Anda di halaman 1dari 7

Contoh Kasus:

Sebanyak 20 orang siswa mengikuti tes hasil belajar berbentuk objektif jumlah
item soalnya sebanyak 100 butir. Dari pengukuran diperoleh hasil sebagai
berikut :

DATA SKOR SISWA

Siswa Skor Siswa Skor

1 60 11 94

2 87 12 85

3 73 13 85

4 76 14 78

5 71 15 79

6 67 16 91

7 84 17 92

8 65 18 82

9 63 19 83

10 86 20 75

Penilaian menggunakan acuan patokan

Kasus pertama Penilaian dilakukan menggunakan acuan patokan dengan


skala 0 – 100 dan batas minimal ketuntasan belajar (mastery learing) adalah 60
maka perhitungan nilai dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
DATA NILAI SISWA

Batas
Nomor Siswa Skor Nilai Keputusan Huruf
lulus

1 60 60 60 Lulus C

2 87 87 60 Lulus A

3 73 73 60 Lulus B

4 76 76 60 Lulus B

5 71 71 60 Lulus B

6 67 67 60 Lulus C

7 84 84 60 Lulus A

8 65 65 60 Lulus C

9 63 63 60 Lulus C

10 86 86 60 Lulus A

11 94 94 60 Lulus A

12 85 85 60 Lulus A

13 85 85 60 Lulus A

14 78 78 60 Lulus B

Batas
Nomor Siswa Skor Nilai Keputusan Huruf
lulus

15 79 79 60 Lulus B

16 91 91 60 Lulus A

17 92 92 60 Lulus A

18 82 82 60 Lulus A

19 83 83 60 Lulus A

20 75 75 60 Lulus B
Dari table di atas dapat dilihat bahwa semua siswa lulus, dengan menggunakan
penilaian acuan patokan.

Penilaian menggunakan acuan norma

Apabila penilaian menggunakan acuan norma, maka hasilnya akan berbeda,


karena penilaian didasarkan pada kondisi kelompok kelas yang melaksanakan
tes. Misalkan skala yang digunakan dalam penilaian adalah 0 – 4 dan A – E,
acuan yang digunakan adalah acuan norma dan siswa dinyatakan lulus bila
memperoleh nilai minimal 2 atau C, maka perhitungan nilai dan pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Distribusi skor-skor dalam populasi siswa akan membentuk sebuah distribusi


normal. Distribusi itu dapat digambarkan sebagai berikut :

- 3 SD Mean +3SD

1. Tabel yang digunakan untuk menghitung adalah tabel frequensi. Dari


data nilai di atas bila dibuat tabel frequensi adalah sebagai berikut:

Data fi
60 – 69 4
70 – 79 6
80 – 89 7
90 – 100 3
Jumlah 20

2. Menghitung rata-rata

Data Xi fi fiXi
60 – 69 64,5 4 258
70 – 79 74,5 6 447
80 – 89 84,5 7 591,5
90 – 100 94,5 3 283,5
Jumlah 20 1580

X
fX 1580
 i
79 i

3.
 f 20 i
Menghitung standar deviasi

Data Xi X fi (Xi - X )2 fi(Xi - X )2


60 – 69 64,5 4 210,25 841
70 – 79 74,5 79 6 20,25 121,50
80 – 89 84,5 7 30,25 211,75
90 – 100 94,5 3 240,25 720,75
Jumlah 20 1895

4.

f
X
i
SD

i X1895
9
,
73
  2
Menentukan rentang nilai
 f
i 20

Pada kurve normal di atas dapat dilihat bahwa SD = 6 yaitu 3 SD di


sebelah kiri Mean dan 3 SD di sebelah kanan Mean
Untuk itu pada kurve tersebut dibagi menjadi = 6 / 5 = 1,2 SD
Setelah itu dibuatlah rincian tabel untuk penilaian berdasarkan
perhitungan yang sudah ditentukan, yaitu

X – 3 SD sampai X – 1,8 SD

X – 1,8 SD sampai X – 0,6 SD

X – 0,6 SD sampai X + 0,6 SD


X + 0,6 SD sampai X + 1,8 SD

X + 1,8 SD sampai X + 3 SD

Maka pada tabel skor rentang penilaian adalah:

Nilai
No Rentang skor
Angka Huruf
1 X – 3 SD sampai X – 1,8 SD = 0 E
49,81 sampai 61,49
2 X – 1,8 SD sampai X – 0,6 SD = 1 D
61,49 sampai 73,16
3 X – 0,6 SD sampai X + 0,6 SD = 2 C
73,16 sampai 84,84
4 X + 0,6 SD sampai X + 1,8 SD = 3 B
84,84 sampai 96,51
5 X + 1,8 SD sampai X + 3 SD = 4 A
96,51 sampai 100

Dari tabel tersebut dapat digambarkan pada kurve normal di bawah ini, dari
kurve tersebut dapat dilihat posisi nilai A, B, C, D dan nilai E. seperti dapat
dilihat dari gambar di bawah ini.

E D C C B A

49.81 61.49 73.16 79 84.84 96.51 100


5. Menghitung nilai dan membuat keputusan

Dari tabel skor di atas maka dapat dibuat tabel akhir nilai siswa dan dapat
dilihat posisi siswa seperti pada tabel di bawah ini.

Nilai
Siswa Skor Huruf Keputusan
Angka

1 60 0 E Tidak lulus

2 87 3 B Lulus

3 73 1 D Tidak lulus

4 76 2 C Lulus

5 71 1 D Tidak lulus

6 67 1 D Tidak lulus

7 84 2 C Lulus

8 65 1 D Tidak lulus

9 63 1 D Tidak lulus

10 86 3 B Lulus

11 94 3 B Lulus

12 85 3 B Lulus

13 85 3 B Lulus

14 78 2 C Lulus

Nilai
Siswa Skor Huruf Keputusan
Angka
15 79 2 C Lulus

16 91 3 B Lulus

17 92 3 B Lulus

18 82 2 C Lulus

19 83 2 C Lulus

20 75 2 C Lulus

Berdasarkan kedua sistem penilaian dapat dilihat bahwa acuan yang


berbeda dapat menghasilkan keputusan penilaian yang berbeda. Pada penilaian
dengan acuan patokan, semua siswa dapat dinyatakan lulus karena seluruh
siswa mencapai batas minimal ketuntasan. Sebaliknya, pada penilaian dengan
acuan norma terdapat enam siswa yang dinyatakan tidak lulus karena berada
pada keadaan yang jauh di bawah rata-rata kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai