Anda di halaman 1dari 10

SOAL UJIAN PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI RS URINDO ANGAKATAN

XVIIA

Rudi adalah seorang apoteker Kepala Instalasi Farmasi (IFRS) sejahtera. RS

Sejahtera terletak di Jakarta Timur yang luasnya kira – kira RS 3,5Ha. Merupakan

RS umum pusat vertikal yang menerima pasien BPJS. RS tersebut memiliki tempat

tidur sejumlah 750.

Seorang pasien BPJS dirawat inap bernama Tuti perlu di rawat karena menderita

penyakit diabetes sejak tanggal 20 mei 2019-07-18 pasien tersebut mendapat resep

R/ metformin 500mg

S 2dd1

R/ Lipitor 20mg

S 1dd1

R/ Zyloric 100mg

S1dd1

Pasien tersebut dirawat selama 5 hari

Pada bulan mei 2019 Rudi diminta oleh direktur utama untuk menghitung berapa

kebutuhan dana untuk pengadaan obat tahun 2020.

1
Data pada tahun sebelumnya adalah :

- Pendapatan pasien rawat inap Rp. 12M/bulan

- Jumlah pasien di rawat 700 orang/ bulan

- Pendapatan obat untuk pasien rawat jalan sebesar Rp. 6M/ bulan

- Jumlah resep rawat jalan 600 lembar/ bulan

- Rata – rata keuntungan IFRS 20%

- Prediksi inflasi 10%

- Rencana pengembangan tahun 2020 adalah 10%

- IFRS melaksanakan pelayanan farmasi satu pintus

Pertanyaan :

1. Bagaimana Rudi menghitung berapa dana yang diperlukan oleh Instansi

Farmasi untuk kebutuhan pasien rawat inap dan pasien rawat jalan tahun

2020 untuk diserahkan kepada Dirut RS?

Jawab:

Kebutuhan dana tahun 2020 pasien rawat inap di Instalasi Farmasi

£ (jumlah) pasien rawat inap x biaya obat/ tempat tidur

= 700 x 1.200.000.000/ 750

= 700 x 1.600.000

= 1.120.000.000 + 20%

= 1,3 M – 10%

= 10,639.200.000

dari Mei sampai januari 2020 kebutuhan dana Instalasi Farmasi kebutuhan

dana rawat jalan tahun 2020 di Instalasi Farmasi adalah:

£ (jumlah) kunjungan x biaya obat/ kunjungan

2
= 600 x 6.000.000.000/ 600

= 6M

Menghitung perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan cara :

- Melakukan analisis VEN

- Menyusun prioritas kebutuhan dan penyesuaian kebutuhan dengan

anggaran yang tersedia.

2. Ketika Rudi membuat perencanaan obat, metode apa yang digunakan untuk

pembelian obat agar memudahkan pekerjaan tersebut?

Jawab:

Untuk pembelian obat agar memudahkan pekerjaan Rudi dalam

merencanakan pengadaan obat metode yang digunakan adalah “Metode

Proyeksi Tingkat Pelayanan dari keperluan Anggaran”, sebab metode ini

merupakan metode yang menggunakan data pasien rawat inap dan rawat

jalan, selain itu metode ini digunakan untuk menaksir keuangan keperluan

pengadaan obat berdasarkan biaya per pasien yang diobati setiap macam –

macam level dalam sistem kesehatan yang sama.

3. Panitia pengadaan menggunakan metode pembelian yang termudah untuk

obat pasien perorangan dan sediaan yang dipakai bersama. Beri contohnya

sediaan yang digunakan bersama

Jawab:

Metode pembelian yang termudah untuk obat pasien perorangan yaitu

“Metode Pembelian Langsung”, karena untuk pembelian <Rp. 200juta,

biasanya pembelian jumlah kecil dan perlu segera tersedia, waktu yang

3
dibutuhkan cepat juga harganya relatif lebih murah karena langsung dari

distributor sumbernya, mendapatkan kualitas seperti yang diinginkan serta

memperpendek lead time (Istinganah dkk, 2006).

Untuk sediaan bersama, menggunakan Metode Tender karena

pemakaian dana bisa >Rp. 200juta, harga lebih murah, tetapi butuh waktu

lebih lama dan pelaksanaan yang rumit serta pemakaian obat sesuai

formularium/ esensial.

4. Apa saja persyaratan penerimaan sediaan farmasi untuk obat dan untuk alat

kesehatan

Jawab :

1. Distributor resmi

2. Barang sesuai dengan surat pesanan (kemasan, bentuk, sediaan,

kekuatan, jumlah barang, dll)

3. Barang sesuai dengan faktur

4. Disertai Sertifikat Analisa (SA)

5. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan

berbahaya.

6. Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Orgin

7. Cek waktu kadaluwarsa

8. Cek nomor batch

9. Cek wadah pengiriman (untuk sedian termolabil)

Menurut Permenkes 72 tahun 2016 (Bab II No. 4)

4
Barang yang diterima harus sesuai dengan jenis, spesikikasi, jumlah,

mutu, waktu penyerahan, harga yang tertera dalam kontrak/ surat pesanan

dengan kondisi fisik yang diterima.

5. Bagaimana penyimpanan obat digudang farmasi untuk sediaan sebagai

berikut:

a. Cairan infus

Jawab:

Disimpan pada suhu 15 – 300C atau disesuaikan dengan informasi yang

tertera pada kemasan obat

b. Injeksi adrenalin

Jawab:

- Disimpan pada tempat yang terlindung dari matahari

- Tidak boleh terkena cahaya m,atahari langsung

- Jika sudah berubah warna tidak boleh digunakan kembali

c. Vaksin

Jawab:

- Disimpan pada lemari pendingin

- suhu beku 2o s.d 8oC untuk vaksin sensitif beku (tidak boleh beku)

- pada suhu -15o s.d -25oC untuk vaksin yang sensitif panas.

d. Gas medis tabung

Jawab:

- Lokasi penyimpanan khusus

- Disimpan berdiri

- Dipasang tali pengaman untuk menghindari jatuh

5
- Jauh dari sumber panas, listrik, dan oli.

- Diletakkan pada tempat terang dan lantai tidak licin

e. Obat LASA

Jawab :

- Obat LASA disimpan terpisah dengan obat LASA lainnya yang sama

jenisnya, dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan

- Terdapat tanda LASA ditempat penyimpanan.

- Tanda LASA pada kotak kemasan luar harus berada di sisi sebelah

luar sehingga mudah terlihat.

- Bila perlu disimpan di dalam lemari pendingin, maka dimasukkan

dalam lemari pendingin yang terpisah.

- Obat LASA yang berada di bangsal perawatan disimpan sesuai dengan

stabilitas obat dalam tempat terpisah dengan obat lain yang diberi

tanda LASA.

f. Obat High Alert

Jawab:

- Disimpan pada lemari/ rak terpisah

- Akses terbatas

- Diberi tanda HIGH ALERT DOUBLE CEK

- Pada rak diberib tanda merah di sekelilingnya dan tempel tanda high

alert

g. Sitostatika

Jawab :

- Obat sitostatika disimpan dilemari khusus dan terpisah

6
- Terlindung dari cahaya

- diletakkan di wadah berwarna ungu

- Diberi stiker cytotoxic dan stiker high alert

h. Morfin injeksi

Jawab:

- Disimpan dalam lemari dua pintu, dikunci dengan 2 kunci yang

berlainan

- Lemari menempel pada tembok dan tidak boleh digabungkan dengan

obat selain narkotika

- Kunci lemari menjadi tanggung jawab apoteker yang bertugas

i. Metformin

Jawab:

- Disimpan pada suhu ruang

- Terlindung dari cahaya

j. Kapas

Jawab:

- Disimpan pada suhu ruang

- Jauhkan dari tempat yang lembab

6. Berapa jumlah apoteker dan TTK yang dibutuhkan RS sehatera?

Jawab :

Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan farmasi)

Pada Rumah sakit Sejahtera terdapat 750 buah tempat tidur, maka jumlah

apoteker yang dibutuhkan yaitu:

750 : 30 = 25

7
Jadi, jumlah apoteker yang dibutuhkan rumah sakit sejahtera yaitu 25orang

Sedangkan jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian yang dibutuhkan adalah

Apoteker : Tenaga Teknis Kefarmasian (1:2)

=1:2

= 25 : 50

Jadi, jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian yang dibutuhkan untuk

mendampingi 25 0rang apoteker adalah 50 0rang Tenaga Teknis

kefarmasian.

7. Apabila jumlah tenaga kerja mencukupi, maka sistem distribusi obat apa yang

diusulkan Rudi untuk RS Sejahtera agar pemberian obatnya efektif dan

efesien? Bagaimana pengaturan obat untuk pasien Tuti selama dirawat inap?

Jawab:

Yaitu sistem distribusi “One Daily Dose (ODD)”, karena merupakan

pendistribusian perbekalan farmasi diamana pasien mendapat obat yang

sudah dipisah – pisah untuk pemakaian sekali pakai, tetapi obat diserahkan

untuk sehari pakai pada pasien Tuti.

8. Apa saja obat pasien Tuti yang perlu diperinci ketika Tuti hendak pulang?

Jawab:

Hal yang perlu di perinci sewaktu pasien hendak pulang yaitu PIO (Pelayanan

Informasi Obat).

Misalnya,

- Obat Metformin 500mgdiminum 2x dalam sehari, atau diminum tiap 12 jam

sekali, bersama makan

8
- Obat Lipitor 20mg diminum sekali sehari, dimunum pada malam hari

- Obat Zyloric 100mg, diminum sekali sehari secara rutin.

9. Apa pendapat saudari mengenai pelayanan farmasi satu pintu?

Jawab:

Pelayanan Farmasi Satu Pintu adalah suatu sistem dimana dalam pelayanan

kefarmasian itu sendiri menggunakan satu kebijakan, satu standar

operasional (SOP), satu pengawasan operasional dan satu sistem informasi.

Sistem pelayanan satu pintu:

1. Instalasi farmasi bertanggung jawab atas semua obat yang beredar di

rumah sakit

2. Commitment building : memberikan pelayanan yang terbaik untuk

pelanggan, pelayanan bebas kesalahan (zerro defect), pelayanan bebas

copy resep atau semua resep terlayani di rumah sakit

3. Membangun kekuatan internal rumah sakit terhadap pesaing farmasi dari

luar

4. Memberikan kesejahteraan internal melalui jasa pelayanan farmasi dan

keuntungan apotek

5. Penerapan sistem formularium dan skrining resep

Keuntungan pelayanan farmasi satu pintu:

1. Memudahkan monitoring obat

2. Dapat mengetahui kebutuhan obat secara menyeluruh sehingga

memudahkan perencanaan obat

3. Menjamin mutu obat yang tersedia sesuai persyaratan kefarmasian

9
4. Dapat dilaksanakannya pelayanan informasi obat dan konselling bagi

pasien rawat inap dan rawat jalan

5. Dapat dilaksanakannya pelayanan obat dengan sistem unit dose kesemua

ruangan rawat

6. Dapat dilakukan monitoring efek samping obat oleh panitia farmasi dan

terapi

10. Jelaskan pendapat saudari sehubungan dengan peningkatan pelayanan RS,

maka apa saja yang diperlukan tentang kebutuhan pelayanan kefarmasian

apabila jumlah tempat tidur RS akan ditambah sebanyak 60buah?

Jawab:

menurut saya, hal yang diperlukan untuk meningkatkan kebutuhan pelayanan

kefarmasian apabila jumlah tempat tidur ditambah sebanyak 60 buah yaitu

dalam bidang sumber daya manusianya.

Jadi dengan penambahan tempat tidur sebanyak 60buah maka, diperlukan

tambahan apoteker sebanyak :

Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan farmasi)

Pada Rumah sakit Sejahtera terdapat penambahan 60 buah tempat tidur,

maka jumlah apoteker yang ditambahankan yaitu:

60 : 30 = 2 orang apoteker

10

Anda mungkin juga menyukai