Kelompok 1 Fisika Kimia Benar-2
Kelompok 1 Fisika Kimia Benar-2
LARUTAN IDEAL
Kelompok 1 (satu)
1
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………….……….……..1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Sifat larutan dua zat cair merupakan gabungan sifat kedua zat itu. Penyimpangan sifat
larutan dari pelarut murni bergantung pada komposisi larutan. Sifat suatu larutan lebih
mendekati sifat pelarutnya, karena jumlahnya lebih besar. Akan tetapi larutan dua macam
cairan dapat berkomposisi tanpa batas, karena saling melarutkan. Kedua cairan dapat sebagai
pelarut atau zat terlarut, bergantung pada komposisinya, contohnya air dan alkohol.
Kita tidak dapat meramalkan sifat larutan langsung dari sifat komponennya, karena
dalam campuran terdapat banyak interaksi antara partikelnya. Oleh sebab itu, perlu dibuat
suatu model larutan yang dapat kita jadikan patokan. Model ini berguna untuk
mengungkapkan hubungan komposisi dengan sifat larutan dalam keadaan standar.
Yang banyak dipakai sebagai model adalah larutan ideal. Larutan ini sedemikian rupa
sehingga interaksi antara partikel lain jenis sama dengan yang sejenis. Interaksi itu berupa
daya tolak atau daya tarik sesamanya. Dengan kata lain, dalam larutan ideal, partikel satu
komponen tidak mempengaruhi partikel lain didekatnya. Energi yang dikandung komponen
larutan sebelum dan setelah bercampur sama sehingga ΔH pecam
puran nol. Artinya, dalam pencampuran tidak ada kalor yang diserap atau dilepaskan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi
antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, maka terbentuklah suatu
idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu
bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam
larutan.
5
Apabila anda mempunyai larutan kedua, hal yang sama juga terjadi. Pada suhu
tertentu, sebagian dari molekul-molekul yang ada akan mempunyai energi yang cukup
untuk melepaskan diri dari permukaan larutan.
Pada sebuah larutan ideal dari campuran kedua larutan ini, kecenderungan dari dua
macam molekul di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah.
Anda mungkin berpikir bahwa diagram ini hanya menunjukkan separuh dari seluruh
molekul yang melepaskan diri, tapi sebenarnya proporsi dari kedua jenis molekul yang
melepaskan diri masih sama. Diagram ini menunjukkan campuran 50/50 dari dua larutan.
Yang berarti bahwa hanya ada separuh dari tiap jenis molekul yang berada di permukaan
campuran larutan dibanding jumlah tiap jenis molekul pada permukaan larutan awalnya.
Apabila proporsi dari tiap jenis molekul yang melepaskan diri tetap sama, tentu saja hanya
ada separuh dari tiap jenis molekul yang dapat melepaskan diri dari campuran larutan pada
suatu waktu tertentu.
Apabila molekul-molekul merah masih mempunyai kecenderungan yang sama untuk
melepaskan diri sebesar sebelumnya, ini berarti daya intermolekuler antara dua molekul
6
merah persis sama dengan besar daya intermolekuler antara sebuah molekul merah dan
sebuah molekul biru.
Apabila daya tersebut berubah, kecenderungan molekul untuk melepaskan diri juga
akan berubah.
Demikian halnya dengan daya antara dua molekul biru dan daya antara sebuah
molekul biru dan sebuah molekul merah. Daya tersebut juga harus sama dan kalau tidak,
kecenderungan molekul biru untuk melepaskan diri juga akan berubah.
Apabila anda dapat mengikuti penjelasan ini, anda akan mengerti bahwa daya tarik
intermolekuler antara dua molekul merah, dua molekul biru dan antara sebuah molekul
merah dan sebuah molekul biru akan persis sama dalam campuran ideal.
Inilah sebabnya mengapa larutan dari campuran seperti hexane dan heptane mendekati
campuran ideal. Mereka memiliki besar molekul yang hampir sama dan mempunyai daya
tarik Van der Waals yang sama di antara mereka. Namun begitu, tetap saja, besar molekul
keduanya tidak persis sama, sehingga walaupun campuran ini mendekati campuran ideal,
tetap saja bukan merupakan larutan ideal.
7
Jumlah mol masing-masing zat adalah :
mol tiourea = 9,5 g / 76 g mol-1 = 0,125 mol
mol air = 90 g / 18 g mol-1 = 5 mol
Fraksi mol air adalah :
Xair = 0,975
Plarutan = Xair . P°air = (0,975) (23,76 mmHg) = 23,166 mmHg
Jadi, tekanan uap air turun dengan adanya tiourea. Besarnya penurunan tekanan uap adalah :
ΔP = (23,76 – 23,166) mmHg = 0,59 mmHg
Contoh Soal Menentukan Mr dari Tekanan Uap Larutan 2 :
2. Urea sebanyak 12 g dilarutkan dalam 90 g air pada 40 °C, tekanan uap larutan adalah
53,17 mmHg. Jika tekanan uap air murni pada suhu tersebut 55,3 mmHg, berapakah Mr
urea?
Pembahasan :
Tahap :
(1) Hitung fraksi mol air menggunakan Hukum Raoult
(2) Hitung mol urea berdasarkan fraksi mol air
(3) Hitung Mr urea
Fraksi mol air :
Xair = Plarutan / Popelarut = 53,17 mmHg / 55,3mmHg = 0,96
mol air = 90 g / 18 g mol-1 = 5 mol
Jumlah mol urea:
mol urea = 0,2 mol
Mr urea = 12 g / 0,2 mol = 60 g mol-1
8
PERTANYAAN
1. Kelompok 2 (Ainul Latifah) & Kelompok 5 (Nabila Rasya)
Mengapa ciri dari larutan ideal tidak meyerap dan melepaskan panas ?
Jawaban : (Feby Nia Amalda)
Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap parsial dari sebuah komponen adalah
sama dengan tekanan uap komponen dalam keadaan murni pada suhu tertentu. Tidak ada
entalpi pencampuran saat komponen membentuk larutan (∆ pencampuran = 0) karena
pencampuran volume penyusun – penyusunnya sudah tepat sehingga tidak ada panas
yang diserap dan dilepaskan.
2. Kelompok 2 (Gresita)
Mengapa contoh larutan ideal heksana dan heptana bukannya heksana dan nonana?
Jawaban : (Mesa Maisela)
Contoh larutan ideal heksana dan heptana bukannya heksana dan nonana karena suatu
campuran ideal adalah suatu larutan dengan sifat termodinamika yang serupa dengan
campuran gas ideal. Entalpi pencampuran dari larutan ideal adalah nol, seperti halnya
perubahan volume pada pencampuran menurut definisi yaitu semakin mendekati nol
entalpi pencampurannya maka semain “ideal” larutan tersebut. Tekanan uap larutan
mematuhi Hukum Raoult. Dan campuran tersebut bukan asal campur tetapi harus dilihat
terlebih dahulu senyawa tersebut apakah dapat dikatakan mendekati ideal atau tidak, jadi
unt5uk pencampuran heksana dan nonana belum tentu bisa menjadi larutan ideal karena
pasangan dari heksana telah ditentukan yakni heptana.
3. Kelompok 3 (Bima Fernando)
Buktikan bahwa contoh soal tersebut merupakan suatu larutan yang dapat dikatakan
sebagai larutan ideal !
Jawaban : (Sri Ningsih)
Perhatikan contoh soal berikut :
Hitunglah penurunan tekanan uap yang dibuat dari pelarutan 9,5 g tiourea (Mr = 76) ke
dalam 90 g air (tekanan uap air pada 25 °C adalah 23,76 mmHg).
Jawaban :
• Hitung fraksi mol masing-masing zat
• Tentukan tekanan uap larutan menggunakan Hukum Raoult
• Tentukan ΔP
Jumlah mol masing-masing zat adalah :
mol tiourea = 9,5 g / 76 g mol-1 = 0,125 mol
9
mol air = 90 g / 18 g mol-1 = 5 mol
Fraksi mol air adalah :
Xair = 0,975
Plarutan = Xair . P°air = (0,975) (23,76 mmHg) = 23,166 mmHg
Jadi, tekanan uap air turun dengan adanya tiourea. Besarnya penurunan tekanan uap
adalah :
ΔP = (23,76 – 23,166) mmHg = 0,59 mmHg
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa perubahan yang didapat yaitu 0,59 artinya
mendekati 0, maka larutan gersebut mendekati larutan ideal dan juga karena tidak ada
larutan yang dianggap sangat ideal melainkan mendekati ideal
4. Kelompok 5 (Yuda)
Dari hasil pengamatan menyatakan bahwa urea + air terjadi pendingin. Apakah urea + air
dikatakan sebagai larutan ideal ?
Jawaban : (Windriani Ade Saputri)
Urea sebanyak 12 gr dilarutkan dalam 90 g air pada 40oC, tekanan uap larutan adalah
53,17 mmHg. Jika tekanan uap air murni pada suhu tersebut 55,3 mmHg. Berapakah Mr
urea?
Jawaban : ∆P = 55,3 – 53,17 = 2,13 mmHg
Pada pencampuran larutan urea dengan air terdapat perubahan tekanan sebesar 2,13
mmHg yang membuat campuran larutan tersebut menjadi dingin. Oleh karena itu,
campuran larutan tersebut bukanlah campuran larutan ideal karena larutan tersebut
mengeluarkan energi yang akhirnya membuat larutan tersebut dingin.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Larutan ideal adalah larutan yang memenuhi Hukum Raoult. Dimana bunyi Hukum
Raoult yaitu “Tekanan uap parsial dari sebuah komponen di dalam campuran adalah sama
dengan tekanan uap komponen tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu dikalikan
dengan fraksi molnya dalam campuran tersebut“, dengan persamaan :
PA = xA . PAo
PB = xB . PBo
Tekanan Total (Ptot) = PA + PB
Jika tekanan uap hasil pengamatan tidak sama dengan tekanan uap berdasarkan
perhitungan Hukum Raoult, maka larutan tersebut tidak ideal.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Raoult
https://www.academia.edu/11487596/larutan_ideal
12