Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN LOGISTIK

REAGENSIA DAN X-Ray FILM


DI RUMAH SAKIT

Kelompok 2 :

Arina Yuli Roswiyati 186080052

Bayu Adiputro 186080009

Muh Rezki Saputra 186080043

Sundari 186080038

Sri Widiyaningsih 186080082

Yulianita 186080020

PROGRAM PASCA SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
2019

1
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1


1. Latar Belakang ............................................................................. 1
2 Maksud Dan Tujuan ............................................................................. 2
3 Ruang Lingkup .................................................................................. 2
4 Sistematika ........................................................................................ 3

Bab II Bahan Esensial dan Bahaya ...................................................................... 4


5 Definisi ............................................................................................... 4
6 Pengenalan Reagen ....................................................................... 4
7 Kelas Reagensia ............................................................................... 4
5

Bab III Pemberian Etiket Reagensia .................................................................... 16


10 Definisi .............................................................................................. 16
11 Pemberian Etiket ............................................................................. 16

Bab IV Tata Laksana Pelayanan ............................................................................ 18


12 Definisi .............................................................................................. 18
13 Permintaan Reagen .......................................................................... 19
14 Penerimaan Reagen ......................................................................... 19
15 Penggunaan Reagen ........................................................................ 20
16 Pencatatan Reagen .......................................................................... 21
17 Pelaporan Penerimaan Reagen ........................................................... 21
18 Penyimpanan Reagen ...................................................................... 22
Bab V Penutup .................................................................................................. 23

2
LOGISTIK REAGENSIA DI UNIT
LABORATORIUM RUMAH SAKIT

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang :

Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari pelayanan laboratorium rumah


sakit, dimana pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnostik pemeriksaan
laboratorium Rumah sakit. Pemeriksaan tersebut menggunakan reagen esensial yg
tersedia dilaboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut dapat membantu atau mendukung
diagnosa pemeriksaan pasien sesuai pada pelayanan rumah sakit.

Pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan reagen esensial yg tersedia di


laboratorium sesuai kebijakan dan standar pelayanan yg ada di Rumah sakit. Reagensia
adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang digunakan untuk
mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut.
Reagensia yang baik harus memiliki sifat : mudah didapat, bahan murni, mudah
dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat membantu reaksi kimia,
bereaksi sensitif dan spesifik dengan zat uji.

Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam Laboratorium


Klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan hasil kegiatan uji. Untuk itu
sebuah laboratorium selayaknya harus mempersiapkan reagensia berupa larutan atau
bubuk yang akan digunakan untuk mereaksikan dengan bahan uji.

Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik atau
proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu kemudian
dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan katalisator seperti
pemanasan, pembentukan ikatan kompleks dan penggunaan pelarut khusus.

3
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak tertukar,
disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol yang umumnya
digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar terhindar dari
kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang umum digunakan misal
pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan asam basa menggunakan
normalitas (N) atau molaritas (M).

Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu dibuang dan
digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil hingga bertahun-tahun
dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu perlu pengetahuan lebih
dalam kestabilan tiap reagensia yang dibuat.

2. Maksud dan Tujuan :

a. Maksud :

Rumah sakit menetapkan Reagen esensial dan bahan lain tersedia di


laboratorium dilakukan agar dapat mendukung pelayanan dalam pemeriksaan
laboratorium yang ada bagi pasien rawat jalan dan rawat nginap.

b. Tujuan :

1) Menunjang dalam pemeriksaan laboratorium jika reagen esensial tersedia


untuk mendiagnosa semua pemeriksaan.

2) Pemeriksaan laboratorium Yang terdapat di Rumah Sakit sebagai bagian


dari pelayanan kesehatan

3) Semua reagensia disimpan dan didistribusikan sesuai prosedur.

4
3. Ruang Lingkup :

Ruang lingkup meliputi setiap tindakan penunjang diagnostik yang dilakukan di


laboratorium harus dilaksanakan sesuai dengan pemberian label, pengadaan
,penggunaan dan penyimpanan reagen.

4. Sistematika :

Sistematika penulisan tentang reagensia di Rumah sakit sebagai berikut :

a. BAB I : Pendahuluan.

b. BAB II. : Bahan Esensial dan Bahan Berbahaya

c. BAB III : Pemberian Label

d. BAB IV : Pedoman logistic laboratorium, permintaan,penerimaan,pencatatan,


penggunaan Dan penyimpanan reagen.

e. BAB V : Penutup

5
BAB II
BAHAN ESENSIAL DAN BAHAN BERBAHAYA

5. Definisi :

Suatu pengelompokan reagen berdasarkan berbagai tingkat kemurnian reagen.


Bahan esensial yang ada di Rumah sakit meliputi: Bagian pemeriksaan: Hematologi,
Kimia Klinik, Serologi, Glukosa, Urinalisa, Mikrobiologi. sedangkan Bahan yang
berbahaya meliputi: etanol, methanol, natrium, alcohol 96%, asam, alkali.

6. Pengenalan Reagensia :

Reagensia adalah bahan-bahan pereaksi yang berperan dalam pemeriksaan


laboratorium. Bahan-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya. Oleh
karena itu ,disini dikenakan bahan-bahan berbahaya tersebut,cara pembuatannya serta
penggunaannya dalam laboratorium.

Bahan yang berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya,


pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaannya mungkin
menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut,uap-uap, gas. serat atau radiasi yang
mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran ,ledakan, dan korosif.

7. Kelas Reagensia :

Berdasarkan kemurniannya, reagensia dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu :

a. Kelas Teknis (t)

Kelas ini, kemurnian reagensia sangat rendah, tidak dapat digunakan untuk
analisa laboratorium, hanya digunakan dalam keperluan teknis saja, namun masih
bisa digunakan sebagai pelarut, pemeriksaan kualitatif.

6
b. Kelas Farmakope (f)

Kelas ini memiliki kemurnian yang disyaratkan oleh farmakope. Reagensia ini
kurang cocok untuk keperluan analisa di laboratorium karena masih kurang murni.

c. Kelas Chemical Pure (cp)

Kelas ini memiliki kemurnian yang sangat tinggi, cocok untuk digunakan dalam
analisa laboratorium. Memiliki kemurnian yang cukup tinggi hingga 99,90%

d. Kelas Pro Analis (pa)

Kelas ini hampir sama dengan kelas chemical pure, merupakan kelas yang
sangat murni, sangat cocok untuk keperluan analisis, memiliki kemurnian diatas
99,99% hingga mencapai 100%.

8. Jenis Reagensia :

Berdasarkan jenisnya reagensia terbagi menjadi ;

a. Reagensia Kualitatif yaitu Reagensia yang dalam pembuatannya tidak


memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran volume dan beratnya tidak harus
menggunakan neraca analitik, tidak menuntut digunakan bahan kimia yang murni
ataupun menggunakan alat-alat gelas tertentu .

b. Reagensia Kuantitatif yaitu Reagen yang dalam pembuatannya memerlukan


ketelitian yang tinggi,penimbangan harus menggunakan neraca analitik dan
pengukurannya harus dengan alat ukur kuantitatif.

c. Reagensia Komersial. Direkomendasikan sebagai reagen yang digunakan


dalam analisa di laboratorium karena sudah diatur komposisi, ketelitian hingga
keakuratan untuk pemeriksaan.

7
d Reagensia Buatan Sendiri

Reagensia yang dibuat sendiri karena tidak tersedianya reagensia komersial.

Kentungan dan Kerugian Reagensia Buatan Sendiri

.1) Keuntungan:

a) Dapat dibuat segar sehingga penundaan dan kerusakan, baik dalam


transportasi dan penyimpanan dapat dihindari.

b) Penggunaan zat pengawet dapat dihindari.

b) Bila timbul masalah mengenai reagen dan standar, dapat diketahui


penyebabnya sebab proses pembuatan diketahui.

c) Bila reagensia terkontaminasi atau rusak, dapat segera diganti


dengan yang baru dengan membuat sendiri, tanpa harus menunggu
pengiriman reagensia.

e) Memberikan penghematan kepada laboratorium.

2) Kerugian:

a) Sulit di standarisasi

b) Biasanya tidak menjamin uji quality control (QC)

c) Tidak dapat ditentukan stabilitasnya.

8
9. Jenis-jenis bahan kimia, yaitu :

a Asam

Berdasarkan teori Arthenius ,Asam adalah suatu senyawa yang dapat


menghasilkan ion hydrogen (H) atau ion hidronium ( H2O) Bila dilarutkan dalam air.

Berdasarkan teori Bronsted Lowry,Asam adalah senyawa yang molekul-


molekulnya mampu menyerahkan proton (donor proton)

b. Basa

Berdasarkan teori Artenius,Basa adalah suatu senyawa yang dapat


menghasilkan ion hidroksida (OH) bila dilarutkan.

Berdasarkan teori Bronsted Lowry, Basa adalah senyawa yang molekul-


molekulnya mampu menerima proton atau akseptor proton.

c. Garam

Senyawa yang terbentuk dan reaksi kimia antara basa dan asam yang
memenuhi hukum-hukum kimia

Bentuk-bentuk bahan kimia yaitu:

1) Padat seperti butiran,granula,serbuk halus atau kasar,kristal dan


kepingan.

2) Cair,kenyataannya bahwa bahan kimia cair itu mempunyai kadar atau


kerapatan massa.

3) Gas.

9
Kualitas bahan kimia,yaitu :

1) Teknis

Cirri-cirinya :

a) Harga relative murah


b) Tingkatkemurniannya rendah
c) Digunakan dalam dunia industri ( non analisa)

2) Pro Analitik ( PA )

Cirri-cirinya :

a) Harga yang lebih mahal


b) Tingkat kemurnian tinggi
c) Digunakan dalam Laboratorium Analisa

Sifat-sifat bahan kimia itu sendiri ; Bahan-bahan kimia


mempunyai sifat khasnya masing-masing misalnya asam sangat
mudah bereaksi dengan basa..Reaksi reaksi kimia dapat berjalan
dari yang sangat lambat hingga ke yang spontan.Reaksi yang
spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dari api.ledakan
dapat terjadi bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup.contoh
reaksi spontan asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran
Kalium Klorat padat dan gula pasir seketika akan terjadi api.

Macam atau jenis bahan laboratorium :

a. Reagen.

Menurut tingkat kemurniannya reagen dibagi menjadi;

10
1) Reagen tingkat analis (analytical reagen /AR) Reagen tingkat analis
adalah reagen yang terdiri dari zat-zatkimia yang mempunyai kemurnian tingkat
tinggi .Kemurnian zat-zattersebut kemudian dianalisis dan dicantumkan pada
botol /wadahnya .Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium klinik tidak
dapat di gantikan dengan zat kimia tingkat lain.

2). Zat kimia tingkat lain.

Zat kimia tingkat lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang
berbeda,yaitu :

a) Tingkat kemurnian kimiawi (chemical Pure Grade) Beberapa bahan


kimia organic berada pada tingkatan ini tetapi penggunaannya sebagai
reagen laboratorium klinik harus melewati tahap pengujian yang teliti
.Sebelum dipakai rutin tidak adanya zat-zat prngatur pada satu lot tidak
berarti lot-lot yang lain pada tingkat ini cocok untuk analisis.-Tingkat
Praktis (Practical Grade).

b) Tingkat Komersial (Comercial Grade) merupakan kadar zat kimia


yabg bebas Biasanya reagen yang digunakan dilaboratorium klinik
.Menurut cara pembuatannya regen dapat dibedakan menjadi reagen
yang dibuat sendiri dan reagen buatan pabrik terutama laboratorium yang
telah menggunakan peralatan otomatis.Pabrik yang membuat peralatan
laboratorium otomatis biasanya menyediakan reagen khusus yang sesuai
dengan alat tersebut.Reagen jenis ini harus digunakan sesuai dengan
petunjuk dari pabrik

b. Dasar Pemilihan Bahan Laboratorium yang akan digunakan harus


mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Kebutuhan
2) Deskripsi lengkap dari bahan/produk
3) Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
4) Volume atau isi kemasan
5) Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
6) Mudah diperoleh dipasaran
11
7)- Besarnya biaya tiap satuan9nilai ekonomi)
8)- Pemasok/vendor –Kelancaran dan kesinambungan pengadaaan
9)- Pelayanan purna jual.

c.. Pengadaan Bahan Laboratorium :


Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) Tingkat Persediaan :

Pada umumnya tingkat persediaan harus sama dengan jumlah


persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah safety stock tingkat
persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi
kegiatan operasional normal,sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau
ruang penyimpanan umum. SAFETY STOCK adalah jumlah persediaan yang
harus ada untuk bahan-bahan yang sangat dibutuhkan diluar rutin atau yang
sering terlamabat diterima dari pemasok.

2) Perkiraan Jumlah Kebutuhan.Perkiraan jumlah kebutuhan dapat diperoleh


berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian barang dalam periode 6-12
bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan
yang akan dating .untuk mendapatkan data tersebut haru dicatat rata-rata
pemakaian bahan untuk 1 bulan.

3). Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery true)lamanya


waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan yang diterima dari
pemasoknya peru dipertimbangkan,terutama untuk bahan yang sulit di dapat..

d. Penyimpanan Bahan Laboratorium :


Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
Mempertimbangkan :

1). Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah pertama


masukpertama keluar yaitu barang yang telah dulu masuk persediaan
harus digunakan lebih dulu ,first in first out (FIFO).Hal ini untuk menjamin.
2) Tempat Penyimpanan.
12
3) Suhu /Kelembaban.
4). Lama/Waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa
5). Incompatibility.

Selain itu terdapat hal-hal khusus yang harus diperhatikan :

1) Reagen Buatan Sendiri.Harus diketahui sifat-sifat bahan kimia yang


dibuat.Reagen tertentu tidak boleh disimpan berdekatan atau dicampur
karena dapat bereaksi. Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai
persyaratan tertentu misalnya;

a) Larutan berwarna disimpan dalam botol plastic berwarna coklat.

b). Larutan yang menyerap cahaya dan dapat mengalami reaksi


fotokimia disimpan dalam botol plastik putih.

d) Cairan dan larutan organic disimpan dalam botol kaca berwarna


coklat.

e) Disimpan dalam suhu ruangan atau suhu dingin (2-8c) atau harus
beku disesuaikan dengan standarnya.

2) Reagen jadi (komersial)

a) Botol harus selalu dalam keadaan tertutup rapat .

b) Botol penyimpanan tidak boleh langsung terkna sinar matahari.

d) Beberapa reagen tidak boleh ditempatkan berdekatan satu dengan


yang lainnya.
e) Bahan-bahan berbahaya diletakkan dibagian paling bawah atau
dilantai dan diberi label.

f) Terdapat kartu stock yang memuat tanggal penerimaan,tanggal


kadaluarsa,tanggal wadah reagen dibuka,jumlah reagen yang
13
diambil, jumlah reagen yang tersisa dan paraf petugas yang
menggunakan.

3) Bahan-bahan kimia yang tidak boleh tercampur (INCOMPATIBLE)


Banyak bahan kimia dilaboratorium yang dapat menimbulkan reaksi
berbahaya jika tercampur satu dengan lainnya,dapat berupa kebakaran atau
ledakan

Bahan kimia jenis ini tidak boleh disimpan berdekatan.

Syarat-syarat penyimpanan yang perlu di perhatikan :

a) Syarat ruangan:dingin,berventilasi,jauh dari sumber api ataupun zat


oksidator serta bahan makanan dan pakan hewan.
b). Syarat wadah ;gelas ,wadah gelap.
b) Syarat bangunan lemari /gudang: dalam bangunan harus terpisah
/dalam bangunan yang memiliki perlindungan petir.
d) Campuran incompatible.
e) Tersedianya pemadam api.
f) Batas waktu penyimpanan..

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan kimia


adalah: pengaruh panas atau api. Kenaikan suhu akan menyebabkan
terjadinya reaksi atau perubahan kimia.disamping itu,percikan api
memungkinkan terbakarnya bhan yang mudah terbakar.

Pengaruh Kelembaban : Zat higrokopis mudah menyerap uap air


dari udara dan reaksi hidrasi yang eksotermis akan menimbulkan panas
didalam ruangan penyimpanan.Interaksi dengan wadah: Bahan kimia
tertentu dapat berinteraksi dengan wadah dan akan
menimbulkankebocoran atau kerusakan.Interaksi antar bahan:
Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan
ledakan,kebakaran atau timbulnyabgas yang berbahaya.

14
Ketentuan dalam pengelompokan :
Penyimpanan bahan –bahan kimia terdiri dari :

a) Bahan Korosif ;contoh bahan korosif antara lain asam,anhidrida


asam,alkali.bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat
beracun. .Penyimpanannya dalam ruangan dingin, wadah tertutup dan
beretikat,dipisahkan dari zat yang beracun.

b) Bahan mudah terbakar.Bahan kimia dapat terbakar sendiri,terbakar


jika kena udara,panas,api dan bercampur dengan bahan kimia
lain.darisegi mudahnya terbakar cairan organic dibagi menjadi 3
golongan:- cairan terbakar -4c misalnya karbondisulfada (CS2),eter
(C2H5OC2H5) Benzena- (C5H6) Aseton (CH3COCH3).-cairan terbakar-
4C-21C mial etanol (C2H5OH) methanol (CH3OH),-cairan terbakar 21c-
93,5c missal kerosin (minyak lampu) minyak bakar.Penyimpananya dalam
ruangan dingin,jauhkan dari sumber api/panas,terutama loncatan api
listrik dan bara rokok,tersedianya alat pemadam kebakaran.

c) Bahan mudah meledak antara lain: amonium nitrat, nitrogliserin,


Penyimpanannya meliputi : Penyimpanannya alam ruangan dingin,
jauhkan dari panas dan api, hindarkan dari gesekan.

Banyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat


yang dapat meledak dengan dahsyat, kecepatan reaksi zat-zat seperti ini
tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya .Kombinasi zat-
zat yang sering meledak dilaboratorium pada waktu melakukan
percobaan misalnya :Na atau Kandungan air.

d) Bahan reaktif terhadap air.contoh Natrium hidrida, Penyimpanannya


dalam temperature ruangan dingin, jauhkan dari sumber nyala api,
disediakan pemadam kebakaran

15
e) Cairan Basa, misalnya natrium hidroksida, ammonium hidroksida,
calsium hidroksida.Penyimpanannya; Cairan basa dapat disimpan dengan
bahan yang mudah terbakar dalam lemari bahan yang mudah terbakar
hanya jika bahan-bahan beracun yang menguap tidak disimpan disana.

f) Bahan-bahan kering, meliputi semua bahan yang berbentuk


serbuk,bahan berbahaya dan tidak berbahaya,contohnya
benzidin,etilmaleimide, asam oksalat, potassium sianida, sodium
sianida.Dasar tentang penyimpanan:untuk mencegah kontak dan
berpotensi menghasilkan reaksi dengan cairan,

g) Cairan Pengoksidasi, reaksi cairan pengoksidasi dengan segala


sesuatu yang berpotensi menyebabkan peledakan atau korosif terhadap
permukaan, contoh ammonium persulfat, hydrogen peroksida .dasar
penyimpananya memisahkan dari bahan bahan yang lain.

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


LABORATORIUM RUMAH SAKIT

1. Bahan Mudah Terbakar : Metanol ,Alkohol.

2. Bahan Mudah Meledak : Tidak Ada

3. Bahan Korosif : Thymol, Asam Cuka Pekat, H2SO4 Pekat, HCL, TCA (Trichlor acetic
Acid) KOH, Phenol.

4. Bahan Iritan : Titriplex III, Kristal Violet, Kristal Iodine, Oil Imersi Xylen

5. Bahan Infeksius :

a. Limbah Cair :

1) Medis terdiri dari pelarut organic / bahan reagent kimia untuk


16
pemeriksaan,air bekas cucian alat , sisa specimen.

2) Non Medis terdiri dari Air biasa.

b. Limbah Padat :

1) Medis terdiri dari peralatan habis pakai seperti jarum suntik ,sarung
tangan,botol specimen,kemasan reagen,sisa specimen,medium
pembiakan.

2) Non Medis terdiri dari Koran ,plastic,kertas.

17
BAB III
PEMBERIAN ETIKET REAGENSIA

10. Definisi :

Dalam pemberian etiket yang harus diperhatikan untuk menghindari supaya petugas
laboratorium tidak salah dalam mengambil reagen yang akan di pergunakan untuk
pemeriksaan.untuk mengidentifikasi reagen supaya dalam penyimpanannya sesuai aturan
suhu yang tertera di label reagen tersebut dan supaya petugas lebih berhati –hati
mengetahui bahaya dari penggunaan reagen tersebut.

11. Etiket :

Setiap reagensia yang dibuat selalu tercantum tulisan beserta petunjuk yang biasa
disebut sebagai etiket. Etiket yang harus dicantum pada reagensia yang baru saja dibuat
meliputi :

a. Nama Reagensia
b. Konsentrasi (satuan yang digunakan)
c. Tanggal Pembuatan
d. Tanggal Pemakaian
e. Batas kadaluarsa
f. Pembuat Reagensia
g. Petunjuk Lainnya

Sebaiknya etiket terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak terutama akibat terkena
reagensia tersebut, merekat kuat, mudah dilepas atau dibersihkan dan mudah dibaca.
Botol yang digunakan sebaiknya terbuat dari kaca, lebih baik berwarna coklat atau gelap
agar tidak dirusak oleh pengaruh sinar matahari.

18
Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari pelayanan laboratorium rumah
sakit, dimana pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnostik pemeriksaan
laboratorium Rumah sakit Semua reagensia disimpan dan didistribusikan sesuai dengan
pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.

Bahan kimia harus disimpan dalam kemasan asli dari podusen,jika memungkinkan
,mengingat label kemasan memberikan informasi yang berhargaterkait dengan symbol
bahaya dan fase Rd .jika wadah lain digunakan,maka haruslah digunakan pelabelan yang
sama.upaya melindungi label dari pengaruh bahan kimia dan menjaga supaya melekat
baik.maka haruslah dilapisi dengan lembaran plastic transparan.label ini harus terlihat
jelas dan ditulis dengan pencil atau tinta yang permanent.

19
BAB IV
PERMINTAAN, PENERIMAAN, PENGGUNAAN, PENCATATAN
DAN PENYIMPANAN REAGEN

12. Definisi :

Dalam kebutuhan suatu reagensia perlu adanya permintaan dan penerimaan


reagensia didasarkan permintaan order ditujukan ke Bagian Farmasi dan setiap
penggunaan reagen serta penyimpanan tercatat dalam buku stock dan sesuai dengan
prosedur dalam kemasannya atau pembuatnya.

Sangat diperlukan adanya sarana penyimpanan (lemari/gudang) bahan kimia


dinamai, penempatannya perlu memperhatikan sifat bahan kimia baik fisik maupun
kimiawi dan mudah di inspirasi (control) sehingga dapat dihindari seperti interaksi antara
bahan kimia yang disimpan. Untuk menghindari terjadinya ledakan, kebakaran dan
bocornya bahan-bahan kimia beracun dalam gudang, maka penyimpanan bahan kimia
selain memperhatikan 20actor interaksi bahan kimia dengan wadahnya dan dapat
mengakibatkan kebocoran.

Penggunaan reagensia dilaboratorium tercatat dan dilaporkan secara kontinyu setiap


bulan sekali, petugas gudang bertanggung jawab terhadap pencatatan pelaporan serta
penggunaan reagensia kepada kabag patologi klinik.

Dengan melakukan pencatatan yang bertujuan agar terlaksananya tertib


administrasidalam penggunaan reagen serta ketepatan pemakaian stock reagen sesuai
ketentuan yang tercatat dalam buku stock reagen.

Pengisian data reagen harus berdasarkan fakta yang sebesar-besarnya agar tidak
terjadi kesalahan dalam permintaan reagen. Data tersebut dituangkan dalam bentuk buku
laporan pemeriksaan dan pengeluaran reagen akan sangat bermanfaat unyuk menilai
jumlah reagen yang keluar dan masuk. untuk itu kegiatan pencatatan dan pelaporan perlu
dilakukan secara baik dan tertib sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
20
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

13. Permintaan Reagen :

a.. Kegiatan pokok :

Setiap bagian mengajukan rencana kebutuhan reagen dalam satu bulan dan
penghitungan stock matkes di tempat penyimpanan,setelah itu di susun rencana
kebutuhan reagen bulan berikutnya, yang berupa PO (permintaan order) kemudian
di ajukan kepada Kabag Patologi klinik dan diserahkan ke Bagian Farmasi paling
lambat tanggal 26 dibulan tersebut.

b. Rincian kegiatan :

1) Setiap bagian pemeriksaan menghitung reagen yang ada ditempatnya


dan mengajukan permintaan reagen setiap bulan
2) Penghitungan stok matkes ditempat penyimpanan
3) Penyusunan kebutuhan reagen setiap bulan ke bagian farmasi berupa PO
4) Pengajuan kebutuhan reagen /PO paling lambat tanggal 26 bulan berjalan
5) PO dikirim ke masing-masing distributor melalui fax ke nomor distributor
tersebut

14. Penerimaan Reagen :

a. Kegiatan pokok :

Bagian Farmasi menginformasikan ke laboratorium bila reagensia tersebut


telah datang dan sesuai dengan permintaan, Laboratorium selanjutnya mengambil
reagen yang sudah siap tersebut dan diperiksa apakah reagensia tersebut sesuai
dan masih panjang masa kadaluarsannya Setelah reagensia siap, petugas bagian
gudang mencatat semua barang yang masuk dan disimpan sesuai tempat masing-
masing.
21
b. Rincian kegiatan :

1) Petugas farmasi menginformasikan ke laboratorium tentang permintaan


reagen.

