Sudah disebutkan diatas bahsawannya Ma'had Aly sudah diakui sejak 2016 lalu
dengan diturunkannya SK dari menteri agama sebagai Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKI). Ibarat bayi yang baru dilahirkan, Ma'had Aly pastinya punya banyak problematika dan tantangan, walau di sisi lain Ma'had Aly juga memiliki banyak potensi. Dari sisi problematika sendiri, Ma'had Aly masih belum terlalu dilirik oleh masyarakat. Kurangnya sosialisasi dan pengenalan akan Ma'had Aly itu sendiri menjadikan minat yang masih sedikit dari anak-anak yang akan melanjutkan kuliah dan masyarakat yang ingin mengkuliahkan anak-anak mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka menganggap bahwasannya Ma'had Aly itu sebagai pilihan terakhir dari anak-anak yang tidak diterima di PTN atau PTS. Disisi yang lain, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat persepsi mereka akan tidak terlalu pentingnya mempelajari ilmu agama. Mereka beranggapan bahwa di zaman seperti sekarang ini, ilmu umum itu lebih penting daripada ilmu agama. Mereka khawatir akan masa depan dan pekerjaan mereka nantinya bilamana mereka melanjutkan pendidikan mereka di Ma'had Aly. Dari intern Ma'had Aly itu sendiri, tidak sedikit dari para peminat yang akan masuk ke Ma'had Aly itu berasal dari latar belakang yang belum mengenal kitab kuning, seperti SMA dan SMK apalagi yang berada di luar naungan pondok pesantren. Hal ini membuat Ma'had Aly itu harus memutar otak bagaimana mengenalkan kepada mereka tentang kitab kuning sebelum melangkah ke yang lebih jauh lagi dengan waktu yang singkat. Tidak banyak dari mereka membuat kelas intensif bagi para mahasantri yang belum terlalu mengenal tentang kitab kuning. Dari sisi yang lain lagi, kurangnya tenaga pengajar (dosen) yang mumpuni dan faham betul akan kitab kuning juga masih sedikit. Kalaupun ada, itupun agak sulit untuk mencari jam-jam kosong para dosen karena mereka sudah disibukkan dengan jam-jam di sekolah. Ma'had Aly yang harusnya itu diutamakan tetapi hanya diberi sisa waktu dari para dosen yang ada sehingga membuat kegiatan belajar-mengajar itu kurang efektif.