Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................2
B. Rumusan Masalah........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Risiko………………………..……………………..……….………..3
B. Definisi Return……………………………………….………………………..3
C. Konsep dan Pengukuran Risiko dan Return…………………………………..5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………..…......……......16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..……............17

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem ekonomi islam memberikan kesempatan kepada umatnya untuk
beribadah dan bermuamalah dakam rangka memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani.
Salah satu cara manusia untuk memproduktifkan hartanya yaitu dengan cara
melakukan kegiatan investasi. Investasi dalam konteks konteks konvensional maupun
syariah adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan
unsur ketidakpastian sehingga perolehan kembaliannya atau return tidak pasti dan
tidak tetap.
Risiko merupakan penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan,
risiko adalah hasil yang berbeda dari yang diharapkan. Sedangkan arti risiko dalam
bidang keuangan dan pengukurannya merupakan salah satu topik yang diulas dalam
bab ini. Risiko tersebut hampir selalu melekat pada return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Artinya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan
dana pada satu atau lebih aktiva selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan dan peningktan nilai investasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi dari Risiko ?
2. Apa Definisi dari Return ?
3. Bagaimana Konsep serta Pengukuran Resiko dan Return?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Risiko
Kata risiko berasal dari bahasa inggris “risk”, yang artinya berarti
ketidakpastian dari pada kerugian (uncertainly of loss). Risiko dapat
dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih
luas risiko apat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak
diinginkan. Dalam industry keuangan dikenal istilah “high risk bring about
high return”, yang artinya jika ingin memperoleh memperoleh hasil yang
lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.1
Menurut kamus ekonomi, risiko adalah kemungkinan mengalami kerugian
atau kegagalan karena tindakan atau peristiwa tertentu.
Risiko dalam berbagai bentuk dan sumbernya merupakan komponen yang tak
terpisahkan dari setiap aktivitas. Hal ini dikarenakan masa depan merupakan
sesuatu yang sangat sulit diprediksi. Tidak ada seorang pun didunia ini yang
tahu dengan pasti apa yang akan terjadi dimasa depan, bahkan mungkin satu
detik kedepan. Selalu ada elemen ketidak pastian yang menimbulkan risiko.

B. Definisi Return
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh
perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang
dilakukan.

Menurut R.J. Shook, pengembalian adalah laba investasi, baik melalui bunga
atau deviden.

1
Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006, h. 7

3
Beberapa pengertian pengembalian yang lain 2:

1. Return on equity atau imbalan atas hasil equitas merupakan pendapatan bersih
dibagi equitas pemegang saham.
2. Return of capital atau imbalan hasil atas modal merupakan pembayaran kas
yang tidak kena pajak pada pemegang saham yang mewakili imbalan hasil
modal yang diinvestasikan dan bukan didistribusi deviden. Investor
mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
3. Return on investment atau imbalan hasil atas investasi merupakan membagi
pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang
mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
4. Retun on invested capital atau imbalan hasil atas modal investasi merupakan
pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi
perusahaan.
5. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
6. Return on network atau imbalah hasil atas kekayaan bersih merupakan
pemegang saham yang dapat menentukan hasil imbalannya dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersih.
7. Return on sales atau imbalan hasil atas penjualan merupakan untuk
menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseoarang dapat membandingkan
presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelum pajak
terhadap variabel yang sama dari periode sebelumnya.
8. Return ekspektasi merupakan return keseluruhan yang diharapkan akan
diperoleh investor dimasa mendatang.
9. Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu
periode tertentu.

2
Tariqullah Khan, & Ahmed Habib, Manajemen Risiko (Lembaga Keuangan Syariah),cet 1. Jakarta:
Bumi Aksara 2008

4
Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risikonya
dan sebaliknya.

C. Konsep Pengukuran Risiko dan Return

A. Risiko dan Return Aktiva Tunggal

Dua jenis yang digunakan untuk mengukur risiko dan return, baik
pada aktiva (sekuritas) tunggal, sekumpulan aktiva yang membentuk
portofolio maupun portofolio optimal, yaitu model Markowitz dan model
indeks tunggal. Untuk mengawalinya disajikan terlebih dahulu konsep dan
pengukuran risiko dan return berdasarkan model Markowitz.
1. Risiko dan Return Model Markowitz
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau berupa return ekspektasi yang
belum terjadi, tetapi yang diharapkan akan terjadi pada masa mendatang.
Return ralisasi dihitung berdasarkan data historis yang berguna sebagai
dasar penentuan return ekspektasi dan risiko pada masa mendatang. Rumus
untuk mengitung return ralisasi adalah sebagai berikut :
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛= 𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1𝑃𝑡−1+𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑
Ket :
Pt = Harga aktiva atau sekurits pada periode t
Pt-1 = Harga aktiva atau sekuritas pada periode t-1
Yield = Persentase penerimaan kas periodik terhadap harga aktiva, untuk yield
saham adalah persentase dividen terhadap Pt-1.

5
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor pada masa datang. Dalam konsep Markowitz, rumus untuk
menghitung return ekspektasi aktiva atau sekuritas tertentu. Rumus dari return
ekspektasi dapat pula mengunakan data historis, yaitu dengan metode tren,
metode pola acak, dan metoe return rata-rata. Dapat dituliskan dalam
persamaan yang menggunakan probabilitas berikut ini.

Ket :
E(Ri) = Return ekspektasi aktiva atau sekuritas i
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pi = Probabilitas kejadian return ke-i
n = Banyaknya return yang mungkin terjadi

Metode return rata-rata mengasumsikan bahwa return ekspektasi dapat


dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya. Untuk menghitung return
rata-rata dapat digunakan dua cara, yakni perhitungan rata-rata aritmetik dan
rata-rata gometrik3. Metode rata-rata aritmetik merupakan metode perhitungan
statistik yang biasa dipakai untuk menghitung nilai rata-rata yang bisanya
diberi simbol E(Ri). Secara metematis, rumus rata-rata aritmetik ditulis
sebagai berikut :

Ket :
ΣX = Jumlah nilai return selama satu periode

3
Nor Hadi, Pasar Modal; Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013

6
Metode rata-rata geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata
yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.
Rumus untuk menghitung rata-rata geometrik adalah :

Ket :
RG = Return rata-rata geometrik
Rn = Return untuk periode ke-n
n = Jumlah return
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan
return ekspektasi. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, semakin besar risiko
investasi. Untuk menghitung risiko, metode yang sering digunakan adalah deviasi
standar atau varians. Keduanya merupakan ukuran besarnya penyebarannya, semakin
besar deviasi standar/varians investasi tersebut. Rumus untuk menghitung risiko yang
diukur dengan varians dan deviasi standar dari return ekspektasi dengan probabilitas
tertentu adalah sebagai berikut :

Ket :
σ2 = Varians return ekspektasi
σ = Deviasi standar return ekspektasi
Ri = Return ke-i yang terjadi
E(Ri) = Return ekspektasi aktiva atau sekuritas i
Pi = Probabilitas kejadian return ke-i

Risiko pada return realisasi merupakan penyimpangan nilai-nilai yang sudah


terjadi dengan nilai rata-ratanya. Rumus varians dan deviasi standar untuk risiko ini
dapat ditulis sebagai berikut :

7
Ket :
σ2 = Varians return ekspektasi
σ = Deviasi standar return ekspektasi
Xi = Nilai ke-i return realisasi
= Nilai rata-rata return realisasi
n = Jumlah observasi

2. Risiko dan Return Model Indeks Tunggal


William Shape mengembangkan model indeks tunggal (single index model).
Menurut model tersebut, return suatu saham dipengaruhi oleh faktor bersama tunggal.
Secara matematis, rumus Shape sebagai berikut :
Rit = αi + βi Ft + eit
Faktor bersama yang dimaksud, biasanya adalah return pasar. Artinya, pergerakan
return saham dipengaruhi oleh return pasar. Jika kondisi pasar baik, maka return
saham individual juga akan baik. Sebaliknya, jika kondisi pasar buruk, maka return
saham individual juga akan buruk. Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset
tersebut dapat dituliskan :
E(Ri) = αi + βi E(RM)
Menurut model indeks tunggal, total risiko dapat dipecah ke dalam dua komponen
yaitu :
σi2 = β i2σM2 + σei2
Ket :
σi2 = Risiko total
β i2 = Beta sekuritas
σM2 = Varians return pasar
σei2 = Varians error sekuritas i

8
B. Risiko, Ketidakpastian, dan Paritas Risiko-Return
Dalam bahasa keuangan modern, keberadaan informasi sangat relevan
meskipun tidak lengkap untuk memahami dan menilai masa depan agar dapat
menerjemahkan suatu ketidakpastian menjadi sebuah risko. Keputusan yang rasional
hanya dapat dibuat pada saat informasinya jelas dan lengkap (dalam kondisi yang
pasti) atau paling tidak dalam kondisi berisiko. Dalam terori pengambilan keputusan,
suatu kondisi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu kondisi tidak pasti, berisiko, pasti,
dan kondisi konflik.
Pertama adalah kondisi tidak pasti yang paing tidak memenuhi syarat, yaitu terdapat
alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan) dan nilai probabilitas masing-
masing kejadian tidak diketahui. Beberapa cirinya adalah tidak diketahui sama sekali
tentang jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan
munculnya kondisi tersebut hal yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari
suatu tindakan, tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil
tersebut, pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan/informasi lengkap
tentang terjadinya sejumlah kondisi tersebut karena keputusan yang akan dibuat
biasanya relatif belum pernah terjadi.
Kedua adalah kondisi berisiko yang berlangsung dalam hal berikut. Alternatif
tindakan yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil dan pengambil
keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan, diasumsikan bahwa pengambil
keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan
hasil. Risiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui
dengan pasti walaupun diketahui nilai probabilitasnya, kondisi ini hampir serupa
dengan kondisi tidak pasti, bedanya dalam informasi/data yang mendukung dalam
membuat keputusan, berupa besar/nilai peluang terjadinya sejumlah kondisi.
Ketiga adalah kondisi pasti yang berlangsung dengan indikator berikut, Alternatif
yang dipilih hanya memiliki satu konsekuensi , keputusan yang diambil didukung

9
oleh informasi yang lengkap sehingga hasil dari setiap tindakan yang dilakukan dapat
diestimasi secara akurat, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan
terjadi pada masa datang yang biasanya karena menyangkut masalah yang rutin.
Terakhir adalah kondisi konflik (persaingan) yang tergambarkan ketika kepentingan
dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dan mereka saling bersaing
secara rasional, cermat, dan bertujuan untuk memenangkan persaingan. Risiko dan
ketidakpastian seperti yang diulas dalam keuangan modern dapat dibandingkan
dengan gagasan konsep gharar yang terdapat dalam hukum islam. Hukum islam
melarang transaksi yang berkaitan dengan gharar yang berlebihan, yang lebih sering
diterjemahkan sebagai ketindakpastian dan kadang-kadang sisebut sebagai risiko.
Taghrir/gharar yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti akibat, bencana, bahaya,
risiko, ketidakpastian,daan sebagainya. Sebagai istilah dalam fiqih muamalah, taghrir
berarti melakukan sesuatu secara membabi buta tanpa pengetahuan yang mencukupi,
mengmbil risiko sendiri dari suatu perbuatan yang mengandung risiko tanpa
mengetahui dengan persis apa akibatnya, memasuki risiko tanpa memikirkan
konsekuensinya.4
Topik tentang paritas antara risiko dan return merupakan pusat dari pembahasan
keuangan Islam. Para investor biasanya menginginkan return dan tidak menginginkan
risiko. Artinya, orang hanya akan berinvestasi dalam aktiva yang kurang berisiko
sekaligus mereka mengharapkan menerima return yang tinggi. Kalimat ini memiliki
implikasi, yaitu hal tersebut mengakui adanya penghindarkan risiko dan
mempertimbangkan paritas risiko-return pada kedua pengertian noormatif dan positif.
C. Risiko dan Return Portofolio
1. Portofolio Model Markowitz
Return portofolio realisasi merupakan rata-rata tertimbang dari return
realisasi masing-masing aktiva/sekuritas tunggal yang ada dalam pertofolio.
Rumus dapat ditulis sebagai berikut :

4
Muhammad, Manajemenen Keuangan Syariah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014

10
Rp= Σ(wi.Rini−1)
Ket:
Rp = Return portofolio realisasi
wi = Porsi sekuritas i terhadap seluruh sekuritas portofolio
Ri = Return realisasi sekuritas ke-i
n = Jumlah sekuritas yang ada dalam portofolio

Return portofolio ekspektasi merupakan rata-rata tertimbang dari return


ekspektasi sekuritas-sekuritas tunggal yang membentuk portofolio. Rumus
dapat ditulis sebagai berikut:
E(Rp)= Σ(wi.E(Rini−1)
Ket:
E(Rp) = Return ekspektasi dari portofolio
E(Ri) = Return ekspektasi sekuritas ke-i

2. Portofolio Model Indeks Tunggal


Model indeks tunggal mampu mengurangi jumlah variabel yang harus
ditaksir dibanding model Markowitz dan menyediakan input yang dibutuhkan
dalam perhitungan model Markowitz. Untuk perhitungan portofolio, model
indeks tunggal mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing
sekuritas yang membentuk portofolio.
b. Alpha portofolio merupakan rata-rata tertimbag dari alpha masing-masing
sekuritas yang membentuk portofolio.

