1. Pengertian
Kehamilan (graviditas) mulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir
dengan permulaan persalinan (FKUI, 1983 : 3).
Menurut Prawirohardjo (1991 : 125) lamanya kehamilan mulai dari ovulasi
sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu).
Sedangkan menurut Manuaba (1998 : 123) lamanya kehamilan
berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai dengan permulaan persalinan kira-kira 280 sampai 300
hari.
Menurut lamanya kehamilan dibagi menjadi :
- Kehamilan samapai 28 minggu dengan berat janin 1000 gr bila berakhir
disebut keguguran.
- Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut
prematuritas.
- Kehamilan berumur 37-42 minggu disebut aterm.
- Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau
postdatism (serotinus)
Menurut tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian :
- Triwulan pertama : 0-12 minggu
- Triwulan kedua : 13-28 minggu
- Triwulan ketiga : 29-42 minggu
Haid yang pertama kali terjadi disebut menarche. Setelah masa reproduksi,
wanita masuk dalam masa klimakterium yang terjadi secara berangsur-angsur
di mana haid akan menjadi tidak teratur, lalu akhirnya berhenti sama sekali
sesuai dengan lanjutnya usia. Keadaan ini disebut menopause (stop haid).
Perubahan-perubahan yang kompleks dan harmonis ini diatur oleh serebrum,
hipotalamus, hipofise, alat-alat kandungan, korteks adrenal, kelenjar tiroid, dan
kelenjar-kelenjar lainnya.
1) Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya, dan ini disebut haid. Pada siklus
haid, mukosa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang
dibuahi setelah terjadinya ovulasi, keadaan ini dikontrol oleh hormon-hormon
yang dapat dideteksi dalam air kemih.
Satu siklus haid dibagi atas beberapa fase (stadium):
Stadium menstruasi (deskuamasi) : 3-7 hari
Stadium profilerasi : 7-9 hari
Stadium sekresi : 11 hari
Stadium premenstruasi : 3 hari
2) Hormon-hormon siklus haid
a) FSH (Follicle Stimulating Hormone) dikeluarkan oleh hipofise lobus depan
b) Estrogen dihasilkan oleh ovarium
c) LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan hipofise, dan
d) Progesteron dikeluarkan oleh indung telur
Setelah selesai haid, oleh pengaruh hormon FSH dan estrogen, selaput lendir
rahim (endometrium) menjadi semakin tebal. Bila terjadi ovulasi, karena
pengaruh progesteron selaput ini menjadi lebih tebal lagi, dan kelenjar
endometrium tumbuh berkeluk-keluk. Bersamaan dengan itu, endometrium
menjadi lebih lembek seperti karet busa dan melakukan persiapan –
persiapan supaya sel telur yang telah dibuahi dapat bersarang. Bila tidak ada
sel telur yang bersarang, endometrium ini terkelupas dan terjadi perdarahan
yang disebut haid.
3) Ovulasi (pengeluaran sel telur)
Biasanya ovulasi terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang.
Dengan kata lain, di antara dua haid yang berurutan, indung telur akan
mengeluarkan ovum, setiap kali satu dari ovarium kanan dan lain kali dari
ovarium kiri.
Cara menentukan adanya ovulasi :
- Biopsi endometrium
- Suhu basal badan
- Sitologi vaginal
- Getah serviks
- pH getah vagina, dan
- Endoskopi
1) Uterus
Untuk ukuran akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat
hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup
bulan : 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir kehamilan (40 pekan).
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat,
pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan seperti bujur
telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2
bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada
minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah
panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft), disebut tanda Hegar.
Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding
rahim terasa tipis, karena itu bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding
perut dan dinding rahim.
Posisi rahim dalam kehamilan :
- Pada permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau retrofleksi
- Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis
- Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati
- Rahim yang hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau
kiri
Suplai darah uterus adalah Aa. Uterina dan aa. Ovarika bertambah dalam
diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena)
mengembang dan bertambah. Suplai darah ke organ reproduksi meningkat
segera setelah konsepsi karena peningkatan kadar hormon-hormon steroid
seksual. Vaskularisasi tersebut memberikan suplai darah yang banyak bagi
perkembangan janin, tanda-tanda khas pada organ dan berbagai gejala pada
wanita.
2) Serviks
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda
Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya
menjadi livid, dan ini disebut tanda Chadwick. Kanalis servikalis dipenuhi oleh
mukus yang kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum
menghambat masuknya bakteri ke uterus, yang mengalir selama persalinan,
yang disebut “bloody show”, yang menandakan bahwa kanalis terbuka untuk
lewatnya bayi.
Serviks nullipara (wanita yang belum pernah mengalami kehamilan) terlihat
bulat dan halus serta menonjol kearah vagina. Proses kelahiran meregangkan
serviks dan hampir selalu menyebabkan laserasi serviks. Setelahnya, bentuk
serviks menjadi oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah.
Sebelum masa kehamilan teraba seperti ujung hidung; pada awal masa
kehamilan teraba seperti ujung daun telinga; dan pada keadaan term teraba
seperti bibir.
3) Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti, masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
4) Vagina dan vulva
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda Chadwick’s, corak
yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa. Dalam berespons
terhadap stimulasi hormonal, sekresi sel-sel vagina meningkat secara berarti.
Sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat asam, dikenal istilah “putih” atau
leukorrhea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus
Doderlein’s. Basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap Candida
albicans, patogen yang tumbuh dalam media alkali.
Sebagaimana kehamilan mengalami kemajuan, meningkatnya kongesti
vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan sensitifitas yang
sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsangan
seksual, terutama antara bulan ke-4 dan ke-7 masa kehamilan.
5) Dinding perut (Abdominal Wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastik di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat
terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
6) Payudara (Mammae)
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah
rasa nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami pembesaran
karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting
susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar cairan
jernih, kolostrum. Area berpigmen di sekitar puting, areola, tumbuh lebih gelap,
dan kelenjar-kelenjar Montgomery menonjol keluar.
Bila payudara tidak disokong dengan tepat selama kehamilan, berat yang
meningkat akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Takut akan bentuknya
menjadi “menurun” tidak harus terjadi bila selama masa kehamilan payudara
telah disokong dengan baik menggunakan kutang. Sering dibersihkan akan
menjaga penumpukan kolostrum. Menyikat dengan handuk yang kering yang
kasar dapat membantu menyiapkan puting dalam pemberian ASI.
1) Sistem Integumen
Striae gravidarum. Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar,
menonjol keluar. Hal ini menyebabkan tonjolan dan kemudian membusung.
Serabut-serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus karena
regangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae gravidarum, terlihat
pada abdomen dan bokong terjadi pada 50 % wanita hamil dan menghilang
menjadi bayangan yang lebih terang setalah melahirkan. Wanita mungkin
mengalami pruritus (rasa gatal) sebagai akibat regangan tersebut.
Penyembuhan sementara dapat dicapai dengan memakai lotion yang agak
hangat.
Pigmentasi. Pengumpulan pigmen sementara mungkin terlihat pada bagian
tubuh tertentu, tergantung pada warna kulit yang dimiliki. Linea nigra atau
garis gelap mengikuti midline abdomen. Cholasma, atau topeng kehamilan,
terlihat seperti bintik-bintik hitam pada wajah. Areola sekitar puting membesar
dan warnanya menjadi lebih gelap. Semua area yang mengalami peningkatan
pigmentasi akan menghilang setelah melahirkan.
Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak. Baik kelenjar sebasea atau keringat
menjadi lebih aktif selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya, wanita hamil
mungkin mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat yang
membasahi pakaiannya, dan berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya.
Mandi, dan keramas secara teratur dan menggunakan deodoran akan sangat
membantu mengatasi efek samping yang tidak menyenangkan ini.
2) Sistem Endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyak perubahan
yang terjadi pada kelenjar ini.
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak
hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tempat
ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera setelah
plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon
tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainnya:
human chorionic gonadotropin (hCG), human placental lactogen (hPL), juga
disebut human chorionic somatomammotropin (hCS), dan human chorionic
thyrotropin (hCT).
Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR), meningkat hampir 20
% dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap
sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinat, dan
meningkatkanya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan
lebih banyak.
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih
besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan kecukupan kalsium
dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
Langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan
sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan
penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi
jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari mereka
mengeluarkannya ke dalam urin. Bagi ibu yang diabetes, kehamilan merupakan
hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang berkelanjutan.
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama
kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan
jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH) ditekan oleh
chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon
pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan
peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan
prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior
meningkat dalam menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus
dalam proses persalinan.
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortikal yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam aliran
darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal
mensekresi epinephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak
mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
3) Sistem Kardiovaskuler
Sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat bertahap
sampai mencapai 30 % samoai 50 % di atas tingkat pada keadaan tidak hamil.
Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron, menyebabkan
retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan
edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah relatif tidak mengalami
perubahan. Peningkatan yang signifikan menandakan preeklamsia.
Beratnya uterus menekan vena-vena besar yang mengaliri pelvik dan
ekstremitas bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungkai, paha, vulva,
dan rektum (hemoroid). Vena varikose terjadi pada 16 % sampai 33 % wanita
hamil.
Tekanan uterus pada vena kava yang terjadi ketika wanita hamil berbaring
dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berarti, disebut supine
hypotensive syndrome, menyebabkan pucat sementara, pening, dan klamines.
Sel-sel darah merah meningkat sampai 33 % dan hemoglobin sampai 15 %;
tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi,
terjadi pseudoanemia- sehingga disebut anemia fisiologis kehamilan.
Tingkat plasma fibrinogen meningkat sampai 40 % atau lebih, dan waktu
pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan. Sebagai
akibatnya, lebih mudah terjadi pembekuan darah, karenanya, pasangan statis
venosa, menyebabkan secara khusus akan mengalami trombosis vena.
4) Sistem Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih
banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut
terpenuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak
kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat
hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan
karies.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini,
bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada
beberapa wanita. Penggunaan bantal untuk menyokong punggung mungkin
dianjurkan untuk kasus ini.
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama
kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan
metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot,
atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri
sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh beristirahat. Sedikit gerakan
dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu. Aktivitas sehari-hari
yang sedang dan lebih banyak waktu untuk istirahat dengan kaki dinaikkan
merupakan cara yang pada umumnya berhasil untuk mengurangi
ketidaknyaman ini.
5) Sistem Pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas,
bentuk dan ukuran rongga dada berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil.
Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau
mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital
tidak berubah. Volume tidal, volume ventilator permenit, dan ambilan oksigen
meningkat. Karena bentuk dari rongga torak berubah dan karena bernapas
lebih cepat, sekitar 60 % wanita hamil mengeluh sesak napas.
Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, bengkak seperti alergi
pada membran mukosa merupakan hal umum pada kehamilan. Hal ini
menyebabkan gejala serak, hidung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan,
perdarahan hidung, hilangnya indera perasa penciuman.
6) Sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung
menurun. Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.
Pada bulan-bulan awal kehamilan, seperetiga dari wanita hamil mengalami
mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam
lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga
konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air
diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan
uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada
akhir masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama
masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah
karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri uluhati dan regurgitasi
(pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan ke
atas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rektum (hemoroid)
dapat terjadi. Pada persalinan, rektum dan otot-otot yang memberikan
sokongan sangat teregang.
7) Sistem Perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan penyringan darah ibu dan janin
yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra. Keduanya
menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan
urin ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatkan
kemungkinan pielonefritis.
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan
perbesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor-faktor tersebut
menyebabkan meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih
rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin
meningkatkan berkemih. Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal
ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti.
8) Sistem Persarafan
Tidak terdapat perubahan saraf yang normal selama kehamilan. Terkadang
gejala timbul karena melemahnya persendian, seperti yang telah dijelaskan
tentang perubahan tulang dan persendian pada kehamilan. Kadang-kadang
perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan acrodysesthesia, atau
numbness, tingling, dan kaku pada semua bagian lengan, tangan, atau jari-jari.
Hal ini sepenuhnya merupakan masalah mekanis dan dapat dihilangkan
dengan menyokong bahu dengan bantal pada malam hari dan menjaga postur
tubuh yang baik selama seiang hari.
Walaupun jaringan otak kemungkinan tidak mengalami perubahan, efek
psikologis mungkin saja dapat terjadi. Swing mood lebih umum terjadi.
Terkadang wanita tidak menerima kehamilannya, dan mungkin terjadi psikosis.
Walaupun peningkatan berat badan lebih bersifat individual. Wanita yang
mempunyai berat badan kurang atau yang mengandung lebih dari satu bayi,
berat badannya harus meningkat lebih banyak selama kehamilan. Bagi mereka
yang kelebihan berat badan harus menghindari diit yang berlebihan dan
penurunan berat badan yang drastis dapat menyebabkan ketosis dan
membahayakan janin.
Secara normal, berat badan yang didapat adalah sebagai berikut :
Trimester pertama 2 sampai 4 pon
Trimester kedua 12 sampai 15 pon
Trimester ketiga 8 sampai 10 pon
Secara umum, diit bebas, seimbang dengan jumlah cairan yang cukup
sangat dianjurkan. Pengawasan berat badan dengan ketat tidak lagi dianjurkan
karena ibu yang mengalami peningkatan berat badan kurang dari 20 pon
memiliki lebih banyak melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Anjuran terakhir untuk rata-rata wanita harus meningkat berat badannya lebih
dari 25 pon dan kurang dari 40 pon selama kehamilan.
c. Perubahan Psikologis
6. Diagnosa Kehamilan
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penelitian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil:
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenorea
- Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de
Graaf dan ovulasi
- Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan
7. Pemeriksaan Kehamilan
Jadwal pmeriksaan ANC adalah sebagai berikut :
a. Trimester I dan II
Setiap bulan sekali
Diambil data tentang laboratorium
Pemeriksaan USG
Nasehat diet tentang diet seimbang, tambahan protein ½ gr/KgBB, satu
telur/hari
Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan.
Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi
kehamilan dan imunisasi tetanus I.
b. Trimester III
Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
Diet seimbang
Pemeriksaan USG
Imuniasasi tetanus II
Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi
kehamilan trimester ke III
Rencana pengobatan
Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus dating untuk
melahirkan.
Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12-13 kali selam
hamil. Keuntungan ANC sangat besar karena dapat mengetahui berbagai resiko
dan komplikasi hamil sehingga dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke
RS.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data tersebut dengan konsep
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah kesehatan klien dan perawatan pasien (Effendi, 1995 : 24)
Analisa data merupakan proses berfikir yang meliputi kegiatan
pengelompokkan data dan menginterpretasikan kelompok data tersebut.
Kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga dapat menentukan
masalah. Dalam menganalisa data harus divalidasi kembali setelah itu
dikelompokkan ke dalam data subjektif dan objektif, kemudian diidentifikasi
pada masalah dan penyebab.
1) Ketidaknyaman berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Masalah ini kemungkinan dapat dibuktikan oleh : adanya tegang/nyeri
punggung, kram kaki, parestesia, pruritus, kontraksi uterus (Doengoes, Marilyn
E dkk, 2001 : 90)
2) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk
persalinan/kelahiran, perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya
pengalaman, kesalahan interpretasi informasi
Masalah ini kemungkinan dapat dibuktikan oleh : meminta informasi,
pernyataan masalah atau kesalahan konsep (Doengoes, Marilyn E dkk, 2001 :
92)
3) Perubahan eliminasi : BAK berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan lajufiltrasi
glomerulus
Masalah ini kemungkinan dapat dibuktikan : oleh :frekuensi berkemih,
dorongan, edema (Doengoes, Marilyn E dkk, 2001 : 96)
4) Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan hasrat seksual,
ketidaknyaman (sesak nafas, kelelahan, pembesaran abdomen), salah
pengertian/merasa takut
Masalah ini kemungkinan dapat dibuktikan : keluhan kesulitan, keterbatasan
atau perubahan pada perilaku seksual, memperhatikan keamanan janin
(Doengoes, Marilyn E dkk, 2001 : 97)
5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola aktivitas
aktivitas, stres psikologis, ketidaknyamanan
Masalah ini kemungkinan dapat dibuktikan : gangguan tidur, terbangun lebih
awal/lebih lama dari yang diinginkan, kesulitan tidur, tidak merasa segar,
lingkaran hitam di bawah mata (Doengoes, Marilyn E dkk, 2001 : 99)
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi