PENDAHULUAN
Paper yang berjudul produk bank syariah ini dibuat karena banyaknya
kalangan orang yang belum bisa membedakan produk bank syariah dan
konvensional.
1
1.2 Rumusan Masalah
Paper ini menuliskan mengenai produk bank syariah yang masih dianggap
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wadiah (titipan)
3
skema wadiah digunakan dalam produk giro dan sebagian jenis tabungan.
Terdapat dalam surat Annisa ayat 58 “ sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”.
Teknis Pembiayaan
B. MUDHARABAH
4
pengertian dan sikap awalnya saja, akad ini membutuhkan rasa percaya antara
pihak yang terlibat. Dalam istilah ekonomi, mudharabah biasa disebut trust
financing yang memang bermodalkan keperayaan untuk membangun sebuah
transaksinya. Macam –macam Mudhrobah ada dibawah ini:
a. MUDHARABAH MUTLAQAH
b. MUDHARABAH MUSYTARAKAH
c. MUDHARABAH MUQAYADAH
5
bank syariah, maka bersifat agen yang menghubungkan antara shahibul maal serta
mudharib.
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank justru akan menjadi beban
apabila dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha alokasi untuk tujuan-tujuan
yang produktif. Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang
menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar imbal jasa berupa
bunga.
A. MUSYARAKAH
6
Landasan syariah akad syirkah ini mendapatkan landasan syariahnya dari
Al qur’an, hadits, dan ijma:
Ayat ini sebenarnya tidak memberikan landasan syariah bagi semua jenis
syirkah. Ia hanya memberikan landasan kepada syirkah jabariyyah (yaitu
perkongsian beberapa orang yang terjadi diluar kehendak mereka karena mereka
sama-sama mewarisi harta pusaka).
Ayat ini mencela perilaku orang-orang yang berkongsi atau berserikat dam
berdagang dengan menzalimi sebagian dari mitra mereka. Kedua ayat Al quran ini
jelas menjalankan bahwa syirkah pada hakikatnya diperbolehkan oleh risalah-
risalah yang terdahulu dan telah dipraktekkan.
B. SYIRKAH
Pada prinsipnya syirkah itu ada dua macam yaitu syirkah amlak
(kepemilkan) dan syirkah Uqud (terjadi karena kontrak). Syirkah kepemilikan ini
ada dua macam yaitu ikhtiari dan jabari. Ikhtiari terjadi karena kehendak dua
orang atau lebih untuk berkongsi misalnya dalam pewarisan.
7
Rukun syirkah menurut madzhab hanafi hanya ada dua rukun dalam
syirkah yaitu ijab dan qobul.
a. Syirkah ‘inan
b. Syirkah Mufawadhoh
c. Syirkah Wujuh
8
Syirkah ini dibentuk tanpa modal dari para partner. Mereka hanya
bermodalkan nama baik yang diraihnya karena kepribadiannya dan kejujurannya
dalam berniaga. Syirkah ini terbentuk manakala ada dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi yang baik dalam bisnis memesan suatu barang untuk dibeli
dengan kredit (tangguh) dan menjualnya dengan kontan. Keuntungan yang
dihasilkan dari usaha ini kemudian dibagi menurut persyaratan yang telah
disepakati antara mereka.
Syirkah ini dibentuk oleh beberapa orang dengan modal profesi dan
keahlian masing-masing. Profesi dan keahlian ini bisa sama dan bisa juga berbeda.
Misalnya satu pihak tukang cukur dan pihak lainnya tukang jahit. Mereka
menyewa satu tempat untuk perniagaanyya dan bila mendapatkan keuntungan
dibagi menurut kesepakatan diantara mereka. Syirkah ini dinamakan juga dengan
syirkah shona’i atau taqobul.
Artinya pembelian barang dengan cara cicilan. Pembiayaan bai bitsaman ajil
adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan barang modal (investasi). Pembiayaan ini berjangka waktu satu tahun.
landasan syariahnya terdapat di QS. Annisa:29. “hai orang-orang beriman
janganlah kamu makan hak sesamamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
D. BAI AS SALAM
Adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada
seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk kemudian dijual kembali.
Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayaran
dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, nasabah sebagai penjual. Dalam
transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus
ditentukan secara pasti. Landasan syariah transaksi ini terdapat dalam hadits. Ibnu
9
Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah datang ke madinah dimana penduduknya
melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan untuk jangka waktu 1, 2, dan 3
tahun. beliau berkata “barang siapa yang melakukan salaf, hendaknya ia
melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula untuk jangka
waktu yang diketahui”.
b. Bila hasil produksi yang diterima tidak sesuai maka, nasabah harus
bertanggung jawab antara lain mengembalikan dana yang telah diterima atau
mengganti barang sesuai pesanan.
E. BAI AL ISTISHNA
F. IJARAH
10
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).
G. QARDUL HASAN
Al qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan
atau pinjaman uang. Apikasi qard dalam perbankan antara lain:
B. KAFALAH
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu
kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk
menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula
11
menerima dana tersebut dengan prinsip wadi’ah. Bank mendapatkan pengganti
biaya atas jasa yang diberikan.
C. RAHN
Rahn adalah Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam atas
pinjaman yang diterimanya atau dapat juga kita sebut sebagai gadai. Objek barang
yang di tahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah
semacam jaminan hutang atau gadai. Pemilik barang gadai disebut rahin dan
orang yang mengutangkan yaitu orang yang mengambil barang tersebut serta
menahannya disebut murtahin.
A. Modal
Diantara sumber dana yang lain, modal merupakan sumber yang paling penting
sejak awal sebelum dibentuknya bank syariah. Modal itu sendiri merupakan dana
pribadi yang berasal dari para pemilik yang menyerahkan sebagian dana mereka
sebagai bentuk dan tanda bahwa mereka merupakan pemegang saham di bank
tersebut.
Seperti pada bank konventional lainnya, bank syariah juga menerima simpanan
atau tabungan dalam bentuk rekening giro dari nasabah. Dana ini kemudian oleh
bank syariah akan diterima sebagai bentuk wadi’ah atau titipan. Dengan
kesepakatan bersama atas penggunaan dana tersebut, pihak bank dapat
menggunakan dana tersebut untuk kegiatan perbankan. Sementara itu bank
12
memberikan jaminan kepada nasabah bahwa dana yang sudah diserahkan
sewaktu-waktu bisa diambil kembali.
Wadi’ah atau titipan. Meskipun dalam rekening giro juga mengenal istilah
wadi’ah, namun wadi’ah yang dimaksud dalam rekening tabungan ini memiliki
penerapan yang berbeda. Dalam rekening tabungan, wadi’ah diartikan titipan
yang bisa digunakan oleh bank dengan lebih fleksibel untuk mendapatkan
keuntungan, hasil dari keuntungan tersebut akan dibagi dengan nasabah sesuai
dengan kesepakatan yang terjadi di awal.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Riba adalah penambahan pendapatan secara tidak sah antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan
waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam meminjam yang
mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang
diterima melibihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah).
b. Maisir adalah transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang
tidak pasti dan bersifat untung-untungan.
c. Gharar adalah transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaanya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi
dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah.
d. Haram adalah transaksi yang dilarang dalam syariah.
e. Zalim adalah transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak
lainnya.
Dalam bank syariah terdapat hubungan antara nasabah dan hubungan debitur dan
krediturnya, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana dengan
pengelola dana. Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah tidak berpengaruh
terhadap bagi hasil yang diberikan.
14