i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL ANALISIS KONTEKS
SMA IT ISHLAHUL UMMAH BOARDING SCHOOL
KOTA TASIKMALAYA
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan memohon rahmat Allah SWT
Laporan Hasil Analisis Konteks SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School
Kota Tasikmalaya
disahkan pada tanggal 30 Juni 2019 dan berlaku
Tahun Pelajaran 2019/2020
ii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun laporan Analisis Konteks SMAS Islam Terpadu
Ishlahul Ummah Boarding School Kota Tasikmalaya (selanjutnya disingkat SMAS IT
IUBS Kota Tasikmalaya) Tahun Pelajaran 2019/2020.
iii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan hal diatas, sekolah harus dikelola berdasarkan tata kelola
yang baik, dan memiliki kurikulum yang mempresentasikan visi, misi serta
1
tujuan yang akan dicapai sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat agar
mampu menghasilkan kualitas pendidikan yang bermutu dan mampu bersaing di
era global.
Visi tersebut mengandung 3 kata kunci, yaitu: takwa, prestasi dan manfaat,
yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut.
B. Dasar Kebijakan
8
Selain itu KTSP yang dikembangkan masih memiliki kekurangan dalam
hal penggunaan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan tekhnologi
yang memadahi, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dan
juga prinsip pelaksanaan kurikulum dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal. Secara prinsip pelaksanaan KTSP, rencana ke
depan akan dilakukan review kurikulum dengan seoptimal mungkin
memperhatikan semua prinsip pelaksanaan kurikulum, terutama prinsip
pelaksanaan kurikulum dengan menggunakan multistrategi dan multimedia,
sumber belajar dan teknologi yang memadai, memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar, dan juga prinsip pelaksanaan kurikulum dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
Untuk itu sekolah perlu melakukan rencana tindak lanjut, antara lain
berupa pengadaan workshop dan bimbingan pembuatan RPP, Mengefektifkan
kembali kinerja MGMP sekolah, penyusunan silabus yang memenuhi standar
minimal dan sesuai fakta, pelatihan analisis kontek standar proses, meningkatkan
fungsi tpk, penugasan reviuw silabus, pengadaan silabus hasil reviuw.
Salah satu SNP yang harus dilakukan adalah analisis standar pengelolaan
pendidikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 19 tahun 2007. Analisis standar
pengelolaan mencakup analisis perencanaan program, analisis pelaksanaan
rencana kerja, analisis pengawasan dan evaluasi, analisis kepemimpinan sekolah
dan analisis sistem informasi manajemen. Secara umum cakupan dalam standar
pengelolaan pendidikan ini diarahkan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman dan keterlaksanaan sistem pengelolaan dan manajemen madrasah
dapat terlaksana dengan baik. SMAS IT Ishlahul Ummah Boarding School Kota
Tasikmalaya melakukan analisis terhadap pengelolaan pendidikan, secara umum
komponen-komponen yang disyaratkan dalam analisis tersebut dapat terpenuhi.
Namun demikian, keterlaksanaan seluruh komponen tersebut perlu dilakukan
evaluasi secara menyeluruh, optimalisasi, dan perbaikan secara kontinyu,
sehingga pengelolaan pendidikan pada satuan pendidikan di SMA IT Ishlahul
Ummah Kota Tasikmalaya semakin baik.
14
Kondisi ideal yang diinginkan adalah semua RPP mencantumkan
kegiatan dan program penilaian (termasuk lampiran soal, jawaban dan pedoman
penskoran). Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan dan kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan
pendidik memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa.
15
/ pemanfaatan penilaian hasil belajar peserta didik untuk meningkatkan
efektifitas kegiatan pembelajaran kurang optimal dilaksanakan. Penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan telah terlaksana sesuai petunjuk dalam Standar
Penilaian Pendidikan, namun perlu dioptimalkan proses penilaian oleh satuan
pendidikan. Penilaian sikap peserta didik oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan
guru bimbingan konseling belum terlaksana secara kongkrit dengan jurnal.
Kepala Sekolah harus melakukan supervisi dan evaluasi agar semua guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan penilaian secara lengkap dan runtut.
Kepala madrasah harus melakukan evaluasi terhadap keterlaksanaan penilaian
akhlak mulia. Kepala Sekolah harus melakukan evaluasi terhadap keterlaksanaan
penilaian kepribadian. Perlu dilakukan pelatihan secara berkesinambungan agar
hasil belajar perserta didik termanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran, misalnya dalam kegiatan penulisan PTK.
16
6. Analisis Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
17
pendidikan kejenjang lebih tinggi, juga perlu terus diadakan program beasiswa
belajar jenjang S2. Perlu adanya pelatihan secara konsisten untuk meningkatkan
kemampuan guru. Pemenuhan 100% kompetensi dan kualifikasi tenaga
kependidikan serta peningkatan kinerja sesuai bagian/bidang masing-masing
melalui pelatihan, pendampingan, dan bimbingan pihak terkait.
18
Rencana tindak lanjut; mengoptimalkan sumber pembiayaan yang ada
khususnya dana dari pemerintah yang berupa BOS dan BPMU yang ada di sekolah
dengan cara pembinaan dan pengembangan.
19
a. Menjaga input, intake, motivasi belajar, kepatuhan siswa dan dukungan
orang tua siswa agar tetap tinggi,
: status sebagai guru sekolah, dan sertifikat kepala sekolah. kepala sekolah
memenuhi dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi, dan sosial, namun perlu lebih ditingkatkan lagi. Semua Guru (100%)
telah memiliki kualifikasi akademik minimum D4 atau Sarjana (S1) sesuai mata
pelajaran yang diampu. Standar Kompetensi guru (Kompetensi pedagogik,
Kepribadian, sosial, dan profesional), belum 100% telah dimiliki
20
oleh guru secara keseluruhan, khususnya dalam penguasaan ICT. Sekitar 80%
tenaga kependidikan telah memenuhi standar kompetensi/dan kualifikasi.
Sehingga kesenjangan yang muncul adalah kepala madrasah perlu
meningkatkan lagi kompetensi walaupun secara umum telah memenuhi
standar kompetensi minimal. Kualifikasi akademik minimal (S1) telah
terpenuhi 100%. Pemenuhan 100% standar kompetensi guru. Sekitar 20%
tenaga kependidikan belum memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi
yang dibutuhkan.
Rencana tindak lanjut; Melalui berbagai pendidikan dan pelatihan yang ada,
kepala madrasah berusaha meng-upgrade kompetensinya secara kontinyu.
Guru perlu meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan, workshop atau
melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi, perlu diadakan program
beasiswa belajar jenjang S2. Pemenuhan 100% kompetensi dan kualifikasi
tenaga kependidikan serta peningkatan kinerja sesuai bagian/bidang masing-
masing melalui pelatihan, pendampingan, dan bimbingan pihak terkait.
21
4. Aspek pembiayaan secara umum telah memenuhi standar Pengelolaan
Pendidikan (Permendiknas No. 19 tahun 2007). Biaya diperoleh dari berbagai
sumber: Orang tua siswa (Komite madrasah), Dinas Pendidikan, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Pusat, Dana Usaha dari masyarakat, Wirausaha, dll. Memiliki
RKJM/RKAS yang disusun bersama Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru dan
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Pengelolaan keuangan madrasah secara
transparan dan akuntabel. Beberapa sumber pembiayaan belum optimal.
Mekanisme penggunaan keuangan madrasah kurang efisien. Pengelolaan
keuangan atau dana kurang efektif (banyak yang tidak sesuai dengan RKJM/RKAS).
Kesenjangan yang muncul; Adanya kesenjangan dalam pengelolaan sumber
pembiayaan yang kurang optimal. mekanisme penggunaan keuangan sekolah
yang kurang efisien. Pengelolaan keuangan kurang efektif (ada yang tidak sesuai
dengan RKJM/RKAS). Rencana tindak lanjut; Mengoptimalkan sumber
pembiayaan yang ada khususnya wirausaha yang ada di sekolah dengan cara
pembinaan dan pengembangan. Optimalisasi sistem informasi keuangan yang
efisien.
5. Program Sekolah
Kondisi riil : penerapan visi, misi, tujuan dan kebijakan mutu sekolah perlu
ditingkatkan secara optimal,
22
C. Analisis Kondisi Lingkungan Satuan Pendidikan
1. Komite Sekolah
Kondisi Ideal : Komite sekolah berperan sebagai : Pemberi pertimbangan,
Pendukung finansial dan pemikiran, Pengontrol transparansi dan akuntabilitas,
Mediator antara pemerintah dan masyarakat.
23
Tantangan : Komite sekolah dapat mencurahkan pemikiran sepenuhnya untuk
ikut membantu melakukan pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator,
kemampuan komite memenuhi tuntutan program sekolah sesuai dengan visi,
misi, tujuan dan kebijakan mutu sekolah, kemampuan komite sekolah untuk
berkoordinasi dengan stakeholder sekolah, serta dunia usaha dan dunia kerja,
Kesenjangan : Peran dan fungsi komite sekolah perlu dioptimalkan, tidak semua
anggota komite sekolah memiliki waktu yang luang untuk melakukan peran dan
fungsinya, komitesekolah belum banyak tahu tentang program dan pelasanaan
program sekkolah yang bersifat umum dan teknis, komite sekolah belum
maksimal membangun kemitraan sekolah dengan pihak – pihak lain di dalam dan
luar negeri pemerintah, swasta, dunia usaha dan dunia kerja serta lembaga
pendidikan menengah dan perguruan tinggi
Kondisi ideal : Kantor Cabang Dinas merupakan instansi vertikal yang berwenang
dalam memberikan arahan kebijakan dan melakukan pembinaan terhadap satuan
pendidikan (sekolah).
Peluang : Kantor Cabang Dinas Wilayah XII berwenang dalam fungsi dan peran
kebijakan dan pembinanaan terhadap satuan pendidikan, Kantor Cabang Dinas
Wilayah XII memiliki potensi untuk menentukan
24
kebijakan yang akan diterapkan pada lingkup satuan pendidikan, melalui fungsi
pembinaan, Kantor Cabang Dinas Wilayah XII memiliki potensi untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, Kantor Cabang Dinas Wilayah XII
berperan dalam hal kebijakan terhadap ketersediaan alokasi dana sharing
pendidikan,
Kesenjangan: Kebijakan Kantor Cabang Dinas Wilayah XII yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, Kantor Cabang Dinas Wilayah XII
mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam kebijakan dan pembinaan terhadap
satuan pendidikan, Kantor Cabang Dinas Wilayah XII diharapkan untuk berperan
terhadap ketersediaan dana sharing yang dibutuhkan oleh satuan pendidikan.
Kondisi Ideal : Ketersediaan data dari dunia industri dan dunia kerja tentang berbagai
hal yang terkait kerjasama antara satuan pendidikan dengan berbagai hal terkait
kebutuhan dunia kerja yang mampu dipersiapkan oleh satuan pendidikan sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja.
Peluang : Terciptanya kerjasama yang baik dan keberadaan data yang dapat
digunakan satuan pendidikan dalam menyiapkan berbagai perangkat yang
dibutuhkan.
25
Tantangan : Kurang optimalnya kerjasama antara satuan pendidikan dengan dunia
industri dan dunia kerja, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
karakteristik satuan pendidikan yang tidak mempersiapkan peserta didik untuk
siap dalam dunia industri dan dunia kerja,
Kesenjangan : Kerja sama yang kurang optimal antara satuan pendidikan dengan
dunia industri dan dunia kerja, satuan pendidikan memproyeksikan kebijakan yang
dapat mengoptimalkan kerja sama antara satuan pendidikan dan dunia industri
dan dunia kerja,.
4. Ikatan Alumni
Tantangan : Alumni mempunyai tanggung jawab moral dan ikut andil dalam
menumbuhkembangkan almamater.
6. Perguruan Tinggi
Tindak lanjut : Mengundang pihak perguruan tinggi sebagai nara sumber dalam
penyusunan program sekolah, mengundang perguruan tinggi untuk bersama-
sama berkomitmen dalam rangka peningkatan kualitas diri sebagai pendidik.
Kesenjangan : LPMP sebagai lembaga yang mestinya dekat dengan sekolah, tetapi
justru tidak semua anggota sekolah tahu dengan pasti fungsi dan peran LPMP.
Tindak Lanjut : Mengundang LPMP sebagai nara sumber pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Satuan pendidikan, dalam hal ini SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School
Kota Tasikmalaya , diharapkan selalu melihat hasil analisis konteks ini sebagai
gambaran dalam memberikan data dan arah terhadap penyusunan KTSP dan
program kerja madrasah.
Setiap setahun sekali, KTSP SMA IT Ishlahul Ummah Boarding School Kota
Tasikmalaya di reviuw dan direvisi berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis
konteks. Untuk itu setiap tahun pula Tim Pengembang Sekolah (TPS) atas nama
sekolah selalu melakukan analisis konteks untuk menghasilkan laporan hasil analisis
konteks, sehingga analisis konteks benar-benar merupakan gambaran obyektif
kondisi satuan pendidikan.