PENDAHULUAN
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000). Kanker
kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan ephithenial di kolon (Brooker, 2001). Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di ndalam permukaan usus
besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000).
1
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk memahami dan mengetahui penyebab, dan tindakan yang dapat
dilakukan utnuk mencegah penyakit kanker kolon.
Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit kanker kolon.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2
2.1 Konsep Penyakit
Kanker usus besar adalah tumor ganas di usus besar. Gejala yang
paling umum dari kanker usus besar adalah buang air besar (BAB)
berdarah. Penyakit ini sering kali berawal dari tumor jinak yang disebut
polip.
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong,
2000). Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan ephithenial di kolon
(Brooker, 2001). Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker
yang ganas di ndalam permukaan usus besar atau rectum (Boyle &
Langman, 2000).
Kanker usus besar disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada
jaringan usus besar. Akan tetapi, penyebab mutasi gen tersebut belum
3
diketahui dengan pasti. Meski penyebabnya tidak diketahui, ada beberapa
gaya hidup yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit kanker usus besar, antara lain:
4
Cancer) yakni penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun
dalam keluarga, atau sindrom Lynch.
5. Penyakit Kolitis (Radang Kolon) Ulseratif yang tidak diobati
6. Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker
kolon dibandingkan dengan yang bukan perokok.
7. Kebiasaan Makan
Pernah diteliti bahwa kebiasaan makan daging merah (dan
sebaliknya sedikit makan buah, sayuran serta ikan) turut
meningkatkan resiko terkenanya kanker kolon. Sebab daging merah
(sapi dan kambing) banyak mengandung zat besi. Jika sering
mengonsumsi daging merah berarti akan kelebihan zat besi.
8. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna
9. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung bahan
pengawet
10. Kurangnya aktivitas fisik
11. Berat badan yang berlebihan (Obesitas)
12. Infeksi virus tertentu seperti HPV (Human Papiloma Virus)
13. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu.
Misalnya logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang
elektromagnetik.
14. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol khususnya bir.
5
Berdasarkan besar diferensiasi sel, terdapat klasifikasi yang terdiri
dari 4 tingkat yaitu :
Grade I : Sel-sel anaplastic tidak melebihi 25%
Grade II : Sel-sel anaplastic tidak melebihi 25-50%
Grade III : Sel-sel anaplastic tidak melebihi 50-75%
Grade IV : Sel-sel anaplastic lebih dari 75%
6
terbatas pada submukosa
(T1, N0, M0); tumor
menembus muscularis
propria (T2, N0, M0)
Stage II Tidak ada penyebaran pada B 75-85
limfoid, tidak ada
metastatis, tumor menembus
lapisan subserosa (T3, N0,
M0); tumor sudah penetrasi
ke luar dinding kolon terapi
belum metastatis ke kelenjar
limfe (T4, N0, M0)
Stage Tumor invasi ke limfonodi C 30-40
III regional (Tx, N1, M0)
Stage Metastatis jauh D <5
IV
7
asimtomatis. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala
yang nyata, karena keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan
tersebut timbulnya perlahan-lahan dan tidak sering, biasanya penderita
merasa terbiasa dan baru memeriksakan dirinya kedokter setelah
memasuki stadium lanjut.
Tipe nodularsecara makroskopik karsinoma kolon dapat dibagi atas 3
tipe, yaitu :
Bentuk nodular berupa suatu masa yang keras dan menonjol kedalam
lumen, dengan permukaan noduler. Biasanya tidak bertangkai dan meluas
ke dinding kolon. Sering juga terjadi urserasi, dengan dasar ulkus yang
nekrotik dengan tepi yang meninggi, mengalami indurasi dan noduler.
Didaerah sektum, bentuk tumor ini kemungkinan tumbuh menjadi suatu
masalah yang besar, tumbuh menjadi fungoid atau tipe ensefaloid.
Permukaan ulkus akan mengeluarkan puss dan darah.
Tipe Koloid
Tipe koloid ini tumbuhnya mengalami degenerasi mukoid.
Skirous
Pada tipe ini reaksi fibrous sangat banyak sehingga terjadi
pertumbuhan yang keras serta melingkari dinding kolon sehingga
terjadi konstriksi kolon untuk membentuk napkinring.
Papillary atau Polipoid
Tipe ini merupakan pertumbuhan yang sering berasal dari
papilomasimpel atau adenoma.
Secara historogis, hampir semua kanker usus besar adalah
adenokarsinoma yang berasal dari epitel kolon. Bentuk dan
diferensiasinya sempurna mempunyai struktur glandula dan
kelenjar-kelenjarnya sendiri membesar, terjadi pembengkakan sel
kolumna dengan nuclei hipokromasi dengan sel yang mengalami
mitosis. Pada bentuk yang kurang berdifirensiasi sel-sel epitel
terlihat didalam kolumna atau masa.
e. Manifestasi Klinis
8
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan
fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi.Gejala paling menonjol
adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah
gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak
diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan, dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah
nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi,
dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang
dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
f. Penatalaksanaan
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu
sendiri.terapi akan jauh lebih mudah bila kanker di temukan stadium
dini.tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik.namun
bila kanker ditemukan pada stadium lanjut,atau di temukan pada stadium
dini dan tidak diobati,maka kemungkinan sembuhnyapun akan jauh lebih
sulit
Diantara pilihan terapi untuk penderitanya,opsi operasi masih
menduduki peringkat pertama,dengan di tunjang oleh kemoterapi dan atau
radioterapi (mungkin di perlukan).
1. Pengobatan
Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal,kemungkinan
pengobatannya adalah:
a. Pembedahan Reseksi
Satu-satunya pengobatan depiniktif adalah pembedahan reseksi
dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon,batas minimal
adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker.untuk
kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan
hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo transpersal.untuk
kanker di kolon transpersal dan di pleksura lienalis,dilakukan
kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosig moidektomi.pada
9
kanker di kolon desendens dan sigmoit dilakukan hemikoletomi kiri
dan di buat anastomosis kolorektal transpersal.untuk kanker di
rektosik moit dan rectum atas dilakukan retosigmoidektomi dan
dibuat anastomosis.desendens kolorektal pada kanker di rectum
bawah dilakukan prokto kolektomi dan dibuat anastomis kolorektal.
b. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma)yang
dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar)
kedinding abdomen (perut),stoma ini bersifat sementara atau
pertamen.
Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi
usus pada kasus sumbatan atau obstruksi usus.sebagai anus setelah
tindakan operasi yang membuang rectum karena adanya tumor atau
penyakit lain.untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan
tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus
(sebagai stoma sementara).
Perawatan pasca operasi kolostomi :
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Asenden kolostomi atau kolostomi yang dsiikuti dengan
reseksi mungkin fesesnya cair diperlukan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
Perawatan kulit
Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat sehingga
tindakan yang diambil tepat
Diet
Dianjurkan mengkonsumsi diet yang seimbang terutama
dengan stoma yang permanen.diet yang di konsumsi sifatnya
individual asal tidak menyebabkan diare,konstipasi dan
menimbulkan gas.
Irigasi kolostomi bertujuan untuk :
Mengeluarkan feses gas dan lendir yang memenuhi
kolon.
Membersihan saluran pencernaan bagian bawah
Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat
melakukan aktivitas normal
10
g. Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan
mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan/atau sepsis dapat
menimbulkan syok.
h. Pathway
11
Perubahan metaplasia pada epitel
Terjadi Hyperplasia
pada sel kanker
Keletihan
12
Kaji riwayat kesehatan, mendapatkan informasi tentang perasaan lelah,
adanya nyeri abdomen atau rectal dan karakternya (lokasi, frekuensi,
durasi, hubungan dengan makanan atau defekasi.
Kaji pola eliminasi terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau,
dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mukus.
Kaji riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip
rektal, riwayat keluarga dan terapi obat saat ini.
Kaji kebiasaan diet, identifikasi mencakup unsur lemak atau serat serta
jumlah konsumsi alkohol dan riwayat penurunan berat badan.
Pengkajian mencakup auskultasi abdomen terhadap bising usus dan
palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan massa padat,
spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
b. Diagnosa
Konstipasi b/d lesi obstruktif.
Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah.
Risiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi.
Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit dan
pengobatannya
c. Intervensi
Konstipasi b/d lesi obstruktif.
Tujuan : Pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup
dengan ketetapan jumlah dan konsistensi. Intervensi :
1. Selidiki pelambatan awitan atau tak adanya keluaran. Auskultasi
bising usus. R/ Ileus paralitik pasca operasi biasanya membaik dalam
48-72 jam. Pelambatan dapat menandakan ileus atau obstruksi statis
menutup.
13
2. Tinjau ulang pola diet dan jumlah atau tipe masukan cairan. R/
Masukan adekuat dari serat dan makanan kasar memberikan bulk, dan
cairan atau faktor penting dalam menentukan konsistensi feses.
3. Libatkan pasien dalam perawatan secara bertahap.R/ Rehabilitasi
dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri.
4. Berikan unit TENS bila diindikasikan.R/ Stimulasi listrik telah
digunakan pada beberapa pasien untuk merangsang peristaltik.
Intervensi :
14
Tujuan : Mempertahankan berat badan atau menunjukkan
peningkatan berat badan dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi.
Intervensi :
Intervensi :
15
3. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (Ht dan elektrolit). R/
Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan dan membantu
menentukan kebutuhan penggantian
Intervensi :
d. Evaluasi
16
1. Pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketetapan
jumlah dan konsistensi.
2. Nyeri hilang atau terkontrol.
3. Mempertahankan berat badan atau menunjukkan peningkatan berat badan
dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi.
4. Hidrasi adekuat, dengan membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
pengisian kapiler baik, tanda vital stabil.
5. Memahami tentang kondisi dan pengobatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Kasus
a. Pengkajian
Tujuan dari pengkajian atau anamnesa merupakan kumpulan informasi
subyektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien terkait
dengan masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan
ke pelayanan kesehatan (Niman, 2013). Identitas pasien yang perlu untuk
dikaji meliputi:
Meliputi nama dan alamat
Jenis kelamin
Umur: paling sering menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun
Pekerjaan
17
diberikan klien hanya kata “ya” atau “tidak” atau hanya dengan
anggukan kepala atau gelengan.
b. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
Pengkajian yang mendukung adalah mengkaji apakah sebelumnya
klien pernah menderita penyakit lain. Orang yang sudah pernah terkena
kanker usus besar dapat terkena kanker usus besar untuk kedua kalinya.
Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus
(endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih
tinggi untuk terkena kanker usus besar.
18
g. Persepsi kesehatan dan cara pemeliharaan kesehatan
Cara klien menjaga kesehatan, cara menjaga kesehatan,
pengetahuan klien tahu tentang penyakitnya, tanda dan gejala apa yang
sering muncul, perilaku mengatasi kesehatan, pengetahuan penyebab
sakitnya.
h. Nutrisi metabolik
Makan atau minum; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi, obat-
obatan yang dikonsumsi.
i. Eliminasi
Pola buang air besar atau buang air kecil: teratur, frekuensi, warna,
konsistensi, keluhan nyeri.
j. Aktivitas dan latihan
Aktivitas sehari-hari yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, bantuan dalam melakukan aktivitas, keluhan klien saat
beraktivitas.
k. Tidur dan istirahat
Kualitas tidur klien, kebiasaan tidur klien, kebiasaan sebelum tidur
klien.
l. Kognitif dan persepsi sensori
Pengkajian nyeri PQRST, penurunan fungsi pancaindera, alat bantu
yang digunakan misalnya kaca mata.
m. Persepsi dan konsep diri
Cara klien menggambarkan dirinya sendiri, pandangan klien
terhadap penyakitnya, harapan klien terhadap penyakitnya.
n. Peran dan hubungan dengan sesama
Hubungan klien dengan sesama, hungan klien dengan orang lain
keluraga, perawat dan dokter
o. Reproduksi dan seksualitas
Gangguan pada hubungan seksualitas klien, mekanisme koping dan
toleransi terhadap stres
p. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
19
Cara klien menghadapi masalah, cara klien mengatasi solus.
q. Nilai dan kepercayaan
Kebiasaan dalam menjalankan agama, tindakan medis yang
bertentangan dengan kepercayaan klien, menjalankan ajaran agama
yang dianut klien, persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat
dari sudut pandang nilai dan kepercayaan klien.
r. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis GCS E4V5M6
Skala nyeri 5
Tanda vital:
a. Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg
b. Nadi : 105 X/mnt
c. RR : 24 X/mnt
d. Suhu : 36°C
Interpretasi :
Tekanan darah pasien tinggi karena pasien berusia hmpir 60 tahun. Nadi
tinggi karena pasien biaanya nyeri, RR, suhu dalam batas normal dan tidak ada
gangguan. Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : Tidak ada benjolan/kanker kolon , tidak ada lesi dikepala,
penyebaran rambut merata, rambut bersih, hitam, tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, posisi dan kesejajaran mata normal,
dilatasi pupil normal, ada reaksi dengan cahaya, tidak memakai kacamata,
fungsi penglihatan normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
20
3. Telinga
Inspeksi : Bentuk dan ukuran telinga normal, tidak ditemukan
pembengkakan, telinga dalam keadaan bersih, ketajaman pendengaran
normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung normal, simetris, pernapasan cuping hidung,
bersih, tidak ada pembengkakan, tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : Bibir : mukosa bibir kering, rongga mulut : jumlah gigi lengkap,
lidah : bersih, warna lidah putih
6. Leher
Inspeksi : bentuk normal, simetris, tidak ada distensi vena jugularis, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba nadi karotis
7. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal , simetris , tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru-paru sonor (normal), suara jantung pekak
Auskultasi: S1-S2, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
seperti ronkhi, wheezing, snoring
8. Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen
Auskultasi : Peristaltik normal (20x/menit)
Perkusi : Timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Urogenital
Tidak terkaji
10. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
21
Inspeksi : gerak tangan antara dekstra dan sinistra seimbang, kekuatan otot
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : kekuatan otot dekstra sinistra 5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa
11. Kulit dan kuku
Inspeksi :
Kulit : kulit lembab, warna kulit kuning langsat, turgor kulit baik
Kuku : kuku pendek dan bersih
Palpasi : CRT 2 detik
Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboraorium
2. Pemeriksaan hispatologi
3. Pemeriksaan MSCT-Scan
b. Analisa Data
N DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
O
22
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 Kompresi ujung
- P : Nyeri terasa saat pasien
saraf nyeri
beraktivitas maupun istirahat
- Q : Nyeri terasa seperti ditusuk
- R : Nyeri terasa di perut bagian
bawah Nyeri abdominal
- S : Skala nyeri 5
- T : nyeri dirasa lebih dari 3 buulan,
muncul sewaktu-waktu dengan
Nyeri kronis
durasi yang tidak menentu.
DO :
- Skala nyeri wajah psien 6
- Mata kurang bercahaya
- Dilatasi pupil
- Gerakan mata hanya berfokus pada
bagian yang sakit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak memegangi
perutnya bagian bawah
- Pasien tampak geliah
- Nadi : > 100 x/menit
2. DS : Ca Colon Keletihan
- Pasien mengatakan tidak mampu
beraktivitas seperti biasanya Kompresi tumor
- Pasien mengatakan tidak mampu
pada dinding kolon
melaksanakan tanggung jawabnya
- Pasien mengatakan mudah lelah
- Pasien mengatakan sering Kerusakan jaringan
mengantuk pembuluh darah
- Pasien mengatakan semua
aktivitasnya di bantu oleh keluarga Pecahnya
DO : pembuluh darah
- Wajah pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir tampak pucat Perdarahan
- Kuku-kuku tampak pucat intestinal, feses
- CRT > 3 detik
- Hb < normal campur darah
23
- Pasien tampak lemas dan berbaring
di tempat tidur Anemia
Keletihan
3. DS : Ca colon Ketidakseimbanga
- Pasien mengatakan tidak nafsu n nutrisi kurang
makan Kompresi tumod dari kebtuhan
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
pada dinding kolon tubuh
- Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
DO :
Anoreksia
- Bising usus > dari normal
- Membran mukosa bibir tampak
pucat Asupan nutrisi
- Berat badan di bawah ideal tidak adekuat
- Penurunan berat badan
- Hanya menghabiskan setengah
porsi makanan Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebtuhan
tubuh
DS: Ca colon Risiko ifeksi
4.
- Pasien mengatakan sudah
melakukan operasi pembedahan Intervensi bedah
kolostomi kolostomi
DO :
- Pasien tampak luka pasca bedah Luka pasca bedah
kolostomi
24
Risiko ifeksi
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kompresi tumor pada
ujung saraf nyeri di dinding kolon
2. Keletihan berhuungan dengan anemia karena adanya
perdarahan intestinal dan feses bercampur darah
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat
4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka paca bedah
kolostomi
d. Intervensi
N Diagnosa NOC NIC
O
1. Nyeri Kronis Kriteria hasil : (1400) Manajemen Nyeri
(001330) Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Domain 12 : keperawatan 3x24 jam secara komprehensif
Kenyamanan diharapkan pasien mampu termasuk lokasi,
Kelas 1 : untuk: karakteristik, durasi,
Kenyamanan 1. Meunjukkan kontrol nyeri frekuensi, kualitas dan
Fisik) dengan indikator : faktor presipitasi
a. Mengenali factor
2. Observasi reaksi nonverbal
penyebab dari sekala 2
dari ketidaknyamanan
jarang menjadi sekala 4
3. Gunakan teknik komunikasi
sering melakukan
terapeutik untuk mengetahui
b. Mengenali onset lamanya
pengalaman nyeri pasien
sakit dari sekala 2 jarang
4. Kaji kultur yang
menjadi sekala 4 sering
25
melakukan mempengaruhi respon nyeri
c. Menggunakan metode
5. Kaji tipe dan sumber
pencegahan dari sekala 2
nyeri untuk menentukan
jarang menjadi sekala 4
intervensi
sering melakukan
6. Ajarkan tentang teknik non
d. Menggunakan metode
farmakologi
nonanalgetik untuk
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri dari
mengurangi nyeri
sekala 2 jarang menjadi
8. Evaluasi keefektifan kontrol
sekala 4 sering melakukan
e. Menggunakan analgetik nyeri
sesuai kebutuhan dari 9. Kolaborasikan dengan
sekala 2 jarang menjadi dokter jika ada
sekala 4 sering melakukan keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
26
c. Kelenjar getah bening nutrisi untuk mengetahui
dari skala 2 cukup berat sumber energi yang adekuat
ditingkatkan ke skala 4 6. Monitor lokasi sumber nyeri
menjadi ringan yang dialami pasien
d. Kegiatan sehari-hari dari
7. Tingkatkan tirah baring dan
skala 2 cukup berat
batasi kegiatan
ditingkatkan ke skala 4
menjadi ringan
27
banyak menyimpang dari mengurangi kelelahan baik
rentang normal secara farmakologi maupun
ditingkatkan ke skala 4 non farmakologi
sedikit menyimpang dari 5. Monitor intake/asupan
rentang normal nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
6. Monitor lokasi sumber nyeri
yang dialami pasien
7. Tingkatkan tirah baring dan
batasi kegiatan
4. Risiko Infeksi Kriteria hasil: (6540) Kontrol infeksi
(00004) Setelah dilakukan tindakan 1. Cuci tangan sebelum dan
sering mennjukkan
b. Mengetahui perilaku
yang berhubungan
dengan risiko infeksi dari
skala 2 jarang
menunjukkan
ditingkatkan ke skala 4
sering mennjukkan
c. Mempertahankan
28
lingkungan yang bersih
dari skala 2 jarang
menunjukkan
ditingkatkan ke skala 4
sering mennjukkan
e. Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di
rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien
tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan
nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial, dan upaya komplikasi.
f. Evaluasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di
rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien
tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan
nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial, dan upaya komplikasi.
29
3.2 Pembahasan
a. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 21 maret 2014
Jam Pengkajian : 12.00 WIB
Ruang : Bedah
Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur :45 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang
Tanggal Masuk RS : 21 maret 2014
Jam Masuk RS : 08.00 WIB
Diagnosa Medis : CA Colon post operasi
30
No. Registrasi : B314977
Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IV
Riwayat Keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
Pasien masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2014 pukul 08.00
WIB dengan keluhan nyeri pada perut bagian kuadran IV .Pasien
masuk rumah sakit dengan ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi
Colostomy pada tanggal 22 maret 2014. Pasien mengalami
pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3%.
31
Pola Fungsional Kesehatan Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota
keluarganya yang sakit biasanya dibelikan obat diwarung atau dibawa
ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau dokter rumah
Keterangan
0: mandiri
1: dibantu sebagian
2: perlu bantuan orang lain
3:perlu bantuan orang lain dan alat
4: tergantung dan tidak mampu
Pasien terlihat lemah karena efek dr anestesi
32
Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu
nasi,lauk,sayur satu porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8
gelas/hari.
Selama dirawat diRS, pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
menu lunak(bubur,lauk, sayur)dan hanya menghabiskan ½ porsi saya.
Pasien minum kurang lebih 5-6gelas/hari. Saat dikaji pasien
mengatakan sedang puasa.
e. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien
mengatakan sebelum dirawat di RS sejak 5bulan yg lalu pasien
mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit pada
anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat tua dengan
kosistensi keras.
Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien
BAK 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih. Jumlah urine sekali
BAK 500cc. Setelah dirawat diRS pasien mengatakan belum BAB
sejak 5hari yang lalu pasien BAK 4-5x/hari dengan warna kuning
jernih,jumlah urine sekali BAK kurang lebih 470cc.
33
g. Pola konsep diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
h. Pola koping
Tidak terkaji
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD 120/80 mmHg
Nadi 80 x/menit
Suhu 37˚ C via aksila
RR 24 x/menit
d. Anthropometri : TB 150 cm
BB 44 kg
e. Kepala : Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak
ada ketombe, rambut hitam bergelombang
f. Mata : Konjungtiva tidak anemis
34
g. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada
epitaksis, tidak ada pernafasan cuping hidung
h. Mulut : Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab
berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi,
lengkap dan bersih.
