PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Vernanda Riftiani
820163106
PEMBIMBING :
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
2019
ii
Pembimbing Skripsi :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,
Tim Penguji :
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,
KATA PENGANTAR
Kudus,
Penulis
Vernanda Riftiani
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
3. Unsur" Kepribadian 11
4. Perubahan dan Dinamika Kepribadian 13
5. Karakteristik Kepribadian 15
6. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian 16
vii
BAB III 30
METODOLOGI PENELITIAN 30
A. Variabel penelitian................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA 42
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti pada anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai
bertanggung jawab pada perilakunya sendiri dalam berhubungan dengan orang
tua, teman sebaya, dan orang lain. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. Usia sekolah
merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh ketrampilan tertentu.
(Wong,et al.,2009).
Menurut Feist dkk (2009), kepribadian mencakup sistem fisik dan psikologis
meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak terlihat, serta tidak hanya
merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian adalah substansi dan
perubahan, produk dan proses serta struktur dan perkembangan.
Harapan tentang anak sekolah dasar yaitu anak mencapai struktur logika,
mampu berfikir logis. Secara sosial, anak mulai mampu mengontrol emosi negatif,
semakin mandiri, mencapai relasi dengan teman, keluarga juga lingkungan
dengan baik dantidak melakukan tindakan agresi. Namun, kenyataan dari data
Komnas Perlindungan Anak dimana selama kurun waktu tahun 2009.
Masalah yang dihadapi siswa SD sangatlah kompleks dan banyak faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya masalah terutama dari kepribadian anak tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhikepribadian anak antara lain : -Faktor Bawaan,
2
Unsur ini terdiri dari bawaan genetik yang menentukan diri fisik primer (warna,
mata, kulit), selain itu juga kecenderungan dasar misalnya kepekaan, penyesuaian
diri, -Faktor Lingkungan seperti Lingkungan sekolah, lingkungan sosial/budaya
seperti teman, guru. Dapat mempengaruhi kepribadian, -Interaksi antara bawaan
serta lingkungan. Interaksi yang terus menerus antara bawaan serta lingkungan
menyebabkan timbulnya perasaan AKU/DIRIKU dalam diri seseorang. Contoh:
Pengalaman pada masa kanak-kanak, anak sering dipukuli atau di keroyok oleh
temannya sendiri, maka cenderung pada saat dewasa menjadi sadis/kejam.
Lingkungan sosial disekolah sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak
karena sekolah merupakan lembaga formal pertama yang di dalamnya terdapat
berbagai macam interaksi. Peraturan dalam sekolah dapat menjadi penentu
kepribadian seseorang dengan guru sebagai pengawas dan pembimbing serta
teman sebaya sebagai individu yang paling berpengaruh terhadap kepribadian
anak tersebut.
Menurut Dalyono (2010) lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang
turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya. Lingkungan sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola
pikir anak, karena kelengkapan sarana dan prasarana dalam belajar serta kondisi
lingkungan yang baik sangat penting guna mendukung terciptanya lingkungan
belajar yang menyenangkan. Sedangkan lingkungan pendidikan adalah berbagai
faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat
berlangsungan proses pendidikan. Jadi lingkungan sekolah adalah kesatuan
ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh
pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa.
Fenomena sekarang ini banyak anak-anak yang berkepribadian tidak baik atau
berperilaku menyimpang sering terjadi pada anak SD yang berusia 10-12 tahun
karena pada umur itu anak mengalami transisi menuju kedewasaan, selanjutnya
yang memengaruhi kemampuan sosial, fisik, juga kognitifnya. Dampaknya, anak
terlihat lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang tanpa memikirkan
bahaya bagi orang lain dan menata perilaku sosialnya. Perilaku sosial anak
tergantung dari lingkungan sosial anak di sekolah , di masyarakat dan di keluarga
yang tidak baik kemudian dibawa kesekolah. Bisa kita lihat perkembangan mental
anak-anak di era globalisasi, khususnya anak-anak yang berusia 10-12 tahun atau
anak yang sedang menjelajahi pendidikan di kelas 5-6 SD. Pada zaman kini pun
3
alat komunikasi berupa Handphone menjadi alat yang wajib (Kebutuhan Priner)
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak dengan mudahnya memprovokatori
temannya untuk mulai pengroyokan, dll. Menurut saksi mata Alfi Rahmi, mereka
seakan-akan kehilangan jati dirinya sendiri, jenjang usia 10-12 tahun merupakan
proses menuju remaja. Akan tetapi tingkah laku mereka tidak menunjukan
kepolosan anak-anak yang hendak beranjak pada keremajaan. Anak SD zaman
kini telah melakukan seperti halnya pengroyokan/melakukan kekerasan dengan
teman sendiri, berperilaku/menirukan orang dewasa yang belum saatnya dia
lakukan, melawan peraturan di sekolah, dan melawan guru. Permasalahan ini
benar-benar sudah sangat terlewat batas dan tidak wajar dialami oleh anak usia
10-12 tahun.
lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa
mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih
maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan
guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar).
Menurut Setiawan (2013), Kejadian pada 6 Juni 2013 di salah satu Sekolah
Dasar di daerah Ngaliyang, Semarang. Seorang siswa berinisial K melapor ke
polisi karena dikeroyok oleh 7 teman sekelasnya, tidak hanya dipukul dan
ditendang, K juga diserang dengan paku hingga mengenai tangan.
Dari jurnal penelitian yang sudah pernah diteliti oleh Endah Sri Wahyuni (2017)
yang berjudul “Peran Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Kepribadian
5
gaduh kelas, biasanya sering mengejek teman dengan kata-kata yang menyakiti,
memanggil nama dengan ejekan misal iteng, oon, cebol. Kadang sampai
bertengkar garagara saling mengejek. Beberapa wali kelas menyatakan banyak
anak yang nakal dan cenderung meningkat dan terutama pada kelas 5 dan 6.
Tindakan agresi ada kecenderungan dari tahun ketahun semakin meningkat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitan
Table 1.1
Keaslian Penelitian
F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Waktu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan yang terdiri dari unsur fisik dan psikis,
maka seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan gambar dari
kepribadian orang itu. Oleh karena itu, bila seseorang itu memiliki kepribadian
dan perbuatan yang tidak baik menurut masyarakat. Maka dikatakan bahwa
orang itu tidak memiliki kepribadian dengan kata lain baik tidaknya citra
seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. “kepribadian merupakan terjemah
dari bahasa ingrris yaitu personality. Kata personality sendiri berasal dari
bahasa latin yaitu persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para actor
dalam suatu permainan aatau pertunjukkan. Disini para actor
menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai
dengan topeng yang digunakan” (Syamsu Yusuf, 2011).
2. Struktur Kepribadian
Unsur kepribadian menurut skinner yang relative tetap adalah tingkah laku
dan dapat diklasifikasikan menjadi dua diantaranya (Syamsu Yusuf, 2011):
a. Tingkah laku dari responden (respondent behaviour) merupkan respon
yang dihasilkan untuk dapat menjawab sebuah stimulus yang memiliki
hubungan dengan spontan termasuk di didalamnya respon reflek.
3. Unsur-unsur kepribadian
1. Pengetahuan
2. Perasaan
3. Dorongan Naluri
Pengalaman Awal.
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa
kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran,
pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
Pengaruh Budaya.
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk
mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang
ditentukan budayanya.
Kondisi Fisik.
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat
14
dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak
langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga
dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang
mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi,
gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke
kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas,
curiga, dan sebagainya).
Daya Tarik.
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih
banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang
dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik
menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong,
dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan
orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang
kurang baik.
Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang
tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung
dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap
konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari
bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya.
Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai
asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran
orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.
Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan
dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang
konsep diri itu.
Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan
rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima
15
dia akan merasa rendah diri apabila berada dalam lingkungan yang sangat
menghargai wanita dari segi kecantikan fisiknya.
Ilustrasi diatas menunjukkan, bahwa hereditas sangat
mempengaruhi “konsep diri” individu sebagai dasar sebagai
individualitasnya, sehingga tidak ada orang yang mempunyai pola-pola
kepribadian yang sama, meskipun kembar identik.
Menurut C.S. Hall, dimensi-dimensi temperamen : emosionalitas,
aktivitas, agresivitas, dan reaktivitas bersumber dari plasma benih (gen)
demikian halnya dengan intelegensi.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya
keluarga, kebudayaan, dan sekolah.
a. Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama dalam pembentukan
kepribadian anak. Alasannya adalah (1) keluarga merupakan kelompok
sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (2) anak banyak
menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan (3) para anggota
keluarga merupakan “significant people” bagi pembentukan kepribadian
anak.
Baldwin dkk., telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola
asuh orang tua terhadap kepribadian anak. Pola asuh orang tua itu ternyata
ada yang demokratis dan juga authoritarian. Orang tua yang demokratis
ditandai dengan prilaku (1) menciptakan iklim kebebasan, (2) bersikap
respek terhadap anak, (3) objektif, dan (4) mengambil keputusan secara
rasional.
Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis cenderung
memiliki cirri-ciri kepribadian: labih aktif, lebih bersikap sosial, lebih
memiliki harga diri, dan lebih konstruktif dibandingkan dengan anak yang
dikembangkan dalam iklim authoritarian.
b. Kebudayaan
Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur)
kehidupan kita dari mulai lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak
disadari. Kebudayaan mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola
perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
18
Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti pada anak. Periode ketika anak-anak
dianggap mulai bertanggung jawab pada perilakunya sendiri dalam
19
berhubungan dengan orang tua, teman sebaya, dan orang lain. Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan
untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan
memperoleh keterampilan tertentu. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian
diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh ketrampilan tertentu.
(Wong,et al.,2009).
Anak sekolah dasar adalah anak yang memiliki rentang usia dari 7
sampai 12 tahun. Pada usia ini menanamkan kecintaan terhadap ilmu
pengetahuan sangatlah muda, bahkan menurut Inhelder (2010), usia
sekolah dasar terdapat progresi berkesinambungan dari gerakan dan
refleks spontan ke kebiasaan yang diperoleh, dan dari kebiasaan itu
menuju kecerdasan.
Tabel 2.1
Fisik 98
Seksual 108
Psikis 176
Total 382
Sumber: Komnas PA
C. Lingkungan Sosial
1. Pengertian
1. Lingkungan keluarga.
2. Lingkungan sekolah.
3. Lingkungan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga.
Lingkungan keluarga adalah tempat yang utama dan pertama
seorang anak mendapatkan pendidikan sebelum mengenal
pendidikan dari yang lainnya, bahkan pendidikan lingkungan keluarga
diambil dari sejak dalam kandungan.
2. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana anak berada dalam
lingkungan situasi belajar, dan lingkungan ini sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang kepribadian anak. Suasana lingkungan
sekolah yang bagus sangat mendukung tumbuh kembang kepribadian
yang bagus bagi siswa dan suasana belajar yang nyaman yang
membentuk kedisiplinan belajar dan kedisiplinan sekolah.
Menurut Nana Saodih Sukmadinata (2009), lingkungan sekolah
meliputi :
a. Lingkungan fisik sekolah, meliputi suasana dan prasarana,
prasarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar dan sarana
media belajar.
b. Lingkungan sosial, menyangkut hubungan siswa dengan
temantemannya, guru-gurunya dan staf sekolah yang lain.
c. Lingkungan Akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
23
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana anggota
masyarakat tinggal di lingkungan sekeliling sekolah di dekatnya. Bila
lingkungan masyarakat yang baik akan memberikan pengaruh-
pengaruh yang baik, sebaliknya bila lingkungan masyarakatnya buruk,
seperti lingkungan masyarakat terminal atau lingkungan masyarakat
pasar atau lingkungan masyarakat pengangguran, anak nakal atau
preman, tentu akan memberikan pengaruh-pengaruh yang negative
terhadap sekolah dan para siswa siswinya.
Yang dimaksud pengaruh positif dari lingkungan masyarakat
adalah segala sesuatu yang membawa baik terhadap pendidikan dan
perkembangan anak yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada
hal-hal yang baik dan berguna bagi anak sendiri maupun baik dan
berguna bagi bersama. Sedangkan yang dimaksud dengan pengaruh
yang bersifat negative ini tidak terhitung banyaknya di dalam. Dan
anehnya pengaruh yang negatif ini sangat mudah diterima anak didik.
tertib sekolah dan nilai yang telah disepakati bersama dalam suatu
masyarakat atau komunitas tertentu. Siswa dapat saja
melakukan kenakalan baik pada saat kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung ataupun diluar kegiatan belajar mengajar yakni
saat istirahat sekolah dan lain sebagainya yang akan menimbulkan
gangguan-gangguan proses pembelajaran atau ketidak disiplinan
belajar.
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Karakteristik kepribadian
anak:
Lingkungan Sosial meliputi:
Kepribadian yang baik dan
1. Lingkungan fisik sekolah
kepribadian yang kurang
2. Lingkungan sosial baik:1. Mudah menyesuaikan
diri, baik hati, ramah, hangat
3. Lingkungan akademis VS dingin.
2. Bebas, cerdas, dapat
dipercaya VS bodoh, tidak
sungguh-sungguh, tidak
kreatif.
: Tidak diteliti
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel penelitian
Variabel adalah karakteristik atau atribut dari individu atau
organisasi yang dapat diukur atau di observasi yang bisa bervariasi antara
individu dan organisasi yang diteliti. Variabel dapat diteliti sehingga dapat
menghasilkan data yang bersifat kategori (data diskrit/nominal) atau data
kontinum (ordinal,interval,rasio) Creswell,(2012) dalam buku
(Sugiyono,2018).
Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas
atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen.
1. Variabel independen (bebas)
Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Putra,
2012). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu
kecerdasan emosional.
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Putra, 2012).
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu kepatuhan pada
peraturan.
B. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka
kegiatan ilmiah dengan mengikuti kaidah-kaidah berpikir biasa, secara
sadar, teliti, dan terarah (Putra, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
1. Hipotesa alternatif
Hipotesa alternatif biasa dinyatakan dalam kalimat positif
Ha : Terdapat hubungan antara Lingkungan sosial di sekolah dengan
kepribadian anak di SD 1 Pasuruhan lor Kudus.
2. Hipotesa nol
Hipotesa nol dinyatakan dalam kalimat negatif
31
Kerangka Konsep
Kepribadian anak di SD 1
Lingkungan sosial di sekolah Pasuruhan Lor Kudus
D. Rancangan penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelatif
menurut Notoatmodjo (2010), yaitu suatu metode penelitian yang
menganalisa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
guna mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel
tersebut. peneliti tidak hanya mendeskripsikan saja tetapi juga
menganalisis hubungan antar variabel. Dalam hal ini peneliti ingin
melihat hubungan antara lingkungan sosial di sekolah dengan
kepribadian anak SD 1 Pasuruhan Lor Kudus.
2. Pendekatan waktu pengumpulan data
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan “cross sectional”,
yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau diperoleh saat itu juga. Cara
ini dilakukan dengan melakukan survei, wawancara, atau dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian (Putra, 2012).
3. Metode pengumpulan
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya
dilakukan sendiri oleh peneliti
32
Keterangan :
n ∶ jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian.
33
46
= 1+46(0,052 )
46
= 1+46 (0,0025)
46
=
1+0,115
46
= 1,115
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
F. Instrumen penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010) “Instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data agar
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Menurut Sugiyono
(2009) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai “suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
kuesioner.
Skala atau kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner sendiri
merupakan istilah lain dari skala atau angket, kuesioner adalah suatu
bentuk instrumen pengumpulan data yang fleksibel dan relatif sangat
mudah (Azwar,2009). Metode kuesioner ini digunakan untuk mengukur
lingkungan sosial di sekolah dan kepribadian anak . Metode kuesioner
36
Tabel 3.2
Kisi-kisi variabel lingkungan sekolah
2. Sarana dan
prasarana 5
5 11,15,17,20
disekolah
3. Kegiatan belajar
mengajar 19 4,8,9,16 5
Jumlah 20
2. Kepribadian
Sementara untuk indicator variabel kepribadian siswa diambil dari
gaya kepribadian siswa. Berikut ini adalah kisi-kisi variabel kepribadian
siswa:
Tabel 3.3
Kisi-kisi variabel kepribadian
Tabel 3.4
Skor variabel lingkungan sekolah dan kepribadian
H. Cara penelitian
Cara penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengurus segala perijinan baik dari Universitas Muhammadiyah
Kudus dan SD 1 Pasuruhan Lor Kudus.
2. Mengadakan pendataan calon responden dan menghitung jumlah
sampel serta melakukan teknik sampling (purposive sampling).
3. Melakukan pengumpulan data dengan teknik angket (menghemat
waktu, tenaga dan biaya).
4. Melakukan analisis data yang sudah dikumpulkan.
a. Analisa univariat
Menurut Notoatmodjo (2010) analisa univariat adalah analisa yang
dilakukan pada tiap variabel. Analisa ini menghasilkan data
numerik dan kategorik berupa distribusi frekuensi atau
persentase, akan menghasilkan analisis dalam bentuk sebagai
berikut :
Rumus :
𝑓
𝛴% = 𝑥 100%
𝑁
Keterangan :
Σ = Persentase hasil
f = Frekuensi yang dihasilkan
N = Jumlah seluruh sampel
b. Analisa bivariat
Analisis bivariat adalah analisa pada dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisa
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
lingkungan sosial disekolah dengan kepribadian anak SD 1
pasuruhan Lor Kudus yang diolah secara statistik menggunakan
program komputer dengan uji statistic Rank Spearman.
Rumus :
6d 2
1
N ( N 2 1)
Keterangan :
: Spearman rho
d : Jumlah ranking
N : Jumlah sampel
1 dan 6 : angka mutlak
Interpretasi hasil penelitian :
a) Apabila p value> 0,05, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan
antara lingkungan social disekolah dengan kepribadian anak
SD 1 Pasuruhan Lor Kudus.
41
K. Jadwal penelitian
Terlampir
42
DAFTAR PUSTAKA
Feist, dkk, (2009). Theories of Personality, 7th edition. New York: McGraw-Hill.
Feist, dan Feist Georgy. (2010). Teori Kepribadian. Buku a dan b. Jakarta:
Salemba
Piaget, Jean dan Bärbel Inhelder. (2010). Psikologi Anak (Terjemahan). Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Pustaka Belajar.
Yuniartiningtyas, Fitri. (2009). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Tipe
Kepribadian Dengan Perilaku Bullying Di Sekolah Siswa SMP.
(Online)http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel59EF2430DFEFD31300B179B6C95C4F
5A.pdf
45
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon responden penelitian
ditempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Hormat kami,
Peneliti
Vernanda Riftiani
46
Lampiran 2
47
Lampiran 3
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
TTL :
Usia : Tahun
Lama tinggal : Bulan
No Pernyataan S KK P TP
1. Lingkungan sekolah sangat
nyaman bagi siswa/siswi.
2. Banyak teman-teman yang kurang
baik dilingkungan sekolah ini.
3. Jika ada yang berkelahi
guru/petugas sekolah lain
membiarkannya.
4. Siswa/siswi tidak kondusif/bicara
sendiri saat pembelajaran dimulai.
48
No Pernyataan S KK P Tp
1. Saya senang berteman dengan
siapa saja.
2. Ketika berada di lingkungan baru
saya merasa tidak nyaman.
3. Saya senang mencoba hal-hal
baru.
4. Ketika ada PR, saya
mengumpulkan tepat waktu.
5. Saya menyelesaikan tugas
dengan tuntas.
6. Ketika saya berbicara, teman-
teman memperhatikan apa yang
saya bicarakan.
7. Teman-teman sering meniru apa
yang saya lakukan.
8. Teman-teman tertarik dengan
mainan baru yang saya miliki.
9. Saya marah apabila ada orang
yang mengolok-olok.
10. Ketika mendapat nilai jelek, saya
menerima dan belajar lebih giat
lagi.
11. Apabila teman sakit, saya
menjenguknya.
50