Pengertian
Amuk merupakan respon kemarahan yg paling maladaptif yg ditandai dengan
perasaan marah dan bermusuhan yg kuat disertai hilangnya kontrol,dimana individu dpt
merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Keliat,1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi amuk
Tingkah laku amuk dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.Dalam beberapa
teori,faktor ini dibagi 3 pandangan yaitu :
1.Model Teori Importation :
Teori ini mencerminkan kedudukan klien dalam membawa atau mengadopsi nilai-nilai
tertentu,sikap,pola tingkah laku kondusif terhadap amuk kedalam situasi pengobatan dan
perawatan (Armstrong,1978 dalam wilson,1988).
Faktor-faktor penyebab/mempengaruhi tingkah laku amuk adalah sebagai berikut :
a. Faktor sosial dan kultural
Staus emosi yg rendah,adanya riwayat penganiayaaan pd masa anak-
anak,pengalaman hidup dari sub kultur yg mengatasi konflik dng kekerasan,riwayat
perilaku kekerasan.
b. Penyakit gangguan mental seperti schizofrenia,gangguan kepribadian,gejala/
sindroma psikotik organik.
c. Mental retardasi
d. Akibat menderita penyakit yg berat atau terminal
e. Demografi:Usia dan jenis kelamin, lelaki muda cenderung meningkat tingkah laku
amuk.
f. Seseorang yg putus asa dan tidak berdaya.
2.Model Situasionism
Amuk adalah respon terhadap keunikan,kekuatan dan lingkungan ruamh sakit yg terbatas
yg membuat klien merasa tak berharga dan tdk diperlakukan secara manusiawi.Model
menggambarkan bagaimana lingkungan dpt mendukung terjadinya kondisi amuk seperti :
ruang & kondisi,kesibukan,penempatan klien diunit tersebut,penggunaan waktu,design
arsitektur ruangan,pola staf,tingkat kegiatan dan komposisi jumlah klien.
3.Model Interaksi
Model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yg terjadi antara klien dan perawat
dpt memicu atau menyebabkan terjadinya tingkah laku amuk,Model ini memfokuskan pd 3
elemen tjdnya cetusan amuk yaitu : Provokasi,Expectasi (harapan) dan Konflik.
Proses Terjadinya Amuk
Amuk adalah respon marah terhadap adanya stres,rasa cemas,harga diri rendah,rasa
bersalah,putus asa dan ketidak berdayaan.respon ini dpt diekspresikan secara internal
maupun eksternal. Secara internal dpt berperilaku yg tdk asertif & merusak diri,sedangkan
secara eksternal dpt berupa perilaku destruktif agresif. Adapun respon marah diungkapkan
melalui 3 cara Yaitu : Secara verbal,Menekan dan menantang.
Bagan 1. Konsep Marah (Beck,Rawlins,Williams,1986,hal 447 dikutif oleh Keliat, 1991).
A. Pengkajian
pada tahap pengkajian ini dilakukan wawancara langsung dengan klien, ibu klien
dan Ayah klien, serta menganalisa catatan medik dan catatan keperawatan untuk
mendapatkan data, disamping mengobservasi langsung tehadap klien.
1. Indentitas
Nama : Tn “ R “
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tdk tamat SMK (Hanya sampai Kls I)
Pekerjaan : Tdk bekerja
Alamat : lingk.Bonto Te’ne
Tgl. MRS : 22 Oktober 2019
Tgl. Pengkajian : 23 Oktober 2019
Diagnosa Medis : Skhizofrenia hebefrenik
Nomor Register : 06 34 12
Informan : Ny.K (Ibu),Tn. S (Ayah)
Penggung jawab klien : Orang Tua.
2. Alasan Masuk
Klien Marah-marah tanpa sebab,memecahkan semua kaca jendela rumah dan
memukul ayahnya.keluarga sudah membawanya berobat kedokter tapi tidak berhasil
klien tetap mengamuk.
3. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu (+ 1 tahun yang lalu)
pengobatan sebelumnya jarang berhasil karena pasien tidak kontrol dan putus obat.
Klien pernah mengalami penolakan dari lingkungan (ditinggal orang yang dicintai).
Dalam anggota keluarga lain.
4. Dimensi Fisik
a. Aktivitas fisik sehari – hari
1. Nutrisi
Klien saat di rumah makan tiga kali sehari secra teratur, di RS klien makan
teratur sesuai dengan jadwal yang telah berlaku, klien makan di dalam kamar
dan porsi makan yang diberikan selalu dibagikan bahwa klien merasa kurang.
2. Istirahat tidur
Kebiasaan tidur klien dirumah tidak teratur (klien begadang sampai larut
malam). Di rumah sakti klien tidur mulai pukul 22.00 – 04.00 klien sering
terbangun suara – suara yang mengajak ia bicara klien juga sering bangun
terlalu pagi.
3. Aktivitas Fisik
Di RS klien mau mengikuti semua yang diperintshksn oleh perawat, Jika diajak
melakukan aktivitas, klien tidak menolak tapi hanya sebentar saja terus bilang
lelah/malas kemudian pergi jalan-jalan.
Dalam berpenampilan, klien kelihatan tidak rapi, rambut acak- acakan
b. Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran klien berubah dengan tanda – tanda vital TD : 120/80 mmHg,
Suhu : 370C Pernafasan 20 x / menit, Nadi : 84 x/mnt. Pada klien tidak ditemukan
adanya kelainan maupun keluhan fisik yang dirasakan.
5. Dimensi Psikososial
1. Genogram
.
KKKK
4 56
Didalam keluarga Tn.R tidak ada yang menderita gangguan jiwa, klien merupakan
anak pertama dari 2 bersaudara 1 Laki-laki, 1 Perempuan, klien tinggal bersama
kedua orang tua.
2. Konsep kasus
a. Identitas diri : Klien dapat menyebutkan identitas dirinya yaitu nama,umur,
jenis kelamin, pekerjaan dengan bebas.
b. Harga diri : Klien sebelum mereka menilai dirinya sebagai orang yang
sehat,klien bingung mengapa ia dibawa ke RS
c. Ideal diri : Klien berkeinginan kalau sembuh klien ingin merawat dan
membahagiakan kedua orang tuanya yang sakit.
d. Gambaran diri : Klien memandang dirinya tidak ada kalainan fisik
e. Peran : Klien berperan sebagai anak.
3. Hubungan sosial
Menurut klien orang yang berarti adalah kedua orang tuannya dan adik
kandung perempuannya, dirumah klien berperan serta dalam kegiatan kelompok
siskamling dan kadang – kadang dan klien merasa tidak ada hambatan dalam
berhubungan/berinteraksi dengan orang lain.tapi belakangan klien bergaul dng
teman yang tidak sekolah/bekerja yang membawa pengaruh buruk bagi klien.Klien
suka menolong orang lain terutama teman.
4. Dimensi spiritual
Klien beragama islam klien melakukan kewajiban sholat secara rutin 5
waktu dalam sehari, klien berpandangan bahwa sakit adalah suatu cobaan / ujian
dari tuhan.Tapi belakangan klien tdk mau lagi melakukan semua itu karena malas.
VI Status mental
1. Penampilan Tn.R terkesan tidak rapi rambut klien acak – acakan pakaian ganti
tapi dipasang sembarangan.Kadang klien mengganti pakaian didepan orang lain
tanpa merasa malu/sungkan.
2. Pembicaraan klien cepat, klien bicara sendiri pembicaraan terarah tapi non realistik
karena tidak ada lawan bicara.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak tenang tanpa menunjukan aktivitas motorik yang berlebihan dan
berarti.
4. Alam perasaan
Klien merasa bingung kenapa dibawa ke rumah sakit,ia merasa tdk sakit,klien cuek
terhadap keberadaan ibu & ayahnya. .
5. Afek datar
Klien tidak bereaksi terhadap stimulus / ragsangan dari luar
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata klien kurang, klien menerima kahadiran orang lain artinya klien tidak
mematuhi / marah pada orang lain yang mendekati klien tidak berespon terhadap
kehadiran orang.
7. Persepsi
Terdapat halusinasi pendengaran, klien seolah – olah sedang diajak bercakap –
cakap & ditemui seseorg
8. Proses pikir
Klien mengalami perubahan proses pikir sirkumtansial pembicaraan klien berbelit
belit tapi tidak mencapai tujuan.
9. Isi pikir
Klien mengalami gangguan isi pikir (obsesi) pikiran yang selalu muncul, walaupun
klien berusaha untuk menghilangkanna adanya halusinasi pendengaran. Ide pikir
tidak jelas.
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien berubah orientasi klien terhadap orang tempat dan waktu baik
11. Tingkat konsentrasi
Klien mudah beralih berbicara dengan topik yang tidak menetap (berganti – ganti)
12.Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan ringan artinya klien masih mampu pengambilan suatu
keputusan
13. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini jangka panjang, pendek
23 Oktober 2019
Klien marah-marah merebut barang
milik orang lain.
Jika bicara mata sering melotot
Sering tampak tegang
Kurang bersahabat, curiga pada klien Marah yang tidak konstruktif.
lain
Bicara kacau
Nada suara tinggi dan cepat
Vena jugularis menonjol,saat bicara.
Kalau lagi marah jalan-jalan dan
menghampiri klien lain.
Adanya curiga pada klien lain yaitu
pada klien E ( disangka mengambil
uang dan membuat bajunya sobek).
Menyuruh klien lain membersihkan
ruangan.
Pernah bersitegang dengan klien lain
Potensial melukai orang lain
gara-gara tempat sampah yang ada
/Amuk.
didekat kamarnya diambil oleh klien
lain.
24 Oktober 2019
Klien tidak ganti baju. Baju yang
dipakai pada pertemuan tanggal 10
masih dipakai hari ini.
Gigi klien kuning.
Kulit agak bersisik.
Rambut kotor banyak ketombe.
Klien tidak rapi sering duduk di
lantai. Penampilan diri kurang adekuat
Klien menyatakan malas mandi.
Setiap kali berinteraksi dengan
Mahasiswa ,pk.10.00 WIB Klien
belum mandi.
Kurang berminat dalam
kebersihan.
25 Oktober 2019
Klien cuti,pulang ke rumah.
26 Oktober 2019
Klien sering sendiri di ruangan
,tempat tidurnya .
Klien tidak pernah berinteraksi Gangguan hubungan sosial;
dengan klien /orang lain. menarik diri
Klien senang melamun dibawah
tempat tidur nya sambil merokok.
Otot-otot tegang/ menggetar. tanda yang biasa terjadi pd orang bagi klien dapat mengidentifikasi
marah. diri sendiri dan orang lain kalau
Tangan dikepal.
kondisi spt itu adalah sedang
Muka tegang.
marah.
Nada suara meninggi.
4. Klien dapat mendemontrasikan Setelah 4x pertemuan klien mampu Dorong klien untuk menga-takan cara- Dgn mengetahui cara-cara yang
koping yg biasa digunakan apabila mendemontrasikan cara-cara klien cara yang dilakukan bila klien marah. telah dilakukan klien sebagai
klien marah. dalam mengatasi marah yang Jangan menyinggung klien bahan untuk inter-vensi
selama ini dilakukan. Terima apapun yang diungkap-kan selanjutnya, dan dgn menghargai
klien. upaya klien akan terbina
Fokusing dan klarifikasi bila klien hubungan saling percaya antara
melantur. perawat dan klien.
5. Klien dapat menilai koping/ cara Setelah 6x pertemuan, klien mampu Diskusikan dgn klien cara Membantu klien untuk mema-
mengatsi marah mana yang baik menilai dan menjelaskan cara mengungkapkan marah yang hami atau meningkatkan
untuk dirinya atau yang tidak baik marah yang konstruktif. konstruktif. pengetahuan klien tentang cara
( mengungkapkan marah secara Tidak menyinggung perasaan Latihan Asertif; bagaimana diri mengungkapkan marah yang bisa
konstruktif ). orang lain. sebagai orang yg mengalami diterima orang lain, tidak
Tidak melukai orang lain. marah.Mengekplorasi diri untuk merugikan diri sendiri dan orang
Tidak merusak. mengungkapkan penyebab ma-rah. lain.
6. Klien dapat memperlihatkan Setelah 6x pertemuan klien dapat .Diskusikan dgn klien tentang upaya Menerapkan hal yang telah
prilaku yang menunjukkan cara- memperlihatkan prilaku yang untuk menciba menerapkan cara-cara dipelajari berarti klien belajar
cara mengekpresikan marah yang menunjukkan cara pengungkapan yang telah dipelajari dalam mengidentifikasikan dirinya
konstruktif. marah yang konstruktif. berhubungan dengan orang lain. sendiri sehubungan dgn
Expresi wajah tyidak tegang. Anjurkan pd klien untuk perkembangan di dalam proses
Nada suara tidak ringgi. mengungkapkan marah secara verbal berubah.
7. Keluarga dapat memiliki sikap yg Setelah satu kali pertemuan dgn Anjurkan keluarga untuk Kemampuan keluarga dalam
mendukung atas keadaan keluarga dpt mengidentifi-kasi mengidentifikasi sikap-sikap yang mengidentifikasi sikap, me-
perkembangan kesehatan klien sikap-sikap yang membuat klien telah dilakukan terhadap klien selama mungkinkan keluarga mampu
marah. ini. melakukan penilaian terhadap
perlakuan yang membuat klien
marah.
24-10- Gangguan hubungan sosial : Tupan : Setelah 4x pertemuan klien mau Bina hubungan saling perca-ya : Terbukanya hubungan saling
2019 menarik diri s/d curiga. Klien dapat berinteraksi dengan menceritakan perasaan dan Tepati janji. percaya antara klien dan perawat
DS : orang lain. persepsinya secara spontan. Jelaskan tujuan intrvensi. akan mempermudah klien untuk
Klien selalu mengatakan , klien Berlaku konsisten. mengungkapkan perasaannya.
yang lain malas-malas. Tupen : Perilaku bersahabat.
Klien mengatakan klien p 1. Klien dapat mengungkapkan
Empaty.
mengejeknyal. perasaan dan persepsinya dengan Suasana lingkungan tenang dan
Pelihara ketenangan ling-kungan ,
rasa aman. hangat , bersahabat akan
suasana hangat dan ber-sahabat.
mendukung dalan komunikasi
terapeutik.
DO :
Klien sering menyendiri di tempat Ekspresi wajah klien tampak Dengan pertanyaan terbuka
Dorong dan beri kesempatan pada
tidurnya. tenang. klien untuk mengungkapkan memberikan kesempatan pd klien
Klien tidak berinteraksi dengan perasaannya (menggunakan perta- untuk mengekspresikan
klien lain. nyaan terbuka) perasaannya.
Klien sering melamun dilantai Dengarkan klien dengan penuh rasa Akan meningkatkan hubungan
disamping tempat tidurnya. empaty. saling percaya.
2. Klien mengenal curiganya. Setelah 5 - 7 X pertemuan klien Adakan kontak yang sering dan Untuk menstimulus hal-hal yang
dapat mengenal perasaan curiganya. singkat konstruktif dan menghin-darkan
Terima perasaan curiga sebagai hal persaan curiga
yang nyata bagi klien tetapi tidak Menghargai pendapat klien dan
nyata bagi perawat. menjelaskan apa yang dirasakan
dan dilihat, diharap-kan
hubungan saling percaya tetap
terbina dan klien tidak terlena
dengan kecurigaanya.
Klien dapat mengungkapkan situasi Diskusikan dengan klien tentang Mengetahui penyebab terjadi-nya
apa yang membuat klien curiga perasaan curiga. curiga, sebagai bahan untuk
setelah 5-7x pertemuan. intervensi selanjutnya.
Klien dapat menyampaika n pada Tanyakan pada klien, dalam keadaan Menigkatkan kerja sama klien
perawat saat terjadinya curiga. bagaimana curiga itu timbul. dan perawat dalam mengatasi
curiganya.
3. Klien dapat mengontrol curiganya. Setelah 5-7 kali pertemuan Tingkatkan respon klien pd realita ; Meningkatkan kerja sama
meningkatkan perhatian klien pd misalnya ajak klien untuk berinteraksi perawat- klien utk mengontrol
rangsangan realita. diyakinkan bahwa ling-kungannya curiganya dan lingkungan
tidak mendukung tim-bulnya curiga. terapeutik akan mengurangi
perasaan curiga klien.
Klien dapat mengerjakan aktivitas Dorong klien untuk melakukan Dgn kegiatan sehari-hari fokus
sehari-hari dan aktivitas yang aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang curiganya akan ber-kurang.
disenangi. disenangi.
Puji klien apabila klien sudah mau Reinforcement positif sangat-lah
ikut melakukan kegiatan sehari-hari. penting dalam dalam
meningkatkan kepercayaan klien.
Klien dapat memulai dan Perkenalkan klien dgn klien lain dan Apabila klien sudah bisa
mempertahankan hubungan dgn mengikutsertakan dalam kegiatan berinteraksi dan mengenal
orang lain. bersama seperti makan, memelihara lingkungan yang tidak mem-
kebersihan. buatnya menjadi curiga, klien
akan terhindar dari perasaan
curiga.
4. Keluarga dapat berperan dalam Setelah satu kali home visit Diskusi dgn keluarga tentang ; Dengan meningkatkan penge-
mengontrol perasaan curiga klien. keluarga dapat : Kecurigaan yang terjadi pada klien. tahuan keluarga tentang
Menjelaskan proses terjadinya gangguan berhubungan curi-ga
curiga. Tanda-tanda curiga. yang terjadi pada klien akan
Tanda-tanda curiga. Cara mengontrol supaya tidak membantu keluarga dalam
Cara mengontrol curiga. terjadi curiga. memberi perawatan kepada klien
baik di rumah atau di rumah
sakit.
Keluarga dapat membantu Dukungan keluarga sangat
menurunkan perasaan curiga klien. Berikan motivasi keluarga agar dibutuhkan sekali pd klien
bersikap empati dan bersahabat serta gangguan berhubungan dgn
tidak membuat klien tambah curiga. perilaku curiga.
5. Klien dapat mengikuti program Kolaborasi; pemberian obat Hal ini dilakukan untuk meng-
pengobatan. psikofarma. Menjelaskan kepada klien tujuan hindari kecurigaan klien. Dengan
pengobatan. perhatian perawat dalam
Awasi klien apakah obat dima-kan. pengobatan maka terapi akan
Jelaskan kepada klien tentang reaksi lebih tepat guna dan efektif
D.S. kemampuan dalam merawat diri Klien dapat mandi sendiri setiap sehari, menggunakan sabun mandi, perhatikan kemampuan klien
sendiri secara bertahap. hari dgn menggunakan sabun ganti baju, dan menggunakan yang secara bertahap klien dapat
Klien mengatakan malas mandi.
mandi, gosok gigi pakai odol, bersih, serta memperhatikan mandiri dalam merawat diri
Klien mengatakan waktu pulang
klien tampak bersih. kebersihan, badan wajah, dan sendiri.
malas mandi karena takut
Klien dapat mengganti baju tiap kukunya.
menghabiskan air.
hari dan pakai pakaian bersih.
Klien dapat memperlihatkan
kebersihan rambut, wajah dan
kuku.
05-12-01 Resiko melukai diri sendiri 1.1.1. Membina hubungan saling percaya dengan klien Hubungan saling percaya sudah Dipertahankan.
atau orang lain /amuk s/d (melanjutkan ). terbina selama 3-5x pertemuan.
ketidakmam puan klien
mengungka kan marah
secara kons truktif. 1.1.1. Memelihara ketenangan lingkungan, suasana Klien menerima kehadiran pera wat. Dipertahankan.
hangat dan bersahabat.
1.1.2. Mempertahankan sikap perawat secara konsisten. O. Klien tampak senang setelah Dipertahankan.
Dalam setiap interaksi dengan klien perawat selalu diberikan pujian terhadap apa yang
menepati janji dan berikan kontrak yang jelas, time out, sudah positif pada dirinya.
serta memperhatikan kebutuhan klien.
S. Waktu ditanya mengenai man di
klien mengatakan sudah, dan ketika
ditawarkan untuk perte muan lagi
klien mengatakan ya.
2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal O. Klien tampak cemberut, tegang, Dilanjutkan dan
yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan matanya datar, vena jugularisnya mengekplorasi lagi
terbuka, menanyakan pada klien apa yang membuat tampak jelas, nada suara agak perasaan klien.
klien marah. tinggi pada saat mengungkapkan
perasaannya.
S. Klien mengatakan habis orang
lain disini pada kotor, engga mau
bersih-bersih, ke marin aja uang
saya hilang dicuri sama klien E.
09-12-01 Resikol melukai diri sen diri 1.1.1. Membina hubungan saling percaya, meng O. Klien tampak senang diper Dipertahankan.
atau orang lain/ amuk s/d. ucapkan salam, menanyakan perasaannya hari ini, hatikan., dan menerima kehadir an
Ketidak mampuan menanyakan tentang kabarnya dirumah (karena klien perawat.
mengungkapkan marah habis cuti ) apa yang dilakukan klien di rumah, dan S. Klien menjawab salam , “ selamat
secara konstruktif. menanyakan perasaan klien setelah pulang. pagi “, baik-baik saja.
1.1.2. Mempertahankan sikap perawat yang konsisten, O. Klien tampak senang, senyum Dipertahankan.
menepati janji, kontrak yang jelas setiap pertemuan, dan -senyum, apabila diberikan puji an.
melakukan time out, serta mempertahankan kebutuhan
klien, dan memberikan pujian.
2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal O. Klien tampak serius, berapi-api Dipertahankan dan
yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan dalam mengungkapkan dilanjutkan dgn
terbuka. perasaannya. explorasi yg lain.
5.1.1. Menanyakan pada klien , apa yang dilakukan klien O. Tampak klien tidak terbuka dan Dipertahankan dan
bila klien marah. menutupi dan mengingkari apa perlu memo difikasi
yang sudah dilakukannya. dengan memcari
Klien tampak cemberut dan waktu yg tenang
tertunduk. bagi klien.
1.1.2. Mendengarkan setiap klien bercerita dengan O. Klien tampak bersemangat untuk Dipertahankan
empati. bercerita, tapi kadang-kadang dengan memper
melantur. hatikan komu nikasi
dengan fokusing.
2.2.1. Bersama klien mendiskukan tentang curiga pada O. Klien tampak marah ketika Dipertahankan
klien. menjawab yang membuat dia
jengkel.
Akibat dari tidak terpeliharanya kebersihan diri. satu hari sekali dan kadang-kadang
engga mandi. Dan klien
mengatakan alasan engga mau
mandi “ habisnya malas “.
10-12-01 Resikol melukai diri sendiri 1.1.1. Membina hubungan saling percaya sama seperti
atau orang lain /amuk s/d hari-hari sebelumnya.Tetap bersikap konsisten. O. Klien tampak terdiam , perasaan Diperthankan dan
ketidakmam-puan datar. direncanakan utk
mengungkapkan marah melakukan kunju
secara konstruktif. 7. Mendiskusikan tentang keadaan keluarganya. S. Klien bercerira tentang ngan rumah. Utk
Bagaimana keadaan keluarga dalam menerima keluarganya, bahwa sebenarnya memvalidasi data.
keadaan klien. ingin pulang kerumah tapi keluarga
tidak mengijinkan , hanya bilang
entar-entar aja.
11-12-01 Gangguan hubungan sosial : 1.2.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan apa saja O. Tampak klien menutupi dipertahankan dan
menarik diri s/d curiga. yang membuat klien curiga. perasaannya, dan banyak diam. perlu memo difikasi
dengan memberikan
S. Klien hanya mengatakan tidak sti mulus yg kons
apa-apa. truktif.
3.1.1. Meningkatkan respon klien terhadap realita O Klien tampak ketawa, tampak
dengan menginteraksikan klien dengan klien lain, senang.
langsung pada saat klien sedang berkumpul,
memberikan pujian bila klien melakukan hal yang positif. S. Klien hanya ketawa “he..he..”
O.Klien tampak memakan obat yang Dipertahankan.
5.1.1. Memberikan obat dan mengawasi respon klien, diberikan,
serta menjelaskan kepada klien .
S. Klien mengatakan kalau selalu
minum obat, bahkan kalu cuti klien
selalu membawa obat.
Penampilan diri kurang 1.1.2. Pada saat mahasiswa datang, tampak klien habis O. Dengan pujian klien tampak Dipertahankan.
adekuat s/d. kurang minat ganti pakaian yang bersih dan baru. langsung perawat senang, dan tersenyum-senyum,
dalam kebersihan diri. memberikan pujian dan langsung mendiskusikan tentang dan langsung mengambil alat-alat
pentingnya kebersihan dan bagaimana caranya mandi.
memelihara kebersihan , serta menunjukkan kepada
klien tanda-tanda kalau badan bersih, dan penampilan S. Klien mengatakan saya belum
bersih. mandi, kalau begitu mandi yah.
1.1. Memperhatikan kebersihan klien setelah mandi dan O. Klien tampak tersenyum, dan Dipertahankan.
memberikan pujian, serta memberikan contoh langsung merapihkan rambutnya yang masih
kalau tanda badan bersih. basah.
Gangguan hubungan sosial : 1.1.1 Membina hubungan saling percaya seperti pada
menarik diri s/d curiga. Dx. I.
2.3.1. Bersama-sama klien mengidentifikasi situasi yang O. Klien tampak menunjukkan Dipertahankan.
menimbulkan curiga. ketegangan.
S. Klien mengatakan merasa kesal
sama teman-teman klien lain karena
mereka malas-malas, klien
mengatakan engga tahu.
Penampilan diri kurang
adekuat s/d kurang minat 3.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang pen-tingnya O. Klien tersenyum dan sambil
dalam kebersihan diri kebersihan diri. Mendorong klien untuk mau mengurus garok-garok kepala. Dipertahankan.
kebersihan diri.Memberikan pujian pada klien dengan S. Klien mengatakan mau mandi.
niat untuk kebersihan diri. klien mengatakan malas mandi.
13-12-01 Resikol melukai diri sendiri 1.1.2. Menciptakan suasana menerima klien : O. Klien tampak tersenyum, senang.
dan orang lain/ amuk s/d menjalin hubungan saling percaya. S: “Selamat pagi”
ketidak mam puan klien bersama klien menentukan tempat yang nyaman untuk “Ngobrol disana saja”
mengung kapkan marah melakukan interaksi. “Ya, kita bcara cara marah
secara konstruktif. yang baik”