Kelompok 2 :
Sundari 186080038
Yulianita 186080020
1
DAFTAR ISI
2
LOGISTIK REAGENSIA DI UNIT
LABORATORIUM RUMAH SAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang :
Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik atau
proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu kemudian
dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan katalisator seperti
pemanasan, pembentukan ikatan kompleks dan penggunaan pelarut khusus.
3
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak tertukar,
disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol yang umumnya
digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar terhindar dari
kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang umum digunakan misal
pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan asam basa menggunakan
normalitas (N) atau molaritas (M).
Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu dibuang dan
digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil hingga bertahun-tahun
dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu perlu pengetahuan lebih
dalam kestabilan tiap reagensia yang dibuat.
a. Maksud :
b. Tujuan :
4
3. Ruang Lingkup :
4. Sistematika :
a. BAB I : Pendahuluan.
e. BAB V : Penutup
5
BAB II
BAHAN ESENSIAL DAN BAHAN BERBAHAYA
5. Definisi :
6. Pengenalan Reagensia :
7. Kelas Reagensia :
Kelas ini, kemurnian reagensia sangat rendah, tidak dapat digunakan untuk
analisa laboratorium, hanya digunakan dalam keperluan teknis saja, namun masih
bisa digunakan sebagai pelarut, pemeriksaan kualitatif.
6
b. Kelas Farmakope (f)
Kelas ini memiliki kemurnian yang disyaratkan oleh farmakope. Reagensia ini
kurang cocok untuk keperluan analisa di laboratorium karena masih kurang murni.
Kelas ini memiliki kemurnian yang sangat tinggi, cocok untuk digunakan dalam
analisa laboratorium. Memiliki kemurnian yang cukup tinggi hingga 99,90%
Kelas ini hampir sama dengan kelas chemical pure, merupakan kelas yang
sangat murni, sangat cocok untuk keperluan analisis, memiliki kemurnian diatas
99,99% hingga mencapai 100%.
8. Jenis Reagensia :
7
d Reagensia Buatan Sendiri
.1) Keuntungan:
2) Kerugian:
a) Sulit di standarisasi
8
9. Jenis-jenis bahan kimia, yaitu :
a Asam
b. Basa
c. Garam
Senyawa yang terbentuk dan reaksi kimia antara basa dan asam yang
memenuhi hukum-hukum kimia
3) Gas.
9
Kualitas bahan kimia,yaitu :
1) Teknis
Cirri-cirinya :
2) Pro Analitik ( PA )
Cirri-cirinya :
a. Reagen.
10
1) Reagen tingkat analis (analytical reagen /AR) Reagen tingkat analis
adalah reagen yang terdiri dari zat-zatkimia yang mempunyai kemurnian tingkat
tinggi .Kemurnian zat-zattersebut kemudian dianalisis dan dicantumkan pada
botol /wadahnya .Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium klinik tidak
dapat di gantikan dengan zat kimia tingkat lain.
Zat kimia tingkat lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang
berbeda,yaitu :
1) Tingkat Persediaan :
e) Disimpan dalam suhu ruangan atau suhu dingin (2-8c) atau harus
beku disesuaikan dengan standarnya.
14
Ketentuan dalam pengelompokan :
Penyimpanan bahan –bahan kimia terdiri dari :
15
e) Cairan Basa, misalnya natrium hidroksida, ammonium hidroksida,
calsium hidroksida.Penyimpanannya; Cairan basa dapat disimpan dengan
bahan yang mudah terbakar dalam lemari bahan yang mudah terbakar
hanya jika bahan-bahan beracun yang menguap tidak disimpan disana.
3. Bahan Korosif : Thymol, Asam Cuka Pekat, H2SO4 Pekat, HCL, TCA (Trichlor acetic
Acid) KOH, Phenol.
4. Bahan Iritan : Titriplex III, Kristal Violet, Kristal Iodine, Oil Imersi Xylen
5. Bahan Infeksius :
a. Limbah Cair :
b. Limbah Padat :
1) Medis terdiri dari peralatan habis pakai seperti jarum suntik ,sarung
tangan,botol specimen,kemasan reagen,sisa specimen,medium
pembiakan.
17
BAB III
PEMBERIAN ETIKET REAGENSIA
10. Definisi :
Dalam pemberian etiket yang harus diperhatikan untuk menghindari supaya petugas
laboratorium tidak salah dalam mengambil reagen yang akan di pergunakan untuk
pemeriksaan.untuk mengidentifikasi reagen supaya dalam penyimpanannya sesuai aturan
suhu yang tertera di label reagen tersebut dan supaya petugas lebih berhati –hati
mengetahui bahaya dari penggunaan reagen tersebut.
11. Etiket :
Setiap reagensia yang dibuat selalu tercantum tulisan beserta petunjuk yang biasa
disebut sebagai etiket. Etiket yang harus dicantum pada reagensia yang baru saja dibuat
meliputi :
a. Nama Reagensia
b. Konsentrasi (satuan yang digunakan)
c. Tanggal Pembuatan
d. Tanggal Pemakaian
e. Batas kadaluarsa
f. Pembuat Reagensia
g. Petunjuk Lainnya
Sebaiknya etiket terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak terutama akibat terkena
reagensia tersebut, merekat kuat, mudah dilepas atau dibersihkan dan mudah dibaca.
Botol yang digunakan sebaiknya terbuat dari kaca, lebih baik berwarna coklat atau gelap
agar tidak dirusak oleh pengaruh sinar matahari.
18
Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari pelayanan laboratorium rumah
sakit, dimana pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnostik pemeriksaan
laboratorium Rumah sakit Semua reagensia disimpan dan didistribusikan sesuai dengan
pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.
Bahan kimia harus disimpan dalam kemasan asli dari podusen,jika memungkinkan
,mengingat label kemasan memberikan informasi yang berhargaterkait dengan symbol
bahaya dan fase Rd .jika wadah lain digunakan,maka haruslah digunakan pelabelan yang
sama.upaya melindungi label dari pengaruh bahan kimia dan menjaga supaya melekat
baik.maka haruslah dilapisi dengan lembaran plastic transparan.label ini harus terlihat
jelas dan ditulis dengan pencil atau tinta yang permanent.
19
BAB IV
PERMINTAAN, PENERIMAAN, PENGGUNAAN, PENCATATAN
DAN PENYIMPANAN REAGEN
12. Definisi :
Pengisian data reagen harus berdasarkan fakta yang sebesar-besarnya agar tidak
terjadi kesalahan dalam permintaan reagen. Data tersebut dituangkan dalam bentuk buku
laporan pemeriksaan dan pengeluaran reagen akan sangat bermanfaat unyuk menilai
jumlah reagen yang keluar dan masuk. untuk itu kegiatan pencatatan dan pelaporan perlu
dilakukan secara baik dan tertib sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
20
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Setiap bagian mengajukan rencana kebutuhan reagen dalam satu bulan dan
penghitungan stock matkes di tempat penyimpanan,setelah itu di susun rencana
kebutuhan reagen bulan berikutnya, yang berupa PO (permintaan order) kemudian
di ajukan kepada Kabag Patologi klinik dan diserahkan ke Bagian Farmasi paling
lambat tanggal 26 dibulan tersebut.
b. Rincian kegiatan :
a. Kegiatan pokok :
a. Kegiatan pokok :
22
3) Pencatatan di kartu stok meliputi jenis,jumlah dan tanggal keluar reagen.
a. Kegiatan pokok :
b. Rincian kegiatan :
23
Petugas pengambil reagen setelah mengambil reagen harus melaporkan
kepada petugas pengadaan reagen apakah jumlah dan jenis reagen yang diminta
atau dipesan sesuai dengan permintaan kebutuhan setiap bulannya.
2) Setelah itu waktu stock opname dilakukan pendataan reagen baik sisa
Maupun masa kadaluarsanya
V. UMUM
Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya di
bidang Radiologi , tersedianya peralatan yang akan digunakan oleh pasien, baik
dari alat kesehatan umum, alat kesehatan diagnostik, dan alat kesehatan terapi.
Kebutuhan akan peralatan tersebut sangat bervariasi baik dari jenis, jumlah dan
kondisinya. Untuk itu harus ditetapkan alur pengelolaannya, baik dari pengadaan,
pemeliharaan atau perbaikan, pengkalibrasian sampai pemusnahannya. Guna
mendapatkan peralatan yang siap pakai, diperlukan perhatian khusus, agar
terhindar dari salah prosedur / pengoperasian alat kesehatan dan mencegah
terjadinya kecelakaan dalam bekerja baik dari penggunaan ataupun ke pasien
(patient safety). Berikut adalah pedoman yang dapat digunakan untuk acuan dalam
proses pengadaan, pemeliharaan / perbaikan, pengkalibrasian, pemusnahan dari
peralatan yang tidak layak pakai di Rumah Sakit.
VI. TUJUAN
Tujuan Khusus :
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan radiologi dngan menggunakan
alat kesehatan.
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan peralatan yang siap pakai.
3. Untuk menjamin pasien maupun tenaga kesehatan dari kecelakaan kerja.
4. Untuk terjaminnya ketersediaan peralatan dari proses pengadaan sampai
pemeliharaan / perbaikan, kalibrasi dan pemusnahannya.
25
VII. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALKES DAN BEKKES
1. Penyimpanan
a. Proses penyimpanan semua perbekalan unit radiologi disesuaikan dengan
peraturan yang ditetapkan oleh manufaktur.
b. X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya yang diterima bagian
farmasi atau gudang umum harus diperiksa fisik, jumlah dan kemasannya
sebelum ditandatangani bukti serah terima barang.
c. Setelah dihitung x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya disimpan
dalam lemari yang terkunci.
d. Penyimpanan x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya dicatat
dikartu stok.
e. Penyimpanan harus sesuai FIFO (First In First Out), yaitu barang yang
diminta dan dipakai sesuai dengan permintaan atau FEFO (First Expired
First Out), yaitu barang yang datang pertama kali yang dilihat adalah masa
kadaluarsanya, jika ada yang sudah mendekati masa kadaluarsanya atau
bahkan sudah kadaluarsa langsung dikembalikan ke farmasi.
f. Setiap hari suhu dan kelembapan penyimpanan film x-ray dan kontras
media dicatat.
g. Suhu untuk menyimpan film x-ray dan kontras media diatur dan dikontrol
setiap hari sesuai dengan prosedur.
h. Setiap kali pengambilan x-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya
harus dicatat di kartu stok.
2. Distribusi
a. Proses distribusi perbekalan unit radiologi sesuai dengan ketentuan dari
rumah sakit untuk mendukung proses pelayanan radiologi.
b. Setiap dinas pagi petugas menghitung kebutuhan alkes dan obat-obatan.
c. Petugas mengambil obat dan alkes sesuai dengan kebutuhan dengan
mencatat di kartu stok.
d. Pastikan obat-obatan yang didistribusikan diperiksa expired datenya dan
kondisi fisiknya.
26
e. Jika rusak atau sudah ekspired maka dilaporkan ke Kepala Unit
Pelaksanaan Radiologi untuk ditindaklanjuti.
f. Petugas mendistribusikan obat-obatan tersebut di trolley setiap ruangan.
27
BAB VIII
PENUTUP
28