2) Bagian Laboratorium mengambil reagen sambil melakukan pemeriksaan


jenis dan masa kedaluarsa / expire time reagen sesuai permintaan yang
diminta

3) Sesampai di Laboratorium, petugas bagian gudang mencatat semua


barang yang masuk dan disimpan sesuai tempat masing-masing.

4) Pencatatan dalam setiap penggunaan reagen untuk pemeriksaan pasien.

15. Penggunaan Reagen :

a. Kegiatan pokok :

Masing-masing reagen telah disediakan kartu stock.Setiap anggota yang


membutuhkan reagen dan mengambil di lemari reagensia harus mencatat di kartu
stok berapa banyak reagen yang diambil. Pada kemasan reagen ditulis tanggal
pengeluaran atau penggunaan reagen.
,
b. Rincian kegiatan :

1) Setiap masing-masing reagen telah disediakan kartu stock tersebut.

2) Setiap bagian yang membutuhkan reagen dapat diambil ditempat


penyimpanannya/lemari reagensia.
3) Setiap penggunaan reagen, harus dicatat di kartu stok.

22
3) Pencatatan di kartu stok meliputi jenis,jumlah dan tanggal keluar reagen.

16. Pencatatan Reagen :

a. Kegiatan pokok :

Reagen dari gudang farmasi di simpan di lemari penyimpanan laboratorium di


catat pada kartu stok dan buku pencatatan reagen yang masuk. Setiap bagian yang
membutuhkan reagen harus mencatat pada kertas pengambilan reagen.petugas
setiap hari mencatat reagen yang keluar pada kartu stockdan buku pengeluaran dan
setiap tanggal 25 petuga gudang mengakumulasikan jumlah sisa reagen yang
tertera

b. Rincian kegiatan :

1) Reagen diambil dari gudang farmasi dicatat di gudang laboratorium serta


di buku pencatatan reagen masuk..

2) Setiap bagian yang membutuhkan reagen mencatat kebutuhan reagen


pada kertas pengambilan reagen.

3) Petugas gudang laboratorium setiap hari mencatat reagen yang keluar


pada kartu stock dan buku pengeluaran.

4) Setiap tanggal 25 dibulan berjalan tersebut, petugas gudang


mengakumulasikan jumlah sisa reagen.

17. Pelaporan Penerimaan Reagen :

a). Kegiatan pokok :

23
Petugas pengambil reagen setelah mengambil reagen harus melaporkan
kepada petugas pengadaan reagen apakah jumlah dan jenis reagen yang diminta
atau dipesan sesuai dengan permintaan kebutuhan setiap bulannya.

b). Rincian kegiatan :

1) Petugas kurir gudang laboratorium mengambil reagen ke bagian farmasi


dicatat pada buku pengambilan reagen.

2) Setelah pengambilan barang ke bagian farmasi kurir laboratorium


menyerahkan ke gudang laboratorium.

3) Petugas gudang mencocokkan barang yang diterima dan menyesuaikan


dengan kebutuhan setiap bulan pada masing-masing bagian.

18. Penyimpanan Reagen :

a.. Kegiatan pokok :

Untuk penyimpanan reagen di lemari reagensia ,tiap – tiap bagian harus


memperhatikan suhu penyimpanan reagen yang sesuai aturan yang ada di tiap
reagen. Waktu stock opname dilakukan pendataan yang ada di tiap reagen.
Penyusunan reagen disusun di lemari secara rapi sehingga reagen yang masa
kadaluarsanya lebih pendek didahulukan,

b.. Rincian kegiatan :

1) Untuk penyimpanan reagen di lemari reagensia, tiap – tiap bagian harus


memperhatikan suhu penyimpanan reagen yang sesuai prosedur.

2) Setelah itu waktu stock opname dilakukan pendataan reagen baik sisa
Maupun masa kadaluarsanya

3) Reagen yang masa kadaluarsanya lebih pendek didahulukan dalam


pemakaiannya untuk menjaga tertib dalam pengambilan reagen.
24
LOGISTIK X Ray FILM DI UNIT
RADIOLOGI RUMAH SAKIT

V. UMUM
Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya di
bidang Radiologi , tersedianya peralatan yang akan digunakan oleh pasien, baik
dari alat kesehatan umum, alat kesehatan diagnostik, dan alat kesehatan terapi.
Kebutuhan akan peralatan tersebut sangat bervariasi baik dari jenis, jumlah dan
kondisinya. Untuk itu harus ditetapkan alur pengelolaannya, baik dari pengadaan,
pemeliharaan atau perbaikan, pengkalibrasian sampai pemusnahannya. Guna
mendapatkan peralatan yang siap pakai, diperlukan perhatian khusus, agar
terhindar dari salah prosedur / pengoperasian alat kesehatan dan mencegah
terjadinya kecelakaan dalam bekerja baik dari penggunaan ataupun ke pasien
(patient safety). Berikut adalah pedoman yang dapat digunakan untuk acuan dalam
proses pengadaan, pemeliharaan / perbaikan, pengkalibrasian, pemusnahan dari
peralatan yang tidak layak pakai di Rumah Sakit.

VI. TUJUAN

Tujuan Umum : Untuk meningkatkan pelayanan radiologi khususnya dibidang alat


kesehatan

Tujuan Khusus :
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan radiologi dngan menggunakan
alat kesehatan.
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan peralatan yang siap pakai.
3. Untuk menjamin pasien maupun tenaga kesehatan dari kecelakaan kerja.
4. Untuk terjaminnya ketersediaan peralatan dari proses pengadaan sampai
pemeliharaan / perbaikan, kalibrasi dan pemusnahannya.

25
VII. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALKES DAN BEKKES

1. Penyimpanan
a. Proses penyimpanan semua perbekalan unit radiologi disesuaikan dengan
peraturan yang ditetapkan oleh manufaktur.
b. X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya yang diterima bagian
farmasi atau gudang umum harus diperiksa fisik, jumlah dan kemasannya
sebelum ditandatangani bukti serah terima barang.
c. Setelah dihitung x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya disimpan
dalam lemari yang terkunci.
d. Penyimpanan x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya dicatat
dikartu stok.
e. Penyimpanan harus sesuai FIFO (First In First Out), yaitu barang yang
diminta dan dipakai sesuai dengan permintaan atau FEFO (First Expired
First Out), yaitu barang yang datang pertama kali yang dilihat adalah masa
kadaluarsanya, jika ada yang sudah mendekati masa kadaluarsanya atau
bahkan sudah kadaluarsa langsung dikembalikan ke farmasi.
f. Setiap hari suhu dan kelembapan penyimpanan film x-ray dan kontras
media dicatat.
g. Suhu untuk menyimpan film x-ray dan kontras media diatur dan dikontrol
setiap hari sesuai dengan prosedur.
h. Setiap kali pengambilan x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya
harus dicatat di kartu stok.

2. Distribusi
a. Proses distribusi perbekalan unit radiologi sesuai dengan ketentuan dari
rumah sakit untuk mendukung proses pelayanan radiologi.
b. Setiap dinas pagi petugas menghitung kebutuhan alkes dan obat-obatan.
c. Petugas mengambil obat dan alkes sesuai dengan kebutuhan dengan
mencatat di kartu stok.
d. Pastikan obat-obatan yang didistribusikan diperiksa expired datenya dan
kondisi fisiknya.
26
e. Jika rusak atau sudah ekspired maka dilaporkan ke Kepala Unit
Pelaksanaan Radiologi untuk ditindaklanjuti.
f. Petugas mendistribusikan obat-obatan tersebut di trolley setiap ruangan.

27
BAB VIII
PENUTUP

Unit Laboratorium dan Radiologi merupakan tempat Pemeriksaan penunjang yang


menggunakan bahan – bahan kimia yang aman jika para penggunanya yg mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang sifat bahan kimia dan mengetahui bagaimana cara
menanganinya bahan kimia tersebut, proses penyimpanan dan penggunaan reagen
dengan baik melaksanakan Standar Prosedur operasional yang sudah ditetapkan RS.
Diharapkan unit laboratorium dan radiologi dalam pelaksanaannya dapat
menunjang diagnostik pemeriksaan laboratorium dalam pelayanan rumah sakit untuk
menentukan diagnosa hasil pemeriksaan sesuai dengan keadaan klinis pasien.

28

Anda mungkin juga menyukai