Journal Reading
Journal Reading
Oleh :
1840312781
Preseptor :
2019
Definisi kasus: Berdasarkan pada departemen Pediatrik, AIIMS, New Delhi, protokol yang diadaptasi
dari pedoman WHO dan Indian Academy of Pediatrics (IAP) .
Confirmed case: Seorang pasien dengan demam (38 ̊C ke atas) yang telah bertahan setidaknya selama
tiga hari, dengan kultur positif yang dikonfirmasi laboratorium (darah, sumsum tulang dan cairan usus)
dari Salmonella Typhi atau S. Paratyphi A.
Probable case: Seorang pasien dengan demam (38 C ke atas) yang telah berlangsung setidaknya tiga
hari, dengan klinis kasus yang konsisten dengan serodiagnosis positif tetapi tanpa isolasi S. Typhi.
Diagnosis klinis saja: Kasus yang konsisten secara klinis pada anak yang mengalami demam setidaknya
tiga hari tanpa lokalisasi bersama dengan satu atau lebih dari tanda dan gejala berikut: sakit perut,
muntah atau diare, kehilangan nafsu makan, kebingungan mental dan pemeriksaan. baik splenomegali,
neutropenia atau tes fungsi hati yang abnormal.
Protokol manajemen antibiotik: Ini didasarkan pada protokol Departemen Pediatri di AIIMS, New
Delhi, diadaptasi dari pedoman IAP21.
Kultur darah: Kultur darah dilakukan untuk semua pasien yang termasuk dalam penelitian ini
menggunakan sistem otomatis Bact Alert (Biomerieux, Marcy l'Etoile, Prancis) sesuai instruksi pabrik.
kultur dilakukan sesuai dengan metode standar. Isolat kultur positif diidentifikasi dengan metode
standar dan dikonfirmasi dengan uji aglutinasi slide menggunakan antiserum spesifik (Staten Serum
Institute, Copenhagen, Denmark).
Pengujian sensifitas antimikroba: Kerentanan antimikroba dari isolat ditentukan sesuai dengan Clinical
and Laboratory Standards Institute (CLSI) untuk tahun yang sesuai isolasi tetapi untuk antibiogram
kumulatif analisis didasarkan pada CLSI 201728 menggunakan disk antibiotik (Himedia Laboratories
Ltd, Mumbai) untuk kloramfenikol (30 μg), ampisilin (10 μg), co-trimoxazole (1.25 / 23.75 μg),
sefiksim (5 ug) dan sefriakson (30 ug). Pefloxacin (5 μg) digunakan sebagai pengganti ciprofloxacin,
ofloxacin dan levofloxacin.
Tes serologis: TyphiPoint (AB Diagnopath Manufacturing Private Limited, Rajasthan, India) dilakukan
sesuai dengan instruksi pabrik untuk mencari keberadaan antibodi IgM spesifik Salmonella29.
TyphiPoint IgM positif dianggap sebagai seropositif untuk infeksi akut. Uji lebar dilakukan dengan
menggunakan metode aglutinasi tabung sesuai dengan protokol standar29. Titer ≥1: 160 terhadap
antigen S. Typhi TO, TH atau S. Paratyphi A TO dan AH dalam sampel serum yang dikumpulkan pada
saat presentasi ke rumah sakit diambil sebagai positif sesuai protokol standar di rumah sakit kami.
Serum berpasangan disarankan.
Penggunaan antibiotik pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit: Penggunaan antibiotik diukur
sebagai Day of Therapi (DoT) standar untuk 1000 hari pasien. One DoT adalah setiap dosis antibiotik
yang diterima selama periode 24 jam. Ini dihitung untuk semua kasus demam enterik yang dirawat di
Hasil
Pada penelitian ini memiliki sampel sebanyak 128 anak yang didiagnosis dema tifoid, yaitu 30 orang
dirawat dibangsal dan 98 orang pasien rawat jalan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 73 dan
perempuan sebanyak 55 orang. Dari 128 sampel terdapat 10 anak yang termasuk kriteria eklusi yaitu 6
pasien menolak untuk memberikan sampel dan 4 pasien tidak kembali setelah kiunjungan pertama. Dari
jumlah tersebut, 45 % dengan hasil kultur positif dengan Salmonella Typhi menjadi agen etiologi 68%
diikuti oleh S. Paratyphi A 32 %. Selama dirawat di rumah sakit, rata-rata lama rawat inap adalah 10
hari. Berdasarkan kepekaan antibiotik ceftriaxone diberikan kepada 28 pasien dengan rata-rata durasi
pengobatan adalah enam hari. DoT untuk ceftriaxon pada tahun 2013 adalah 923, pada 2014 adalah
329, pada 2015 adalah 914 dan 2016 adalah 845. Jumlah pasien yang dirersepkan sefixime pada tahun
2013 yaitu 13/16 (81%), 2014 adalah 25/28 (89%), 2015 16/19 (84%), 2016 adalah 25/25 (100%) .
Kesimpulan
seftriaxon dan sefixime menjadi lini pertama pengobatan antibiotik untuk demam tifoid. Meskipun
rentan tidak memberikan respon klinis, namun pada sekitar 10 % pasien dapat dibarikan kombinasi
antibiotik.
Judul Makalah
1. Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek ✓
2. Menggambarkan isi utama penelitian
✓
3. Cukup menarik
✓
4. Tanpa singkatan, selain yang baku
✓
Abstrak
6. Abstrak satu paragraf atau terstruktur ✓
7. Mencakup komponen IMRAD ✓
8. Secara keseluruhan informatif
✓
9. Tanpa singkatan, selain yang baku
✓
10. Kurang dari 500 kata
✓
Pendahuluan
11. Ringkas, terdiri dari 2-3 paragraf ✓
12. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan ✓
penelitian
13. Paragraf berikut menyatakan hipotesis dan tujuan
✓
penelitian
Metode
16. Disebutkan desain, tempat, dan waktu penelitian ✓
17. Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau) ✓
18. Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi ✓
19. Disebutkan cara pemilihan subjek (teknik sampling)
✓
20. Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya
✓
21. Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai
✓
22. Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal
✓
23. Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga
orang lain dapat mengulanginya ✓
terdahulu ✓
54. Dibahas hubungan hasil dengan praktik klinis ✓
55. Efek samping dikemukakan dan dibahas ✓
56. Disebutkan hasil tambahan selama observasi
✓
57. Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika
✓
58. Disertakan simpulan utama penelitian
✓
59. Simpulan didasarkan pada data penelitian
60. Simpulan tersebut sahih ✓
61. Disebutkan generalisasi hasil penelitian ✓
62. Disertakan saran penelitian selanjutnya
✓
Lain-lain
67. Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif, dan ✓
efektif
✓
68. Makalah ditulis dengan ejaan yang taatasas
TR= tidak relevan