Anda di halaman 1dari 9

10 Amalan Inti Penghapus Dosa

BAB I
Awas, Bahaya Dosa!
A. Pengertian Dosa
Manusia yang menempati alam semesta ini tidak satupun yang luput dari dosa. Dosa
adalah balasan atau ganjaran Allah terhadap seseorang yang melakukan kemaksiatan.
Pengertian sederhana dosa dapat juga dikatakan sebagai sesuatu yang dapat
menyebabkan murka Allah. Yang dimaksudkan sesuatu disini adalah bisa berupa
perbuatan, perkataan atau perilaku batin. Sedangkan pengertian dosa menurut istilah
ahli fikih dosa adalah akibat tidak melaksanakan perintah Allah SWT yang hukumnya
wajib dan mengerjakan larangan Allah yang hukumnya haram.

B. Jenis – Jenis Dosa


Para ulama membagi dosa menjadi empat macam, yaitu:
1. Dosa Mulkiyah adalah meletakkan sifat – sifat ketuhanan pada pelakunya, yang
semestinya sifat – sifat ini tidak boleh disematkan kepadanya. Misalnya
perbuatan yang termasuk dosa ini adalah sikap sombong. “Adapun yang termasuk
dalam kelompok dosa ini adalah syirik atau menyekutukan Allah dengan sesuatu.
Atau menganggap ada kekuatan lain selain Dia. Dosa syirik ini dalam Al-Qur’an
disebutkan tidak akan di ampuni oleh Allah Swt.” (Hanis Yunus Syam : 2009 :
58).
2. Dosa Syaithaniyyah adalah dosa yang disebabkan karena menyerupai perbuatan
setan. Contoh perbuatan dari perbuatan dosa ini adalah sifat pendusta, iri, dengki,
pemberontak, penipu, provokator, dendam dll.
3. Dosa Sabu’iyyah adalah dosa yang seperti dilakukan oleh binatang buas. Dosa ini,
misalnya dosa permusuhan, marah, menumpahkan darah, menghakimi yang
lemah, menzalimi orang dll.
4. Dosa Bahimiyyah adalah dosa yang seperti dilakukan oleh binatang ternak, seperti
dosa yang selalu memperturutkan hawa nafsu perut maupun syahwat kelamin.
Dosa ini melahirkan perbuatan seperti berzina, mencuri, memakan harta anak
yatim, bakhil, rakus, kikir, takut, berkeluh kesah dll.
C. Dampak Negatif Melakukan Dosa
15 dampak negatif melakukan dosa :
1. Anda Akan Terlarang dari Ilmu yang Benar
2. Rezeki Anda akan Terhalang dan Segala Urusan Menjadi Sulit
3. Jauh dari Allah dan Mendatang Azab-Nya
4. Hati kita Menjadi Gelap
5. Umur anda Menjadi Pendek dan akan Kehilangan Keberkahannya
6. Dampak negatif Pelaku Riba
7. Riba Mencabut Berkah
8. Satu Maksiat akan Mengundang Maksiat yang Lain
9. Dosa dan Maksiat menjadi Kebiasaan
10. Maksiat Mendatangkan Azab Allah
11. Yang Maksiat Pasti akan Dihinakan Allah
12. Dosa Membuat Anda Ketagihan
13. Maksiat akan Merusak Akal Anda
14. Bila Dosa Telah Menumpuk Hatipun akan Tertutup dan Mati
15. Akan Terhalang dari Do’a Malaikat.

BAB 2
Mengapa Melakukan Dosa?
Faktor – faktor terjadinya Dosa:
A. Nafsu dan Setan adalah Pemicunya
Rasullah Saw bersama para sahabat pulang dari perang badar, beliau menyatakan
bahwa , “Baru saja kita pulang dari perang kecil menuju perang besar (raja’na min
jihad al-asghar ila al-jihad al-akbar)”. Dan ternyata perang yang besar itu adalah
perang melawan hawa nafsu. Pada jiwa ini terkontaminasi berbagai nafsu yaitu
meliputi:
1. Nafsu Ammarah yakni nafsu yang mendorong kita untuk selalu berbuat yang
buruk. Dari nafsu ini muncul dalam jiwa kita sifat – sifat kikir (al-bukhl), rakus
(al-hirsh), bodoh (al-jahl), keinginan nafsu setan (al-syahwah) dan mudah marah
(al-ghadhab). [Ahmad Zacky Syafa : 2005 : 116-117].
2. Nafsu Lawwamah yakni nafsu yang masih dekat dengan perbuatan yang rusak
(mafsadah), meskipun telah memiliki rasa sadar dan penyesalan setelah
melakukan pelanggaran.
3. Nafsu Musawwamah yakni nafsu yang meskipun sudah mampu membedakan
antara yang baik dengan yang buruk, namun jiwa kita masih cenderung
melakukan keburukan.
4. Nafsu Ghafilah (nafsu yang lalai) merupakan nafsu yang paling berbahaya.
Disamping nafsu, ada juga musuh yang selalu menggoda kita untuk melakukan
perbuatan dosa yaitu adalah setan.
B. Hub al-Dunya (Cinta Dunia) Penyebab Terjadinya Perbuatan Dosa
Cinta dunia juga menyebabkan kita menjadi maghrur (tertipu). [dalam bahasa Imam
Al-Ghazali]. Karena cinta dunia pula, terkadang hubungan kekerabatan dan
persaudaraan mejadi berantakan, bahkan darah pun bisa mengalir lantaran cinta dunia.
Rasulullah Saw mengingatkan dalam sebuah hadits : “Ada enam perkara yang
menjadi penyebab kemaksiatan kepada Allah, cinta dunia, cinta kedudukan, suka
makan, suka tidur, suka bersantai dan suka kepada wanita.” (al-Hadits).
C. Lupa Bahwa Allah Menyaksikan Segala Perbuatan Kita
Kita sering sekali lupa bahwa ada Allah yang selalu mengawasi, memonitoring segala
gerak langkah kita. Karena itu, kita sering terjebak dalam perbuatan maksiat, apalagi
jika kemaksiatan itu terasa lezat bagi kita maka seakan Allah Swt benar-benar sudah
terbuang dari ingatan kita. Allah Swt mengingatkan dalam firman-Nya :
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. Al-Hasyr : 19).
D. Lupa Bahwa Allah Dzat yang Memberi Nikmat
Hal ini akan dapat menyebabkan kita pada perbuatan maksiat yang biasanya berupa
sombong. Kita menjadi gelap mata, dan mengklaim bahwa apa yang kita raih baik itu
berupa harta benda, kedudukan atau jabatan adalah hasil usaha kita sendiri, sementara
Allah kita kesampingkan. Allah Swt mengingatkan kita dalam firman-Nya :
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34).
E. Lupa Bahwa Disamping Allah Maha Pengasih Dia juga Sangat Keras Siksa-Nya
Allah bersedia mengampuni dosa pezina mayat asalkan mau bertaubat secara
sungguh-sungguh. Akan tetapi jangan kita melupakan bahwa Allah itu juga syadid al-
‘iqab (sangat pedih jika menyiksa). Dia tidak segan-segan menyiksa hamba-Nya yang
benar-benar berbuat dosa dan maksiat jika enggan bertaubat.
F. Lupa Bahwa Ada Malaikat Pencatat Amal
Ketika kita melakukan kemaksiatan, maka sesungguhnya kita lupa bahwa kanan kiri
kita ada malaikat yang setiap saat mencatat amal perbuatan kita, apalagi jika
kemaksiatan itu benar-benar telah melenakan hati kita. Karena itu kita harus sadar
bahwa ada dua malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal perbuatan kita, sehingga
dengan begitu kita akan lebih bisa waspada dan berhati-hati dalam menapaki
kehidupan ini. Jangan sampai kita kemudian terjerumus dalam kemaksiatan yang
berkepanjangan. Allah Swt mengingatkan dalam firman-Nya :
“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatanya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang di
ucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS.
Qaf : 17-18).
G. Akibat Teman yang Tidak Baik
Kita harus berhati-hati dalam memilih teman, sebab teman dapat mempengaruhi
perilaku kita. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf : 67).
H. Terbiasa Dengan Kemaksiatan
Bisa jadi orang yang sering terjerumus kedalam kemaksiatan karena memang ia biasa
melakukannya. Awalnya coba-coba namun begitu tahu bahwa maksiat itu enak maka
ia menjadi ketagihan.
I. Lupa Dengan Hari Akhir
Seandainya seseorang sadar bahwa besok ada hari akhir dan semua amal perbuatan
yang dilakukannya akan dihisab oleh Allah Swt, tentu ia akan berhenti dari perbuatan
maksiat dan segera bertaubat. Namun yang menyebabkan orang terbiasa melakukan
kemaksiatan dan dosa adalah “lupa” dengan adanya hari akhir. Allah Swt
mengingatkan dalam firman-Nya :
“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am : 32).

BAB III
Mari Bertaubat Sebelum Terambat

A. Memahami Makna Taubat


Taubat secara etimologi berarti “kembali”. Menurut ahli bahasa, taubat mempunyai
arti kembali. Ibnu Mandzur, ahli bahasa dari Mesir dan penulis kamus Arab raksasa
yang terdiri atas 10 jilid besar, menerangkan bahwa kata taubat mempunyai arti
kembali, kembali kepada Allah atau pulang dengan mendapatkan ampuunan-Nya.
Kata lain untuk merujuk arti kembali dalam bahasa Arab adalah ruju’ yang berasal
dari kata raja’a yarji’u ruju’an. Di kalangan kita, kata ruju’ yang artinya kembali
dipergunakan khusus bagi orang yang bercerai. Jadi ada nikah, talak dan ruju’. Ruju’
artinya kembali. Suami yang sudah pergi kembali lagi. Dalam al-Qur’an, kata ruju’
lebih sering dipergunakan untuk menunjukkan kembalinya hamba kepada Allah,
misalnya oran menyebut “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, yang kembali disebut
raji’ dan tempat kembali disebut marji’, seperti disebutkan dalam al-Qur’an:
“Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu
tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (QS. Ali Imron : 55)
B. Makna Hakiki Taubat
Imam al-Ghazali menyatakan bahwa hakikat taubat adalah kembali dari maksiat
menuju taat. Kembali dari jalan yang jauh menuju jalan yang dekat. Menurut hujjatul
Islam ini, taubat terstruktur dari ilmu pengetahuan, perilaku dan amal. Ilmu
pengetahuan merupakan dasar yang mengikat iman kepada Allah Swt. Sedangkan
perilaku merupakan sesuatu yang dari pengetahuan. Adapun amal adalah sesuatu yang
muncul dari kontemplasi dalam kalbu dan anggota badan. (Al-Ghazali : 1995 : 125).
C. Antara Taubat Dengan Istighfar
Taubat mempunyai arti kembali kepada Allah. Sedangkan kata Istighfar berasal dari
bahasa Arab ghafr (tuntutan atau ampunan) yang artinya memohon ampunan kepada
Allah Swt atau bisa jadi meminta agar dosanya ditutupi yang berarti di ampuni
dosanya. Ali bi Muhammad as-Sayyid al-Jurjani (Drs. Jayadi, MT : 2009 : 27),
seorang leksikografi Islam dan ilmu kalam mengatakan bahwa : “Maghfirah berarti
penutupan atau pengampunan yang dilakukan oleh Yang Maha Kuasa terhadap
kejahatan yang timbul dari seseorang yang berada di bawah kekuasaan-Nya.”
Sedangkan at-Tabarsi seorang musafir abad 6 H menyatakan bahwa magfirah adalah
penutupan atau pengampunan dosa yang dilakukan seseorang di masa lalu oleh Allah
Swt.
Jadi antara dua kata tersebut merupakan dua kata yang saling melengkapi dan
menyempurnakan. Hati kita bertaubat, kembali kepada Allah, sementara mulut kita
mengucapkan istighfar. Sabda Rasulullah Saw : “Demi Allah, sungguh aku
beristighfar dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR.
Bukhori).
D. Keutamaan Istighfar
Istighfar mempunyai keutamaan yang luar biasa, diantaranya adalah sebagai sarana
untuk menciptakan keamanan bagi penghuni bumi (Abul Yusr’Abidin : 2001 : 193).
Istighfar juga merupakan amalan yang dapat mendatangkan banyak pahala.
E. Bentuk-bentuk Istighfar
Ada banyak metode lafadz istighfar. Salah satunya adalah lafadz istighfar sayyidul
istighfar yang artinya rajanya istighfar. Rasulullah Saw mengajarkan lafadz istighfar
sayyidul istighfar :
Rabbighfir lii watub ‘alayya innaka antat tawwabur rahiimu.
Artinya : ”Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah taubat kepadaku,
sesungguhnya Engkau Maha Pemberi taubat lagi Maha Penyayang.”
F. Syarat-syarat Istighfar
1. Ikhlas
2. Sesuai antara Hati dengan Lidah
3. Dalam Keadaan Suci Lahir dan Batin
4. Takut dan Berharap (al-Khauf wa al-Raja’) kepada Allah
5. Beristighfar pada Waktu yang Utama
G. Mengapa Kita Mesti Bertaubat?
Alasan mengapa kita diperintahkan untuk bertaubat :
1. Taubat adalah Perintah Agama
2. Manusia Selalu Jatuh dalam Kubangan Dosa
3. Terbatasnya Umur Manusia
4. Larangan Allah untuk Berputus Asa
H. Keuntungan Bertaubat
1. Mendapatkan Limpahan Mahabbah dari Allah Swt
2. Energi Taubat Membuat Rezeki Semakin Mengalir
3. Istighfar Terapi Bagi yang belum Mempunyai Keturunan
4. Istighfar adalah Solusi Permasalahan
5. Taubat dapat Mempermudah Ketaatan
I. Taubat yang Nashuha
Sebagaimana kata al-Hafidz Ibnu Katsir, taubat nashuha adalah taubat yang
sebenarnya dan sepenuh hati, akan menghapus keburukan-keburukan yang dilakukan
sebelumnya, mengembalikan keaslian jiwa orang yang bertaubat serta menghapus
keburukan yang dilakukannya. (Moh. Abdul Kholiq Hasan : 2009 : 95).
1. Ilmu pengetahuan tentang taubat
Artinya kesadaran diri bahwa kita adalah makhluk yang banyak melakukan dosa.
Allah Swt berfirman : “Dan (juga) orang- orang yang apabila mengerjakan
perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135).
2. Hati dan keinginan
Unsur yang kedua ini terkait erat dengan keinginan diri untuk bertaubat.
Selanjutnya menanamkan keinginan hati untuk berubah dan memperbaiki diri
pada masa-masa yang akan datang. Berubah disini mengganti perbuatan-
perbuatan dosa dengan amal kebajikan. Juga keinginan untuk tidak melakukan
perbuatan dosa itu untuk selama-lamanya.
3. Amalan-amalan Ketika Bertaubat
Kita bisa beramal shaleh seperti shalat, bersedekah, puasa, membaca istighfar,
zikir dan membaca tasbih.
J. Rukun Taubat
1. Ikhlas
Ikhlas merupakan pekerjaan hati. Ikhlas adalah senjata untuk mengalahkan setan.
Kesimpulannya ikhlas adalah melakukan semua tindakan hanya semata-mata
karena Allah dan tidak tercampur oleh yang selain-Nya.
2. Menyesal dan Menghindarkan Diri dari Dosa
3. Taubat yang Diterima
Ciri-ciri taubat yang diterima oleh Allah Swt:
 Menganggap bahwa dirinya tidak dilindungi dari berbuat dosa
 Hatinya jauh dari kegembiraan dan selalu sedih selalu bergelanyut dengan
hatinya
 Dekat denga orang baik dan jauh dari orang-orang yang jelek
 Selalu menganggap banyak rezeki dari Allah
 Hatinya selalu sibuk dengan kewajiban-kewajiban dari Allah.

BAB IV

Amalan-Amalan Inti Penghapus Dosa

1. Menghapus dosa dengan rajin mengerjakan shalat


Agar mendapatkan shalat yang khusyu’ maka :
a. Wudhu yang sempurna
b. Memahami dan menjiwai bacaan serta gerakan shalat dan pemahaman yang
mendalam, sehingga kita mampu menyadari betul apa yang sedang kita kerjakan.
c. Pada saat kita shalat, maka kita harus tanamkan dalam hati perasaan bahwa kita
tengah diawasi Zat Yang Maha Sempurna, Allah Swt.
d. Shalat belajar untuk mati
e. Yang paling baik adalah Shalat berjama’ah
f. Ikhlas.
Tanda-tanda shalat yang diterima :
a. Merendahkan diri
b. Menahan nafsu
c. Kepedulian sosial
2. Berzikirlah, niscaya dosamu akan terampuni
3. Shalat malam dan rahasia terhapusnya dosa
4. Berjama’ah di Masjid dapat merontokkan dosa
5. Puasa di bulan suci Ramadhan dapat melebur dosa
6. Musibah dan terhapusnya dosa
7. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dapat menghapus dosa
8. Dengan haji yang mabrur, dosa pun akan terampuni
9. Mengharap ampunan Allah lewat sedekah
10. Membaca Al-Qur’an pun mendatangkan ampunan Allah.

Anda mungkin juga menyukai