat keluar dari


telinga, hidung dan tenggorokan.
 Penyakit apa saja yang menyebabkan perdarahan.
 Cara mengatasi perdarahan di telinga, hidung, dan
tenggorokan.
 Penatalaksanaan saat perdarahn dari telinga, hidung,
dan tenggorokan.
 Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
 Bertanya
3. 2 menit Evaluasi: Mendengarkan

 Menyimpulkan inti penyuluhan


 Menyampaikan secara singkat materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada Klien untuk bertanya
4. 1 menit Penutup
 Mendengarka
 Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi n
yang telah dibahas  Menjawab salam
 Memberikan salam penutup

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA MENGATASI PERDARAHAN PADA THT (TELINGA,

HIDUNG, TENGGOROKAN) DI RUANG TERATAI


RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Mengetahui,

CI AKADEMIK CI LAHAN

KEPALA RUANGAN

Lampiran

Materi Penyuluhan “Cara Mengatasi Perdarahan Pada Tht (Telinga, Hidung,


Tenggorokan)”

1. Definisi Perdarahan
Perdarahan adalah kondisi ketika darah keluar dari pembuluh darah dan
menyebabkan penderita kehilangan darah dalam tubuhnya.

2. Penyakit yang menyebabkan perdarahan


a. Kanker nasofaring
b. Post operasi sinusitis
c. Hemofilia
d. Demam atau alergi
e. Leukemia
f. Tumor pada rongga hidung
g. Trauma telinga

3. Nutrisi yang dapat menambah komponen darah saat perdarahan


Nutrisi tersebut di antaranya:
a. Zat besi

Konsumsi makanan yang kaya zat besi dapat membantu meningkatkan produksi
sel darah merah. Tidak hanya itu saja, zat besi juga berperan dalam menjaga
kesehatan sel-sel kuku, rambut, dan kulit Agar manfaat zat besi dapat diperoleh,
pastikan bahwa asupan zat besi harian mencukupi. Pada anak usia 1-3 tahun
misalnya kebutuhan zat besi harian yang harus terpenuhi adalah 7 mg. Anak usia
4-13 tahun membutuhkan zat besi sekitar 8-10 mg per hari. Sementara pria
berusia 19-50 tahun memerlukan 8 mg per hari dan wanita usia yang sama
membutuhkan sekitar 18 mg zat besi per harinya. Kebutuhan zat besi pada
wanita akan bertambah ketika menstruasi terjadi. Agar kebutuhan zat besi harian
terpenuhi dengan baik, Anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung
zat besi. Makanan tersebut diantaranya kerang, tiram, hati ayam, daging sapi,
daging ayam, tuna, salmon, bayam, dan kacang-kacangan.

b. Vitamin B12

Untuk mengatasi defisiensi sel darah merah, disarankan untuk


mengonsumsi vitamin B12. Vitamin ini tak hanya dibutuhkan dalam
pembentukan sel darah merah, tetapi juga diperlukan untuk perkembangan saraf
dan otak. Kebutuhan vitamin B12 setiap orang berbeda karena bergantung pada
usianya.
Bayi usia 0-12 bulan misalnya, membutuhkan vitamin B12 sekitar 0,4-0,5 mcg
per hari. Balita usia 1-3 tahun membutuhkan 0,5 mcg per hari dan anak usia 4-
13 tahun membutuhkan vitamin B 12 sekitar 1,2-1,8 mcg per hari. Di atas usia
tersebut, kebutuhan vitamin B12 per hari adalah 2,4 mcg. Sementara untuk ibu
hamil dan menyusui, kebutuhan vitamin B12 berada pada kisaran 2,6-2,8 mcg
per hari. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12 tersebut, Anda dapat
mengonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan produk olahan susu, seperti
keju dan yoghurt.

c. Folat / Asam folat

Folat atau asam folat merupakan vitamin B yang memiliki peranan penting
dalam pembentukan sel darah merah. Untuk mendukung pembentukan sel darah
merah ini, Anda harus memenuhi kebutuhan folat atau asam folat dengan baik
sesuai dengan usia. Pada bayi usia 0-12 bulan, kebutuhan folat harian berada
pada kisaran 65-80 mcg. Anak usia 1-8 tahun membutuhkan asupan folat
sebanyak 150 – 200 mcg per hari. Sementara anak usia 9-13 tahun kebutuhan
folat yang harus terpenuhi adalah 300 mcg per hari. Diatas usia tersebut,
kebutuhan asam folat per hari adalah 400 mcg. Sementara untuk ibu hamil dan
menyusui, kebutuhan asam folat hariannya berada pada kisaran 500-600 mcg.
Asupan folat atau asam folat tidak hanya dapat diperoleh dari suplemen, tetapi
juga dapat diperoleh dari brokoli, bayam, roti, jus buah, sereal, kacang-
kacangan, melon, pisang, dan lemon.

4. Penatalaksanaan perdarahn dari telinga, hidung, dan tenggorokan


a. Telinga
Penyebab telinga berdarah bisa bemacam-macam, bisa akibat tercolok benda
tumpul seperti cotton bud atau tergores benda tajam sehingga menyebabkan
kerusakan saluran telinga atau kerobekan gendang telinga.
Kerusakan pada gendang telinga juga bisa diakibatkan oleh faktor-faktor lain,
misalnya terkena pukulan keras, terpapar suara yang sangat keras, atau
mengalami cedera kepala yang lebih serius. Umumnya, gendang telinga yang
rusak akan terasa nyeri secara tiba-tiba. Sebagai akibatnya, kemungkinan Anda
tidak dapat mendengar dengan baik dan mungkin disertai dengan terjadinya
pendarahan pada telinga. Pada tingkatan yang ringan, gendang telinga yang rusak
bisa sembuh dengan sendirinya.
Gendang telinga pecah juga bisa terjadi ketika tekanan di dalam telinga tidak
sama dengan di luar telinga. Misalnya, ketika berada di dalam pesawat terbang
yang sedang menambah atau mengurangi ketinggian. Bisa juga terjadi di dalam
laut ketika sedang menyelam.
Pecahnya gendang telinga tidak selalu mengeluarkan darah. Begitu juga
sebaliknya, telinga berdarah bukan hanya disebabkan oleh pecahnya gendang
telinga.

Berikan Pertolongan Pertama jika Telinga Mengeluarkan Darah


Apabila Anda atau seseorang mengalami luka atau perdarahan pada telinga,
segera lakukan pertolongan pertama. Namun sebelum memberikan pertolongan
pertama, perhatikan kondisi korban. Berikut ini cara memberikan pertolongan
pertama pada korban telinga berdarah:

Luka pada daun telinga yang mengakibatkan perdarahan


Tujuan utama dari pertolongan ini adalah mencegah keluarnya darah secara
berlebihan.
 Tekan bagian yang berdarah sampai perdarahan berhenti. Kemudian tutupi
bagian telinga yang berdarah menggunakan kain kassa steril dan rekatkan
memakai plester. Hindari merekatkannya terlalu kencang agar tidak
mengganggu aliran darah.
 Kompres bagian yang terluka dengan es batu yang dibungkus kain atau
kemasan makanan/minuman dingin untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah pembengkakan.
Segera hubungi ambulans atau antarkan korban ke klinik/rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan lebih jauh.
b. Hidung
Berikut ini cara menangani mimisan yang sederhana dan mudah yang bisa
dilakukan jika mengalami kondisi ini;
1. Duduk tegak dan jangan berbaring agar dapat mengurangi tekanan pada
pembuluh darah hidung sehingga pendarahan dapat berhenti.
2. Condongkan tubuh ke depan agar darah yang keluar lewat hidung tidak
masuk ke tenggorokan.
3. Keluarkan dan buang darah yang mengalir ke mulut.
4. Gunakan ibu jadi dan telunjuk untuk memencet hidung selama 10 menit, dan
bernapaslah lewat mulut.
5. Letakkan kompres dingin pada pangkal hidung.

DAFTAR PUSTAKA

Sesujipto, Damayanti dan Endang Mangun Kusumo. 2012. Hidung dalam buku
ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan edisi ke 7. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai