Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan
sel–sel jaringan tubuh yang tidak normal dimana sel–sel kanker akan
berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri,
selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ–organ penting serta
syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri
untuk mengganti sel–sel yang telah mati dan rusak, namun sebaliknya sel
kanker mengalami pembelahan secara terus menerus meskipuntubuh tidak
memerlukannya sehingga terjadi penumpukan sel baru yang kemudian
disebut tumor ganas (YKI : 2006).

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal


diubah oleh mutasi genetik dari DNA selulerdimana sel abnormal ini
kemudian membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal,
mengakibatkan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut. (Brunner & Suddarth : 2002).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000). Kanker
kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan ephithenial di kolon (Brooker, 2001). Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di ndalam permukaan usus
besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000).

1
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk memahami dan mengetahui penyebab, dan tindakan yang dapat
dilakukan utnuk mencegah penyakit kanker kolon.
Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit kanker kolon.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup makalah ini dibatasi pada pembahasan mengenai kanker
kolon yaitu konsep penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit kanker kolon.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2
2.1 Konsep Penyakit

a. Definisi Kanker Kolon

Kanker usus besar adalah tumor ganas di usus besar. Gejala yang
paling umum dari kanker usus besar adalah buang air besar (BAB)
berdarah. Penyakit ini sering kali berawal dari tumor jinak yang disebut
polip.
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong,
2000). Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan ephithenial di kolon
(Brooker, 2001). Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker
yang ganas di ndalam permukaan usus besar atau rectum (Boyle &
Langman, 2000).

b. Etiologi Kanker Kolon

Kanker usus besar disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada
jaringan usus besar. Akan tetapi, penyebab mutasi gen tersebut belum

3
diketahui dengan pasti. Meski penyebabnya tidak diketahui, ada beberapa
gaya hidup yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit kanker usus besar, antara lain:

 Pola makan kurang serat


 Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak
 Merokok
 Mengonsumsi minuman beralkohol
 Jarang berolahraga

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kanker


kolorektal menurut (Soebachmam, 2011) yaitu :
1. Usia
Resiko terkena kanker kolon meningkat dengan bertambahnya
usia. Kabanyakan kasus terjadi pada orang yang berusia 60-70.
Jarang sekali ada penderita kanker kolon yang usianya di bawah
50. Kalau pun ada, bisa dipastikan dalam sejarah keluarganya ada
yang terkena kanker kolon juga.
2. Polip
Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa.
Jika polip ini langsung dihilangkan pada saat ditemukan, tindakan
penghilangan tersebut akan bisa mengurangi resiko terjadinya
kanker kolon dikemudian hari.
3. Riwayat Kanker
Seseorang yang pernah terdiagnosis kanker kolon (bahkan
pernah dirawat untuk kanker kolon) berisiko terkena kanker kolon
lagi di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker
ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara juga
memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolon.
4. Faktor Keturunan/Genetika
Sejarah adanya kanker kolon dalam keluarga, khususnya pada
keluarga dekat. Orang yang keluarganya punya riwayat penyakit
FAP (Fimilial Adenomatus Polyposis) atau polip adenomatosa
familial memiliki resiko 100% untuk terkena kanker kolon sebelum
usia 40 tahun bila FPA-nya tidak diobati. Penyakit lain dalam
keluarga adalah HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal

4
Cancer) yakni penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun
dalam keluarga, atau sindrom Lynch.
5. Penyakit Kolitis (Radang Kolon) Ulseratif yang tidak diobati
6. Kebiasaan Merokok
Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker
kolon dibandingkan dengan yang bukan perokok.
7. Kebiasaan Makan
Pernah diteliti bahwa kebiasaan makan daging merah (dan
sebaliknya sedikit makan buah, sayuran serta ikan) turut
meningkatkan resiko terkenanya kanker kolon. Sebab daging merah
(sapi dan kambing) banyak mengandung zat besi. Jika sering
mengonsumsi daging merah berarti akan kelebihan zat besi.
8. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna
9. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung bahan
pengawet
10. Kurangnya aktivitas fisik
11. Berat badan yang berlebihan (Obesitas)
12. Infeksi virus tertentu seperti HPV (Human Papiloma Virus)
13. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu.
Misalnya logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang
elektromagnetik.
14. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol khususnya bir.

c. Klasifikasi Kanker Kolon


Derajat kegunaan karsinoma kolon berdasarkan gembaran histolik
dibagi menurut klasifikasi Dukes, berdasarkan dalamnya infiltrasi
karsinoma di dinding usus yaitu :
 Dukes A : dalamnya infiltrasi, terbatas pada dinding usus atau
mukosa
 Dukes B : dalam infiltrasi, menebus lapisan muskularis mukosa.
 Dukes C : dalamnya infiltrasi metastasi kelenjar limfe dengan C1
beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer dan C2 dalam kelenjar
limfe jauh.
 Dukes D : sudah menstatis jauh.

5
Berdasarkan besar diferensiasi sel, terdapat klasifikasi yang terdiri
dari 4 tingkat yaitu :
 Grade I : Sel-sel anaplastic tidak melebihi 25%
 Grade II : Sel-sel anaplastic tidak melebihi 25-50%
 Grade III : Sel-sel anaplastic tidak melebihi 50-75%
 Grade IV : Sel-sel anaplastic lebih dari 75%

Klasifikasi kanker kolon berdasarkan stadium :


 Stadium 0 : Ini adalah tahap terdini yang mungkin terjadi. Kanker
belum bergerak dari tempat bermulanya, dan masih terbatas pada
lapisan terdalam usus besar.
 Stadium I : Kanker telah mulai menyebar, tetapi masih di lapisan
dalam. Ini juga disebut sebagai kanker kolorektal Dukes A.
 Stadium II: Sebagian besar dari kanker telah tumbuh menembus
dinding usus besar dan bisa menjangkau ke dalam jaringan terdekat.
Kanker ini belum menyebar ke kelenjar getah bening.
 Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, tetapi
belum diangkut ke bagian yang jauh di tubuh. Ini juga disebut sebagai
kanker kolorektal Dukes C.
 Stadium IV: Kanker telah diangkut melalui sistem getah bening ke
bagian yang jauh di tubuh. Ini disebut sebagai metastatis. Kanker usus
besar paling sering menyebar ke paru-paru dan hati. Kanker usus
besar stadium IV disebut juga sebagai kanker kolorektal Dukes D.

Klasifikasi karsinoma kolon menurut DUKES :


Klarifikasi TNM Klarifikasi Duke’s Harapan Hidup (%)
Modifikasi
Stage 0 Karsinoma in situ
Stage I Tidak ada penyebaran pada A 90-100
limfonodi, tidak ada
metastasis, tumor hanya

6
terbatas pada submukosa
(T1, N0, M0); tumor
menembus muscularis
propria (T2, N0, M0)
Stage II Tidak ada penyebaran pada B 75-85
limfoid, tidak ada
metastatis, tumor menembus
lapisan subserosa (T3, N0,
M0); tumor sudah penetrasi
ke luar dinding kolon terapi
belum metastatis ke kelenjar
limfe (T4, N0, M0)
Stage Tumor invasi ke limfonodi C 30-40
III regional (Tx, N1, M0)
Stage Metastatis jauh D <5
IV

d. Patofisiologi Kanker Kolon


Penyakit kanker mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan. Sel akan
tumbuh dan membelah untuk mempertahankan fungsi normalnya, tetapi
kadang-kadang pertumbuhan ini diluar control sehingga sel terus
membelah meskipun sel-sel baru tersebut tidak diperlukan. Pertumbuhan
yang berlebihan ini dapat merupakan suatu keadaan pre kanker, contohnya
adalah polip didaerah usus besar. Setelah melalui periode panjang, polip
ini dapat menjadi ganas. Pada keadaan lanjut, kanker ini dapat menembus
dinding usus besar dan menyebar melalu saluran pembuluh getah bening.
Hampir semua karsinoma kolon rektun berasal dari polip, terutama
polip adenomatous. Ini disebut adenoma-carisinoma sequence. Menurut P.
Deyle, perkembangannya dibagi atas tiga fase. Fase pertama yaitu fase
karsinogenial yang bersifat rangsangan. Fase kedua adalah fase
pertumbuhan tumor, fase ini tidak menimbulkan keluhan atau fase tumor

7
asimtomatis. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala
yang nyata, karena keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan
tersebut timbulnya perlahan-lahan dan tidak sering, biasanya penderita
merasa terbiasa dan baru memeriksakan dirinya kedokter setelah
memasuki stadium lanjut.
Tipe nodularsecara makroskopik karsinoma kolon dapat dibagi atas 3
tipe, yaitu :
Bentuk nodular berupa suatu masa yang keras dan menonjol kedalam
lumen, dengan permukaan noduler. Biasanya tidak bertangkai dan meluas
ke dinding kolon. Sering juga terjadi urserasi, dengan dasar ulkus yang
nekrotik dengan tepi yang meninggi, mengalami indurasi dan noduler.
Didaerah sektum, bentuk tumor ini kemungkinan tumbuh menjadi suatu
masalah yang besar, tumbuh menjadi fungoid atau tipe ensefaloid.
Permukaan ulkus akan mengeluarkan puss dan darah.

 Tipe Koloid
Tipe koloid ini tumbuhnya mengalami degenerasi mukoid.
 Skirous
Pada tipe ini reaksi fibrous sangat banyak sehingga terjadi
pertumbuhan yang keras serta melingkari dinding kolon sehingga
terjadi konstriksi kolon untuk membentuk napkinring.
 Papillary atau Polipoid
Tipe ini merupakan pertumbuhan yang sering berasal dari
papilomasimpel atau adenoma.
Secara historogis, hampir semua kanker usus besar adalah
adenokarsinoma yang berasal dari epitel kolon. Bentuk dan
diferensiasinya sempurna mempunyai struktur glandula dan
kelenjar-kelenjarnya sendiri membesar, terjadi pembengkakan sel
kolumna dengan nuclei hipokromasi dengan sel yang mengalami
mitosis. Pada bentuk yang kurang berdifirensiasi sel-sel epitel
terlihat didalam kolumna atau masa.

e. Manifestasi Klinis

8
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan
fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi.Gejala paling menonjol
adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah
gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak
diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan, dan keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah
nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi,
dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang
dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

f. Penatalaksanaan
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu
sendiri.terapi akan jauh lebih mudah bila kanker di temukan stadium
dini.tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik.namun
bila kanker ditemukan pada stadium lanjut,atau di temukan pada stadium
dini dan tidak diobati,maka kemungkinan sembuhnyapun akan jauh lebih
sulit
Diantara pilihan terapi untuk penderitanya,opsi operasi masih
menduduki peringkat pertama,dengan di tunjang oleh kemoterapi dan atau
radioterapi (mungkin di perlukan).
1. Pengobatan
Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal,kemungkinan
pengobatannya adalah:
a. Pembedahan Reseksi
Satu-satunya pengobatan depiniktif adalah pembedahan reseksi
dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon,batas minimal
adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker.untuk
kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan
hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo transpersal.untuk
kanker di kolon transpersal dan di pleksura lienalis,dilakukan
kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosig moidektomi.pada

9
kanker di kolon desendens dan sigmoit dilakukan hemikoletomi kiri
dan di buat anastomosis kolorektal transpersal.untuk kanker di
rektosik moit dan rectum atas dilakukan retosigmoidektomi dan
dibuat anastomosis.desendens kolorektal pada kanker di rectum
bawah dilakukan prokto kolektomi dan dibuat anastomis kolorektal.
b. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma)yang
dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar)
kedinding abdomen (perut),stoma ini bersifat sementara atau
pertamen.
Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi
usus pada kasus sumbatan atau obstruksi usus.sebagai anus setelah
tindakan operasi yang membuang rectum karena adanya tumor atau
penyakit lain.untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan
tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus
(sebagai stoma sementara).
Perawatan pasca operasi kolostomi :
 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Asenden kolostomi atau kolostomi yang dsiikuti dengan
reseksi mungkin fesesnya cair diperlukan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
 Perawatan kulit
Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat sehingga
tindakan yang diambil tepat
 Diet
Dianjurkan mengkonsumsi diet yang seimbang terutama
dengan stoma yang permanen.diet yang di konsumsi sifatnya
individual asal tidak menyebabkan diare,konstipasi dan
menimbulkan gas.
 Irigasi kolostomi bertujuan untuk :
 Mengeluarkan feses gas dan lendir yang memenuhi
kolon.
 Membersihan saluran pencernaan bagian bawah
 Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat
melakukan aktivitas normal

10
g. Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan
mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan/atau sepsis dapat
menimbulkan syok.

h. Pathway

Faktor fredisposisi : genetic, usia,

11
Perubahan metaplasia pada epitel

merokok, penyakit Chorn, obesitas, dinding kolon

konsumsi makanan yang rendah


serat, tinggi lemak, dan protein.

Terjadi Hyperplasia
pada sel kanker

Efek kompresi pada Carcinoma Colon


dinding kolon

Kerusakan jaringan Kompresi ujung saraf Anoreksi Intrevensi bedah


pembuluh darah pada dinding kolon kolostomi
dinding kolon

Asupan nutrisi tidak


adekuat
Pecahnya pembuluh Nyeri abdominal Pasca bedah
darah dinding kolon

Ketidakseimbangan Luka pasca bedah


Nyeri kronis nutrisi kurang dari
Anemia kebutuhan tubuh

Keletihan

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian

12
 Kaji riwayat kesehatan, mendapatkan informasi tentang perasaan lelah,
adanya nyeri abdomen atau rectal dan karakternya (lokasi, frekuensi,
durasi, hubungan dengan makanan atau defekasi.
 Kaji pola eliminasi terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau,
dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mukus.
 Kaji riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip
rektal, riwayat keluarga dan terapi obat saat ini.
 Kaji kebiasaan diet, identifikasi mencakup unsur lemak atau serat serta
jumlah konsumsi alkohol dan riwayat penurunan berat badan.
 Pengkajian mencakup auskultasi abdomen terhadap bising usus dan
palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan massa padat,
spesimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

b. Diagnosa
 Konstipasi b/d lesi obstruktif.
 Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
 Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah.
 Risiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi.
 Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit dan
pengobatannya

c. Intervensi
 Konstipasi b/d lesi obstruktif.
Tujuan : Pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup
dengan ketetapan jumlah dan konsistensi. Intervensi :
1. Selidiki pelambatan awitan atau tak adanya keluaran. Auskultasi
bising usus. R/ Ileus paralitik pasca operasi biasanya membaik dalam
48-72 jam. Pelambatan dapat menandakan ileus atau obstruksi statis
menutup.

13
2. Tinjau ulang pola diet dan jumlah atau tipe masukan cairan. R/
Masukan adekuat dari serat dan makanan kasar memberikan bulk, dan
cairan atau faktor penting dalam menentukan konsistensi feses.
3. Libatkan pasien dalam perawatan secara bertahap.R/ Rehabilitasi
dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri.
4. Berikan unit TENS bila diindikasikan.R/ Stimulasi listrik telah
digunakan pada beberapa pasien untuk merangsang peristaltik.

 Nyeri b/d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.

Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.

Intervensi :

1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 1-10).R/


Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan
analgesik.
2. Yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak akan mencederai
stroma.R/ Menurunkan ketegangan otot, menaikkan relaksasi dan
dapat meningkatkan kemampuan koping.
3. Bantu penggunaan teknik relaksasi.R/ Membantu pasien untuk
istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian sehingga
menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan.
4. Bantu pasien melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi
dini, hindari duduk lama.

R/ Menurunkan kekakuan otot/sendi. Ambulasi mengembalikan organ


ke posisi normal dan meningkatkan kembali fungsi ke tingkat
normal. Ambulasi dan perubahan posisi menurunkan tekanan perianal.

5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (narkotik, analgesik).R/


Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan, khususnya setelah
pemberian AP.

 Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah.

14
Tujuan : Mempertahankan berat badan atau menunjukkan
peningkatan berat badan dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi.

Intervensi :

1. Kaji status nutrisi. R/ Mengidentifikasi kekurangan atau kebutuhan


untuk membantu memilih intervensi.
2. Auskultasi bising usus. R/ Kembalinya fungsi usus menunjukkan
kesiapan untuk memulai makan lagi.
3. Mulai makan dengan makanan cairan perlahan. R/ Menurunkan
insiden kram abdomen, mual.
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan penggunaan yogurth dan
mentega. R/ Membantu menurunkan pembentukan bau.
5. Kolaborasi perencanaan diet yang sesuai. R/ Membantu mengkaji
kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan dan perencanaan dan fungsi
usus.
6. Kolaborasi pemberian makanan parenteral bila diindikasikan. R/ Tidak
toleran pada pemasukan peroral, hiperalimentasi digunakan untuk
menambah kebutuhan komponen pada penyembuhan dan mencegah
status katabolisme.

 Risiko kekurangan volume cairan b/d muntah dan dehidrasi.

Tujuan : Mempertahankan hidrasi adekuat, dengan membran mukosa


lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil.

Intervensi :

1. Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, timbang BB tiap hari.R/


Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan.
2. Observasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia, evaluasi
turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa. R/ Menunjukkan
status hidrasi/kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian
cairan.

15
3. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (Ht dan elektrolit). R/
Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan dan membantu
menentukan kebutuhan penggantian

 Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang penyakit dan


pengobatannya.

Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan


pengobatan.

Intervensi :

1. Instruksikan pasien/orang terdekat dalam perawatan stroma. R/


Meningkatkan penatalaksanaan positif dan menurunkan risiko
ketidaktepatan perawatan.
2. Anjurkan peningkatan masukan cairan. R/ Kehilangan fungsi normal
kolon untuk cadangan air dan elektrolit dapat menimbulkan dehidrasi
dan konstipasi.
3. Diskusikan kemungkinan kebutuhan untuk menurunkan masukan
garam. R/ Garam dapat meningkatkan haluaran ileal, potensial risiko
dehidrasi dan meningkatkan frekuensi kebutuhan/ ketidaknyamanan
pasien.
4. Tekankan pentingnya mengunyah makanan dengan baik, masukan
cairan adekuat dan makanan tinggi serat dan hindari selulosa. R/
Menurunkan risiko obstruksi usus.
5. Diskusikan tentang melakukan aktivitas seperti sebelum pembedahan.
R/ Menikmati aktivitas seperti sebelumnya dan pada beberapa kasus
meningkatkan tingkat aktivitas.
6. Konsulkan pasien mengenai penggunaan obat-obatan dan masalah
berkenaan dengan pengobatan fungsi usus. R/ Beberapa obat-obatan
yang oleh pasien direspon berbeda, meliputi laksatif, salisilat,
antibiotik, dan diuretik.

d. Evaluasi

16
1. Pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketetapan
jumlah dan konsistensi.
2. Nyeri hilang atau terkontrol.
3. Mempertahankan berat badan atau menunjukkan peningkatan berat badan
dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi.
4. Hidrasi adekuat, dengan membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
pengisian kapiler baik, tanda vital stabil.
5. Memahami tentang kondisi dan pengobatan.

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Kasus
a. Pengkajian
Tujuan dari pengkajian atau anamnesa merupakan kumpulan informasi
subyektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien terkait
dengan masalah kesehatan yang menyebabkan pasien melakukan kunjungan
ke pelayanan kesehatan (Niman, 2013). Identitas pasien yang perlu untuk
dikaji meliputi:
 Meliputi nama dan alamat
 Jenis kelamin
 Umur: paling sering menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun
 Pekerjaan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pengkajian ini dilakukan untuk mendukung keluhan utama.
Lakukan pertanyaan yang bersifat ringkas sehingga jawaban yang

17
diberikan klien hanya kata “ya” atau “tidak” atau hanya dengan
anggukan kepala atau gelengan.
b. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
Pengkajian yang mendukung adalah mengkaji apakah sebelumnya
klien pernah menderita penyakit lain. Orang yang sudah pernah terkena
kanker usus besar dapat terkena kanker usus besar untuk kedua kalinya.
Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus
(endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih
tinggi untuk terkena kanker usus besar.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga:


Secara patologi kanker colon tidak diturunkan, tetapi perawat perlu
menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga
lainnya mempunyai riwayat kanker usus besar pada keluarga, maka
kemungkinan terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara
anda terkena kanker pada usia muda
d. Riwayat Tumbuh Kembang
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan
pertumbuhan seseorang yang dapat mempengaruhi keadaan penyakit
seperti gizi buruk atau obesitas.
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pada riwayat sosial ekonomi pasien terkait makanan dan nutrisi
yang dikonsumsi oleh pasien setiap harinya.
f. Riwayat Psikologi
Cara pasien menghadapi penyakitnya saat ini, dapat menerima, ada
tekanan psikologis berhubungan dengan sakitnya itu. Kita kaji tingkah
laku dan kepribadian.

18
g. Persepsi kesehatan dan cara pemeliharaan kesehatan
Cara klien menjaga kesehatan, cara menjaga kesehatan,
pengetahuan klien tahu tentang penyakitnya, tanda dan gejala apa yang
sering muncul, perilaku mengatasi kesehatan, pengetahuan penyebab
sakitnya.
h. Nutrisi metabolik
Makan atau minum; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi, obat-
obatan yang dikonsumsi.
i. Eliminasi
Pola buang air besar atau buang air kecil: teratur, frekuensi, warna,
konsistensi, keluhan nyeri.
j. Aktivitas dan latihan
Aktivitas sehari-hari yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari, bantuan dalam melakukan aktivitas, keluhan klien saat
beraktivitas.
k. Tidur dan istirahat
Kualitas tidur klien, kebiasaan tidur klien, kebiasaan sebelum tidur
klien.
l. Kognitif dan persepsi sensori
Pengkajian nyeri PQRST, penurunan fungsi pancaindera, alat bantu
yang digunakan misalnya kaca mata.
m. Persepsi dan konsep diri
Cara klien menggambarkan dirinya sendiri, pandangan klien
terhadap penyakitnya, harapan klien terhadap penyakitnya.
n. Peran dan hubungan dengan sesama
Hubungan klien dengan sesama, hungan klien dengan orang lain
keluraga, perawat dan dokter
o. Reproduksi dan seksualitas
Gangguan pada hubungan seksualitas klien, mekanisme koping dan
toleransi terhadap stres
p. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres

19
Cara klien menghadapi masalah, cara klien mengatasi solus.
q. Nilai dan kepercayaan
Kebiasaan dalam menjalankan agama, tindakan medis yang
bertentangan dengan kepercayaan klien, menjalankan ajaran agama
yang dianut klien, persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat
dari sudut pandang nilai dan kepercayaan klien.
r. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis GCS E4V5M6
Skala nyeri 5

Tanda vital:
a. Tekanan Darah : 140/90 mm/Hg
b. Nadi : 105 X/mnt
c. RR : 24 X/mnt
d. Suhu : 36°C

Interpretasi :
Tekanan darah pasien tinggi karena pasien berusia hmpir 60 tahun. Nadi
tinggi karena pasien biaanya nyeri, RR, suhu dalam batas normal dan tidak ada
gangguan. Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : Tidak ada benjolan/kanker kolon , tidak ada lesi dikepala,
penyebaran rambut merata, rambut bersih, hitam, tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis, posisi dan kesejajaran mata normal,
dilatasi pupil normal, ada reaksi dengan cahaya, tidak memakai kacamata,
fungsi penglihatan normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

20
3. Telinga
Inspeksi : Bentuk dan ukuran telinga normal, tidak ditemukan
pembengkakan, telinga dalam keadaan bersih, ketajaman pendengaran
normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung normal, simetris, pernapasan cuping hidung,
bersih, tidak ada pembengkakan, tidak ada secret
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : Bibir : mukosa bibir kering, rongga mulut : jumlah gigi lengkap,
lidah : bersih, warna lidah putih
6. Leher
Inspeksi : bentuk normal, simetris, tidak ada distensi vena jugularis, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba nadi karotis
7. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal , simetris , tidak ada retraksi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru-paru sonor (normal), suara jantung pekak
Auskultasi: S1-S2, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
seperti ronkhi, wheezing, snoring
8. Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen
Auskultasi : Peristaltik normal (20x/menit)
Perkusi : Timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Urogenital
Tidak terkaji
10. Ekstremitas
Ekstremitas Atas

21
Inspeksi : gerak tangan antara dekstra dan sinistra seimbang, kekuatan otot
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : kekuatan otot dekstra sinistra 5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada massa
11. Kulit dan kuku
Inspeksi :
Kulit : kulit lembab, warna kulit kuning langsat, turgor kulit baik
Kuku : kuku pendek dan bersih
Palpasi : CRT 2 detik

12. Keadaan lokal


Kondisi umum pasien biasanya adalah composmentis degan nilai
GCS 14-15.

Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboraorium
2. Pemeriksaan hispatologi
3. Pemeriksaan MSCT-Scan

b. Analisa Data
N DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
O

1. DS : Ca Colon Nyeri Kronis


- Pasien mengatakan nyeri pada
perut bagian bawah
- Pasien mengatakan tidak nafsu
Kompresi tumor
makan
pada dinding kolon
- Pasien mengatakan keluar banyak
keringat
- Pasien mengatakan sulit tidur

22
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 Kompresi ujung
- P : Nyeri terasa saat pasien
saraf nyeri
beraktivitas maupun istirahat
- Q : Nyeri terasa seperti ditusuk
- R : Nyeri terasa di perut bagian
bawah Nyeri abdominal
- S : Skala nyeri 5
- T : nyeri dirasa lebih dari 3 buulan,
muncul sewaktu-waktu dengan
Nyeri kronis
durasi yang tidak menentu.
DO :
- Skala nyeri wajah psien 6
- Mata kurang bercahaya
- Dilatasi pupil
- Gerakan mata hanya berfokus pada
bagian yang sakit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak memegangi
perutnya bagian bawah
- Pasien tampak geliah
- Nadi : > 100 x/menit
2. DS : Ca Colon Keletihan
- Pasien mengatakan tidak mampu
beraktivitas seperti biasanya Kompresi tumor
- Pasien mengatakan tidak mampu
pada dinding kolon
melaksanakan tanggung jawabnya
- Pasien mengatakan mudah lelah
- Pasien mengatakan sering Kerusakan jaringan
mengantuk pembuluh darah
- Pasien mengatakan semua
aktivitasnya di bantu oleh keluarga Pecahnya
DO : pembuluh darah
- Wajah pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir tampak pucat Perdarahan
- Kuku-kuku tampak pucat intestinal, feses
- CRT > 3 detik
- Hb < normal campur darah

23
- Pasien tampak lemas dan berbaring
di tempat tidur Anemia

Keletihan

3. DS : Ca colon Ketidakseimbanga
- Pasien mengatakan tidak nafsu n nutrisi kurang
makan Kompresi tumod dari kebtuhan
- Pasien mengatakan nyeri abdomen
pada dinding kolon tubuh
- Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
DO :
Anoreksia
- Bising usus > dari normal
- Membran mukosa bibir tampak
pucat Asupan nutrisi
- Berat badan di bawah ideal tidak adekuat
- Penurunan berat badan
- Hanya menghabiskan setengah
porsi makanan Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebtuhan
tubuh
DS: Ca colon Risiko ifeksi
4.
- Pasien mengatakan sudah
melakukan operasi pembedahan Intervensi bedah
kolostomi kolostomi
DO :
- Pasien tampak luka pasca bedah Luka pasca bedah
kolostomi

24
Risiko ifeksi

c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kompresi tumor pada
ujung saraf nyeri di dinding kolon
2. Keletihan berhuungan dengan anemia karena adanya
perdarahan intestinal dan feses bercampur darah
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat
4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka paca bedah
kolostomi

d. Intervensi
N Diagnosa NOC NIC
O
1. Nyeri Kronis Kriteria hasil : (1400) Manajemen Nyeri
(001330) Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Domain 12 : keperawatan 3x24 jam secara komprehensif
Kenyamanan diharapkan pasien mampu termasuk lokasi,
Kelas 1 : untuk: karakteristik, durasi,
Kenyamanan 1. Meunjukkan kontrol nyeri frekuensi, kualitas dan
Fisik) dengan indikator : faktor presipitasi
a. Mengenali factor
2. Observasi reaksi nonverbal
penyebab dari sekala 2
dari ketidaknyamanan
jarang menjadi sekala 4
3. Gunakan teknik komunikasi
sering melakukan
terapeutik untuk mengetahui
b. Mengenali onset lamanya
pengalaman nyeri pasien
sakit dari sekala 2 jarang
4. Kaji kultur yang
menjadi sekala 4 sering

25
melakukan mempengaruhi respon nyeri
c. Menggunakan metode
5. Kaji tipe dan sumber
pencegahan dari sekala 2
nyeri untuk menentukan
jarang menjadi sekala 4
intervensi
sering melakukan
6. Ajarkan tentang teknik non
d. Menggunakan metode
farmakologi
nonanalgetik untuk
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri dari
mengurangi nyeri
sekala 2 jarang menjadi
8. Evaluasi keefektifan kontrol
sekala 4 sering melakukan
e. Menggunakan analgetik nyeri
sesuai kebutuhan dari 9. Kolaborasikan dengan
sekala 2 jarang menjadi dokter jika ada
sekala 4 sering melakukan keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil

2. Keletihan Kriteria hasil: (0180) Manajemen energi


(00093) Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji statu fisiologis pasien
Domain 4 : keperawatan 3x24 jam yang menyebabkan
Aktivitas/istirah diharapkan Pasien mampu kelelahan
at untuk: 2. Ajarkan pasien
Kelas 3 : 1. Menunjukkan tingkat mengungkapkan perasaan
Keseimbangan kelelahan dengan secara verbal
energi indikator : 3. Perbaiki defisit status
a. Kelelahan dari skala 2
fisiologis pasien
cukup berat ditingkatkan
4. Pilih intervensi untuk
ke skala 4 menjadi ringan
mengurangi kelelahan baik
b. Kehilangan selera makan
secara farmakologi maupun
dari skala 2 cukup berat
non farmakologi
ditingkatkan ke skala 4
5. Monitor intake/asupan
menjadi ringan

26
c. Kelenjar getah bening nutrisi untuk mengetahui
dari skala 2 cukup berat sumber energi yang adekuat
ditingkatkan ke skala 4 6. Monitor lokasi sumber nyeri
menjadi ringan yang dialami pasien
d. Kegiatan sehari-hari dari
7. Tingkatkan tirah baring dan
skala 2 cukup berat
batasi kegiatan
ditingkatkan ke skala 4
menjadi ringan

3. Ketidakseimb Kriteria hasil: (1100) Manajemen nutrisi


angan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan status gizi pasien
kurang dari keperawatan 3x24 jam dan kemampuan pasien untuk
kebutuhan diharapkan Pasien mampu memenuhi kebutuhan gizi
tubuh (00002) untuk: 2. Tentukan apa yang menjadi
Domain 2 : 1. Menunjukkan tingkat preferensi makanan bagi
Nutrisi kelelahan dengan pasien
Kelas 1 : indikator : 3. Tentukan jumlah makanan
Makan a. Asupan gizi dari skala 2 dan kalori untuk memenuhi
banyak menyimpang dari kebutuhan gizi
rentang normal 4. Monitor kalori dan asupan
ditingkatkan ke skala 4 makanan
sedikit menyimpang dari (0180) Manajemen energi
rentang normal 1. Kaji statu fisiologis pasien
b. Asupan makanan dari yang menyebabkan
skala 2 banyak kelelahan
menyimpang dari rentang 2. Ajarkan pasien
normal ditingkatkan ke mengungkapkan perasaan
skala 4 sedikit secara verbal
menyimpang dari rentang 3. Perbaiki defisit status
normal fisiologis pasien
c. Energi dari skala 2 4. Pilih intervensi untuk

27
banyak menyimpang dari mengurangi kelelahan baik
rentang normal secara farmakologi maupun
ditingkatkan ke skala 4 non farmakologi
sedikit menyimpang dari 5. Monitor intake/asupan
rentang normal nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat
6. Monitor lokasi sumber nyeri
yang dialami pasien
7. Tingkatkan tirah baring dan
batasi kegiatan
4. Risiko Infeksi Kriteria hasil: (6540) Kontrol infeksi
(00004) Setelah dilakukan tindakan 1. Cuci tangan sebelum dan

Domain 11 : keperawatan 3x24 jam sesudah melakukan

Keamanan/perli diharapkan Pasien mampu perawatan ke pasien


2. Pastikan teknik perawatan
ndungan untuk:
luka yang tepat
Kelas 1 : Infeksi 1. Menunjukkan tingkat 3. Ajarkan pasien dan keluarga
kontrol infeksi dengan mengenai tanda dan gejala
indikator : infeksi dan kapan harus
a. Mengidentifikasi faktor melapor ke tenaga kesehatan
risiko infeksi dari skala 2 4. Kolaborasi untuk

jarang menunjukkan memberikan terapi antibiotik

ditingkatkan ke skala 4 yang sesuai

sering mennjukkan
b. Mengetahui perilaku
yang berhubungan
dengan risiko infeksi dari
skala 2 jarang
menunjukkan
ditingkatkan ke skala 4
sering mennjukkan
c. Mempertahankan

28
lingkungan yang bersih
dari skala 2 jarang
menunjukkan
ditingkatkan ke skala 4
sering mennjukkan

e. Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di
rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien
tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan
nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial, dan upaya komplikasi.

f. Evaluasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di
rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien
tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan
nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial, dan upaya komplikasi.

29
3.2 Pembahasan
a. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 21 maret 2014
Jam Pengkajian : 12.00 WIB
Ruang : Bedah
 Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur :45 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang
Tanggal Masuk RS : 21 maret 2014
Jam Masuk RS : 08.00 WIB
Diagnosa Medis : CA Colon post operasi

30
No. Registrasi : B314977

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub.dgn Pasien : Anak kandung
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang

 Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IV

 Riwayat Keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
Pasien masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2014 pukul 08.00
WIB dengan keluhan nyeri pada perut bagian kuadran IV .Pasien
masuk rumah sakit dengan ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi
Colostomy pada tanggal 22 maret 2014. Pasien mengalami
pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3%.

b. Riwayat Keperawatan Dahulu


Pasien mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Dan
tanggal 21 maret 2014 pasien dirujuk ke RS Harapan Kita.

c. Riwayat Kperawatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau
mempunyai penyakit seperti pasien dan penyakit menular lainnya.

31
 Pola Fungsional Kesehatan Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota
keluarganya yang sakit biasanya dibelikan obat diwarung atau dibawa
ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau dokter rumah

b. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum sakit pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari
hari sebagai pedagang dan ibu rumah tangga. Akan tetapi selama
dirawat dirumah sakit pesien mengatakan tidak dapat melakukan
aktivitasnya secara mandiri dan segala aktivitasnya dilakukan
ditempat tidur.
Pola aktivitas selama pasien sakit adalah sbb :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi V
Berpakaian V
Eliminasi V
Makan V
Mobilisasi V

Keterangan
0: mandiri
1: dibantu sebagian
2: perlu bantuan orang lain
3:perlu bantuan orang lain dan alat
4: tergantung dan tidak mampu
Pasien terlihat lemah karena efek dr anestesi

c. Pola istirahat tidur


Tidak terkaji

d. Pola nutrisi dan metabolic

32
Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu
nasi,lauk,sayur satu porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8
gelas/hari.
Selama dirawat diRS, pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
menu lunak(bubur,lauk, sayur)dan hanya menghabiskan ½ porsi saya.
Pasien minum kurang lebih 5-6gelas/hari. Saat dikaji pasien
mengatakan sedang puasa.

e. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien
mengatakan sebelum dirawat di RS sejak 5bulan yg lalu pasien
mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit pada
anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat tua dengan
kosistensi keras.
Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien
BAK 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih. Jumlah urine sekali
BAK 500cc. Setelah dirawat diRS pasien mengatakan belum BAB
sejak 5hari yang lalu pasien BAK 4-5x/hari dengan warna kuning
jernih,jumlah urine sekali BAK kurang lebih 470cc.

f. Pola kognitif dan perseptual


Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan
pada indra pendengaran,penglihatan, perasaan dan penciuman. Semua
fungsi indra masih berfungsi dengan baik. Pasien mengatakan nyeri
dengan managejemen nyeri sbb:
P : Luka post operasi
Q: nyeri dirasa cekit-cekit
R : Nyeri dirasakan pada perut kuadran ke-IV
S : Nyeri dirasakan pada skala 5
T : Nyeri dirasakan terus-menerus

33
g. Pola konsep diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh

h. Pola koping
Tidak terkaji

i. Pola sexual –reproduksi


Pasien mengatakan sudah lupa usia berapa pertama kali
menstruasi.Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.Sebelum
sakit pola seksual pasien baik.Pasien mengatakan saat mulai
merasakan sakit pada anusnya pasien tidak nyaman saat berhubungan
seksual dengan suaminya.

j. Pola Peran dan Hubungan


Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis

k. Pola Nilai dan Kepercayaan


Pasien beragama islam

 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD 120/80 mmHg
Nadi 80 x/menit
Suhu 37˚ C via aksila
RR 24 x/menit
d. Anthropometri : TB 150 cm
BB 44 kg
e. Kepala : Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak
ada ketombe, rambut hitam bergelombang
f. Mata : Konjungtiva tidak anemis

34
g. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada
epitaksis, tidak ada pernafasan cuping hidung
h. Mulut : Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab
berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi,
lengkap dan bersih.
i. Leher : Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea
lurus fungsi menelan baik
j. Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri
bawah, warna merah muda Au : bising usus 4 x/menit Pa : Tidak
teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Pe : Tymphani
i. Ekstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm,
capillary refill ka=ki ≤ 2 detik, tangan kanan dan kiri tidak
ditemukan edema dan sianosis
j. Genetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada
anus teraba benjolan

 Data Psikologis
Status Emosi : Pasien kooperatif

 Data Spiritual
Tidak terkaji

 Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 21 maret 2014
HEMATOLOGY
Parameter Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 12,20 % 13-16
Hematrokit 37,3 % 35-47
Eritrosit 4,26 juta/mmk 3,5-5,6
MCH 28,6 Pg 27-32

35
MCV 87,5 Fl 75-96
MCHC 32, g/dl 29-36
Lekosit 12,9 ribu/mmk 4-11

 Program Terapi ( 21 maret 2014)


Instruksi post operasi :
1. Diit lunak 1900 kkalori (bubuk,lauk,sayuran
2. Infuse RL 20 tpm
3. Injeksi cefotaxine 2x1 gram
4. Tramadol 3x30 gram
5. Bising Usus+: boleh makan

 Analisa Data
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77

Tanggal/Jam DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI Ttd


No
1 22 maret DS: Pasien Nyeri akut Trauma
2014 mengatakan nyeri pada jaringan dan
12.00 WIB perut bagian kuadran reflek
IV spasme otot
Manajemen nyeri: sekunder
P : Pasien mengatakan akibat
nyeri post op. operasi
Q : Pasien mengatakan
nyeri terasa cekit-cekit
R : Pasien mengatakan
nyeri pada perut
bag.kuadran IV
S: skala nyeri 5
T : nyeri terus –
menerus
DO : Pasien
mengatakan
memegangi perut
bag.yang nyeri dan
merintih kesakitan
2 22 maret DS : Pasien Keseimbangan Pemenuhan
2014 mengatakan tidak nutrisi kurang nutrisi yang

36
12.00 WIB nafsu makan dari kebutuhan tidak
Pasien mengatakan tubuh adekuat
hanya menghabiskan
½ porsi makan
DO :
A→ TB : 150cm
BB : 44kg
IMT : 19,56
B→ HB : 12,20 %
Albumin : 3,3
gr/dl
D→ Diit lunak 1900
kkalori (bubur, lauk,
sayur)
3 22 maret DS : Pasien Resiko Pasca
2014 mengatakan ingin infeksi pembedahan
12.00 WIB menggaruk-garuk
daerah sekitar stoma
DO : Didapatkan luka
stoma yang terlihat
basah dan merah (H1)
Lekosit : 12,9 ribu
/mmk
4 22 maret DS : Pasien Defisit Kelemahan
2014 mengatakan perlu perawatan diri atau nyeri
12.00 WIB bantuan orang lain post operasi
untuk melakukan
aktivitas dan tidak
leluasa bergerak
DO : aktivitas : 2
Beepakaian : 2
Eliminasi : 2
Makan : 2
Mobilisasi : 2
Pasien bedrest
total
Keterangan pasien
perlu bantuan orang
lain

b. Diagnosa Keperawatan :
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77

37
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat
operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi
sekunder akibat kanker
3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi

38
c. Rencana Tindakan
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77

Tang DIAGNOSA TUJUAN


No
gal KEPERAWAT &KRITERIA INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
.
/Jam AN HASIL
1. 22 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Memonitor TTV Dapat mengindikasikan rasa 06.00WIB S: Pasien
mare b.d trauma tindakan sakit akut dan ketidaknyamanan 1. Memonitor TTV mengatakan
t jaringan dan keperawatan nyerinya sudah
2014 reflek spasme selama 1x 24 jam berkurang dan
Pendekatan PQRST dapat secara
15.0 otot sekunder nyeri berkurang 2. Kaji ulang 07.00 WIB merasa lebih
0 akibat operasi dengan KH : memanajemen nyeri komprehensif menggali kondisi 2. Memberikan obat nyaman, dengan
WIB 1. Skala nyeri dan lakukan nyeri pasien , apabila pasien analgetik (tramadol pengkajian ulang
berkurang pengkajian ulang nyeri mengalami skala nyeri 3 ( 0-4) , 3x30 g) sesuai advis nyeri
dari 5 menjadi 3 P,Q,R,S,T keadaan ini merupakan yang Dokter
perlu perawat waspadai karena P: pasien
2. Pasien mengatakan
memberikan manifestasiklinik
mengatakan lebih nyeri terasa
nyaman yang bervariasi dari komplikasi cekit-cekit
pascabedah reseksi kolon
3. Pasien terlihat Pengaturan posisi semiflower Q: pasien
tidak memegangi 3. Posisikan pasien dapat membantu merelaksasi 07.10 WIB mengatakan
bag.yang nyeri senyaman mungkin oto-otot abdomen pascabedah 3. Memposisikan klien nyeri karena post
sehingga dapat menurunkan senyaman mungkin op
4. Pasien mampu stimulas nyeri dari luka

39
untuk melakukan pascabedah R: pasien
tehnik relaksasi mengatakan
dengan latihan Meningkatkan intake oksigen nyeri pada perut
nafas dalam dan sehingga akan menurunkan nyeri kuadran IV
tehnik distraksi sekunder dari penurunan oksigen S: Skala nyeri3
4. Ajarkan tehnik 07.20 WIB T: pasien
lokal
5. TTV 110- relaksasi dengan 4.Mengajarkan teknik mengatakan
140/80-90 mmHg latihan nafas dalam relaksasi dengan cara nyeri kadang-
Distraksi dapat menurunkan
latihan nafas dalam kadang
6. Nadi 80- stimulus internal O: Pasien
100x/menit Anlgetik diberikan untuk tampak lebih
5. Ajarkan teknik membantu menghambat stimulus nyaman dan
distraksi nyeri khe pusat persepsi nyeri terlihat tidak
dikonteks serebri sehingga nyeri memegangi perut
berkurang bagian perut
6. Berikan obat yang nyeri
analgetik (tramadol) TD : 120/80
3x30 gr sesuai advice mmhg
dokter N : 20 x /
menit
A: masalah nyeri
akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
2. 22 Ketidakseimb Setlah dilakukan 1. Berikan porsi Makanan dapat lewat dengan 06.30 S: pasien
mare angan nutrisi tindakan makan sedikit tapi mudah kelambung , dan 1. Menganjurkan pasien mengatakan mau
t kurang dari keperawatan sering membuat lambung tidak bekerja makan dengan porsi makan dan

