I. PENDAHULUAN
Kejadian gawat darurat dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa
siapa saja. Orang lain, teman dekat, keluarga ataupun kita sendiri dapat menjadi
korbannya. Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba
sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini
adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus
dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat
kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan
sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir
bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang
diberikan.
Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang
terpadu dan tidak terpecah-pecah. Sistem mengandung pengertian adanya komponen-komponen
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, mempunyai sasaran (output) serta dampak yang
diinginkan (outcome). Sistem yang bagus juga harus dapat diukur dengan melalui proses evaluasi
atau umpan balik yang berkelanjutan.
Pada Organisasi rumah sakit, Unit Gawat Darurat berperan sebagai gerbang
utama jalan masuknya penderita gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas
kesehatan secara keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam perannya
sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari kemampuan unit ini.
Standarisasi Unit Gawat Darurat saat ini menjadi salah satu komponen penilaian
penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah sakit. Penderita dari ruang
UGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif, ruang bedah sentral, ataupun
bangsal perawatan. Jika dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke rumah sakit lain.
II. PENGERTIAN
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU No. 44 tahun 2009 tentang
RS)
Kondisi gawat darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang secara tiba-tiba dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam anggota badannya dan jiwanya (akan
menjadi cacat atau mati) bila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera
pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang
dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (imediatlely) untuk menyelamatkan
kehidupannya /life saving (Azrul, 1997).
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera,
yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat
ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan
juga asisten dokter (wikipedia indonesia).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman
kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu
III. Tujuan dari pelayanan gawat darurat ini adalah untuk memberikan pertolongan
pertama bagi pasien yang datang dan menghindari berbagai resiko, seperti:
kematian, menanggulangi korban kecelakaan, atau bencana lainnya yang langsung
membutuhkan tindakan.
Menurut Flynn (1962) dalam Azrul (1997) kegiatan UGD secara umum dapat dibedakan sebagai
berikut :
Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan
gawat darurat. Sayangnya jenis pelayanan kedokteran yang bersifat khas seing disalah
gunakan. Pelayanan gawat darurat yang sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan
kehidupan penderita (live saving), sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh
pelayanan pertolongan pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan
(ambulatory care)
Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan
penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan intensif. Pada dasarnya
pelayanan ini merupakan lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan merujuk
kasus-kasus gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap
intensif.
Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan informasi
medis darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota
masyarakat yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency medical
questions).
Triage merupakan suatu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit
dan menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Dan merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang pengelolaan.
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal, yaitu:
Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan. Dalam hal
kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai urutan prioritas yang
ditunjukan dengan labelisasi warna ,yaitu :
Biru : Gawat darurat,resusitasi segera yaitu Untuk penderita sangat gawat/ ancaman
nyawa.
Kasus : Henti jantung yang kritis, Henti nafas yang kritis, Trauma kepala yang kritis,
Perdarahan yang kritis
Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat darurat (kondisi stabil /
tidak membahayakan nyawa )
Kasus : Sumbatan jalan nafas atau distress nafas, Luka tusuk, Penurunan tekanan darah,
Perdarahan pembuluh nadi, Problem kejiwaan, Luka bakar derajat II >25 % tidak
mengenai dada dan muka, Diare dengan dehidrasi, Patah tulang
Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk penderita darurat, tetapi
tidak gawat
Kasus : Lecet lesi, Diare non dehidrasi, luka bakar derajat I dan II > 20%
Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan yaitu Untuk bukan
penderita gawat.
2. Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
mati.
Sumber Referensi :
http://www.idmedis.com/2014/03/triase-gawat-darurat-lengkap-ppgd.html
http://www.academia.edu/9003004/STANDAR_PELAYANAN_KEPERAWATAN_GAWAT_DARURAT_
DI_RUMAH_SAKIT_DIREKTORAT_BINA_PELAYANAN_KEPERAWATAN_DAN_KETEKNISIAN_MEDIK_
DIREKTORAT_JENDERAL_BINA_UPAYA_KESEHATAN