PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
dari latar belakang di atas maka dapat di ambil rumusan masalah:
1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa yang dimaksud dengan instalasi laundry?
3. Bagaimana sistem manajemen K3 di instalasi laundry RS?
4. Apa saja bahaya/ancaman di instalasi laundry RS?
5. Bagaimana form identifikasi hazard di ruang laundry?
C. Tujuan dan manfaat
a. Tujuan
1. Untuk memahammi dan mengerti apa itu kaeselamatan dan
kesehatan kerja
2. Untuk mengetahui apa itu instalasi laundry
3. Untuk mengetahui manajemen K3 di instalasi laundri RS
1
4. Untuk mengetahui ancaman dan bahaya yang ada di instalasi
laundry RS
5. Untuk mengetahuin hazard di ruang laundry
b. Manfaat
a. Bagi institusi pendidikan, hasil makalah ini dapat di jadikan
sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan
informasi.
b. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai
materi k3 di instalasi laundry
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Instalasi laundri
4
d. Souring/Penetralan.
Souring/penetralan dapat dilakukan bersamaan saat
pembilasan atau dapat dilakukan sendiri setelah pembilasan
selesai.
e. Softening/Pelembutan.
Softener adalah kimia laundry yang difungsikan untuk
melembutkan kain dan memberikan aroma pada hasil pencucian.
3. Proses pengeringan menggunakan mesin pengering pakaian (mesin
tumbler)
a. linen yang masih belum begitu kering (lembab) dikeluarkan dari
mesin cuci dengan tangan ke dalam troli
b. didorong ke mesin pengeringan. Setelah sampai di mesin
pengering, linen yang ada di troli dimasukkan lagi ke dalam.
c. Setelah mesin tumbler bekerja sesuai waktu yang ditentukan,
d. petugas mengecek apakah linen sudah benar-benar kering atau
belum.
e. Pada saat ini tangan petugas terpapar dengan panas kain dan
udara di dalam mesin.
5
4. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan
kemampuan fisik pekerja
5. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi
pekerja yang menderita sakit.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja Rumah
Sakit yang akan pensiun atau pindah kerja
7. Melakukan koordinasi dengan tim panitia pencegahan dan
pengendalian infeksi mengenai penularan infeksi terhadap pekerja
dan pasien
8. Melakukan kegiatan surveilans kesehatan kerja
9. Melaksanakan Pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang
berkaitan dengan kesehatan kerja (pemantauan/pengukuran terhadap
faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi)
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan
kerja yang disampaikan kepada direktur rumah sakit dan unit teknis
di wilayah kerja rumah sakit
Langkah manajemen sistem K3 di rumah sakit di instalasi loundry :
a. Komitmen dan Kebijakan
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis,
jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS.
Manajemen RS mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber daya
esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya
program K3 di RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk
wadah K3 RS dalam struktur organisasi RS. Untuk melaksanakan
komitmen dan kebijakan K3 RS, perlu disusun strategi antara lain :
1. Advokasi sosialisasi program K3 RS.
2. Menetapkan tujuan yang jelas.
3. Organisasi dan penugasan yang jelas.
4. Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 RS pada setiap unit
kerja di lingkungan RS.
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko (risk assessment) secara kualitatif dan kuantitatif
6
7. Membuat program kerja K3 RS yang mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan.
8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara
berkala.
b. Perencanaan
7
5. Program K3 ditetapkan, dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi dan
dicatat serta dilaporkan.
c. Pengorganisasian
8
D. Bahaya/ancaman di instalasi laundry RS
9
berdiri selama
proses kerja
sampai selesai
5 Psikologis: stress Sakit kepala Tidak
banyak menumpuk
fikiran cucian
Sebutkan:
Cemas,
bingung
karena cucian
menumpuk
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, kami mengharapkan kepada
semua pembaca agar dapat mengetahui dan memahami arti identifikasi
bahaya (Hazard) serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran
yang dapat penulis sampaikan semoga dapat memberi manfaat bagi semua
pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
13