BAB I
Awas, Bahaya Dosa!
A. Pengertian Dosa
Manusia yang menempati alam semesta ini tidak satupun yang luput dari dosa. Dosa
adalah balasan atau ganjaran Allah terhadap seseorang yang melakukan kemaksiatan.
Pengertian sederhana dosa dapat juga dikatakan sebagai sesuatu yang dapat
menyebabkan murka Allah. Yang dimaksudkan sesuatu disini adalah bisa berupa
perbuatan, perkataan atau perilaku batin. Sedangkan pengertian dosa menurut istilah
ahli fikih dosa adalah akibat tidak melaksanakan perintah Allah SWT yang hukumnya
wajib dan mengerjakan larangan Allah yang hukumnya haram.
BAB 2
Mengapa Melakukan Dosa?
Faktor – faktor terjadinya Dosa:
A. Nafsu dan Setan adalah Pemicunya
Rasullah Saw bersama para sahabat pulang dari perang badar, beliau menyatakan
bahwa , “Baru saja kita pulang dari perang kecil menuju perang besar (raja’na min
jihad al-asghar ila al-jihad al-akbar)”. Dan ternyata perang yang besar itu adalah
perang melawan hawa nafsu. Pada jiwa ini terkontaminasi berbagai nafsu yaitu
meliputi:
1. Nafsu Ammarah yakni nafsu yang mendorong kita untuk selalu berbuat yang
buruk. Dari nafsu ini muncul dalam jiwa kita sifat – sifat kikir (al-bukhl), rakus
(al-hirsh), bodoh (al-jahl), keinginan nafsu setan (al-syahwah) dan mudah marah
(al-ghadhab). [Ahmad Zacky Syafa : 2005 : 116-117].
2. Nafsu Lawwamah yakni nafsu yang masih dekat dengan perbuatan yang rusak
(mafsadah), meskipun telah memiliki rasa sadar dan penyesalan setelah
melakukan pelanggaran.
3. Nafsu Musawwamah yakni nafsu yang meskipun sudah mampu membedakan
antara yang baik dengan yang buruk, namun jiwa kita masih cenderung
melakukan keburukan.
4. Nafsu Ghafilah (nafsu yang lalai) merupakan nafsu yang paling berbahaya.
Disamping nafsu, ada juga musuh yang selalu menggoda kita untuk melakukan
perbuatan dosa yaitu adalah setan.
B. Hub al-Dunya (Cinta Dunia) Penyebab Terjadinya Perbuatan Dosa
Cinta dunia juga menyebabkan kita menjadi maghrur (tertipu). [dalam bahasa Imam
Al-Ghazali]. Karena cinta dunia pula, terkadang hubungan kekerabatan dan
persaudaraan mejadi berantakan, bahkan darah pun bisa mengalir lantaran cinta dunia.
Rasulullah Saw mengingatkan dalam sebuah hadits : “Ada enam perkara yang
menjadi penyebab kemaksiatan kepada Allah, cinta dunia, cinta kedudukan, suka
makan, suka tidur, suka bersantai dan suka kepada wanita.” (al-Hadits).
C. Lupa Bahwa Allah Menyaksikan Segala Perbuatan Kita
Kita sering sekali lupa bahwa ada Allah yang selalu mengawasi, memonitoring segala
gerak langkah kita. Karena itu, kita sering terjebak dalam perbuatan maksiat, apalagi
jika kemaksiatan itu terasa lezat bagi kita maka seakan Allah Swt benar-benar sudah
terbuang dari ingatan kita. Allah Swt mengingatkan dalam firman-Nya :
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. Al-Hasyr : 19).
D. Lupa Bahwa Allah Dzat yang Memberi Nikmat
Hal ini akan dapat menyebabkan kita pada perbuatan maksiat yang biasanya berupa
sombong. Kita menjadi gelap mata, dan mengklaim bahwa apa yang kita raih baik itu
berupa harta benda, kedudukan atau jabatan adalah hasil usaha kita sendiri, sementara
Allah kita kesampingkan. Allah Swt mengingatkan kita dalam firman-Nya :
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34).
E. Lupa Bahwa Disamping Allah Maha Pengasih Dia juga Sangat Keras Siksa-Nya
Allah bersedia mengampuni dosa pezina mayat asalkan mau bertaubat secara
sungguh-sungguh. Akan tetapi jangan kita melupakan bahwa Allah itu juga syadid al-
‘iqab (sangat pedih jika menyiksa). Dia tidak segan-segan menyiksa hamba-Nya yang
benar-benar berbuat dosa dan maksiat jika enggan bertaubat.
F. Lupa Bahwa Ada Malaikat Pencatat Amal
Ketika kita melakukan kemaksiatan, maka sesungguhnya kita lupa bahwa kanan kiri
kita ada malaikat yang setiap saat mencatat amal perbuatan kita, apalagi jika
kemaksiatan itu benar-benar telah melenakan hati kita. Karena itu kita harus sadar
bahwa ada dua malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal perbuatan kita, sehingga
dengan begitu kita akan lebih bisa waspada dan berhati-hati dalam menapaki
kehidupan ini. Jangan sampai kita kemudian terjerumus dalam kemaksiatan yang
berkepanjangan. Allah Swt mengingatkan dalam firman-Nya :
“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatanya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang di
ucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS.
Qaf : 17-18).
G. Akibat Teman yang Tidak Baik
Kita harus berhati-hati dalam memilih teman, sebab teman dapat mempengaruhi
perilaku kita. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf : 67).
H. Terbiasa Dengan Kemaksiatan
Bisa jadi orang yang sering terjerumus kedalam kemaksiatan karena memang ia biasa
melakukannya. Awalnya coba-coba namun begitu tahu bahwa maksiat itu enak maka
ia menjadi ketagihan.
I. Lupa Dengan Hari Akhir
Seandainya seseorang sadar bahwa besok ada hari akhir dan semua amal perbuatan
yang dilakukannya akan dihisab oleh Allah Swt, tentu ia akan berhenti dari perbuatan
maksiat dan segera bertaubat. Namun yang menyebabkan orang terbiasa melakukan
kemaksiatan dan dosa adalah “lupa” dengan adanya hari akhir. Allah Swt
mengingatkan dalam firman-Nya :
“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am : 32).
BAB III
Mari Bertaubat Sebelum Terambat
BAB IV