i. Leher : Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea
lurus fungsi menelan baik
j. Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri
bawah, warna merah muda Au : bising usus 4 x/menit Pa : Tidak
teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Pe : Tymphani
i. Ekstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm,
capillary refill ka=ki ≤ 2 detik, tangan kanan dan kiri tidak
ditemukan edema dan sianosis
j. Genetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada
anus teraba benjolan
Data Psikologis
Status Emosi : Pasien kooperatif
Data Spiritual
Tidak terkaji
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 21 maret 2014
HEMATOLOGY
Parameter Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 12,20 % 13-16
Hematrokit 37,3 % 35-47
Eritrosit 4,26 juta/mmk 3,5-5,6
MCH 28,6 Pg 27-32
35
MCV 87,5 Fl 75-96
MCHC 32, g/dl 29-36
Lekosit 12,9 ribu/mmk 4-11
Analisa Data
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
36
12.00 WIB nafsu makan dari kebutuhan tidak
Pasien mengatakan tubuh adekuat
hanya menghabiskan
½ porsi makan
DO :
A→ TB : 150cm
BB : 44kg
IMT : 19,56
B→ HB : 12,20 %
Albumin : 3,3
gr/dl
D→ Diit lunak 1900
kkalori (bubur, lauk,
sayur)
3 22 maret DS : Pasien Resiko Pasca
2014 mengatakan ingin infeksi pembedahan
12.00 WIB menggaruk-garuk
daerah sekitar stoma
DO : Didapatkan luka
stoma yang terlihat
basah dan merah (H1)
Lekosit : 12,9 ribu
/mmk
4 22 maret DS : Pasien Defisit Kelemahan
2014 mengatakan perlu perawatan diri atau nyeri
12.00 WIB bantuan orang lain post operasi
untuk melakukan
aktivitas dan tidak
leluasa bergerak
DO : aktivitas : 2
Beepakaian : 2
Eliminasi : 2
Makan : 2
Mobilisasi : 2
Pasien bedrest
total
Keterangan pasien
perlu bantuan orang
lain
b. Diagnosa Keperawatan :
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
37
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat
operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi
sekunder akibat kanker
3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi
38
c. Rencana Tindakan
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
39
untuk melakukan pascabedah R: pasien
tehnik relaksasi mengatakan
dengan latihan Meningkatkan intake oksigen nyeri pada perut
nafas dalam dan sehingga akan menurunkan nyeri kuadran IV
tehnik distraksi sekunder dari penurunan oksigen S: Skala nyeri3
4. Ajarkan tehnik 07.20 WIB T: pasien
lokal
5. TTV 110- relaksasi dengan 4.Mengajarkan teknik mengatakan
140/80-90 mmHg latihan nafas dalam relaksasi dengan cara nyeri kadang-
Distraksi dapat menurunkan
latihan nafas dalam kadang
6. Nadi 80- stimulus internal O: Pasien
100x/menit Anlgetik diberikan untuk tampak lebih
5. Ajarkan teknik membantu menghambat stimulus nyaman dan
distraksi nyeri khe pusat persepsi nyeri terlihat tidak
dikonteks serebri sehingga nyeri memegangi perut
berkurang bagian perut
6. Berikan obat yang nyeri
analgetik (tramadol) TD : 120/80
3x30 gr sesuai advice mmhg
dokter N : 20 x /
menit
A: masalah nyeri
akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
2. 22 Ketidakseimb Setlah dilakukan 1. Berikan porsi Makanan dapat lewat dengan 06.30 S: pasien
mare angan nutrisi tindakan makan sedikit tapi mudah kelambung , dan 1. Menganjurkan pasien mengatakan mau
t kurang dari keperawatan sering membuat lambung tidak bekerja makan dengan porsi makan dan
40
2014 kebutuhan selama 2x24 jam. lebih keras sedikit tapi sering mampu
15.0 tubuh b.d Kebutuhan Dapat merangsang nafsu makan menghabiskan 1
0 peningkatan nutrisi klien 2. Anjurkan untuk 06.45 porsi makanan.
WIB kebutuhan ter[enuhi dengan makan selagi makanan 2. Menganjurkan O : TB : 150 cm,
kalori dan criteria hasil: masih hangat Agar mengetahui peningkatan makan selagi BB : 44,1 kg ,
kesulitan 1. Nafsu makan atau penurunan dari tindakan makanan masih hangat IMT : 19,6
dalam pesien meningkat yang kita lakukan Albumin :
mencerna ditandai dengan Sebagian pasien tidak tahu 09.00 3,7 gr/dl
kalori yang pasien mampu 3. Memonitor BB tiap 3. memonitor BB /hari Hb : 14,6 %
pentingnya nutrisi bagi pasien ,
mencukupi menghabiskan 1 hari A : masalah
sekunder porsi makan. dan pasein mau makan sesuai teratasi sebagian
akibat kanker dengan waktunya dan porsinya P : pertahankan
2. BB klien 11.00 intervensi 1, 5, 6
meningkat 0,3kg 4. Berikan penkes ttg Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi 4.memberikan penkes
2 hari pentingnya nutrisi Agar kebutuhan protein dan zat tentang pentingnya
bagi tubuh besi terpenuhi. nutrisi bagi tubuh
3. Nilai albumin
dan hb normal
(albumin 3,5-5,0
gr/dl, Hb 13-16 12.00
%) 5. Monitor pemberian 5.memonitor pemberian
diit diit
41
tahu) dan makanan
yang mengandung zat
besi (sayuran
hijau,daging,dll)
42
4. 22 Defisit Setelah dilakukan 1.monitor kemampuan memonitor kemampuan aktifitas 06.30 S : pasien
mare perawatan diri tindakan aktifitas klien klien seperti makan, mandi, dan 1.memonitor mengatakan
t b.d kelemahan keperawatan eliminasi agar tidak terjadi hal kemampuan aktifitas mampu
2014 atau nyeri post selama 2x24 jam yang tidak diinginkan klien seperti makan, memenuhi
15.0 operasi diharapkan mandi, dan eliminasi kebutuhan sehari
0 kebutuhan sehari- 2.bantu klien dalam untuk meningkatkan keinginan hari secara
WIB hari klien melakukan aktifitas pasien untuk melakukan aktifitas 06.30 mandiri
terpenuhi dg KH: secara mandiri kebutuhan sehari-hari secara 2.membantu klien meskipun kadang
1.pasien mandi 1 mandiri dalam melakukan masih
43
X dengan bantuan aktifitasnya secara memerlukan
membantu dalam melakukan mandiri. bantuan orang
2. kulit pasien aktifitas secara mandiri dapat lain.
terlihat bersih dan mempercepat pasien beratifitas 06.30 O : pasien
wangi secara mandiri 3. melakukan mobilisasi mempu makan
secara bertahap dimulai sendiri tanpa
3.gigi pasien 3. lakukan mobilisasi agar pasien terbiasa melakukan dalam aktifitas ringan bantuan orang
terlihat bersih dan secara bertahap dan tidak menyebabkan seperti ganti baju dan lain.
tidak berbau dg kelelahan ROM A : masalah
menggosok gigi 2 4. motivasi klien teratasi sebagian
X sehari untuk melakukan untuk meningkatkan keinginan 06.30 P : lanjutkan
aktifitas kebutuhan pasien untuk melakukan aktifitas 4. memotivasi klien intervensi 1, 2 , 3
4. pasien mampu sehari hari secara kebutuhan sehari-hari secara untuk melakukan ,4
makn 3X sehari mandiri mandiri aktivitas secara mandiri.
tanpa bantuan
orang lain
44
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000). Kanker
kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan ephithenial di kolon (Brooker, 2001). Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di ndalam permukaan usus
besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000).
Penyakit kanker mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan. Sel akan
tumbuh dan membelah untuk mempertahankan fungsi normalnya, tetapi
kadang-kadang pertumbuhan ini diluar control sehingga sel terus membelah
meskipun sel-sel baru tersebut tidak diperlukan. Pertumbuhan yang
berlebihan ini dapat merupakan suatu keadaan pre kanker, contohnya adalah
polip didaerah usus besar. Setelah melalui periode panjang, polip ini dapat
menjadi ganas. Pada keadaan lanjut, kanker ini dapat menembus dinding usus
besar dan menyebar melalu saluran pembuluh getah bening.
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu
sendiri.terapi akan jauh lebih mudah bila kanker di temukan stadium
dini.tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik.namun
bila kanker ditemukan pada stadium lanjut,atau di temukan pada stadium dini
dan tidak diobati,maka kemungkinan sembuhnyapun akan jauh lebih sulit.
4.2 Rekomendasi
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
ndalam permukaan usus besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000). Gaya
hidup tidak sehat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker kolon.
Maka dari itu kita harus mempraktekkan gaya hidup sehat yang menjaga pola
makan.
45