Anda di halaman 1dari 9

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

UPTD PUSKESMAS BESUKI


TAHUN 2017

1. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes


Aegypti merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Jawa Timur yang
cenderung semakin luas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan
kependudukan.

Untuk mencegah penyakit ini, nyamuk penular Demam Berdarah dengue perlu
diberantas. Salah satu cara yang efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan
melakukan pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ), yaitu semua kegiatan yang
dilakukan untuk membasmi jentik – jentik nyamuk Aedes Aegypti, antara lain dengan
menguras, menutup tempat penampungan air untuk keperluan sehari - hari, mengubur
dan membersihkan lingkungan dari benda – benda yang dapat menjadi tempat
perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.

Masalah yang dihadapi dalam upaya pemberantasan vector Demam Berdarah ialah
tersebarnya Aedes Aegypti baik dirumah maupun tempat – tempat umum, karena
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan masih rendah

Data / jumlah kasus DBD secara Nasional pada tahun 2015 sebanyak 7.243, dengan
kematian sebanyak 100 kasus.( Kementerian Kesehatan RI )

Sementara itu menurut dinas kesehatan Propinsi Jawa Timur terdapat peningkatan
kasus DBD sebesar 46% bila dibandingkan bulan yang sama di tahun 2014 yaitu 980
kasus (data per 27 januari 2015), dan 15 kabupaten dinyatakan KLB.( Pusat
Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal kementerian Kesehatan RI )

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Situbondo tahun 2015 sebanyak 422, dan 5 orang
penderita meninggal.

Data / jumlah kasus DBD di Kecamatan Besuki dalam 3 tahun terakhir :

2014 2015 2016


45 53 42
Angka Bebas Jentik akumulasi 2 tahun terakhir

2015 2016
72% 81%

1
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dalam tiga tahun terakhir jumlah kasus
DBD di Kecamatan Besuki masih berfluktuatif, sementara prosentase Angka Bebas
Jentik masih rendah ( <95% )

Selain upaya – upaya rutinitas dan prosedural dalam pencegahan dan penanggulangan
DBD seperti Pemantauan Jentik Berkala dan Fogging apabila ada kasus di masyarakat
agar tidak menjadi wabah atau menjadi sumber penularan, perlu adanya upaya
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD melalui
penyebarluasan informasi seperti leaflet, siaran keliling, penyuluhan, dan kegiatan
lainnya.

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan Pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue.

2.2 Tujuan Khusus


1. Menurunkan angka kejadian kasus DBD
2. Meningkatkan prosentase Angka Bebas Jentik

3. Data Geografi dan demografi


3.1 Data Geografi
Kecamatan Besuki terdiri dari daerah dataran rendah dan dataran tinggi
Masyarakatnya banyak bekerja disektor pertanian, pedagangan dan kelautan sehingga
banyak potensi daerah yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang
Kecamatan Besuki merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Situbondo.
Kecamatan Besuki mempunyai luas wilayah 2608 km2.
Kecamatan Besuki di bagi menjadi 10 desa yaitu:
1) Desa Besuki.
2) Desa Pesisir.
3) Desa Demung
4) Desa Kalimas
5) Desa Langkap
6) Desa Bloro
7) Desa Blimbing
8) Desa Jetis
9) Desa Widoropayung
10) Desa Sumberejo
Adapun batas Kecamatan Besuki adalah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : Selat Madura.
2) Sebelah Timur : Kecamatan Suboh
3) SebelahSelatan : Kecamatan Jatibanteng dan Sumbermalang
4) SebelahBarat : Kecamatan Banyuglugur

2
3.2 Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Besuki tahun 2016 mencapai 63.627
jiwa, yang terdiri dari 31.025 penduduk laki – laki dan 32.062 penduduk perempuan.

4.1 Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kecamatan Besuki


Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan
Besuki dapat dilihat pada tabel berikut:

JENIS SARANA YAN KES JUMLAH KETERANGAN

PUSKESMAS 1 UGD 24 jam


PUSTU 5 1 Pustu Gadar :Widoropayung
PONKESDES / POLINDES 5/1
PUSLING 1
POSKESDES 10
POSYANDU 72
APOTEK 5
RUMAH SAKIT 1 Tipe D
LABORATORIUM 2
Sumberdata :Puskesmasbesukitahun 2017

4.2 Ketenagaan dalam program DBD


Untuk ketenagaan program DBD berdasarkan tingkat pendidikan dan Tupoksinya
dapat dilihat pada tabel berikut:

