Anda di halaman 1dari 16

POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK

PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN

Tujuan dari uji Radiografi adalah untuk mendeteksi diskontinuity di


dalam bahan seperti diskontinuity akibat tuangan, pengelasan dan lain –
lain.
1.2 DASAR TEORI

Radiografi adalah salah satu uji tanpa merusak yang menggunakan


sinar χ atau sinar γ yang mampu menembus hampir semua logam
kecuali timbal, radiografi dapat digunakan untuk mengungkap cacat di
balik dinding metal atau di dalam metal itu sendiri, akibat tuangan,
pengelasan, dan lain – lain.

Di dalam pengelasan radiografi adalah faktor penting untuk


menentukan mutu internalnya secara cepat sebelum melangkah kejenis
uji mutu lainnya seperti uji merusak, uji etsa, uji kekerasan dan lainnya.
Selain bermanfaat untuk mangungkap adanya suatu discontinouity pada
material radiografi memiliki beberapa kerugian akibat
penggunaannya,yaitu radiasi dari sinar χ atau sinar γ berbahaya bagi
kesehatan manusia, jika melebihi batas ambang yang di ijinkan dapat
merusak kesehatan hingga mengakibatkan kematian. Oleh karena itu di
dalam radiografi diberikan peralatan perlindungan radiasi dan ijin
khusus baik dalam penggunaan dan pengangkutannya ( khusus sinar γ ).

Keuntungan Radiografi Test (RT)

1. Dapat diaplikasikan pada banyak material.

2. Menghasilkan rekaman citra permanen.

3. Memperlihatkan bagian dalam material.

4. Menunjukkan kesalahan fabrikasi.

5. Memperlihatkan diskontinuitas struktur.

107
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

Keterbatasan Radiografi Test (RT)

1. Tidak bisa dipakai pada benda dengan bentuk yang kompleks.

2. Mengharuskan adanya akses dari kedua sisi spesimen.

3. Diskontinuitas laminar seringkali tidak terdeteksi.

4. Pertimbangan keselamatan akibat bahaya radiasi sinar x dan gamma.

5. Metode pengujian tanpa merusak yang relatif mahal

1.2.1 Metode Uji Radiografi


Metode pengujian radiografi terdiri dari :
1. Single Wall Single Image (SWSI)
Teknik penyinaran dengan melewatkan radiasi pada suatu dinding
las benda uji dan pada film tergambar satu bagian dinding las untuk di
interpretasi. Teknik SWSI meliputi :
a) Internal Source Tehnique
Teknik ini dapat dilakukan dengan meletakkan sumber radiasi di
dalam benda uji dan film di luar benda uji, seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Internal Source Tehnique

b) Internal Film Tehnique


Film di dalam benda uji dan sumber radiasi di luar benda uji.
Biasanya teknik ini dilakukan ketika benda uji cukup besar dimana
diameter dalam benda uji minimal sama dengan SFD minimal dan ada
akses masuk ke dalam pipa, seperti yang ditunjukkan gambar 1.2

108
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

Gambar 1.2 Internal Film Tehnique

c) Teknik Panoramik

Teknik ini dilakukan dengan menempatkan sumber di sumbu benda


uji untuk mendapatkan film hasil radiografi sekeliling benda uji dengan
sekali penyinaran, seperti yang di tunjukkan Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Teknik Panoramik

2. Double Wall Single Smage (DWSI)

Metode DWSI ini diterapkan pada benda uji berupa Pipa dengan
diameter lebih dari 100 mm. Posisi sumber sedemikian rupa sehingga
radiasi melalui dua dinding las sedangkan pada film hanya tergambar
satu dinding las yang dekat dengan film untuk diinterpretasi. Teknik
DWSI meliputi :
a) Teknik Kontak

Teknik ini dilakukan dengan melekatkan sumber ke permukaan


lasan benda uji. Diameter luar benda uji besarnya minimal sama atau
lebih besar dari SFD minimal untuk bisa dilakukan tehnik ini.seperti
yang ditukkan pada Gambar 1.4.

109
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

Gambar 1.4 Teknik Kontak


b) Teknik non Kontak
Jika diameter benda uji besarnya lebih kecil dari SFD minimal
maka penempatan sumber dapat diletakkan agakjauh dari permukaan
tetapi diatur sedemikian rupa hingga dinding atas las tidak tergambar
pada film, seperti yangditunjukkan Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Teknik non Kontak


3. Double Wall Double Image (DWDI)
Benda uji dengan diameter luar yang kecil tidak mungkin diterapkan
teknik SWSI maupun DWSI. Beberapa standar merekomendasikan
teknik DWDI diterapkan pada benda uji berupa Pipa dengan diameter
kurang dari 100 mm. Teknik DWDI merupakan teknik penyinaran
dengan posisi sumber radiasi sedemikian rupa sehingga radiasi
menembus kedua dinding benda uji dan pada film tergambar kedua
dinding las tersebut untuk di interpretasi. Teknik DWDI meliputi :
a) Teknik Elips
Teknik ini dilakukan dengan posisi sumber radiasi membentuk sudut
tertentu terhadap bidang normal las sehingga gambar kedua bagian
dinding benda uji berbentuk elips, seperti yang ditunjukkan Gambar 1.6

110
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

Gambar 1.6 Teknik Elips

b) Teknik Superimposed
Sebagai alternatif bila teknik elips tidak dapat diterapkan maka
teknik DWDI dilakukan dengan meletakkan sumber tegak lurus
terhadap benda uji sehingga gambar kedua dinding benda uji bertumpuk,
seperti yang di tunjukkan Gambar 1.7

Gambar 1.7 Teknik Superimposed

1.2.2 Sumber Radiografi


a. Sinar – χ ( χ - ray)
Sinar χ berasal dari arus listrik bertegangan tinggi dari 100 hingga
500 kV, karenanya sinar χ dapat di kendalikan dengan mengatur besar
kecilnya arus demikian juga dengan pengarahannya sangat terfokus
sehingga radiasinya tidak menyebar kemana-mana. Sinar χ dapat
dihasilkan dengan menumbukkan elektron yang dilepaskan oleh katoda
pada anoda

111
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

di dalam suatu tabung hampa udara. Sifat – sifat sinar - χ yang


dihasilkan sangat tergantung pada tegangan dan arus dari tabung, makin
tinggi tegangannya makin besar daya tembus dari sinar – χ yang
dihasilkan. Sedangkan arus tabung yang besar akan mempertinggi
intensitas sinar – χ. Spektrum sinar – χ yang dihasilkan akan mampu
mempunyai intensitas seperi yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini :

Gambar 1.8 Grafik Intensitas-Panjang Gelombang

Spektra dengan intensitas melonjak yang diberi tanda Ka dan Kb


dinamakan radiasi monokromatik atau radiasi karakteristik Sinar
yang dihasilkan dengan tegangan rendah biasanya tidak mempunyai
radiasi karakteristik yang disebut radiasi putih.
b. Sinar - γ (γ - ray)
Unsur – unsur tidak stabil yang juga disebut radioisotop dalam
proses menuju kestabilanya akan memancarkan gelombang
elektromagnet yang dinamakan sinar – γ. Karena pemancarannya ini
maka radioisotop makin lama makin lemah Waktu yang dijalani
sehingga kekuatan penyinarannya menjadi setengahnya disebut waktu
setengah umur. Untuk keperluan pengujian tidak merusak dengan
sendirinya harus menggunakan radioisotop yang mempunyai waktu
setengah umur beberapa hari. Dalam hal ini biasanya digunakan isotop
– isotop Cesium ( Cs ), Iridium ( Ir ) atau Tulium ( Tm ).Karena
radioisotop selalu memancarkan sinar - γ maka apabila tidak dipakai
harus di simpan dalam tabung pelindung yang terbuat dari timbal dan
paduan wolfram. Pemancaran sinar - γ dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu pemancaran satu arah yang dilakukan dengan membuka tutup

112
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA
tabung pelindung, pemancaran silinder
yang dilakukan dengan membuka pelindung dinding tabung, dan
pancaran ke segala arah dengan meletakkan radioisotop pada tempat
yang telah dipilih tanpa memakai tabung pelindung.
1.2.3 Film
Salah satu alat yang digunakan dalam pengujian radiografi
adalah film. Film berfungsi untuk merekam bayangan benda uji yang
diperiksa. Bahan dasar film terbuat dari bahan sejenis plastik transparan
yaitu Cellulosa Acetat , yang mempunyai sifat fleksibel, ringan, tidak
mudah pecah, dan tembus cahaya. Kedua permukaannya dilapisi suatu
emulsi gelatin yang mengandung persenyawaan AgBr ( Perak
Bromida ), untuk melindungi lapisan emulsi agar tidak cepat rusak
maka di atasnya dilapisi lagi dengan gelatin.

Gambar 1.9 Lapisan dari Film

Proses Kerja Radiografi :


Radiasi film AgBr Interaksi elektron yang dihasilkan screen
mempengaruhi emulsi dan terionisasi logam AgBr bayangan catent
proses film di developer bayangan hitam. Fixer adalah larutan asam
yang berfungsi untuk melarutkan senyawa AgBr yang belum terkena
cahaya dan untuk memperkuat dan mempertajam gambar hasil proses
developer.
1.2.4 Penetrameter (Image Quality Indikator)
Pemilihan parameter dan penempatannya harus sesuai dengan standar
yang digunakan. Digunakan standart IQI ASTM/ASME yang terdiri
atas 21 kawat, disusun menjadi 4 set dimana setiap set berisi 6 kawat,
seperti yang ditunjukkan Gambar 2.0

113
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

Gambar 2.0 Wire IQI Tipe Kawat ASTM


Sketsa pemasangan IQI tipe kawat ASTM seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.1

Gambar 2.1 Sketsa IQI tipe kawat ASTM/ASME

Fungsi dari IQI antara lain :


1. Digunakan sebagai media pengukur tingkat kualitas radiografi
(sensitivity)
2. Menentukan kualitas gambar radiografi Sensitivitas adalah kemampuan
untuk memunculkan cacat terkecil yang dapat terdeteksi melalui
diameter wire, Jika tingkat kegelapan film sinar X terlalu pekat, maka
cacat-cacat kecil akan sulit terdeteksi. Demikian juga sebaliknya jika
terlalu terang, cacat-cacat juga sulit terdeteksi.

114
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA
BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
1. Viewer

2. Film Standart 11W (Adfa D7)

3. Densitometer
4. Stop Kontak

2.2. PROSEDUR PENGUJIAN


1. Mempersiapkan alat digunakan untuk evaluasi film
2. Menghidupkan dan mengatur cahaya viewer sesuai keinginan
3. Mengetahui set IQI yang digunakan pada film
4. Meletakkan film diatas viewer yang menyala

Gambar 2.1 Konfigurasi Densitometer

115
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

5. Mengevaluasi film pada area hasil las berdasar 5 syarat berikut:


a. Memeriksa ada atau tidaknya cacat/ artefak dalam film, seperti; goresan,
water mark, chemical mark, finger mark, dan sebagainya
b. Menentukan jenis sinar yang digunakan, serta menentukan range nilai
densitas film. Kemudian mengukur nilai densitas di 3 tempat (tempat
paling terang, tempat paling gelap, dan tempat essential wire)
menggunakan densitometer
c. Menghitung variasi densitas
d. Menentukan tingkat sensitivitas film
e. Memeriksa ada atau tidaknya back scatter pada film
6. Menentukan kelayakan film yang telah dievaluasi berdasarkan kelima
syarat diatas.

116
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Interpretasi Pengujian Radiografi


Tujuan dari dilakukan pengevaluasian film atau interpretasi citra ini
adalah untuk mengetahui kualitas kelayakan film, yang ditentukan
bertahap
berdasarkan pembahasan berikut:
1. Sensitivitas

Menghitung nilai sensitivitas level (EPS):


𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑤𝑖𝑟𝑒 ×100%
𝐸𝑃𝑆 =
𝑡𝑤

0,25
= × 100%
15

= 1,67%

2. Nilai Densitas
a. Essential Wire Number :8
b. Diameter Essential Wire Number : 0,41 mm

Gambar 3.1 Wire IQI tipe Kawat ASTM

117
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

3. Unsharpness Geometry (Ug)

𝐹 × 𝑡𝑤
UG = 𝑆𝑂𝐷

3√12×15
= 400

= 0,159 mm

4. 5 Syarat Penentuan Kualitas Film Pada Uji Radiografi


a. Sensitifitas : accept

Karena nilai IQI wire yang diminta (8, diameter 0,41 mm)

muncul pada film.

Gambar 3.2 Nilai IQI

b. Density : accept

Karena nilai ketiga densitas (terang = 2,45; Gelap = 2,05; EW

= 2,23) berada dalam range nilai densitas X-ray (nilai densitas:

2-4)
c. Technique : accept

Karena UG tidak melebihi 0,51, yaitu 0,159

118
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

Gambar 3.6 Nilai Maximal UG

d. Variasi Density : accept

Karena nila Dmin dan Dmax masih masuk dalam range.


e. Back Scatter

Karena pada film tidak terdapat huruf “B”, yang mana jika huruf tersebut
muncul maka mengindikasikan adanya back scatter pada film yang
dievaluasi. Keberadaan back scatter menyebabkan berkurangnya
ketajaman atau definition dalam film dan menyebabkan efek blurring.

3.2 Pembahasan Sketsa Diskontinuitas

No. Discontinuity Found Length (mm)

1 1p 20 mm
2 Under cut 7 mm
3 Under cut 10 mm
4 Under hole 5 mm
5 Under hole 2 mm

Gambar 3.7 Sketsa Diskontinuitas

119
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pengevaluasian film dalam pengujian radiografi yang telah


kami lakukan dengan tujuan menentuan kelayakan kualitas film didapatkan
kesimpulan 5 dari 5 syarat penentuannya adalah accepted. Oleh karena semua
syarat accepted, maka film tersebut layak untuk digunakan dalam artian rekaman
di dalamnya bisa diinterpretasi lebih lanjut dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi cacat pada weld part.

120
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA
DAFTAR PUSTAKA

ASME 2001 Section V Article 2


Harsono, Dr, Ir & T. Okamura, Dr. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT.
Pradya Paramita
Munir M.M. 2000. Modul praktek Uji Bahan, Vol.1,Jurusan Teknik Bangunan Kapal.
Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Widharto,Sri. 2004. Inspeksi Teknik Buku 5. Jakarta: PT Padnya Paramita.

121
POLITEKNIK LAB UJI BAHAN KELOMPOK 3 TEKNIK
PERKAPALAN KESELAMATAN
NEGERI INTERPRETASI PRAKTIKUM UJI DAN KESEHATAN
3 SURABAYA FILM TEST BAHAN KERJA
LAPORAN SEMENTARA

122

Anda mungkin juga menyukai