Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kelapa Sawit

Pengolahan Kelapa Sawit adalah bagaimana mengekstrak minyak sawit dari Tandan
Buah Sawit (TBS) secara mekanik atau dengan mesin produksi. Tempat untuk
pengolahan kelapa sawit dinamakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sebagai kumpulan
beberapa mesin produksi yang terbagi atas beberapa tahap pengolahan. Minyak sawit
yang semula dalam kondisi padat di dalam TBS akan diekstrak yang hasil akhirnya
berwujud cair dengan dipertahankan suhunya pada kondisi 50 derajat cekcius.
PTPN VII Unit Bekri memiliki empat kunci pengolahan kelapa sawit yaitu Panen,
Hasil, Angkutan ( Tidak lebih dari 24 jam untuk mendapatkan mutu yang baik) serta
olah.komoditas dari PTPN VII Unit Bekri antara lain Minyak Sawit (CPO/
CrudePalm Oil), Inti Sawit, Minyak Inti sawit ( PKO/PalmKernel
Oil),Tebu,DanBungkit inti sawit. Pabrik dari PTPN VII Unit bekrigeneri pertama
didirikan pada tahun 1923,sedangkan pabrik generasi kedua didirikan pada tahun
1981.

Kapasitas Pabrik
1. Parik pengolahan kelapa sawit terpasang 60 Ton TBS per jam
2. Pabrik pengolahan inti sawit. Kapasitas terpasang 50 ton inti sawit per hari
3. Pabrik pengolahan iti sawit (PPIS) Dibangun Pada Tahun 1987)
4. Pabrik Kompos. Kapasitas terpaang 8 ton per jam.
Proses Pengolahan kelapa sawit dengan bahan baku lalu di angkut dan dilakukan
penimbangan. Penanaman kelapa sawit ini ditanam dengan jarak 9x9 dengan
bentuk jajar genjang, hal ini dilakukan agar dapat terkena penyinaran matahari
secara penuh. Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh
tanaman bervariasi menurut jenis tanamannya. Intensitas, kualitas dan lamanya
penyinaran merupakan salah satu yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan
morfologi. Tanaman yang terlindung pertumbuhannya akan meninggi (etiolasi),
habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang.

4.2 Karet
Dalam kegiatan Pengolahan Karet yang ada di pabrik ada beberapa macam bahan
yang diolah yaitu:
Pengumpulan lateks kebun

Untuk memperoleh lateks kebun yang baik, langkah-langkah yang harus


dilakukan adalah:

a) Kumpulkan lateks kebun yang masih segar 3-5 jam setelah penyadapan.
Gunakanselalu mangkok, ember dan wadah lain yang bersih dan kering untuk
menampunglateks kebun agar mutu terjaga baik.
b) Untuk menghindari pembekuan campurkanlah larutan ammonia sebanyak 100-
200 cc(1/2-1 gelas) pada setiap 10 liter (1 ember) latek kebun.
c) Bekuan karet (koagulan) yang terjadi di dalam ember/wadah harus segera
dipisahkandari lateks agar lateks tidak mengalami penggumpalan seluruhnya.
d) Lateks kebun jangan dicampur dengan benda lain dan jangan diencerkan.

Pengolahan sit angin

Untuk menghasilkan sit angin yang baik, cara pengolahan yang ditempuh adalah:

a) Pengenceran lateks
Lateks kebun yang belum mengalami pra koagulasi (membubur) diencerkan
dengan airbersih sehingga KKK menjadi 15% atau 1 ember lateks kebun
ditambahkan dengan ¾ (tiga perempat) ember air.
b) Penyaringan
Lateks kebun yang telah diencerkan kemudian disaring dengan saringan
lateks 20mesh.
c) Penggumpalan
Lateks yang telah disaring dibubuhi larutan asam semut 10% sebanyak 10
ml.Larutan asam semut 10% dibuat dengan mengencerkan asam semut 90%
dengan airbersih dalam perbandingan 1: 10. Dosis yang digunakan untuk
menggumpalkan lateksadalah 10 ml (1 sendok makan) larutan asam semut
encer per liter lateks yang telahdiencerkan.Pencampuran larutan asam semut
ke dalam lateks disertai pengadukan secara merata,kemudian lateks dibiarkan
menggumpal selama 2-6 jam sampai terbentuk gumpalansiap untuk digiling.
Dosis bahan penggumpal lain menurut rekomendasi yang diberikanoleh
institusi yang berwenang.

d) Memipihkan gumpalan
Gumpalan yang diperoleh dikeluarkan dari bak, kemudian dipipihkan dengan
menekangumpalan menggunakan tangan atau alat lain di atas alas yang
benar-benar bersih.
e) Penggilingan
Lembaran koagulum kemudian digiling tipis menggunakan gilingan tangan
polossebanyak 4 kali, setiap kali menggiling jarak gigi pengatur disetel agar
menghasilkan lembaran karet setebal ± 5 mm. Setelah itu lembaran karet
digiling menggunakangilingan beralur (kembang) 1 kali sehingga tebal sit ± 3
mm.
f) Pencucian
Lembaran sit dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan asam semut dan
bahanpenggumpal lain yang tertinggal.
g) Penganginan
Lembaran sit yang diperoleh digantung di atas rak untuk dianginkan di udara
terbukakira-kira 10 hari, dan diusahakan agar tidak terkena sinar matahari
langsung.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini, antara lain sebagai berikut :

1. pelepah dari Kelapa sawit turun karna tidak dapat menampung air hujan yang
berlebihan.
2. perbedaan tingkat kualitas hasil produksi ini dapat dipilah berdasarkan dari
tingkat warna hasil akhir olahan dan juga tingkat kebersihan terhadap kotoran
yang dikandung oleh masing – masing hasil produksi tersebut.
3. limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa limbah padat (Limbah
CrumbRubber), limbah cair, dan limbah gas.
4. Penanaman kelapa sawit ditanam dengan jarak 9x9 dengan bentuk jajar
genjang, hal ini dilakukan agar dapat terkena penyinaran matahari secara
penuh.
5. Populasi per hektar yang terlalu padat lama kelamaan produksinya akan
menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi
tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar matahari yang
diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi (fotosintesis).

Anda mungkin juga menyukai