Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

NAMA : AKHMAD FERRI ARDIYANSAH

NIRM : 04.01.18.123

PRODI : PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

SINOPSIS

CARA BERTANAM CABAI PADA SAAT MUSIM HUJAN

Menanam cabe pada musim hujan mempunyai potensi untuk memperoleh keuntungan
yang tinggi sekaligus resiko kegagalan yang besar. Menanam cabe di musim hujan
memerlukan teknik budidaya yang lebih intensif dibandingkan jika menanam cabe pada musim
kemarau, karena musim hujan bukanlah musim yang ideal bagi budidaya cabe. Untuk
mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan tidak mengalami kegagalan maka
diperlukan pengetahuan tentang bagaimana bertanam cabe pada saat musim hujan.

Untuk mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan tidak terancam gagal, maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

 Pengendalian hama dan penyakit yang mengancam saat musim hujan, seperti : hama
ulat grayak, hama ulat buah cabe Helicoverpa, penyakit Pseudomonas solanacearum,
penyakit antraknosa maupun penyakit karena jamur seperti layu fusarium.
 Memperbaiki drainase di sekitar pertanaman.
 Membuat bedengan yang lebih tinggi
 Mengatur jarak tanam yang lebih lebar.
 Menggunakan Mulsa Pulsa Hitam Perak.
 Pemantauan perkembangan OPT secara intensif.
 Sanitasi sekitar pertanaman.
 Penggunaan pestisida dengan perekat dan perata untuk effektifitas penggunaan
pestisida.
 Penggunaan naungan plastik / paranet untuk pelindung tanaman.

Dengan melakukan teknik budidaya yang lebih intensif serta memberikan perhatian penuh
terhadap kesembilan hal tersebut diatas, maka resiko kegagalan bertanam cabe dimusim hujan
dapat ditekan seminimal mungkin, dan sebaliknya akan menciptakan peluang mendapatkan
untung yang lebih tinggi.

Tips Menanam Cabe Di Musim Hujan

Menanam cabe di musim hujan memerlukan teknik budidaya yang lebih intensif dibandingkan
jika kita menanam cabe pada musim kemarau. Menanam cabe pada musim hujan bukanlah
musim yang ideal bagi budidaya cabe, sehingga biasanya menanam cabe pada musim hujan ini
disebut sebagai bertanam cabe di luar musim (off season).

Menanam cabe pada musim hujan akan menghadapi kendala cuaca yang tidak kondusif bagi
tumbuh dan kembangnya tanaman cabe secara normal. Musim hujan ditandai dengan curah
hujan yang tinggi dan kelembaban yang tinggi sehingga pada beberapa hal akan memicu
berkembangnya OPT baik hama maupun penyakit tanaman. Sehingga risiko kegagalan
panennya menjadi lebih besar.

Untuk mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan tidak terancam gagal. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

A. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa jenis hama dan penyakit yang berkembang dan mengancam tanaman cabe pada
saat musim hujan antara lain :

I. Layu Karena Bakteri (Pseudomonas solanacearum)

Pseudomonas solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau
penyakit lender pada tanaman.

a. Gejala :

Gejala awal pada layu ini yaitu tanaman terlihat segar saat pagi atau sore hari namun akan layu
saat siang hari, hal ini desebabkan oleh karena aliran air dari akar ke daun dan batang tidak
lancar sehingga tanaman akan layu. Serangan Pseudomonas ini bisa dimulai saat tanaman
cabai masih muda. Jika pada pangkal batang dicabut akan terlihat jelas akar dan pangkal
batang membusuk. Yang membedakan serangan layu bakteri dengan layu yang lain pada
pertanaman cabai adalah jika pangkal batang yang busuk dipotong dan dimasukkan kedalam
air jernih maka setelah beberapa saat akan terlihat koloni bakteri seperti asap yang mengepul di
dalam air.

b. Cara pengendalian penyakit Layu bakteri :

- Gunakan pupuk kandang yang telah masak. Pupuk kandang yang belum masak dapat
memacu perkembangan bakteri ini memalui kenaikan suhu tanah yang disebabkan oleh proses
fermentasi pupuk organik.

- Gunakan PGPR sebagai kocoran disekitar perakaran. - Hindari mengocor NPK maupun pupuk
kimia lain pada akar tanaman. Pengocoran pupuk kimia akan menyebabkan luka pada akar
tanaman cabai.

- Pencelupan bibit sebelum tanam menggunakan PGPR.

- Mencabut tanaman cabai yang telah terserang penyakit layu bakteri ini.

- Hindari mengairi lahan dengan menggenangi lahan terlalu tinggi, kalau perlu jangan
digenangi.

