Cinta itu laksana pohon di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada
kekasih yang dicintai, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang
menghidupinya adalah menyebut namanya.
Beliau bersabda kepadanya, "Dan engkau wahai pamanku, andaikan engkau patuh
kepada-Nya, Dia pun juga akan patuh kepadamu." (Ibnu Hajar menyebutkan
kisah ini dalam Al-Ishabah, dalam masalah biografi Abu Thalib).
Di dalam tafsir Ibnu Abi Nujaih, dari Mujahid tentang firman Allah, "Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya", dia berkata, "Artinya
kesayangan yang dekat. Jika Ibrahim meminta kepada-Nya, maka Allah
memenuhinya, dan jika Ibrahim berdoa kepada-Nya, maka Allah mengabulkannya."
Allah mewahyukan kepada Musa Alaihis-Salam, "Wahai Musa, jadilah kamu
seperti apa yang Ku-kehendaki, niscaya Aku akan menjadi seperti yang kamu
kehendaki."
(Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cinta-Mu dan jadikanlah aku bagi-Mu
seperti yang Engkau cintai)
"Aku bersama hamba-Ku selagi dia menyebut-Ku dan kedua bibirnya bergerak
bersama-Ku."
"Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril
seraya berfirman, 'Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah
dia!' Beliau bersabda, 'Maka Jibril mencintai hamba itu, kemudian berseru
di langit, dengan berkata, 'Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka
cintailah dia!' Lalu para penghuni langit mencintainya'. Beliau bersabda,
'Kemudian dijadikan orang-orang yang menyambutnya di bumi. Dan, jika Dia
memurkai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril, seraya berfirman,
'Sesungguhnya Aku memurkai Fulan. Maka murkailah dia!' Beliau bersabda,
'Maka Jibril memurkai hamba itu, Kemudian dia berseru di langit,
'Sesungguhnya Allah memurkai Fulan, maka murkailah dia!' Kemudian dijadikan
orang-orang yang murka kepadanya di bumi."
Dalam lafazh lain dalam riwayat Muslim, dari Suhail bin Abu Shalih, dia
berkata, "Kami sedang berada di Arafah. Lalu Umar bin Abdul Aziz lewat,
yang saat itu merupakan musim haji. Orang-orang bangkit memandang ke
arahnya. Saya berkata kepada bapakku,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang
Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS
Maryam: 96).
Ada di antara orang salaf yang menafsiri ayat ini, bahwa Allah mencintai
mereka dan menjadikan mereka orang-orang yang dicintai hamba-hamba-Nya.
"Tidak ada sama sekali. Hanya saja saya mencintai Allah dan Rasul-Nya."
Jawab orang itu.
Anas Radhiyallahu Anhu berkata, "Tidak ada sesuatu pun yang membuat kami
gembira seperti kegembiraan kami tatkala mendengar sabda Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam,
Di dalam Jami' Abu Isa At-Tirmidzy, disebutkan dari hadits Mu'adz bin Jabal
Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"Saya memasuki masjid Damascus. Di sana ada seorang pemuda yang wajahnya
berseri-seri. Sementara orang-orang berkerumun di sekelilingnya. Jika
mereka memperdebatkan suatu masalah, maka mereka mengembalikan masalah itu
kepada pemuda tersebut, lalu mereka mengambil pendapatnya. Saya bertanya,
siapa pemuda tersebut. Mereka menjawab, dia adalah Mu'adz bin Jabal.
Keesokan hari saya cepat-cepat pergi ke masjid. Ternyata dia lebih cepat
dariku dan kudapatkan dia sedang mendirikan shalat. Saya menunggu hingga
seusai shalatnya, baru kemudian saya menghampirinya dari arah belakangnya.
Saya mengucapkan salam kepadanya, lalu berkata, "Demi Allah, saya
mencintaimu karena Allah."
Dalam Sunan Abu Daud dari hadits Abu Dzarr Radhiyallahu Anhu, dia berkata,
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"Amal yang paling utama ialah mencintai karena Allah dan membenci karena
Allah."
Di dalam Sunan Abu Daud juga disebutkan dari Umar bin Al-Khaththab
Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda,
Dalam Shahih Muslim disebutkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,
bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Dalam Sunan Abu Daud disebutkan bahwa seorang laki-laki ada di samping
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kemudian ada laki-laki yang lewat
di sana. Orang yang ada di samping beliau berkata, "Wahai Rasulullah, saya
benar-benar mencintai orang itu."
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya, "Apakah engkau sudah
memberitahukannya?"
"Tidak," jawabnya.
"Beritahukanlah cintamu itu padanya," sabda beliau.
Maka orang itu menemui orang yang dimaksud, lalu berkata kepadanya,
"Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah."
Orang yang dicintainya berkata, "Yang membuatmu mencintaiku juga mencintaimu."
"Demi diriku yang ada di Tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sehingga
kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling mencintai.
Maukah jika kutunjukkan kepada kalian jika kalian mengerjakannya, maka
kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian."
Ammar bin Yasir menjawab, "Akan kuberitahukan kepada kalian, bahwa seorang
saudara kalian dari orang-orang yang terdahulu, yaitu Musa Alaihis-Salam
pernah bersabda, "Wahai Robb-ku, beritahukanlah kepadaku siapakah orang
yang paling Engkau cintai?"
(Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cinta-Mu dan jadikanlah aku bagi-Mu
seperti yang Engkau cintai)
(Ya Allah, hidupkanlah hatiku dengan cinta-Mu dan jadikanlah aku bagi-Mu
seperti yang Engkau cintai)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx
Maka Iblis datang, lalu ia meniup pada lubang hidungnya dengan sekali
tiupan. Lalu ia memenuhi raja itu dengan kesombongan. Kemudian raja itu
berangkat disertai rombongan berkuda tanpa memandang manusia karena
kesombongannya.
Lalu datang kepadanya seorang laki-laki yang buruk rupanya. Laki-laki itu
mengucapkan salam. Tetapi raja tidak membalas salamnya. Lalu laki-laki itu
memegang tali kendali hewan kendaraannya. Maka raja itu berkata,
Lalu malaikat pencabut nyawa itu mencabut nyawa raja. Maka raja itu
terjatuh seperti sepotong kayu.
(Ya Allah, jadikanlah kami satu di antara hamba-hamba-Mu yang sabar dan
mendapat keberuntungan yang besar itu, amien)