Anda di halaman 1dari 7

HUKUM KETENAGAKERJAAN DAN ETIKA PROFESI

"permasalahan upah dalam Kesejahteraan ketenagakerjaan"

Dosen : Drs. Zulfa Effuliras, M.Pd.

Disusun Oleh :

Fajrian Rahman

17062031

D3 TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

i
A. Pengertian Upah
Pengertian upah yang paling mendasar dan tidak dapat diselisihi adalah upah
merupakan hak pekerja/buruh dan kewajiban majikan/pemberi kerja. Selanjutnya wujud
dari upah tersebut secara umum dapat berbentuk uang atau dalam bentuk lain sebagai
penghargaan atau imbal kerja maupun prestasi yang telah dilakukan oleh pekerja/buruh.
Dari sini muncul pandangan yang mempersamakan antara upah, gaji, atau bentuk
penghasilan-penghasilan lain. Ketika titik tumpu upah adalah “kerja” maka keberadaan
upah mengikut pada“bekerjanya seseorang pada orang lain” dalam sebuah hubungan
kerja.
Adapun beberapa pengertian upah menurut para ahli adalah:
1. Syafii Jafri
Bahwa upah menurut Islam adalah pemberian atas sesuatu jasa karyawan yang
telah bekerja untuk memajukan perusahaannya, jadi upah atau disebut ju’alah adalah
suatu bentuk pemberian upah bagi suatu keberhasilan atau prestasi dari suatu
pekerjaan.
2. Sudut pandang ekonomi
Upah adalah sebuah kesanggupan dari perusahaan untuk menilai karyawannya
dan memposisikan diri dalam bench marking dengan dunia industri.
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan daripengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
4. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981
Upah diartikan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atau buruh untuk
suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, imbalan tersebut dalam
bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundang-
undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan
pekerja atau buruh, termasuk tunjangan baik untuk pekerja atau buruh sendiri
maupun keluarganya.
Merujuk pada beberapa pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa upah adalah:
1. Hak pekerja/buruh yang timbul akibat tenaga yang dikeluarkan, kerja/jasa yang telah
atau akan dilakukan

1
2. Kewajiban pemberi kerja/perusahaan sebagai imbal balas atas kerja/jasa buruh
3. Diwujudkan dalam bentuk uang
4. Berdasar pada kesepakatan dan aturan tertentu yang dibenarkan oleh hukum
(perjanjian kerja, UU dll.)
5. Termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya.
B. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan merupakan kerangka bagaimana upah diatur dan diterapkan.
Soedarjadi mengungkapkan bahwa sistem pengupahan di Indonesia umumnya
didasarkan pada tiga fungsi, yaitu:
a. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang
b. Menjamin kehidupan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarganya
c. Menyediakan uang insentif untuk mendorong peningkatan produksi kerja.
Sedangkan Ridwan Halim menjelaskan bahwa dalam menentukan upah untuk tenaga
kerja, biasanya pemberi kerja memperhatikan hal, sebagai berikut:
a. Prestasi kerja yang telah diberikan oleh tenaga kerja yang dapat diukur dengan
waktuyang terpakai, energi dan keterampilan yang disumbang secara fisik, mental,
dan sosial
b. Melihat dan melakukan survei dengan perusahaan sejenis atas upah yang diberikan
kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang sama.
c. Pemberian insentif kepada tenaga kerja yang rajin dan berprestasi istimewa sehingga
menaikkan produktivitas.
Pemberian upah juga harus dilakukan dengan melihat kebutuhan riil minimum
tenaga kerja,sehingga tenaga kerja dan keluarganya dapat hiduplayak.
C. Fungsi Upah dalam Hubungan Kerja
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa tingkat upah yang layak lebih banyak
ditentukan oleh prestasi dari para tenaga kerja. Oleh karena itu,upah ditetapkan atas dasar
tugas yang diberikan pemberi kerja dan dikerjakan tenaga kerja dengan memperhatikan
keseimbangan prestasi, kebutuhan tenaga kerja, dan kemampuan perusahaan. Dalam
menetapkan tingkat upah, prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban pemberi kerja
dan tenaga kerja harus diperhatikan. Dengan demikian, pemberi kerja mempunyai
tanggung jawab untuk membayar upah tetap pada waktunya. Pemerintah harus
mengupayakan perbaikan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga tenaga kerja akan dapat
memenuhi kewajiban sesuai dengan tugas pekerjaannya.

2
Upah merupakan faktor utama bagi tenaga kerja, karena digunakan untuk
membiayai kehidupan tenaga kerja beserta keluarganya. Imam Soepomodalam Ridwan
Halim mengatakan bahwa pada hakikatnya fungsi dari upah, yaitu:
1. Perwujudan keadilan sosial dalam rangka memanusiakan manusia
2. Pemenuhan kebutuhan dasar yang minimal bagi tenaga kerja pada tingkat dimana
hidup layak dari hasil pekerjaan yang dilakukan
3. Pendorong peningkatan disiplin danproduktivitas kerja.
Menurut Iman Soepomo dalam Ridwan Halim tujuan tenaga kerja melakukan
pekerjaan adalah untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membiayai
kehidupannya bersama dengan keluarganya yaitu penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Menurut Mochtar Halim fungsi upah itu berbeda-beda tergantung dari
sudut mana upah itu dilihat, sebagaimana berikut ini:
1. Dari sudut pandang tenaga kerja, upah berfungsi sebagai kebutuhan hidup yang
layak bersama keluarganya.
2. Dari sudut pandang pemberi kerja, upah berfungsi sebagai unsur penggerak dalam
proses produksi dan merupakan biaya produksi dari perusahaan.
3. Dari sudut pandang pemerintah, upah merupakan tolak ukur hidup masyarakat. Oleh
karena itu,perumusan upah harus dapat menciptakan iklim usaha yang harmonis,
serasi, mantap, tenteram,dan dinamis.
D. Pengertian Kesejahteraan Tenaga Kerja
Terdapat berbagai istilah yang digunakan dalam program kesejahteraan, seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya:
1. Andre. F. Sikulu menyatakan bahwa: Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa
yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung
2. I.G. Wursanto menyatakan bahwa: Kesejahteraan social atau jaminan social bentuk
pemberian penghasil baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk non materi,
yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk selama masa
pengabdiannya ataupun setelah berhenti karena pensiun, lanjut usia dalam usaha
memenuhi kebutuhan materi maupun non materi kepada karyawan dengan tujuan
untuk memberikan semangat atau dorongan kerja kepada karyawan.
3. Mutiara Pangabean (2004:96) adalah: “Kesejahteraan pegawai dikenal sebagai
benefit mencakup semua jenis penghargaan berupa uang yang tidak dibayarkan
secara langsung kepada pegawai”.

3
4. Malayu S.P. Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi dan non
materi yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya
untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar
produktifitasnya meningkat.
5. Dalam UU 13/2003 memberikan pengertian tentang kesejahteraan pekerja, yaitu
suatu pemenuhan kebutuhan dan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan
rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau
tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang
aman dan sehat.
E. Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan merupakan balas jasa materil dan non material. Atau dapat
disebut juga kompensasi. Program kesejahteraan karyawan merupakan salah satu cara
meningkatkan semangat kerja karyawan.
Pemberian upah sedikit berbeda dari pemberian kesejahteraan berupa gaji. Upah
juga sejenis balas jasa yang di berikan perusahaan kepada para pekeja harian (pekerja
tidak tetap) yang besarnya telah disepakati sebelumnya oleh kudua belah pihak. Upah di
bayar setelah pekerjaan selesai dan di terima hasilnya dengan baik oleh pekerja.
Pemberian upah biasanya setiap selesai pkerjaan atau secara mingguan tergantung pada
kesepakatan bersama yang telah di buat sebelumnya.
Program kesejahteraan selain berupa uang, dapat pula di berikan berupa tunjangan.
Tunjangan ini dapat berupa tunjangan keluarga, tunjangan pembangunan dan sebagainya,
yang kesemuanya dapat di menambah penghasilan karyawan. Pembayaran tunjangan ini
biasanya di satukan dalam pembayaran gaji setiap bulan yang di terima oleh setiap
pegawai.
F. Tujuan dan Manfaat Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, lembaga atau organisasi pada
pegawainya hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan
perusahaan yang efektif. Program kesejahteraan karyawan sebaiknya sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak melanggar peraturan
pemerintah.
Menurut Moekijat tujuan pemberian program kesejahteraan pada perusahaan yang
mengadakan program kesejahteraan terdiri dari dua yaitu bagi perusahaan dan pegawai.
Bagi perusahaan program kesejahteraan bertujuan untuk:
a. Mengurangi perpindahan dan kemangkiran

4
b. Meningkatkan semangat kerja pegawai
c. Menambah kesetiaan pegawai terhadap organisasi.
d. Menambah peran serta pegawai dalam masalah-masalah organisasi.
e. Mengurangi keluhan-keluhan.
f. Megurangi pengaruh serikat pekeja.
g. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dalam hubungannya dengan kebutuhannya
pribadi maupun kebutuhan sosial.
h. Memperbaiki hubungan masyarakat.
i. Mempermudah usaha penarikan pegawai dan mempertahankan.
j. Merupakan alat untuk meningkatkan kesehatan badaniah dan rohaniah pegawai.
k. Memperbaiki kondisi kerja.
l. Memelihara sikap pegawai yang menguntungkan terhadap pekerjaan dan
lingkungannya.
Bagi pegawai program kesejahteraan bertujuan untuk:
a. Memberikan kenikmatan dan fasilitas yang dengan cara lain tidak tersedia atau yang
tersedia dalam bentuk yang kurang memadai.
b. Memberikan bantuan dalam memecahkan suatu masalah-masalah perseorangan.
c. Menambah kepuasan kerja.
d. Membantu kepada kemajuan perseorangan.
e. Memberikan alat-alat untuk dapat menjadi lebih mengenal pegawai-pegawai lain.
f. Mengurangi perasaan tidak aman.
g. Memberikan kesempatan tambahan untuk memperoleh status.
Berdasarkan uraian diatas terlihat ada dua pihak yang berkepentingan langsung
terhadap program kesejahteraan yaitu pihak perusahaan dan juga pihak pegawai. Bagi
perusahaan program kesejahteraan mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang mengarah
pada pencapaian tujuan perusahaan, sedangkan bagi pegawai adalah terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan mereka. Pemberian kesejahteraan karyawan sangat berarti dan
bermanfaat bagi perusahaan dan karyawan. Bagi karyawan pemberian kesejahteraan
bermanfaat untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara perusahaan
dengan karyawan, meningkatkan semangat kerja karyawan, disiplin kerja, dan sikap
loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan dapat
meningkatkan produktifitas kerja, efisiensi kerja efektifitas kerja, dan maningkatkan
laba. Program kesejahteraan karyawan sangat pemting demi terwujudnya tujuan
perusahaan, namun program kesejahteraan karyawan harus disusun berdasarkan

5
peraturan yang ada, berdasarkan asas keadilan dan kelayakan, dan berpedoman pada
kemampuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai