Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

“PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA”


MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH
WULAN FEBRIANTI RETY
D 101 19 734
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata
Kuliah Bahasa Indonesia.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Palu, 30 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………… 2

Daftar Isi………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 4

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Sumber Bahasa Indonesia………………………………………………………… 6


B. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia……………………………… 8
C. Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkembangan dan pengaruh perkembangan
terhadap bahasa Indonesia………………………………………………………... 9
D. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia……………………………………….. 13
E. Upaya Peningkatan dalam pengembangan Bahasa Indonesia……………………. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….. 18
B. Saran………………………………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang
lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa
sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia
terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk
menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan
bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang
sudah dirasakan sama dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa, karena belum
terungkap dan diungkapkan. Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu
terasa nyata dan terungkap.
Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan
manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi manusia. Di Indonesia terdapat
beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung
antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung
antara suku-suku, bahasa melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan
internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa
Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan
kebudayaan menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia,
keputusan ini dicetuskan melalui sumpah pemuda. Dan baru setelah kemerdekaan
Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Darimana sumber bahasa Indonesia?
2. Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?
3. Apa peristiwa – perisiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan dan pengaruh
perkembangan terhadap bahasa Indonesia?
4. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?

4
5. Upaya peningkatan dalam pengembangan bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bahasa apa yang menjadi sumber bahasa Indonesia
2. Mengetahui alasan bahasa melayu diangkat menjadi bahasa indonesia
3. Mengetahui peristiwa - peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan dan
pengaruh perkembangan terhadap bahasa Indonesia
4. Mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
5. Mengetahui upaya peningkatan dan pengembangan bahasa indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3)
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama
Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928
itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945
karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,
menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh
dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai
bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga
hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara
sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan
Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang),
Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M
(Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu
Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga
ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun
942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu
dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa
Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa
perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang
digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang
ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan
bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-
Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun
(Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta.
Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan
Nusantara, yaitu bahasa Melayu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak
makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan
pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad
ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu,
Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara
bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku,
antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat
tutur.
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari
cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai ''lingua franca'' di Nusantara
kemungkinan sejak abad-abad awal kalender Masehi penanggalan modern. Kerajaan
Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu
Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. Lima prasasti kuna yang ditemukan di Sumatera bagian
selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang bertaburan kata-kata
pinjaman dari bahasa Sanskerta, suatu Rumpun bahasa Indo-Eropabahasa Indo-Eropa dari
cabang Indo-Iran. Jangkauan penggunaan bahasa ini diketahui cukup luas, karena ditemukan
pula dokumen-dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa Penemuan prasasti berbahasa
Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan di dekat Bogor (Prasasti
Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini di Pulau
Jawa dan Pulau Luzon.Keping Tembaga Laguna (900 M) yang ditemukan di dekat Manila,
Pulau Luzon, berbahasa Melayu Kuna, menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan
Sriwijaya. Kata-kata seperti ''samudra, istri, raja, putra, kepala, kawin'', dan ''kaca'' masuk
pada periode hingga abad ke-15 Masehi.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang
dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah
Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu
menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia,
bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul
dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Kebangkitan nasional telah
mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik,
perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa
Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa
negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di
tingkat pusat maupun daerah.
B. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dahulu
dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca), bukan saja di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu
dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena
penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri
pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi
bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan
penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio"
bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu
Riau-Johor.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia
yaitu:
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa melayu tidak
dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.

C. Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkembangan dan pengaruh perkembangan


terhadap bahasa Indonesia
1. Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia
Tahun-tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah
perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut.
1)Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan
dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2)Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang
kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini
menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku
penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit
membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
3)Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia.
4)Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa
Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia, dan merupakan saat-saat yang paling
menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para
pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa
Indonesia.
5)Tahun 1933 resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kaan-
kawan.
6) Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
7)Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari
hasil kongres di Solo ini dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan
budayawan Indonesia saat itu.
8)Masa penduduk jepang (1942-1945) merupakan pula suatu masa penting. Jepang
memilih bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi antara pemmerintah jepang
dan rakyat Indonesia karena niat menggunakan bahasa jepang sebagai pengganti
bahasa belanda untuk alat komunikasi tidak terlaksana. Bahasa Indonesia juga dipakai
sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu
pengetahuan.
9)Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah
satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
10) Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
11) Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-
menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa
kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
12) Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di
hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun
1972.
13) Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan
Nusantara).
14) Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda
yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan
bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia.
15) Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada
semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, dapat tercapai semaksimal mungkin. Selain itu, kongres menugasi Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa untuk memantau hasil-hasil kongres dan
melaporkannya kepada kongres berikutnya.
16) Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia
dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei
Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ke-5 ini
dibuka oleh Presiden Soeharto di Istana Negara Jakarta . kongres ini ditandai dengan
dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada
seluruh pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus besar Bahasa
Indonesia, (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan (3) buku-buku bahan
penyuluhan bahasa Indonesia.
17) Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia
VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta
tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong,
India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres
mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan
statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya
Undang-Undang Bahasa Indonesia.
18) Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel
Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan
Bahasa.
2. Peristiwa - peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
a. Budi Otomo.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan
yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia,
dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda
diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk
tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda
merupakan syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan
barat.
b. Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang
perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak berdirinya,
sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang
politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan
ialah bahasa Indonesia.

c. Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya
badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya
berubah menjadi balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga
menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan
bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
1) Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk
menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
2) Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan
bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
3) Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-
hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
4) Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai
pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
d. Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan
pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula
diadakan kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta.
Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik,
melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan
dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh
berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah
yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu
mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan
bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu
dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar
sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya,
bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu
memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri
bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media
kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
D. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
1. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di Negara Republik Indonesia ini.
Pentingnya peranan bahasa Indonesia itu, antara lain bersumber pada ikrar ketiga
Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Selain itu, ditetapkannya bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara pada tanggal 18 Agustus 1945, dinyatakan dalam UUD 1945 bab
XV pasal 36.
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1998) dinyatakan bahwa
masih ada beberapa alasan lain (selain yang telah dikemukakan di atas) mengapa bahasa
Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara
yang masing-masing sangat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.
Pertama, jumlah penuturnya. Jumlah penutur bahasa Indonesia mungkin tidak
sebanyak bahasa Jawa atau Sunda, tetapi jika pada jumlah itu ditambahkan penutur
dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa
kedua, maka kedudukannya dalam jumlah penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di
peringkat pertama. Lagi pula, jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun pasti
akan bertambah.
Kedua, luas penyebarannya. Bahasa Indonesia jelas tidak ada yang menandingi
penyebarannya di Indonesia. Sebagai bahasa setempat, bahasa Indonesia dipakai orang di
daerah pantai timur Sumatera, daerah pantai Kalimantan. Jenis kreol bahasa Melayu-
Indonesia didapati di Jakarta dan sekitarnya. Sebagai bahasa kedua, tersebar dari Sabang
sampai Merauke atau dari ujung barat sampai ke timur, dari pucuk utara sampai ke batas
selatan negeri kita. Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari dan dipakai di
antara kalangan terbatas di beberapa negara misalnya di Australia, Filipina, jepang,
Korea, Rusia, India dan sebagainya.
Ketiga, peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang
dianggap bernilai. Patokan yang ketiga ini mengingatkan kita akan seni kesusastraan
yang mengagumkan yang dihasilkan dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Minangkabau,
misalnya. Akan tetapi, di samping susastra Indonesia modern yang dikembangkan oleh
sastrawan yang beraneka ragam latar bahasanya, bahasa Indonesia pada masa kini
berperan juga sebagai sarana utama, di luar bahasa asing, di bidang ilmu, teknologi, dan
peradaban modern bagi manusia Indonesia.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1) Lambang kebanggaan kebangsaan;
Lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai - nilai sosial budaya yang
mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan melalui bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia
menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar
kebanggaan ini, bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita kembangkan
pemakaiannya.
2) Lambang identitas nasional;
Lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan
negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri pula, sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain.
Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya sendiri hanya apabila masyarakat
pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga ia bersih dari
unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing.
3) Alat pemersatu berbagai suku - suku bangsa
Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang
sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan yang bulat, bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Bahkan, dengan bahasa nasional kita, kita dapat meletakkan kepentingan
nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
4) Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Berkat adanya bahasa nasional kita, kita
dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahfahaman
sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari.
Dengan demikian, fungsi keempat ini, latar belakang sosial budaya dan latar belakang
kebahasaan yang berbeda-beda tidak akan menghambat adanya perhubungan antar
daerah dan antar budaya (Suhendar dan Supinah, 1997)

2. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebgai bahasa nasional, bahasa
Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut:
a. Bahasa resmi kenegaraan
Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam
adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun
dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat.
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan
oleh pemeritah dan badanbadankenegaraan lain seperti DPR dan MPR ditulis di dalam
bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di
dalam bahasa Indonesia. Demikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh
warga masyarakat kita di dalam hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan.
Suhendar dan Supinah (1997) menyatakan bahwa untuk melaksanakan fungsinya
sebagai bahasa resmi kenegaraan dengan sebaikbaiknya, pemakaian bahasa Indonesia
di dalam pelaksanaan adminstrasi pemerintahan perlu senantiasa dibina dan
dikembangkan, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang
menentukan di dalam pengembangan ketenagaan seperti penerimaan karyawan baru,
kenaikan pangkat baik sipil maupun militer, dan pemberian tugas khusus baik di
dalam maupun di luar negeri.
b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga-lembaga
pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Masalah pemakaian bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa
pengantar di segala jenis dan tingkat pendidikan di seluruh Indonesia, menurut
Suhendar dan Supinah (1997), masih merupakan masalah yang meminta perhatian.
c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah.
Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai
sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau
antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan
sosial budaya dan bahasanya sama.
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan
kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga
ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah.
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam
bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam
bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak tergantung
sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam
usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan hal itu,
Suhendar dan Supinah (1997) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia adalah atu-
satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan
nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang
membedakannya dari kebudayaan daerah.
3. Fungsi Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukanya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
berikut :
a. Lambang kebanggan kebangsaan
b. Lambang identitas nasional
c. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya
d. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan
Indonesia.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa indonesia berfungsi sebagai
berikut :
1) Bahasa resmi kenegaraan
2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3)Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah.
4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Upaya Peningkatan dalam pengembangan Bahasa Indonesia
Bahasa adalah yang terpadu dengan unsur-unsur lain didalam jaringan kebudayaan.
Pada waktu yang sama, bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya.
Pikiran dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Perkembangan kebudayaan Indonesia
kearah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai
oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit.
1) Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan peran guru untuk
meningkatkan minat baca sehingga bahasa Indonesia dapat dikembangkan pada
semua mata pelajaran.
2) Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
komunikasi. Media massa merupakan salah satu saran yang penting untuk membina
dan mengembangkan bahasa Indonesia dalam rangka pembangunan bangsa karena
media massa telah memberikan perkembangan yang berharga dalam pertumbuhan
bahasa Indonesia melalui media massa, baik secara tertuis maupun lisan. Ada kata
yang cenderung kehilangan maknanya yang sesungguhnya dalam ragam lisan ada
lafal baku. Disamping itu, dalam keadaan atau kesempatan tertentu masih dipakai
bahasa daerah atau bahasa asing.
3) Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan bidang
kesenian. Bahasa Indonesia yang dipergunakan didalam banyak karya sastra cerita
anak-anak, lagu, teater dan film menunjukkan adanya banyak ketimpangan. Dalam hal
sastra dan buku anak-anak , hal ini disebabkan oleh penggunaan bahasa yang kurang
sempurna dari kebanyakan pengarang kita, disamping masih tidak pastinya peranan
redaktur dalam penerbitan. Pemakaian bahasa Indonesia dalm film lebih banyak
merupakan barang dagangan pemburuk keuntungan bagi pengusaha, penulis skenario
yang dipilihnya kebanyakan tidak menguasai teknik penulisan yang baik.
4) Pembinaan dan pengembangan bahasa dalam kaitannya dengan bidang ilmu dan,
teknologi. Oleh karena antara bahasa dan alam pemikiran manusia terdapat jalinan
yang erat, maka keberhasilan dari pemoderenan itu sangat bergantung kepada corak
alam pemikiran manusia Indonesia yang merupakan hasil sintesis antara nilai-nilai
yang berakar pada kebudayaan etnis yang tradisional dan nilai-nilai bebudayaan yang
melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Proses sintesis itu dipikirkan
sebagai suatu proses yang mempertinggi potensi kreatif yang dapat menjelaskan suatu
kebudayaan yang khas Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penjelasan makalah tersebut mengenai Perkembangan Bahasa
Indonesia dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa
pemersatu (bahasa Indonesia). Sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang
sejak sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Awal penciptaan Bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara
Indonesia pascakemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa
Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
2. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdangangan. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam
bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus). Suku
jawa, suku sunda dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa melayu mempunyai
kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
3. Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan Bahasa Indonesia
yaitu pada peristiwa sejarah-sejarah Indonesia yang mengandung arti sangat penting
menentukan dalam sejarah perkembangan bahasa Melayu/Indonesia. Selain itu, pengaruh
perkembangan terhadap Bahasa Indonesia yaitu memberikan kesempatan kepada rakyat
Indonesia untuk membaca, menulis, menciptakan hubungan antara sastrawan dengan
masyarakat serta memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu yang bersusun baik dan
terpelihara.
4. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
yaitu Lambang kebanggaan nasional, Lambang identitas nasional, Alat pemersatu
berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya dan Alat perhubungan antarbudaya antardaerah. Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa Negara/Resmi yang befungsi sebagai Bahasa resmi kenegaraan, Bahasa
pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, Bahasa resmi di dalam perhubungan
pada tingkat nasional, Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
5. Upaya Peningkatan dalam pengembangan Bahasa Indonesia yaitu melakukan pembinaan
dan pengembangan Bahasa Indonesia dalam bidang Pendidikan, bidang komunikasi,
bidang kesenian, serta bidang ilmu dan teknologi.

B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu. Sebagai
bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai sejarah tersebut dengan tetap
menghormati bahasa melayu. Disamping itu alangkah baiknya apabila kita menggunakan
bahasa indonesia secara baik dan benar.
DAFAR PUSTAKA

Ahmadi Muhsin, 1990. sejarah dan standarisasi bahasa Indonesia. Bandung : sinar baru
algesindo. Aripin Z.E,

Akhadiah M. K, Sabarti. 1991. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019. Sekilas Tentang Sejarah Bahasa
Indonesia,http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas/Te
ntang/Sejarah/Bahasa/Indonesia, diakses pada tanggal 29 Oktober 2019

Setio Aji Nugroho, 2016. Perkembangan Bahasa Indonesia,


https://sejinho.blogspot.com/2016/06/perkembangan-bahasa-indonesia.html, diakses pada
tanggal 29 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai