Anda di halaman 1dari 23

PELAKSANAAN SUPERVISI INJEKSI INTRA VENA

DI RUANG ANGSA
RSUD WANGAYA

1. Pendahuluan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2003). Memberikan asuhan keperawatan secara profesional didukung dengan adanya
sumber daya manusia yang bermutu, standart pelayanan, termasuk pelayanan yang
berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat, Agar pelayanan
keperawatan sesuai dengan harapan konsumen dan memenuhi standart yang berlaku
maka perlu dilakukan pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan. Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan
merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi
adalah tehnik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki
secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS, 1997 : 20). Dan merupakan ujung
tombak tercapainya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh seorang supervisor adalah pada
pelaksanaan kolaboratif pemberian terapi injeksi intra vena. Dari fenomena yang ada
masih ada beberapa perawat yang belum melaksanakan pemberian injeksi sesuai dengan
standart yang sudah ada.
Adapun tujuan dari supervisi pelaksanaan kolaborasi pemberian terapi injeksi
intra vena mengetahui pengetahuan perawat tentang pelaksanaan pemberian injeksi intra
vena dan dapat berdiskusi bersama tentang sesuatu yang baru mengenai pelaksanaan
pemberian terapi injeksi intra vena.

2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran seorang kepala ruangan sebagai supervisor
dalam lingkup tanggung jawabnya, terutama dalam menyuperfisi PP membuat
jadwal rencana pemberian terapi injeksi dan PA dalam pelaksanaan pemberian
injeksi intra vena.
2) Tujuan Khusus
a. Mampu menyusun, melakukan atau menetapkan tujuan supervisi.
b. Mampu mempersiapkan instrumen pemberian injeksi intra vena.
c. Mampu menilai kinerja perawat dalam melaksanakan prinsip pemberian injeksi
intra vena.
d. Mampu membimbing dan memberikan masukan terhadap staf.
3. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi injeksi intra vena akan dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal : 18 Oktober 2010
Waktu : Pkl. 08.00 – 09.00 WIB
Lama kegiatan : 1 (satu) jam
Tempat : Ruang Nurse station dan Ruang perawatan pasien
Topik : Pelaksanaan injeksi intra vena.
Aspek : Pengetahuan dan keterampilkan perawat dalam prinsip
pemberian injeksi intra vena.
Supervisor : Kepala ruangan
Yang disupervisi : Perawat primer dan perawat associate

4. Cara Mengumpulkan Fakta Supervisi


1) Personal Inspection
2) Pelaksanaan injeksi intra vena
3) Diskusi/ Tanya jawab
4) Pemecahan Masalah (Problem Solving).

5. Instrumen
1) Format instrumen supervisi prinsip pelaksanaan injeksi intra vena.
2) Format laporan supervisi keperawatan

6. Mekanisme Kerja Supervisi


Tahap Kepala Ruangan Perawat Primer Perawat Associate
Kegiatan ( Supervisi )
Pra Pembukaan :
Supervisi 1. Salam Pembukaan
5 menit dan menyampaikan
tujuan.
2. Memperkenalka
n anggota yang
terlibatkan dalam
kegiatan supervisi.
Supervisi 1. Melakukan 1. Melakukan cros cek 1. Melakukan cros
30 menit Pengawasan dan kelengkapan format cek kelengkapan
koordinasi. pemberian injeksi format pemberian
intra vena injeksi intra vena.
2. Menilai 2. Melakukan 2. Melakukan
kelengkapan klarifikasi kepada klarifikasi kepada
pengisian lembar Karu jika ditemukan PP jika ditemukan
pemberian terapi hal-hal yang tidak keadaan format
injeksi, meliputi : sesuai dengan pemberian injeksi
o Nama persiapan tindakan yang tidak sesuai.
Pasien. injeksi intra vena
o No
register.
o Dosis. 3. Melaksanakan 3. Melaksanakan

o Nama tindakan kolaborasi tindakan

Obat pemberian terapi kolaborasi injeksi

o Waktu. injeksi intra vena, intra vena sesuai


meliputi: dengan jadwal
3. Mencatat jika
 Membuat yang
ditemukan ada hal-
jadwal rencana direncanakan oleh
hal yang perlu
pemberian terapi PP.
didiskusikan bersama
injeksi
PP dan PA.
 Melaksanakan
4. Memberikan
rencana tindakan
masukan berupa
yang dibuat.
saran atau
 Melakukan
pembetulan dari
proses pelaksanaan evaluasi tindakan
tindakan injeksi intra injeksi intra vena.
vena .

5. Melakukan
dokumentasi hasil
Supervisi.

Pos 1. Melakukan evaluasi


Supervisi tindakan injeksi intra
10 menit vena
2. Memberikan
reinforcement.

7. Struktur Pengorganisasian
1) Kepala Ruangan (Supervisor) : Heidy Adiastari
2) Perawat Primer : Suryadewi
3) Perawat Assosciate : Sinta Kartikasari
4) Pembimbing Klinik : IGA Triyani S.Kep., Ns
Ida Ayu Trisna Dewi, S.Kep., Ns
MATERI PROPOSAL

1. Pengertian
Supervisi adalah suatu tehnik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS,
1997 : 20).
Supervisi merupakan upaya untuk membant pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. (Sudjana D, 2004).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawaan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan agar pasien mendapat pelayan yang
bermutu setiap saat (DepKes, 2000)
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.

2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.

3. Prinsip Supervisi
1) Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2) Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan hubungan
antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan.
3) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan melalui
petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
4) Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksana.
5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
6) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas
dan motifasi.
7) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.
4. Pelaksana Supervisi
1) Kepala Ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan
pada klien di ruang perawatan
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
2) Pengawas perawatan :
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan yang
ada di instalasinya.
3) Kepala seksi perawatan :
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh
perawat secara tidak langsung.
5. Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Per IRNA

Menetapkan kegiatan dan tujuan


serta instrument / alat ukur Ka Ru

Supervisi

Menilai kinerja PP 1 PP 2
Perawat

Supervisi

 Feed back PA PA
 Koreksi atau pemecahan
masalah
 Reward / Reinforcement

Kualitas Pelayanan
Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi

5. Langkah-langkah Supervisi
1) Pra supervisi
a) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b) Supervisor menetapkan tujuan.

2) Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
d. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e. Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
f. Sopervisor memberikan masukan dan solusi pada PP dan PA
g. Supervisor memberikan reinforcement pada PP dan PA.

6. Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan keseimbangan
pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang tersedia.
1) Manajemen pelayanan keperawatan.
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
2) Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan.
Supervisor berperan dalam :
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang
tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistic untuk merencanakan anggaran
keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja,
tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan
dengan tepat. Kegegalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam
pelayanan keperawatan.
7. Tehnik Supervisi meliputi
a. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :
1) Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
3) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas
asuhan.
b. Area Supervisi.
1) Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
2) Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
3) Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati
c. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, Yaitu:
1). Langsung.
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan
perbaikan.
Adapun prosesnya adalah ;
a) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor.
b) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan
petujnuk.
c) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi
yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang
masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting
dilakukan oleh superevisor.
2) Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

8. Peran kepala ruangan (Supervisor), PP dan PA dalam MPKP


1) Peran kepala ruangan.
o Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
o Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
o Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat associate.
o Evaluasi kerja.
o Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf.
o Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
2) Peran perawat primer.
o Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif.
o Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan.
o Melaksanakan rencana yang telah dibuat.
o Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat ;ain.
o Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan.
o Menyiuapkan penyuluhan untuk pasien pulang.
o Menyiapkjan rujukan kepada pekerjaan sosial, kontrak dengan lembaga
sosial di masyarakat.
o Mengadakan kujungan rumah bila perlu.
3) Peran perawat associate
Peran PA adalah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah disusun oleh PP.

9. Delegasi/pendelegasian
Delegasi adalah pendelegasian penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan melalui
orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi (Marguis hastom, 1998).
Unsur-unsur dalam proses delegasi meliputu:
a. Tugas (rensponsibility), adalah pekerjaan-pekerjaanyang harus diselesaikan oleh
seseorang pada jabatan tertyentu.
b. Kekuasaan (authority), adalh hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu
yang berhubungan dengan fungsinya.
c. Pertanggung jawaban (accoutability), adalah memberikan pertanggung jawaban
dengan memberikan laporan bagaimana seseorang melaksanakan tugasnya dan
bagaimana memakai wewenang yang diberikan kepadanya.
Dari uraian ketiga unsur diatas, jelas bahwa authority (kekuasaan) dan responsibility
(tugas) dapat didelegasikan, sedangkan accountabhility (pertanggung jawab) tidak dapat
didelegasikan. Ini berarti bahwa seseorang pemimpin yang mendelegasikan tugas dan
kekuasaannya kepada bawahannya tidak berarti mendelegasikan
pertanggungjawabannya, melainkan ia tetap bertanggung jawab akan pelaksanaan tugas
yang didelegasikan kepada bawahannya.
Tugas-tugas yang didelegasikan:
1. Ditinjau dari tugas (Manullang,2001 ; 113=114)
Gambar 1

Kepala Ruangan

Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan


Pengorganisasian

Sebagian didelegasian kepada


bawahan
Perencanaan Pelaksanaan

Pada gambar 1 diatas terlihat bahwa fungsi kepala ruangan (supervisor)


disederhanakan menjadi 3 fungsi yaitu: perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan
Gambar 2
Tugas-tugas Pelaksanaan

Pengawasan
Perencanaan Pelaksanaan

A B C D E F

Pada gambar 2 di atas terlihat bahwa para bawahan yang menerima delegasi tugas
dan kekuasaan, selanjutnya mendelegasikan tugas dan kekuasaan kepada bawahannya.
Pada keadaan ini Kepala Ruangan terdahulu lebih banyak lagi mendelegasikan
perencanaan dan pelaksanaan dan semakin banyak ia memusatkan perhatian dalam
pengawasan. Kalau diperhatikan kedua gambar diatas nampak bahwa tugas-tugas
perencanaan dan pelaksanaan sebagaian besar dapat didelegasikan, sedangkan tugas
pengawasan tidak dapat didelegasikan (hanya sebagian kecil saja).

2. Ditinjau dari aspek bidang (spesialisasi).


Pendelegasian dari aspek ini sesuai dengan struktur organisasi karena masing-
masing bidang mempunyai uraian tugas sesuai fungsi masing-masing bidang.
Delegasi yang efektif memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu:
a. Unsur delegasi harus lengkap dan jelas.
b. Harus mendelegasikan kepada yang tepat.
c. Yang memberi delegasi harus memberikan peralatan yang cukup dan
mengusahakan keadaan lingkungan yang efisien.
d. Yang memberi delegasi harus memberikan insentif atau rangsangan
materia[ maupun non material.
PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA ANGKATAN I KELOMPOK IIA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

FORMAT SUPERVISI INJEKSI INTRA VENA

Hari/Tanggal : :......................... Supervisor


: ..................................
Yang disupervisi : .......................... Ruangan
: ..................................

Aspek Dilakukan Keterangan


Parameter Ya Tidak
Penilaian Bobot
Persiapan A. Menyiapkan Alat Steril.
Kapas Steril. 1
Bak Injeksi. 1
Spuit sesuai kbutuhan 1

B. Menyiapkan alat non


steril.
Sarung Tangan.
Alkohol 70%.
Pengalas.
Bengkok.
Alat tulis.
Buku Inkeksi.
7. Jam tangan dengan
detikan.
1
1
C. Menyiapkan bahan-
1
bahan
1
.
1
Obat pasien.
1
1
D. Menyiapkan Pasien.
1. Memberi penjelasan
kepada pasien
tentang prosedur
yang akan
dilakukan.
2. Menanyakan nama
3
pasien dan
memastikan obat
yang diberikan
2
Pelaksanaan 3. Mengatur posisi
pasien yang
nyaman.
1
Pelaksanaan Injeksi intra
vena:
1. Cuci tangan kemudian
menggunakan sarung
tangan.
3
2. Memasukkan obat
dalam spuit.
3. Pastikan infus dalam
3
keadaan menetes lancar
tidak ada tanda-tanda
2
plebitis, kemudian klem
atau pengatur tetesan
dimatikan
4. Melakukan desifektan 3
dengan alkohol 70 %
pada daerah yang akan
diinjeksi.
5. Obat dimasukkan. 3
6. Lihat ekspresi wajah 2
wajah pasien.
7. Pengatur tetesan dibuka 2
kembali, kemudian
tetesan diatur sesuai
dengan kebutuhan yang
sudah ditentukan.
8. Pasien dirapikan, alat- 1
alat dibereskan.
9. Melepas sarung tangan 1
dan cuci tangan.
10. Mencatat dan memberi 2
Sikap tanda pada format
pemberian injeksi dan
buku injeksi.

Sikap perawat pada waktu


injeksi:
1. Komunikasi. 1
Evaluasi 2. Kerjasama. 1
3. Tanggung Jawab. 3
4. Kewaspadaan. 3

Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi 2
penyuntikan dan
kelancaran tetesan.
2. Mengevaluasi 1
kenyamanan posisi.
3. Mengobservasi 1
kemungkinan plebitis.

Total Nilai 40
Kriteria:
Baik : 35-40
Cukup : 30-35
Kurang : < 30
Denpasar, 18 Oktober 2010
Kepala ruangan
(Heidy Ardiastari)

PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


MAHASISWA ANGKATAN I KELOMPOK IIA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

LEMBAR PENILAIAN PERAN PERAWAT DALAM TINDAKAN INJEKSI


INTRA VENA

Hari/Tanggal : :......................... Kepala


Ruangan: ...............................
Yang disupervisi : .......................... Ruangan
: ..................................

Aspek Parameter Dilakukan Keterangan


Penilaian Ya Tidak
Tugas PP 1. Membuat jadwal rencana
pemberian terapi injeksi.
2. Mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pemberian
terapi.

Sikap Meliput:
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadaan

Tugas PA 1. Memberikan terapi injeksi sesuai


jadwal rencana.
2. Memberi rasa aman dan nyaman
pada saat injeksi.
3. Mencatat dan melaporkan
tindakan yang dilakukan dan
respon pasien.
Sikap
Meliputi:
1. Komunikasi.
2. Kerjasama.
3. Tanggung Jawab.
4. Kewaspadan.

Total Nilai

Keterangan: Kriteria: Kriteria:


Baik : 25=30 Baik : 25=30
Cukup : 19-24 Cukup : 19-24
Kurang : < 19 Kurang : < 19

Denpasar, 18 Oktober 2010


Kepala ruangan

(Heidy Ardiastari)
PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA ANGKATAN I KELOMPOK IIA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

SKENARIO PELAKSANAAN ROLE PLAY SUPERVISI TINDAKAN INJEKSI


INTRA VENA SECARA IV PERSET
A. Pembagian Peran
Kepala Ruangan : Heidy Ardiastari
PP : Suryadewi
PA : Sinta Kartikasari

B. Alur Role Play


1. Prolog
Hari Senin, 18 Oktober 2010 pukul 08.00 WIB, Karu dan PP berada diruang Nurse
Stasion untuk melakukan supervisi tindakan injeksi intra vena melalui secara IV
perset. Supervisi dilakukan Karu terhadap PP dan PA dalam melakukan rencana dan
prinsip pelaksanaan injeksi intra vena sesuai dengan jadwal rencana injeksi.
3. Session I di Nurse Stasion
Karu mempersilakan PP menunjukkan format pemberisn injeksi pasien yang
dirawatnya. Karu, PP dan PA menuju ke ruang perawatan pasien untuk melihat
pelaksanaan pemberian terapi injeksi kepada pasien yang dirawat.
4. Session II
Karu mengajak PP ke pasien untuk mensupervisi PA dalam melakukan injeksi intra
vena secara IV perset. Sebelum melakukan tindakan perawat memberi salam dan
menginfprmasikan akan melakukan tindakan injeksi pada jam ini dan nama obat
yang diberikan. Selama pelaksanaan, perawat sesekali melihat ekspresi wajah klien
apakah kesakitan atau yang lain. Kemudian karu, PP dan PA kembali ke nurse
station.
5. Epilog
Demikian proses pelaksanaan supervisi tindakan injeksi intra vena melalui secara IV
perset. Karu memberikan reinforcemebt atas kelebihan PA dalam melakukan injeksi
intra vena
dan memberikan mesukan akan hal=hal yang tidak sesuai dengan standart yang ada.
INSTRUMEN SUPERVISI : Injeksi IV per set
Nama PA yang disupervisi : ..................................................

Aspek yang Kegiatan Dilakukan


dinilai Supervisor PP1 PP2 Ya Tidak Catatan
Pre timbang Mengamati
terima poses timbang
terima dari
PP1 ke PP2
Pelaksanaan
Timbang
Terima
Post Timbang
Terima
Total Scoring

Denpasar , 18 Oktobr 2010


Supervisor
Keterangan :
Total Ya x 100%
Total Ietem (Suryadewi)

Bila Skor < 65 : Kriteria Kurang


Bila Skor 65 – 85 : Kriteria Cukup
Bila Skor 86 – 100 : Kriteria Baik

RESUME SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA MELALUI VENFLON

Penanggung jawab : I G A Heidy Ardiastari


Hari/ tanggal : Senin, 18 Oktober 2010
Jam : 08.00– 09.00 WIB
Tempat : Ruang Angsa RSUD Wangaya
Acara : Supervisi Injeksi Intravena Melalui Venflon

A. Acara dihadiri oleh:


1. Pembimbing akademik sebanyak 1 orang.
2. Pembimbing klinik sebanyak 1 orang
3. Mahasiswa S1 keperawatan STIKES Bali sebanyak 11 orang.

B. Susunan acara:
1. Persiapan kelompok dalam kegiatan supervisi injeksi intravena terutama yang
berperan sebagai kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate.
2. Pelaksanaan roleplay supervisi injeksi intravena yang diawasi oleh pembimbing.
3. Diskusi jalannya kegiatan supervisi injeksi intravena bersama pembimbing.

C. Hasil evaluasi:
1. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play. Perawat associete yang akan di supervisi pada
tindakan injeksi intravena serta perawat primer sebagai supervisor dalam
kegiatan supervisi injeksi intravena.

2. Evaluasi proses
No Waktu Kegiatan
1 08.00 Perawat primer melaporkan pada kepala ruangan bahwa hari
ini akan mensupervisi perawata associate
2 08.04 Perawat primer memberitahu perawat associate tentang
kegiatan supervisi injeksi intravena hari ini, perawat
associate mempersiapkan alat dan perawat primer beserta
kepala ruangan mempersiapkan format penilaian
3 08.10 Perawat primer bersama kepala ruangan melakukan supervisi
pada perawat associate tentang injeksi intravena melalui
vemplon..
4 08.35 Diskusi dengan pembimbing.
1. I G A Triyani, S.Kep.,Ns
Seluruh pelaksanaan supervisi injeksi intravena sudah
berjalan dengan baik mulai dari alur sampai dengan
evaluasinya. Perawat primer sudah berperan sebagai
supervisor dengan baik. Komunikasi antara perawat dan
pasien harus lebih jelas dan menjelaskan tentang
prosedur, tindakan, tujuan tindakan dilakukan dan
kontrak untuk tindakan berikutnya. Alur supervisi
diperbaiki dengan menambahkan alur penilaian kinerja
perawat oleh Ka Ruang.
2. Kegiatan supervisi sudah berjalan dengan baik, dan
diharapkan dapat diterapkan pada setiap tindakan yang
lain, bukan hanya saat ada supervisor saja.
5 09.00 Kegiatan supervisi berakhir.

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dihadiri oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
b. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
Denpasar, 18 Oktober 2010
Penanggung Jawab Kegiatan Ketua Kelompok

(I G A Heidy Ardiastari) (I Nyoman Tripayana.)


Mengetahui
Pembimbimbing Klinik Pembimbing Akademik

(I G A Triyani, S.Kep.,Ns) (I A Trisnadewi, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai