Anda di halaman 1dari 10

Journal Reading

Current Antibiotic Use In The Treatment Of Enteric Fever In Children

Penggunaan Antibiotik Dalam Pengobatan Demam Enterik Pada Anak-Anak

Oleh :

Zilga Ekha Regina

1840312781

Preseptor :

dr. Didik Hariyanto, Sp. A (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2019

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1


Resume jurnal
Judul : Current antibiotic use in the treatment of enteric fever in children
Jurnal : Indian Journal Medical Research 149, February 2019, pp 263-269
Tahun : 2018
Penulis : Sushila Dahiya, Rooma Malik, Priyanka Sharma, Archana Sashi, Rakesh Lodha,
Sushil Kumar Kabra, Seema Sood, Bimal Kumar Das, Kamini Walia, V.C. Ohri ,Arti
Kapil
Reviewer : Zilga ekha regina
Tanggal : 10 desember 2019
Latar Belakang
Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang didapat masyarakat yang terus menjadi
masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Ini lebih sering terjadi pada
masyarakat yang padat sumber daya yang terbatas dengan akses sanitasi yang buruk. Meskipun
infeksi dapat terjadi pada usia berapa pun, insiden lebih tinggi pada anak-anak mencerminkan
transmisi aktif dalam suatu komunitas1. Sebuah meta-analisis tentang beban demam tifoid dan
paratifoid di India telah menunjukkan perkiraan prevalensi demam enterik yang dikonfirmasi
laboratorium antara tujuh persen untuk Salmonella Typhi dan 0,9 persen untuk Salmonella
Paratyphi A dengan kejadian tertinggi pada anak2,3. Masalah dalam pengelolaan demam enterik
diperparah oleh meningkatnya resistensi antimikroba terhadap antibiotik lini pertama yang
4,5
digunakan untuk demam enterik . Strain yang resisten terhadap berbagai obat lazim di
seluruh dunia dan sebelumnya telah menyebabkan wabah di India 6,7.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan penggunaan antibiotik untuk
pengobatan demam tifoid pada anak-anak yang datang ke rumah sakit perawatan tersier di
India utara.
Bahan & Metode
Penelitian deskriptif ini dilakukan di departemen Pediatri dan Mikrobiologi, All Institut Ilmu
Kedokteran India (AIIMS), New Delhi, India. Semua pasien yang memenuhi definisi kasus seperti
dijelaskan di bawah dimasukkan dalam penelitian ini. Mereka yang tidak memberikan persetujuan
dikeluarkan dari penelitian. Penelitian dilakukan dari September 2013 hingga Desember 2016, sampel

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2


yaitu semua anak yang datang ke layanan pediatri dengan diagnosis demam enterik sesuai definisi kasus
dimasukkan dalam penelitian setelah mendapat persetujuan tertulis.

Definisi kasus: Berdasarkan pada departemen Pediatrik, AIIMS, New Delhi, protokol yang diadaptasi
dari pedoman WHO dan Indian Academy of Pediatrics (IAP) .
Confirmed case: Seorang pasien dengan demam (38 ̊C ke atas) yang telah bertahan setidaknya selama
tiga hari, dengan kultur positif yang dikonfirmasi laboratorium (darah, sumsum tulang dan cairan usus)
dari Salmonella Typhi atau S. Paratyphi A.
Probable case: Seorang pasien dengan demam (38 C ke atas) yang telah berlangsung setidaknya tiga
hari, dengan klinis kasus yang konsisten dengan serodiagnosis positif tetapi tanpa isolasi S. Typhi.
Diagnosis klinis saja: Kasus yang konsisten secara klinis pada anak yang mengalami demam setidaknya
tiga hari tanpa lokalisasi bersama dengan satu atau lebih dari tanda dan gejala berikut: sakit perut,
muntah atau diare, kehilangan nafsu makan, kebingungan mental dan pemeriksaan. baik splenomegali,
neutropenia atau tes fungsi hati yang abnormal.
Protokol manajemen antibiotik: Ini didasarkan pada protokol Departemen Pediatri di AIIMS, New
Delhi, diadaptasi dari pedoman IAP21.
Kultur darah: Kultur darah dilakukan untuk semua pasien yang termasuk dalam penelitian ini
menggunakan sistem otomatis Bact Alert (Biomerieux, Marcy l'Etoile, Prancis) sesuai instruksi pabrik.
kultur dilakukan sesuai dengan metode standar. Isolat kultur positif diidentifikasi dengan metode
standar dan dikonfirmasi dengan uji aglutinasi slide menggunakan antiserum spesifik (Staten Serum
Institute, Copenhagen, Denmark).
Pengujian sensifitas antimikroba: Kerentanan antimikroba dari isolat ditentukan sesuai dengan Clinical
and Laboratory Standards Institute (CLSI) untuk tahun yang sesuai isolasi tetapi untuk antibiogram
kumulatif analisis didasarkan pada CLSI 201728 menggunakan disk antibiotik (Himedia Laboratories
Ltd, Mumbai) untuk kloramfenikol (30 μg), ampisilin (10 μg), co-trimoxazole (1.25 / 23.75 μg),
sefiksim (5 ug) dan sefriakson (30 ug). Pefloxacin (5 μg) digunakan sebagai pengganti ciprofloxacin,
ofloxacin dan levofloxacin.
Tes serologis: TyphiPoint (AB Diagnopath Manufacturing Private Limited, Rajasthan, India) dilakukan
sesuai dengan instruksi pabrik untuk mencari keberadaan antibodi IgM spesifik Salmonella29.
TyphiPoint IgM positif dianggap sebagai seropositif untuk infeksi akut. Uji lebar dilakukan dengan
menggunakan metode aglutinasi tabung sesuai dengan protokol standar29. Titer ≥1: 160 terhadap
antigen S. Typhi TO, TH atau S. Paratyphi A TO dan AH dalam sampel serum yang dikumpulkan pada
saat presentasi ke rumah sakit diambil sebagai positif sesuai protokol standar di rumah sakit kami.
Serum berpasangan disarankan.
Penggunaan antibiotik pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit: Penggunaan antibiotik diukur
sebagai Day of Therapi (DoT) standar untuk 1000 hari pasien. One DoT adalah setiap dosis antibiotik
yang diterima selama periode 24 jam. Ini dihitung untuk semua kasus demam enterik yang dirawat di

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3


rumah sakit dengan mencatat antibiotik yang diberikan kepada pasien demam enterik setiap hari di
bangsal sesuai dengan pedoman WHO untuk menghitung DoT 31. DoT dihitung sebagai berikut:
Total jumlah hari antibiotik / Jumlah total hari pasien × 1000.
Etical clearence
Studi ini disetujui oleh Komite Etik Institusional AIIMS (Ref. No. IEC / NP-463/2012 dan RP-
18/2013).

Hasil

Pada penelitian ini memiliki sampel sebanyak 128 anak yang didiagnosis dema tifoid, yaitu 30 orang
dirawat dibangsal dan 98 orang pasien rawat jalan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 73 dan
perempuan sebanyak 55 orang. Dari 128 sampel terdapat 10 anak yang termasuk kriteria eklusi yaitu 6
pasien menolak untuk memberikan sampel dan 4 pasien tidak kembali setelah kiunjungan pertama. Dari
jumlah tersebut, 45 % dengan hasil kultur positif dengan Salmonella Typhi menjadi agen etiologi 68%
diikuti oleh S. Paratyphi A 32 %. Selama dirawat di rumah sakit, rata-rata lama rawat inap adalah 10
hari. Berdasarkan kepekaan antibiotik ceftriaxone diberikan kepada 28 pasien dengan rata-rata durasi
pengobatan adalah enam hari. DoT untuk ceftriaxon pada tahun 2013 adalah 923, pada 2014 adalah
329, pada 2015 adalah 914 dan 2016 adalah 845. Jumlah pasien yang dirersepkan sefixime pada tahun
2013 yaitu 13/16 (81%), 2014 adalah 25/28 (89%), 2015 16/19 (84%), 2016 adalah 25/25 (100%) .

Kesimpulan

seftriaxon dan sefixime menjadi lini pertama pengobatan antibiotik untuk demam tifoid. Meskipun
rentan tidak memberikan respon klinis, namun pada sekitar 10 % pasien dapat dibarikan kombinasi
antibiotik.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4


Telaah Kritis (Critical Appraisal) Jurnal

Tabel Check List Umum Struktur dan Isi Masalah


Ya Tidak TR

Judul Makalah
1. Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek ✓
2. Menggambarkan isi utama penelitian

3. Cukup menarik

4. Tanpa singkatan, selain yang baku

Pengarang dan Institusi


5. Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal ✓

Abstrak
6. Abstrak satu paragraf atau terstruktur ✓
7. Mencakup komponen IMRAD ✓
8. Secara keseluruhan informatif

9. Tanpa singkatan, selain yang baku

10. Kurang dari 500 kata

Pendahuluan
11. Ringkas, terdiri dari 2-3 paragraf ✓
12. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan ✓
penelitian
13. Paragraf berikut menyatakan hipotesis dan tujuan

penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5


14. Didukung oleh pustaka yang relevan ✓
15. Kurang dari 1 halaman ✓

Metode
16. Disebutkan desain, tempat, dan waktu penelitian ✓
17. Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau) ✓
18. Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi ✓
19. Disebutkan cara pemilihan subjek (teknik sampling)

20. Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya

21. Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai

22. Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal

23. Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga
orang lain dapat mengulanginya ✓

24. Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci ✓


25. Pengukuran dilakukan secara tersamar ✓
26. Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa)
27. Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan ✓
28. Ethical clearance diperoleh ✓
29. Persetujuan subjek diperoleh
✓ ✓
30. Disebutkan rencana analisis, batas kemaknaan, dan
powerpenelitian

31. Disebutkan program komputer yang dipakai

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6


Hasil
32. Disertakan tabel karakteristik subjek penelitian ✓
33. Karakteristik subjek sebelum intervensi dideskripsi

34. Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-

intervensi

35. Disebutkan jumlah subjek yangditeliti
36. Dijelaskan subjek yang dropout denganalasannya ✓

37. Ketepatan numerik dijelaskan denganbenar ✓


38. Penulisan tabel dilakukan dengan tepat ✓ ✓
39. Tabel dan ilustrasi informatif dan memang

diperlukan
40. Tidak semua hasil didalam table disebutkan ✓
41. Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil ✓

42. Subjek yang dropout diikutkan dalam analisis ✓


43. Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai

44. Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom, dan nilaiP ✓
45. Tidak dilakukan analisis yang semula tidak ✓
direncanakan
46. Disertakan interval kepercayaan ✓

47. Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 7


Diskusi
48. Semua hal yang relevan dibahas ✓
49. Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil

50. Dibahas keterbatasan penelitian dan dampaknya

terhadap hasil
51. Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya

terhadap hasil
52. Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian
53. Dibahas hubungan hasil dengan teori/penelitian ✓

terdahulu ✓
54. Dibahas hubungan hasil dengan praktik klinis ✓
55. Efek samping dikemukakan dan dibahas ✓
56. Disebutkan hasil tambahan selama observasi

57. Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika

58. Disertakan simpulan utama penelitian

59. Simpulan didasarkan pada data penelitian
60. Simpulan tersebut sahih ✓
61. Disebutkan generalisasi hasil penelitian ✓
62. Disertakan saran penelitian selanjutnya

Ucapan Terima Kasih


63. Ucapan terimakasih ditujukan pada orang yang tepat ✓
64. Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 8


Daftar Pustaka
65. Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal ✓
66. Kesesuaian sitasi pada nas dan daftarpustaka

Lain-lain
67. Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif, dan ✓
efektif

68. Makalah ditulis dengan ejaan yang taatasas
TR= tidak relevan

Telaah Kritis (Critical Appraisal)

A. Validity (Penilaian keabsahan penelitian)


1. Apakah sampel penelitian yang digunakan, menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi
yang tegas dan merupakan sampel yang representatif?
Pada jurnal dijelaskan sampel yang digunakan dengan kritera inklusi dan kriteria eksklusi
secara tertulis
2. Apakah pengamatan sampel dilakukan pada stadium penyakit yang sama?
Ya
3. Apakah masa pengamatan sampel memadai atau tuntas?
Ya
4. Apakah outcome yang hendak diteliti menggunakan kriteria yang objektif (definisi
operasional tertulis dan dapat diukur) dan dilakukan secara blind?
Tidak
5. Apakah diidentifikasi kelompok dengan prognosis yang berbeda?
Ya
6. Apakah hasil sudah divalidasi pada kelompok subjek yang lain?
Ya
B. Importance (Penilaian pentingnya hasil penelitian)
1. Berapa tepatkah estimasi terjadinya outcome yang diteliti?
Pada jurnal ini tidak dicantumkan angka Confidence Interval (CI)

C. Applicability (Penilaian kemamputerapan hasil penelitian)


1. Apakah pasien kita mirip dengan subjek penelitian? ya

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 9


2. Apakah simpulan kita tentang hasil studi berguna bagi pasien dalam tatalaksana secara
keseluruhan? Ya. Dengan mengetahui hasil penelitian ini, dapat menjadi rujukan terkait
pemberian antibiotik untuk demam tifoid

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 10

Anda mungkin juga menyukai