Status Kepegawaian
N
Pendidikan P T T/ Tupoksi/ tugas dan kewenangan
o.
PNS kontrak Magang
1 2 3 2 4 5
Programer DBD, Kusta, Keswa,
Indera
1 Perawat 1 Bendahara Pengeluaran pembantu
Sarjana Sopir
2 Pendidikan - - 1
3 SMA - - 2 Petugas keamanan Puskesmas
SMA - - 1 Petugas kebersihan
Jumlah 1 - 4
Sumberdata :Puskesmas Besuki tahun 2017

5. Sarana dan Prasarana


Dalam rangka pelaksanaan program DBD terdapat sarana prasarana maupun alat
kesehatan lainnya yang dapat dilihat pada table sebagai berikut :

3
No. Jenis Sarana Kriteria Ketersediaan Sarana
Kurang Cukup Lebih

1. ATK untuk PJB V


2. Lampu senter PJB V
3. Baju dan APD untuk Fogging V
4. Bubuk abate V
5. Mesin Fogging dan alat pelengkapnya V
6. Mobil Pusling untuk Fogging V

6. Metode Evaluasi
a. Melakukan evaluasi prosentase ABJ melalui kegiatan Pemantauan Jentik Berkala
b. Melakukan follow up dari hasil PJB tiap Tribulan
c. Melakukan penanggulangan sesegera mungkin bila ada kasus DBD

7. Hasil Analisis
Pemetaan kasus DBD dalam 3 tahun terakhir:

Besuki Pesisir Langkap Bloro Kalimas Blimbing Jetis W.payung Sumberejo Demung Total
2105 19 13 3 3 3 7 2 1 2 53
2016 9 5 2 1 2 7 2 4 2 3 37
2017 6 1 2 3 2 14
34 18 5 2 7 10 9 9 3 7 104

20

18

16

14

12

10 2105

8 2016
2017
6

4
Capaian program DBD Puskesmas Besuki selama tahun 2017 didapatkan hasil
sebagai berikut:

%
TGT PENC KES
KEGIATAN % TGT % CAP KESE
KUM KUM ENJ
NJ
Angka Bebas Jentik ( ABJ ) 95,0 78,0 17,0 95,0 78,0 17,0

Penderita DBD ditangani 100,0 100,0 0,0 14 14 0


Cakupan PE kasus DBD 100,0 100,0 0,0 14 14 0
Penderita Malaria yang dilakuakan 100,0 100,0 0,0 0 0 0
pemeriksaan SD
Penderita Positif Malaria yg diobati sesuai 100,0 100,0 0,0 0 0 0
standar (ACT)
Penderita Positif Malaria yang di follow up 100,0 100,0 0,0 0 0 0

100.0

95.0

90.0

85.0

Series1
80.0 Series2

75.0
Angka Bebas Penderita Cakupan PE Penderita Penderita Penderita
Jentik ( ABJ ) DBD kasus DBD Malaria yang Positif Positif
ditangani dilakuakan Malaria yg Malaria yang
pemeriksaan diobati sesuai di follow up
SD standar (ACT)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan program DBD dan Malaria
Tahun 2017 : Angka Bebas Jentik belum maksimal
- Kemungkinan penyebabnya :
- Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD dengan cara 3
M
- Program gerakan satu rumah satu jumantik belum berjalan dengan baik
- Kerjasama linsek kurang
- Penyuluhan belum menggunkan metode yg tepat

8. Lampiran

5
FOTO KEGIATAN GELATIK PUSKESMAS BESUKI, TAHUN 2017

Tim Fogging bersama Kepala Puskesmas Besuki

Tim Promosi Kesehatan bersama Kepala Puskesmas dan Ka Tata Usaha

6
FOTO KEGIATAN GELATIK PUSKESMAS BESUKI, TAHUN 2017

Promosi Kesehatan DBD di Jalan Raya Media baliho untuk DBD

Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat sekolah tentang pencegahan DBD

7
FOTO KEGIATAN GELATIK PUSKESMAS BESUKI, TAHUN 2017

Penyuluhan DBD di forum pengajian RT Penyuluhan DBD di forum pengajian RT

8
FOTO KEGIATAN GELATIK PUSKESMAS BESUKI, TAHUN 2017

Penyuluhan DBD di masyarakat Penyuluhan DBD di PONPES

Penyuluhan DBD di PONPES/Sekolah Penyuluhan DBD di PONPES/Sekolah

Anda mungkin juga menyukai