BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG ICU RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Oleh :
Muhammad Ainus Shofi
62019040039
B. ETIOLOGI
Menurut perantaranya, bronkopneumonia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif
seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis.
Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P.
Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001).
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki,
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
5. Diafoesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
9. Gelisah
10. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati
D. PEMERIKSAAN FOKUS
Pengkajian fokus
a. Demografi meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama
Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan mengeluh sesak nafas,
disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.
Penge- Naiknya
Kuman berlebih di bronkus Kuman masuk melalui Stimulasi leukosit oleh
luaran termo-
peredaran darah pirogen eksogen
pirogen stat
(bakteri/virus/jamur)
endogen
Pelepasan histamin
Kuman terbawa di saluran cerna
Hipertermia
Proses peradangan Peningkatan peristaltic
Peningkatan flora normal dalam usus Usus Malabsorbsi
Diare
Akumulasi secret di bronkus
Suplai O2 menurun
Hiperventilasi Hipoksia
Fatique
Ketidakefektifan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
(Nurarif dan Hardhi, 2013)
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan menurut Mansjoer (2000) :
1. Oksigen 1-2 liter per menit
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melaui selang
nasogastrik dengan feeding drip
3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk transport muskusilier
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit
Sedangkan penatalaksanaan umum keperawatan pada klien bronkopneumonia
adalah sebagai berikut menurut Hidayat (2008):
1. Latihan batuk efektif atau fisioterapi paru
2. Pemberian oksigenasi yang adekuat
3. Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan cairan
4. Pemberian nutrisi yang adekuat
5. Penatalaksanaan medis dengan medikasi, apabila ringan tidak perllu antibiotic.
Tetapi, apabila penyakit masuk stadium berat klien harus dirawat inap. Makah al
yang perlu diperhatikan adalah pemilihan antibiotic berdasarkan usia, keadaan
umum, dan kemungkinan penyebab. Antibiotic yang mungkin diberikan adalah
penosolin prokain dan kloramfenikol atau kombinasi ampisilin dan kloksasilin atau
eritromisin dan kloramfenikol dan sejenisnya.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mucus dalam jumlah berlebihan
2. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
menelan makanan
5. Hipertermia b.d proses penyakit
6. Resiko Kekurangan Volume Cairan b.d kehilangan volume cairan aktif
7. Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
J. RENCANA KEPERAWATAN
Dx. Tujuan dan
No Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ketidakefektifan NOC NIC
bersihan jalan Respiratory status : Airway suction (3160)
napas b.d mucus Ventilation (0403) 1. Pastikan kebutuhan
dalam jumlah Respiratory status : Airway oral/tracheal suctioning
berlebihan patency (0410) 2. Auskultasi suara napas
Kriteria hasil : sebelum dan sesudah
1. Mendemonstrasikan batuk suctioning
efektif dan suara napas 3. Informasikan kepada klien dan
yang bersih, tidak ada keluarga tentang suctioning
sianosis dan dispneu 4. Minta klien napas dalam
(mampu mengeluarkan sebelum melakukan suctioning
sputum, mampu bernapas 5. Berikan O2 dengan
dengan mudah, tidak ada menggunakan nasal
pursed lip) 6. Anjurkan pasien untuk istirahat
2. Menunjukkan jalan napas dan napas dalam setelah kateter
yang paten (Klien tidak dikeluarkan dari nasotrakeal
merasa tercekik, irama 7. Monitor status oksigen pasien
napas, frekuensi 8. Anjurkan keluarga bagaimana
pernapasan dalam rentang melakukan suction
normal, tidak ada suara 9. Hentikan suction dan berikan
napas abnormal) oksigen apabila psien
3. Mampu mengidentifikasi menunjukkan bradikardi,
dan mencegah factor yang peningkatan saturasi O2, dll
dapat menghambat jalan Airway Management (3140)
napas. 1. Buka jalan napas
menggunakan teknik lift atau
jaw thrust bila perlu.
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan napas
buatan.
4. Lakukan fisioterapi dada bila
perlu.
5. Keluarkan secret dengan batuk
atau suction
6. Auskultasi suara napas, catat
adanya suara tambahan.
7. Berikan bronkodilator bila
perlu
8. Atur intake cairan untuk
mengoptimalkan
keseimbangan.
9. Monitor respirasi dan status O2
2. Gangguan NOC NIC
pertukaran gas b.d Respiratory status : Gas Airway Management (3140)
ventilasi-perfusi. Exchange (0402) 1. Buka jalan napas
Respiratory status : menggunakan teknik lift atau
ventilation(0403) jaw thrust bila perlu.
Vital sign status (0802) 6. Posisikan pasien untuk
Kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
1. Klien mampu 7. Identifikasi pasien perlunya
mendemonstrasikan pemasangan alat jalan napas
peningkatan ventilasi dan buatan.
oksigenasi yang adekuat 8. Lakukan fisioterapi dada bila
2. Memelihara kebersihan perlu.
paru-paru dan bebas dari 9. Keluarkan secret dengan
tanda-tanda distress batuk atau suction
pernapasan 10. Auskultasi suara napas, catat
3. Mendemonstrasikan batuk adanya suara tambahan.
efektif dan suara napas 11. Berikan bronkodilator bila
yang bersih, tidak ada perlu
sianosis dan dispneu 12. Atur intake cairan untuk
(mampu mengeluarkan mengoptimalkan
sputum, mampu bernapas keseimbangan.
dengan mudah, tidak ada 13. Monitor respirasi dan status
pursed lip) O2
4. Tanda-tanda vital dalam Respiratory Monitoring (3350)
rentang normal 1. Monitor rata-rata kedalaman,
irama dan usaha respirasi.
2. Catat pergerakan dada, amati
kesimetrisan, penggunana
otot tambahan, retraksi otot
subklavikular dan
interkostal.
3. Monitor suara napas seperti
dengkur
4. Monitor pula pola napas
bradipneu, takipneu,
hiperventilasi,cheyne stoke
5. Monitor otot diafragma
(gerakan paradoksis)
6. Auskultasi suara napas, catat
area penurunan/ tidak adanya
ventilasi dan suara
tambahan.
7. Tentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi
crackels dan ronkhi pada
jalan napas.
8. Auskultasi suara paru untuk
mengetashui hasil tindakan
3. Intoleransi NOC NIC
aktivitas b.d Energy conservation (0002) Activity therapy (4310)
ketidakseimbanga Activity tolerance (0005) 1. Kolaborasikan dengan tenaga
n antara suplai Self care: ADLs (0300) rehabilitasi medik dengan
dan kebutuhan Kriteria hasil : merencanakan program yang
oksigen 1. Berpartisipasi dalam tepat.
aktivitas fisik tanpa 2. Bantu klien untuk
disertai peningkatan mengidentifikasi aktivitas
tekanan darah, nadi dan yang mampu dilakukan.
RR 3. Bantu memilih aktivitas yang
2. Mampu melakukan konsisten sesuai dengan
aktivitas sehari-hari kemampuan fisik, psikologi
(ADLs) secara mandiri. dan social
3. Tanda-tanda vital normal 4. Bantu untuk mengidentifikasi
4. Energy psikomotor dan mendapatkan sumber
5. Level kelemahan yang diperlukan untuk
6. Mampu berpindah: dengan aktivitas yang diinginkan.
atau tanpa bantuan alat 5. Bantu klien membuat jadwal
7. Status kardiopulmonari latihan di waktu luang.
adekuat 6. Bantu keluarga untuk
8. Sirkulasi status baik mengidentifikasi kekurangan
9. Status respirasi: pertukaran dalam beraktivitas
gas dan ventilasi adekuat 7. Monitor respon fisik, emosi,
social dan spiritual.
4. Ketidakseimbang NOC NIC
an nutrisi kurang Nutritional status: food and Nutrition Management (1100)
dari kebutuhan fluid intake (1008) 1. Kaji adanya alergi makanan
tubuh b.d Nutritional status: nutrient 2. Kolaborasi dengan hali gizi
ketidakmampuan intake (1009) untuk menentukan jumlah
menelan makanan Weight control (1006) kalori dan nutrisi yang
Kriteria hasil : dibutuhkan pasien.
1. Adanya peningkatan berat 3. Anjurkan pasien untuk
badan sesuai dengan meningkatkan protein dan
tujuan vitamin C
2. Berat badan ideal sesuai 4. Berikan subtansi gula.
dengan tinggi badan 5. Yakinkan diit yang dimakan
3. Mengidentifikasi mengandung tinggi serat
kebutuhan nutrisi untuk mencegah konstipasi
4. Tidak ada tanda-tanda mal 6. Ajarkan pasien/keluarga
nutrisi untuk membue=at catatan
5. Menunjukan peningkatan makanan harian
fungsi pengecapan dari 7. Berikan informasi tentang
menelan. kebutuhan nutrisi
6. Tidak terjadi penurunan 8. Kaji kemampuan pasien untuk
BB yang berarti mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring(1160)
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah.
9. Monitor mual dan muntah
10. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb dan kadar Ht
11. Monitor pucat, kemerahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
12. Catat adanya edema,
hipereremik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral.
13. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet.
5. Hipertermia b.d NOC: NIC
proses penyakit - Thermoregulation (0800) Penanganan Demam (3740)
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu setiap 4 jam
keperawatan selama 3x24 jam sekali
klien menunjukan 2. Monitor kehilangan cairan
Thermoregulasi yang baik 3. Monitor warna kulit dan suhu
dengan criteria hasil sebagai 4. Monitor tekanan darah, denyut
berikut : jantung, dan respirasi, jike
1. HR klien dalam rentang dibutuhkan
normal (Neonatus 120-140 5. Monitor level kesadraan
rpm) 6. Monitor nilai WBC, Hgb, dan
2. Suhu tubuh klien dalam HCt
batas normal (36,5 – 37,50 C 7. Monitor masukan dan keluaran
untuk aksila) cairan
3. Tidak ada perubahan warna 8. Beri obat antiseptik, jika
kulit dibutuhkan
4. RR dalam batas normal 9. Beri obat penurun panas
(30-60 rpm) 10. Ganti pakaian pasien dengan
pakaian tipis
11. Kaji peningkatan pengeluaran
dan masukkan dari cairan
12. Beri cairan IV
13. Aplikasikan compress hangat
dengan handuk di lipatan paha
dan ketiak
6. Resiko NOC : Fluid Management (4120)
Kekurangan - Fluid Balance (0601) 1. Kaji cairan yang disukai klien
Volume Cairan - Hydration (0602) dalam batasan diet.
b.d kehilangan Setelah dilakukan intervensi 2. Rencanakan target pemberian
volume cairan selama 3 x 24 jam klien asupan cairan untuk setiap sif,
aktif terbebas dari resiko misalnya siang 1000 ml, sore
kekurangan cairan dengan 800ml, dan malam 200ml.
kriteria hasil sebagai berikut : 3. Kaji pemahaman klien tentang
1. Mempertahankan urine alasan atau pentingnya
output sesuai usia dan BB mempertahankan hidrasi yang
2. Tanda-tanda vital dalam adekuat dan metode yang dapat
batas normal digunakan untuk
3. Tidak ada tanda-tanda mempertahankan hidrasi yang
dehidrasi (elastisitas kulit adekuat.
baik, mukosa lembab, dan 4. Catat asupan dan haluaran.
tidak ada rasa haus 5. Pantau asupan cairan per oral,
berlebihan). minimal 1500ml/24 jam.
6. Pantau haluaran cairan,
minimal 1000-1500ml/24 jam.
Pantau penurunan berat jenis
urine.
7. Timbang berat badan setiap
hari pada waktu yang sama dan
dengan mengenakan pakaian
yang sama. Penurunan BB 2% -
4% menunjukkan dehidrasi
ringan; penurunan BB 5% - 9%
menunjukkan dehidrasi sedang.
8. Pantau kadar elektrolit urine
dan serum, BUN, dan
osmolalitas, kreatinin,
hematrokit, dan hemoglobin.
9. Jelaskan bahwa kopi, teh, dan
jus buah anggur merupakan
diuretik dan dapat
menyebabkan kehilangan
cairan.
10. Pertimbangkan pengeluaran
cairan lain akibat demam,
diare, dan drainase tubuh.
7. Ketidakefektifan NOC : NIC :
pola napas b.d - Respiratory Status : - Airway Management (3140)
hiperventilasi Airway Pattency(0410) 1. Buka jalan napas
- Vital Sign Status (0802) menggunakan teknik lift atau
Setelah dilakukan intervensi jaw thrust bila perlu.
selama 3 x 24 jam klien akan 2. Posisikan pasien untuk
menunjukkan pola napas yang memaksimalkan ventilasi
efektif, dengan KH : 3. Identifikasi pasien perlunya
1. TTV dalam batas normal pemasangan alat jalan napas
2. Irama dan frekuensi napas buatan.
dalam rentang normal 4. Lakukan fisioterapi dada bila
3. Tidak suara napas perlu.
tambahan 5. Keluarkan secret dengan batuk
4. Tidak ada pernapasan bibir atau suction
dan cuping hidung 6. Auskultasi suara napas, catat
adanya suara tambahan.
7. Berikan bronkodilator bila
perlu
8. Atur intake cairan untuk
mengoptimalkan
keseimbangan.
9. Monitor respirasi dan status O2
Oxigen Therapy(3320)
1. Atur peralatan oksigenasi
2. Monitor aliran oksigen
3. Pertahankan posisi klien
4. Observasi adanya tanda tanda
hipoventilusi
5. Monitor adanya kecemasan
klien terhadap oksigenasi
Vital Sign Monitoring (6680)
1. Monitor TD, nadi, suhu dan
RR klien
2. Monitor kualitas nadi
3. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
4. Monitor suara paru
5. Monitor pola pernapasan
abnormal.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin Ed.3. Jakarta: EGC.
Hertman, T.Heather. 2012. Nursing Diagnoses: Definitions and Classifications 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
M., Gloria Bulechek & Joanne M. Dochterman. 2008. Nursing Interventions Classification
(NIC). Ed. 5. Mosby : United States of America
Mitchell, Richard N et al. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan Cotran
ed.7. Jakarta : EGC.
Moorhead, Sue, dkk (ed). 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). Ed. 5 . Mosby :
United States of America.
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik Ed.3. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC –
NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak Ed.1. Graha Ilmu :
Jogjakarta.
Soemantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sisem Pernapasan. Jakarta: Salemba.