40
2014 kebutuhan selama 2x24 jam. lebih keras sedikit tapi sering mampu
15.0 tubuh b.d Kebutuhan Dapat merangsang nafsu makan menghabiskan 1
0 peningkatan nutrisi klien 2. Anjurkan untuk 06.45 porsi makanan.
WIB kebutuhan ter[enuhi dengan makan selagi makanan 2. Menganjurkan O : TB : 150 cm,
kalori dan criteria hasil: masih hangat Agar mengetahui peningkatan makan selagi BB : 44,1 kg ,
kesulitan 1. Nafsu makan atau penurunan dari tindakan makanan masih hangat IMT : 19,6
dalam pesien meningkat yang kita lakukan Albumin :
mencerna ditandai dengan Sebagian pasien tidak tahu 09.00 3,7 gr/dl
kalori yang pasien mampu 3. Memonitor BB tiap 3. memonitor BB /hari Hb : 14,6 %
pentingnya nutrisi bagi pasien ,
mencukupi menghabiskan 1 hari A : masalah
sekunder porsi makan. dan pasein mau makan sesuai teratasi sebagian
akibat kanker dengan waktunya dan porsinya P : pertahankan
2. BB klien 11.00 intervensi 1, 5, 6
meningkat 0,3kg 4. Berikan penkes ttg Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi 4.memberikan penkes
2 hari pentingnya nutrisi Agar kebutuhan protein dan zat tentang pentingnya
bagi tubuh besi terpenuhi. nutrisi bagi tubuh
3. Nilai albumin
dan hb normal
(albumin 3,5-5,0
gr/dl, Hb 13-16 12.00
%) 5. Monitor pemberian 5.memonitor pemberian
diit diit

6. Anjurkan pasien 15.00


untuk makan makanan 6.Menganjurkan pasien
yang mengandung untuk makan makanan
protein yang mengandung
(telur,daging,tempe, protein dan zat besi.

41
tahu) dan makanan
yang mengandung zat
besi (sayuran
hijau,daging,dll)

3. 22 Resiko Setelah dilakukan 1. Monitoring tanda- Dapat mengetahui 08.00 S : pasien


mare infeksi b.d tindakan tanda infeksi perkembangan penyakit 1. Memonitor tanda mengatakan
t tempat keperawatan tanda infeksi nyerinya
2014 masuknya selama 3x24jam 2. Proteksi infeksi Kondisi bersih dan kering akan berkurang dan
15.0 organism diharapkan klien dengan cara menghindari kontaminasi 08.15 tidak gatal.
0 sekunder tidak terjadi lingkungan sekitar komensal dan akan 2. Memproteksi dengan O : disekitar area
WIB akibat infeksi di area harus bersih,luka tidak menyebabkan respons inflamasi cara lingkungan sekitar luka terlihat
pembedahan luka post operasi boleh kena air sampai lokal , serta akan memperlama harus bersih, luka tidak kemerahan tetapi
dengan KH : jahitan di angkat penyembuhan boleh kena air selama tidak timbul push
1. Luka jahitan tidak diangkat A : masalah
bersih,tidak ada teratasi
kemerahan di Perawatan luka sebaiknya tidak P : pertahankan
sekitar luka setiap hari untuk menurukan intervensi 1, 2 ,
3. Lakukan perawatan kontak tindakan dengan luka 08.20 3, 4,5
2. Tidak ada pus luka dengan arsetif 3. Melakukan perawatan
yang kondisi steril sehingga
di sekitar luka luka
mencegah kontaminasi kuman
3. Suhu normal keluka bedah 08.30
36-37,5°C Agar luka tidak terkontaminasi 4.mencuci tangan
4. Cuci tangan oleh tangan kita . dan tidak sebelum melakukan
4. Lekosit 4-11 sebelum melakukan terjadi resiko infeksi tindakan
ribu/mmk tindakan

42
4. 22 Defisit Setelah dilakukan 1.monitor kemampuan memonitor kemampuan aktifitas 06.30 S : pasien
mare perawatan diri tindakan aktifitas klien klien seperti makan, mandi, dan 1.memonitor mengatakan
t b.d kelemahan keperawatan eliminasi agar tidak terjadi hal kemampuan aktifitas mampu
2014 atau nyeri post selama 2x24 jam yang tidak diinginkan klien seperti makan, memenuhi
15.0 operasi diharapkan mandi, dan eliminasi kebutuhan sehari
0 kebutuhan sehari- 2.bantu klien dalam untuk meningkatkan keinginan hari secara
WIB hari klien melakukan aktifitas pasien untuk melakukan aktifitas 06.30 mandiri
terpenuhi dg KH: secara mandiri kebutuhan sehari-hari secara 2.membantu klien meskipun kadang
1.pasien mandi 1 mandiri dalam melakukan masih

43
X dengan bantuan aktifitasnya secara memerlukan
membantu dalam melakukan mandiri. bantuan orang
2. kulit pasien aktifitas secara mandiri dapat lain.
terlihat bersih dan mempercepat pasien beratifitas 06.30 O : pasien
wangi secara mandiri 3. melakukan mobilisasi mempu makan
secara bertahap dimulai sendiri tanpa
3.gigi pasien 3. lakukan mobilisasi agar pasien terbiasa melakukan dalam aktifitas ringan bantuan orang
terlihat bersih dan secara bertahap dan tidak menyebabkan seperti ganti baju dan lain.
tidak berbau dg kelelahan ROM A : masalah
menggosok gigi 2 4. motivasi klien teratasi sebagian
X sehari untuk melakukan untuk meningkatkan keinginan 06.30 P : lanjutkan
aktifitas kebutuhan pasien untuk melakukan aktifitas 4. memotivasi klien intervensi 1, 2 , 3
4. pasien mampu sehari hari secara kebutuhan sehari-hari secara untuk melakukan ,4
makn 3X sehari mandiri mandiri aktivitas secara mandiri.
tanpa bantuan
orang lain

44
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000). Kanker
kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan ephithenial di kolon (Brooker, 2001). Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di ndalam permukaan usus
besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000).
Penyakit kanker mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan. Sel akan
tumbuh dan membelah untuk mempertahankan fungsi normalnya, tetapi
kadang-kadang pertumbuhan ini diluar control sehingga sel terus membelah
meskipun sel-sel baru tersebut tidak diperlukan. Pertumbuhan yang
berlebihan ini dapat merupakan suatu keadaan pre kanker, contohnya adalah
polip didaerah usus besar. Setelah melalui periode panjang, polip ini dapat
menjadi ganas. Pada keadaan lanjut, kanker ini dapat menembus dinding usus
besar dan menyebar melalu saluran pembuluh getah bening.
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu
sendiri.terapi akan jauh lebih mudah bila kanker di temukan stadium
dini.tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik.namun
bila kanker ditemukan pada stadium lanjut,atau di temukan pada stadium dini
dan tidak diobati,maka kemungkinan sembuhnyapun akan jauh lebih sulit.

4.2 Rekomendasi
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
ndalam permukaan usus besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000). Gaya
hidup tidak sehat juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker kolon.
Maka dari itu kita harus mempraktekkan gaya hidup sehat yang menjaga pola
makan.

45

Anda mungkin juga menyukai