Anda di halaman 1dari 2

PR saat Liburan, Perlukah?

Oleh: Ari Nur Cahyani SPdSi

HARI libur atau liburan panjang identik dengan suasana santai, bebas
dari rutinitas, pergi bertamasya, dan beberapa hal menarik lain. Meskipun
demikian, beberapa sekolah memberikan program ‘PR Liburan’ kepada anak
didik mereka. Perlukan PR selama liburan?

Pemberian pekerjaan rumah atau PR saat hari libur atau liburan dapat
menjadi dilema, di satu sisi, tugas PR selama liburan dapat menjadi alternatif
kegiatan positif bagi anak, tetapi jika kuantitas PR berlebihan maka dapat
merampas hak anak untuk menikmati masa liburnya. Oleh karena itu, kreatifitas
guru dalam mengemas PR liburan sangat diperlukan agar dapat menyusun PR
liburan dengan jenis dan kuantitas yang tepat.

Penyusunan PR liburan perlu memperhatikan kebutuhan perkembangan


peserta didik dengan tetap berpedoman pada kurikulum yang berlaku.
Implementasi Kurikulum 2013 sangat memberi ruang untuk mengemas
pembelajaran, termasuk PR, menjadi kegiatan yang kontekstual, bermanfaat dan
menyenangkan.
Guru tingkat sekolah dasar dapat mengemas PR liburan dengan tetap
menerapkan pembelajaran tematik, misalnya semua tugas PR bertema ‘Liburan’
sehingga tugas yang diberikan sangat berkaitan dengan aktivitas anak selama
liburan. Dengan demikian, anak dapat bermain, berlibur tetapi juga sambil
belajar.

Peserta didik sekolah menengah merupakan anak usia remaja yang


cenderung suka dengan hal-hal yang kreatif, inovatif, menantang sekaligus
menyenangkan. Anak usia remaja sangat senang berkumpul bersama teman-
teman sebayanya, sehingga tugas proyek kelompok dapat menjadi salah satu
alternatif PR selama masa liburan. Tugas proyek tersebut hendaknya memberi
ruang untuk mengasah ketrampilan dan kreatifitas anak, melatih anak untuk
bekerjasama, serta mendorong anak untuk menghasilkan suatu produk atau
karya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, guru dapat
memantau tugas proyek yang dilakukan oleh anak serta memberikan bimbingan
meskipun tidak bertatap muka. Tugas-tugas proyek ini juga memungkinkan
anak untuk berinteraksi dengan masyarakat sehingga mengasah kecerdasan
sosial mereka.

PR saat liburan dapat memberikan beberapa manfaat, baik bagi peserta


didik, guru, maupun orang tua. Bagi peserta didik, mengerjakan PR dapat
melatih sikap tanggung jawab, memperkaya pengetahuan mereka melalui
pengalaman-pengalaman nyata, mengasah potensi serta mengembangkan
kecerdasan majemuk yang dimiliki. Selain itu, keterlibatan orang tua dalam
tugas-tugas yang diberikan dapat meningkatkan kedekatan antara orang tua
dengan anak dan sebaliknya. Bagi guru, PR liburan memberikan ruang untuk
menyampaikan pendahuluan tentang materi yang akan dipelajari setelah liburan,
membantu guru untuk semakin mengenali karakteristik, potensi, minat dan
kelebihan anak. Bagi orang tua, PR liburan membantu mereka untuk
memberikan alternatif kegiatan positif bagi anak selama liburan.

Berbagai manfaat tersebut dapat diperoleh jika PR liburan dikemas


dengan tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Bagian terpenting dari pemberian
PR adalah apresiasi yang diberikan oleh guru atas usaha peserta didik.

Pendidikan membutuhkan proses, setiap proses yang dijalani oleh peserta


didik merupakan latihan dan pengalaman yang nantinya akan turut membentuk
karakter dan pribadi mereka di masa yang akan datang. Tugas PR yang dikemas
dengan tepat dapat menjadi bagian dalam proses pendidikan tersebut yang
diharapkan dapat berdampak pada pembentukan karakter dan pribadi positif
peserta didik di masa yang akan datang. (*/aro)

Guru BK SMK Negeri Bansari Kabupaten Temanggung

Anda mungkin juga menyukai