Anda di halaman 1dari 16

MAKNA GHULUW DALAM ISLAM:

BENIH EKSTREMISME BERAGAMA


Sihabuddin Afroni
Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jalan Ir. Haji Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan Banten 15412, Indonesia
E-mail: sihabafroni@gmail.com
__________________________

Abstract
This article explore the concept of ghuluw in Islam, as a seed of extremism in the name of religion. This article trace
the term ghuluw in Islamic history and how Islam (through the Qur’an and Hadith) discuss this term.
Etymologically, the term ghuluw means exaggerating about something. Terminologically, ghuluw means the model
of excessive understanding of religious teaching deviated from its orininal meaning. Several attitudes categorized as
ghuluw include: fanatic, prejudice, and blame; and even accusing of infidelity. Islam condemns all those
characteristics as explain in the Qur’an and Sunna. Islam is a religion that promotes honour, peace, harmony and
balance. Currently in Indonesia, however, there are two contrasting Islamic groups: on one side there has been
increasing number of people who can be labeled as extremist, violent, and literalist. In another side, there is an
Islamic group who tends to ignore the main principles of Islam. These two Islamic groups spread widely in
Indonesian Islamic society.
Keywords:
Ghuluw; extrimism; moderation; al-tat}arruf; ifra>t}.
__________________________

Abstrak
Tulisan ini mengkaji persoalan ghuluw sebagai benih ekstremisme dalam beragama dalam Islam. Artikel ini
berusaha untuk mengunkap makna ghuluw dan kemunculan sikap tersebut dalam sejarah Islam dan bagaimana
respon Al-Qur’an terhadapnya. Secara etimologi ghuluw berarti berlebih-lebihan dalam suatu perkara. Adapun
Ghuluw secara istilah adalah model atau tipe keberagamaan yang mengakibatkan seseorang melenceng dari agama
tersebut. Beberapa sikap yang dikategorikan sebagai ghuluw di antaranya adalah: fanatic terhadap suatu pandangan
tertentu, berprasangka buruk terhadap orang/kelompok lain dan bahkan bisa sampai kepada mengkafirkan orang
lain. Semua sikap ini dilarang dalam agama Islam sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Islam
adalah agama rahmatan lil ‘a>lami>n, yang menekankan nilai-nilai kemuliaan, perdamaian, keharmonisan dan
kesimbangan. Islam melarang umatnya bertindak ekstrem, melampaui batas, fanatis, dan melakukan kekerasan. Saat
ini, di satu sisi, banyak pandangan keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat mengarah pada sikap
ekstrem, keras, dan literalis. Di sisi yang lain, ada kelompok yang berpandangan sangat longgar dan cenderung
mengabaikan prinsip-prinsip utama dalam agama. Dua kelompok ini terus berkembang luas di kalangan umat Islam
Indonesia.
Kata Kunci:
Ghuluw; ekstremisme; kemoderatan; al-tat}arruf; ifra>t}.
__________________________
DOI: http://dx.doi.org/10.15575/jw.v39i1.579
Received: November 2015 ; Accepted: December 2015 ; Published: February 2016

A. PENDAHULUAN memberikan perumpamaan umat ini sebagai


Islam merupakan agama peradaban. Islam suatu kebaikan yang memberi dengan penuh
bukan agama kekerasan atau agama fasis, kasih sayang, bukan penyebar keburukan dan
sebagaimana dituduhkan sebagian kalangan kekerasan.
Barat. Sebaliknya, Islam menolak kedzaliman Meskipun kita yakini Islam merupakan
dan teror. Kita, umat Islam, diperintakan untuk agama penyebar kedamaian, namun fenomena
menghormati sesama manusia meski berbeda yang muncul akhir-akhir ini adalah sejumlah
agama dan warna kulit. Seorang muslim ini fakta yang menunjukkan bahwa ada sebagian
laksana lebah. Ia mengonsumsi makanan yang umat Islam tidak memahami nilai-nilai mode-
baik, dan memproduksi sesuatu yang baik rat Islam dengan benar. Mereka tidak menga-
pula. Saat ia hinggap pada setangkai bunga, ia kui pluralitas, tidak menghargai kemajemukan
tak merusaknya. Demikianlah, Allah sudah yang tumbuh dalam masyarakat. Munculnya
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

berbagai kelompok teroris yang mengklaim perilaku orang-orang Ahlul Kitab, terkait
sebagai representasi umat adalah salah satu sikap ekstrem mereka.3 Benih-benih sifat
buktinya. Tidak sedikit umat Islam yang ber- ekstrem beberapa sahabat muncul sejak
pandangan bahwa jihad identik dengan Rasulullah masih hidup. Meski generasi
perang.1 Beberapa kelompok garis keras sering sahabat merupakan generasi terbaik sepanjang
kali dengan mudah mengkafirkan saudaranya sejarah seperti yang diungkapkan oleh
sesama muslim hanya karena perbedaan Rasullah dalam beberapa Hadisnya, namun
manhaj, ideologi dan arah perjuangan. Aksi- sikap berlebih dalam menjalankan ajaran
aksi bom bunuh diri di berbagai negara (ter- agama tetap muncul. Bagaimanapun para
masuk di Indonesia) disinyalir didalangi oleh sahabat adalah bashar, manusia biasa yang
kelompok-kelompok ekstrem yang mengklaim berpotensi keliru dan subyektif dalam mema-
berjuang atas nama agama. Bahkan saat ini hami pesan Hadis.
kita dihadapkan kepada situasi global yang Pemahaman yang keliru para sahabat
sangat krusial. Kondisi yang berimplikasi pada lazimnya didorong oleh ghi>rah semangat
gangguan di bidang keamanan, politik dan keagamaan yang tinggi. Semisal kecintaannya
sosial. Yaitu memanasnya isu Negara Islam yang berlebih pada sosok pribadi Nabi atau
Irak dan Suriah (ISIS) Hampir semua media sangat cinta pada amalan ibadah tertentu dan
menjadikannya sebagai headlines, bahkan ingin menjadi hamba terbaik. Niat baik me-
virus fenomena ISIS ini membuat khawatir reka tidak selamanya sejalan dengan syariat.
para pejabat negeri ini. Mereka khawatir Mereka terkadang membuat kekeliruan. Akan
bahwa ISIS dapat menjadi ancaman bagi tetapi kekeliruan pada sahabat dapat langsung
persatuan dan keutuhan kita berbangsa dan diredam dan dieliminir oleh Rasulullah Saw.
bernegara. Bilamana muncul pengamalan agama yang
Fenomena ektremisme beragama sesung- keliru, Rasulullah segera memberikan terapi,
guhnya bukanlah hal yang baru. Sejarah mengingatkan tentang bahaya sikap ekstrem
ektremisme beragama sudah sangat lama. serta menunjukkan praktik yang sesuai dengan
Ekstremitas juga bukan monopoli satu agama Sunah. Keberadaan Rasulullah Saw di tengah-
semata. Kecenderungan sikap berlebih-lebihan tengah mereka sangat efektif menghambat
mengamalkan ajaran agama, kolot, keras, kaku berkembangnya sifat ekstrem di masa awal
dan konservatif ini sudah ada sejak sebelum Islam. Hal ini dapat difahami karena
Islam datang. Sikap ekstrem telah menjangkiti Rasulullah merupakan sosok sentral yang
umat-umat terdahulu. Orang-orang Yahudi wajib ditaati oleh seluruh umat Islam. Di era
dan Nasrani tercatat dalam Alquran bersikap sahabat, sepeninggal Rasulullah muncul ber-
ektrem dalam mengagungkan pemimpin bagai pemahaman dan praktik yang tidak
mereka. Orang-orang Yahudi menyatakan selaras dengan ajaran dan karakteristik Islam.
Uzair adalah anak Tuhan, begitupula Umat Bahkan di era sahabat, pemahaman yang
Nasrani mentahbiskan Isa sebagai anak Tuhan. keliru bukan lagi dalam tataran individu
Mereka juga menciptakan kerahiban atau ke- namun sudah mengkristal menjadi kelompok.
pendetaan yang Allah tidak pernah menurun- Seperti munculnya kelompok Khawarij,
kan keterangan tentang hal tersebut.2 Qadariyah, Syiah dsb. Sikap berseberangan
Sejarah pengamalan beragama umat Islam bukan hanya merambah wilayah amaliyah
pun tidak terbebas dari sikap ekstrem, bahkan ibadah, namun juga hal yang menyangkut
sejak awal pertumbuhannya, yaitu sejak era i’tiqa>diyyah atau yang sering dibahas dalam
Nabi Muhammad Saw. Oleh karenanya Allah ilmu Kalam. Hal yang memprihatinkan pula,
Swt di dalam Alquran telah mengingatkan dalam lintas sejarah umat Islam telah terjadi
umat Nabi Muhammad ini agar jangan meniru banyak pertumpahan darah di antara
kelompok–kelompok yang berbeda sebagai
1
Abdurrahman Mas’ud, Menuju Paradigma Islam
Humanis (Yogyakarta: Gama Media, 2003), 38.
2 3
Lihat Q.S. 57:27. QS. 9:31 dan QS. 5:77.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 71
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

upaya untuk meneguhkan pemahaman masing- yang berkembang sampai saat ini, dapat
masing. dilawan dan dicegah dengan memaparkan
Oleh karena itu, persoalan yang menjadi fakta sejarah bahwa agama ini berjalan atas
fokus penelitian ini adalah: prinsip kemudahan dan keseimbangan. Se-
1. Apa yang menjadi ciri-ciri ektremitas jumlah Hadis Nabi Muhammad Saw dalam
dalam beragama itu? usaha memerangi ekstremitas beragama yang
2. Faktor-faktor apa yang dapat menimbulkan penulis paparkan dalam makalah ini dapat
ekstremitas dalam beragama? menjadi panduan para pendidik untuk
3. Bagaimana sikap ghuluw sebagai benih- menyiapkan generasi mendatang yang toleran
benih ekstremitas beragama dalam Islam dan damai.
muncul sejak Rasulullah Saw. dan pada
sahabat? B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jadi, tulisan ini berupaya untuk 1. Pengertian Ghuluw (Ekstrem) dan Ciri-
mendokumentasikan peristiwa-peristiwa di Ciri Ekstremitas Beragama
masa Rasulullah Saw yang dinilai sebagai Ektrem menurut Kamus Besar Bahasa
cikal bakal atau benih ektremisme beragama. Indonesia berarti, 1. Paling ujung, paling
Penulis melakukan telaah terhadap teks-teks tinggi, paling keras; 2. Sangat keras, sangat
Hadits dan riwayat sahabat yang memuat sikap teguh, fanatik. Ekstremitas adalah hal
pengamalan agama yang berlebihan pada (tindakan, perbuatan) yang melewati batas.4
generasi awal Islam. Penulisan makalah ini Dalam terminologi syariat, sikap ektrim sering
penulis anggap penting untuk memberi juga disebut ghuluw yang bermakna berlebih-
wacana kepada pembaca bahwa permasalahan lebihan dalam suatu perkara. Atau bersikap
ektremitas beragama muncul seiring dengan ekstrem pada satu masalah dengan melampaui
kemunculan agama itu sendiri. Pemahaman batas yang telah disyariatkan.5 Adapun
yang tidak utuh dan motif ingin sesempurna ghuluw secara istilah adalah model atau tipe
mungkin mengamalkan ajaran agama sering keberagamaan yang mengakibatkan seseorang
menjadi faktor utama pemeluk agama terjeru- melenceng dari agama tersebut.6 Disamping
mus dalam tindakan ekstrem. Pemahaman itu, ada istilah al-tat}arruf dalam bahasa Arab
ekstrem adalah sebuah realitas yang muncul modern yang menunjuk pada kata ektrim. Al-
sepanjang zaman. tat}arruf, menurut etimologis bahasa Arab
Dalam konteks kekinian, kelompok garis bermakna berdiri di tepi, jauh dari tengah.
keras, radikal yang masih eksis sampai saat ini Dalam bahasa Arab awalnya digunakan untuk
tidak akan efektif diberantas dengan tindakan hal yang materil, misalnya dalamberdiri,
represif. Karena sikap mereka berbasis duduk atau berjalan. Lalu kemudian diguna-
keyakinan. Kaum ekstremis radikal seringkali kan juga pada yang abstrak seperti sikap
menyandarkan aksinya pada teks-teks keaga- menepi dalam beragama, pikiran atau
maan, meskipun teks-teks tersebut mengalami kelakuan. Beberapa istilah lain yang berkono-
deviasi dalam penafsirannya. Oleh karena itu tasi serupa dengan ghuluw antara lain
upaya deradikalisasi mereka haruslah dimulai tanat}t}u’ (sikap yang keras), ifra>t} (memper-
dari dalil-dalil otentik yang bersumber dari sempit), tashaddud (menyusah sesuatu) atau
Alquran dan Hadis. Semisal mengungkapkan takalluf (memaksakan diri).
riwayat, bukti dan fakta bahwa ektremisme
sejak awal ditentang oleh Nabi Muhammad
Saw. Islam adalah agama wasat}iyyah (tengah, 4
moderat), mudah dan realistis. Sikap ekstrem, Tim Penyusun Kamus Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka,
keras dan kaku dalam beragama sangatlah 2002), 292.
ditentang dalam ajaran Islam. Kecenderungan 5
Ibnu Hajar Asqalani, Fath}ul Ba>ri>, vol.12 (Kairo:
sikap dan pemikiran ekstrem, radikal, Darul Rayyan Lil Turats, 1988).
intoleran di kalangan sebagian umat Islam 6
Ibnu Manz}ur, Lisa>nul ‘Arab, vol. 15 (Bairut: Da>r
al- Ih}ya Tura>th al-'Arabi>, 1985), 131.

72 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

Dalam lintas sejarah, sikap ekstrem atau galkan pandangannya kecuali Rasulullah
ghuluw seringkali terjadi dalam pengamalan Saw.
ajaran agama. Secara garis besar sikap ekstrem 2. Cenderung mempersulit.
terbagi menjadi dua macam. Pertama, ekstrem Secara pribadi boleh saja seseorang
atau ghuluw dalam aspek akidah, seperti beribadah tidak menggunakan keringanan
ghuluw orang-orang Nasrani de- padahal itu dibolehkan. Akan tetapi kurang
ngan keyakinan Trinitasnya. Begitu besar bijak apabila ia mengharuskan orang lain
pengagungan mereka terhadap Nabi Isa As. mengikutinya. Padahal kondisi dan situasi
sampai kemudian mereka mentahbiskannya orang lain berbeda atau tidak memung-
sebagai Tuhan. Para penganut Syiah kinkan. Rasulullah secara pribadi adalah
Rafidhah bersikap ghuluw dengan cara orang yang sangat kuat beribadah, namun
meninggikan derajat Ali sampai sebagian manakala ia mengimami salat di masjid
diantaranya menganggapnya lebih baik dari maka beliau memperhatikan kondisi
Abu Bakar, Umar dan Utsman. Sebagian lagi jamaah dengan memperpendek bacaan.
bahkan menganggapnya lebih baik dari 3. Berprasangka buruk kepada orang lain.
Rasulullah Saw. Lebih dari itu, sebagian orang Sikap ini muncul karena ia merasa paling
Syi'ah bahkan menganggap Ali sebagai titisan benar dan menjadikan ia berprasangka
Allah. Contoh lainnya adalah ghuluw-nya buruk kepada orang lain. Seakan-akan tidak
orang-orang Sufi yang menganggap suci ada kebaikan kepada orang lain. Sebagai
para pemimpinnya yang dianggap tak mung- contoh, ada seorang khatib tidak
kin keliru. Juga sikap berlebih-lebihan dalam memegang tongkat saat berkhutbah, atau
mengkafirkan kelompok lain dengan landasan ada orang yang makan tidak di lantai. Maka
yang samar dan meragukan. Kedua, Sikap kemudian ia dituduh sebagai orang yang
ekstrem dalam praktik/amalan agama, tidak mengikuti sunah atau mencintai
contohnya berlebih-lebihan dalam masalah Rasul. Sikap ini lahir dari rasa ujub atau
ibadah salat sepanjang malam tanpa tidur, merasa dirinyalah yang paling benar dan
puasa terus menerus tanpa jeda hari. Termasuk ujub itulah sebenarnya merupakan benih
juga pandangan kelompok tertentu yang dari kebinasaan seseorang.
menjadikan perkara yang tidak wajib atau pun 4. Suka mengkafirkan orang lain.
Sunah, menjadi wajib atau disunahkan. Sikap ghuluw yang paling berbahaya
Terkadang juga dalam bentuk menjadikan tatkala sampai ke tingkat mengkafirkan
perkara yang mubah menjadi makruh ataupun orang lain, bahkan menghalalkan darahnya.
haram. Menganggap diri mereka sebagai Ini yang pernah terjadi pada kelompok
pemegang kebenaran. Meremehkan para khawarij. Pandangan ghuluw ini pula yang
ulama yang tidak sefaham dengan mereka dan mengakibatkan terbunuhnya dua orang
menjauhinya. khalifah; Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Dalam kaitan ini Yusuf Qardhawi Thalib. Apa yang dulu dilakukan kelompok
menyatakan bahwa kelompok-kelompok eks- Khawarij saat ini juga banyak ditemukan
trem mempunyai beberapa ciri. Di antaranya yaitu dengan mengkafirkan para penguasa
adalah: di negara-negara muslim dengan alasan
1. Fanatik terhadap salah satu pandangan. tidak menerapkan hukum Tuhan.
Sikap fanatik berlebihan ini mengakibatkan Bahkan mereka mengkafirkan para ulama
seorang akan menutup diri dari pendapat yang enggan mengkafirkan para penguasa
kelompok lain dan menyatakan bahwa tersebut. Padahal sesuai ajaran Rasulullah
pandangannyalah yang paling benar. Pan- Saw, seseorang tidak boleh dengan mudah
dangan yang berbeda adalah salah. Padahal mengkafirkan orang lain, sebab berimpli-
para salaf shaleh bersepakat menyatakan, kasi hukum yang panjang seperti halal
bahwa setiap orang diambil dan diting-

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 73
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

darahnya, dipisah dari istrinya, tidak saling musuhi Islam mungkin dianggap jihad. Hal
mewarisi dan sebagainya.7 ini terjadi jika penguasa yang diperangi itu
Adapun batasan-batasan suatu pemahaman melakukan kekufuran yang nyata, lengkap
maupun sikap dapat dikategorikan sebagai dengan bukti-buktinya. Tapi memungkin-
bentuk ekstrem, di antaranya; kan juga disebut ghuluw jika penguasa
1. Pembatasan pengertian ghuluw harus yang hendak diperangi itu tidak melakukan
didasarkan kepada Alquran dan sunah. kekufuran dan juga tidak ada bukti atas
Dalam artian, untuk menghukumi sebuah kekufurannya. Semua ini tergantung
sikap merupakan ghuluw hendaklah kepada perbedaan kondisi dan situasi.8
berdasarkan dalil dari Alquran dan sunah
bukan berdasarkan hawa nafsu, prasangka 2. Faktor Timbulnya Sikap Ekstrem
apalagi kepentingan musuh-musuh agama. Dalam sebuah disertasi yang ditulis oleh
2. Ghuluw dalam kehidupan kontemporer Abdurrahman bin Mu’alla al Luwaihiq dari
merupakan realitas yang tidak perlu Universitas Imam Muhammd bin Su’ud,
dipungkiri. Hal ini dapat disebabkan oleh Mushkila>t al-Ghuluw fi> al-Di>n fi> al-‘As}r al-
fanatisme buta dan sempitnya wawasan. H{a>d}ir, secara terperinci mengidentifikasikan
Oleh sebab itu, setiap sesuatu haruslah faktor-faktor yang menyebabkan sikap
dipandang secara integral dan berdasarkan ekstrem/ghuluw dalam lintas sejarah umat
ilmu agar menghasilkan pandangan yang Islam. Ia mengklasifikasikannya dalam tiga
tengah seimbang dan moderat. Tidak sebab utama; Pertama, sebab-sebab yang
terjerumus dalam ifra>t} (menyempitkan) berkaitan dengan metodologi ilmiah. Kedua,
maupun sebaliknya tafri>t} (meremehkan). sebab-sebab yang berkaitan dengan aspek
3. Kondisi agama seseorang dan masyarakat kejiwaan dan pendidikan. Ketiga, sebab-sebab
sekitarnya, kuat dan lemahnya kondisi yang berkaitan dengan aspek sosial dan
tersebut mempunyai pengaruh untuk problematika dunia.9
menghukumi seseorang sebagai palaku Faktor pertama yang berkaitan dengan
ghuluw, setengah ghuluw atau sama sekali metodologi ilmiah yang dimaksud melingkupi
tidak. Sebab, barang siapa yang berpegang kebodohan dalam ajaran Islam. Ghuluw
teguh terhadap agama dan hidup ditengah seringkali muncul dari seseorang yang terlalu
masyarakat yang memiliki komitmen tinggi semangat mengamalkan ajaran agama tapi
terhadap agama, maka perasaannya lang- minim ilmu. Ia mempelajari ajaran Islam seca-
sung bangkit jika mendapati sebuah ke- ra parsial. Belum mempelajari Alquran dan
mungkaran atau pengabaian dalam pene- Hadis secara menyeluruh namun cepat
gakkan hukum-hukum syariat. Sementara menyimpulkan sesuatu hukum berdasar
orang yang tidak ambil pusing dan hidup pengetahuannya yang minim. Menentukan
ditengah masyarakat yang acuh tak acuh hukum secara langsung dari nas dengan
terhadap agama, maka perasaannya menjadi metode yang kaku dalam memahami nas.
kebal, tidak melihat suatu dosa sebagai Tidak mengerti tujuan-tujuan syariat,
sebuah kesalahan namun disisi lain ia pemahaman yang literal, tidak peduli dengan
melihat komitmen seseorang terhadap konteks nas, kondisi manusia dan perubahan
agamanya sebagai sebuah ghuluw atau zaman. Kelompok Ghuluw seringkali
sikap ekstrem. mengikuti nas-nas yang mutashabih}a>t dan
4. Menghukumi sesuatu sebagai ghuluw tidak mampu mengkompromikan di antara
terhadap seseorang atau penafiannya beberapa dalil. Ditunjang dengan sikap fanatik
berbeda-beda menurut kondisi dan lingku-
ngan. Melawan penguasa zhalim yang me- 8
Yusuf Qardhawi, S}ah}wah Al-Isla>miyyah Bayna
Al-Jumu>d Wa Al-Tat}arruf (Kairo: Dar el Shorouk,
2001).
Yusuf Qardhawi, Al-Khas}a>’is al-'A<mmah li al-
7 9
Abdurrahman bin Mu’alla Luwaihiq, Ghuluw
Isla>m (Kairo: Maktabah Wahbah, 1996), 43. Benalu Dalam BerIslam (Jakarta: Darul Falah, 2014).

74 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

mereka terhadap golongan, mazhabnya, se- yang semangat tadi beranggapan bahwa jalan
hingga ia sulit menerima kebenaran dari orang yang ia tempuh adalah, jalan yang benar,
lain. sarana satu-satunya, dan sarana yang kokoh
Faktor Kedua yang berkaitan dengan aspek untuk meraih apa yang ada di sisi Allah. Dia
kejiwaan dan pendidikan mencakup tabiat dan beranggapan bahwa orang di luar diri dan
lingkungan yang keras. Hal ini dapat kita lihat golongannya kurang atau berada di bawahnya
munculnya sikap ghuluw di kalangan Khawa- dalam hal beramal. Sikap beragama ini tidak
rij. Kelompok puritan Khawarij keba-nyakan dilandasi dengan ilmu yang memadai dan
berasal dari suku Badui Arab yang keras dan sikap bijaksana maka yang akan timbul
hidup nomaden mengarungi kehidupan padang adalah sikap ekstrem. Kedua, dosa dan
pasir yang ganas. Padang pasir yang tandus kesalahan. Dosa dan kesalahan masa lalu akan
membuat mereka bersifat sederhana dalam menjadi pendorong sikap berlebih-lebihan
cara hidup dan pemikiran, tetapi keras hati dalam beragama karena perasaan khawatir
serta berani, dan bersikap merdeka, tidak terhadap masa lalu yang kelam. Juga khawatir
bergantung pada orang lain. Perubahan agama terhadap akibat-akibat dari dosa dan amalan-
tidak membawa perubahan pada sikap-sikap amalan buruk yang telah dilakukannya. Ke-
kebaduwian mereka. Mereka tetap bersikap khawatiran dan penyesalan akan dosa-dosa itu
bengis, suka kekerasan dan tak gentar mati. kemudian diikuti dengan usaha menghapus
Ajaran Islam mereka pahami apa adanya dan dosa dalam waktu cepat. Karena terlalu
apa yang ada dalam Alquran dan Hadis tergesa-gesa dengan harapan dosa agar cepat
mereka pahami sesuai dengan lafalnya. terhapus, mereka keliru menemukan jalan
Mereka seringkali lebih mengikuti hawa yang normal. Mereka berusaha membuat
nafsunya untuk melawan dan bermusuhan tambahan dalam agama, bersikap kaku dalam
dengan sesama kaum muslimin yang dianggap menjalankan hukum-hukum, keras dalam beri-
oleh mereka sudah melenceng dari ajaran badah, dan melewati batasan yang telah di-
Islam. gariskan dalam menjalankan hukum dan aja-
Faktor yang ketiga berhubungan dengan ran agama.10
aspek sosial, ekonomi, politik dan proble- Menurut Tarmizi Taher, ada beberapa
matika dunia. Ketidakpuasan terhadap kondisi faktor yang menyebabkan lahirnya faham
umat Islam yang terpuruk secara sosial dan ekstrem. Pertama, karena faktor modernisasi
ekonomi sering menjadi alasan kelompok yang dapat dirasakan dapat menggeser nilai-
radikal untuk bertindak ekstrem. Rusaknya nilai agama dan pelaksanaanya dalam agama.
akidah umat, hilangnya syariat Allah dalam Kedua, karena pandangan dan sikap politik
aspek hukum di mayritas negara-negara kaum yang tidak sejalan dengan sikap dan politik
muslimin mendorong mereka ingin memu- yang dianut penguasa. Ketiga, karena ketidak
lihkannya. Apalagi mereka mensinyalir bahwa puasan mereka terhadap kondisi sosial, eko-
keterpurukan umat lebih disebabkan oleh nomi, politik dan sebagainya yang berlang-
hegemoni dan ketidakadilan kekuatan asing sung di Indonesia. Keempat, karena sifat dan
dalam memperlakuakan dunia Islam. Meluas- karakter dari ajaran Islam yang dianut kelom-
nya sekulerisasi, kebobrakan akhlak, hilang- poknya cenderung bersifat rigid (kaku) dan
nya peran ulama dalam masyarakat menyebab- difahami secara literalis.11
kan sebagaian kaum muslimin mengasingkan
diri dan bersikap keras terhadap segala hal
yang terafiliasi dengan asing (Barat).
Muhammad al-Zuhaili dalam bukunya 10
Muhammad Zuhaili, Moderat dalam Islam
Moderat dalam Islam, sikap ekstrem berlebih- (Jakarta: Penerbit Akbar Media, 2012), 27.
lebihan dalam beragama itu paling tidak 11
Tarmizi Taher, “Anatomi Radikalisme Keagamaan
karena dua faktor. Pertama, terlalu semangat/ dalam Sejarah Islam,” in Radikalisme Agama, ed.
tamak beragama, tetapi minim ilmu. Orang Bahtiar Effendi dan Hendro Prasetyo (Jakarta: PPIM,
1998), 6.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 75
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

3. Larangan Bersikap Ekstrem dalam ngajarkan umatnya untuk selalu berada di


Alquran dan Hadis tengah dan menempuh jalan tengah, dan sikap
Islam mensyariatkan umatnya untuk itu harus direalisasikan dalam segala hal,
menegakkan keseimbangan dalam segala hal. sebagaimana Hadis Rasulullah Saw. yang
Alquran dan Hadis sebagai dua sumber utama diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Sebaik-
Islam menegaskan hal tersebut. Dalil-dalil baiknya perkara adalah yang pertengahan.”
syariat selalu menyeru umat Islam bersikap Dengan kata lain, sebagai agama pilihan,
adil, moderat, seimbang dan melarang Islam melarang umatnya bertindak
berlebih-lebihan, mempersulit dan memper- berelebihan, semena-mena, melampaui batas,
berat yang diistilahkan dengan ekstrem. Dalam bertindak fanatis, mendahulukan kepentingan
upaya memberikan terapi umat Nabi Mu- individu dan golongan di atas kepentingan
hammad Saw supaya tidak terjerumus dalam orang banyak, apalagi berlaku ekstrem dan
perilaku ekstrem, Alquran memberikan melakukan kekerasan.
berbagai panduan diantaranya : 2. Mengingatkan bahwa kehancuran umat-
1. Mensifati umat Islam sebagai umatan umat terdahulu akibat sifat ekstrem.
wasat}an. Dalam QS. 5:77, Allah berfirman:
Dalam QS. 2: 143. “Demikianlah Kami Wahai ahli Kitab janganlah kalian bersikap
jadikan kamu umat yang adil dan moderat ekstrem (ghuluw) dalam agama kalian. Dan
(wasathan) supaya kalian menjadi saksi atas janganlah kalian mengikuti hawa nafsu
manusia.” kaum sebelum kalian yang telah sesat dan
Imam Ibnu Jari>r Al-T{abari> dalam menyesatkan banyak orang.
tafsirnya, Ja>mi’ Al-Baya>n fi> Ta’wi>l A<yat al- Dalam Tafsir Ibnu Kathi>r dinyatakan
Qur’a>n berkata: bahwa sikap ghuluw melanda umat terdahulu
Aku berpendapat bahwasannya Allah utamanya dalam masalah Aqidah. Mereka
mensifati umat ini dengan wasat} karena melampaui batas dalam keimanan. Seperti
posisi pertengahan mereka dalam ber- orang Yahudi yang menyatakan bahwa Uzair
agama, mereka bukanlah para ekstremis, adalah anak Tuhan, sedangkan orang Nasrani
sebagaimana ekstremnya kalangan Nasrani mengklaim bahwa Nabi Isa As adalah anak
dalam peribadatan dan perkataan mereka Allah. Mereka telah sesat dari keadilan yang
tentang Isa, dan mereka bukanlah para eks- dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.13
tremis sebagaimana ekstremnya kalangan 3. Melarang manusia untuk merusak di atas
Yahudi yang telah merubah-ubah kitab bumi, karena dunia juga merupakan gara-
Allah, membunuh para Nabi, berdusta pada pan orang beriman, disamping akhirat.
Tuhannya, serta kufur kepada-Nya. Akan Dalam QS. 28: 77, Allah berfirman:
tetapi mereka adalah orang-orang pertenga- Dan carilah pada apa yang telah dianu-
han yang dapat bersikap adil dan gerahkan Allah Swt kepadamu (keba-
proporsional dalam hal tersebut. Oleh sebab hagiaan) negeri akhirat, dan janganlah,
itu Allah mensifati mereka dengannya, kamu melupakan bagianmu dari (kenik-
karena sesungguhnya setiap perkara yang matan) duniawi dan berbuat baiklah
paling disukai Allah adalah perkara yang (kepada orang lain) sebagaimana Allah
pertengahan.12 telah berbuat baik kepadamu dan janganlah
Islam merupakan agama yang senantiasa kamu berbuat kerusakan di atas permukaan
menjaga keharmonisasan dan keseimbangan bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
antara kebutuhan jasmani dan ruhani, antara orang-orang yang berbuat kerusakan.
kebutuhan individu dan masyarakat, dan an- Ayat ini menyatakan bahwa kita diminta
tara kebutuhan dunia dan akhirat. Islam me- untuk jangan melupakan bagian dunia. Kita
13
‘Ima>du al-Di>n Abu al-Fida’ Ibnu Kathi>r, Tafsi>r
Ibnu Jari>r T}abari>, Ja>mi’ Al-Baya>n Fi> Ta’wi>l A<yi
12
Al-Qur’a>n Al-‘Az}i>m, Vol. 2 (Kairo: Da>r al-Kutu>b al-
Al-Qur’a>n, Vol. 4 (Bairut: Da>r al-Ih}ya li al-T{ura>th, t.t.). Mis}riyah, 1988).

76 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

tidak boleh melupakan hal-hal yang telah c. Bersabda Nabi SAW:


Allah bolehkan (bahkan diperintahkan); seper- Janganlah kalian memberat-beratkan suatu
ti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal permasalahan agama, karena suatu kaum
(untuk istirahat), serta pernikahan (untuk telah memperberat diri mereka sendiri
memperbanyak keturunan; dan selainnya). Da- sehingga Allah pun memperberat atas
lam menafsirkan ayat ini Imam Ibnu Kathi>r mereka (HR Abu Dawud).16
juga menenkankan: d. Nabi Muhammad Saw pun senantiasa
Janganlah semangatmu (dalam beramal menasihati para sahabatnya saat berangkat
saleh) justru menjerumuskanmu dalam ber- untuk menyiarkan Islam dengan sabdanya:
buat kerusakan (terhadap orang lain), se- Permudahlah oleh kalian semua dan jangan
sungguhnya Allah tidak menyukai para dipersulit, gembirakanlah mereka dan
pembuat kerusakan. jangan disusahkan, bersepakatlah dengan
Rasullullah Saw membawa misi penting mereka dan jangan berselisih.” (HR
untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Bukhari).17
Beliau menjadi teladan pengamalan agama e. Nabi Saw bersabda:
yang sesuai dengan kehendak Allah Swt. Orang yang terbaik di antara kalian bukan-
Ketika terjadi penyimpangan atau kekeliruan lah orang yang meninggalkan akhiratnya
dalam perilaku sahabat, maka beliau segera demi dunianya, juga bukan pula orang yang
meluruskannya. Begitu pula hal yang terkait meninggalkan urusan dunianya demi
dengan sikap ekstrem dalam beragama. Ba- akhiratnya.” (HR. al-Dailami dan lbnu
nyak Hadis Nabi Muhammad Saw yang Asakir).18
melarang kita bersikap ghuluw atau ekstrem Masih banyak Hadis Nabi yang mencela
dalam beragama, di antaranya; sikap berlebihan dalam beragama. Nas-nas
a. Hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin yang dipaparkan di atas, penulis nilai telah
Mas’ud bahwasannya Nabi Muhammad cukup menggambarkan betapa Islam tidak
Saw bersabda: “Binasalah orang-orang menghendaki kita mempersempit dan menyu-
yang mutanat}t}i’u>n! Binasalah orang-orang sahkan urusan agama. Agama Islam diturun-
yang mutanat}t}i’u>n! Binasalah orang-orang kan Allah dengan kemudahan. Imam Ibnu
yang mutanat}t}i’u>n!” (HR. Muslim).14 Jari>r Al-T{abari> dalam tafsirnya, Ja>mi’ al-
Imam Nawawi dalam syarah Sahih Muslim Baya>n fi> Ta’wi>l A<yi al-Qur’a>n berkata:
berkata,“Al-Mutanat}t}i’un adalah orang-orang Aku berpendapat bahwasannya Allah
yang keras, mempersulit ketika membahas mensifati umat ini dengan wasat} karena
suatu permasalahan, sehingga penafsiran dan posisi pertengahan mereka dalam ber-
pendapatnya melampaui batas”. agama, mereka bukanlah para ekstremis,
b. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu sebagaimana ekstremnya kalangan Nasrani
Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah Saw dalam peribadatan dan perkataan mereka
bersabda: tentang Isa, dan mereka bukanlah para
Agama itu mudah, Tidak ada orang yang ekstremis sebagaimana ekstremnya kala-
memberat-beratkan (masalah) agama, me- ngan Yahudi yang telah merubah-ubah
lainkan ia akan dikalahkan. Maka (dalam kitab Allah, membunuh para Nabi, berdusta
beramal) hendaklah pertengahan, dekatkan pada tuhannya, serta kufur kepada-Nya.
(kepada Allah), bergembiralah kalian. Mo- Akan tetapi mereka adalah orang-orang
honlah pertolongan (pada Allah Swt) di pertengahan yang dapat bersikap adil dan
waktu pagi, sore dan sedikit waktu malam. proporsional dalam hal tersebut. Oleh
(HR. Bukhari).15
16
“Sunan Abu Daud, Hadis No.4260,” Islamweb.net,
14
Islam Web, “Sahih Muslim, Hadis No. 4829,” t.t.
17
Islamweb.net, t.t. “Sahih Bukhari, Hadis No.68,” t.t.
15
Muh}ammad bin Isma’il al-Ju’fi Al-Bukhari, “Al- 18
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Larangan Ghuluw
Ja>mi’ Al-S}ah}ih}, Hadis No.38,” t.t. Dalam Beragama,” manhaj.or.id, t.t.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 77
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

sebab itu, Allah mensifati mereka dengan- sahabat itu ma’s}um


> . Yaitu agar kita mengerti
nya, karena sesungguhnya setiap perkara dan tahu bagaimana tuntunan yang baik
yang paling disukai Allah adalah perkara menghadapi seorang pelaku maksiat atau
yang pertengahan.19 penyimpangan.
Berikut sejumlah riwayat yang mengin-
4. Benih Ekstremisme Beragama pada dikasikan munculnya benih-benih ekstremitas
Masa Rasulullah Saw. beragama di masa Rasulullah Saw:
Sepanjang lintasan sejarah umat Islam a. Kisah Dzul Khuwaisirah Menghardik Nabi
selalu saja ada sikap-sikap beragama yang Muhammad Saw.
cenderung ekstrem, baik dalam tataran tinda- Awal mula sikap dan pemikiran ekstrem
kan kongkrit maupun pemahaman terhadap pada masa Rasulullah Saw. tercatat dalam
hukum-hukum agama. Dalam konteks ini Ibn sejarah, muncul dari sosok yang bernama Dzul
Qayyim Al-Jauziyah berkata: Khuwaisirah. Ketika Rasulullah Saw.
Allah tidak memerintahkan sesuatu membagi-bagikan harta rampasan pasca pe-
melainkan setan mempunyai dua bisikan, rang Hunain. Beliau memberikan seratus ekor
kepada keteledoran dan pengabaian atau unta kepada Aqra’ bin Habis dan Uyainah bin
kepada berlebih-lebihan dan ghuluw. Haris. Beliau juga memberikan kepada
Agama Allah ada di antara keduanya, beberapa orang dari tokoh Quraisy dan
antara yang teledor dan yang ghuluw”.20 pemuka-pemuka Arab lebih banyak dari yang
Sejumlah kisah terjadi pada masa diberikan kepada yang lainnya. Melihat hal
Rasulullah Saw. memperlihatkan bahwa sikap ini, Dzul Khuwaisirah dengan mata melotot
ekstrem sudah mulai muncul dalam praktek dan urat lehernya menggelembung berkata:
beragama sebagian sahabat Nabi. Meskipun “Demi Allah ini adalah pembagian yang tidak
penyimpangan ini masih dalam tataran adil dan tidak mengharapkan wajah Allah”.
individu dan skala yang kecil. Umumnya Atau dalam riwayat lain dia mengatakan
kekeliruan terjadi lantaran semangat yang kuat kepada Rasulullah Saw.: “Berbuat adillah,
dari sahabat ingin mengamalkan Islam secara karena sesungguhnya engkau belum berbuat
total. Ketika gejala ekstremitas ini muncul di adil!”.
hadapan Nabi Saw, maka Nabi segera Sungguh, kalimat tersebut bagaikan petir di
meluruskan dan para sahabatpun mengoreksi siang bolong. Pada masa generasi terbaik dan
kekeliruan mereka, dan kembali istiqa>mah ke di hadapan manusia terbaik pula, ada seorang
jalan yang lurus. yang berani berbuat lancang dan menuduh
Satu yang harus diketahui bahwa Allah Swt bahwa Rasulullah tidak berbuat adil. Men-
menjadikan para sahabat tidak dalam keadaan dengar ucapan ini Rasulullah Saw dengan
yang maksum (terjaga dari kesalahan). Justru wajah yang memerah bersabda:
Allah Swt menjadikan mereka semua manusia “Siapakah yang akan berbuat adil jika
yang bisa bersalah sebagai teladan bagi umat Allah dan rasul-Nya tidak berbuat adil? Se-
setelahnya, serta memperlihatkan kepada kita moga Allah merahmati Musa. Dia disakiti
contoh terbaik dari lingkungan generasi lebih dari pada ini, namun dia bersabar.”
terbaik. Seandainya Allah Swt menjadikan (HR. Bukhari Muslim)
para sahabat terjaga dari kesalahan dan tidak Saat itu Umar bin Khathab meminta izin untuk
ada dari mereka yang berbuat pelanggaran, membunuhnya, namun Rasulullah shalallahu
maka dari mana kita belajar caranya ‘alaihi wasallam melarangnya. Beliau menga-
berinteraksi dengan pelanggar syariat? Itulah barkan akan munculnya dari turunan orang ini
hikmah Allah Swt tidak menjadikan para kaum reaksioner sebagaimana disebutkan da-
lam beberapa riwayat. Para ulama banyak
19
T{abari, Ja>mi’ Al-Baya>n Fi> Ta’wi>l A<yi Al-Qur’a>n. yang menyatakan generasi penerus Dzul
20
Ibn al-Qayyim. Jauziyyah, Mad>arij Al-Sa>liki>n Khuwaisirah inilah yang dikemudian hari
Bayna Mana>zil Iyya>ka Na’budu Wa Iyya>ka Nasta’i>n menjelma menjadi kelompok Khawarij yang
(Kairo: Darut Turath, 1992).

78 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

radikal. Dalam banyak riwayat Hadis Saw adalah sosok yang gemar beribadah.
Rasulullah menggambarkan ciri-ciri kelompok Hingga akhirnya salah satu di antara mereka
tersebut: berkata: “Maka aku akan selalu salat malam
Sesungguhnya akan keluar dari keturunan dan tidak akan tidur”. Yang kedua berkata,
orang ini satu kaum; yang membaca Alqur- “Adapun aku, maka aku akan berpuasa
an, namun tidak melewati kerongkongan- sepanjang hari dan tidak akan berbuka.” Dan
nya. Mereka membunuh kaum muslimin yang ketiga berkata, “Sedangkan aku tidak
dan membiarkan para penyembah berhala. akan menikah selama-lamanya”. Mendengar
Mereka akan keluar dari Islam ini seba- hal tersebut lantas Rasulullah melarang
gaimana keluarnya anak panah dari mereka melakukan itu dan berkata: “Sedang-
buruannya. Jika sekiranya aku menemui kan aku, maka aku salat malam dan tidur,
mereka, pasti aku bunuh mereka seperti ter- berpuasa dan berbuka, dan menikahi wanita.
bunuhnya kaum ‘Aad.” (HR. Bukhari Barangsiapa yang membenci Sunahku maka
Muslim) ia bukan dari golonganku.” (HR. Ahmad,
Kisah memilukan dari kelompok Khawarij ‘Abd bin Humaid, Bukhari, Muslim, Nasa’i,
ini digambarkan dalam kitab al-Mila>l wa al- dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik ra).
Nih}a>l karya Syahrastani. Disebutkan mereka Hadis tersebut mengajak dan mendorong
telah melakukan kezaliman terhadap seorang pada keseimbangan tawazun dalam segala
yang saleh dan keluarganya yaitu Abdullah – tuntutan dan kewajiban. Hal ini sebagai
anak dari sahabat Khabbab bin Art ra. Mereka langkah antisipatif atas tindakan ekstrem
membantainya, merobek perut istrinya dan (ghuluw) yang mereka lakukan dengan
mengeluarkan janinnya. Setelah itu dalam kea- membebankan sesuatu hal yang sebenarnya
daan pedang masih berlumuran darah, mereka tidak diwajibkan atas mereka serta mencegah
mendatangi kebun kurma milik seorang Yahu- hal yang semestinya tidak pernah diharamkan
di. Pemilik kebun ketakutan seraya berkata: atas mereka. Selanjutnya Nabi Saw. mem-
“Ambillah seluruhnya apa yang kalian mau!” berikan bimbingan bahwa esensi takut dan
Pimpinan khawarij itu menjawab dengan arif: takwa kepada Allah bukanlah dengan bersikap
“Kami tidak akan mengambil-nya kecuali ekstrem, berlebihan atau meremehkan,
dengan membayar harganya”. melainkan dengan sikap yang seimbang terha-
Kelompok ini sungguh sangat memba- dap aneka ragam tuntutan syariat.21
hayakan kaum muslimin, terlepas dari niat c. Kisah Ibnu Abbas Menolong Rasulullah,
mereka dan kesungguhan mereka dalam beri- Mengambilkan Batu Kerikil Besar untuk
badah. Mereka menghalalkan darah kaum Jumrah di Hari Aqabah.
muslimin dengan kebodohan. Untuk itu me- Hadis dari ‘Abdullah bin ‘Abbas ra dia
reka tidak segan-segan melakukan teror, pem- berkata:“Rasulullah Saw bersabda kepadaku
bunuhan, pembantaian dan sejenisnya terha- pada pagi hari ‘Aqabah (hari melempar
dap kaum muslimin sendiri. Kebanyakan di jumrah pertama dalam rangkaian ibadah haji),
antara mereka berusia muda, dan bodoh dan saat itu beliau berada di atas
pemikirannya karena kurangnya kedewasaan kendaraannya:”Kemarilah, ambilkan (kerikil)
mereka. Mereka hanya mengandalkan sema- untukku” Maka aku ambilkan untuk beliau
ngat dan emosinya, tanpa dilandasi oleh ilmu kerikil-kerikil, dan kerikil-kerikil itu (yang
dan pertimbangan yang matang. aku ambil) adalah batu-batu (agak besar) yang
b. Kisah Tiga Sahabat Rasulullah Saw yang digunakan untuk melempar ketapel, maka
Bertekad Ibadah Terus Menerus. ketika aku letakkan di tangan beliau, beliau
Benih-benih sikap ekstrem tersebut pernah berkata:
diperlihatkan tiga orang sahabat Nabi Saw (Jangan batu ini) Namun dengan (kerikil)
ketika mereka bertanya kepada Siti Aisyah yang seperti mereka, dengan yang seperti
RA, istri Rasul tentang ibadah beliau.
Diceritakan oleh Siti Aisyah bahwa Rasulullah Zakky Mubarak, Riya>d} al-Mu’min (Jakarta:
21

Yayasan Ukhuwah Insaniyah, 2010), 157.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 79
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

mereka. Waspadalah kalian dari sikap e. Kisah Muadz bin Jabal Memperpanjang
ghuluw dalam beragama, karena sesung- Bacaan Ketika Jadi Imam Salat Berjamaah.
guhnya yang membinasakan umat-umat Di masa Nabi Muhammad Saw ada seorang
sebelum kalian adalah ghuluw dalam bera- sahabat yang memimpin salat, lantas jamaah
gama”. (HR. Al-Tabrani)22 di belakangnya lari karena bacaan yang terlalu
Pemahaman keliru dari sementara muslim panjang. Mu’adz bin Jabal Al-Anshari pernah
bahwa melempar jumrah adalah upaya memimpin salat Isya. Ia pun memperpanjang
melempari dan menyakiti setan. Jadi dengan bacaannya. Lantas ada seseorang di antara
menggunakan batu yang lebih besar maka kami yang sengaja keluar dari jama’ah. Ia pun
setan akan lebih tersakiti. Padahal melempar salat sendirian. Mu’adz pun dikabarkan
jumrah hanya merupakan simbol membuang tentang keadaan orang tersebut. Mu’adz me-
sifat setaniyah dalam diri dan berikrar men- nyebutnya sebagai seorang munafik. Orang itu
jadikan setan adalah musuh yang nyata. Hadis pun mendatangi Rasulullah Saw dan menga-
ini adalah salah satu dalil yang paling gam- barkan pada beliau apa yang dikatakan oleh
blang dalam melarang sikap ghuluw dalam Mu’adz padanya. Nabi Saw lantas menasehati
beragama secara keseluruhan. Dan hal itu, Mu’adz:
sekalipun momen larangannya dalam masalah Apakah engkau ingin membuat orang lari
berlebih-lebihan dalam kerikil untuk melem- dari agama, wahai Mu’adz? Jika engkau
par jumrah, hanya saja Nabi Saw. melontarkan mengimami orang-orang, bacalah surat Al-
ucapan tersebut dengan lafal umum yang Shams, Al-D{uha, Al-A’la>, Al-‘Alaq, atau
mencakup seluruh larangan dari sikap ghuluw Al-Lail.” (HR. Muslim).24
dalam segala bidang agama. f. Kisah Beberapa Sahabat Nabi Saw
d. Kisah Zainab binti Jahsy ra Istri Rasulullah Berpuasa Wis}al.
Saw. Puasa wis}al adalah menyambungkan puasa
Anas bin Malik ra menceritakan bahwa ke hari berikutnya tanpa berbuka di malam
suatu ketika Nabi Saw. masuk masjid. Tiba- hari. Suatu saat diriwayatkan ada beberapa
tiba beliau mendapatkan tali yang terbentang sahabat Rasul berpuasa wis}al karena
antara dua tiang. Beliau pun berkata, “Tali apa mengharap pahala yang berlebih dari Allah
ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah tali milik Swt. Rasulullah Saw melarang praktik
Zainab, jika ia telah kecapaian, ia bergan- tersebut karena dapat melemahkan fisik dan
tungan pada tali itu.” Rasulullah Saw memperberat ibadah. Imam Ahmad meriwa-
bersabda, “Lepaskan tali tersebut. Hendaklah yatkan dari Abu Hurairah dia berkata bahwa
salah seorang dari kalian melakukan salat Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah kamu
ketika segar, dan jika telah lelah, hendaklah ia puasa wis}al”. Para sahabat barkata, “Wahai
istirahat “(Muttafaq Alaihi). Rasulullah, engkau sendiri melakukannya.”
Hadis di atas merupakan dalil bagi kita Nabi bersabda,” Sesungguhnya akau berbeda
untuk tidak berlebihan dalam ibadah, mem- dengan kalian, pada malam hari Dia
bebani diri dengan sesuatu yang tidak kita memberiku makan dan minum.”
mampu. Karena dalam kondisi di luar kemam- Telah menjadi ketetapan bahwa puasa
puan, bisa jadi pikiran kita kacau, salah dalam wis}al dilarang. Puasa wis}al merupakan ibadah
bacaan salat, atau bisa jadi jatuh sakit sehingga khusus bagi Nabi Saw. Namun wis}al sampai
keesokan hari kita tidak bisa lagi beribadah. sahur dibolehkan karena ada riwayat yang
Maka Rasulullah memberikan kita resep: menyatakan hal tersebut.25
salatlah ketika segar, dan tidurlah ketika g. Kisah Para Sahabat Nabi Saw Menghina
lelah.23 Pelaku Maksiat.

24
Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi Al-Nisaburi, “Al-
22
“Al-Mu’jam al-Awsat Li al-T{abrani, Hadis No Ja>mi’ Al-S}ah}i>h}, Hadis No. 465,” Islamweb.net, n.d.
2246,” n.d. 25
“Musmad Ahmad Bin Hanbal, Hadis No 8342,”
23
Mubarak, Riya>d} al-Mu’min, 159. Islamweb.net, n.d.

80 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

Kisah ini diriwayatkan dari Abu Hurairah setelah mendapat nasehat dari Abu Bakar ra.,
r.a dalam Sahih al-Bukhari tentang salah maka Umarpun tersadar bahwa Nabi
seorang sahabat yang meminum khamr. Muhammad Saw. juga manusia yang dapat
Setelah dicambuk oleh Nabi Saw, sang mengalami kematian kapanpun. Abu Bakar
peminum khamr pulang dan sekelompok para kala itu mengingatkan:
sahabat. Beberapa sahabat kemudian menca- Barangsiapa di antara kalian yang
cinya, menghardiknya dan menghinanya menyembah Muhammad, maka sesungguh-
sebagai pendosa, dan melaknatnya, serta men- nya Muhammad telah wafat. Dan barang
doakannya jauh dari rahmat Allah Swt. Men- siapa di antara kalian yang menyembah
dengar hinaan yang diucapkan para sahabat Allah, maka sesungguhnya Allah hidup dan
itu, Rasul langsung menegurnya dan menga- takkan pernah mati. Allah berfirman,
takan, “ Janganlah kalian jadi penolong setan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang
atas saudaramu itu!”26 rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
Imam Ibnu Hajar dalam Fath}ul Ba>ri> beberapa orang rasul. Apakah Jika dia
menjelaskan maksud kata-kata, “Jangan jadi wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
penolong setan” adalah bahwa setan ingin belakang? Barangsiapa yang berbalik ke
menggoda manusia dengan kemaksiatan. belakang, maka ia tidak dapat mendatang-
Ketika ada orang bermaksiat, maka timbul ke- kan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan
marahan orang lain. Karena marah kemudian Allah akan memberi balasan kepada orang-
ia caci maki, hina temannya. Itulah tujuan orang yang bersyukur.28
setan mendoakan dan menebarkan keburukan.
Jadi orang yang menghina temannya seolah- 5. Eksremitas Sahabat dan Status Generasi
olah sudah membantu setan merealisasikan Terbaik Umat
tujuannya.27 Berbagai riwayat yang penulis paparkan di
h. Kisah Reaksi Umar bin Khatab Ra. atas bukanlah bertujuan untuk mendegradasi
Mendengar Wafatnya Rasulullah Saw. kemuliaan para Sahabat Rasulullah. Sesung-
Kabar wafat Rasulullah Saw yang didengar guhnya generasi terbaik dari umat ini ialah
Umar bin Khattab ra telah membuatnya marah generasi para sahabat Rasulullah. Mereka
dan mengeluarkanya dari kesadaran. Beliau adalah orang orang yang terbaik keimanan dan
berdiri dan bersuara dengan lantang: ketaqwaannya kepada Allah dan Rasul-Nya,
Laki – laki dari kaum munafik membuat isu serta paling gigih dalam memperjuangkan
bahwa Rasulullah Saw telah wafat. Ra- agama ini dan paling besar pengorbanannya
sulullah Saw sesungguhnya masih hidup. Ia untuk Allah dan Rasul-Nya. Pantas jika Allah
hanya pergi menemui Rabbnya sebagai- Swt telah memuji mereka dalam Alquran,29
mana Musa bin Imran pergi meninggalkan dan begitu pula Nabi Saw juga telah memuji
kaumnya selama empat puluh hari, kemu- mereka dalam sabda-sabdanya, bahkan men-
dian kembali kepada mereka, dan itu jadikan mereka sebagai suri tauladan yang
setelah diisukan bahwa ia telah mati. Demi harus diikuti dan dicontoh dalam hal mema-
Allah, Rasulullah Saw akan kembali dan hami dan mengamalkan agama ini.
akan memotong tangan dan kaki laki-laki Penghormatan kita terhadap para Sahabat,
yang menyebarkan isu bahwa beliau telah tidaklah menafikan bahwa mereka juga manu-
wafat. sia biasa.
Umar RA karena terlalu cintanya kepada Dari analisa penulis, kekeliruan yang
Rasulullah, mendorongnya saat itu untuk tidak dilakukan para sahabat umumnya adalah hal
percaya akan takdir Allah Swt. Akan tetapi yang wajar dan dimaklumi. Mengingat mereka

26
“Sahih Bukhari, Hadis No. 6283,” diakses pada 04 28
Chaerul Akhmad, “Sejarah Hidup Muhammad
Februari 2016, http://library.islamweb.net/hadith/- Saw: Umar Tak Percaya Nabi Wafat,” Republika
display-_hbook.php?bk_no=394&pid=222523&hid=. Online, n.d.: Q.S. Ali Imran: 144.
27
Asqalani, Fath}ul Ba>ri>. 29
Q.S. 9:100.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 81
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

merupakan orang-orang yang patuh, sangat pemikiran Khawaarij. Sejarah mencatat


ingin meraih keutamaan dalam mengamalkan kejahatan kaum Khawarij ini telah melakukan
ajaran agama. Totalitas ketaatan pada Allah pembunuhan terhadap Amirul-Mukminin 'Ali
dan Rasul-Nya, pada nilai-nilai agama bin Abi Thalib, yang juga keponakan
menjadikan mereka kadang terlena memprak- Rasulullah.
tikkan dosis yang berlebih dari yang seharus- Abdurrahman bin Muljam al-Himyari,
nya. Namun ketika mereka mendapatkan pelaku pembunuhan terhadap Ali bin Abi
teguran dari Rasulullah, serta merta mereka Talib saat membunuh dengan pedangnya dia
kembali pada rel ajaran Islam yang lurus. sempat membaca ayat Alquran. "Tidak ada
Sahabat adalah orang yang hidup di masa hukum kecuali hukum Allah" Satu syiar dan
ayat-ayat Alquran diturunkan Allah melalui simbol yang biasa didengung-dengungkan
malaikat Jibril untuk diwahyukan kepada Nabi oleh orang–orang dari kalangan Kharijiah atau
Muhammad Saw. Meski mereka hadir pada Khawarij. Jangan beranggapan Abdurrahman
zaman wahyu, namun boleh jadi mereka keliru bin Muljam adalah seorang kafir atau musyrik.
memahami ayat saat itu, karena belum menda- Ia seorang muslim berpaham khawarij bahkan
pat penjelasan dan contoh langsung dari Nabi tercatat sebagai orang yang sangat serius
Saw tentang maksud dan tujuan serta penera- beragama. Taat beribadah. Ia selalu berpuasa
pan dari ayat-ayat Alquran yang diturunkan di siang hari, salat sepanjang malam dan hafal
itu. Sikap ghuluw yang muncul dari sahabat Alquran. Maka Ibnu Taimiyah berkata:
hanyalah noktah kecil yang tidak sampai Seseorang yang membunuh Ali iapun
menimbulkan perpecahan apalagi kekerasan menegakkan salat, melakukan puasa, mem-
diantara mereka. Mereka merupakan generasi baca Alquran. Ia membunuh Ali dengan
yang sangat menghormati perbedaan penga- anggapan bahwa hal itu akan mendapat
malan agama. Kalaupun terjadi perselihan, ridho Allah dan Rasul-Nya.”30
maka keputusan Rasulullah merupakan
rujukan akhir yang sangat dipatuhi oleh C. SIMPULAN
berbagai pihak yang bersengketa. Oleh karena Simpulan yang dapat diambil setelah
itu dapat kita pahami, bahwa di masa Ra- melakukan penelitian tentang sikap ghuluw
sulullah benih-benih ekstremitas beragama dalam Islam sebagai benih ekstremisme
tidak berubah menjadi bola liar atau membe- beragama sejak masa Rasulullah Saw. adalah
sar. Berbeda halnya dengan masa selanjutnya, sebagai berikut:
sepeninggal Rasulullah, pemahaman ekstrem Pertama, ciri-ciri ektremitas dalam beragama
dapat berkembang dan menguat menjadi adalah sebagai berikut:
kelompok-kelompok yang berseberangan. Se- 1. Fanatik terhadap salah satu pandangan.
perti yang kita ketahui dalam sejarah pada 2. Cenderung mempersulit dan memperberat
masa Khulafaurrasyidin eskalasi ekstremitas praktik keagamaan.
beragama semakin membesar. Muncullah 3. Berprasangka buruk kepada orang lain,
berbagai macam kelompok seperti Kaum yang berbeda mazhab teologi atau mazhab
Khawarij, Syiah, Qadiriyah dsb. Tidak jarang fikihnya.
antar kelompok tersebut saling menyalahkan 4. Suka mengkafirkan orang lain yang
bahkan mengkafirkan satu sama lainnya. berbeda aliran teologinya, seperti yang
Sikap ekstrem dipertontonkan kaum terjadi pada kelompoki khawarij.
Khawarij yang berani mengkafirkan sebagian Kedua, faktor-faktor yang dapat menimbulkan
sahabat Nabi Saw. Kaum Khawarij terkenal ekstremitas dalam beragama adalah:
sebagai kelompok garis keras yang memahami 1. Sebab-sebab yang berkaitan dengan
teks-teks Alquran dan Hadis secara harfiah. metodologi ilmiah.
Contoh bahaya dari pemahaman yang tidak
lurus ini, dapat dilihat pada diri 'Abdur-
30
Rahmaan bin Muljam. Sosok ini telah teracuni Musthafa Abdul Wahid, “Sang Pembunuh Imam
Ali RA,” Kisahmuslim.com, n.d.

82 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

2. Sebab-sebab yang berkaitan dengan aspek Dari analisa penulis, ekstremitas dalam
kejiwaan dan pendidikan. beragama yang dilakukan oleh para sahabat
3. Sebab-sebab yang berkaitan dengan aspek umumnya adalah hal yang wajar dan dapat
sosial dan problematika dunia. dimaklumi. Sikap ekstrem yang muncul dari
Faktor pertama yang berkaitan dengan sahabat hanyalah noktah kecil yang tidak
metodologi ilmiah yang dimaksud melingkupi sampai menimbulkan perpecahan apalagi
kebodohan dalam ajaran Islam. Ekstremitas kekerasan diantara mereka. Mereka merupa-
dalam beragama sering muncul dari seseorang kan generasi yang sangat menghormati perbe-
yang terlalu semangat mengamalkan ajaran daan pengamalan agama. Kalaupun terjadi
agama, tetapi minim ilmu. Ia mempelajari perselihan, maka keputusan Rasulullah
ajaran Islam secara parsial, tidak secara me- merupakan rujukan akhir yang sangat dipatuhi
nyeluruh. oleh berbagai pihak yang bersengketa. Oleh
Faktor Kedua yang berkaitan dengan aspek karena itu dapat kita pahami, bahwa di masa
kejiwaan dan pendidikan mencakup tabiat dan Rasulullah benih-benih ekstremitas beragama
lingkungan yang keras. Munculnya sikap tidak berubah menjadi bola liar atau
ekstrem di kalangan Khawarij karena keba- membesar.
nyakan mereka berasal dari suku Badui Arab Namun, berbeda dengan sikap ekstrem
yang keras dan hidup nomaden mengarungi yang dipertontonkan oleh kaum Khawarij
kehidupan padang pasir yang ganas dan tandus yang berani mengkafirkan sebagian sahabat
membuat mereka bersifat sederhana dalam Nabi Saw. Kaum Khawarij terkenal sebagai
cara hidup dan pemikiran, tetapi keras hati, kelompok garis keras yang memahami teks-
berani, dan bersikap merdeka, tidak teks Alquran dan Hadis secara harfiah. Contoh
bergantung pada orang lain. bahaya dari pemahaman yang tidak lurus ini,
Faktor yang ketiga berhubungan dengan dapat dilihat pada diri 'Abdur- Rahmaan bin
aspek soial, ekonomi, politik dan problematika Muljam. Sosok ini telah teracuni pemikiran
kehidupan dunia. Ketidakpuasan terhadap Khawaarij. Sejarah mencatat kejahatan kaum
kondisi umat Islam yang terpuruk secara Khawarij ini telah melakukan pembunuhan
sosial-ekonomi sering menjadi alasan kelom- terhadap Amirul-Mukminin 'Ali bin Abi
pok radikal untuk bertindak ekstrem. Thalib.
Rusaknya akidah umat, hilangnya syariat Nabi Muhammad Saw. telah memberi
Islam di mayoritas negara-negara muslim tuntunan ideal tentang bagaimana kita
mendorong mereka ingin memulihkannya. menjalankan agama Islam. Melalui koreksi
Apalagi mereka mensinyalir bahwa atas praktik sahabatnya yang keliru, ia
keterpurukan umat Islam lebih disebabkan memberikan terapi atas kecenderungan
oleh hegemoni politik dan ketidakadilan dunia melampaui batas menjalankan agama. Sikap
Barat terhadap dunia Islam. ekstrem melampai batas tidak dibenarkan oleh
Sejumlah kisah di masa Rasulullah Saw. syariat Islam. Karena di antara karakteristik
telah memperlihatkan bahwa sikap ekstrem mendasar Islam adalah wasat}iyyah atau
sudah mulai muncul dalam praktik beragama bersifat pertengahan. Dalam arti, ajaran Islam
sebagian sahabat Nabi. Meskipun penyimpa- selalu menekankan aspek proporsional dan
ngan ini masih dalam tataran individu dan keseimbangan dalam berbagai aplikasi ajaran-
skala yang kecil. Umumnya kekeliruan terjadi nya. Moderat dalam beragama adalah tenang,
lantaran semangat yang kuat dari sahabat ingin seimbang dan konsisten serta mengambil jalan
mengamalkan Islam secara total. Ketika gejala tengah dalam semua urusan agama tanpa
ekstremitas ini muncul di hadapan Nabi Saw, melebihkan/menambah dan tanpa mengurangi/
maka Nabi segera meluruskan dan para mengabaikannya. Kemoderatan dalam ber-
sahabatpun mengkoreksi kekeliruan mereka, agama bersumber dari ajaran Islam yang lurus
dan kembali istiqa>mah ke jalan yang lurus. dan benar dan sesuai dengan fitrah manusia.
Islam merupakan agama konprehensif, kombi-

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 83
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

nasi yang seimbang anatara Akidah, Syariat Bayna Mana>zil Iyya>ka Na’budu Wa
dan Akhlakul Karimah. Iyya>ka Nasta’i>n. Kairo: Darut Turath,
Islam adalah agama yang senantiasa 1992.
menjaga keharmonisasan dan keseimbangan Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. “Larangan
antara kebutuhan jasmani dan ruhani, antara Ghuluw Dalam Beragama.” manhaj.or.id,
kebutuhan individu dan masyarakat, dan t.t.
antara kebutuhan dunia dan akhirat. Islam Luwaihiq, Abdurrahman bin Mu’alla. Ghuluw
mengajarkan umatnya untuk selalu berada di Benalu Dalam BerIslam. Jakarta: Darul
tengah dan menempuh jalan tengah, dan sikap Falah, 2014.
itu harus direalisasikan dalam segala hal, Manz}ur, Ibnu. Lisa>nul ‘Arab. Vol. 15. Beirut:
sebagaimana Hadis Rasulullah Saw. yang Darul Ihya Turats al Arabi, 1985.
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Sebaik- Mas’ud, Abdurrahman. Menuju Paradigma
baiknya perkara adalah yang pertengahan.” Islam Humanis. Yogyakarta: Gama
Dengan kata lain, sebagai agama pilihan, Media, 2003.
Islam melarang umatnya bertindak berlebihan, Mubarak, Zakky. Riya>d} Al-Mu’min. Jakarta:
semena-mena, melampaui batas, bertindak Yayasan Ukhuwah Insaniyah, 2010.
fanatis, mendahulukan kepentingan individu “Musnad Ahmad Bin Hanbal, Hadis No
dan golongan di atas kepentingan orang 8342.” Islamweb.net, t.t.
banyak, apalagi berlaku ekstrem dan mela- Qardhawi, Yusuf. Al-Khas}a’> is Al-A<mmah Li
kukan kekerasan. Umat Islam saat ini sangat Al-Isla>m. Kairo: Maktabah Wahbah,
membutuhkan metode dan sikap moderat 1996.
untuk menyelamatkan mereka dari berbagai ———. S}ah}wah Al-Isla>miyyah Bayna Al-
pandangan yang ekstrem dan berlebihan Jumu>d Wa Al-Tat}arruf. Kairo: Dar el
terutama dalam bidang hukum. Sikap ekstrem Shorouk, 2001.
dan kaku dalam menetapkan hukum ini telah “Sahih Bukhari, Hadis No. 6283,” t.t.
menimbulkan kekacauan dalam pemikiran dan “Sahih Bukhari, Hadis No.68,” t.t.
ketentuan-ketentuan hukum. “Sunan Abu Daud, Hadis No.4260.”
Islamweb.net, t.t.
DAFTAR PUSTAKA
Taher, Tarmizi. “Anatomi Radikalisme
Abdul Wahid, Musthafa. “Sang Pembunuh
Keagamaan Dalam Sejarah Islam.” In
Imam Ali RA.” Kisahmuslim.com, n.d.
Radikalisme Agama, edited by Bahtiar
Akhmad, Chaerul. “Sejarah Hidup
Effendi and Hendro Prasetyo. Jakarta:
Muhammad Saw: Umar Tak Percaya
PPIM, 1998.
Nabi Wafat.” Republika Online, n.d.
Thabari, Ibnu Jarir. Ja>mi’ Al-Baya>n Fi> Ta’wi>l
Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il al-Ju’fi.
A<yat al-Qur’a>n. Vol. 4. Beirut: Darul
“Al-Ja>mi’ Al-S}ah}ih}, Hadis No.38,” n.d.
Ihya lil Turats, t.t.
“Al-Mu’jam Al-Awsat Li Al-Tabrani, Hadis
Tim Penyusun Kamus Bahasa. Kamus Besar
No 2246,” n.d.
Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta: Balai
Al-Nisaburi, Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi.
Pustaka, 2002.
“Al-Ja>mi’ Al-S}ah}i>h}, Hadis No. 465.”
Zuhaili, Muhammad. Moderat Dalam Islam.
Islamweb.net, n.d. Jakarta: Penerbit Akbar Media, 2012.
Asqalani, Ibnu Hajar. Fath}ul Ba>ri>. Vol.12.
Kairo: Darul Rayyan Lil Turats, 1988.
Ibnu Kathi>r, Imaduddin Abul Fida’. Tafsi>r Al- Internet:
Qur’a>n Al-‘Az}i>m. Vol. 2. Kairo: Darul Abdul Wahid, Musthafa. “Sang Pembunuh
Kutub al-Misriyah, 1988. Imam Ali RA.” kisahmuslim.com.
Islam Web. “Sahih Muslim, Hadis No. 4829.” Diakses pada 16 April 2015.
Islamweb.net, n.d. https://kisahmuslim.com/3306-sang-
Jauziyyah, Ibn al-Qayyim. Mad>arij Al-Sa>liki>n pembunuh-imam-ali.html.

84 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85
Sihabuddin Afroni Makna Ghuluw dalam Islam: Benih Ekstremisme
Beragama

Akhmad, Chaerul. “Sejarah Hidup “Sahih Bukhari, Hadis No. 6283.” Diakses
Muhammad Saw: Umar Tak Percaya Nabi pada 4 Februari 2016. http:
Wafat.” Republika Online. Diakses pada 4 //library.islamweb.net/hadith/-display-
Februari 2016. http://www.republika _hbook.php?bk_no=394&pid=222523&hi
co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/03/1 d=.
4/m0vbz4-sejarah-hidup-muhammad- “Sahih Bukhari, Hadis No.68.” Diakses pada
Saw-umar-tak-percaya-nabi-wafat. 4 Februari 2016. http//www.
Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il al-Ju’fi. library.islamweb.net/hadith/display_hboo
“Al-Ja>mi’ al-S}ah}ih}, Hadis No.38.” k.-php?bk_no=146&hid=68&pid=97769.
Diakses pada 4 Februari 2016. http:// “Sunan Abu Daud, Hadis No.4260.”
www.islamweb.net/mainpage/index.php. islamweb.net. Diakses pada 4 Februari
“Al-Mu’jam Al-Awsat Li al-T{abrani, Hadis 2016. http//www. library.islamweb.
No 2246.” Diakses pada 4 Februari 2016. net/hadith/-display-_hbook.php?bk_no=
http:/hadith/display_hbook.php?bk_no=47 184&hid=4260&pid=117049.
5&hid=2246&pid=280459 .
Al-Nisaburi, Musli>m bin H{ajjaj al-Qushairi>.
“Al-Ja>mi’ al-S}ah}i>h}, Hadis No. 465.”
Islamweb.net. Diakses pada 3 Februari
2016.http://www.islamweb.net/mainpage/
index.php.

Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 70-85 85

Anda mungkin juga menyukai