Produksi massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk
standar yang terjadi secara terus - menerus sebagai aliran produksi dan bersifat
berkesinambungan serta menggunakan metode biaya rendah per unitnya.
~Berikut adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal yang sesuai
dengan ketentuan.
A.Tahap persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain
produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan
1.Penjadwalan waktu
2.Pemilihan peralatan
3.Pengerjaan dengan perkakas
4.Mobilisasi personalia
5.Pembelian material
6.Pembagian pekerjaan
2. Memiliki mesin yang bisa memproduksi barang secara terus menerus dan dalam
jumlah yang banyak.
2.Pembubutan
Setelah dipotong, kemudian silinder dibubut. Sebelumnya ukurterlebih dahulu
bagian yang akan dibubut dengan menggunakan jangkasorong dan penggaris.
Panjang silinder yang akan dibubut yaitu 50 mmdengan diameter yang dihasilkan
sebesar 10 mm. Pembubutan harusdilakukan secara konstan, yaitukecepatan memutar
mesin haruslah tetap. Sehingga bendakerja yang dihasilkan memilikipermukaan yang
rata.Pembubutan dilakukanberulang-ulang hinggamenghasilkan diameter 10
mm.caranya dengan mengatur skalapada mesin bubut.
3.Mengikir
4. Membuat ulir
Setelah permukaan silinderhalus, maka langkah berikutnyaadalah pembuatan
ulir. Panjangsilinder yang akan diulir yaitu 50mm. oleh karena itu, harus diukurdan
diberi tanda terlebih dahulu.Alat yang digunakan adalah snai. Jadi, baut ditempatkan
di atas ragum dengan posisi kepala baut dibawah. Kemudian memasangkan tap
dengan ukuran 1.25 kedalam baut. Kemudian diputar mengikuti arah jarum jam.
Snai yang digunakan ada tiga buah. Yang pertama yang lancip, lalu agak lancip dan
yang terakhir yang tumpul. Ketika menyenai, perlu ditambahkan sedikit oli sebagai
pelumas, sehingga ketika memutar snaitidak terlalu sulit. Penyenaian dilakukan
hingga batas baut yang akandiulir, setelah selesai putar snai berlawanan jarum jam.
Pada saat penggunaan snai harus hati-hati. Karena benda kerjadijepit pada
snai, maka harus diperhatikan betul apakah benda kerjaterjepit sempurna. Jika tidak
terjepit dengan sempurna maka resiko tidakterbentuk ulir dengan sempurna dan
resiko sney patah akan terjadi. Snai bisa patah jika kita terlalu kencang memutar snai
dan snai tidak terjepit benar.
Pembentukan kepala baut ini bias dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan dikikir ataupun dipotong dengan gergaji. Kelompok kami awalnya
menggunakan gergaji, namun hasil yang diperoleh tidak terlalu baik.
Sehingga disiasati dengan kikir
PROSES PRODUKSI SEPATU
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi
upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong
membentuk pola-pola ( Cardsboard patterns ) yang telah ditentukan sebelumnya.
Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting
machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya
telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.
2. Stitching / Sewing
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting
process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses
penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini
dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang
sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu
yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production
Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah.
Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan
air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi
yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis
bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.
4. Insole production
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang
dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu.
5. Stock Fitting
Stock Fitting
6. Assembly
a. Laste
Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan
atau “set”, dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar
mengikuti kontur kaki digunakan laste. Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang
berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya
memiliki laste yang berbeda dengan jenis kaki orang Eropa.
Laste
d. Press
f. Finishing
Proses ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan.
Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-
packing ke dalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan di gudang final product.
Finishing
PROSES PRODUKSI BAJU DI INDUSTRI
A.PATTERN MAKER
Tugas utamanya membuat serta menggandakan pola, selain itu juga menyusun
panel dalam maker untuk memaksimalkan efisiensi pengguna fabrics. Ketika orderan
pakaian datang bagian ini akan menerima detail order dan mini marker dari buyer.
Mini maker kemudian akan melewati proses editing menggunakan mesin gerber
garment technologi (GGT) agar mendapatkan efisiensi yang lebih baik. Ketika
efisiensi optimal maka konsumsi material juga akan opimal selama masih dalam
batas toleransi yang biasanya berkisar antara 75-80%. Apabila buyer tidak
menyediakan marker, maka mesin gerber akan membuat marker sendiri menurut
spesifikasi buyer.
B.RUANGAN SAMPLE
Tugas bagian ini membuat sample produk pakaian sebelum masuk ketahap
produksi. Bagian ini bersifat independent, karena tidak melibatkan bagian lain dalam
pembuatan sample. Setelah mendapatkan sample dari buyer, tugas bagian ini
membuat sample menggunakan fabrics yang memiliki karekteristik merip dengan
bahan aslinya. Sample ini dinamai dengan counter sample yang nantinya akan di
diskusikan lebih lanjut dengan buyer.
Jika buyer menyetujuinya kemudian akan dibuat pre production sample (PPS)
menggunakan fabrics sesuai spesifikasi buyer. PPS akan di distribusikan kepada
marketing, representative buyer atau buying agent.
C.CUTTING
Merupakan bagian pertama dalam proses produksi pakaian yang memiliki tugas
memotong material. Meliputi fabrics, lining, serta interlining yang akan dijadikan
panel siap untuk dilakukan penjahitan. Teknik pemotongan pada setiap fabrics
dilakukan berbeda tergantung pada karateristiknya. Sehingga dibutuhkan skill
operator yang baik serta memiliki keahlian diatas standart. Dalam melakukan bagian
ini akan bekerjasama dengan planning, sample room serta pattern maker.
D.SEWING
Adalah bagian produksi setelah cutting. Tugasnya melakuakn proses
menggabuangkan setiap panel menjadi sebuah produk pakaian yang sesuai dengan
spesifikasi. Pada tahapan ini merupakan proses utama dari keseluruhan proses
pembuatan pakaian.
E.FINISHING
Adalah bagian terahir pada urutan produksi pakaian. Tugas utama proses ini
adalah memastikan setiap produk memiliki keadaan yang baik serta sempurna. Baik
dari segi mutu, penampilan, dan kesesuaian spesifikasi buyer. Biasanya tahan ini akan
mengerjakan brand label, button hole process, attach button, trimming, dan ironing.
F.QUALITY CONTROL
Memilik fungsi sebagai penjamin mutu barang sebelum dikirim packing.
Tugasnya antara lain melakukan inspeksi bahan baku, pemeriksaan produktios pilot
dan produk massal. QUC terbagi menjadi beberapa sub bagian diantaranya:
QC in line adalah personel QC yang berada disetiap line dan akan melakukan
penegecekan pada setiap proses operasi sewing.
QC end line adalah QC yang berada pada ujung sewing line dan memeriksa
semua bagian seetiap produk pakaian yang telah jadi. Apabila terdapat kecacatan
pada sebuah produk, misalnya jahitan yang melenceng makan akan dikembalikan
kepada seweing line untuk diperbaiki.
G.PACKING
Bagian ini memiliki tugas untuk mempacking semua produk pakaian dengan rapi.
Setiap pakaian di kelompokan menurut model serta jenisnya masing-masing. Setelah
itu baru di pack dalam kardus dan siap untuk dikirim ke pelanggan.
Inilah alur proses produksi pakaian di industri. Setiap langkahnya memiliki peran
serta kerumitan masing-masing. Semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk
membuat pakaian yang berkualitas.
TUGAS
PROSES PRODUKSI MASSAL
SUATU PRODUK
Oleh :
Aldian
Alif andhika
Audiba akbar
Irnawati
Liska
Rizal fadillah
Kelas : XII Teknik Listrik 1