II. Penyakit antraknosa

a. Gejala :

Penyakit antraknosa ini biasanya menyerang tanaman cabe pada saat kondisi kelembaban
yang tinggi (95%) pada suhu yang rendah berkisar 32 derajat celcius. Penyakit antraknosa juga
menyerang tanaman cabe yang ditanam pada lahan dengan drainase yang tidak dikelola
dengan baik, sehingga banyak genangan air di sekitar tanaman. Biasanya cendawan C. capsici
menyerang tanaman dengan menginfeksi jaringan buah dan membentuk bercak cokelat
kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Serangan yang berat menyebabkan
buah mengering dan keriput seperti jerami. Pada bagian tengah bercak yang mengering terlihat
kumpulan titik-titik hitam dari koloni cendawan.

b. Cara pengendalian Antraknosa:


- Perlakuan benih dengan cara merendam benih dengan air panas pada suhu 55 derajat celcius
selama 30 menit.

- Benih direndam dalam air hangat yang dicampur dengan fungisida seperti Derosal 60 WP
dengan takaran 2 gram per liter.

- Sedangkan pengendalian penyakit antraknosa saat tanaman mulai berbuah adalah dengan
beberapa cara, antara lain : - Apabila sudah ada buah cabe yang terserang, buah yang
terserang tersebut harus dipanen setiap hari dan dibakar.

III. Penyakit Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu pada tanaman cabai adalah Fusarium oxysporum. Tanaman
cabai terserang mengalami kelayuan dimulai pada daun-daun tua, kemudian menyebar ke
daun-daun muda dan menguning. Secara umum mirip dengan penyakit layu bakteri. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan
tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air
menggenang di areal pertanaman cabai, melakukan penggiliran tanaman, serta penyemprotan
secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb
hidroklorida dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan,
secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst
dan 70 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat
dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

B. Memperbaiki Drainase di Sekitar Pertanaman

Air yang menggenang menjadi pemicu berkembangnya OPT baik hama maupun penyakit
tanaman cabe. Usahakan agar air tidak tergenang di sekitar pertanaman dengan cara
memperbaiki saluran pembuangan air sehingga air mengalir dengan lancar.

C. Membuat Bedengan Yang Lebih Tinggi

Membuat bedengan yang lebih tinggi akan mengurangi tingginya kelembaban tanah karena
banyaknya air, usahakan membuat bedengan tanaman yang lebih tinggi dari saat menanam
cabe di musim kemarau. Tinggi bedengan bisa menjadi 60 - 70 cm yang biasanya hanya 50 cm.

D. Mengatur Jarak Tanam yang Lebih Lebar

Untuk mengurangi kelembaban udara yang tinggi di sekitar pertanaman dan untuk memberikan
keleluasaaan cahaya matahari masuk ke skitar tanaman cabe, tanamlah cabe dengan jarak
tanam yang lebih lebar dengan pola zig zag / segitiga. Beberapa petani yang sudah
berpengalaman sering memakai pola ini dengan jarak tanam 60 x 70 cm, walalupun
populasinya menjadi berkurang namun mempermudah pemeliharaan tanaman dan memberikan
iklim mikro yang lebih baik bagi tanaman cabe.

E. Menggunakan Mulsa Pulsa Hitam Perak

Usahakan memakai mulsa plastik hitam perak untuk mengntrol kelembaban tanah serta
mengurangi penyebaran penyakit karena cipratan tanah yang terkena hujan yang kemungkinan
mengandung bibit penyakit / patogen.

F. Pemantauan Perkembangan OPT secara Intensif

Perkembangan OPT baik hama maupun penyakit sangat cepat pada musim hujan karena
cuaca yang mendukung perkembanganya. Oleh karena aturlah pemantuan perkembangan OPT
ini sejak awal untuk mengantisipasi dan mengendalikan OPT sejak awal secara intensif
terpadu.

G. Sanitasi Sekitar Pertanaman

Bersihkan areal pertanaman dari rerumputan liar, gulma atau tanaman lainya yang bisa
menjadi inang / tempat hidup sementara bagi hama / penyakit.

H. Penggunaan Pestisida Dengan Perekat

Pada musim hujan penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama / penyakit harus
lebioh dieffektifkan dengan menggunajkan bahan perekat perata sehingga pestisida mempunyai
daya lekat dan daya sebar yang lebih tinggi karena tidak mudah tercuci oleh air hujan dengan
intensitas tinggi. Bahan perekat perata yang biasa dipakai oleh petani antara lain Agristic, untuk
bahan perekat perata lainya silahkan dipakai dengan rekomendasi petugas teknis atau
penyuluh pertanian setempat.

I. Penggunaan Naungan Plastik

Untuk mengurangi terpaan air hujan dengan intensitas tinggi, anda bisa menggunakan
naungan dengan plastik atau paranet. naungan plastik bisa berbentuk rumah plastik sederhana
(green house) maupun berbentuk naungan memanjang sepanjang bedengan tanaman. Tentu
harus diperhitungkan pembiayaanya sebelum anda menggunakan rumah plastik atau paranet
ini.

Anda mungkin juga menyukai