3. Pemilihan Portofolio Optimal


Kesempatan untuk melakukan investasi dengan berbagai alternatif
kombinasi memiliki kemungkinan yang tidak terbatas. Alternatif kombinasi
investasi yang tidak terbatas akan menjadi masalah bagi investor untuk

11
memiliki kombinasi investasi yang menghasilkan return dengan tetap
memperhatikan risiko yang dihadapi. Pemilihan portofolio optimal menjadi
tujuan investor dlam kegiatan investasi. Untuk menentukan portofolio optimal
dibutuhkan portofolio efisien.
Proses pemilihan portofolio optimal dari portofolio efisien yang
tersedia aakaan sangat bergantung pada individu investor. Portofolio efisien
merupakan portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan
risiko tertentu, atau portofolio yang mengadung risiko terkecil dengan tingkat
return ekspektasi. Kesempatan bagi investor untuk membentuk portofolio
yang terdiri atas berbagai kombinasi sekuritas yang tersedia disebut
opportunity set /attainable set. Opportunity set, investor dapat membuat
portofolio sesuai kenginannya, baik yang efisien maupun tidak efisien.
4. Portofolio Optimal Model Markowitz
Asumsi yang secara implisit menganggap bahwa investor mempunyai
fungsi utilitas yang sama. Jika preferensi investor terhadap portofolio berbeda
karena mereka mempunyai fungsi utilitas yang berbeda, maka portofolio
optimal untuk setiap investor dapat berbeda. Titik portofolio optimal dapat
ditentukan dengan menggunakan metode penyelesaian optimasi. Fungsi
objektif yang digunakan adalah fungsi risiko portofolio berdasarkan metode
Markowitz. Fungsi objektif ini kemudian diminimalkan yang disertai dengan
beberapa kendala. Masalah mimimalisasi ini merupakan masalah
pemrograman kuadratik karena fungsi objektifnya adalah fungsi kuadrat.
5. Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal
Pada model indeks tunggal, untuk menentukan apakah aktiva tertentu
dapat dimasukkan dalam portofolio yang optimal, secara langsung hanya
berhubungan dengan rasio kelebihan return terhadap beta. ERB mengukur
tambahan return dari sebuah aktiva di atas return yang ditawarkan oleh aktiva
bebas risiko terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan.

12
Rumus ERB dapat ditulis sebagai berikut5 :
𝐸𝑅𝐵𝑖= 𝐸(𝑅)𝑖−𝑅𝑓𝛽𝑖
Ket :
ERBi = Excess return to beta aktiva ke-i
E(Ri) = Return ekspektasi aktiva i
Rf = Return aktina bebas risiko
βi = Beta aktiva ke-i
Pemeringkatan aktiva disusun berdasar ERB dari yang tertinggi ke
terendah. Portofolio optimal berisi aktiva/saham-saham yang mempunyai nilai
rasio ERB yang tinggi. Langkah menentukan titik pembatas ini adalah sebagai
berikut :
1. Urutkan aktiva/saham-saham berdasarkan nilai ERBi terbesar sampai
dengan nilai ERBi terkecil. Saham-saham dengan nilai ERBi yang besar
merupakan kandidat untuk dimasukkan ke dalam portofolio optimal.
2. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing saham ke-i
3. Hitung nilai Ci
4. Setelah nilai Ci dihitung dengan rumus ,kemudian ditetapkan satu batas
pemisah C*. besarnya titik pembatas C* adalah nilai Ci yang terbesar.
5. Saham-saham yang mempunyai nilai ERBi lebih kecil daripada ERBi pada
titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.
6. Setelah saham-saham yang membentuk portofolio optimal sudah
ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan proporsi dana yang
dialokasikan pada setiap saham yang terpilih.
6. Portofolio Optimal dengan Simpanan dan Pinjaman Bebas Risiko
Investasi pada aktiva bebas risiko akan memberikan return ekspektasi
tertentu dengan deviasi standar sama dengan nol. Jika investor menghadapi dua
kesempatan investasi, yakni pada aktiva berisiko (A) dan aktiva bebas risiko (Rf),

5
Nor Hadi, Pasar Modal; Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013

13
maka return portofolio ekspektasi hasil kombinasi dua aktiva tersebut adalah :
(𝑅𝑃)=𝑤 𝑅𝑓+(1−𝑤)𝐸(𝑅𝐴)
Ket:
E(Rp) = Return portofolio ekspektasi yang terdiri atas kombinasi aktiva berisiko
dan aktiva bebas risiko
W = Proporsi dana pada aktiva bebas risiko
Rf = Aktiva bebas risiko
E(RA) = Return ekspektasi aktiva berisiko

D. Teori Portofolio dan Teori Pasar Modal


Berikut ini beberapa catatan penting yang terkandung dalam pembahasan
return dan risiko portofolio.
a. Semua individu yang rasional tidak menyukai risiko dan berusaha untuk
meminimalkan risiko tersebut.
b. Diversifikasi memberikan cara yang alami untuk mengurangi risiko.
c. Berapa banyak aktiva yang membentuk portofolio yang terdiversifikasi secara
baik, Menurut bukti empiris yang tersedia, aktiva dipasar keuangan yang
hanya berjumlah tiga puluh sudah dapat mencakup semua manfaat
diversifikasi pengurangan risiko.
d. Investor menyukai return sehingga mereka berusaha untuk memaksimalkan
return, namun di sisi lain mereka menghindari risiko.
e. Untuk keseluruhan pasar/ekonomi, semua portofolio yang efisien (dari aktiva
yang berisiko) terletak pada efficiency frontier (EF)
f. Pengenalan aktiva bebas risiko (risk-free) membawa efisiensi tambahan dan
memungkinkan para investor untuk mempertimbangkan portofolio yang
unggul yang menggabungkan aktiva bebas risiko dan single market portofolio
dari aktiva berisiko.
g. Pengenalan kurva utilitas investor memungkinkan adanya pilihan sebuah

14
portofolio yang optimal bagi investor tertentu.
7. Capital Asset Pricing Modal dan Arbitrage Pricing Theory
Penjelasan EF dan CML yang dikemukakan diatas menunjukkan
semua portofolio yang efisien dalam pasar, sedangkan hubungan antar risiko
dan return pada tingkat sekuritas dan aktiva individu termasuk portofolionya
tercakup dalam model-model yang disebut asset pricing models. Diantara
model-model ini, yang paling penting adalah capital asset pricing model.6
CAPM yang diperkenalkam oleh Sharpe dan Lintner merupakan model untuk
menentukan harga suatu aktiva padaa keadaan ekuilibrium. Tingkat return
yang disyaratkan ileh pemodal untuk suatu saham dipengaruhi oleh risiko
saham tersebut. Risiko yang diperhitungkan adalah risiko sistematis yang
diwakili oleh beta. Model ini dipaparkan secara singkat dalam pernyataan
nerikut :
1. Diversifikasi merupakan cara yang alami untuk mengurangi risiko
2. Risiko yang dapat terdiversifikasi disebut risiko tidak sistematis
3. Risiko yang tidak dapat didiversifikasi disebut risiko sistematis
4. Investor dalam suatu portofolio terkena risiko sistematis sehingga
mensyaratkan kompensasi untuk risiko ini.
5. Model pasar (market model) memberikan cara untuk mengukur risiko
sistematis.
6. Beta yang sama dengan nol (zero beta) menujukkan bahwa return suatu
aktiva tidak mempunyai korelasi dengan return pasar.

6
Panji Anoraga dan Puji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: PT Pineka Cipta

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko adalah kemungkinan mengalami kerugian atau kegagalan karena
tindakan atau peristiwa tertentu. Risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari
imbalan yang diharapkan dan kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-
rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan sedangkan Tingkat pengembalian
adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang.

Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,


individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006

Muhammad, Manajemenen Keuangan Syariah, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014

Nor Hadi, Pasar Modal; Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan
Pasar Modal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013

Panji Anoraga dan Puji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: PT Pineka Cipta

Tariqullah Khan, & Ahmed Habib, Manajemen Risiko (Lembaga Keuangan


Syariah),cet 1. Jakarta: Bumi Aksara 2008

17

Anda mungkin juga menyukai